Tokoh Edisi 911 | Tokoh

Page 1

24

Sudut Pandang

Edisi 911/ 25 - 31 Juli 2016

Permainan tradisional saat ini memang sudah sangat jarang sekali didengar, apalagi untuk anak-anak yang tinggal didaerah perkotaan. Padahal permainan tradisonal merupakan aktivitas sosial yang menyenangkan, melatih fungsi kognitif, dan juga membakar kalori. Keberadaanya yang mulai disisihkan membuat anak-anak tidak mengenal berbagai macam permainan tradisional atau bahkan tidak bisa memainkan permainan tradisional tersebut. Hal ter­ sebut disampaikan oleh Gede Suardana, S.Pd.,M.Si,.

S

ebagai orangtua, ia mengaku bahwa tidak selalu memiliki waktu luang untuk menemani kedua putrinya bermain. Ditengah kesibukannya se-

Pilih Permainan yang Edukatif

bagai Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Buleleng, ia meluangkan hari liburnya untuk mengajak anaknya melakukan permainan yang dapat mempererat hubungan kekeluargaan. Akan tetapi, sebagai orangtua ia harus dapat memilihkan permainan yang baik untuk anak. Permainan yang baik bagi anak adalah permainan yang dapat mengolah fisik dan dan pikiran anak secara aktif serta mampu meningkatkan logika anak secara baik. Logika yang baik akan menjadi bekal anak ketika dewasa, paparnya. Ia sadar benar jika saat ini anakanak lebih suka permainan yang instan dan pasif (tidak membutuhkan banyak gerak). Meskipun anaknya tidak begitu tertarik dengan permainan tradisonal, namun sebagai ayah ia berusaha mengenalkan permainan yang manfaatnya tidak jauh berbeda dengan permainan tradisional. Menurutnya, anak-anak saat ini harus dikenalkan dengan permainan yang lebih modern dan kekinian akan

Gede Suardana bersama anak

tetapi tidak melupakan sisi edukatifnya. Selain bertujuan untuk memberi hiburan, sebuah permainan juga harus dapat digunakan sebagai sarana belajar. Contohnya saja bermain layang-layang melatih anak mengenal bentuk, bermain sepeda melatih anak fisik dan mental anak, bermain cingklak (batu) melatih motorik kasar dan logikanya, jelas pria kelahiran 5 Desember 1979 tersebut. Bahkan suami dari Ni Putu Rahayu ini sengaja mengenalkan anak kepada hal-hal yang dapat meningkatkan kemandirian anak. Saya lebih suka mengajak anak bermain di halaman bahkan di luar rumah. Bahkan saya mengajak anak untuk memasak, membersihkan rumah dan mencuci bersama. Hal tersebut sangat bagus untuk kemandirian seorang anak, imbuhnya. Terbilang cukup sibuk dalam pekerjaan, namun Suardana sangat berusaha memenuhi waktu untuk bermain ketika libur. Melalui hal tersebutlah orangtua secara tidak langsung dapat mengajari anaknya. Bermain itu adalah cara belajar yang paling baik bagi anak-anak usia dini sehingga anak-anak akan manjadi cerdas dalam belajar, tambahnya. Ditengah gempuran tekhnologi, ayahanda dari Putu Eva Shanti (9) dan Kadek Kirana Shanti (6) tidak memfasilitasi kedua anaknya smartphone atau tablet sehingga anak-anak tidak mengenal game online. Meskipun terbilang modern akan tetapi ia tidak yakin jika permainan digital tersebut dapat bermanfaat secara edukatif bagi anak. Jika anak ingin menggunakan gadget saya berusaha mendampinginya sehingga bisa memberikan penjelasan kepada anak, tambahnya. Suardana berusaha menjauhkan anak-anak ketika ingin bermain dengan ponsel apalagi jika digunakan untuk bermain game online. “Game online merupakan hal yang dapat dipelajari anak-anak pada usia berapapun. Namun, mengajak

