Tokoh Edisi 1004 | Tokoh

Page 1

24

Komunitas

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

bekas sehingga perlu dilakukan perawatan khusus dari mesin dan bodi. “Karena sudah berumur lama sehingga perlu perawatan khususnya di bodi,” jelasnya. Setelah terbentuk selama setahun, untuk pertama kalinya Komunitas Volkswagen Buleleng menggelar acara Buleleng Volkswagen Lover dengan melibatkan sekitar 350 mobil Volk­ swagen dari Jawa dan Bali. Dengan mengambil tema “ The hidden Para­ dise of North Bali”, kegiatan yang berlang­ sung selama dua hari dari tangga 4-5 Mei di lapan­ gan Bhuana Patra Singa­ raja menjadi agenda promosi wisata Bali Utara. Berbagai jenis VW ikut dalam ajang itu mulai dari jenis VW beetle alias VW kodok, VW combi, serta

Sejumlah kegiatan mengisi aca­ ra tersebut, mulai foto contest, pertunjukkan band, hingga touring dengan mengunjungi beberapa Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada di Buleleng. Agenda tou­ ring ini juga sekaligus mempromo­ sikan potensi pariwisata Buleleng kepada pecinta kendaraan VW Jawa. Sebagai agenda pro­ mosi pariwisata, pihaknya berharap dengan terseleng­ garanya Buleleng Volkswagen Lov­ ers dapat menge­ nalkan pariwisata yang ada di Bule­ leng kepada pe­ serta Volkswa­ gen yang berada di luar Bali. “Pe­ serta yang dari luar Bali tentu belum menge­ nal Buleleng se­ cara detail sehingga melalui event ini kami berharap dapat mengenalkan potensi yang dimiliki Bali Utara,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Promosikan Buleleng melalui Volkswagen

Setiap orang punya cara masing-masing untuk membahagiakan diri sendiri. Biasanya hal yang membuat orang bahagia adalah de­ ngan melakukan sesuatu yang dia sukai. Hobi masing-masing orang berbeda mulai dari yang ekstrim, unik, bahkan yang mahal. Salah satu komunitas dengan hobi unik adalah Komunitas Volkswagen Buleleng.

K

etua Umum Komu­ nitas Volkswagen Buleleng Agus Pa­ triadi mengatakan komunitas VW terbentuk sekitar setahun lalu bermula dari kecin­ taan para anggota terhadap mobil Volkswagen. Awal kegiatan para anggota hanya melakukan touring bersama dengan keluarga akan tetapi dengan bertambahnya ang­ gota maka dibentuklah komunitas Volkswagen Buleleng. “Awalnya hanya seka demen, tetapi karena banyak yang masuk anggota maka kami beri wadah pecinta mobil ini,” jelasnya. Agus Patriadi sendiri menga­ takan begitu mencintai mobil keluaran Jerman tersebut karena keunikan yang dimiliki. Jika mobil pada umumnya memiliki mesin

yang berada di depan maka ber­ beda dengan mobil VW yang memiliki mesin di belakang. Se­ lain itu, keunikan lain dari mobil VW menggunakan pendingin alami dari udara tidak menggu­ nakan pendingin air seperti mobil produksi Jepang. “Keunikan itulah yang membuat saya dan temanteman begitu menggandrungi mobil VW ini, disamping karakter simpel, suara, dan kenyamanan­ nya yang tidak kalah dari mobil pada umum­nya,” jelasnya. Agus Patriadi menuturkan jika saat ini pencinta mobil klasik ini semakin banyak dari anggota yang berjumlah belasan, saat ini sudah berjumlah 33 orang yang tergabung dalam komunitas. Untuk mendapatkan mobil VW dia mengatakan membeli mobil

VW 181 alias VW safari atau yang dikenal juga dengan VW camat. Namun, di antara kendaraan klasik itu nampak pula VW mo­ dern seperti VW Caravelle.

Agus Patriadi

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Espresso

2

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

GORO-GORO

PRT H sudah dibunuh. Mungkin beritanya baru besok!” Putu Wijaya “Dibunuh? Tapi malam itu dia ke mari ngancam-ngancam Prof bingung. kami dalam keadaan teler berat. “Mulai apanya?” Dia..” “Lho kok nanya? Ente dibayar “Stop!” untuk berkoar bukan interogasi “Siapa yang bunuh dia?” aku!” “Prof! Bicara dong!” “Oo, oke, oke, soal pengiriman “Di dalam acara hukum pidana jemaah umroh murah ala First ada yang disebut sebab-sebab Travel ..” terdekat dan sebab-sebab terjauh. “Bukan!” Itu berarti, dalam peristiwa pem“Jadi pengiriman TKW ke Hong bunuhan, bukan hanya pembunuh Kong yang ditolak karena terbawa yang menghabisi nyawa korban 30 banci..” saja yang dianggap tersangkut. “Salah!” Orang yang menyebabkan korban “Atau ..”” terdorong terbunuh, dan orang “Stop!” yang mendorong pembunuh jadi “Atau ..” membunuh pun, semuanya ter“Pembunuhan Kabul!’’ sangkut. Dan selanjutnya orang “Atau pembunuhan Kabul! Aku yang menyebabkan seseorang emang mau menyebut itu keburi menjadi tersangkut pembunuhan di, oke, oke to the point saja!” pun, walaupun tidak tahu-menahu “Makanya, jangan kebanyakan peristiwa pembunuhan itu, bisa belok! Ayo, buruan, mainkan!” dikelompokkan sebagai tersangAmat dan Bu Amat tersirap. kut. Begitu terus sampai ke ujung “Pembunuhan Kabul?” yang bisa jauh sekali. Akibatnya, “Ya! Belum baca koran?” mengerti?” “Bapak di sini tukang ngapalin Amat dan istrinya bingung. koran. Maklum pensiunan nggak “Paham?” tahu lagi apa yang harus dikerja“Sayup-sayup, Prof!” kannya.” “Nah, itu gunanya ada profe“Betul. Semua koran selalu sor doktor di di sini! Umpama ada tamat saya baca. Tapi tidak ada orang yang tidur ngorok kodok yang menyebut pembunuhan Pak sampai tetangganya marah lanKabul.” taran tak bisa tidur, lalu frustasi “ Ya, mungkin belum di- maki-maki pembantunya sebagai bunuh!” pelampiasan. Pembantu itu keki Batty membentak. dan memukul anak yang bikin “Prof! Jangan mungkan-mung- ia terkejut jatuh naik motor. kin melulu! Yang konkrit saja! ingat Bapak anak itu ngamuk melihat Ente profesor, doktor, harus pasti. anaknya babak belur. Ketika ia Kabul, bos kami, calon suamiku, dimarahi Kepala Kantor karena

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

sudah sering sekali terlambat masuk kantor, dia naik pitam dan membunuh Kepala Kantornya. Begitulah orang yang ngorok itu jadi tersangkut pembunuhan. Ngerti?” “Tapi saya tidak setuju kalau .,.” “Stop! Hukum positif tidak peduli ada orang tak setuju! Prof, lanjutkan!” Prof. langsung nyambung. “Si Kepala Kantor yang terbunuh itu, marah kelewatan begitu, lantaran ia menemukan istrinya main mata dengan tukang bangunan. Padahal itu sebetulnya sandiwara untuk memanasi-manasi hati suaminya. Tukang bangunan mau diajak bersandiwara oleh istri majikan, karena didesak istrinya sendiri, agar gaji naik. Istri tukang bangunan mendorong suaminya begitu, karena uang sekolah anaknya melonjak. Ujungnya Yayasan Sekolah yang menaikkan uang sekolah mendadak membumbung tinggi itu, jadi tersangkut terbunuhnya siapa tadi?” Batty tak sabar, lalu memotong “Jangan kuliah, Prof! Bang Kabul pingsan di sini. Kelompok pengedar narkoba menculiknya. Tapi di tengah jalan Abang bangun mau kabur. Terjadi perkelahian. Abang lolos. Tapi orang itu mati. Baru sampai di rumah, gang narkoba menyerbu membunuh Abang. Nah, kalau Bapak tidak bikin pingsan Abang di sini Abang tidak akan membunuh dan tidak terbunuh. jadi tinggal pilih. Tandatangani surat pernyataan ini, kasi dia Prof!” Prof. memberikan surat pada Amat. “Surat pernyataan apa ini?” “Pernyataan Anda sudah memberi Abang Kabul narkoba sampai dia bertindak brutal!” “Kenapa?” “Itu urusan kami!” “Kalau tidak bersedia, kami akan menyeret kalian ke meja hijau telah melanggar HAM menista Bojog, tukang bakso yang kehilangan sumber penghidupan itu! Dan akan diseret BNN karena menjadi penyalur narkoba yang akan ditemukan anjing pelacak serabrek-abrek di rumah ini, sehingga sampeyan berdua pantas

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Sudut Pandang

Berkarya untuk

Kejayaan Bangsa Kunjungan mahasiswa FPOK IKIP PGRI Bali ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Sabtu (12/5). Selain mendapat pemaparan mengenai Kelompok Media Bali Post, mahasiswa juga melihat proses kerja redaksi. Tampak mahasiswa saat mengunjungi Tokoh.

Lansia Manula Tentang kategori usia manusia, menurut Kemenkes RI (dalam Tokoh, 30 April – 6 Mei 218, hal.13) dinyatakan bahwa; Usia 0 – 5 th (masa balita), 5 – 11 th (masa kanak-kanak), 12 – 16 th (remaja awal), 17 – 25 th (remaja akhir), 26 – 35 th (dewasa awal), 36 – 45 (dewasa akhir), 46 – 55 th (lansia awal), 56 – 65 th (lansia akhir), dan usia 65 th keatas masa manula. Pertanyaan saya, apakah pengertian lanjut usia (Lansia) itu berbeda dengan manusia lanjut (Manula) ? Jika hal itu berbeda mohon penjelasan dari Prof. Mangku Karmaya selaku narasumber dalam tulisan tersebut. Romi Sudhita Jln. Srikandi, Singaraja Pengertian lansia dan manula sama. dieksekusi mati!” “Pilih mana?” Amat dan istrinya tersirap. Panik. Lalu kasak-kusuk kebingungan. Amat memperhatikan surat pernyataaan itu. “Berikan jawaban cepat dalam hitungan sepuluh.” “Sepuluh!” “Sembilan ...” “Delapan.” Sampai hitungan lima Amat terpaku ! Bu Amat cemas sekali. “Kalau tidak menjawab berarti menolak!” “Artinya?” “Memilih ke meja hijau!” “Padahal meja hijau sudah kita putihkan dengan duit!” “Walhasil?” “Bapak dan ibu nampaknya lebih suka menjemput hukuman mati di meja hijau!” Batty dan Prof. ketawa. Lalu

Prof. Mangku Karmaya

tak terduga Amat bicara pada pembaca Goro-Goro: “Para pembaca Goro-Goro yang saya hormati. Bapak-ibu saudara-saudara, adik-adik tercinta. Kalian mengikuti dan tahu semua yang sudah terjadi. Jangan diam terus. Bantu kami, Amat dan Bu Amat di pengadilan menghadapi orang-orang itu, dengan!” Amat merobek surat per­ nyataan itu lalui menggandeng tangan istrinya. “Mari, Bu!” Amat berpegangan tangan dengan istrinya. Tapi waktu dia berbalik Batty dan Prof. keduanya sudah kabur. Amat menoleh kembali pada para pembaca goro-Goro. “Lihat ‘The Silent Majority’ belum bersuara mereka sudah kabur! Apalagi kalau kita bersatu unjuk gigi!”

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Dalam pandangan Dr. Ir. Budi Rahayu Tanama Putri, S.Pt., M.M., IPM, Kebangkitan Nasional m ­ erupakan ­akumulasi dari keinginan bangsa Indonesia untuk m ­ enyatukan tekad dan bangkit memperjuangkan k­ emerdekaan dan kedaulatan bagi seluruh rakyat I­ndonesia, yang pada saat itu tengah dijajah kolonial Belanda.

D

segera dibuat langkah preventif agar cita-cita luhur bangsa ini tidak terganggu. Langkah antisipasi sebagai akibat kurangnya rasa persatuan dan kesatuan oleh sekelompok anggota masyarakat hendaknya menjadi prioritas utama oleh pemerintah,” cetusnya. Budi kembali mengingatkan, Kebangkitan Nasional berorientasi kepada kemajuan dalam pembangunan untuk mengisi kemerdekaan. Kemajuan dalam pembangunan, memerlukan suasana yang kondusif bagi penyelenggaranya. Sosialisasi untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pembangunan, memerlukan komunikasi yang berkesinambungan. Kesalahan dalam memaknai pembangunan yang dilaksanakan, dapat mengakibatkan rasa ketidakpuasan bagi sebagian anggota masyarakat. Dalam hal ini, peran perguruan tinggi sangat diharapkan agar setiap penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa, perlu disosialisasikan ke masyarakat agar dapat diterapkan secara langsung demi kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kehadiran perguruan tinggi dalam mengisi kemerdekaan akan sangat membantu dalam proses pembangunan bangsa ini.

i tengah tekaSOSIALISASIKAN nan para penHASIL PENELITIAN jajah pada saat Pemanfaatan ilmu pengetahuan itu, rasa keber- dan teknologi di era globalisasi samaan dan nasionalisme para ini pun, dikatakannya harus tetap pemuda Indonesia walaupun menjaga nilai-nilai luhur budaya ada, sangat tipis sekali, dan bangsa dengan menjadikannya semereka terkotak-kotak dalam bagai pedoman dalam berkehidurasa kedaerahan/suku maupun pan berbangsa dan bernegara. kelompok tertentu. Sehingga, “Sebagai generasi penerus sejak pada saat itu muncul berbagai 110 tahun yang lalu, sepatutnya organisasi kemasyarakatan di kita melanjutkan semangat naberbagai daerah di Indonesia sionalisme para pejuang yang tany a n g w a l a u p u n s a m a - s a m a pa pamrih bahu-membahu dalam berjuang untuk kemerdekaan, memperjuangkan kemerdekaan namun terfokus pada kelom- bangsa,” ucapnya bersemangat. poknya masing-masing. Untuk Hal ini perlu dilakukan, mengmerdeka, diperlukan adan- ingat masih ada sebagian warga ya rasa kebersamaan sebagai negara kita yang memaknai kesebuah bangsa melalui pemu- bangkitan nasional itu sesuai pukan semangat persatuan dan kepentingannya. Karenanya tidak nasionalisme dengan meng- mengherankan bila beberapa enyampingkan kepentingan waktu lalu terjadi kesalahpahaman pribadi dan kelompok. bahkan cenderung kepada perBagi Budi, memaknai kebang- musuhan di antara sesama kitan nasional adalah bagaimana anak bangsa. kita berkarya untuk mewujudAdanya ketidakkan bangsa dan negara yang adil s t a b i l a n d a l a m dan makmur dengan bekerja penyelenggaraan secara nyata dan berkarakter. n e g a r a a k a n Istri dari I Nyoman Widia Sapari, berdampak keS.E. ini berpendapat, dengan pada aktivitas kemajuan teknologi, kita harus institusi yang berkarya untuk kejayaan bangsa seharusnya dan kesejahteraan rakyat yang berperan damerata. “Karena itu, sangatlah lam melakdiperlukan koordinasi dan ko- sanakan akselmunikasi secara transparan,” erasi pemba­ ujar perempuan kelahiran 40 ngunan. (Inten Indrawati) tahun silam ini. “Perlu Inovasi yang dilandasi pemanfaatan teknologi, hendaknya dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan berdaya saing. Dengan demikian, ia menegaskan bahwa kehadiran para ilmuan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu sangat diharapkan dalam mengisi kemerdekaan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. Dr. Ir. Budi Rahayu Tanama Putri, S.Pt., M.M., IPM

23

Berhenti Jadi Generasi “Menunduk” Mahasiswa adalah generasi muda penentu masa depan bangsa. Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari bersejarah dan harus dimaknai. Apalagi jika melihat perjalanan sejarahnya yang pro­sesnya panjang dan bukan instan. Menurut Ni Wayan Eka Dara Yani, mahasiswi Fakultas Hukum Undiknas Denpasar, sebagai mahasiswa, mereka harus selalu ingat proses pergerakan sejarah yang sangat panjang. Hal ini, agar mereka paham dan selalu bersyukur akan apa yang sudah dimiliki saat ini. Seperti kata Bung Karno, jangan sekali-kali me­ninggalkan sejarah. Berkat sejarah serta Ni Wayan Eka Dara Yani pejuang bangsa terdahulu para mahasiwa dapat menikmati apa yang ada sekarang. Dalam memaknai Hari Kebangkitan Nasional, ini sebagai seorang mahasiswa, sudah sepatutnya dimulai dari diri sendiri. Mau memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. “Apa jadinya jika kita sebagai mahasiwa tidak bisa memaknai “Hari Kebangkitan Nasional” ini dengan menjadi lebih baik? Pastinya kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia pun akan semakin terpuruk. Terlihat dari kebodohan, akibat mahasiswa yang tidak bersedia belajar dengan giat dan bersungguh-sunguh dalam menggapai impiannya,” ujar Sekretaris Komunitas Mahasiswa Kreatif (Komik) Fakultas Hukum dan Ilmu Komunikasi Undiknas ini. Hari Kebangkitan Nasional ini sama halnya dengan Hari Pendidikan, sebagai mahasiwa Dara merasa harus bangkit untuk mencapai prestasi yang gemilang. “Terlebih itulah tugas kita sebagai mahasiswa, selalu berusaha menorehkan prestasi. Selain itu, mampu bangkit dari keterpurukan. Selanjutnya menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi sebelumnya,” cetus pemenang ke 3 Lomba Debat se-Bali yang diselenggarakan Universitas Warmadewa ini. Mahasiswa pada era globalisasi, sering disebut dengan ge­nerasi “menunduk” , akibat pesatnya teknologi. Sekarang harus mampu membuktikan bisa menjawab tantangan yang serba canggih ini. Juga, bisa mengikuti perkembangan teknologi dan turunannya yang tidak akan ada habisnya, namun tidak sampai kebablasan. “Kita harus menjadi sosok mahasiswa yang cerdas. mahasiswa yang mampu memilah dan memilih mana yang baik dan buruk . Apalagi zaman sekarang, dengan teknologi canggih ini dapat menyebabkan tindak pidana bukan secara konvensional saja, melainkan dengan teknologi yang disebut “cybercrime”atau kejahatan dunia maya,” ujar sulung dari dua bersaudari buah hati pasutri I Nengah Suardana dan Ni Nengah Suriani ini. Dara juga mengatakan label generasi “menunduk” yang tertempel pada mahasiswa zaman sekarang ya mengakibatkan mahasiwa menjadi kurang bersosialisasi. Baik dil ingkungan keluarga, masyarakat hingga lingkungan universitas tempat mereka menuntut ilmu. Hal ini,tentunya sangat disayangkan bagi beberapa mahasiswa yang terlanjur kecanduan teknologinya masing-masing. Oleh karena itu, mereka harus lebih berusaha mengendalikan diri sendiri agar tidak lagi menjadi mahasiswa atau generasi muda dengan cap “generasi menunduk”. “Ayo mahasiswa Indonesia di hari Kebangkitan Nasional ini, mari kita menjadi mahasiswa yang lebih cerdas. Menjadi warga negara aktif, kritis, solutif dan tetap mematuhi aturan serta tentunya bangkit dari hal yang negatif demi kemajuan bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Sri Ardhini)


Sudut Pandang

22 Kebangkitan na­ sional zaman old sangat berbeda dengan za­ man now. Zaman old, kebangkitan nasional mela­wan penjajah de­ ngan berperang, semen­ tara, zaman now, kita dijajah oleh zona nya­ man. Demikian penila­ ian Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos.,M.AP.

I

a mengatakan, sebagai generasi zaman now, kita diingatkan kembali dengan momen 20 Mei untuk bangkit, sadar diri, merenung. Betapa kita beruntung telah dilahirkan, tumbuh dan berkembang di era teknologi. Melanjutkan perjuangan pemuda zaman old dengan berjuang melawan penjajahan di zaman now. “Jika kita

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Bangkit dan Keluar dari Zona Nyaman tidak sadar telah dijajah zona nyaman, maka kita akan mengalami ketertinggalan, akan dikalahkan bangsa lain. Nyaman dengan sikap ego sentris, sikap individualistik yang masih tinggi sehingga rasa toleransi terdegradasi,” ujar Widnyani. Kenyamanan zona ini, salah satu diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat gaya hidup semakin pragmatis, serba cepat, pemenuhan antara keinginan dan kebutuhan semakin kabur dan semakin kompleks. Menurutnya,

Sosialita

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018 Perempuan itu tidak hanya penting di dunia politik. Namun, perempuan penting ada di semua bidang kehidupan. Persoalan perempuan yang bisa menyelesaikan adalah perempuan.

3

Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, S.Sos., S.H., M.Si.

