24
What’s Up
Edisi 849/ 18 - 24 mei 2015
Pemkot Denpasar
Siap Pelayanan dan Penyuluhan
Inovasi Penuhi Hak Anak Pemkot Denpasar Raih Penghargaan KLA Pemerintah Kota Denpasar tak pernah berhenti berinovasi berbagai program pemenuhan hak-hak anak. Ada lima kluster hak anak yang mesti dipenuhi, yakni hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar, pendidikan pemanfaatan waktu luang dan perlindungan khusus kepada anak. Demikian disampaikan Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kota Denpasar Ir. I Gst A. Laksmi Dharmayanti, M.Si. Dikatakannya, penghargaan tidak datang begitu saja, tapi melalui upaya serta program-program yang senantiasa fokus pada kepentingan anak. Dengan dipenuhinya hak-hak anak oleh Pemkot Denpasar, mereka terlindungi serta da-
pat tumbuh dan berkembang lebih maksimal. Ini juga merupakan implementasi dari pelaksanaan “Convention on the Rights of the Child” (CRC) dan “World Fit for Children” (WFC) yang berisikan perlindungan terhadap hak-hak anak. Hingga di tahun 2013, Denpasar meraih Penghargaan Menuju Kota Layak Anak (KLA) katagori Nindya serta penghargaan atas Kebijakan Pemberian Akta Kelahiran Secara Gratis. Selain itu, lanjut Laksmi Dharmayanti, Pemkot Denpasar tidak hanya memperhatikan hak dan fasilitas anak-anak normal, juga sangat peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Terbukti dengan berdirinya sekolah untuk mereka dan merupakan satu-satunya di Indonesia yang dibiayai melalui APBD. -ard
Super Camp
Bangun Karakter Remaja Denpasar
Dalam rangka mencegah dan menanggulagi kenakalan remaja , Pemkot Denpasar cukup jeli, dengan terobosan program mengisi hari libur anak sekolah. Salah satunya kegiatan super camp bagi siswa SMP dan SMA se-Kota Denpasar. Aktivitasnya sangat menarik mulai dari kegiatan seni budaya hingga peningkatan mental-spiritual. Menurut Ir. I Gst A Laksmi Dharmayanti, M.Si, Kepala Badan KBPP Kota Denpasar, didampingi Dra. I Gst Agung Wetrawati, Kabid PP dan PA, kegiatan ini sangat positif sebagai upa ya pembangkitan kekuatan karakter dan mental dengan penggunaan inner laten power dan harmonisasi body, mind & soul. Dalam super camp peserta dia-
jak melakukan permainan membangun kerjasama kelompok, berbagi pengalaman dan perasaan dan diajak mengenal lingkungan alam. Selain itu peserta pun memperoleh pelatihan public speaking dan keterampilan lain yang berguna untuk membangun mental dan kecerdasan. Menariknya, sudah beberapa sekolah SMA dan SMK di Denpasar yang melaksanakan super camp secara mandiri. Program super camp sejalan dengan salah satu pemenuhan hak anak, sesuai dengan konvensi Hal Anak dari PBB yang merupakan kesepakatan global serta sudah diratifikasi melalui UU Perlindungan Anak No. 35 tahun 2014. Selain itu sudah pula dilangsungkan MoU antara P2TP2 Kota Denpasar dengan Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) Kota Denpasar, dalam rangka pencegahan dan menanggulangi permasalahan anak dan kenakalan remaja di Kota Denpasar. - ard
Bidang Penggerakan Masyarakat (PM) pada Badan KB & PP Kota Denpasar selama ini telah menjalankan berbagai bentuk pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kota Denpasar. Program yang dilaksankan berupa : (1) Penyuluhan KB Pria (2) Penyuluhan Kespro Remaja dan HIV/AIDS. (3) Pelayanan/ Penyuluhan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Program KB (4) Penyuluhan Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi/ Papsmear. (5) Penyuluhan Kelangsungan Hidup Bayi dan Anak (6) Pelatihan Pendidik dan Konselor Sebaya. Mengenai pelatihan pendidik dan konselor sebaya, Kabid PM, Tresna Yasa, S.Pt., M.Pd., Badan KB & PP Kota