anak bermain di halaman maupun di luar rumah hanya bisa dilakukan saat mereka kecil, tandasnya. Sesuaikan dengan Usia dan Karakter Anak Sebagai masyarakat yang tinggal di perkotaan, gaya hidup dan aktivitas yang dilakukan juga mengikuti masyarakat modern. Tidak terkecuali dengan pilihan permainan yang disukai oleh anak-anak kota. Anak-anak lebih menyukai permainan yang sering dilihat dan ditonton di media elektronik, sedangkan permainan yang ada sejak dari dulu kurang mendapat minat. Hal tersebut yang disampaikan oleh I Gede Kurniawan Wisesa. Sebagai orangtua ia bukannya tidak mencoba untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak, akan tetapi setelah dikenalkan anaknya kurang meminati permainan tersebut. Sudah sempat dicoba, tapi kalah soalnya sering nonton TV sering nonton kartun jadi mereka lebih senang itu, jelasnya. Kurang diminatinya permainan tradisional oleh anak zaman sekarang dikarenakan dalam permainan tradisional memerlukan pemain lebih dari satu orang. Biasanya kan beregu kalau di rumah anak-anak gak ada diajak main jadi mereka ga bisa memainkan permainan tersebut, imbuhnya. Tetapi, jika disekolah karena ada teman bermain, anak-anak mesti dikenalkan terhadap permainan tradisional. Menurut musisi itu, sebuah permainan dikatakan baik jika sudah sesuai dengan usia dan karakter anak. Anak yang masih berusia dini memang harus dikenalkan pada permainan yang memiliki muatan belajar. Dulu permainan mekring-kringan merupakan permainan yang mengajarkan anak menghitung dan juga olahraga karena ada lari-larian, tambahnya. Di rumah, Gede lebih suka me­

I Gede Kurniawan Wisesa

ngajak anaknya bermain tebak-tebakan karena dapat melatih cara berpikir anak dan kuda-kudaan karena mengajak anak bergerak aktif. Waktu bermain bersama anak memang tidak selalu dimiliki, sehingga ia tidak menampik anak lebih suka menghabiskan waktu bermain sendiri dengan mendengarkan lagu anak-anak melalui youtube. Meskipun anak lebih suka menonton kartun melalui youtube akan tetapi Gede selalu mengarahkan anak agar tidak menonton hal yang memberi pengaruh kurang baik. Saya yang harus mengarahkan, lagian sekarang sudah ada kartun yang bisa sambil belajar menghitung misalnya, tambah ayah dari Putu Sandat Aira Kurniawan tersebut. Pria kelahiran 2 Juni 1984 tersebut tidak menyangkal jika kesukaan anaknya terhadap kartun memiliki dampak yang kurang baik. Sandat panggilan buah hatinya akan sulit diminta untuk tidur jika sudah asyik menonton kartun sehingga ia akan tidur kemalaman. Kalau sudah malam kadang-kadang harus dimarahi dalam artian diberitahu baru mau tidur, ungkapnya. maka dari itu, pengawasan yang ekstra ketat ketika anak bermain dengan gadget harus dilakukan orangtua. -Wiwin

Empat Pelukan untuk Anak maan merupakan sebuah wujud penting dalam membina keharmonisan keluarga. Dengan bisa menyediakan waktu bersama anak dan keluarga, akan memberikan dampak pengaruh positif terhadap pertumbuhan perkembangan fisik dan mental serta kecerdasan anak. Orangtua yang bisa meluangkan waktu untuk anaknya, secara psikologis membuat anak mengalami perasaan aman (secure) terhadap orangtuanya (secure attachment). Sementara ada sebagian kecil yang mengembangkan perasaan tidak aman (insecure). Anak yang secure cenderung berkembang lebih sehat mental dibandingkan anak insecure. Anak yang secure terbukti mampu memecahkan masalah dengan lebih baik, lebih kreatif, menunjukkan lebih banyak emosi positif, lebih bisa bergaul karena lebih sensitif kepada teman-temannya, lebih banyak inisiatif dan lebih mampu menjadi pemimpin, lebih semangat belajar sehingga cenderung lebih berprestasi, dan masih banyak kelebihan positif lain. Di tengah kesibukan bekerja, Bunda Agus mengatakan, setidaknya orangtua bisa meluangkan waktu yang berkualitas sehingga kebersamaan terjalin baik, jasmani dan rohani. “Dengan waktu yang berkualitas, walau hanya 10 menit dapat memengaruhi proses tumbuh kembang seorang anak serta perilakunya di masa depan,” tegasnya. Lakukan dengan memberi pelukan pada anak, sebab pelukan merupakan salah satu ungkapan kasih sayang dan dapat mempererat kedekatan antara anak dan orangtua. Setidaknya berilah