Suara Perempuan Penting di DPD RI yang bisa disinkronkan, walaupun saya tahu tidak bisa berjuang sendiri. Pembentukkan UU Provinsi Bali, per­soalan perempuan yang memang harus menjadi perhatian serius, seperti Bali menjadi tempat lalu lintas penjualan anak, maraknya kasus pedofil, Bali harus diciptakan menjadi daerah yang ramah terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

K

Dewi Mas Bloem

Wujudkan Generasi Berkarakter Pancasila

bagai generasi muda Indonesia,” ungkapnya. Momen hari Kebangkitan Nasional menjadi Pria yang aktif dalam berbagai organisasi ini momentum untuk menumbuhkembangkan semengatakan selain sejarah, memaknai kebangmangat nasionalisme terhadap bangsa. Spirit kitan nasional juga dengan mewujudkan jati perjuangan bangsa Indonesia sampai saat ini diri generasi muda yang berkarakter Pancasila. selalu membumi dalam memperjuangkan sebuah Menurutnya, Pancasila merupakan jantungnya hak dan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar Tetapi, semua itu tidak akan ada artinya jika kebangsa yang nilai-nilainya mulai terkikis oleh zabangkitan nasional tidak diawali dari diri sendiri. man moderenisasi. Dirinya merefleksi beberapa Hal tersebut jika diungkapkan oleh Putu Arya kejadian yang terjadi beberapa belakangan Suarnata, staf Kantor Kementrian di Indonesia seperti isu SARA yang berAgama Kabupaten Buleleng. bau agama, teroris, dan aksi menghujat Menurut Arya, sebagai generasi pemimpin dikarenakan masyarakat muda masyarakat dihimbau untuk melupakan Pancasila. “Mewujudkan tidak sekali-kali melupakan sejarah. generasi muda berkarakter Pancasila Dirinya memaknai hari Kebangkitan untuk membangkitkan kembali nilai-nilai Nasional sebagai hari bangkitnya nasionalPancasila,” paparnya. isme, persatuan, kesatuan dan kesadaran Pria yang akrab disapa Arya mene­ sebagai sebuah bangsa untuk memajukan gaskan Pancasila sebagai jantung diri melalui gerakan organisasi yang bangsa memiliki peran penting tidak pernah muncul selama dalam kelangsungan kehidupenjajahan. pan bangsa dan negara. Organisasi Budi Utomo Jika diibaratkan manusia yang digagas oleh Dr. Wahidin memiliki penyakit jantung Sudiro Husodo ini fokus bergmaka lambat laun komperak pada bidang sosial dengan likasi dalam tubuhnya harapan dapat menjadi cikal akan cepat terjadi hingga bakal gerakan yang bertujuan mengakibatkan kematian. untuk mencapai kemerdekaan “Begitu juga dengan IndoIndonesia. “Dari sejarah danesia hingga hari ini, banyak pat ditarik benang merah jika provokator yang mencam­ politiklah yang dapat mengubah puradukkan antara politik dan segalanya. Politik ibarat dua mata agama sehingga kita yang mulai pisau yang dapat berdampak baik melupakan Pancasila akan sa­ maupun buruk,” jelasnya. Ia mengat mudah terprovokasi dan negaskan kepada generasi muda diadu domba seperti yang untuk tidak awam dengan politik sering terjadi selama ini,” ketika ingin memperjuangkan hak pungkasnya. orang banyak. “Pendidikan politik (Wiwin Meliana) sangat penting untuk dipelajari se­ Putu Arya Suarnata

Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semestinya dapat dikelola dengan bijak untuk menunjang peran dan menjalankan kewajiban kita. Cara mengelolanya merupakan sebuah tantangan bagi diri sendiri. “Untuk melawan penjajah yang ada di dalam diri, dapat keluar dari zona nyaman, maka kita merenung, menumbuhkan rasa sadar, bangun dari keterlenaan, bangkit dan bergerak ke arah yang lebih baik. Melaksanakan kewajiban sesuai dengan peran masing-masing,” sarannya. Peran sebagai pemimpin, wajib mengayomi bawahan dengan sikap adil. Peran sebagai pelajar mahasiswa wajib belajar meraih prestasi. Peran sebagai abdi negara wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik. Sementara itu, menurut Dewi Mas Bloem, sebagai warga negara Indonesia, makna “kebangkitan” baginya, adalah mengembalikan apa yang menjadi nilai-nilai luhur dari setiap individu yang ada di Bumi Indonesia. “Silakan berbeda-beda dalam hal suku, agama, kepercayaan, tetapi Pancasila yang menyatukan kita dan budaya kita Bhinneka Tunggal Ika sebagai cermin dari keanekaragaman bangsa,” ujarnya. Menurut Dewi, tiap orang bisa mengimplementasikan Pancasila mengikuti tradisi dan kepercayaan yang ada, seperti contoh, orang Bali, pengamalan Pancasila di kehidupan sehari-hari sangat sesuai dengan nilai Tri Hita Karana, yang dipercaya menjadi sumber kebahagiaan. Palemahan mencerminkan sila keempat dan kelima, Pawongan mencerminkan sila ke dua, tiga, empat, dan kelima. Parahyangan mencerminkan sila

dr. Ayu Witriasih

ke satu, tiga, dan kelima. “Sebagai orang Indonesia yang memiliki tradisi, agama dan budaya hidup di Bali, saya akan tetap mempertahankan Tri Hita Karana yang sangat sejalan dengan sila-sila Pancasila,” tegasnya. Menurut Dewi Mas Bloem, hal yang perlu diubah adalah sikap memonopoli dan menganggap diri kita atau kelompok kita atau paham kita yang paling benar. “Kita perlu berubah dan menghargai perbedaan serta pendapat orang lain. Setiap pendapat bisa menjadi masukan untuk kita dan menjadi sudut pandang yang perlu kita tinjau,” tegasnya. Sementara dr. Ayu Witriasih menilai, yang perlu dipertahankan di zaman now adalah semangat juang para pahlawan, rasa persaudaraan, dan gotong royong. “Mempertahankan itu sulit tapi harus dilakukan jika tidak maka tidak ada yang dikenang, misalnya mempertahankan hubungan baik dengan orangtua menjaga silaturahmi dengan anak-anaknya. Minimal upaya ini bisa mengenang bagaimana orangtua kita kita bisa survive di zamannya sehingga selalu kita kenang sebagai tauladan,” kata dr. Ayu. Menurutnya, di era teknologi, etika pergaulan dan disiplin harus lebih ditekankan dimulai dari rumah tangga. “Tidak selalu yang baru itu lebih baik, contoh penggunaan medsos menyebabkan waktu bercakap-cakap jauh berkurang. Ketika sedang berkumpul sibuk dengan yang jauh. Akhirnya, ada yang hilang seperti rasa kangen dengan menyentuh, bergandengan, berpelukan sambil mengobrol, memberi nasehat dan berdiskusi. (Wirati Astiti)

etika perempuan duduk di bidang politik ia tidak hanya serius menangani persoalan perempuan dan anak, tapi punya kemampuan ikut di dalamnya menyelesaikan persoalan berbangsa dan bernegara. Demikian menurut pemikiran DAP Sri Wigunawati, yang siap berlaga memperebutkan kursi DPD-RI. Menurut perempuan asal Yeh Embang, Mendoyo, Jembrana ini, perlu ada sentuhan perempuan dalam menyelesaikan persoalan berbangsa dan bernegara. Perempuan memegang peranan penting dalam ketahanan suatu keluarga dan bagaimana menjamin kokohnya suatu keluarga, karena keluarga merupakan fondasi yang utama untuk membangun negara. Hal ini harus diawali dengan pening­katan kualitas dan sumber daya perempuan baik untuk men­ dapatkan pendidikan, kesehatan, karena perempuan yang sehat dan cerdas akan menghasilkan generasi yang yang sehat dan cerdas pula. Kare­n a itu, dalam pengamatannya, sangat penting menempatkan perempuan di politik untuk mengimbangi pembangunan SDM. Ia juga tak menampik, perempuan yang nantinya duduk di DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kabupaten dan provinsi haruslah perempuan yang berkualitas. “Banyak persoalan yang harus mendapat perhatian, bagaimana mereka menyusun suatu anggaran berperspektif perempuan. Sesuai fungsinya, mereka harus punya strategi untuk bisa menyusun anggaran dan membuat regulasi. Seperti contoh, membuat Perda kawasan yang ramah perempuan dan anak,” ujar anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Audensi KPPI menjelang Rakornas II KPPI ke Gubernur Bali Mangku Pastika

Nama: Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, S.Sos., S.H., M.Si. Nama Suami: Nyoman Subawa Nama Anak: Ni Putu Ayu Larasati dan Ni Made Ananda Putri Pendidikan: • S-1 Fisip Administrasi Negara Universitas Warmadewa • S-1 Fakultas Hukum Universitas Udayana • S-2 Universitas Hindu Indonesia Profesi: • Advokat • Dosen luar biasa Universitas Udayana • Pernah menjadi tenaga ahli DPR-RI Komisi III dan Komisi X Organisasi: • Wakil Ketua KNPI dua periode • Pernah menjadi Sekretaris Golkar Provinsi Bali • Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali (sampai sekarang) • Sekretaris Forum Pembauran Kebangsaan Kota Denpasar (sampai sekarang) Pengalaman: • Pernah mewakili politisi muda Provinsi Bali studi banding ke Washington DC, AS. • Widyaiswara Kodan IX/Udayana Bidang Kewaspadaan Nasional Wigunawati menilai, banyak persoalan Provinsi Bali memang harus mendapatkan perhatian. Para anggota DPD RI, harus memiliki kemampuan melakukan negoisasi dengan pusat, karena DPD RI wakil atau utusan

Sebagai narasumber sosialisasi Forum Pembauran Kebangsaaan Kota Denpasar

daerah mewakili daerah Bali yang bisa memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan baik itu infra maupun sufrastruktur pembangunan di Bali. Contoh, saat ini masih berlaku UU Pemerintah yang menggabungkan Provinsi Bali, NTT, dan NTB jadi satu. Padahal UU ini sudah lama. Bagaimana utusan daerah DPD RI mampu mendorong pemerintah pusat untuk memisahkan ketiga pemerintahan, sehingga Bali bisa mempunyai otonomi dalam pemerintahan daerah Provinsi Bali, termasuk di dalamnya harus mendapat perhatian serius, soal pembagian perimbangan keuangan daerah khususnya untuk provinsi Bali. Bali sangat potensial sekali men­ dapatkan bantuan pusat yang bisa digunakan membangun infrastruktur. Ini yang harus menjadi pemikiran serius para anggota DPD RI. Mere­ ka juga harus mampu bekerja sama dengan DPR RI, DPRD kabupaten dan provinsi. Ia menilai, jika tidak ada perempuan, banyak hal yang menjadi agenda akan terkesampingkan, karena perempuan tidak hanya bicara soal

perempuan dan anak, tapi wakil dari masyarakat Bali. Wigunawati menilai, dengan ada­ nya quota 30 % keterwakilan perempuan di politik, sudah memberikan semangat. Namun, ia melihat suatu kemunduran demokrasi, ketika tidak ada wakil perempuan di DPD RI. Begitu utusan daerah dihilangkan di tahun 2004 dan menjadi DPD RI, di situ ada semangat keterwakilan perempuan karena ada satu wakil perempuan yang duduk di sana. Kemunduran lagi terjadi di tahun 20092014 karena tidak adanya wakil perempuan. Menurutnya, untuk tahun 2019, ia sebagai perempuan harus berani mengambil peluang ini. “Walaupun saya tahu banyak tokoh yang mendaftar, ketika perempuan ingin maju dan mengambil peluang harus diamini dan didukung oleh pemilih perempuan dengan memberikan hak suara dengan mendukung perempuan yang maju,” ujarnya. Ia mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan di DPD RI. “Saya punya keinginan jika dipercaya duduk di DPD RI, ada beberapa agenda

PEREMPUAN DIPILIH SEMUA Wigunawati sangat setuju, jika terpilih duduk di DPD-RI, harus membangun komunikasi yang intensif dengan DPR RI dan pemerintahan pusat. Inilah tugas DPD RI harus mempunyai kemampuan menjembati urusan Provinsi Bali dengan pusat sehingga pusat tidak memandang sebelah mata kepada Bali. Pusat selalu bilang Bali tidak ada persoalan, padahal Bali memiliki banyak persoalan, yang seharusnya mendapat penanganan yang serius. Ia berharap, pemilih perempuan cukup cerdas menggunakan hak pilihnya. Dulu menggunakan jargon perjuangan, perempuan pilih perempuan, tidak berhasil, padahal pemilih perempuan 52% lebih banyak pemilih laki-laki. Ketika sudah terbangun sisterhood, perempuan punya rasa keharusan bahwa perempuan harus memiliki wakilnya, para perempuan harus menggunakan hak pilih dengan cerdas dengan melihat calon-calon perempuan di DPD RI. Siapa yang harus pantas dipilih, dari segi kemampuan, tidak hanya dari tingkat pendidikan, tapi dilihat juga jam terbang di organisasi, kemampuan melakukan bargaining. Sekali lagi ia tegaskan, untuk wakil DPD RI ini adalah orang yang benar-benar mempunyai kemampuan membangun jaringan ke semua lini dan mampu bicara di tingkat nasional. Harapan untuk DPD RI sangat besar sekali karena inilah yang bisa memperjuangkan persoalan Bali. Para pemilih harus memilih dengan baik. Jangan hanya mengandalkan segi pragmatis dan kepopuleran dari kandidat itu, tapi dilihat kualitas dan kemampuannya, untuk memperjuangkan persoalan di Bali. Wigunawati berharap, jangan sampai ada penyesalan lima tahun ke depan dan menjadi bumerang bagi masyarakat pemilih. Perempuan yang nanti dipilih, juga jangan sampai mengecewakan masyarakat pemilih. “Saya tidak akan lagi memakai jargon perempuan pilih perempuan. Namun, perempuan dipilih semua lintas baik oleh laki-laki dan perempuan. Perempuan juga menawarkan kualitas untuk layak dipilih. Jadi tidak sebatas perempuan pilih perempuan, namun, laki-laki juga pilih perempuan,” ujarnya. - ast


Woman on Top

4

Dr. Luh Nila Winarni, S.H.,M.H.

Direktur Pascasarjana UNR Semangat Mengabdi di Bidang Pendidikan

M

emulai karier 1983 diangkat menjadi dosen sebagai dosen Yayasan UNR, tahun 1984 ia yayasan di UNR dipercaya menjadi Kaprodi pada tahun Fakultas Hukum UNR. Berlan1983, perempuan bernama jut tahun 1985-1993 sebagai lengkap Dr. Luh Nila Winarni, Pembantu Dekan I Fakultas SH.MH. ini terlihat Hukum UNR. Kemudian, semsangat sumringah pat juga, tahun 1993-2001, ketika disammenjadi Kepala Biro Adminbangi Tokoh istrasi Akademik UNR,” tudi kantornya tur perempuan yang juga di Pasacasaramengajar Kebijakan Penjana Univerianggulangan Hukum, stas Ngurah Sosiologi Hukum, Rai Denpasar, dan Metodologi pekan lalu. Penelitian ini. Perempuan Ke p i awa i yang terlihat annya sebagai cantik di usia 62 pemimpin tamtahun ini, berkipaknya dilirik sah bagaimana oleh Yayasan ia memulai karidan memberernya sampai kini ikan Bu Nila dipercaya sebagai begitu ia akrab Direktur Pascasardisapa kesemjana UNR sejak tahun 2018, patan menjadi alias masih anyar. Dekan Fakultas Perempuan Hukum UNR dari kelahiran Singaraja, tahun 2001 sampai 20 September 1955 2010. Sempat jeda ini, mengungkapkan perbeberapa tahun, juangan kariernya sebakembali ia mendagai dosen lumayan patkan ke­ Dr. Luh Nila Winarni, S.H.,M.H. panjang. “Setelah sempatan

Sudut Pandang

Perempuan dan anak di bawah umur menjadi pelaku bom bunuh diri. Fakta ini sungguh mengejutkan dan membuat syok masyarakat. Lebih mengerikan lagi adalah orangtua mereka yang melibatkan anakanaknya yang masih di bawah umur untuk ikut dalam aksi bom bunuh diri. Dari tiga kasus terorisme di Surabaya dan Sidoarjo, semuanya melibatkan anggota keluarga. “Anak-anak yang dilibatkan dalam pengeboman, tidak punya suara di dalam keluarganya. Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan mereka ditekan sesuai dengan tuntutan orangtua yang mungkin juga dengan kekerasan. Kesulitan untuk melawan ‘orang

menjabat sebagai ketua Program Magister Ilmu Hukum Psacasarjana UNR dari tahun 2013 sampai 2018, sebelum akhirnya, ia dipercaya menjadi Direktur Pascasarjana UNR. Semangat belajar Bu Nila terlihat sangat tinggi, walaupun usianya sudah 55 tahun, ia tak gentar melanjutkan studi S-3nya ke Universitas 17 Agustus Surabaya. Sampai akhirnya, ia menamatkan pendidikan doktornya dalam usia 58 tahun dengan predikat IP tertinggi. Selain prestasi akademik, ia mendapatkan penghargaan Satya Lencana Karya Satya X Tahun dari Kopertis Wilayah VIII di tahun 2015. Dari kampus UNR sendiri, ia juga mendapatkan penghargaan atas Keberhasilan Peningkatan Semangat Pengabdian di UNR di tahun 2008. Sebagai pejabat dengan jabatan akademik Lektor Kepala, ia sudah mempublikasikan beberapa jurnal baik nasional maupun internasional. Diantaranya, Protection of Domestic Workers In Indonesian Legal System. Ia juga sudah menerbitkan buku yakni Aspek Kontraktual Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan Prinsip Etikad Baik dalam Pembuatan dan Pelaksanaan Kontrak tahun 2016 yang diterbitkan Udayana University Press.

Bu Nila menyelesaikan S-1 di Fakultas Universitas Brawijaya dengan judul skripsi, “Masalah Pemberian Ganti Rugi dalam Pembebasan Hak Atas Tanah oleh Pemerintah”. S-2 ditempuh di Universitas 17 Agustus Surabaya (UNTAG) bidang ilmu Hukum Bisnis dengan judul tesis “Perjanjian Sewa Beli Lembaga Pembiayaan Konsumen”. S-3 Bidang Ilmu Hukum Bisnis juga ditempuh di UNTAG dengan judul disertasi “Prinsip Itikad Baik Lembaga Pembiayaan Konsumen”. Memang ia mengakui, dalam menempuh pendidikan dan kariernya

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018 ada saja kerikil yang menghadang. Saat ia harus ditinggalkan suaminya meninggal tahun 2011, ia sempat goyah untuk meneruskan studinya. “Untungnya saya punya banyak teman di kampus yang sudah saya anggap keluarga yang memberikan saya semangat untuk terus menyelesaikan pendidikan,” tuturnya. Terkadang, ia dan rekan sejawat di kampus sharing dan guyonan sehingga merasa sudah seperti keluarga. “Itulah kiat saya sebagai pemimpin,” ucap perempuan yang sering didaulat menjadi pembicara ini. Ia mengatakan, saat ini, justru kesibukannya lebih banyak di kampus. Malah kampus menjadi rumah pertama baginya. “Jadwal saya di kampus dari pagi sampai pukul 2 siang. Kemudian pulang sebentar, pukul 17.00 sampai 20.00 lagi ngajar ke kampus,” kata perempuan yang punya prinsip jalani hidup dengan santai dan happy agar tetap awet muda. - ast

maulisme.wordpress.com

Joyce Djaelani

tika ia ikut membantu menangani anak-anak yang mengalami trauma akibat tsunami Aceh beberapa tahun lalu. “Ketika itu anak-anak mengatasi trauma dengan sangat baik dan cepat. Yang penting bagi anak-anak adalah memiliki kegiatan rutin konstruktif sesegera mungkin. Rutinitas kegiatan akan membantu untuk melupakan trauma dan kesedihan mereka,” ungkap Joyce yang atas kiprahnya sebagai aktivis sosial meraih berbagai penghargaan, salah satunya adalah penghargaan Ashoka Indonesia atau Fellow Ashoka.

AKSI ORANGTUA AIB BAGI ANAK Namun untuk kasus bom, tentunya penangan berbeda, sifat trauma pun berbeda. Apalagi jika dia sendiri ikut dilibatkan oleh orangtua mereka dalam aksi atau anak-anak mengetahui orang­ tuanya melakukan pengeboman. Penanganan atas psikologis me­ reka akan menjadi lebih rumit. “Memikirkan ketiadaan orangtua karena pengeboman, belum lagi sikap orang atau penilaian orang terhadap orangtua mereka, juga bagaimana kesalahan pemikiran orangtuanya, dll, sudah tentu itu akan lebih membuat trauma. Dan itu (trauma) bisa bertahan lama,” ungkap pendiri Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA), ini. Anak-anak dari pelaku pengeboman ini, lanjut Joyce, mungkin akan mengalami ‘toxic shame’ atau ‘aib beracun’ karena apa yang dilakukan oleh orangtuanya bisa menjadi aib bagi mereka. “Mengganti identitas anak tidak terlalu menolong karena mengganti identitas tidak mengubah memory. Kadang dengan hypnotherapy justru bisa membantu,” ujar Joyce. Penanganan anak yang memiliki orangtua pengebom dan anak yang

terlibat dalam pengeboman, berbeda. Anak-anak yang menjadi bomber sudah mengalami ‘militerisasi’ dan indoktrinasi menjadi serdadu anak yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk membenci sesuatu. Sementara anak yang orangtuanya pelaku pengeboman akan mengalami kebingungan terkait nilai-nilai yang seharusnya dia pegang. “Bisa kita bayangkan kebingungan anak-anak ini. Siapa yang harus dia dengarkan? Orang yang mengatakan orangtuanya salah atau dia mencari pembenaran dari perilaku orangtuanya sehingga bisa menjadikan orangtuanya sebagai pahlawan, “ jelas penerima Sarinah Award ini. Perlu hati-hati untuk tidak menjatuhkan orangtuanya sedemikian rupa sehingga anak menjadi ‘bingung’. Tapi di sisi lain, kita jangan membenarkan perilaku salah atau keyakinan salah yang dianut orangtuanya. Memang, memerlukan waktu lama untuk menangani hal ini. Yang diperlukan adalah dukungan yang baik dan membuat anak merasa bahwa pilihan orangtuanya tidak ada kaitannya dengan dia, dan memisahkan identitas anak dari orangtuanya. (Diana Runtu)

21

Sulit Dideteksi

Jakarta Siaga I. Semua daerah di Indonesia pun begitu. Sejak teroris berulah di Penjara Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, disusul dengan serangan teroris secara beruntun di sejumlah tempat, suasana menjadi agak mencekam. Kasus terorisme ini terus berkembang menyusul penyisiran Densus 88 terhadap para teroris di berbagai tempat. Setidaknya dalam sembilan hari terakhir puluhan teroris berhasil ditangkap, termasuk yang beraksi di Rutan Mako Brimob.

