3 - 9 November 2014
24
Pemilihan Putra Putri Tunarungu 2014
Optimalkan Potensi Penyandang Disabilitas Pemerintah Kota Denpasar, dikenal memiliki perhatian yang tinggi terhadap semua penyandang disabilitas. Setelah memberikan berbagai bentuk pembinaan dan pelatihan keterampilan, dilanjutkan dengan menggarap seluruh potensi mereka agar bisa bermanfaat dan menjadikan mereka sosoksosok yang mandiri.
S
alah satu program yang belum lama ini dilaksanak an adalah Pemilihan Putra Putri Tunarungu yang memasuki tahun kedua. Di sini, Pemerintah Kota Denpasar melalui Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) menggandeng Dewan Pengurus Ca bang Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (DPC Ger katin) Cabang Kota Denpasar. Salah seorang dewan juri, yang sejak tahun 2011 banyak aktif di kegiatan pembinaan bagi penyan dang disabilitas bersama K3S Kota Denpasar, Rah Tut XXX, mengata kan Pemilihan Putra Putri Tunarungu (PPTR) yang kedua kalinya ini juga dilangsungkan melalui beberapa tahapan. Bersama juri lainnya yakni guru SLB, Mister Deaf Asia (Putra Tunarungu Sedunia), dan unsur K3S Kota Denpasar, mereka sudah menyelekeksi mulai dari dokumen, wawancara hingga saat karantina. Terpilih 20 finalis, 10 finalis putra dan 10 finalis putri . Begitu pula saat Grand Final Pemilihan Putra Putri Tunarungu, yang berlangsung di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, Rah Tut bersama Maryana, guru SLB B, Eka Arismana Teruna Denpasar dan Bagus Bali serta Nandika, Runner Up 2 Putri Pariwisata Nasional, kembali mem berikan penilaian akhir terhadap seluruh finalis. Akhirnya terpilih I Kadek Swanjaya asal Karangasem dan Yuliana asal Kota Denpasar
berhasil meraih predikat Putra dan Putri Tunarungu (PPTR) 2014. Sedangkan Runner Up 1 diraih Luh Yuniastini asal Singaraja dan Achmad Buhari asal Kota Denpasar, serta Runner Up 2 diraih pasangan Rai Ariesta Wandasari asal Kabupaten Badung dan A.A Gede Wahyu Nin grat asal Kabupaten Jembrana. Diakui oleh Rah Tut bahwa Yulia na , pemenang pertama Putri Tuna rungu memang memiliki potensi lebih dibanding yang lainnya, salah satunya ia mampu membuat puisi dengan bahasa isyarat. Ini karena ia masih memiliki kemampuan mendengar meski sedikit sehingga bisa memiliki kosakata yang lu mayan. Rah Tut, juga menyampaikan dalam ajang pencarian bakat PPTR 2014 belum lama ini, diikuti 41 orang peserta dari seluruh di Bali. Mereka dengan yakin me nampilkan berbagai bakat, seperti menari, pantomim, tatarias, hing ga modeling. Secara umum po tensi mereka yang ada kaitannya dengan visual dan gerak, kualitas nya mengalami peningkatan. Begitu juga mengenai lokasi acara, kalau tahun lalu di ruan gan tertutup, tahun ini acaranya sengaja diadakan di Lapangan Pu putan I Gusti Ngurah Made Agung, Denpasar. Tentunya ini demi mem perlihatkan atau menunjukkan potensi mereka dan masyarakat umum mengetahui dan melihat langsung keberadaan mereka. Termasuk bagaimana mereka
Suasana seleksi babak sepuluh besar
Wali Kota Denpasar IB Rai D. Mantra dan Ketua K3S Kota Denpasar mengapit pemenang PPTR 2014
