Tokoh Edisi 910 | Tokoh

Page 1

24

Edisi 910/ 18 - 24 Juli 2016

Pemerhati tayangan entertainment tentu tak asing dengan tampang salah satu mantan personil Coboy Junior, Bastian Bintang Simbolon. Bocah imut dengan rambutnya yang kribo. Babas, begitu ia menyebut dirinya, kini tumbuh remaja dan tetap eksis di jagat tariksuara sekalipun dia memilih jalur ‘solo karier’. Bukan itu saja, bahkan pelantun tembang ‘Juara di Hati’ kini mulai me­ napaki dunia akting.

S

Ba sti a n Bi nt a n g Si m bolon

etidaknya ada sejumlah film dan sinteron yang telah dimainkannya. Yang teranyar adalah penampilannya di film ‘Rudy Habibie (Habibie&Ainun 2)’ yang kini tengah tayang di bioskopbioskop tanah air. Dalam film ini, remaja kelahiran Bandung, 21 September 1999 itu, memerankan sosok Habibie kecil. “Aku bangga dapat kesempatan memerankan tokoh Habibie kecil meski sulit,” ungkap Babas yang mengaku sempat merasa tertekan. Ya maklum saja, sebagai pemula dengan pengalaman minim langsung dipercaya oleh sutradara Hanung Bramantyo memerankan seorang Habibie, salah satu tokoh besar Indonesia yang juga mantan Presiden. Tak heran hati Babas sempat gentar, apalagi film Habibie dan Ainun 1 yang diputar tahun 2012 adalah sebuah film yang sukses di pasaran. Pem-

Mulai dari Nol erannya, Reza Rahadian yang berperan sebagai Habibie mampu memainkan dengan baik karakter sang tokoh. “Sulit! Karena memerankan karakter orang, berbeda kalau kita memerankan karakter yang dibuat sendiri. Kita bisa bebas berimprovisasi. Kita bisa buat sendiri. Nah yang ini kan karakternya Pak Habibie, itu yang harus diperankan. Tapi kan Reza (tokoh Habibie dewasa) berhasil sekali memerankannya. Jadi Babas yang jadi Habibie kecil pun tertantang untuk juga bisa berhasil,” ujar Babas di sela-sela acara promosi film ‘Rudy Habibie’, di Plaza Slipi, Jakarta. “Jangan sampai Babas hanya berhasil mendapat pengalaman yang luar biasa namun gagal berakting baik. Tapi syukurlah hasilnya baik. Teman-teman Babas bilang bagus. Tapi terus terang waktu itu Babas merasa deg-deg-an banget,” kata Babas yang pernah menjuarai lomba breakdance se-Bandung, Jawa Barat. Babas mengaku, seperti halnya menyanyi, dia pun merasa sangat menyukai dunia akting yang baru dimasukinya. Orangtuanya, Jamian Simbolon dan Monalisa Sitorus juga sangat mendukung kari-

ernya. “Orangtua sangat mendukung karier Babas. Cuma mama berpendapat menyanyi itu lebih enak. Papa yang menekuni dunia menyanyi justru lebih senang Babas berkiprah di film. Hahaha...tapi prinsipnya orangtua Babas mendukung,” paparnya. Karena dia menyukai kedua bidang itu, ia berharap agar keduanya dapat seiring sejalan. “Babas harap menyanyi maupun akting bisa sama-sama berjalan,” kata remaja yang berniat akan tampil beda pada HUT-nya ke 17 September mendatang. SEJUTA MIMPI BABAS Babas yang memiliki banyak kebisaan ini, ternyata menyimpan banyak impian untuk kehidupannya kelak. Salah satunya adalah menjadi artis yang diakuinya sebagai mimpinya sejak masih kecil. Ia mengaku telah mendoakannya dan meminta pada Tuhan agar citacitanya itu bisa terwujud. Ternyata doanya cepat terjawab. Berawal dari penampilannya di ajang Idola Cilik 2, Babas yang ketika itu berusia 10 tahun tampil menggemaskan dengan ram-