Y

Menjadi pembicara seminar nasional di UNR tema “Peranan Lembaga Penjaminan Simpanan dalam Sistem Perbankan”

Metropolitan

Teroris Wanita dan Anak-anak

Al Chaidar

Hati-hati Tangani Trauma Anak

dewasa’ dan tuntutan orang dewasa, membuat mereka akhirnya ikut,” ujar Joyce Djaelani Gordon, psikolog yang berpengalaman menangani trauma anak. Di usia kanak-kanak, tambahnya, pemikiran kritis mereka belum berkembang sehingga tidak memungkinkan mereka untuk ‘melawan’. “Jadi indoktrinasi sudah berkembang lama,” ungkapnya. Terkait penanganan trauma pada anak, Joyce mengatakan, tergantung pada sifat traumanya. Di satu sisi bisa lebih mudah namun di sisi lain bisa sangat sulit dan memerlukan waktu lama. Psikolog jebolan Universitas Indonesia ini memberi contoh ke-

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

ang mengejutkan dari kasus tersebut adalah adanya perempuan dan anak-anak yang menjadi ‘pengantin’ atau eksekutor bom bunuh diri. Ini merupakan modus baru yang sangat mengerikan dan harus diwaspadai semua pihak termasuk masyarakat. ‘Indonesia Darurat Teroris’. Begitu salah satu judul peringatan yang disampaikan netizen di medsos. Wanita sebagai ‘pengantin’ atau eksekutor bom bunuh diri sebenarnya pernah terjadi yakni 2016 lalu. Namun Dian Yulia Novi yang berniat melakukan bom bunuh diri di Istana Negara, berhasil dibekuk. Wanita muda berusia 29 tahun itu kini mendekam di penjara menjalani hukuman 7,5 tahun. Pengamat terorisme Al Chaidar kepada wartawan mengatakan, sejak 2014 perempuan sudah masuk dalam pusaran terorisme meskipun jumlahnya sedikit. Hal ini harus diwaspadai benar karena aksi terorisme dimana pelaku adalah perempuan cenderung lebih sulit dideteksi. “Mereka umumnya jarang menggunakan media sosial atau alat komunikasi digital. Mereka lebih banyak menggunakan komunikasi langsung. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi polisi,” kata Al Chaidar. Komisioner Komnas Perempuan, Yuniyanti Chuzaifah menyebut, dalam catatan Komnas Perempuan, dari berbagai peristiwa terorisme di Indonesia sejumlah perempuan ditangkap sebagai pelaku, sebagian menjalani proses pengadilan dan sebagian lainnya menjalani hukuman akibat tindak pidana terorisme. “Tahun 2016 lalu setidaknya ada dua perempuan yang gagal melaku-

kan aksi pengeboman Istana. Aksi di Surabaya adalah kasus pertama dimana pelaku perempuan berhasil melakukan aksinya, meski tidak sendiri tapi bersama keluarganya,” jelas Yuniyanti. Dalam pandangan Komnas Perempuan, berbagai pihak perlu melihat lebih jauh akar permasalahan di balik keterlibatan perempuan sebagai pelaku, sebagai

perempuan yang melakukan aksi meledakkan dirinya merupakan orang yang hanya patuh dan tunduk pada ajarannya. Salah satu pemicu perempuan melakukan aksi teror lantaran peran sebagian besar perempuan yang sangat terbatas di sebuah keluarga. Menurutnya, sebagian besar perempuan Indonesia belum memi-

Konferensi pers di KPAI liki kebebasan untuk mengetatarget perekrutan untuk diindoktri- hui yang baik bagi dirinya. “Tidak nasi dan menjadi alat ideologi hingga ada ruang untuk menyatakan sikap dijadikan martir dengan melakukan dirinya mau apa? Sehingga dia bisa dibawa kemana saja,” ujar kekerasan. Terlepas bahwa ada kerelaan Mariana. Keprihatinan yang sama juga karena dorongan keyakinan, papar Yuniyanti, namun keterlibatan diungkapkan Komisi Perlindungan mereka tidak bisa dilepaskan dari Anak Indonesia (KPAI). Menurut relasi dan hirarki gender yang tim- pengamatan KPAI, anak diikutkan pang serta doktrin kepatuhan yang tak cuma sebagai eksekutor namun melemahkan posisi tawar perem- dalam banyak peran. Pelibatan puan di tengah budaya maskulin anak bisa dikelompokkan menjadi dalam lingkaran jaringan kelompok beberapa peran. “Pertama, kelompok eksekuradikal. “Kami mengkhawatirkan bahwa tor yaitu terlibat aktif di lapangan tren perekrutan perempuan men- melakukan aksi teror. Kedua, keljadi pelaku bom ini karena asumsi ompok perencanaan dan pengatur bahwa perempuan berpotensi lebih lapangan. Kelompok ini memilih militan, manipulasi agar tidak mudah waktu, lokasi dan momentum yang dicurigai untuk alasan keamanan dianggap tepat untuk beraksi,” jelas dan memanfaatkan peran perem- Ketua KPAI Susanto dalam jumpa puan sebagai ibu yang strategis pers di Gedung KPAI. “Dalam sejumlah kasus anakmentransmisikan ideologi radikal dan mempersiapkan anak-anaknya anak juga dilibatkan dalam perencanaan sebelum aksi teror,” menjadi martir,” paparnya. Hal senada diungkapkan Mariana tambahnya. Hal ketiga, ucap Susanto, adalah Amiruddin, Komisioner Komnas Perempuan. Menurutnya, teroris kelompok mentor. Ia berperan

Ilustrasi peristiwa bom di Surabaya mencari dan melakukan pembibitan kader teroris melalui jaringan pendidikan, jaringan organisasi tertentu dan pertemuan rutin atas nama agama. Mentor utama, kata Susanto, seringkali memanfaatkan anak dan remaja untuk melakukan mentoring kelompok sebaya. “Pola mentoring sebaya cukup efektif untuk merekrut calon-calon anggota kelompok teroris,” ujarnya. Kelompok keempat, ujar Susanto lebih lanjut, adalah kelompok simpatisan. Ke l o m p o k i n i , k a tanya, tidak terlalu aktif melakukan aksi teror namun

memberikan dukungan moral terhadap aktivitas yang dilakukan jaringan teroris. “Dalam kelompok simpatisan ini, sering kali anak dilibatkan. Hal sederhana misalnya, menebarkan ekspresi kebencian, melakukan hal-hal yang sifatnya membenci aparat negara, simbolsimbol negara, institusi negara, dll.,” katanya. Rita Pranawati, Wakil Ketua KPAI mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan fungsi dan peran dari institusi keluarga tidak berjalan semestinya. “Ini yang kami sesalkan karena sesungguhnya keluarga adalah pelindung anak ketika ini (aksi terorisme) terjadi. Karenanya perlu direview kembali bagaimana pola pengasuhan ke depan,” ujar Rita. Menurut Jastra Putra, Komisioner Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, anak-anak yang terlibat dalam pengeboman merupakan anak-anak yang sedang terjebak dalam situasi sulit. “Sejak lahir mereka sudah terpapar paham radikalisme yang didoktrin oleh orangtuanya,” ujar Jastra. Hal ini sungguh memprihatinkan sekaligus menyedihkan. “Anak-anak itu berada dalam keadaan sulit dimana keluarganya sudah menganut paham radikal sejak mereka masih kecil. Mereka tidak bisa memilih dan dengan lugu ‘menelan’ semua yang disampaikan oleh orangtuanya,” tuturnya. Ia meminta agar Kemenag dan Kemensos memberikan pendampingan dalam rangka pemulihan trauma pasca insiden. Harus dilakukan rehab dengan baik karena jika tidak hal tersebut akan menjadi trauma yang luar biasa bagi dirinya, apalagi dia (anak) melihat sendiri orangtuanya meledakkan Yuniyanti diri. (Diana Runtu)


Bumi Gora

20

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

PKK NTB Membangun Mulai dari Kampung Kerja keras dan semangat Tim Penggerak PKK Nusa ­ enggara Barat selama ini dalam melakukan pembinaan T terhadap kader PKK terutama membangun serta memberikan pembinaan ­terhadap ­kampung KB di Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Janapria dan Desa Jango, akhirnya membuahkan hasil ­menggembirakan. Kampung KB ini mendapatkan apresiasi dari Pemerintah ­Republik Indonesia yang kemudian mengusulkan Ketua TP PKK NTB, Hj. E ­ rica Zainul Majdi sebagai salah satu calon penerima tanda ­kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik ­Indonesia, terkait keberhasilan dalam bidang kependudukan, ­keluarga berencana dan membangun keluarga.

“M

emasuki Desa Jango, perasaan kami seperti tidak memasuki kampung, tetapi kami merasa seperti memasuki kota, dengan akses jalan yang mulus dan bagus,” ungkap Ketua Tim Penilai Gelar Kehormatan Satyalancana Wira Karya, Letkol. Sandi, M.Si dari Sekretariat Militer Presiden RI mengunjungi Kampung KB “Pacu Solah” di Dusun Kenyalu, Desa Jango, Lombok Tengah NTB, beberapa waktu lalu. Menurutnya, sebelum turun ke lapangan, tim penilai telah mendapatkan pemaparan dari Ketua TP

PKK NTB secara komprehensif tentang bagaimana PKK NTB membangun dan membina kampung KB ini. “Ternyata apa yang disampaikan tidak meleset dari apa yang kami lihat di lapangan,” ujar Letkol Sandi dalam sambutannya, saat meninjau Kampung KB “Pacu Solah” di Dusun Kenyalu, Desa Jango ini. Hasil tinjauan lapangan oleh tim ini dilakukan dengan mengecek dan melihat data dan fakta yang nantinya akan menjadi bahan penilaian untuk pengusulan peng­anugerahan tanda kehormatan satyalancana wira karya Presiden RI kepada Hj.

Erica Zainul Majdi, Ketua TP PKK NTB. “Semoga de­n gan adanya data dan fakta yang sudah kita terima akan memberikan kelancaran untuk usulan diajukan tanda kehormatan satyalancana wira karya Presiden RI kepada Beliau,” katanya. Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan bersama Tim Penilai saat ini adalah merupakan bagian dari penilaian untuk melihat dan memastikan secara langsungkondisi di lapangan mengenai hal-hal yang selama ini menjadi bagian dari prestasi dari Ketua TP PKK, khususnya terkait dengan Kampung KB yang memang ada dan sangat cantik, sesuai dengan namanya yakni “Pacu Solah” (benar-benar bagus). Jalan yang mungkin dulu belum bagus, sekarang sudah beraspal, yang dulu jauh dari sarana kesehatan sekarang sudah dekat. Selain itu akses pendidikan yang bagus, sehingga tidak ada lagi anak putus sekolah

serta kemajuan bidang ekonomi dengan kemudahan mencari nafkah bagi semua warga yang ada di Desa Jango. “Jadi semua yang tidak ada dulu di Desa Jango ini, sekarang telah tersedia dan terintegrasi, ke depan tingkatkan terus kerjasama dengan dinas instansi terkait, sehingga semua pembinaan dan pelayanan di Kampung KB Dusun Kenyalu ini dapat terus berjalan dengan lebih baik,” ujarnya. Untuk itu, tim penilai melakukan kunjungan terhadap spot-spot unggulan Kampung KB di Desa Jango. Dengan peninjauan langsung tersebut diharapkan akan menjadi

bahan masukan kepada Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dalam pengajuan terhadap usul penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada Hj. Erica Zainul Majdi. “Kalau sampai ada yang menyampaikan keberhasilan kepemimpinan, tentu itu sematamata karena keikhlasan dan semangat dari ibu-ibu kader TP PKK Kabupaten Lombok Tengah,” ujar Erica memberi sambutan. Erica memberikan apresiasi kepada Kepala Desa Jango atas keberhasilannya dalam bidang pendidikan, sehingga saat ini di Desa Jango ini angka putus sekolah sudah tidak ada lagi. Ia menjamin kepada pemerintah pusat bahwa TP PKK Provinsi NTB akan sungguh-sungguh melaksanakan amanah dari pemerintah pusat untuk membangun negara mulai dari Kampung. “Negara yang kuat, hebat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia, bukan mulai dari apa yang terjadi di kota-kota, tapi dari apa yang terjadi di Kampung. Mari kita bangun bangsa mulai dari Kampung,” kata Erica. (Naniek)

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018 Seringkali barang-barang lama yang sudah tidak terpakai menumpuk di gudang. Bahkan, baju-baju usang pun terkadang masih tersimpan di lemari. Dalam pikiran kita, terutamanya ibu-ibu, barang-barang itu nanti pasti bisa digunakan lagi, atau bahkan sebagai kenang-kenangan.

S

alah satu barang yang paling sering “diwaris­ kan” adalah baju. Diah, ibu tiga anak ini pun mengakuinya. Anak sulungnya perempuan. Saat masih kecil dulu, koleksi bajunya lumayan banyak. Sudah bukan rahasia lagi jika modelmodel baju anak perempuan lebih beragam ketimbang anak laki. Ketika Cece (17)-demikian sapaan akrabnya sudah mulai bertumbuh, tentu bajubaju itu pun sudah tak muat lagi di badannya. “Ada beberapa bajunya dulu yang ada sejarahnya, masih saya simpan,” ucap Diah. Seperti baju saat Cece kecil jadi pengapit. Model bajunya bagus dan lucu, yang sampai saat ini kondisinya masih bagus. “Baru beberapa bulan lalu saya kasih ke keponakan yang masih kecil, dia suka sekali karena memang bajunya bagus,” ucap Diah. Untuk urusan “mewariskan” baju ini, Diah mengaku tak sembarang orang dia berikan karena khawatir ada ketersinggungan. “Ada kok yang gengsi dikasih baju,” imbuhnya. Selain kerabat, teman-teman dekatnya yang ia sudah tau luar dalamnya juga kecipratan “warisan” baju bekas yang masih layak pakai ini.

Bunda Ananda

5

Dibuang Sayang Untuk penyimpanan, dulu bajubaju itu dibungkus plastik kemudian diisi kapur barus, dimasukkan ke dalam kardus, dan disimpan di lemari pakaian di tumpukan paling bawah. “Dulu masih berpikiran dibuang sayang. Tapi lama-kelamaan, isi lemari makin penuh, ya harus dikeluarkan dan disortir lagi,” ucapnya. Baju-baju yang sudah tidak terpakai, ia keluarkan. Jika masih layak pakai, diberikan ke pegawai-pegawai warungnya, juga diberikan ke saudara-saudara di kampung. Diah juga menuturkan sempat menyimpan baju almarhum ayah dan ibunya. “Saya simpan satu stel baju kerja ayah dan baju ibu yang sering dipakai, biar ada saya ingat-ingat,” ucapnya. Namun, mungkin karena penyimpanannya kurang bagus, baju-baju itu kondisinya sudah lapuk. Meski sayang, akhirnya Diah memutuskan untuk tak menyimpannya lagi. “Mungkin memori itu memang harus dibuang,” cetusnya. MENGENANG MASA LALU Ada banyak alasan mengapa seseorang masih menyimpan barang lama, salah satunya menjadikannya kenangan. Diah pun mengaku, selain menyimpan baju Cece kecil dulu, masih menyimpan pula celemek saat dipakai waktu bayi. Suatu ketika saat merapikan baju-baju, tanpa sengaja Diah menemukannya di kardus yang ia sudah lupa isinya. “Saya panggil Cece dan memperlihatkan celemek itu. Pada saat itu memori kita kembali pada masa lalu, mencerita-

kan bagaimana lucunya dia saat masih kecil, kami pun berdua tertawa mengingat masa-masa itu,” tuturnya. Lima bulan lalu, Diah memulai renovasi rumah tuanya. Alhasil semua barang-barang dimasukkan kardus. Kalau sudah urusan pindah-pindahan, pastinya krodit karena banyak barang dan tak semua barang bisa kita ingat penyimpanannya. Ketika rumah barunya selesai, dan akan memindahkan barang-barang itu kembali ke rumah, ada sebagian barang-barang kenangan itu entah keberadaannya dimana. Mungkin saja sudah tak sengaja terbuang karena dilihat sudah usang. “Pada akhirnya memang harus dibuang,” ucapnya. Diah juga menuturkan pengalaman sahabatnya terkait hal ini. Bahkan sahabatnya itu, Dewi, masih menyimpan perlengkapan bayi anak pertamanya, yang kini sudah berusia 18 tahun. Seperti kain alas, bedong, gurita, kaos kaki dan sarung tangan bayi. Saat dihubungi via telepon, Dewi membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, ibu mertuanya sangat rapi menyimpannya. “Ibu bilang, ini disimpan saja biar nanti tidak membeli lagi, juga hanya dipakai sebentar saja,” ujar Dewi mengutip ucapan ibu mertuanya. Dan memang benar, perlengkapan bayi itu pun bisa terus dipakai

di kampung suami ada kerabat yang mau melahirkan. Jadi saya berikan ke dia,” ucapnya. Terkait baju-baju “warisan”, Dewi mengaku tak terlalu gengsian menerima. Ia paling sering menerima baju dari kakaknya yang lebih dulu memiliki anak laki dan perempuan. “Saya biasanya menerima saja apa yang diberikan. Jika cocok, saya pakai, jika tidak saya simpan saja, dan akhirnya nanti jika tak terpakai, saya hibahkan lagi ke orang lain. Biasanya sih saya bawa ke kampung. Senang rasanya jika orang yang kita berikan itu senang menerimanya,” tuturnya. Dewi juga pernah mengalami hal sama dengan Diah, yakni pindah-pindahan rumah. Pada saat itu, mau tak mau memang otomatis ada penyortiran. Barang-barang yang memang benar-benar Diah bersama anaknya Cece tidak pernah dipakai harus dibuang. sampai anak ketiga Dewi yang jarak Dan ketika pindah lagi, kembali lagi antara anak pertama dan ketiganya barang-barang itu disortir. Dewi sekitar 10 tahun. “Dulu, sebelum mengatakan, ketika kita membeli disimpan dicuci dulu, dimasukkan barang semisal baju, seringkali kita plastik, dibungkus kain dan disim- tak menyadari bahwa itu akan segera pan dalam lemari di gudang. Ketika memenuhi isi lemari. “Biasanya akan dipakai lagi, dicuci dulu,” ujar nyadarnya ketika memasukkan bajuDewi. baju yang habis disetrika, kok tidak Terakhir, baju-baju perlengkapan muat? Akhirnya saat itu saya mengebayi itu keluar dari gudang sebulan luarkan baju-baju yang benar-benar lalu. Kebetulan Dewi sedang beres- tidak pernah dipakai walaupun masih beres dan menemukannya kembali, bagus, saya simpan di tas plastik. Jika karena terus terang ia juga lupa sewaktu-waktu pulang kampung, masih menyimpannya karena terak­ tinggal diangkut saja,” tandasnya. hir dipakai 7 tahun lalu. “Kebetulan (Inten Indrawati)

IKLAN CANTIK

tkh/net


Woman on Top

6 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini terasa begitu spesial lantaran kondisi Indonesia saat ini sedang bersedih. Kasus-kasus ujaran kebencian, fitnah-fitnah, berita-berita hoax dan perseteruan sesama anak bangsa belum reda, muncul penyerangan teroris di sejumlah daerah.

“S

ituasi politik dan keamanan kita akhirakhir ini memang memanas ya, sedang banyak cobaan. Apalagi kita akan menghadapi Pilkada serentak Juni nanti, juga Pileg dan Pilpres tahun depan. Nah kemudian dalam situasi begini muncul serangan teroris di sejumlah daerah menjelang Hari Kebangkitan Bangsa. Menurut saya ini luar biasa sekali,” tutur penyanyi dangdut Fitri Carlina. Sebelum bom, kata Fitri, suasana sudah diwarnai oleh berbagai kasus yang tidak mengenakkan.

Fitri Dian Puspita

Momen Introspeksi Diri “Ada banyak yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan hal-hal yang tak baik,” tambah wanita asal Banyuwangi ini. Pemilik nama lengkap Fitri Dian Puspita ini menyatakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini terasa spesial. Kita sebagai bangsa, diingatkan kembali pentingnya persatuan dan kesatuan. Rasa nasionalisme kita digugah kembali, prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang selama ini kita junjung bersama dengan menghargai perbedaan baik itu ras,agama,golongan, haruslah dipertahankan. “Jadi menurut aku saat ini, khususnya pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum yang baik untuk kita semua introspeksi diri. Sebagai bangsa kita harus bangkit, jangan biarkan termakan isu-isu yang bisa memecah belah. Jangan biar-

kan intoleransi merajalela. Kita dikenal sebagai bangsa yang memiliki toleransi tinggi ,baik antargolong, antarumat beragama, ras. Ini yang harus terus dijaga. Kita harus menjaga persatuankesatuan dan ke-Bhinnekaan yang menjadi kebanggaan kita bersama,” tegas pelantun ‘ABG Tua’ ini. Ia menambahkan kita harus berhati-hati dalam menyikapi berbagai hal, tidak mudah percaya dengan berbagai informasi yang beredar khususnya di media sosial. Adik bungsu

pedangdut Nini Carlina ini juga menyinggung tentang dampak negatif dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab. Menurutnya, era globalisasi, kemajuan teknologi-komunikasi, memang tidak dapat dihindari. Sangat mudah setiap orang mengakses internet, media sosial. Era keterbukaan juga membuat orang mengira bisa sebebasbebasnya menyuarakan

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018 atau mengekspresikan apapun. Padahal, sesungguhnya tidak demikian. “Kita memang bebas menyuarakan atau mengekspresikan apapun. Namun tetap saja ada rambu-rambunya. Artinya kita bebas tapi bertanggungjawab dalam penggunaannya. Menjaga jangan sampai hal-hal yang kita sampaikan berdampak atau bermasalah atau bahkan menimbulkan perpecahan,” ungkap Fitri sambil menambahkan, banyak pengguna yang tidak dewasa dalam menggunakan medsos. “Medsos asalkan digunakan secara baik dan benar akan sangat berguna. Sebaliknya bila digunakan secara salah malah bisa merusak dan menghancurkan,“ ucapnya. Semua pihak harus ikut berperan menjaga bukan hanya pemerintah. Pengendalian atau pembatasan itu selain ada pada diri masing-masing juga pada keluarga. Terkait dengan terorisme dan isuisu terkait yang juga mudah diakses di dunia maya, Fitri meminta agar pemerintah melakukan penyisiran dan pembatasan. “Itu kewajiban pemerintah untuk melakukan tindakan,” tegasnya. (Diana Runtu)

Rileks

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

19

TTS tokoh

TTS No. 011 MENDATAR: 5. BONTOT 7. LULUH 9. RESPEK 12. ABJAD 13. RUKUN 16. POTLOT 19. NYIUR 21. GALAU 22. TUJUH 23. CENAYANG 24. WAJAN 25. KENYAL 26. PERUSAHAAN MENURUN: 1. BUNGA KHAS BELANDA 2. AKBAR 3. SETERU 4. JANJI 6. SOLDER 8. SEHAT 10. WARSA 11. SESUAI 14. PARASIT 15. UANG MUKA 17. SETIA 18. KELAPA MUDA 20. CUCI RAMBUT 23. PERIODE

TTS No. 009 MENDATAR: 2. WADUK 5. SEDAP 7. WARANGKA 9. BERAMBANG 10. SUSTER 11. CEDERA 13. IDOLA 16. MESIR 19. SEKAR 20. SEMBARI 24. DAHAGA 25. CAHAYA 27. WANITA MENURUN: 1. JUMPA 3. BERKAS 4. TENTATIF 6. JATAH 8. HEMAT 12. DIALEK 14. DETAK 15. USIL 17. RUNCING 18. JENGUK 21. AJUDAN 22. PANCA 23. IKLAN 26. ABADI

Pemenang TTS No. 009

KETENTUAN MENJAWAB Jawaban ditulis di ­kertas dan masukkan dalam amplop atau di­ tulis di kartu pos. Tem­ pelkan gun­tingan kupon TTS No 011 serta iden­ titas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Ge­ dung Pers Bali K. Na­ dha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Jumat 1 Juni 2018. Pemenang diumumkan Minggu 3 Juni 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang peme­ nang. Pemenang agar ­mengambil hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Ni Wayan Kresna Dewi

(Br. Dinas Saraswati Desa Bajera, Tabanan)

Kupon TTS tokoh No. 011

I Wayan Parwata

(Br. Buluh,Guwang Sukawati)

Kondom Robek

“(Taksu) Perak Bali” (2) Salam Unique...