anak 4 pelukan setiap harinya. Contoh mudahnya berikan pelukan kepada anak pada saat akan tidur, saat bangun tidur, berangkat sekolah/kerja, dan sepulang sekolah/kerja. BERMAIN BERSAMA Bermain bersama anak bisa menjadi salah satu kegiatan bersama. Banyak permainan yang dapat dimainkan bersama oleh anak dan orangtuanya. Contohnya saja bermain peran seperti tamu-tamuan, masak-masakan, atau dokter-dokteran. Orangtua juga dapat bergabung dengan anak saat ia main menggambar, mewarnai, menggunting, menempel dan lainnya sembari mengarahkan dan membiarkan imajinasinya semakin berkembang. Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua, di antaranya, menjadi teman berbagi. Cobalah untuk memosisikan diri tak hanya menjadi orangtuanya, tetapi juga sebagai teman baik dan sahabat bagi anak. Saat ia melihat orangtuanya sebagai sahabat baiknya, maka anak bisa mencurahkan perasaan, mengadu, atau bercerita tanpa rasa malu dan segan. Berikutnya, berkomunikasi dan mengobrol bersama anak. Tidak sedikit para orangtua yang tidak mengajak ngobrol anak-anaknya saat mereka melakukan aktivitas bersama. Padahal obrolan-obrolan kecil dapat membuat ikatan antara orangtua yaitu ayah-ibu dan anak semakin erat. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan bermain untuk tumbuh kembang anak. Dengan bermain bersama,

anak dan orangtua dapat bereksplorasi dan hal tersebut meningkatkan kemampuan kognitif dan bahasa pada anak. “Interaksi dengan orangtua bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak,” tegasnya. Bisa juga dengan bermain puzzle. Melengkapi puzzle bisa membantu meningkatkan kemampuan kognitif anak, bermain peran pura-pura sebagai petualang, untuk melatih kemampuan emosional anak sekaligus melatih kemandirian dan kemampuan sebagai individu. Permainan tersebut dapat mengasah kemampuan kognitif anak, melatih daya tangkap, kemampuan berpikir, mengasah kreativitas, hingga kemampuan bersosialisasi. “Harapan saya sebagai orangtua dan psikolog, anak dan orangtua bisa menjadi teman, partner, sahabat orangtua bagi putraputri kita,” harapnya. –Inten Indrawati

Bunda Agus Psikolog

“Hadiah terbaik untuk buah hati adalah waktu Anda untuknya. Sisihkan sejenak dan kita mulai dengan mengantarkannya di Hari Pertama Sekolah”. Demikian SMS dari Kemendikbud, yang menjadi viral di media sosial. “Benar, bahwa hadiah yang terbaik untuk buah hati adalah waktu, tepatnya waktu yang berkualitas. Meluangkan waktu namun tidak berkualitas sama juga bohong. Dekat fisiknya namun jiwanya terpisah, jadi hampa,” jelas Bunda Agus Psikolog, menanggapinya. Salah satu investasi waktu terbaik dan yang paling bijaksana adalah meluangkan waktu bersama keluarga. Demikian ditegaskan, owner Home Schooling Madia Center ini. Hal tersebut dikatakannya merujuk pada banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa orangtua yang sering meluangkan waktu bersama anak-anaknya seperti saling bercerita, mendengarkan dan menjawab pertanyaan mereka, maka prestasi anak-anak akan jauh lebih baik dibandingkan yang tidak. “Sebab, keluarga adalah faktor penentu dasar akar dari tumbuh kembangnya generasi penerus. Apalagi di era modern seperti sekarang, dengan segala perkembangan teknologi yang ada, kebersamaan dan komunikasi dengan keluarga menjadi hal yang sering terabaikan,” ujarnya. Banyak orang kini tenggelam bersama gadget dan smartphone masingmasing hingga akhirnya membatasi kebersamaan yang sebenarnya dapat dijalin bersama keluarga. Kebersa-

redaksi@tokoh.co.id, iklan@tokoh.co.id

mingguantokoh

@mingguantokoh

mingguantokoh

www.tokoh.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.