Sudut Pandang

butnya yang kribo. Meski langkahnya di Idola Cilik terhenti di tengah jalan, namun bocah yang memiliki banyak penggemar karena penampilannya yang imut, diminta bergabung di Coboy Junior (CJ), yakni kumpulan bocah yang terlibat dalam ‘Musikal Laskar Pelangi’. Sejak itu penampakan Babas pun makin sering di layar kaca seiring makin tenarnya Coboy Junior. Tahun 2014 lalu muncul berita mengejutkan, Babas keluar dari CJ yang membesarkan namanya. Entah apa sebab. Dia memilih bersolo karier. Babas mengaku, ternyata, tidak semudah yang terlihat, apalagi dia harus memulainya dari bawah. “Ternyata susah memulai karier dari nol lagi. Babas pernah merasakan di puncak popularitas tapi kemudian mulai dari bawah lagi. Jadi merasa canggung, apalagi jika membayangkan ekspektasi masyarakat. Tapi meski sulit akhirnya semua berjalan baik-baik saja. Babas bersyukur banget,” kata Babas yang tahun lalu meraih penghargaan Mom&Kids untuk kategori Penyanyi Pria Kesayangan. Ia berhasil mengungguli nominator lainnya seperti Afgan,

Tulus, Vidi Aldiano dan Al Ghazali. Saat ini kata Babas, ia tengah mempersiapkan single keduanya yang akan diluncurkan tahun ini. Ia juga sekarang tengah belajar menulis lagu sendiri. Remaja multitalenta ini berharap apa yang dicita-citakan dan ditargetkannya bisa berjalan baik. Harapan tinggi juga disimpan Babas untuk kariernya di dunia perfilman. Dia mengaku sejak kecil sudah mencintai film lantaran sering diajak nonton film oleh ayahnya. “Pokoknya Babas suka film apa saja. Kalau ada waktu luang, misalnya libur syuting atau menyanyi, Babas nonton di bioskop. Suka banget. Mungkin karena dulu sering banget diajak papa nonton bioskop,” katanya. Maka ketika ia menjejakkan kaki di industri perfilman dia pun memiliki sejuta mimpi. Kalau sekarang sekalipun ia telah tempil di sejumlah film maupun sinetron, namun belum sempat mendapat peran utama. “Babas pengen main film yang ceritanya oke, juga jadi pemeran utama,” kata Babas yang ternyata diam-diam memiliki keinginan menjadi sutradara kelak. Sejak kecil, aku Babas, dia sudah hobi bikin video sendiri dan mengeditnya. “Dulu, kan, belajarnya pakai handphone. Makanya nanti Babas mau kuliah ambil jurusan perfilman,” tambahnya.—Diana Runtu

Anak sebagai Subjek dan Objek Forum Anak Daerah (FAD) Bali telah mengajarkannya banyak hal dan mengenalkannya dengan banyak orang hebat yang berperan dalam perlindungan anak, salah satunya Ni Nyoman Masni yang merupakan Pembina FAD Bali, juga anak muda yang sarat prestasi seperti Kadek Ridoi Rahayu, Wahyu Adi Raditya dan masih banyak lagi yang lain. Hal tersebut disampaikan oleh Luh Vida Sasmitha, yang bergabung di FAD Bali sejak tahun 2011, setelah menjadi peserta Mimbar Anak Bali V/2011, dan masih aktif sampai saat ini sebagai Ketua FAD. Bagi gadis kelahiran Gianyar, 17 Juni 1995, yang saat ini sedang kuliah di Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, semester 7 ini, FAD Bali dibentuk pada 26 Desember 2006 oleh Kadek Ridoi Rahayu. Saat ini FAD Bali sudah berada di tahun ke 10 dan tetap aktif dalam melakukan kegiatan yang berkaitan tentang pemenuhan hak anak dan perlindungan anak. FAD Bali saat ini masih berada di bawah binaan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali sejak pertama terbentuk. Organisasi ini berbeda dengan organisasi yang lain, karena di FAD Bali bukan hanya tentang kepedulian tapi juga tanggung jawab dan pengorbanan. Bergabung di FAD Bali, bagi merupakan kebanggaan terbesar bagiVida. Kesempatan menjadi duta anak Bali di tahun 2011 dan mewakili Bali ke KongresAnak Indonesia di Bandung. Hal ini baginya merupakan hadiah yang tidak pernah saya duga sebelumnya. “Tapi hadiah terbesar yang saya dapat sejak bergabung di FAD Bali adalah mengenal banyaak anak Bali yang mau peduli dengan anak Bali lainnya di sekitar mereka dan berani mengambil langkah bersama untuk membangun FAD Bali dan mewujudkan mimpi mereka,”paparnya. Selama hampi 5 tahun ada di organisasi ini, sudah banyak hal yang ia lewati, suka duka, kecewa marah dan bahagia merupakan hal yang selalu terjadi ketika mereka melakukan kegiatan. FAD Bali adalah organisasi yang mengumpulkan seluruh anak-anak Bali yang mau dan mampu menjadi pilar dan penghubung dalam mencegah kejahatan dan kekerasan kepada anak. Kegiatan yang banyak mereka lakukan adalah kegiatan berupa penggalangan dana bantuan, kunjungan ke Lapas Anak, lomba-lomba yang berkaitan dengan kreativitas anak serta kegiatan terbesar yang mereka lakukan setiap tahun adalah Mimbar Anak Bali (MAB).