Tulisan kami sebelumnya sudah membahas tentang bagaimana setiap daerah di Bali selalu mempunyai ciri khas kerajinan. Khusus untuk kerajinan perak banyak kita temui hasil karya yang unik, dan tentu mencerminkan kekhasan daerah masingmasing. Sebagai pelaku usaha industri perak di Bali, mereka senantiasa menjaga nilai pakem dan ruh dari adat dan budaya Bali. Inilah yang memberi kekuatan dan nilai lebih sehingga hasil karya industri perak di Bali selalu dapat memenuhi keinginan para pencinta perhiasan, khususnya perhiasan yang berbahan baku perak. Tidak dapat dimungkiri Bali masih mempunyai daya

tarik yang sangat besar di industri perhiasan. Di dalamnya terkandung nilai budaya serta keunikan dari adat dan budaya Bali itu sendiri. Perhiasan perak Bali masih mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan masih sangat diminati oleh pembeli di negara-negara Timur Tengah dan Amerika. Namun, seperti yang pernah kami tulis sebelumnya, yang menjadi kendala dalam perkembangan industri perhiasan perak saat ini adalah tidak tersedianya tenaga sumber daya manusia(SDM) yang terlatih di bidang ini. Nyoman Eriawan, pemilik UC Silver yang terkenal mempunyai talenta lebih dan sudah berpengalaman di bidang ini memberikan gambaran tentang pembuatan perhiasan perak. Menurutnya dalam penggarapan perhiasan perak harus dan wajib didukung oleh sumber

daya manusia yang mumpuni, sehingga dapat menghasilkan perhiasan dengan desain yang berkualitas tinggi. Sayangnya, banyak generasi sekarang yang tidak tertarik untuk menggeluti industri perhiasan perak. Sehingga, sulit untuk menemukan talenta-talenta baru yang tumbuh dari generasi muda saat ini. Eriawan berpendapat sebenarnya ‘taksu’ dari perhiasan perak di Bali masih sangat terjaga. Namun, melihat kendala tenaga dari sumber daya manusia yang sangat terbatas, maka saat ini sudah semestinya menjadi pemikiran para pengusaha perak di Bali untuk ke depannya. Bagaimana agar tetap bisa bersaing dengan negara lain yang industri perhiasannya berkembang sangat pesat. Para pesaing industri perak dari daerah lain banyak melakukan kreativitas dengan

menonjolkan ciri khas daerahnya masing-masing. Seandainya sumber daya manusia di Bali yang menggeluti perhiasan perak mudah mendapatkannya, maka perkembangan para penggiat usaha di bidang perak di Bali akan dapat tumbuh dengan lebih pesat lagi. UC Silver sebagai industri perak yang sudah mendunia, selalu komitmen untuk menjaga ‘taksu’ dari perak Bali. Salah satu yang dilakukannya adalah dengan memberikan kesempatan kepada para generasi muda yang mempunyai kemauan dan talenta di bidang ini. UC Silver berharap, merekalah nanti yang akan berkreativitas dan berkarya tiada henti untuk kemajuan industri perhiasan yang berbahan baku perak. Selanjutnya, menjadikan perhiasan perak Bali selalu menjadi destinasi wisata dunia dengan kelebihannya yakni

selalu mempunyai ‘taksu’ di setiap karya yang dihasilkan. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya, nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali. Kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan, bagaimana keunikan dari design yang tercipta, sampai ke filosofi dari masing masing karya yang terbentuk. Kalau ingin melihat langsung ‘Gallery dan Workshop UC Silver’ silakan kunjungi kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg. Candrametu Nomor 1 Batu Bulan, Gianyar, 80582. Telepon 0361-461511 atau kunjungi website kami di www.uc-silver.com. I am Unique I am Happy.. UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Tanya: “Dok, langsung saja, aku sering dengar kalau kondom juga bisa robek saat digunakan, sehingga dibilang tidak efektif lagi buat mencegah kehamilan atau menghindari penularan penyakit kelamin. Itu bagaimana Dok?” (Mila, Tabanan, 23) Jawaban: Di samping buat mencegah kehamilan, kondom juga ditujukan buat mencegah infeksi menular seksual. Secara medis dan epidemiologis sudah terbukti bahwa akan terjadi penurunan risiko penularan infeksi menular seksual pada para pengguna kondom. Dari banyak studi juga diketahui bahwa kondom efektif mencegah HIV. Berdasarkan studi pada orang-orang yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi, dari 100 orang hanya sekitar 1 orang yang akhirnya mengalami kehamilan pada pasangan dari kelompok laki-laki pengguna

kondom. Artinya ada kegagalan sekitar satu persen. Lalu apa penyebab kegagalan kondom? Di samping angka penggunaan kondom pada masyarakat Indonesia masih rendah, penyebab kegagalan proteksinya diyakini hanyalah karena satu alasan: kesalahan penggunaan kondom. Pengetahuan masyarakat tentang kondom masih sangat rendah sehingga orang masih belum menggunakannya secara tepat. Kegagalan kondom lebih sering disebabkan pemakainya tidak menggunakannya dengan benar, dan bukan karena mutu kondom itu sendiri. Juga karena lekatnya cap buruk yang dilabelkan

masyarakat terhadap kondom menjadikan akses untuk membeli dan kecermatan penggunaannya menjadi tidak maksimal. Masih banyak orang yang malu untuk membeli kondom padahal memerlukannya. Demikian pula masih banyak yang tidak memperhatikan cara penggunaan yang baik, tidak memperhatikan masa kadaluwarsa kondom, masih banyak yang menyimpan di dompet atau di tempat yang panas dan terlampau lembab, dan masih banyak yang keliru dalam memasangnya selama hubungan seksual. Bila digunakan secara benar dan konsisten, kondom mempunyai peranan penting dalam kesehatan umum masyarakat, khususnya sebagai salah satu pilihan kontrasepsi dan pencegahan infeksi menular seksual, termasuk juga HIV. Penggunaan kondom yang baik akan mengurangi risiko terinfeksi penyakit seksual, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa seks.

Kondom yang robek atau bocor adalah salah satu hal yang paling ingin dihindari dalam praktik penggunaan kondom, karena saat kondom itu robek maka fungsinya sebagai alat kontrasepsi dan mencegah infeksi menular seksual menjadi gagal. Apa saja yang paling sering menjadi penyebab kegagalan penggunaan kondom? Yang paling sering dan mungkin adalah: 1. Penyimpanan kondom yang tidak baik. Sering kali disimpan di dompet yang ketat dan panas sehingga bahan lateks bisa mengalami kerusakan, atau malah di tempat yang terlalu lembab dan berjamur. 2. Pemakaian kondom yang sudah kadaluwarsa. Tentu saja jika digunakan akan menghilangkan daya proteksinya karena kondom berbahan lateks menjadi kehilangan kelenturan, kehilangan cairan pelumas sehingga mudah robek. 3. Pemakaian kondom dalam keadaan mabuk. Ini tentu saja membuat penggunanya tidak bisa

menggunakan secara tepat, atau terlepas saat menggunakannya. 4. Kondom tersebut robek ketika dibuka dari bungkusan. Bisa jadi karena tidak cermat saat membuka, atau karena terkena kuku sehingga mengakibatkan robek. Yang unik dari kondom adalah dalam fungsinya, yang tidak bisa dimiliki oleh alat kontrasepsi lain. Kondom memiliki fungsi ganda yaitu untuk mencegah penularan infeksi menular seksual juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi. Hingga saat ini kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan penyakit seksual. Suntik KB, pil KB, spiral atau IUD hingga susuk KB tidaklah mampu mencegah infeksi menular seksual. Bahkan vasektomi atau pemotongan saluran sperma pada laki-laki pun tidak mampu mencegah infeksi menular seksual.


Buleleng

18 Secara geografis, Buleleng memiliki pantai terpanjang di Bali. Laut Buleleng juga sangat mendukung digunakan sebagai sarana olahraga air. Salah satunya, cabang olah raga selam.

Gelorakan Kembali Olahraga Selam di Buleleng

H

al ini disampaikan oleh Ketua Pengprov POSSI Bali Bagus Partha Wijaya disela-sela pelaksanaan pembinaan pelatih jenjang P1 di Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha di Desa Jinangdalem, Senin (7/5). Bagus menambahkan, Buleleng menjadi titik awal kebangkitan olahraga selam untuk menghadapi pelaksanaan Kejurda dan Kejurnas. Selam merupakan olahraga lama yang perlu dibangkitkan kembali dengan menjaring atlet dan pelatih. “Olahraga selam ini merupakan olahraga lama sejak tahun 1980, dan Bali waktu itu telah mengirimkan atlet untuk mengikuti Kejurnas pada tahun 1981. Hanya saja, karena ketidak aktifannya atlet tidak ada yang membina,” jelasnya. Sebagai titik awal, Bagus memberikan kesempatan ke-

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Pembinaan pelatih dan wasit selam oleh POSSI Bali

pada atlet renang untuk mencoba cabang olahraga lain yaitu selam. Pihaknya berkeinginan untuk menggelorakan kembali olahraga selam utamanya untuk masyarakat yang masih awam dengan olahraga tersebut. Ia menambahkan bahwa ada dua kategori olahraga selam yaitu di dalam kolam dan di dalam laut. Untuk kali ini pihaknya tengah mempersiapkan Kejurda di dalam kolam, tetapi pihaknya optimis dapat mengikuti ajang

Indonesia Open yang akan datang. “Mereka berpikir bahwa selam hanya sebatas menyelam di dalam laut padahal selam dapat dilakukan di kolam dan olahraga ini ada prestasinya,” ungkapnya. Dikatakan oleh Bagus Partha Wijaya untuk pelaksanaan selam di laut sangat memungkinkan mengingat dengan kondisi lautnya yang tenang dan juga fasilitas akomodasi yang memadai. Untuk kali ini, Kejurda dan

Panen Padi Varietas Sidenuk Pemkab Buleleng begitu komitmen dalam kita usianya bisa lebih panjang, dan bebas dari memajukan pertanian sebagai salah satu potensi ulat nanti untuk pasar ekspor,” harap nya. Ir. Nyoyang dimiliki. Pemerintah pun terus berupaya man Genep, MT. Kadis Pertanian Kab. Buleleng mengembangkan pertanian dengan mengikuti menambahkan padi varietas sidenuk adalah padi perkembangan teknologi. Hal ini terlihat dayang mendapat penyinaran radiasi nuklir. lam kegiatan panen padi varietas sidenuk yang Hendig Winarno, M.Sc mengatakan kerjasama bekerjasama dengan pihak BATAN. Bupati antara BATAN dengan Kabupaten Buleleng berBuleleng Putu Agus Suradnyana ST, bersama langsung sejak tahun 2017 lalu. Dipilihnya Buleleng Kepala Deputi PTN Badan Tenaga Nuklir Nakarena dilihat dari keseriusan Pemkab. Buleleng sional (BATAN) Jakarta Dr.Hendig Winarno, dalam memajukan industri pertanian, dan untuk M.Sc melakukan pemotongan padi secara simbBuleleng ditanam jenis padi Varietas Sidenuk. “Pak olis di Subak Banjar Tengah, Desa Tukad Mungga, Bupati punya antusiame dalam mengembangkan Kamis (17/5). industri pertanian di daerahnya, sehingga kami Bupati Agus Suradnyana mengatakan, kerpun BATAN yang punya kompetensi di bidang jasama antara Pemkab. Buleleng dengan BATAN pertanian khususnya tanaman padi, kedelai dan sangatlah bagus dan sangat membantu para petani yang lainya, maka kami memilih Buleleng sebagai di Buleleng, hal itu terlihat dari hasil panen padi mitra kami di daerah,” ucapnya. yang cukup bagus dan sangat mengesankan. “Kita Ada 23 jenis varietas unggul baru namun hanya lihat hasilnya dari varietas unggulan yang dulu ada beberapa saja yang diminati petani. “Petani panen gabah 66 kwintal per hektare dan sekaBuleleng inginnya varietas sidenuk, karena sidenuk rang 88 kwintal per hektare, artinya ada kenaikan produksifitasnya tinggi agak tahan wereng, nasinya signifikan,” ujarnya. pulen, maka itulah yang dipilih, dan kami harus Ke depannya Bupati Agus akan terus mengumengakomodasi keinginan masyarakat daerah apa payakan berbagai teknologi untuk memajukan yang di inginkan” tuturnya. (Wiwin Meliana) pertanian yang ada di Kabupaten Buleleng. Dirinya serius akan menggembangkan potensi pertanian di Kabupaten Buleleng, bukan hanya pertanian padi saja namun juga berbagai jenis pertanian. “Kita bisa melakukan pendekatan pada Menrisetdikti dengan mapping potensi yang ada di Buleleng. Kita berharap bisa dibangun iradiasi gama pengawet makanan bisa di bangun di Kabupaten Buleleng, karena dengan iradiasi gama ini bukan Bupati Buleleng melakukan panen padi varietas sidenuk hanya padi juga buah – buahan

Kejurnas selam di kolam, Bali akan menerjunkan 14 atlet yang akan bertanding di 36 nomor pertandingan. “Atlet renang di Bali sudah memiliki prestasi dengan masuk dua besar di tingkat nasional. Otomatis jika ada atlet renang yang berkeinginan masuk ke cabor selam akan memiliki prestasi yang sama pula,” paparnya. Sementara itu, Ketua I KONI Buleleng Dr. I Gst Lanang Agung Parwata mewakili Ketua KONI Buleleng mengatakan menyambut baik pelaksanaan pendidikan pelatih dan wasit untuk olah raga

selam di Buleleng yang akan menjadi tuan rumah di ajang Kejurda dan Kejurnas selam. Pihaknya berharap Pengkab POSSI yang baru terbentuk ini dapat berkembang dan membina atlet-atlet selam untuk dipertandingkan dalam berbagai event. “Pengkab POSSI kabupaten Buleleng baru terbentuk tetapi sudah diberikan kepercayaan sehingga nanti kami harapkan dapat mencetak atlet-atlet selam apalagi Buleleng memiliki pantai yang sangat panjang sehingga dapat mendukung pelaksanaan event-event selam,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Wakil Bupati Buleleng melakukan kunjungan ke Provinsi Kaltara dalam rangka orientasi kehumasan yang diselenggarakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkab Buleleng. Rombongan diterima di Gedung Pemprov Kaltara, Kamis (17/5).

ltara. Mereka juga sangat welcome dan lahan sudah disiapkan,” ungkap Sutjidra. Sutjidra menambahkan, kerjasama juga dilakukan dalam bentuk pembibitan cengkeh dan pembibitan sapi. Selain cengkeh juga akan ditanam jambu. Khusus untuk peternakan akan dilakukan pembibitan sapi. Hal tersebut dikarenakan populasi sapi di Kaltara sangat rendah namun permintaan daging sapi sangat tinggi. Dua komoditas ini yang dibutuhkan oleh Provinsi Kaltara. Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltara, H. Udin Hianggio, B.Sc mengatakan untuk sumber daya pertanian, perkebunan, dan peternakan, Kaltara memiliki lahan yang sangat luas. Sekarang ini yang sudah dan sedang digarap adalah potensi air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dengan potensi air ini juga dimanfaatkan untuk pertanian terutama untuk persawahan. “Kita disini memiliki potensi air yang sangat melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan,” katanya. -win

7

Tingkatkan Kewaspadaan Maraknya teror dan aktivitas radikalisme yang telah membuat keresahan di tengah masyarakat saat ini merupakan sebuah pengingkaran akan kontrak kedamaian dan kebersamaan sebagai keluarga besar bangsa Indonesia yang telah disepakati saat Proklamasi dikumandangkan oleh para pendiri bangsa. Munculnya gerakan terorisme dengan tindakan-tindakan yang jauh dari rasa perikemanusiaan disikapi oleh seluruh civitas akademika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rektor Undiksha Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.

R

ektor Jampel mengimbau jangan sampai kekisruhan yang ditimbulkan oleh aksi terorisme membuat seluruh mahasiswa dan dosen takut beraktivitas tetapi justru meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. “Kami mengimbau kepada seluruh warga kampus untuk tetap tenang tetapi tetap waspada dan ikut mengawasi serta melaporkan hal-hal yang dianggap mencurigakan,” ungkapnya.

Bahkan untuk mencegah aksi radikalisme, Jampel selalu mengedepankan visi dan misi Undiksha sebagai perguruan tinggi yang berlandaskan falsafah Tri Hita Karana. Dirinya mengatakan bahwa mahasiswa Undiksha terdiri atas 27 Provinsi yang ada di seluruh Indonesia dengan berbagai agama dan suku bangsa sehingga jika tidak dibekali dengan sikap toleransi yang tinggi maka tidak mungkin akan terjadi pergesekan. “Tindakan biadab kalangan teroris harus segera

Lakukan Antisipasi Dini

Pemkab Buleleng Siap Kerjasama dengan Pemprov Kaltara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menyatakan kesiapan untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah provinsi termuda di Indonesia yaitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara). Kesiapan tersebut dikarenakan Buleleng memiliki kesamaan dengan Kaltara dalam beberapa bidang. Hal tersebut terungkap saat rombongan Pemkab Buleleng yang dipimpin Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG melakukan kunjungan ke Provinsi Kaltara dalam rangka orientasi kehumasan yang diselenggarakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkab Buleleng. Rombongan diterima di Gedung Pemprov Kaltara, Kamis (17/5). Ditemui usai kunjungan, Wabup Sutjidra menjelaskan ada beberapa kesamaan hal antara Buleleng dan Kaltara. Salah satunya adalah prioritas pembangunan yaitu dalam bidang pertanian. Menurutnya, lahan di Kaltara sangat banyak dan juga airnya sangat melimpah. Dengan potensi air tersebut, Kaltara banyak mengembangkan pertanian dan peternakan. Buleleng juga saat ini fokus dalam pengembangan bidang pertanian untuk menopang daripada Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-masing. “Nanti akan ada kunjungan balasan dari Pemprov Kaltara ke Buleleng. Kita akan bicarakan kerjasama dalam bidang pertanian dan peternakan,” jelasnya. Pemprov Kaltara juga mengundang Pemkab Buleleng untuk bekerjasama dalam bidang transmigrasi. Transmigran dari Buleleng yang memang ahli dalam bidang pertanian diundang untuk bisa membangun pertanian khususnya di Kabupaten Bulungan, Kaltara. “Kita akan tindak lanjuti bagaimana transmigran dari Buleleng yang ahli di bidang pertanian untuk bisa dibawa ke Provinsi Ka-

Edukasi

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Keresahan akibat teror yang terjadi beberapa hari lalu dirasakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Bahkan kekacauan tersebut dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada perekonomian Negara utamanya bidang pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, M.M. mengimbau kepada pelaku pariwisata untuk ikut melakukan pengawasan terhadap daya tarik wisata yang ada di Buleleng. Bentuk pengawasan yang dilakukan berupa kewaspadaan dini terhadap wisatawan yang datang baik lokal maupun mancanegara. Pihaknya juga telah bersurat kepada industri pariwisata seperti hotel, pokdarwis, desa wisata untuk meningkatkan kewaspadaan dini untuk terwujudnya pariwisata yang mengutamakan sapta

pesona. “Sapta pesona yang saat ini kami utamakan adalah keamanan di masing-masing DTW sehingga jika memang ada hal yang dicurigai, ada komunikasi koordinasi antara pelaku pariwisata dan kami,” jelasnya. Sutrisna menambahkan, pasca teror bom di Surabaya beberapa hari lalu pihaknya belum dapat memastikan dampak yang ditimbulkan terhadap pariwisata di Buleleng. “Belum terlihat ada penurunan jumlah wisatawan tetapi kami akan tetap lakukan antisipasi dini sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

dilakukan upaya-upaya yang sistemik dan masif oleh kita semua, terutama aparat penegak hukum, untuk menghindari meluasnya rasa takut di kalangan masyarakat,” jelasnya. Selain ikut mengawasi, pihaknya juga mengajak semua masyarakat untuk selalu waspada dan mawas diri terhadap segala bentuk informasi yang bohong dan memperkeruh situasi sehingga memicu terjadinya ketakutan massal serta ketidaknyamanan di masyarakat. Untuk itu, sikap bijak dan ajeg dalam menyikapi serta menyimak informasi di jejaring sosial adalah salah satu kunci untuk

Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.

terhindar dari provokasi pihakpihak tertentu yang sengaja menciptakan kegaduhan sosial di masyarakat. “Kami segenap pimpinan, pegawai, dan maha-

siswa Undiksha menyerukan untuk segera dilakukan tindakan-tindakan nyata yang terukur untuk percepatan penanganan tindakan terorisme dimana pun mereka berada di belahan NKRI yang kita cintai ini,” papar Rektor Jampel. Ditambahkan Jampel, aksi terorisme terjadi karena kurangnya rasa nasionalisme yang dimiliki terhadap Negara Republik Indonesia tercinta ini, sehingga untuk menumbuhkan sikap nasionalisme itu harus dimulai dari bidang pendidikan. Sebagai kampus terbesar di Bali Utara, Undiksha selalu menekankan pelajaran yang mencakup Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum pada masing-masing jurusan yang ada. “Rasa nasionalisme ini harus kita tumbuhkan lewat pengajaran-pengajaran empat konsensus kebangsaan, bahkan kami di Undiksha ada 4 mata kuliah umum yang mencakup kewarganegaraan tersebut,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Mendongeng Lima Menit

JANGAN MEMBUKA RAHASIA

Satu-satunya hewan yang hidup di hutan itu hanyalah seekor kelinci. Hewan lainnya mati tertembak oleh para pemburu. Sejak beberapa hari si Kelinci mondarmandir mencari teman. Namun, hutan lebat Made Taro itu sepi, ya sangat sepi. Maka ia pun turun gunung. Ketika minum di sebuah telaga, kelinci itu melihat seekor ikan berkelebat. Melihat hewan aneh itu, si Kelinci bertanya, “Hai, hewan tak berkaki! Siapa kamu dan mengapa kamu masih hidup?” “Namaku si Gabus,” jawab ikan itu. “Aku mau mengatakan namaku, tetapi maaf, aku tidak mau mengatakan mengapa aku masih hidup. Sebelum ayahku mengembuskan napas terakhir, ia berpesan, agar aku tidak membuka rahasia! Lalu, hai hewan berkaki empat, siapa kau, dan mengapa kau masih hidup?” “Namaku si Kelinci,” jawab hewan berkaki empat itu. “Aku mau mengatakan namaku, tetapi maaf, ayahku juga berpesan agar aku tidak membuka rahasia kepada siapa pun.” Demikianlah hewan sisa hidup itu, setelah berkenalan, lama-kelamaan bersahabat karib. Setiap bertemu, mereka asyik ngobrol ngalorngidul. Tidak disadarinya, persahabatan mereka meningkat menjadi saling menyayangi dan saling percaya.

