24
Sudut Pandang
Edisi 902/ 23 - 29 MEI 2016
Meski memiliki anak yang hidup berkecukupan, ternyata tidak selalu menjamin sang orangtua pun pasti akan hidup sejahtera dan bahagia di masa tuanya. Ada banyak contoh bagaimana anak yang hidupnya berkecukupan ternyata menelantarkan orangtuanya. Itulah yang dialami Ny Sumitro, wanita renta yang berusia 80 tahun yang telah ditinggal mati suaminya 23 tahun lalu ini, terpaksa harus hidup sendiri karena ketiga anaknya menolak mengurusinya.
Lansia lebih Baik Tinggal bersama Keluarga sedianya adalah untuk tempat tinggal kostor atau pembantu gereja. “Kebetulan ada kamar kecil di sana, jadi saya bisa tinggal sementara. Sementara untuk makan, dan kebutuhan sehari-hari, didapat dari anak keduanya. Anak saya jarang datang, tapi mereka tetap membiayai saya,” katanya. “Tapi saya lebih senang di sini karena bisa beraktivitas seperti dulu,” tambahnya. Sebagai orang yang telah lanjut usia, dia mengaku pasrah dengan nasibnya. “Di masa tua saya hidup seperti ini, ya ndak apa-apa. Mau bagaimana lagi. Saya tetap bersyukur masih mendapat tempat tinggal. Orangtua seperti saya sudah tidak ada kemauan lagi, tinggal menjalani saja dan ‘menunggu’,” ungkapnya.
N
y Sumitro mengaku memiliki tiga anak perempuan, dua di antaranya memiliki penghidupan yang lumayan secara ekonomi. “Anak saya tiga perempuan, dua orang hidupnya cukup berada, sedang yang satu hidupnya biasa-biasa saja,” kata Ny Sumitro yang sempat dititipkan ke sebuah panti werdha di bilangan Jakarta Timur. “Ya mereka sibuk, jadi tidak bisa mengurus saya,” kata wanita ini. Namun, dia tak betah tinggal di panti tersebut, akhirnya keluar. Satu hal yang membuat Ny Sumi tro tak betah adalah rasa kesepian. Meski diakuinya, panti werdha tempatnya menetap, memiliki penghuni cukup banyak. “Pelayanan di sana bagus. Penghuninya banyak, yang seusia dengan saya juga banyak. Tapi saya selalu merasa kesepian. Saya merasa kehilangan komunitas saya yang lama,” ujarnya mengungkapkan alasan dia keluar dari panti tersebut. Yang dimaksud Ny Sumitro tetang komunitas lamanya adalah komunitas lansia gerejanya. Sebelum masuk
foto pusat kajian kelanjutusiaan universitas indonesia
panti jompo, wanita asal Solo ini termasuk aktif dalam berbagai kegiatan komunitas gerejanya, khususnya kelompok lansia. Nah, ketika masuk panti jompo, kegiatan rutin tersebut tidak didapatnya. Itu lah yang membuat dirinya nelangsa dan kesepian, apalagi keluarganya sangat jarang
membesuk. Setelah keluar dari panti, ketiga anaknya tidak ada yang mau menampungnya. Entah kenapa. Sementara rumah lamanya di bilangan Manggarai, Jakarta Selatan, telah dijual oleh anak pertamanya. Walhasil wanita renta yang telah memiliki lima cucu ini ke-
bingungan mencari tempat tinggal. Untunglah sebelum masuk panti werdha Ny Sumitro termasuk orang yang aktif di gereja. Itu sebabnya ketika ia ‘terlantar’ tak memiliki tempat tinggal, pihak gereja membantunya memberi tempat tinggal di bangunan sebelah kiri gereja. Bangunan itu
Ubah Gaya Hidup demi Kesehatan WHO sudah mengubah batasan usia yang dianggap lansia Contohnya yang terkena diabetes, dengan stem cell fungsi atau orang tua. Dulu berkisar usia 65 tahun. Sekarang ini organ tubuhnya bisa normal kembali. Namun, memang biaya lansia adalah orang tua yang berusia 80 tahun ke atas. Bahyang dibutuhkan sangat mahal,”ucapnya. kan, saat ini, ada aturan, dosen berhak mengajar sampai Menurutnya, makanan lansia sebetulnya tidak ada peusia 79 tahun. Demikian diungkapkan Dosen FK Unud, rubahan sejauh fungsi di tubuhnya masih