24
What’s Up
Edisi 870/ 12 - 18 Oktober 2015
Tjok Istri Tuty Ismayanthi
Wanita Multi Talenta Menjalani hidup harus multitasking dan dibawa rileks saja. Banyak hal telah diatur Tuhan untuk terjadi pada saat yang bersamaan. Jalani keseharian dengan senyum dan tidak usah dibuat ruwet. Demikian falsafah hidup dari Tjok Istri Tuty Ismayanthi, S.E., M.M. atau yang akrab disapa Cokty.
M
enurut perempuan kelahiran Puri Peliat an, 26 Juli 1976 ini, jam terbang kita da lam mengatasi masalah harus terus dilatih sehingga tidak ada problem yang tidak bisa diatasi. “Asal mau capek, kalau tidak capek bukan hidup namanya,” ujar istri IGP. Satvika Adhi Putra, S.E. ini sembari tersenyum. Direktur Keuangan & Umum Bali Royal Hospital dan Finance & Investment Consultant Hospital and Tourism Industry ini mengatakan, sebagai perempuan, ia harus memilih opsi yang tidak mudah. “Sebagai istri dan ibu dari empat anak, pekerjaan yang menuntut profesionalisme dan menyita waktu. Apalagi, saat ngantor maupun harus dinas ke luar kota bah kan tugas ke luar negeri sebagai ben tuk tanggungjawab sebagai pimpinan di sebuah rumah sakit,” ujar bungsu dari tiga bersaudara, putri pasangan dr. Tjokorda Gde Subamia dengan AA Alit Suarthi ini. Belum lagi, saat klien dari bisnis finance konsultan mendadak ramai dan padat job. Juga, di saat bersamaan perannya sebagai aktivis dalam komunitas olahraga didaulat sebagi asisten pelatih sekaligus official bagi atlet Pra-PON Shorinji Kempo Bali yang berlaga di Bandung. Cokty tak me nampik, membutuhkan stamina
yang kuat, stabilitas emosi yang baik, serta dukungan penuh suami dan keluarga untuk selalu siap berbagi tugas untuk menjaga keharmonisan seluruh perjalanan hidup setiap hari. Prinsipnya adalah komitmen yang persisten, saling menjaga ke percayaan dimanapun berada, tetap sadar akan kodrat untuk senantiasa saling menghormati. Tidak arogan merasa diri super. “Superman is dead, yang kita bangun super team, maka bekerjalah sepenuh hati hingga menunjukkan bukti prestasi. Yang pada akhirnya impact-nya adalah menjadi kebanggaan dan panutan bagi anak-anak, keluarga, organisasi maupun nama daerah yang tugas nya kita emban,” kata ibunda Bayu S atvika, Manik Bellinda Satvika, Bagus Putra Satvika, dan Bayuna Dharmaputra Satvika ini. Cokty, tanggal 2 s.d.4 Oktober 2015, dipercaya sebagai asisten pelatih sekalius official bagi atlet Pra-PON Shorinji Kempo Bali dan mengukir tinta emas sejarah Kempo Bali. Sejak Tahun 1972, baru tahun ini Bali akhirnya menyabet juara umum 3 dari 33 Provinsi yang berlaga di Bandung. Dengan perolehan medali 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu. Dari 21 atlet Pra-PON tersebut berhasil menyabet 19 tiket untuk melaju di PON 2016.
Perempuan yang mengedepank an pola asuh orangtua, menjadi kan anak mandiri dan pan tang menyerah ini, memi liki segudang prestasi. Juara nasional beladiri Kempo 1989-1999, se jak sabuk hijau saat SMP, hingga sabuk hitam saat SMA dan tamat kuliah. Juara I akademik saat SMP dan SMA dan nilai IPK tertinggi tiap semester saat kuliah S-1 dan S-2. Mahasiswa Teladan se-Jawa Bali, NTB, NTT tahun 1998 wakil dari Undiknas. Peraih beasiswa sejak semester I hingga lulus sarjana. Lulusan cum laude di Program Pascasarjana S-2 Magister Manaje men Unud. Cokty sejak remaja hobi olahraga kempo. Selain rutin berlatih kempo di
Tjok Istri Tuty Ismayanthi
Dojo PLN Renon, di hari libur juga hobi metirtayatra untuk mengisi kegiatan spiritual bersama keluarga. “Itu semua bentuk keseimbangan mind, body, and soul dan membentengi
moral keluarga dalam meng hadapi dunia yang semakin no limitation agar tetap rendah hati dalam pergaulan seharihari,” kata Cokty. Harapan Cokty ke depan, adik-adik tim Shorinji Kem po 19 orang, para pelatih, pengurus Perkemi Bali, dan juga mohon doa restu dari segenap lapisan masyarakat Bali agar dapat meningkatkan prestasi ini dalam PON 2016. Ia berharap dukungan juga, melalui penyediaan sarana dan pendanaan yang lebih kuat. latihan yang intensif dan tidak kenal lelah, menjaga kekompakan tim dan mencetak stamina dengan komitmen menjadikan Bali juara. Bebera pa pesan Cokty kepada generasi muda, “Percayalah, hasil tidak akan per nah mengkhianati usaha, don’t talk, just prove it, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman, kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan”. –ast
Juara umum 3 Pra-PON Kempo, Bandung 2-4 Oktober 2015
Email: redaksi@tokoh.co.id, iklan@tokoh.co.id
mingguantokoh
@mingguantokoh
mingguantokoh
Website: www.tokoh.co.id