Nah, tibalah pada suatu hari, mereka sampai kepada obrolan saling mencurahkan isi hati masingmasing. “Pemburu yang ganas itu tidak tahu rahasiaku,” kata si Kelinci. Di semak-semak itu ada beberapa liang. Antara satu liang dengan liang lainnya ada lorong tembus. Ketika pemburu mengejarku ke liang satu, aku sudah berada di liang dua, dan ketika pemburu itu mengejarku di liang dua, aku sudah di liang tiga atau kembali ke liang satu. Ha, ha, ha…! Itulah sebabnya aku tetap hidup.” “Aku juga!” si Gabus menimpali. “Ketika pemburu itu melemparkan jaringnya, aku meliuk turun ke dalam lumpur. Ketika mereka memburuku dalam lumpur, aku sudah bersembunyi dalam sebuah rongga di pinggiran telaga. Ha, ha, ha ….! Sungguh senang memperdaya pemburu-pemburu bodoh itu!” Ternyata pemburu itu tidak bodoh. Pada suatu ketika, dari tempatnya bersembunyi, mereka mendengar percakapan yang mengasyikkan itu. Lalu mereka merencanakan sebuah perburuan. Beberapa hari kemudian, para pemburu itu dengan mudah menangkap si Gabus. Mereka pura-pura melemparkan jaring, lalu turun ke telaga. Penangkap lainnya sudah bersiap di rongga-rongga pinggir telaga. Maka tamatlah riwayat ikan yang bernama si Gabus itu. Demikian juga si Kelinci. Ketika hewan berkaki empat itu bersembunyi di sebuah liang, pemburupemburu lainnya sudah siap di liang lainnya. Maka tamat jugalah riwayat si Kelinci. (Laos)


Dara

8

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Album Ketiga Motifora Tampil Beda Sejak awal kemunculannya di blantika musik Bali, nama Motifora memang patut diperhitungkan. Bagaimana tidak, setiap kali me-launching album, Motifora selalu berhasil memikat hati para penikmat musik dengan single-single andalannya. Ya tentu hal ini karena Motifora selalu menampilkan sesuatu yang berbeda dan berwarna dalam setiap karyanya.

S

abtu, (5/5) dengan mengambil lokasi di Krisna Beach Street, Pantai Penimbangan, Motifora Band resmi meluncurkan album ketiganya yang bertajuk 2117. Tunick, sang vokalis mengatakan keselurahan materi album sudah disiapkan dan dikonsep serta mulai pengumpulan lagu sejak 2017 lalu. Meskipun keseluruhan sudah tuntas Maret lalu, namun baru dirilis 5 Mei kemarin untuk mendapatkan momen yang pas bertepatan dengan hari jadi band asal Desa Munduk ini. Dalam launcing album ketiganya itu, juga dihibur musisi asal Buleleng seper­ti Ake Buleleng, Sunda Kecil, Copa Rock Turn, Kalimasada Band, dan

Lastana Band. Selain itu, juga diisi dengan pengenalan video klip lagu Inspirasi sebagai single andalan. Dalam album ketiga, Motifora telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk para penggemarnya. Sebagaimana berulang kali disampaikan dalam tiap penampilannya, akan ada yang baru dan berbeda di album Motifora kali ini. “Dari segi musik, album ini tentunya tidak lepas dari dua album single Motifora sebelumnya. Tapi, sekarang kami lebih berani menambahkan unsur-unsur rock dan disko. Jadi bisa dibilang untuk album ini temponya medium beat. Kalau dibandingkan, 40% slow dan sisanya 60% ngebeat,” ujar Tunick. Ditambahkan, bahwa album 2117

yang diproduksi di bawah bendera Def Studio memuat 11 lagu, 10 di antaranya lagu baru dan satu lagu dari album pertama “Cahaya Hati” yang diaransemen ulang menjadi akustik disko dan dibawakan dengan lirik lagu berbahasa Bali, dengan judul baru ”CH20”. Sementara, lagu lainnya, yaitu Inspirasi, Tetep Metimpal, Majujuk Di Langit, Kanti Numadi, 2117, Ajahin Beli, SELPI, Put Your Hands Up, Curhat Pok Neh, dan lagu berbahasa Indonesia berjudul Ruang Mimpi. “Di album ini tidak terlalu banyak pihak yang terlibat, tapi untuk album ini kami melakukan recording, mixing dan mastering di tempat yang berbeda dari album Motifora sebelumnya,” imbuhnya. Targetnya, album ini bisa diterima oleh pecinta musik Bali dan kembali lagi mencoba dengan target yang sama, yaitu mampu mengimbangi pencapaian album pertama di tahun 2015 yang sempat booming. (Wiwin Meliana)

Mozaik

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Mental Block Penyandang Difabel

Masalah difabel di Bali, persoalannya mereka kurang perhatian sehingga tidak percaya diri. Mereka lahir dengan kondisi keterbatasan yang membuat mereka harus menerima. Yang membuat mereka tidak maju adalah mental blocking sehingga me­ reka minder dan tidak percaya diri.

K

alau saja halangan itu sudah pecah atau hilang, mereka bisa melakukan hampir apa saja. Jadi hal utama yang ha­ rus dilakukan adalah menghilang­ kan mental blocking tersebut. Saya melihat, kalau urusan diskriminasi penyandang difabel tidak terlalu menjadi masalah. Namun, dari mereka sendiri memang ada rasa tidak percaya diri. Mere­ ka terbatas melakukan aktivitas, termasuk edukasi karena mental mereka sendiri yang masih ada ganjalan dari dalam.

17

Saya sendiri mencoba menawarkan solusi dengan melatih mereka berolahraga (sport) untuk menjadikan mereka lebih percaya diri, mandiri, disiplin, dan berjiwa sportif. Buktinya, banyak yang sukses dan berhasil menjadi atlet yang meraih banyak prestasi di dalam dan di luar negeri. Yang dulunya mereka tidak pernah ke luar rumah. Sekarang bisa mengendarai sepeda motor, walaupun motor yang dimodifikasi. Mereka semangat dengan tampil cantik. Sekarang mereka berprestasi. Mereka mulai dikenal masyarakat

menjadi mandiri. Otomatis kepercayaan dirinya makin tinggi. Mereka akhirnya menyadari dan bisa melihat, orang yang normal saja banyak yang tidak bekerja. Kalau saja, ada 10 orang yang tertarik melakukan pembinaan kepada mereka, tentu akan lebih banyak kaum difabel yang terbantu. Memang intinya program diprioritaskan untuk melepas mental blocking. Apapun cara pembinaannya tujuannya, agar

mereka merasa dihargai. Yang saya lakukan cara dengan melatih mereka olahraga. Mungkin pemerintah atau orang lain mempunyai cara lain yang lebih baik dari apa yang sudah saya lakukan agar mereka merasa dihargai dan diakui itu sudah membebaskan mereka dari halangan untuk sama dengan orang lain. AA Ayu Putri Girindrawardani (Interest for social life)

Kata Hati dan mulai dihormati. Kepercayaan diri mereka mulai tumbuh secara normal. Apalagi, mereka mendapat pekerjaan. Mereka

Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Teknik Pernapasan Yoga Kanker Prostat Bunda Dian

4

Suzuki Hadirkan All New Ertiga Suzuki menghadirkan All New Ertiga untuk masyarakat Bali. Acara unveilling All New Ertiga dilakukan di Mall Bali Galleria, Selasa (15/5). Isbowo Priyo Haryono, GM PT Sejahtera Indobali Trada mengatakan All New Ertiga hadir dengan desain modern, kuat, elegan. Fitur terbaru yang mutahir ini dijamin memberi sensasi beda untuk keluarga. Donny Ismi Himawan Saputra, Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales menambahkan Bali merupakan market spesial bagi Suzuki. Mobil terbaru yang mengusung tema “Gear to Gather” ini diproduksi di Cikarang dan akan diekspor ke negara ASEAN dan Amerika Latin. (Ngurah Budi)

1 Gambar 1 Lihat gambar posisi duduk bersila dan tulang punggung tegak lurus. Perlahan mulai tarik napas di lubang hidung kiri rasakan napas masuk ke tulang kemudian perlahan tutup lubang dubur atau anus tahan napas 4 kali hitungan. Perlahan-lahan buang napas dan buka lubang anus. Lakukan 7 kali putaran.

2 Gambar 2 Tekniknya sesuai gambar, de­ ngan menutup hidung kiri. Selanjutnya perlahan mulai rasakan napas masuk ke tulang punggung lalu tutup lubang anus tahan napas 4 hitungan dalam hati. Perlahan-lahan buang napas selalu di hidung. Lakukan 7 kali putaran.

3 Gambar 3 Lakukan sesuai gambar. Teknik: tarik napas di kedua lubang hidung dan tetap menutup lubang anus. Tahan napas 4 kali hitungan lalu buang napas buka lubang anus. Lakukan 7 kali putaran.

6

5

7

Gambar 4.5.6.7 Lihat gambar Sikap tangan chin mudra , kemudian rasakan perenium ditutup oleh tumit. Berikutnya mulai perlahan tarik napas bawa ke organ reproduksi, ekor dan tutup lubang anus. Tahan napas 4 hitungan langsung buang napas buka lubang anus. Lakukan 14 kali putaran menarik dan menghembuskan napas melalui hidung

Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat. Kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh sangat lambat namun merupakan kanker ganas yang dapat menyebar kebagian tubuh lainnya terutama tulang dan kelenjar getah bening. Dengan yoga kali ini, semoga bisa membantu mengurangi penyebaran kanker

Selamat berlatih Dengan senyum Selalu sehat dalam yoga Markandeya Yoga Indonesia Model : Gusti Suardana (Guru Markandeya Yoga Indonesia)


Mozaik

16 Salah satu ide untuk bicara keindahan Indonesia adalah melalui tangan kreatif para desainer. ­Pesona alam dan aneka warisan leluhur pun menjadi ­inspirasi mereka dalam berkarya. Berbagai inovasi menjadikan semuanya memiliki nilai lebih melalui ragam busana.

H

al ini juga terlihat selama berlangsungnya pagelaran ‘Bali Fashion Trend’ di TS Suite, Seminyak selama 3 hari, yakni (11-13 Mei), yang dipadati oleh para desainer, murid sekolah mode hingga mere­ ka yang cinta dunia mode. Di sana juga desainer senior dan desainer muda, lokal maupun nasional berbaur dan sukses menyuguhkan koleksi dengan sentuhan lokal tapi level internasional mereka di ajang yang bertemakan “ Look To East” tersebut. National Chairman of IFC, Ali Kharisma terlihat bahagia dan bangga terhadap semua desainer lokal yang tampil di acara yang digagasnya tersebut. Mereka semua mampu menciptakan tren dengan te t a p t i d a k meninggalkan rasa cinta terhadap budaya milik sendiri serta tanpa harus terge­ rus

budaya barat. Apalagi para desainer asal Bali sebagian besar berhasil menyertakan warisan budaya lokal yakni bahan tenun dalam penampilan koleksinya. Bali Fashion Trend menghadirkan 63 desainer dengan 737 potong busana. Ada beragam bahan, warna, motif , ukuran, lini untuk laki-laki, busana muslim, kebaya, gaun yang elegan maupun seksi, hingga busana yang sangat kasual serta aneka siluet dalam koleksi ready to wear lainnya. Bahkan ada juga yang hadir dengan misi mempertahankan hutan agar dapat digunakan untuk area edukasi, penelitian, hingga wisata gratis.

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Kreasi

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

9

Karya Seni yang Bela

“Bali Fashion Trend Awarding Night”

Nasib Manusia Dalam perspektif kebangsa­an, arti ­penting ‘Kebangkitan Nasional’ bagi perjuangan kemerdeka­an bangsa Indonesia adalah timbulnya kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan.

Ary Juliant

“K

Semua persembahan menjadi indah dan sangat apik ditampilkan oleh para desainer kebanggaan Indonesia tersebut. Begitu juga para model yang memperagakan karya para desainer hadir istimewa juga dengan polesan tata rias oleh Viva Cosmetics.

Yang menarik pula pada ajang ‘Bali Fashion Trend’ tahun ini selain tampilnya Inul Daratista sebagai model, desainer Ivan Gunawan serta Lenny Agustin yang memiliki

banyak penggemar, serta diadakannya Seminar Trend bersama sosok yang tak asing lagi di kancah mode yakni Dina Midiani dan Taru­n a

Kusumayadi. Hari terakhir juga dilaksanakan apresiasi untuk insan mode Bali berupa “Bali Fashion Trend Awarding Night”.

Pada acara persembahan apresiasi kepada para insan mode Bali ini, untuk penghargaan ‘The Icon for Sarong is My New Denim” diberikan kepada desainer Nandie Amidarmo, ‘The Stylist of The Year’ diberikan kepada Anggie Anggoro dan Diaz, ‘Textile Committed Partner’ diberikan kepada Bintang Harapan Kurnia yang diwakili Mico, ‘Living for Style’ diberikan kepada desainer senior Elice Simoore, serta ‘Forever Model’ untuk Melati. (Sri Ardhini)

ebangkitan di nege­ri terjajah saat itu dimu­l ai dari kepedulian Dr. Wahidin Sudirohusodo, priyayi yang memperoleh kesempatan menempuh pendidikan baik, namun tumbuh kesadaran pentingnya kemerdekaan sebagai jembatan perbaikan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat bangsanya,” ungkap Kongso Sukoco, seniman dan juga budayawan di Lombok. Menurut Kongso yang merupakan mantan Ketua Dewan Kesenian Nusa Tenggara Barat ini, Dr. Wahidin bercita-cita membuat perubahan pada bangsanya, cita-citanya pun menyebar kepada seluruh mahasiswa kedokteran pada zaman itu, dan kesadaran kaum terpelajar itu merupakan cikal bakal lahirnya Budi Utomo. “Intinya, Kebangkitan Nasional memberi pencerahan pada rakyat untuk menjawab persoalan-persoalan bangsa yang kompleks. Kebangkitan itu merupakan perjuangan bersama untuk perbaikan nasib kolektif suatu bangsa,” ujarnya. Dorongan untuk bangkit sebagai bangsa, semangat persatuan dan kesatuan serta nasionalisme yang memperjuangkan kemerdekaan suatu bangsa dari dalam belenggu jajahan Kolonial Belanda -- yang melahirkan Negara Republik Indonesia – merupakan jawaban persoalan bangsa pada saat itu. Persoalan bangsa yang ratusan tahun merasakan pahitnya sebagai bangsa terjajah. Lalu apakah persoalan bangsa saat ini? “Tentu, kita tidak mungkin mengidentifikasi persoalan bangsa itu sebagai suatu problem tunggal. Tapi persoalan dalam konteks kebangsaan, yang jelas kita hadapi saat ini adalah mulai munculnya kerenggangan kesatuan dan kebersamaan sesama. Mulai muncul bibit-bibit terpolarisasinya anggota masyarakat dalam kotak-kota suku bangsa, agama, ras, adat istiadat dan golongan. Dengan membaca lahirnya sejarah bangsa Indonesia, nilai-nilai karakter bangsa yang menumbuhkan cinta tanah air dan wawasan kebangsaan, sedang di-

gerogoti cita-cita lain,” katanya. Bisakah nilai-nilai semangat Kebangkitan Nasional memberikan pencerahan kepada rakyat Indonesia untuk menjawab persoalanpersoalan yang berada di depan mata? Termasuk menjawab persoalan kebodohan, dan kemiskinan. Sementara di pihak lain, pemimpin negeri ini nyaris gagal melakukan konsolidasi dalam menghadapi persoalan-persoalan kebangsaan. “Dalam situasi sekarang, peran penting yang harus diperjuangkan seniman adalah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Revolusi bagi seniman adalah mencipta, itu pernah diucapkan Iwan Simatupang pada awal kemerdekaan. Penciptaan karya seni yang membela nilai-nilai kemanusiaan yang dihancurkan atas kepentingan apa pun,” lanjut Kongso. Karya seni diciptakan untuk membela nasib manusia. Kebangkitan bagi seniman adalah mengembalikan penciptaan karya seni untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam kaca mata Kongso, kesadaran seperti itu mulai luntur, seniman lebih asyik dalam karya-karya yang “menghibur dan hedonis”. Memang tidak semua karya seni, namun hal ini melanda sebagian besar karya seni di Indonesia. PEMBARUAN YANG BERKELANJUTAN Ary Juliant, musisi kawakan di Lombok mengungkapkan bahwa kebangkitan atau kalau dalam istilah bahasa Inggris disebut revival merupakan sebuah titik penanda adanya pembaruan dari tahapan proses keberlangsungan suatu pencapaian sebelumnya. Usaha perbaikan untuk masa depan tentunya disesuaikan juga dengan karakter kekinian yang berlaku saat ini. Untuk menuju pembaruan demi pembaruan itu, Ary mengusung konsep gerilya dalam bermusik. Ini dipilihnya karena baginya, dalam konsep gerilya ia bisa ‘merdeka’ menentukan arah kebangkitan musik setidaknya bagi dirinya yang seorang musisi. Namun, begitu begitu konsep gerilya yang memang tidak mainstream ini pun tetap membutuhkan penyesuaian dengan keadaan yang berlaku saat ini.

“Dalam usaha apapun yang bersinggungan dengan respons masyarakat tentu perlu mampu membaca situasi agar apa yang kita usung memiliki manfaat. Bahkan dalam konteks Musik Gerilya ini, saya merasa terus berubah, baik dalam pemahamannya maupun strategi pergerakannya serta target objeknya. Pada masa awal saya memutuskan bergerilya, fokus utamanya adalah bagaimana kita membangun jaringan untuk kepen­tingan pengembangan produk musik saya sendiri,” ungkapnya. Lalu pada fase berikutnya ia mulai melebar, tertarik menjadikan jaringan gerilya yang dibangunnya ini juga untuk bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekannya, bukan hanya bidang musik tetapi juga bagi kese­ nian apapun dan siapa pun yang merasa memerlukan link ini. Dan pada tahap berikutnya lagi ia lebih merasa tertarik menjadikan jaring­ an gerilya ini berfungsi juga sebagai perangkat yang bermanfaat sebagai wahana inspirasi bagi siapa pun. “Saya yakin ke depannya akan selalu terjadi dinamika dalam menyikapi

konsep gerilya ini,” kata Ary. Ary tidak pernah gusar meski hanya terus terpaksa ‘berjalan sendiri’ atas pilihan konsepnya ini. Kesenian termasuk musik di lombok dibiarkan sekadar hidup menjadi pelengkap hiburan keseharian tanpa pernah direspons lebih dari itu. Menurutnya perkembangan musik di Lombok mungkin membaik, tetapi tidak lebih hanya dalam posisi sebagai bagian dari mainstream industri seni biasa, sekali pun berkelas nasional bahkan internasional. “Sebab di Lombok menurut saya masih banyak pihak yang belum memiliki kesadaran mendudukkan musik pada porsi yang utuh menyeluruh. Sementara saya pun sadar bahwa jika sekali pun gerakan gerilya saya ini punya semangat kebangkitannya sendiri, tapi tampaknya masih sulit untuk bisa dikatakan mampu mewakili kebangkitan itu,” kata Ary yang Februari-Juli 2018 ini menggelar tur gerilya ke 10, bertajuk Pelastik Hijau Hutan Menahun, di beberapa kota seperti LombokBandung-Sumedang-MajalengkaJogja-Solo-Malang-Bojonegoro-Bali dan lainnya.

Kongso Sukoco

Ia menyadari musik gerilya yang menjadi kekhasannya itu, sesuai dengan namanya cenderung terbatas cakupannya, jika ia merubah skala gerakannya menjadi lebih besar dari itu, maka tentunya sudah tidak lagi memiliki sifat gerilya. Konsistensi Ary dalam menjaga cara kebangkitannya dalam bermusik -pelan tapi pasti meski tentu saja dengan segala risiko- menjadi ruang untuk menjaga proses pembaruan yang terus menerus itu. Karena baginya pembaruan yang berkelanjutan itulah yang dimaknainya sebagai kebangkitan. (Naniek I. Taufan)

Kaum Muda Jangan Alergi Politik Selama ini ada kecenderungan ranah politik menjadi pelarian mereka yang gagal masuk pegawai negeri sipil (PNS), dokter, bisnis dan lainnya. Akhirnya mereka masuk partai politik sebagai pelarian dan berujung rusaknya tatanan politik. Hal ini diungkapkan Whisnu Sakti Buana, Wakil Wali Kota Surabaya saat menjadi pemateri pada acara Youth Town Hall yang digelar PT XL Axiata, di Gedung C Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Kampus B Universitas Airlangga (Unair), Senin (14/5). “Mahasiswa, pelajar, kaum muda jangan apatis bicara politik. Dari politik bisa raih kekuasaan. Tak ada jalan lain untuk meraih kekuasaan selain lewat politik. Di bumi tercinta ini yang masuk politik banyak yang gagal di bidang lain, sebagai usahawan, sebagai dokter,” kata Whisnu Sakti. Pria yang menerjuni politik praktis sejak berstatus mahasiswa ini mengingatkan jika makin sedikit orang baik dan berkompeten terjun ke politik sejak awal, maka makin sedikit pula pemikir baik bangsa ini. ‌Kepada mahasiswa. Wisnu mengingatkan para tokoh-tokoh muda pra kemerdekaan yang menjadi politisi. Soekarno, Moh Yamin, Bung Tomo dan lainya yang ketika itu muda, masuk golongan pemuda. Melalui jalan politik, mereka tertempa menjadi pemimpin handal, menjadi negarawan, dan kemudian memimpin perjuangan serta menyatukan bangsa. Mereka memimpin perjuangan dan memerdekakan Republik Indonesia.

