24
What’s Up
Edisi 835/ 9 - 15 februari 2015
Kondom Habis Terjual saat Valentine Jelang Hari Valentine banyak remaja sibuk berburu pernak-pernik Valentine yang dijual di pusat-pusat perbelanjaan. Toko-toko kue maupun toko bunga tak mau ketinggalan, di momen khusus ini mereka menyiapkan produk spesial untuk yang merayakan hari kasih sayang itu.
S
eperti maknanya yakni hari kasih sayang, maka yang merayakan ini bukan hanya untuk mereka yang sedang dimabuk cinta atau yang memiliki pasangan, namun ekspresi kasih sayang ini juga ditujukan pada orangorang di sekeliling yang kita cintai, seperti keluarga, teman, dll. Sayangnya terdengar kabar-kabar yang tidak mengenakan, bahwa hari Valentine dijadikan momentum hurahura bahkan pesta seks oleh kaum muda. Walhasil, setiap kali menjelang Hari Valentine selalu saja muncul perdebatan tentang baik-buruknya perayaan Valentine, atau perlu tidaknya orang muda Indonesia merayakan itu. Berbagai pihak berkomentar ‘panas’ bahkan pemuka agama pun ikutan bersuara.
Di Depok, Jawa Barat, ada pemuka agama yang melarang perayaan Valentine karena dinilai lebih memberi dampak negatif ketimbang positif. Terlebih lagi, perayaan Hari Valentine merupakan budaya asing dan dianggap tidak sesuai dengan masyarakat Indonesia. Akhirnya gara-gara sejumlah kasus yang tak mengenakkan itu, hari Valentine pun dituding sebagai penyebabnya. Psikolog anak, Elly Risma Musa dari Yayasan Kita dan Buah Hati kepada Tokoh pada suatu kesempatan mengatakan, pihaknya pernah melakukan survei ke sejumlah apotik dan tempat-tempat penjualan kondom. Ternyata, penjualan kondom pada hari Valentine meningkat tajam. “Anda bayangkan, pada Valentine lalu kami melakukan semacam survei di sejumlah apotik dan tempat penjualan kondom, ternyata ‘barang’ itu
kebanyakan habis terjual di hari Valentine. Pembelinya kebanyakan anak muda. Nah, bagaimana ini?” ujar Elly blak-blakan. BERPIKIR SEJUTA KALI Retno I.G. Kusuma, Psikolog ikut prihatin dengan penjualan kondom yang dipaketkan dengan cokelat untuk hadiah Valentine. “Penjualan kondom jangan terlalu vulgar apalagi saat Valentine. Hal ini memicu aktivitas seks bebas di kalangan remaja dan hal ini bukanlah budaya Indonesia. Kalau ini dibiarkan makin banyak remaja yang terjerumus seks bebas. Berarti sisi psikologis dan sosial mental perlu diperbaiki,” ujarnya. Keluarga memiliki peran sangat penting untuk meminimalkan terjerumusnya remaja ke arah perilaku seks bebas. Karena itu pendidikan dari keluarga merupakan fondasi untuk pembangunan karakter remaja. Khusus bagi remaja putri, Retno mengingatkan berpikirlah sejuta kali sebelum melakukan seks bebas. “Efeknya lebih banyak menimpa remaja
Memberi Hadiah tanpa Imbalan Valentine Day adalah hari kasih sayang yang dirayakan tiap tanggal 14 Februari. Tradisi ini bukan tradisi asli Indonesia. Namun perkembangan zaman membuat tradisi ini bisa diterima masyarakat Indonesia. Orang-orang sibuk mempersiapkan segala sesuatu dalam merayakan hari Valentine. Hadiah berupa kado, makanan dan yang lain–lain yang identik dengan warna pink sangat mendominasi. Hari Valentine kerap menjadi hari yang istimewa buat para remaja. Mereka yang mempunyai kekasih atau mereka yang sedang jatuh cinta saling menyatakan cintanya pada momen Valentine. Wika Yuliani, seorang mahasiswi Universitas Warmadewa menyatakan kasih sayang dalam hari Valentine bukan hanya ditujukan kepada pasangan semata tetapi juga kepada orang yang kita sayangi dan kasihi. “Hari Valentine itu tidak harus memberikan kasih sayang kepada pacar, tapi kepada orang yang disayang seperti orangtua juga bisa,” ujarnya. Kasih sayang lebih bersifat universal dan bisa terjadi terhadap keluar
ga, saudara, sahabat dan lain–lain. Geg Nanda, mahasiswi lainnya mengatakan semua hari bisa memberikan kasih sayang kepada orang, tapi hari Valentine merupakan hari yang lebih berkesan dan bermakna buatnya. Kata kasih dan sayang mengandung pengertian yang sangat luas dan pastinya semua insan manusia perlu mengetahui dan makna dari kasih sayang sebenarnya. Seseorang yang dilanda masalah dalam kehidupan jiwa akan membutuhkan yang namanya kasih dan sayang dari seseorang. Apapun yang terjadi, seseorang akan selalu ingin mencintai sekaligus juga dicintai orang lain. Kasih dan sayang yang tulus itu mempunyai sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Mereka yang mem-