berkomunikasi menggunakan ba hasa isyarat. JALIN KOMUNIKASI VIA MEDIA SOSIAL Dalam acara yang juga dihadiri oleh Wali Kota Denpasar IB Rai D. Mantra itu, Ketua K3S Kota Denpasar, Ny. IA Selly D. Mantra mengatakan melalui lomba ter sebut pemerintah membuka ruang untuk kreativitas dan mengeksplor keterampilan para penyandang disabilitas tunarungu yang ada di seluruh Bali. “Masing-masing dari mereka memiliki potensi yang cukup besar. Bahkan sat ini mereka lebih siap, karena bisa belajar dari peserta sebelumnya. Ajang PPTR ini selain menggali kembali juga membuka ruang berekspresi yang lebih luas lagi,” ujarnya. Ia juga menyatakan , kalau tahun lalu telah berhasil mem
Rah Tut
Enam besar finalis PPTR 2014
berikan suport kepada pemenang Putra Putri Tunarungu Bali untuk unjuk kebolehan pada pemilihan Putra Putri Tunarungu Tingkat Na sional, di Jakarta dan berhasil keluar sebagai Runner Up 1. Lomba PPTR, selain menjadi media bagi penyandang disabilitas tunarungu ikut serta dalam pem bangunan Bali, juga untuk lebih lagi mengomunikasikan keberadaan dan potensi penyandang disabilitas tunarungu kepada masyarakat luas. Menariknya lagi, lanjut IA Selly D. Mantra, tahun ini panitia langsung datang ke SLB-SLB yang ada di se luruh Bali, melakukan sosialisasi. Begitu juga dengan anggota kepanitiaan juga berbeda dengan tahun lalu. “ Jika tahun lalu panitia semua ditangani oleh K3S Kota Denpasar, namun tahun ini sudah mulai bergeser, yakni bergabung nya Finalis Putra Putri Tunarungu (PPTR) 2013 dan Pertuni. Semen tara, kami dari K3S ikut mensuport mereka. Sebab selama ini, dari semua kegiatan yang dilakukan, penekanannya adalah menciptakan kemandirian untuk para penyan dang disabilitas,” ujar IA Selly D Mantra sambil menambahkan se cara kualitas mereka juga menjadi lebih baik dan lebih siap, karena bisa belajar dari finalis sebelumnya. Diakuinya juga bahwa kebersa maan, kerjasama dan ikatan satu dengan yang lainnya di antara para tunarungu sangat bagus, seper ti organisasi Gerkatin ini sangat solid. “Untuk jalinan komunikasi
di antara mereka juga dengan orang lain hampir semua sosial media mereka gunakan,” lanjutnya tersenyum. Sementara ,Yuliana, perempuan berwajah manis kelahiran Blitar, 17 Juni 1989, yang berhasil menyan dang gelar Putri Tunarungu 2014, mengaku tidak menyangka menjadi pemenang PPTR tahun ini. Meski orangtuanya tidak bisa hadir saat Fi nal PPTR, namun ia tetap berupaya selalu bersemangat termasuk saat karantina. “Aku juga senang dengan kemenangna ini, sebab di sana juga aku bertemu banyak sahabat,” kata Ana yang juga pernah menjadi juara mengarang dan juara lomba bahasa isyarat ini. Saat diwawancara Tokoh, Ana juga menyampaikan terima kasihnya pada Wali Kota Denpasar, IB Rai D. Mantra, dan Ketua K3S, IA Selly D. Mantra, dan para juri. “Khususnya, untuk Wali Kota dan Ketua K3S yang selama ini secara konsiten memper hatikan semua penyandang disabili tas di Kota Denpasar. Pertahankan semua hal baik yang sudah dilaku kan. Jika mungkin tingkatkan terus fasilitas yang ada. Terima kasih juga sudah memiliki perhatian positif pada kami para tunarungu, sampai dilaksanakannya ajang pemilihan Putra Putri Tunarungu ini,” ujar Ana yang saat ini bekerja sebagai pengajar bahasa isyarat dan tenaga administrasi pada CV Lumina, Renon, perusahaan yang menjual alat bantu dengar, mesin fotocopy dan mesin absensi ini. - ard