“Karena itu anak muda jangan apatis politik. Jangan anggap politik itu kotor, politik itu ilmu, politik itu suci. Yang kotor itu orangnya, yang jahat manusianya. Apabila kaum muda ingin mengubah sistem, masih kata Whisnu, maka harus masuk ke dalam. Apabila ingin mengubah dari luar diperlukan ekstra power,” imbuh Whisnu Sementara itu, Ketua Pusat Informasi dan Humas sekaligus pakar politik Unair Suko Widodo mengatakan minimnya ketertarikan kaum muda pada politik bukan saja terjadi di Indonesia. “ Di Malaysia contohnya, yang tua kembali terpilih. Mahathir Muhammad masih turun tangan,” kata Suko. Karena itu, Suko melihat perlunya anak muda untuk menjadikan dunia politik praktis sebagai salah satu pilihan dalam berjuang. (Ngurah Budi)


Edukasi

10 Seminar Internasional mengusung tema: “Indonesia Economic Diplomacy: Economic Coopertion Towards Visegrad Countries (V4)” berhasil dipersembahkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Denpasar pada Rabu (16/5), di Auditorium GSD Dwi Tunggal Undiknas, Denpasar.

A

cara yang dihadiri oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Dr. Kasan Muhri, Duta Besar Hongaria untuk Indonesia Mrs. Judith Pach, Duta besar Polandia untuk Indonesia Mrs. Beata Stocynska, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Leonard F, Hutabarat, Ph.D., Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia Bapak Fithra Faisal, Honorary Consul Republik Slovakia Mr. Jurgen Schereiber, Representative Kedutaan Besar Republik Ceko Mr. Radormir

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Style

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Program Studi Ilmu Komunikasi Undiknas

Hadirkan Empat Dubes dan Konjen Eropa

Karlik, Kepala Kadin Prov. Bali AA Ngurah Alit Wiraputra, tamu unda­ ngan dari Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata RI , Universitas di Bali dan luar Bali, praktisi serta mahasiswa ini, sekaligus membuktikan bahwa Undiknas sebagai kampus terbaik di Bali, NTB, dan NTT. Dr. AA Ayu Sri Rahayu Gorda, S.H., M.H., Dekan Fakultas Hukum dan sejak 30 April silam juga bertanggung jawab terhadap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Undiknas ini mengatakan, Seminar Internasional ini dibuka langsung oleh Direktur Analisis Kebijakan dan Pengembangan untuk AS dan Eropa Kemlu RI Leonard F, Hutabarat, Ph.D., ini terjalin atas kerjasama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan program studi IlmuKomunikasi Undiknas Denpasar, dengan menghadrikan dua Dubes dan dua Konjen yakni Dubes Polandia Beata Stezyriska, Dubes Hongaria Judith Pach, Konjen Slovakia Jurgen Schereiber dan Konjen

Dewi Suarjani

Ceko Radormir Karlik. Dalam senimar internasional tersebut, para Dubes dan Konjen ini memaparkan dan menjelaskan potensi unggulan negara dan peluang kerjasama ekonomi dengan Indonesia. Dubes Hongaria, misalnya terbuka untuk kerja­sama ekonomi dengan RI, termasuk makin naiknya wisatawan Hongaria ke Bali. Begitu pula Dubes Polandia menawarkan kerjasama dalam bidang pendidikan sebab memiliki

Siap Kembangkan Fisip Undiknas Dikatakan Sri Rahayu Gorda yang kini sebagai Dekan FH juga Fisip Undiknas ini, kerja besar pertama selaku dekan 2 Fakultas telah sukses dilaksanakan Seminar Internasional, dimana Program Studi Ilmu Komunikasi Undiknas bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI melaksanakan Seminar Internasional dengan topik “Indonesian Economic Diplomacy : Economic Cooperation Towards Visegrad Countries (V4)”. Kerja sama yang dilaksanakan itu, lanjutnya sebagai bentuk implementasi penandatanganan MoU antara Ilmu Komunikasi Undiknas dengan Kemlu RI. Ini adalah seminar yang ketiga kalinya. Sebelumnya telah pula dilaksanakan seminar nasional, kuliah umum serta seminar internasional. Bahkan, kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi lainnya yakni ‘Penulisan Jurnal’ untuk Jurnal Ilmu Komunikasi yang beberapa penulisnya dari pejabat Kemlu RI. Sri Rahayu Gorda juga menyampaikan, bahwa Rektor Undiknas, sangat konsen dan sangat ingin meningkatkan kerjasama dengan empat negara Eropa Tengah tersebut dalam bidang Pendidikan Tinggi. Mengingat kerjasama adalah kunci bagi sebuah kampus bisa survival. Begitu juga kerjasama Ekonomi RI dengan Negara Eropa sangat penting menuju digital ekonomi.

Sementara dita­ nya terkait tugasnya mengemban 2 Fakultas sekaligus, Sri Rahayu Gorda mengatakan meski ini merupakan tanggung jawab berat yang diberikan oleh Rektor Undiknas, namun menjadi tantangan untuk bisa mengembangkan keduanya. Untuk ini katanya, ia akan menjalankannya semangat Kerja Cerdas, Kerja Ceria, Kerja Cantik , dan Kerja Tuntas. “Astungkara ISHWW selalu memberikan bimbingan di setiap langkah saya dalam menjalankan semua tugas,” katanya. -ard

kampus berkualitas, selain sektor energi. Selanjutnya Dubes Slovakia memberikan penawaran kerjasama bidang pariwisata, Ekonomi dan Pendidikan serta Konjen Ceko yang mempromosikan potensi kerjasama wisata dan pendidikan. Rupanya keempat Dubes serta Konjen Negara Sahabat sepakat menjajaki kerjasama pendidikan dengan Indonesia khususnya Undiknas Denpasar dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mereka juga menyiapkan beasiswa bagi pertukaran dosen karena Undiknas dikenal sebagai kampus yang sangat berkualitas. Sementara Rektor Undiknas Denpasar Prof. Gede Sri Darma, DBA menyambut tawaran kerjasama tersebut, sebab Undiknas berkomitmen menjadi kampus terbaik di tingkat Internasional,

dalam penelitian dan kerjasama lainnya. Hal ini juga sebagai salah satu bukti bahwa Undiknas ingin terus meningkatkan kualitas lulusannya demi memenangkan persaingan di era global ini. Berikutnya Direktur Analisis Kebijakan dan Pembangunan untuk AS dan Eropa, Kemenlu RI Leonard F. Hutabarat mengatakan, seminar ini harus dilanjutkan dengan action karena Presiden Joko Widodo telah memberikan kemudahan bagi investasi asing serta peluang ekspor. Kerjasama ekonomi adalah pilar penting dalam meningkatkan ekspor Indonesia. Sedangkan Indonesia memiliki penduduk terbesar kelima di dunia, adalah pasar potensial bagi produk negara lain. Ini juga untuk membuka peluang masuknya wisatawan asal Eropa Tengah ke Indonesia. –ard

Inspirasinya dari bebatuan tebing di pegunungan maupun tebing sungai yang begitu menakjubkan. Di sana ada keindahan dan ketangguhan. Betapa tidak, selain sebagai penyangga tanah dan tumbuhan, tebing juga membagikan pemandangan spesial bagi berlabuhnya sang jiwa raga.

D

ewi Suarjani, salah seorang anggota IFC Denpasar ini, menghadirkan semua itu dalam garapan koleksi siap pakai yang mengusung tema “ The Beauty of The Rock” di ajang “Bali Fashion Trend 2019”, di TS Suites, Seminyak, Kuta pada Minggu (13/5). Melalui second brand -nya “DWIN by Dewi Suarjani” ini, keindahan alam diperkuat dengan dipilihnya warna cokelat, cream nude, dan hijau. Begitu pula untuk materialnya selain suede, linen dan kulit, Dewi juga tidak lupa menyertakan produk lokal Bali yakni endek. (Sri Ardhini)

15


Jelita

14

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Rambut Sehat Berhijab Walaupun memakai hijab, Anda tetap dapat memiliki rambut sehat. Berikut tips dari dr. Laksmi Duarsa, Sp.K.K. Kiat Rambut Sehat Berhijab: - Gunakan hijab saat rambut kering atau tidak dalam keadaan basah. - Gunakan bahan utama hijab yang menyerap keringat seperti bahan katun. - Ikat rambut dalam jangan terlalu keras atau kuat. Ikatan yang terlalu keras dapat membuat rambut mudah lembab. - Rajinlah keramas dan memberi vitamin pada rambut. - Sisir rambut dengan sisir yang bergerigi jarang dan lebar untuk meluruskan rambut yang kusut. Langkah ini terlihat sepela namun, sangat penting karena biasanya Anda menata rambut dalam ikat kuda atau sanggulan. - Beri sekali waktu rambut Anda bebas dari hijab dan biarkan tergerai. Setelah melepas ikatan rambut, sisir dan pijat kepala untuk melancarkan sirkulasi darah. - Oleskan masker rambut sekali waktu atau dua kali seminggu. Krim dan vitamin dan beberapa pijatan lembut akan dr. Laksmi Duarsa, Sp.K.K. membantu rambut

Titik Suharyati

Pipit

tumbuh lebih baik. - Jika tertarik dengan bahan tradisional bisa memilih lidah buaya sebagai bahan masker. Bagi Titik Suharyati, agar lebih memudahkannya merawat rambut, ia memotong rambut menjadi pendek agar lebih memudahkannya memakai kerudung setiap hari. “Cara menjaga kesehatan rambut, rutin setelah keramas setelah rambut agak kering, saya beri hair tonic,” ujar Titik. Sementara, menurut Pipit ia mengaku tidak terlalu ribet mengurus rambut karena kebetulan rambutnya tidak terlalu masalah. Biasanya, ia hanya rutin keramas dan rajin pakai hair tonic. “Saat pakai hijab, biasanya rambut dalam kondisi kering,” kata Pipit. (Wirati Astiti)

The ONE Legian & Hotel Vila Lumbung

Gelar Pap Smear dan Pengecekan Payudara Gratis

Dalam rangka menyam­ but perayaan ulang tahun ke-7 yang akan jatuh di tang­

gal 7 Juli 2018 nan­ ti, The ONE Legian berkolaborasi dengan sang sister company, Hotel Vila Lumbung serta RS Bhakti Raha­ yu menyelenggarakan social event bertajuk Pap Smear dan Periksa Payudara. Kegiatan yang ditu­ ju ka n k hu su s u n t u k wanita dan terbuka un­ tuk umum ini diadakan pada Rabu, 16 Mei 2018 bertempat di Legian Room – The ONE Legian mulai pukul 10.00 pagi h i n g g a p u ku l 0 2 . 0 0 siang. Acara ini dihadiri lebih dari 70 peserta wanita, ter­ diri dari masyarakat sekitar,

partner bisnis maupun kelu­ arga karyawan. Bersifat social event, acara ini tidak dipungut biaya apapun. Lebih dari itu, The ONE Legian membagikan 7 Voucher senilai IDR 150.000 ya n g d i b e r i ka n ke p a d a 7 pendaftar. Eka Pertama, selaku Gene­ ral Manager The ONE Legian & Advisor Hotel Vila Lum­ bung mengatakan, acara ini merupakan dedikasi dalam menunjukan kepedulian terh­ adap sekitar kita, melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama. “Merupakan suatu kebanggan bagi kami dapat membantu hal yang sangat jarang diper­ hatikan oleh orang lain” kata Eka Pertama. - ast

Tips Cepat Menyasak Rambut

Sebentar lagi Hari Raya Galungan. Waktunya ke pura memakai sanggul Bali. Mari belajar menyasak rambut dengan Ary Wiliasih, seorang penata rias MUA. - Rambut harus dalam keadaan kering dan tidak berminyak atau basah. - Bagi rambut menjadi dua bagian depan dan belakang. - Rambut bagian belakang diikat dengan karet. - Rambut bagian depan diambil sedikit demi sedikit kemudian disasak. Mulai dari depan atau poni sampai ke sampingnya. - Rapikan dengan sisir halus dan bentuk poni sesuai selera. - Kuatkan hasil sasakan dengan dipasang jepit lidi. - Lalu sisa rambut diikat dan digulung dan dipasang arnet agar rapi. - Tinggal di pasang sanggul Bali dikuatkan dengan cucuk konde dan beberapa jepit lidi. - Beri hairspray agar lebih rapi. - Boleh diisi asesoris sesuai selera.

Ary memakai sanggul Bali

11

Kenali Penyakit Autoimun Bulan Mei di seluruh dunia diperingati sebagai bulan untuk penyakit autoimun. Pada tanggal 10 Mei diperingati sebagai hari Lupus Sedunia, sedangkan tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari Autoimun dan Artritis Sedunia. Seluruh dunia selalu diingatkan untuk kedepannya mewaspadai ciri-ciri klinis munculnya penyakit autoimun pada seseorang.

Salah satu produk untuk membuat tatanan rambut bisa bertahan lama dan tidak berantakan adalah hairspray. Namun, kata Ary, banyak perempuan malas menggunakan hairspray karena takut rambut menjadi terlalu kaku dan membuat pusing. Tips penggunaan hairspray: Rambut sudah tidak bisa ditata secara berlebihan lagi setelah menggunakan hairspray. Jadi, tata rambut sebaik mungkin sebelum mulai menggunakan hairspray. Tujuan penggunaan hair spray adalah mengunci rambut yang sudah selesai ditata. Semprotkan hairspray dari jarak yang tepat yakni 12 s.d. 15 cm antara hairspray dengan rambut. Dengan demikian semprotan lebih merata dan tidak banyak menempel di rambut. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

dr. IA Ratih Wulansari Manuaba, Sp.PD-KR, M.Kes, FINASIM.

M

seperti di atas perlu dilakukan penulusuran ke arah penyakit autoimun dalam hal ini penyakit autoimun Lupus Eritematosus Sistemik (Lupus) dan penyakit autoimun Sklerosis Sistemik. Pasien penyakit autoimun di kedua jenis ini kebanyakan penderitanya adalah perempuan usia muda yaitu remaja dan dewasa muda,” jelas dokter di RS Manuaba ini. Menurutnya, penyebab penyakit autoimun baik lupus maupun sklerosis sistemik sampai saat ini tidak diketahui. Penelitian di dunia kedokteran membuktikan secara ilmiah, pasien autoimun telah membawa gen yang salah sejak lahir namun tidak diturunkan, sehingga penyakit autoimun bukanlah penyakit keturunan. Tiga faktor pada seseorang yang memungkinkan penyakit ini muncul atau menunjukkan manifestasinya adalah adanya faktor genetik, dipicu oleh faktor lingkungan yang tidak sehat, dan faktor pola makan dan minum yang merusak pertahanan permukaan usus disebut sebagai peristiwa disbiosis. Peran ketiga faktor ini berlangsung bertahun-tahun dalam kehidupan seseorang pada akhirnya muncul sebagai penyakit autoimun. Kriteria diagnosis kedua penyakit autoimun yaitu lupus dan sklerosis sistemik mensyaratkan pemeriksaan imunologi yaitu antibodi antinuklear (ANA). Pemeriksaan ini bila hasilnya positif

enurut dr. IA Ratih Wulansari Manuaba, Sp.PDKR, M.Kes, FINASIM., salah satu gejala pada tubuh seseorang yang wajib diberi perhatian adalah apabila sering mengalami nyeri dan bengkakbengkak sendi utamanya dialami di beberapa sendi baik sisi tubuh bagian kanan maupun kiri. Ada gejala klinis sering sebagai tanda awal munculnya penyakit autoimun pada seseorang. “Apalagi bila pembengkakan dan nyeri sendi ini disertai gejala konstitusional lainnya seperti, badan sering demam naik turun, rambut menipis rontok, ada ruam-ruam memerah di kulit wajah, bercak kebiruan di kulit tungkai, berat badan menurun dan beberapa gejala klinis yang sepatutnya dicurigai,” ungkapnya. Khususnya gejala tambahan berupa ujung-ujung jari tangan yang dingin dan terdapat perubahan warna menjadi putih pucat, namun bila diperhatikan pada bagian telapak tangan masih hangat peristiwa ini dalam dunia medis disebut fenomena Raynaud. Ia menyarankan, gejala klinis radang sendi, fenomena Raynaud dan adanya gejala konstitusional lain harus segera mendapat pemeriksaan intensif ke dokter. “Pada pasien yang memiliki gejala Luka ujung jari karena suplay darah kurang

Pada sklerosis sistemik yang difus area kulit wajah akan menebal dan kaku, terasa licin. Pasien seringkali menyadari kondisi pada kulit wajahnya merupakan sesuatu yang berbeda namun karena kulit wajah kencang oleh pasien justru dianggap sesuatu yang bagus, padahal ini sangat berbahaya oleh karena bila tidak ditangani dengan baik maka yang paling sering terjadi mulut akan mengecil seperti mencucu, dan selanjutnya akan sulit mengunyah makanan.

Bibir mencucu dan kulit wajah menebal

menunjukkan bahwa dalam tubuh orang tersebut terbentuk suatu autoantibodi terhadap inti sel dirinya sendiri. Pada penyakit lupus hampir 95% pasien lupus pemeriksaan ANA positif, pada pasien sistemik sklerosis hampir 90% pemeriksaan ANA positif. Bagaimana selanjutnya membedakan apakah pasien ini kena penyakit lupus atau sklerosis sistemik? Ia menyebutkan, ada beberapa perbedaan yang khas untuk membedakan apakah pasien ini terkena lupus atau sklerosis sistemik. Penyakit lupus yang aktif pada umumnya menampilkan gejala klinis rambut tipis, rontok terkadang sampai pitak. Pertanda klinis lupus di kulit muncul dalam berbagai bentuk antara lain ruam merah pada pipi (malar), kulit daerah telinga menghitam, keropeng pada kulit (diskoid), kulit leher menjadi merah bila kena sinar matahari dan perih (fotosensitif). Nyeri sendi dan bengkak di beberapa sendi dan badan terasa nyeri. Demam naik turun dengan suhu tubuh di atas

38 derajat celcius sering pula dialami, kadang disertai mual dan hilangnya nafsu makan. Penyakit sklerosis sistemik memiliki tanda klinis dominan di daerah sendi yang nyeri meradang, namun ujung-ujung jari tangan dingin putih pucat. Gejala klinis fenomena Raynaud lebih banyak ditemui pada penyakit sklerosis sistemik.

KONTROL RUTIN Bagaimana upaya membedakan antara penyakit lupus dengan penyakit sklerosis sistemik? Pemeriksaan profil ANA akan membantu dokter membedakan kedua penyakit ini. Pada lupus profil ANA yang positif adalah anti dsDNA, anti Sm, anti SSA dan lain-lain kondisi terkait. Pada penyakit Sklerosis Sistemik profil ANA yang positif adalah anti SCL70, anti PmSCL, anti ACA, anti Th/To. Mengapa membedakan ini

Fenomena raynaud

Gejala khas lainnya ada terasa kulit di wajah, tungkai dan telapak serta jari-jari tangan maupun kaki menebal. Akibat kulit tubuh, pembuluh darah dan jaringan mengalami kekakuan (sklerosis) dan penebalan, pada akhirnya terjadi hambatan aliran atau suplai darah ke ujung-ujung jari sehingga sering didapatkan luka-luka (ulserasi) pada ujung jari bila penyakit ini memburuk akan berakibat fatal berupa kematian jaringan pada jari-jari tangan. Proses kaku dan tebalnya jaringan terjadi juga pada organ-organ dalam tubuh pasien, bila terjadi pada saluran pencernaan maupun lambung pasien akan mengalami gastro esofageal reflux disease (GERD) suatu peristiwa reflux dari cairan asam lambung ke esofagus dengan segala akibatnya.

sangat penting? Kedua penyakit ini memiliki perbedaan dalam penanganannya, walaupun keduanya membutuhkan pengobatan dengan imunosupresan namun terdapat kondisi-kondisi klinis khusus baik pada lupus maupun sklerosis sistemik yang membutuhkan pula terapi khusus. “Baik lupus maupun sklerosis sistemik karena merupkan penyakit autoimun memerlukan penanganan yang tepat disertai kontrol rutin, karena keterlambatan penanganan yang tepat berakibat fatal yaitu mengancam nyawa sebagai akibat komplikasinya dan paling tidak kecacatan pada tubuh pasien sehingga akan mengganggu aktivitas dan kualitas hidup selanjutnya,” ujarnya. (Wirati Astiti)


Kuliner Apple Crumble

12

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

13

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Roti Goreng

Kombinasi Renyah dan Segar

Bahan: 6 lembar : roti tawar tanpa pingiran 100 gram : kornet ayam atau sapi 3 lembar : keju slice 3 butir : telur dikocok lepas Margarin secukupnya Saus sambal secukupnya/mayo

An apple a day keeps the doctor away. Ini adalah peribahasa yang menggambarkan dengan rajin mengonsumsi apel, membuat orang jadi sehat dan jarang ke dokter. Intinya adalah agar orang rajin mengonsumsi buah-buahan.

