24
What’s Up
Edisi 850/ 25 - 31 mei 2015
Bersinergi Wujudkan Masyarakat Gemar Membaca Budaya membaca yang tinggi diawali dari tumbuhnya minat baca. Kemudian menjadi gemar dan cinta membaca. Akhirnya memelihara dan mengembangkan minat baca tersebut menjadi suatu yang bermanfaat. Minimal bagi diri pribadi untuk menambah pengetahuan, memperoleh keterampilan, dan memperluas wawasan. Oleh karena itu, upaya terus menggugah minat baca masyarakat pun dilaksanakan secara berkelanjutan oleh pemerintah, melalui berbagai program Perpustakaan Daerah.
M
enurut Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip (Bapusip) Provinsi Bali, Luh Putu Haryani, S.E., M.M., hal tersebut, membawa konsekuensi bagi perpustakaan daerah yang dituntut lebih siap dan profesional menyediakan jasa layanannya Apalagi dengan adanya Hari Buku Nasional, Hari Kunjungan Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca serta Gerakan Membaca Nasional. Salah satu langkah membudayakan gemar membaca sedini mungkin pada anak-anak dengan kondisi yang kondusif, harmonis dan komunikatif adalah melalui berbagai lomba. “Tahun ini kami kembali menggelar lomba bercerita tingkat SD, Gending Bali (Sinom, Pangkur) tingkat SMP, dan baca puisi Bali modern tingkat SMA se-Bali,” ujar Haryani. Pada lomba yang digelar selama tiga hari, yakni, 19 s.d. 21 Mei 2015 itu, Ia melihat anak-anak antusias mengikutinya. Semangat mereka sangat tinggi dalam menunjukkan
Luh Putu Haryani, S.E., M.M.
kebolehan di setiap jenis lomba. Dengan program lomba tersebut, mereka juga ditanamkan kecintaan pada budaya daerahnya. “Selain itu juga ada lomba lainnya berupa lomba
pustakawan, perpustakaan sekolah hingga perpustakaan desa. Kemudian mulai tahun ini kami menyelenggarakan pembinaan dan lanjut lomba gugus perpustakaan,” terangnya. Ia berharap dengan berbagai lomba yang telah dilaksanakan akan memberikan manfaat dan peran maksimal dalam upaya meningkatkan minat dan kegemaran membaca masyarakat sejak dini juga membudayakan penghargaan terhadap orang yang gemar membaca. Agenda lainnya untuk terus meningkatkan minat baca, Perpustakaan juga melakukan pembinaan ke sekolah- sekolah mulai SD, SMP hingga SMA. Juga ke desa-desa dengan perpustakaan keliling bagi masyarakat yang jauh dari perpustakaan umum. “Di sini perpustakaan juga menggugah kesadaran masyarakat di desa tentang pentingnya membaca, melalui kegiatan ceramah dan pertemuan dengan masyarakat di sana. Sebab, jika setiap komponen masyarakat ikut terlibat secara terus menerus,maka kita akan semakin gemar membaca dan pada akhirnya kualitas SDM meningkat, dan semua lapisan siap dengan globalisasi termasuk kedatangan MEA,” katanya. “Selain itu kami juga senantiasa meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana yang ada, memperbanyak koleksi perpustakaan. Dan. tentunya sesuai dengan kemajuan teknologi
Tips mengukur minat baca, dengan menjawab pertanyaan berikut: wBerapa
menit sehari kita habiskan untuk membaca? wBerapa banyak buku yang pernah kita baca? wBerapa buku yang kita miliki atau koleksi? wApakah setiap hari kita membaca berita dari surat kabar atau dari media elektronik lainnya? wApakah kita pernah mengisi waktu kosong kita dengan membaca? wBerapa sering kita mengunjungi perpustakaan?
juga menyedakan E. library, serta tak ketinggalan menyediakan kemudahan akses informasi melalui internet lengkap dengan free wifi,” cetusnya sembari menyampaikan kalau pembuatan kartu aggota perpustakaan gratis. KEMBANGKAN KEBIASAAN MEMBACA Untuk menjadikan masyarakat Bali khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya sebagai masyarakat yang gemar membaca atau, tumbuhnya kebiasaan membaca masyarakar (reading habit society), Badan Perpustakaan Provinsi sebagai jalur instansi pembina sekaligus sebagai salah satu pusat informasi tidak pernah berhenti melakukan berbagai upaya. Berbagai gerakan minat baca di sekolah-sekolah maupun di desadesa sudah menjadi agenda utama perpustakaan daerah. Namun, Haryani mengharapakan alangkah baiknya jika dilengkapi pula dengan kesediaaan langkah secara pribadi
dilingkungan rumah tangga atau keluarga Selain itu, ia tetap mengimbau kepada para orangtua untuk mengembangkan kebiasaan membaca dalam keluarga terutama anak-anak. Tentunya dengan menyediakan bahan bacaan yang cukup dalam keluarga, mendorong anak untuk gemar membaca, membiasakan berkunjung ke toko buku dan jangan lupa datang perpustakaan. Sebaiknya memang upaya mewujudkan masyarakat gemar membaca harus dilakukan secara bersinergi dan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun organsasi kemasyarakatan. Dengan demikian hak yang seluas-luasnya untuk mengaskses informasi, memperoleh layanan, dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan dipastikan akan diperoleh oleh seluruh anggota masyarakat seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Perpustakaan (UU No. 43/2007). -Sri Ardhini