Denpasar me ngatakan tujuannya untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan serta wawasan guru, dosen, pegawai selaku penanggung jawab Pusat Informasi Konseling (PIK)-R/M dan siswa/mahasiswa selaku pengelola di sekolah atau di Perguruan Tinggi. “Saat ini sudah ada yang membentuk PIK di beberapa sekolah dan Perguruan Tinggi di Denpasar,” ucap Tresna. Keberhasilan bidang PM juga terlihat dari prestasi yang diraih baik di Tingkat Provinsi maupun Nasional. Untuk tahun 2015 ini misalnya, ada Kelompok BKL Br. Tegal Sari, Desa Tegal Harum berhasil meraih peringkat I Tingkat Provinsi Bali, dan Duta Mahasiswa Putra Peringkat I Tingkat Provinsi Bali dan akan bertarung di Tingkat Nasional dari PIK-M Yowana Bhakti Poltekes Kota Denpasar. -ard
Sukseskan Pengarusutamaan Gender Keberhasilan Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dalam pemberdayaan perempuan dan anak, juga terlihat melalui aturan atau perda yang telah dipersiapkan. Termasuk tidak adanya diskriminasi terhadap perempuan pun terbukti, dengan banyaknya pejabat perempuan di lingkungan Pemkot Denpasar. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan KB PP Kota Denpasar, Ir. Gst A. Laksmi Dharmayanti. Begitu juga beragam program berperspektif gender yang digulirkan secara berkesinambungan mampu memberi ruang kreativitas dan fasilitas kepada pemberdayaan perempuan dan anak. Program riil lainnya juga telah dilakukan Pemkot dengan dibentuknya advokasi perlindungan terhadap perempuan bekerjasama dengan LSM. Selanjutnya, keberhasilan Pemkot Denpasar atas pengarusutamaan gender, tersebut kembali meraih penghargaan dari pemerintah pusat melalui Menteri PP dan PA Yohana Yembise berupa Anugrah Parahita Ekapraya (APE) Katagori Utama Tingkat Nasional, akhir tahun 2014. Terjadi peningkatan, sebab sebelumnya yakni tahun 2013 meraih penghargaan Katagori Madya. Komitmen Pemkot Denpasar terhadap pengarusutamaan gender yang sangat tinggi juga diyakinkan dengan Perda No.4 tahun 2014 tentang perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan. “Semua ini bisa berjalan dengan baik,juga karena adanya peran serta masyarakat dan dunia usaha,” kata Laksmi. -ard
Badan KB & PP Bina Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Untuk meningkatkan kualitas SDM diperlukan peran orangtua dan keluarga dalam membina tumbuh kembang anak. Juga, peningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku positif masyarakat terhadap pola pengasuhan dan pembinaan balita, anak, remaja, serta lansia. menuju keluarga berkualitas, sehat dan sejahtera. Untuk hal tersebut, pemerintah membentuk Tribina Paripurna, yakni BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja) dan BKL (Bina Keluarga Lansia) yang berdampingan dengan UPPKS. Demikian disampaikan Kabid KB/KS, Ayu Wahyuni, S.E., M.Si., pekan lalu. Balita misalnya, dengan masa keemasan (golden age period) yang dimilikinya, terutama saat usia 0-2 tahun, ketika otaknya butuh perhatian, bimbingan dan binaan yang optimal, diperlukan peran program “Bina Keluarga Balita” (BKB). Kegiatannya menitikberatkan pada tumbuh kembang anak sesuai usianya.
Selanjutnya, pola asuh orangtua, diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Di sini, kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) yang berperan membantu memahami remaja, dan cara berkomunikasi dengan mereka. Sedangkan berbicara keluarga berencana (KB) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, dilaksanakan melalui pembinaan dan pelayanan kontrasepsi. Dikatakan oleh Ayu Wahyuni, penggunaan kontrasepsi untuk jangka panjang secara langsung berdampak pada menurunnya angka kelahiran. -ard