A

pel merupakan salah satu buah yang bisa dinikmati langsung ataupun diolah menjadi berbagai minuman atau makanan. Untuk minuman, yang paling sering dinikmati adalah jus apel. Untuk makanan, banyak ola-

Cara Membuat: - Oleskan margarin pada roti tambah-

han kudapan yang berbahan apel. Ada pie apel, strudel, cupcake, puff, hingga salad buah apel. Sekali waktu cobalah apple crisp atau apple crumble, dessert yang berbahan dasar apel dengan taburan aneka topping, seperti oat, brown sugar, cinna-

mon, dan nutmeg. Semua bahan ini diolah kemudian dipanaskan dalam oven. Penyajiannnya sangat khas karena ada satu scoop es krim vanilla sebagai pendamping. “Kombinasi apel dan oat yang renyah dan panas dipadukan dengan es krim dingin

Paket Spesial Ramadan dari Aston Denpasar Marhaban Ya Ramadan, bulan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk berlomba-lomba meraih pahala dan menebar kebaikan. Begitupun dengan Aston Denpasar Hotel & Convention Cen-

ter yang turut menebar kabar baik melalui berbagai penawaran melalui Paket Spesial Ramadan. Penawaran yang berlaku selama bulan suci ini diawali dengan menu ta’jil, prasmanan, dan paket menginap.

Aneka hidangan berbuka puasa

Chef Sarwan

Ayam Panggang Pedas Bahan: 1 kg 200 ml 4 sdm Garam, kupnya

Aneka penyajian apple crumble

kan kornet di atasnya, ratakan lalu tutup dengan selembar roti tawar. - Olesi lagi dengan margarin juga kornet dan keju slice, lalu tutup lagi dengan selembar roti tawar di atasnya sisihkan. - Lakukan sampai bahan habis. Lalu celupkan roti lapis ke dalam kocokan telur, lalu goreng roti dengan margarin hingga kecokelatan bolak balik matang dan sajikan.

Menu Ta’jil tersedia di Restaurant Jempiring berupa kurma, es pisang ijo, es blewah, es leci melon, es cendol, es kelapa muda, mini terang bulan, anaka bubur urad, aneka jajanan pasar, aneka kue lapis, churos, ber-

nan segar. Nikmat menyegarkan dan sehat,” ungkap Dewi Yuni, penggemar es krim. Ia menambahkan sajian apple crumble ini merupakan cara lain untuk menikmati es krim. Kini banyak restoran maupun kafe yang menyajikan apple bagai macam pilihan buah potong, berbagai macam kue oreo, eclair, kue green tea, lumpia Semarang, siomay udang, martabak ayam, samosa pastel udang, ayam panggang, dan masih banyak yang lainnya. Dari tujuh menu pilihan ini hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000 nett/orang dengan minimal pemesanan sebanyak 25 orang. “Menu ta’jil ini kami sediakan khusus bagi tamu-tamu yang ingin membatalkan puasa bersama rekan, sahabat, maupun keluarga, dan langsung melanjutkan ibadah sholat maghrib dan tarawih secara berjamaah,” ungkap Ady Suardi, Assistant Restaurant Manager Jempiring Restaurant. Paket buka puasa juga tersedia di hotel bintang 4 ini. Selain menu ta’jil, Executive Chef Komang Aryana dan timnya juga menyediakan menu utama yang terdiri dari sop bakso ikan, soto Bandung sapi, Asian krispi, sop buntut, ayam cah jamur, ikan

: ayam potong menurut selera : yoghurt tawar : cabai bubuk gula, kaldu bubuk secu­

crumble sebagai dessert. Tetapi, jika ingin membuat sendiri di rumah, silakan dicoba. Panduan untuk membuat kudapan ini banyak tersedia di internet. Selamat mencoba. Jangan lupa mengunggah hasil kreasi kuliner Anda ke media sosial. (Ngurah Budi)

panggang dabu-dabu, ayam panggang balado, ikan steam garlic tauco, ayam bakar taliwang, tongseng sapi, sayuran masak aneka jamur, mi goreng Hongkong, dan masih banyak yang lainnya. Semua hidangan tersebut dilengkapi dengan aneka sambal, acar, dan kerupuk. Untuk menyempurnakan hidangan-hidangan tersebut, tim kitchen juga menyediakan berbagai macam irisan buah segar, aneka puding, pisang keplak, dan aneka kue Perancis. Aston Denpasar juga menyediakan paket menginap selama bulan Ramadan. (Ngurah Budi)

Bumbu Halus: 5 siung : bawang putih 6 buah : bawang merah 2 ruas : jari kunyit bakar 2 butir : kemiri sangrai 1 sdt : jinten 1 sdm : ketumbar Cara Membuat: - Cuci bersih ayam, tiriskan. Lumuri ayam dengan yoghurt tawar, gula, garam, kaldu bubuk dan bubuk cabai serta bumbu halus. - Lalu aduk rata, simpan dalam lemari pendingin kurang lebih selama 30 menit. - Pindahkan ayam ke pingan tahan panas, panggang ayam dalam oven panas bersuhu 2000C hingga matang (sekitar 45 menit). - Keluarkan ayam dari oven, siap disajikan.

Ayam Goreng Lengkuas Bahan: 750 gram : potong menurut selera 200 gram : lengkuas parut halus 2btg : serai memarkan 200 ml : air Gula, garam, kaldu bubuk, minyak secukupnya Bumbu Halus: 7 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 2 ruas : jari jahe ½ sdm : ketumbar 5 butir : kemiri 2 ruas : jari kunyit

Cara Membuat: - Tumis bumbu halus bersama serai dan parutan lengkuas, tumis hingga harum lalu masukkan potongan ayam, gula, garam dan aldu bubuk, aduk rata, masukkan air, ungkep sampai bumbu meresap dan air kering. - Panaskan minyak, lalu goreng ayam hingga matang dan kecokelatan, tiriskan. Lalu goreng sisa bumbu hingga kering, siap disajikan bersama ayam goreng, taburi atas ayam dengan gorengan bumbu.

Ayam Suwir Pedas Bahan: 1ekor : ayam 3 lbr : daun salam 2 sdm : air jeruk nipis 1 sdm : bawang daun iris halus 1 genggam : kemangi.minyak secukupnya Bumbu Halus: 11 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 20 : cabai merah kering 11 : cabai rawit kering 2 ruas jari : jahe Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Cara Membuat: - Rebus ayam, tambahkan garam sedikit, masak sampai matang, tiriskan hingga dingin, suwir-suwir, sisihkan. - Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun bawang, daun salam, daun jeruk hingga harum. - Masukan ayam suwir, aduk rata. - Biarkan bumbu meresap lalu masukkan daun kemangi (jika suka), aduk rata, masukkan air jeruk nipis. - Aduk hingga rata dan tercampur. - Matikan kompor, angkat, siap disajikan.


Kuliner Apple Crumble

12

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

13

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Roti Goreng

Kombinasi Renyah dan Segar

Bahan: 6 lembar : roti tawar tanpa pingiran 100 gram : kornet ayam atau sapi 3 lembar : keju slice 3 butir : telur dikocok lepas Margarin secukupnya Saus sambal secukupnya/mayo

An apple a day keeps the doctor away. Ini adalah peribahasa yang menggambarkan dengan rajin mengonsumsi apel, membuat orang jadi sehat dan jarang ke dokter. Intinya adalah agar orang rajin mengonsumsi buah-buahan.

A

pel merupakan salah satu buah yang bisa dinikmati langsung ataupun diolah menjadi berbagai minuman atau makanan. Untuk minuman, yang paling sering dinikmati adalah jus apel. Untuk makanan, banyak ola-

Cara Membuat: - Oleskan margarin pada roti tambah-

han kudapan yang berbahan apel. Ada pie apel, strudel, cupcake, puff, hingga salad buah apel. Sekali waktu cobalah apple crisp atau apple crumble, dessert yang berbahan dasar apel dengan taburan aneka topping, seperti oat, brown sugar, cinna-

mon, dan nutmeg. Semua bahan ini diolah kemudian dipanaskan dalam oven. Penyajiannnya sangat khas karena ada satu scoop es krim vanilla sebagai pendamping. “Kombinasi apel dan oat yang renyah dan panas dipadukan dengan es krim dingin

Paket Spesial Ramadan dari Aston Denpasar Marhaban Ya Ramadan, bulan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk berlomba-lomba meraih pahala dan menebar kebaikan. Begitupun dengan Aston Denpasar Hotel & Convention Cen-

ter yang turut menebar kabar baik melalui berbagai penawaran melalui Paket Spesial Ramadan. Penawaran yang berlaku selama bulan suci ini diawali dengan menu ta’jil, prasmanan, dan paket menginap.

Aneka hidangan berbuka puasa

Chef Sarwan

Ayam Panggang Pedas Bahan: 1 kg 200 ml 4 sdm Garam, kupnya

Aneka penyajian apple crumble

kan kornet di atasnya, ratakan lalu tutup dengan selembar roti tawar. - Olesi lagi dengan margarin juga kornet dan keju slice, lalu tutup lagi dengan selembar roti tawar di atasnya sisihkan. - Lakukan sampai bahan habis. Lalu celupkan roti lapis ke dalam kocokan telur, lalu goreng roti dengan margarin hingga kecokelatan bolak balik matang dan sajikan.

Menu Ta’jil tersedia di Restaurant Jempiring berupa kurma, es pisang ijo, es blewah, es leci melon, es cendol, es kelapa muda, mini terang bulan, anaka bubur urad, aneka jajanan pasar, aneka kue lapis, churos, ber-

nan segar. Nikmat menyegarkan dan sehat,” ungkap Dewi Yuni, penggemar es krim. Ia menambahkan sajian apple crumble ini merupakan cara lain untuk menikmati es krim. Kini banyak restoran maupun kafe yang menyajikan apple bagai macam pilihan buah potong, berbagai macam kue oreo, eclair, kue green tea, lumpia Semarang, siomay udang, martabak ayam, samosa pastel udang, ayam panggang, dan masih banyak yang lainnya. Dari tujuh menu pilihan ini hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000 nett/orang dengan minimal pemesanan sebanyak 25 orang. “Menu ta’jil ini kami sediakan khusus bagi tamu-tamu yang ingin membatalkan puasa bersama rekan, sahabat, maupun keluarga, dan langsung melanjutkan ibadah sholat maghrib dan tarawih secara berjamaah,” ungkap Ady Suardi, Assistant Restaurant Manager Jempiring Restaurant. Paket buka puasa juga tersedia di hotel bintang 4 ini. Selain menu ta’jil, Executive Chef Komang Aryana dan timnya juga menyediakan menu utama yang terdiri dari sop bakso ikan, soto Bandung sapi, Asian krispi, sop buntut, ayam cah jamur, ikan

: ayam potong menurut selera : yoghurt tawar : cabai bubuk gula, kaldu bubuk secu­

crumble sebagai dessert. Tetapi, jika ingin membuat sendiri di rumah, silakan dicoba. Panduan untuk membuat kudapan ini banyak tersedia di internet. Selamat mencoba. Jangan lupa mengunggah hasil kreasi kuliner Anda ke media sosial. (Ngurah Budi)

panggang dabu-dabu, ayam panggang balado, ikan steam garlic tauco, ayam bakar taliwang, tongseng sapi, sayuran masak aneka jamur, mi goreng Hongkong, dan masih banyak yang lainnya. Semua hidangan tersebut dilengkapi dengan aneka sambal, acar, dan kerupuk. Untuk menyempurnakan hidangan-hidangan tersebut, tim kitchen juga menyediakan berbagai macam irisan buah segar, aneka puding, pisang keplak, dan aneka kue Perancis. Aston Denpasar juga menyediakan paket menginap selama bulan Ramadan. (Ngurah Budi)

Bumbu Halus: 5 siung : bawang putih 6 buah : bawang merah 2 ruas : jari kunyit bakar 2 butir : kemiri sangrai 1 sdt : jinten 1 sdm : ketumbar Cara Membuat: - Cuci bersih ayam, tiriskan. Lumuri ayam dengan yoghurt tawar, gula, garam, kaldu bubuk dan bubuk cabai serta bumbu halus. - Lalu aduk rata, simpan dalam lemari pendingin kurang lebih selama 30 menit. - Pindahkan ayam ke pingan tahan panas, panggang ayam dalam oven panas bersuhu 2000C hingga matang (sekitar 45 menit). - Keluarkan ayam dari oven, siap disajikan.

Ayam Goreng Lengkuas Bahan: 750 gram : potong menurut selera 200 gram : lengkuas parut halus 2btg : serai memarkan 200 ml : air Gula, garam, kaldu bubuk, minyak secukupnya Bumbu Halus: 7 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 2 ruas : jari jahe ½ sdm : ketumbar 5 butir : kemiri 2 ruas : jari kunyit

Cara Membuat: - Tumis bumbu halus bersama serai dan parutan lengkuas, tumis hingga harum lalu masukkan potongan ayam, gula, garam dan aldu bubuk, aduk rata, masukkan air, ungkep sampai bumbu meresap dan air kering. - Panaskan minyak, lalu goreng ayam hingga matang dan kecokelatan, tiriskan. Lalu goreng sisa bumbu hingga kering, siap disajikan bersama ayam goreng, taburi atas ayam dengan gorengan bumbu.

Ayam Suwir Pedas Bahan: 1ekor : ayam 3 lbr : daun salam 2 sdm : air jeruk nipis 1 sdm : bawang daun iris halus 1 genggam : kemangi.minyak secukupnya Bumbu Halus: 11 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih 20 : cabai merah kering 11 : cabai rawit kering 2 ruas jari : jahe Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

Cara Membuat: - Rebus ayam, tambahkan garam sedikit, masak sampai matang, tiriskan hingga dingin, suwir-suwir, sisihkan. - Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun bawang, daun salam, daun jeruk hingga harum. - Masukan ayam suwir, aduk rata. - Biarkan bumbu meresap lalu masukkan daun kemangi (jika suka), aduk rata, masukkan air jeruk nipis. - Aduk hingga rata dan tercampur. - Matikan kompor, angkat, siap disajikan.


Jelita

14

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Rambut Sehat Berhijab Walaupun memakai hijab, Anda tetap dapat memiliki rambut sehat. Berikut tips dari dr. Laksmi Duarsa, Sp.K.K. Kiat Rambut Sehat Berhijab: - Gunakan hijab saat rambut kering atau tidak dalam keadaan basah. - Gunakan bahan utama hijab yang menyerap keringat seperti bahan katun. - Ikat rambut dalam jangan terlalu keras atau kuat. Ikatan yang terlalu keras dapat membuat rambut mudah lembab. - Rajinlah keramas dan memberi vitamin pada rambut. - Sisir rambut dengan sisir yang bergerigi jarang dan lebar untuk meluruskan rambut yang kusut. Langkah ini terlihat sepela namun, sangat penting karena biasanya Anda menata rambut dalam ikat kuda atau sanggulan. - Beri sekali waktu rambut Anda bebas dari hijab dan biarkan tergerai. Setelah melepas ikatan rambut, sisir dan pijat kepala untuk melancarkan sirkulasi darah. - Oleskan masker rambut sekali waktu atau dua kali seminggu. Krim dan vitamin dan beberapa pijatan lembut akan dr. Laksmi Duarsa, Sp.K.K. membantu rambut

Titik Suharyati

Pipit

tumbuh lebih baik. - Jika tertarik dengan bahan tradisional bisa memilih lidah buaya sebagai bahan masker. Bagi Titik Suharyati, agar lebih memudahkannya merawat rambut, ia memotong rambut menjadi pendek agar lebih memudahkannya memakai kerudung setiap hari. “Cara menjaga kesehatan rambut, rutin setelah keramas setelah rambut agak kering, saya beri hair tonic,” ujar Titik. Sementara, menurut Pipit ia mengaku tidak terlalu ribet mengurus rambut karena kebetulan rambutnya tidak terlalu masalah. Biasanya, ia hanya rutin keramas dan rajin pakai hair tonic. “Saat pakai hijab, biasanya rambut dalam kondisi kering,” kata Pipit. (Wirati Astiti)

The ONE Legian & Hotel Vila Lumbung

Gelar Pap Smear dan Pengecekan Payudara Gratis

Dalam rangka menyam­ but perayaan ulang tahun ke-7 yang akan jatuh di tang­

gal 7 Juli 2018 nan­ ti, The ONE Legian berkolaborasi dengan sang sister company, Hotel Vila Lumbung serta RS Bhakti Raha­ yu menyelenggarakan social event bertajuk Pap Smear dan Periksa Payudara. Kegiatan yang ditu­ ju ka n k hu su s u n t u k wanita dan terbuka un­ tuk umum ini diadakan pada Rabu, 16 Mei 2018 bertempat di Legian Room – The ONE Legian mulai pukul 10.00 pagi h i n g g a p u ku l 0 2 . 0 0 siang. Acara ini dihadiri lebih dari 70 peserta wanita, ter­ diri dari masyarakat sekitar,

partner bisnis maupun kelu­ arga karyawan. Bersifat social event, acara ini tidak dipungut biaya apapun. Lebih dari itu, The ONE Legian membagikan 7 Voucher senilai IDR 150.000 ya n g d i b e r i ka n ke p a d a 7 pendaftar. Eka Pertama, selaku Gene­ ral Manager The ONE Legian & Advisor Hotel Vila Lum­ bung mengatakan, acara ini merupakan dedikasi dalam menunjukan kepedulian terh­ adap sekitar kita, melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama. “Merupakan suatu kebanggan bagi kami dapat membantu hal yang sangat jarang diper­ hatikan oleh orang lain” kata Eka Pertama. - ast

Tips Cepat Menyasak Rambut

Sebentar lagi Hari Raya Galungan. Waktunya ke pura memakai sanggul Bali. Mari belajar menyasak rambut dengan Ary Wiliasih, seorang penata rias MUA. - Rambut harus dalam keadaan kering dan tidak berminyak atau basah. - Bagi rambut menjadi dua bagian depan dan belakang. - Rambut bagian belakang diikat dengan karet. - Rambut bagian depan diambil sedikit demi sedikit kemudian disasak. Mulai dari depan atau poni sampai ke sampingnya. - Rapikan dengan sisir halus dan bentuk poni sesuai selera. - Kuatkan hasil sasakan dengan dipasang jepit lidi. - Lalu sisa rambut diikat dan digulung dan dipasang arnet agar rapi. - Tinggal di pasang sanggul Bali dikuatkan dengan cucuk konde dan beberapa jepit lidi. - Beri hairspray agar lebih rapi. - Boleh diisi asesoris sesuai selera.

Ary memakai sanggul Bali

11

Kenali Penyakit Autoimun Bulan Mei di seluruh dunia diperingati sebagai bulan untuk penyakit autoimun. Pada tanggal 10 Mei diperingati sebagai hari Lupus Sedunia, sedangkan tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari Autoimun dan Artritis Sedunia. Seluruh dunia selalu diingatkan untuk kedepannya mewaspadai ciri-ciri klinis munculnya penyakit autoimun pada seseorang.

Salah satu produk untuk membuat tatanan rambut bisa bertahan lama dan tidak berantakan adalah hairspray. Namun, kata Ary, banyak perempuan malas menggunakan hairspray karena takut rambut menjadi terlalu kaku dan membuat pusing. Tips penggunaan hairspray: Rambut sudah tidak bisa ditata secara berlebihan lagi setelah menggunakan hairspray. Jadi, tata rambut sebaik mungkin sebelum mulai menggunakan hairspray. Tujuan penggunaan hair spray adalah mengunci rambut yang sudah selesai ditata. Semprotkan hairspray dari jarak yang tepat yakni 12 s.d. 15 cm antara hairspray dengan rambut. Dengan demikian semprotan lebih merata dan tidak banyak menempel di rambut. (Wirati Astiti)

Bugar

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

dr. IA Ratih Wulansari Manuaba, Sp.PD-KR, M.Kes, FINASIM.

M

seperti di atas perlu dilakukan penulusuran ke arah penyakit autoimun dalam hal ini penyakit autoimun Lupus Eritematosus Sistemik (Lupus) dan penyakit autoimun Sklerosis Sistemik. Pasien penyakit autoimun di kedua jenis ini kebanyakan penderitanya adalah perempuan usia muda yaitu remaja dan dewasa muda,” jelas dokter di RS Manuaba ini. Menurutnya, penyebab penyakit autoimun baik lupus maupun sklerosis sistemik sampai saat ini tidak diketahui. Penelitian di dunia kedokteran membuktikan secara ilmiah, pasien autoimun telah membawa gen yang salah sejak lahir namun tidak diturunkan, sehingga penyakit autoimun bukanlah penyakit keturunan. Tiga faktor pada seseorang yang memungkinkan penyakit ini muncul atau menunjukkan manifestasinya adalah adanya faktor genetik, dipicu oleh faktor lingkungan yang tidak sehat, dan faktor pola makan dan minum yang merusak pertahanan permukaan usus disebut sebagai peristiwa disbiosis. Peran ketiga faktor ini berlangsung bertahun-tahun dalam kehidupan seseorang pada akhirnya muncul sebagai penyakit autoimun. Kriteria diagnosis kedua penyakit autoimun yaitu lupus dan sklerosis sistemik mensyaratkan pemeriksaan imunologi yaitu antibodi antinuklear (ANA). Pemeriksaan ini bila hasilnya positif

enurut dr. IA Ratih Wulansari Manuaba, Sp.PDKR, M.Kes, FINASIM., salah satu gejala pada tubuh seseorang yang wajib diberi perhatian adalah apabila sering mengalami nyeri dan bengkakbengkak sendi utamanya dialami di beberapa sendi baik sisi tubuh bagian kanan maupun kiri. Ada gejala klinis sering sebagai tanda awal munculnya penyakit autoimun pada seseorang. “Apalagi bila pembengkakan dan nyeri sendi ini disertai gejala konstitusional lainnya seperti, badan sering demam naik turun, rambut menipis rontok, ada ruam-ruam memerah di kulit wajah, bercak kebiruan di kulit tungkai, berat badan menurun dan beberapa gejala klinis yang sepatutnya dicurigai,” ungkapnya. Khususnya gejala tambahan berupa ujung-ujung jari tangan yang dingin dan terdapat perubahan warna menjadi putih pucat, namun bila diperhatikan pada bagian telapak tangan masih hangat peristiwa ini dalam dunia medis disebut fenomena Raynaud. Ia menyarankan, gejala klinis radang sendi, fenomena Raynaud dan adanya gejala konstitusional lain harus segera mendapat pemeriksaan intensif ke dokter. “Pada pasien yang memiliki gejala Luka ujung jari karena suplay darah kurang

Pada sklerosis sistemik yang difus area kulit wajah akan menebal dan kaku, terasa licin. Pasien seringkali menyadari kondisi pada kulit wajahnya merupakan sesuatu yang berbeda namun karena kulit wajah kencang oleh pasien justru dianggap sesuatu yang bagus, padahal ini sangat berbahaya oleh karena bila tidak ditangani dengan baik maka yang paling sering terjadi mulut akan mengecil seperti mencucu, dan selanjutnya akan sulit mengunyah makanan.

