24
Edisi 891/ 7 - 13 MARET 2016
Memahami Kekurangan dan Kelebihan
Dalam hidup ini tak ada yang sempurna. Dari berbagai aktivitas yang kita jalani tak jarang terjadi kekeliruan. Karenanya secara berkala kita perlu melakukan evaluasi. Cukup banyak peristiwa yang membuat kita harus belajar lagi dan membiasakan introspeksi diri atau sering pula disebut dengan kontemplasi pribadi dan refleksi diri.
M
enurut Kenrina A n g g o r o Wu landari pemi lik Izatta We dding & Decoration untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pribadi, agar da pat mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Introspeksi diri san gat diperlukan sebab pengalaman yang sama tidak selalu hasilnya sama. Dengan introspeksi diri kita akan dapat menemukan titik dan
inti dari setiap tujuan yang kita lakoni. Apakah langkah yang telah kita lakoni sebelumnya sudah benar atau belum. Dikatakannya, selama ini harus diakui sering kali kita melihat ke salahan orang lain bahkan meng kritiknya. Namun, pernahkah kita menyadari kalau kita juga cukup sering berbuat salah. Melalui introspeksi diri sendiri, saya dan kita semua akan bisa memahami kekurangan dan kelebihan yang
kita miliki, katanya. Dengan introspeksi, lanjut Kernina dirinya bisa lebih banyak menanyakan ke dalam diri send iri, apakah dia sudah berhasil mencapai apa yang diharapkan nya, apa yang ia mau dan apakah mimpinya sudah terlaksana. Tentunya satu pertanyaan besar pada dirinya apakah ia selama ini sudah berada pada track yang benar. Introspeksi diri inilah yang bisa mengetahui apakah diri saya sudah melakukan sesuatu, men jalankan perubahan menjadi lebih baik, dan menyadari jika tindakan yang saya lakukan sudah tepat, paparnya. Sebagai manusia, katanya ka dang kita masih sering terlena dan berpikir santai aja nanti juga akan beres. Toh saya sudah melaku kannya dengan baik. Tanpa kita pernah memikirkan sesungguh nya terjadi dalam diri. Dengan in trospeksi diri pula Kerina merasa bisa mengevaluasi, ucapan, sikap,
Siapkan Waktu Khusus Bicara introspeksi diri, pasti semua orang pernah melakukan nya. Namun, seberapa sering hal itu dilakukan, mungkin setiap orang punya pendapat berbedabeda. Agustin Ramli mengaku berusaha melakukannya sesering mungkin. “Seharian kita banyak melaku kan berbagai pekerjaan, berinteraksi dengan orang, dan lain-lain, ketika pulang ke rumah, biasanya sebelum tidur aku me-review kembali apa saja yang terjadi seharian, apa
yang aku lakukan, ya semacam mengevaluasi diri,” ungkap man tan Miss Indonesia Tourism ini. Menurutnya, introspeksi diri itu penting dan harus sering di lakukan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagai manusia tak luput dari berbagai kesala han. Manusia mustahil menjadi sempurna, namun manusia punya potensi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk itulah pentingnya melakukan refleksi diri. Dengan begitu kita bisa melakukan hal-hal yang bermanfaat lebih dari sebelumnya. Diakuinya juga kalau kes ibukan kerja membuat dirinya tidak bisa memiliki banyak waktu untuk perenun gan secara khusus. Aktivitas yang pa dat setiap harinya membuat waktu untuk pere nungan terasa begitu sempit. “Aku di Jakarta punya banyak pekerjaan, ya sebagai presenter, mengem bangkan apo tik, aktivitas sosial, dan lainlain. Sehingga tak jarang waktu un tuk ‘merenung’ menjadi sempit. Sepertinya sulit untuk menda patkan suasana
tenang. Seperti selalu berkejaran dengan waktu. Pekerjaan menum puk, stress, lalu lintas macet. Ada banyak tuntutan, banyak kebu tuhan dan keinginan, jadi sulit. Bayangin aja, karena rutinitas di Jakarta, maka begitu bangun langsung teringat oh ini peker jaan menumpuk, harus segera ke sana, ke sini, meeting.’ Trus mikir, ‘aduh bagaimana kalau terlambat, lalu lintas macet’, dan lain-lain,” papar finalis Putri Indonesia 2006 ini. Yang bisa ia lakukan adalah melakukan perenungan singkat. Misalnya, sebelum tidur dan ban gun tidur pagi. Karena disadarinya merefleksi diri adalah penting maka ia pun menyediakan waktu khusus untuk itu. Kita membutuhkan waktu yang tenang untuk diri sendiri, kita harus memberi kesempatan pada diri sendiri untuk melakukan review. Itu hanya bisa dilakukan dalam suasana tenang. Terkait dengan itu pula maka Agustin secara rutin mengagenda kan untuk setidaknya dua bulan sekali ia ‘menyepi’ menjauh dari hingar-bingar kesibukan Jakarta. Tempat favorit yang dipilihnya ada lah Bali. Seperti yang baru-baru ini dilakukannya. Selain menyelesai kan beberapa pekerjaan di Pulau Dewata, dia juga menyempatkan diri berkunjung ke Ubud. “Aku ikut kelas meditasi dan yoga di sana. Hasilnya, terasa lebih segar. Kegiatan seperti ini saya lakukan minimal dua bulan sekali. Aku san gat memerlukan ini maka meski sibuk sekalipun aku harus melu angkan waktu. Ini semua untuk