JANGAN BERHENTI BERMIMPI Vida menjelaskan MAB adalah sebuah kegiatan yang mengumpulkan perwakilan anak Bali di setiap kabupatennya dan merumuskan aspirasi mereka yang diberi nama Suara Anak Bali.Selama mengikuti MAB, baik sebagai peserta maupun panitia, sangat menyenangkan. Sebab, dengan kegiatan tersebut ia bukan hanya menambah teman tetapi juga belajar tentang bagaimana menjadi pemimpin, berpendapat dan menjadi apa yang diinginkan. “Seluruh kegiatan yang kami lakukan di FAD Bali dipertanggungjawabkan oleh anak-anak. Sehingga, dalam kegiatan, anak-anak bukan hanya berperan sebagai objek tetapi juga sebagai subjek, karena peranan yang diambil sangat banyak. Dimulai dari persiapan tema, tempat dan teknis pelaksanaan, tidak banyak campur tangan orang dewasa baik Pembina FAD Bali sendiri,” ujarnya. Terpilih menjadi Ketua FAD Bali bagi Vida juga merupakan hadiah dan kebanggaan karena dapat berperan lebih di FAD Bali.Tapi tentu saja tanggung jawab yang saya miliki juga besar, dan menjadi pemimpin di organisasi satu ini juga tidak mudah, banyak yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan, karena yang dihadapi bukan dengan orang berumur sama tetapi dengan anak-anak yang relatif masih cukup labil dan memiliki kesibukan yang berbeda-beda karena dari kabupaten berbeda pula. “Namun selama 2 tahun ini saya sangat bangga dengan anak-anak yang bergabung di FAD Bali, karena dengan peran aktif mereka saat ini sangat Luh Vida Sasmitha membantu saya dalam melaksanakan tanggungjawab menjadi seorang Ketua,” tegasnya. Ditanya soal harapannya untuk anak-anak Bali, Vida ingin mereka tetap menjadi anak-anak sesuai dengan umurnya. Belajar yang baik, menjadi anak baik dan jadilah apa yang diinginkan dan jangan berhenti bermimpi. Anak-anak, lanjutnya punya hak untuk berpendapat, berpartisipasi dan membela diri tapi bukan berarti bisa melawan orangtua, karena menghormati orangtua adalah kewajiban sebagai anak, jadi seimbangkan hak dan kewajiban. “Kalau ingin tahu seperti apa FAD Bali bisa follow kami di IG : @fadbali, twitter: @fadbali, fb : Forum Anak Daerah Bali atau kunjungi blog kami di fad-bali.blogspot.com,” tandasnya. – Sri Ardhini

redaksi@tokoh.co.id, iklan@tokoh.co.id

mingguantokoh

@mingguantokoh

mingguantokoh

www.tokoh.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.