bagus, memang Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc., Sp.GK. jumlahnya berkurang, tapi dari segi komposisi tetap. Ia menyatakan, ada satu slogan yang sedang dikam panyekan saat ini yakni usia boleh historis, tapi fungsi ATUR POLA TIDUR biologis harus tetap muda. Namun, kata dia, sangat ironis, Pola makan sehat yang sehat mengandung 5 prinsip yakni, karena penuaan dini justru banyak terjadi di usia yang seberapa jumlahnya, bagaimana frekewensinya yang menenharusnya masih produktif. Apa penyebabnya? “Gaya hidup tukan asupan, apa jenisnya, bagaimana komposisinya, dan yang salah. Banyak orang tidak menjaga kondisi badannya bagaimana itu diolah. Disamping itu, konsep makan yang sehingga proses penuaan lebih cepat terjadi,” kata ahli salah juga harus diperbaiki. Dia merasa sudah makan, kalau gizi klinik ini. sudah makan nasi. Padahal, makan itu segala sesuatu yang Indraguna menyebutkan, penyakit disebabkan dua hal, masuk ke mulut, ditelan, dan dicerna dan menimbulkan yakni dibawa sejak lahir karena keturunan dan dia dapatkan reaksi ke tubuh. Makanan itu bisa padat dan cair. Kenyang sejak lahir. Berdasarkan penelitian, hal ini justru pengaruhitu bermacam-macam konsepnya. Mungkin perutnya Dr. dr. Gde Ngurah nya hanya 20 % dalam proses mempercepat penuaan dini. sudah terisi penuh tapi otaknya belum merasa cukup. Sementara, 80 % penyebabnya adalah gaya hidup. “Karena Indraguna Pinatih, M.Sc., Sp.GK. Malah, kalau pun perutnya kosong kalau lagi marah pun, itu, sebelum terjadi proses penuaan dini, ada baiknya kita ubah gaya hidup dia akan kenyang. Konsep perut itu ada di pikiran, itu sangat dipengaruhi kita menjadi sehat,” kata dosen di IKP dan Biomedika FK Unud ini. macam-macam. Ia menegaskan, gaya hidup bisa mempercepat dan memperlambat Tidur pada lansia juga perlu diatur. Konsep yang baik tidurlah pada waktu jam tidur. Jam tidur yang baik adalah pukul 22.00, di saat hormon proses penuaan dini. “Penuaan dini tidak hanya terlihat pada wajah, namun, tidur mulai bekerja. Lewat pukul 24.00, hormon bangun mulai bekerja. dilihat dari menurunnya fungsi tubuh, misalnya, dulunya bisa begadang Orang paksakan tidur juga tidak bisa, karena hormon bangun sudah sampai pukul 1 dini hari, sekarang sekarang harus dibayar tidur 3 hari. bekerja. Makin terlambat orang itu tidur, makin sulit dia tidur. Biasanya, Kalau dulu olahraga tanpa tersengal-sengal sekarang olahraga sedikit saja lansia sering terbangun di tengah malam karena buang air kecil. Sering napas sudah sengal-sengal. Dalam urusan aktivitas sehari-hari juga menubuang air kecil juga bisa diatasi. Intinya, lansia harus menjaga kualitas run,” ucapnya. tidurnya. Kadang, saat siang hari, bisa saja melakukan istirahat sebentar Memang, ia tak menampik, ketika usia bertambah, fungsi organ tubuh atau disebut rileks dan sangat individual, tiap orang berbeda-beda. Ada juga menurun. Namun, hal itu tidak akan menganggu, dan bisa dihambat yang cukup 10 menit, ada yang sampai 1 jam. Tujuannya, sekadar merilek dengan olahraga yang teratur. “Ada kok orang yang usianya 70 tahun masih sasikan ototnya. -Wirati Astiti bisa berlari kencang seperti usia 25 tahun,” ujarnya memberi contoh. Ada satu prinsip yang harus diketahui, kondisi kesehatan di bawah usia 2 tahun, dapat menentukan kondisi kesehatan di atas usia 50 tahun. Penyakit tidak menular sebagian besar terjadi pada orang-orang yang lLingkungan memaksa kita mempercepat proses penuaan dini. Kalau status gizinya jelek ketika anak-anak. ”Makanya, saat ini, gencar dilakusekarang tidak bekerja keras, kita tidak bisa survive. Kalau bisa