Sudut Pandang
tindakan , hingga pemikirannya menuju arah lebih baik dalam hidup ini. Seperti pepatah men gatakan apa yang kita, ucapkan, pikirkan, dan kerjakan, itu pula akan kita dapatlan dalam hidup kita. Selanjutnya Kenrina menyata kan bagi dirinya sendiri, ia tidak pernah ragu untuk instrospeksi diri, karena setiap orang memang memerlukan hal ini. Introspeksi diri bagaikan kita di depan cer min, melihat keadaan diri sendiri. Maka ia pun melakukan intros peksi diri dengan jujur, supaya mendapatkan gambaran yang sesungguhnya dari diri sendiri. B eb erap a langkah untuk melakuan introspeksi diantaranya Bahwa introspeksi diri perlu di awali dengan sikap rendah hati. Menyadari kalau kita tidak luput dari kesalahan. Tidak akan ada peningkatan kepribadian jika kita hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan diri aku sendiri, untuk kebaikan aku,” lanjut Agustin yang sedang mengembangkan‘apotikpintar. com’. Secara pribadi dia merasakan ada banyak perubahan yang dia dapatkan dengan melakukan refleksi diri secara rutin. Yang pasti dia merasa menjadi pribadi yang lebih baik, semakin me mahami orang lain, lebih bisa menerima pendapat orang lain, lebih menghargai perbedaan, dan yang tak kalah penting evaluasi diri membantu menurunkan rasa ego sehingga menjadi lebih pengertian kepada orang lain. UBAH MINDSET Yang juga menarik yang sem pat terlontar dari Agustin adalah perenungan-perenungan yang kerap dia lakukan pada akhirnya juga bisa mengubah pandangan nya tentang feminisme. Dulu dia termasuk pengikut paham feminisme yang lumayan fanatik. Sebagai wanita yang merasa bisa menggapai semuanya, dulu dia merasa bisa melakukan apa saja. Independen. “Zaman semakin modern, fem inisme semakin tinggi. Ada banyak aliran yang bilang ‘wah’ ngapain punya pasangan, perempuan juga bisa bekerja, bisa memiliki peng hasilan yang cukup, perempuan bisa melakukan semuanya. Ada banyak wanita yang memiliki karier cemerlang memiliki pan dangan semacam itu. Tak per lu tergantung kepada laki-laki. Mereka berpandangan tak perlu menikah, cukup have a partner,” ungkap wanita kelahiran Agustus 1983, ini. Namun, ketika ia mulai rajin melakukan perenungan-perenun
Kenrina Anggoro Wulandari
Tuhan Yang Maha Kuasa. Intro speksi diri juga bukan berarti menyalahkan atau pun meng hakimi diri, namun bisa dibilang sebuah kebesaran hati untuk mau memperbaiki diri. Justru di sini lah terlihat kematangan pribadi seseorang dari keberaniannya membuka diri demi mengevaluasi dirinya sendiri. Sebenarnya introspeksi diri biasa dilakukan untuk mema hami kelemahan, serta proses penyadaran terhadap diri sendiri menuju pribadi yang lebih baik. Ini karena kita semua memi liki kesalahan, kekeliruan juga kekurangan, baik yang dilakukan dengan sadar maupun tanpa disa dari. -Sri Ardhini gan, mulai rajin melakukan intro speksi diri, banyak membaca, sharing dengan teman, barulah Agustin menyadari kalau pandan gan tersebut tidak sepenuhnya benar. Meskipun wanita sudah mampu mencapai karier seperti pria, termasuk dalam hal finan sial, bukan berarti wanita tidak membutuhkan laki-laki. Karena sesungguhnya kondrat wanita adalah menjadi istri, ibu, mela hirkan anak, dan suami beta papun tetap lah adalah seorang imam dalam keluarga. Sesukses apapun seorang perempuan da lam berkarier, tetap saja ia harus mau dibimbing dan diarahkan oleh suaminya. “Mengubah mindset memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Mindset aku pun akhirnya bisa berubah, meski untuk itu membutuhkan waktu yang lama dan tentu tidak mudah juga. Perubahan itu semua setelah aku kerap melakukan introspeksi diri, juga membaca buku-buku, serta mendengarkan pandanganpandangan orang lain. Jadi aku belajar dari kesalahan-kesalahan yang aku buat, berusaha mema haminya dan memperbaiki diri aku agar bisa menjadi wanita yang lebih baik lagi. Jadi sampai seka rang masih terus berproses dan aku terus belajar,” katanya. Jadi, ketika kita mau berubah, mau terus belajar dan mau beru saha memperbaiki diri terus menerus, Tuhan pasti akan mem bantu. “Jadi aku berprinsip, ‘do your best let God do the rest’. Jadi lakukan saja yang terbaik yang dapat kamu perbuat, biar Tuhan yang akan menyelesaikan sisanya,” kata Agustin. -Diana Runtu
redaksi@tokoh.co.id, iklan@tokoh.co.id
mingguantokoh
@mingguantokoh
mingguantokoh
www.tokoh.co.id