putrid. Jangan berpikir picik dengan mau melakukan hubungan seks dengan dalih kasih sayang. Kalau memang sayang harus saling mendukung dan tidak saling menyakiti. Cinta itu sama-sama menjaga dan merawat,” tegas Ketua Himpsi Bali ini. Menurut dr. Erwin, SpKj, perayaan hari Valentine dulunya adalah perayaan agama Katolik di Roma dalam memperingati kematian Santo Valentine, yang kemudian dalam perkembangannya dikenal sebagai Hari Kasih Sayang. “Kalau orang mau mengartikan macam-macam, ya, silahkan saja, tapi sebenarnya makna dari Hari Kasih Sayang itu tidak seperti itu (seks bebas ataupun suatu tindakan yang merusak moral). Itu merupakan hari dimana mengekspresikan kasih sayang pada orang-orang yang dicintai, baik itu terhadap pasangan, orangtua, antar-
beri kebahagiaan pada orang yang dikasihi dan disayanginya sering kepentingan diri sendiri itu dinomorduakan. Dalam pengungkapan kasih sayang pada Valentine Day, banyak orang memberikan hadiah kepada orang yang dicintainya, baik yang harganya biasa sampai harganya lumayan mahal semua itu merupakan ungkapan seberapa besar orang tersebut mencintai pasangannya. Hadiah merupakan pemberian kenang–kenangan, berbentuk benda, makanan, bunga dan lain-lain yang dilakukan tanpa ada imbalan atau kompensasi balik. Sidy Arafat, karyawan di sebuah maskapai penerbangan mengatakan hadiah di hari Valentine itu sah-sah saja, “Memberikan hadiah dan lain-lain, itu sah-sah saja. Itu salah satu wujud pengungkapan kasih sayang,” ujarnya. Cokelat merupakan makanan yang sangat enak dan lezat dinikmati. Remaja yang sedang jatuh cinta akan membelikan pasangannya cokelat batangan maupun cokelat dalam bentuk kue. Wika juga mengungkapkan bahwa cokelat itu memberikan rasa manis dan membuat rasa senang atau bahagia bagi orang yang memakannya. “Cokelat itu rasanya manis dan membuat
anggota keluarga maupun teman,” katanya. “Ibarat obat, itu kan dimaksudkan untuk kesehatan. Namun ada yang menggunakannya untuk hal-hal lain di luar itu, itu berarti penyalahgunaan. Sama seperti hari Valentine yang dimaksud adalah mengekspresikan kasih sayang dalam arti positif kemudian disalahgunakan,” tuturnya. Kalaupun ada suara-suara yang menentang, menurutnya, itu karena orang yang menyuarakan hal itu tidak mengerti arti sebenarnya dari perayaan tersebut. Jadi sebenarnya, perayaan hari Valentine itu sendiri tidak masalah, sepanjang sesuai dengan makna yang sebenarnya. Soal itu merupakan budaya atau tradisi dari barat, kata mantan Kepala Pusat Kedokteran Hypnosis, Departemen Kesehatan Jiwa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, hal itu memang benar. Tapi tidak masalah. Karena sesungguhnya kita pun mengadopsi budaya-budaya dari negara lain seperti Arab, Eropa, dll. Jadi, menurutnya, sepanjang itu bernilai positif tidak mengapa. Yang terpenting adalah tidak disalahgunakan. –Diana Runtu/ Ngurah Budi
orang senang juga, itu juga akan membuat suatu hubungan menjadi menyenangkan dan manis dalam berhubungan,” ujarnya sambil tersenyum. Sidy Arafat menambahkan cokelat itu manis dan memiliki zat phenethylamine yang berfungsi menghasilkan hormon yang bisa membuat orang merasa bahagia seperti jatuh cinta dan menghilangkan stres sehingga lebih rileks. Selain hadiah berupa cokelat, orang–orang biasanya membuat kartu ucapan Valentine dan memberi bunga mawar. Sulendra, seorang siswa SMK menambahkan hadiah bukan satu-satunya yang diharapkan walaupun hadiah itu penting juga dalam suatu hubungan. Hadiah yang lebih baik adalah kasih sayang yang setiap hari diberikan kepada pasangan. Hal ini disetujui Sidy Arafat. “Cara mengungkapkan kasih sayang bila tanpa hadiah itu menurut saya berikanlah hal yang paling berharga dalam hidupmu yaitu waktumu, habiskanlah waktu bersama sesuai porsinya,” ujar Sidy. Kasih sayang bisa diungkapkan dengan berbagai hal, misalnya senyuman yang tulus bisa menjadi suatu ungkapan kasih sayang yang paling nyata. Senyuman bisa diberikan kepada siapa pun dan kapan pun tanpa harus mengeluarkan biaya dan juga tenaga. Menyapa dengan ramah, menunjukan empati, solidaritas, berbagi bersama dengan orang-orang yang membutuhkan itulah wujud kasih sayang yang sejati. –Jelantik