bekerja kan kampanye 1000 hari pertama kehidupan, yang merupakan jendela 24 jam itu masih kurang, 7 hari dalam seminggu itu masih kurang. Mulai emas kehidupan, yang bisa menentukan generasi bangsa yang sehat dan sekarang, belajar mengelola waktu bekerja. berkualitas,” katanya. lMakanan komersial itu tidak sehat. Padahal, kita bisa membuat makanan Bagi para lansia yang sudah terkena penyakit tidak menular, cara pena sehat menjadi enak. Diperlukan usaha memilih yang sehat dan membuat nganannya, penyakitnya harus segera ditangani secepatnya. Ada yang bisa menjadi enak. diobati dan ada yang tidak bisa karena pengaruh fungsi organ tubuh yang lOlahraga itu mutlak, diatur sesuai usianya. sudah menurun. Kalau pun bisa diobati, biaya mahal. lStres itu wajar, tapi bagaimana menghadapi stres. Ia mengatakan, dengan tekonologi kesehatan, penuaan itu bisa dilPencegahan, skrining atau general check up saat batas usia pertumbuhan hambat dan dikembalikan. ”Memang tidak semua bisa dikembalikan, tapi sudah selesai, bisa dimulai usia 20 tahun. sudah banyak yang dikerjakan untuk menyetopnya yakni dengan stem cell.
Tips Sehat:
LANSIA PERLU DUKUNGAN SOSIAL Memberi tempat tinggal bagi para lansia, ucap Nona, pengurus gereja, bukan baru pertama kali dilakukan. Sebelumnya, ada beberapa lansia pun pernah ditampung di gerejanya, namun kini telah dijemput oleh keluarganya. “Kasusnya berbeda-beda. Dulu ada beberapa, mereka jemaat kami juga. Setelah beberapa waktu konseling keluarga, kini mereka sudah tinggal bersama keluarganya,” jelas Nona yang menolak menjelaskan permasalahan para lansia sebelumnya. Potret kehidupan seperti yang dijalani Ny Sumitro, pastilah banyak terjadi, dimana anak abai terhadap orangtua, atau, karena suatu sebab orangtua tidak dapat hidup bersama anaknya. Anak yang sibuk dengan kehidupannya sendiri, nyaris tidak memiliki ruang lagi untuk diisi orangtuanya. Tidak ada keinginan dari mereka untuk meminta orangtuanya untuk tinggal bersama. “Padahal untuk dapat menik mati masa tua dengan bahagia serta meningk atkan kualitas hidupnya, lansia memerlukan dukungan sosial dari orang-orang terdekat. Tinggal bersama keluarga besar adalah salah satu cara untuk mendapatkan dukungan sosial berupa rasa aman, nyaman dan jaminan perawatan,” papar Kepala Badan Pusat Statistik, Dr. Suryamin, M.Sc, dalam laporan tentang Statistik Penduduk Lanjut Usia di Indonesia 2014. Diungkapkan, keberadaan lansia dalam suatu rumah tangga tidak hanya bermanfaat dari sisi lansia saja, tapi juga kesejahteraan rumah tangga pada umumnya. “Ketika lansia tingga bersama dengan generasi berikutnya, dimungkinkan terjadi transfer pengetahuan antar generasi. Lansia dapat terhindar dari kepikunan dan generasi berikutnya memperoleh nilai-nilai hidup yang baik dari lansia,” jelasnya. Badan Pusat Statistik melakukan survei sosial ekonomi nasional terhadap penduduk lanjut usia di Indonesia tahun 2014 yang hasilnya dipublikasi November 2015 lalu. Dari hasil survei tersebut diperoleh data bahwa jumlah lansia di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Data statistik terbaru menyebutkan, jumlah lansia kini telah mencapai 20,24 juta jiwa atau 8,03% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Jumlah lansia terbesar adalah di Provinsi Yogyakarta 13,05%, Jawa Tengah 11,11%, Jatim 10,96% dan Bali 10,05%. Data statistik juga menyebutkan, jumlah lansia yang tinggal bersama keluarganya masih lebih banyak dibanding yang tinggal sendiri. -Diana Runtu
redaksi@tokoh.co.id, iklan@tokoh.co.id
mingguantokoh
@mingguantokoh
mingguantokoh
www.tokoh.co.id