Bibir mencucu dan kulit wajah menebal

menunjukkan bahwa dalam tubuh orang tersebut terbentuk suatu autoantibodi terhadap inti sel dirinya sendiri. Pada penyakit lupus hampir 95% pasien lupus pemeriksaan ANA positif, pada pasien sistemik sklerosis hampir 90% pemeriksaan ANA positif. Bagaimana selanjutnya membedakan apakah pasien ini kena penyakit lupus atau sklerosis sistemik? Ia menyebutkan, ada beberapa perbedaan yang khas untuk membedakan apakah pasien ini terkena lupus atau sklerosis sistemik. Penyakit lupus yang aktif pada umumnya menampilkan gejala klinis rambut tipis, rontok terkadang sampai pitak. Pertanda klinis lupus di kulit muncul dalam berbagai bentuk antara lain ruam merah pada pipi (malar), kulit daerah telinga menghitam, keropeng pada kulit (diskoid), kulit leher menjadi merah bila kena sinar matahari dan perih (fotosensitif). Nyeri sendi dan bengkak di beberapa sendi dan badan terasa nyeri. Demam naik turun dengan suhu tubuh di atas

38 derajat celcius sering pula dialami, kadang disertai mual dan hilangnya nafsu makan. Penyakit sklerosis sistemik memiliki tanda klinis dominan di daerah sendi yang nyeri meradang, namun ujung-ujung jari tangan dingin putih pucat. Gejala klinis fenomena Raynaud lebih banyak ditemui pada penyakit sklerosis sistemik.

KONTROL RUTIN Bagaimana upaya membedakan antara penyakit lupus dengan penyakit sklerosis sistemik? Pemeriksaan profil ANA akan membantu dokter membedakan kedua penyakit ini. Pada lupus profil ANA yang positif adalah anti dsDNA, anti Sm, anti SSA dan lain-lain kondisi terkait. Pada penyakit Sklerosis Sistemik profil ANA yang positif adalah anti SCL70, anti PmSCL, anti ACA, anti Th/To. Mengapa membedakan ini

Fenomena raynaud

Gejala khas lainnya ada terasa kulit di wajah, tungkai dan telapak serta jari-jari tangan maupun kaki menebal. Akibat kulit tubuh, pembuluh darah dan jaringan mengalami kekakuan (sklerosis) dan penebalan, pada akhirnya terjadi hambatan aliran atau suplai darah ke ujung-ujung jari sehingga sering didapatkan luka-luka (ulserasi) pada ujung jari bila penyakit ini memburuk akan berakibat fatal berupa kematian jaringan pada jari-jari tangan. Proses kaku dan tebalnya jaringan terjadi juga pada organ-organ dalam tubuh pasien, bila terjadi pada saluran pencernaan maupun lambung pasien akan mengalami gastro esofageal reflux disease (GERD) suatu peristiwa reflux dari cairan asam lambung ke esofagus dengan segala akibatnya.

sangat penting? Kedua penyakit ini memiliki perbedaan dalam penanganannya, walaupun keduanya membutuhkan pengobatan dengan imunosupresan namun terdapat kondisi-kondisi klinis khusus baik pada lupus maupun sklerosis sistemik yang membutuhkan pula terapi khusus. “Baik lupus maupun sklerosis sistemik karena merupkan penyakit autoimun memerlukan penanganan yang tepat disertai kontrol rutin, karena keterlambatan penanganan yang tepat berakibat fatal yaitu mengancam nyawa sebagai akibat komplikasinya dan paling tidak kecacatan pada tubuh pasien sehingga akan mengganggu aktivitas dan kualitas hidup selanjutnya,” ujarnya. (Wirati Astiti)


Edukasi

10 Seminar Internasional mengusung tema: “Indonesia Economic Diplomacy: Economic Coopertion Towards Visegrad Countries (V4)” berhasil dipersembahkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Denpasar pada Rabu (16/5), di Auditorium GSD Dwi Tunggal Undiknas, Denpasar.

A

cara yang dihadiri oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Dr. Kasan Muhri, Duta Besar Hongaria untuk Indonesia Mrs. Judith Pach, Duta besar Polandia untuk Indonesia Mrs. Beata Stocynska, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Leonard F, Hutabarat, Ph.D., Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia Bapak Fithra Faisal, Honorary Consul Republik Slovakia Mr. Jurgen Schereiber, Representative Kedutaan Besar Republik Ceko Mr. Radormir

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Style

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Program Studi Ilmu Komunikasi Undiknas

Hadirkan Empat Dubes dan Konjen Eropa

Karlik, Kepala Kadin Prov. Bali AA Ngurah Alit Wiraputra, tamu unda­ ngan dari Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata RI , Universitas di Bali dan luar Bali, praktisi serta mahasiswa ini, sekaligus membuktikan bahwa Undiknas sebagai kampus terbaik di Bali, NTB, dan NTT. Dr. AA Ayu Sri Rahayu Gorda, S.H., M.H., Dekan Fakultas Hukum dan sejak 30 April silam juga bertanggung jawab terhadap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Undiknas ini mengatakan, Seminar Internasional ini dibuka langsung oleh Direktur Analisis Kebijakan dan Pengembangan untuk AS dan Eropa Kemlu RI Leonard F, Hutabarat, Ph.D., ini terjalin atas kerjasama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan program studi IlmuKomunikasi Undiknas Denpasar, dengan menghadrikan dua Dubes dan dua Konjen yakni Dubes Polandia Beata Stezyriska, Dubes Hongaria Judith Pach, Konjen Slovakia Jurgen Schereiber dan Konjen

Dewi Suarjani

Ceko Radormir Karlik. Dalam senimar internasional tersebut, para Dubes dan Konjen ini memaparkan dan menjelaskan potensi unggulan negara dan peluang kerjasama ekonomi dengan Indonesia. Dubes Hongaria, misalnya terbuka untuk kerja­sama ekonomi dengan RI, termasuk makin naiknya wisatawan Hongaria ke Bali. Begitu pula Dubes Polandia menawarkan kerjasama dalam bidang pendidikan sebab memiliki

Siap Kembangkan Fisip Undiknas Dikatakan Sri Rahayu Gorda yang kini sebagai Dekan FH juga Fisip Undiknas ini, kerja besar pertama selaku dekan 2 Fakultas telah sukses dilaksanakan Seminar Internasional, dimana Program Studi Ilmu Komunikasi Undiknas bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI melaksanakan Seminar Internasional dengan topik “Indonesian Economic Diplomacy : Economic Cooperation Towards Visegrad Countries (V4)”. Kerja sama yang dilaksanakan itu, lanjutnya sebagai bentuk implementasi penandatanganan MoU antara Ilmu Komunikasi Undiknas dengan Kemlu RI. Ini adalah seminar yang ketiga kalinya. Sebelumnya telah pula dilaksanakan seminar nasional, kuliah umum serta seminar internasional. Bahkan, kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi lainnya yakni ‘Penulisan Jurnal’ untuk Jurnal Ilmu Komunikasi yang beberapa penulisnya dari pejabat Kemlu RI. Sri Rahayu Gorda juga menyampaikan, bahwa Rektor Undiknas, sangat konsen dan sangat ingin meningkatkan kerjasama dengan empat negara Eropa Tengah tersebut dalam bidang Pendidikan Tinggi. Mengingat kerjasama adalah kunci bagi sebuah kampus bisa survival. Begitu juga kerjasama Ekonomi RI dengan Negara Eropa sangat penting menuju digital ekonomi.

Sementara dita­ nya terkait tugasnya mengemban 2 Fakultas sekaligus, Sri Rahayu Gorda mengatakan meski ini merupakan tanggung jawab berat yang diberikan oleh Rektor Undiknas, namun menjadi tantangan untuk bisa mengembangkan keduanya. Untuk ini katanya, ia akan menjalankannya semangat Kerja Cerdas, Kerja Ceria, Kerja Cantik , dan Kerja Tuntas. “Astungkara ISHWW selalu memberikan bimbingan di setiap langkah saya dalam menjalankan semua tugas,” katanya. -ard

kampus berkualitas, selain sektor energi. Selanjutnya Dubes Slovakia memberikan penawaran kerjasama bidang pariwisata, Ekonomi dan Pendidikan serta Konjen Ceko yang mempromosikan potensi kerjasama wisata dan pendidikan. Rupanya keempat Dubes serta Konjen Negara Sahabat sepakat menjajaki kerjasama pendidikan dengan Indonesia khususnya Undiknas Denpasar dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mereka juga menyiapkan beasiswa bagi pertukaran dosen karena Undiknas dikenal sebagai kampus yang sangat berkualitas. Sementara Rektor Undiknas Denpasar Prof. Gede Sri Darma, DBA menyambut tawaran kerjasama tersebut, sebab Undiknas berkomitmen menjadi kampus terbaik di tingkat Internasional,

dalam penelitian dan kerjasama lainnya. Hal ini juga sebagai salah satu bukti bahwa Undiknas ingin terus meningkatkan kualitas lulusannya demi memenangkan persaingan di era global ini. Berikutnya Direktur Analisis Kebijakan dan Pembangunan untuk AS dan Eropa, Kemenlu RI Leonard F. Hutabarat mengatakan, seminar ini harus dilanjutkan dengan action karena Presiden Joko Widodo telah memberikan kemudahan bagi investasi asing serta peluang ekspor. Kerjasama ekonomi adalah pilar penting dalam meningkatkan ekspor Indonesia. Sedangkan Indonesia memiliki penduduk terbesar kelima di dunia, adalah pasar potensial bagi produk negara lain. Ini juga untuk membuka peluang masuknya wisatawan asal Eropa Tengah ke Indonesia. –ard

Inspirasinya dari bebatuan tebing di pegunungan maupun tebing sungai yang begitu menakjubkan. Di sana ada keindahan dan ketangguhan. Betapa tidak, selain sebagai penyangga tanah dan tumbuhan, tebing juga membagikan pemandangan spesial bagi berlabuhnya sang jiwa raga.

D

ewi Suarjani, salah seorang anggota IFC Denpasar ini, menghadirkan semua itu dalam garapan koleksi siap pakai yang mengusung tema “ The Beauty of The Rock” di ajang “Bali Fashion Trend 2019”, di TS Suites, Seminyak, Kuta pada Minggu (13/5). Melalui second brand -nya “DWIN by Dewi Suarjani” ini, keindahan alam diperkuat dengan dipilihnya warna cokelat, cream nude, dan hijau. Begitu pula untuk materialnya selain suede, linen dan kulit, Dewi juga tidak lupa menyertakan produk lokal Bali yakni endek. (Sri Ardhini)

15


Mozaik

16 Salah satu ide untuk bicara keindahan Indonesia adalah melalui tangan kreatif para desainer. ­Pesona alam dan aneka warisan leluhur pun menjadi ­inspirasi mereka dalam berkarya. Berbagai inovasi menjadikan semuanya memiliki nilai lebih melalui ragam busana.

H

al ini juga terlihat selama berlangsungnya pagelaran ‘Bali Fashion Trend’ di TS Suite, Seminyak selama 3 hari, yakni (11-13 Mei), yang dipadati oleh para desainer, murid sekolah mode hingga mere­ ka yang cinta dunia mode. Di sana juga desainer senior dan desainer muda, lokal maupun nasional berbaur dan sukses menyuguhkan koleksi dengan sentuhan lokal tapi level internasional mereka di ajang yang bertemakan “ Look To East” tersebut. National Chairman of IFC, Ali Kharisma terlihat bahagia dan bangga terhadap semua desainer lokal yang tampil di acara yang digagasnya tersebut. Mereka semua mampu menciptakan tren dengan te t a p t i d a k meninggalkan rasa cinta terhadap budaya milik sendiri serta tanpa harus terge­ rus

budaya barat. Apalagi para desainer asal Bali sebagian besar berhasil menyertakan warisan budaya lokal yakni bahan tenun dalam penampilan koleksinya. Bali Fashion Trend menghadirkan 63 desainer dengan 737 potong busana. Ada beragam bahan, warna, motif , ukuran, lini untuk laki-laki, busana muslim, kebaya, gaun yang elegan maupun seksi, hingga busana yang sangat kasual serta aneka siluet dalam koleksi ready to wear lainnya. Bahkan ada juga yang hadir dengan misi mempertahankan hutan agar dapat digunakan untuk area edukasi, penelitian, hingga wisata gratis.

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Kreasi

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

9

Karya Seni yang Bela

“Bali Fashion Trend Awarding Night”

Nasib Manusia Dalam perspektif kebangsa­an, arti ­penting ‘Kebangkitan Nasional’ bagi perjuangan kemerdeka­an bangsa Indonesia adalah timbulnya kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan.

Ary Juliant

“K

Semua persembahan menjadi indah dan sangat apik ditampilkan oleh para desainer kebanggaan Indonesia tersebut. Begitu juga para model yang memperagakan karya para desainer hadir istimewa juga dengan polesan tata rias oleh Viva Cosmetics.

Yang menarik pula pada ajang ‘Bali Fashion Trend’ tahun ini selain tampilnya Inul Daratista sebagai model, desainer Ivan Gunawan serta Lenny Agustin yang memiliki

banyak penggemar, serta diadakannya Seminar Trend bersama sosok yang tak asing lagi di kancah mode yakni Dina Midiani dan Taru­n a

Kusumayadi. Hari terakhir juga dilaksanakan apresiasi untuk insan mode Bali berupa “Bali Fashion Trend Awarding Night”.

Pada acara persembahan apresiasi kepada para insan mode Bali ini, untuk penghargaan ‘The Icon for Sarong is My New Denim” diberikan kepada desainer Nandie Amidarmo, ‘The Stylist of The Year’ diberikan kepada Anggie Anggoro dan Diaz, ‘Textile Committed Partner’ diberikan kepada Bintang Harapan Kurnia yang diwakili Mico, ‘Living for Style’ diberikan kepada desainer senior Elice Simoore, serta ‘Forever Model’ untuk Melati. (Sri Ardhini)

ebangkitan di nege­ri terjajah saat itu dimu­l ai dari kepedulian Dr. Wahidin Sudirohusodo, priyayi yang memperoleh kesempatan menempuh pendidikan baik, namun tumbuh kesadaran pentingnya kemerdekaan sebagai jembatan perbaikan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat bangsanya,” ungkap Kongso Sukoco, seniman dan juga budayawan di Lombok. Menurut Kongso yang merupakan mantan Ketua Dewan Kesenian Nusa Tenggara Barat ini, Dr. Wahidin bercita-cita membuat perubahan pada bangsanya, cita-citanya pun menyebar kepada seluruh mahasiswa kedokteran pada zaman itu, dan kesadaran kaum terpelajar itu merupakan cikal bakal lahirnya Budi Utomo. “Intinya, Kebangkitan Nasional memberi pencerahan pada rakyat untuk menjawab persoalan-persoalan bangsa yang kompleks. Kebangkitan itu merupakan perjuangan bersama untuk perbaikan nasib kolektif suatu bangsa,” ujarnya. Dorongan untuk bangkit sebagai bangsa, semangat persatuan dan kesatuan serta nasionalisme yang memperjuangkan kemerdekaan suatu bangsa dari dalam belenggu jajahan Kolonial Belanda -- yang melahirkan Negara Republik Indonesia – merupakan jawaban persoalan bangsa pada saat itu. Persoalan bangsa yang ratusan tahun merasakan pahitnya sebagai bangsa terjajah. Lalu apakah persoalan bangsa saat ini? “Tentu, kita tidak mungkin mengidentifikasi persoalan bangsa itu sebagai suatu problem tunggal. Tapi persoalan dalam konteks kebangsaan, yang jelas kita hadapi saat ini adalah mulai munculnya kerenggangan kesatuan dan kebersamaan sesama. Mulai muncul bibit-bibit terpolarisasinya anggota masyarakat dalam kotak-kota suku bangsa, agama, ras, adat istiadat dan golongan. Dengan membaca lahirnya sejarah bangsa Indonesia, nilai-nilai karakter bangsa yang menumbuhkan cinta tanah air dan wawasan kebangsaan, sedang di-

gerogoti cita-cita lain,” katanya. Bisakah nilai-nilai semangat Kebangkitan Nasional memberikan pencerahan kepada rakyat Indonesia untuk menjawab persoalanpersoalan yang berada di depan mata? Termasuk menjawab persoalan kebodohan, dan kemiskinan. Sementara di pihak lain, pemimpin negeri ini nyaris gagal melakukan konsolidasi dalam menghadapi persoalan-persoalan kebangsaan. “Dalam situasi sekarang, peran penting yang harus diperjuangkan seniman adalah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Revolusi bagi seniman adalah mencipta, itu pernah diucapkan Iwan Simatupang pada awal kemerdekaan. Penciptaan karya seni yang membela nilai-nilai kemanusiaan yang dihancurkan atas kepentingan apa pun,” lanjut Kongso. Karya seni diciptakan untuk membela nasib manusia. Kebangkitan bagi seniman adalah mengembalikan penciptaan karya seni untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam kaca mata Kongso, kesadaran seperti itu mulai luntur, seniman lebih asyik dalam karya-karya yang “menghibur dan hedonis”. Memang tidak semua karya seni, namun hal ini melanda sebagian besar karya seni di Indonesia. PEMBARUAN YANG BERKELANJUTAN Ary Juliant, musisi kawakan di Lombok mengungkapkan bahwa kebangkitan atau kalau dalam istilah bahasa Inggris disebut revival merupakan sebuah titik penanda adanya pembaruan dari tahapan proses keberlangsungan suatu pencapaian sebelumnya. Usaha perbaikan untuk masa depan tentunya disesuaikan juga dengan karakter kekinian yang berlaku saat ini. Untuk menuju pembaruan demi pembaruan itu, Ary mengusung konsep gerilya dalam bermusik. Ini dipilihnya karena baginya, dalam konsep gerilya ia bisa ‘merdeka’ menentukan arah kebangkitan musik setidaknya bagi dirinya yang seorang musisi. Namun, begitu begitu konsep gerilya yang memang tidak mainstream ini pun tetap membutuhkan penyesuaian dengan keadaan yang berlaku saat ini.

“Dalam usaha apapun yang bersinggungan dengan respons masyarakat tentu perlu mampu membaca situasi agar apa yang kita usung memiliki manfaat. Bahkan dalam konteks Musik Gerilya ini, saya merasa terus berubah, baik dalam pemahamannya maupun strategi pergerakannya serta target objeknya. Pada masa awal saya memutuskan bergerilya, fokus utamanya adalah bagaimana kita membangun jaringan untuk kepen­tingan pengembangan produk musik saya sendiri,” ungkapnya. Lalu pada fase berikutnya ia mulai melebar, tertarik menjadikan jaringan gerilya yang dibangunnya ini juga untuk bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekannya, bukan hanya bidang musik tetapi juga bagi kese­ nian apapun dan siapa pun yang merasa memerlukan link ini. Dan pada tahap berikutnya lagi ia lebih merasa tertarik menjadikan jaring­ an gerilya ini berfungsi juga sebagai perangkat yang bermanfaat sebagai wahana inspirasi bagi siapa pun. “Saya yakin ke depannya akan selalu terjadi dinamika dalam menyikapi

konsep gerilya ini,” kata Ary. Ary tidak pernah gusar meski hanya terus terpaksa ‘berjalan sendiri’ atas pilihan konsepnya ini. Kesenian termasuk musik di lombok dibiarkan sekadar hidup menjadi pelengkap hiburan keseharian tanpa pernah direspons lebih dari itu. Menurutnya perkembangan musik di Lombok mungkin membaik, tetapi tidak lebih hanya dalam posisi sebagai bagian dari mainstream industri seni biasa, sekali pun berkelas nasional bahkan internasional. “Sebab di Lombok menurut saya masih banyak pihak yang belum memiliki kesadaran mendudukkan musik pada porsi yang utuh menyeluruh. Sementara saya pun sadar bahwa jika sekali pun gerakan gerilya saya ini punya semangat kebangkitannya sendiri, tapi tampaknya masih sulit untuk bisa dikatakan mampu mewakili kebangkitan itu,” kata Ary yang Februari-Juli 2018 ini menggelar tur gerilya ke 10, bertajuk Pelastik Hijau Hutan Menahun, di beberapa kota seperti LombokBandung-Sumedang-MajalengkaJogja-Solo-Malang-Bojonegoro-Bali dan lainnya.

Kongso Sukoco

Ia menyadari musik gerilya yang menjadi kekhasannya itu, sesuai dengan namanya cenderung terbatas cakupannya, jika ia merubah skala gerakannya menjadi lebih besar dari itu, maka tentunya sudah tidak lagi memiliki sifat gerilya. Konsistensi Ary dalam menjaga cara kebangkitannya dalam bermusik -pelan tapi pasti meski tentu saja dengan segala risiko- menjadi ruang untuk menjaga proses pembaruan yang terus menerus itu. Karena baginya pembaruan yang berkelanjutan itulah yang dimaknainya sebagai kebangkitan. (Naniek I. Taufan)

Kaum Muda Jangan Alergi Politik Selama ini ada kecenderungan ranah politik menjadi pelarian mereka yang gagal masuk pegawai negeri sipil (PNS), dokter, bisnis dan lainnya. Akhirnya mereka masuk partai politik sebagai pelarian dan berujung rusaknya tatanan politik. Hal ini diungkapkan Whisnu Sakti Buana, Wakil Wali Kota Surabaya saat menjadi pemateri pada acara Youth Town Hall yang digelar PT XL Axiata, di Gedung C Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Kampus B Universitas Airlangga (Unair), Senin (14/5). “Mahasiswa, pelajar, kaum muda jangan apatis bicara politik. Dari politik bisa raih kekuasaan. Tak ada jalan lain untuk meraih kekuasaan selain lewat politik. Di bumi tercinta ini yang masuk politik banyak yang gagal di bidang lain, sebagai usahawan, sebagai dokter,” kata Whisnu Sakti. Pria yang menerjuni politik praktis sejak berstatus mahasiswa ini mengingatkan jika makin sedikit orang baik dan berkompeten terjun ke politik sejak awal, maka makin sedikit pula pemikir baik bangsa ini. ‌Kepada mahasiswa. Wisnu mengingatkan para tokoh-tokoh muda pra kemerdekaan yang menjadi politisi. Soekarno, Moh Yamin, Bung Tomo dan lainya yang ketika itu muda, masuk golongan pemuda. Melalui jalan politik, mereka tertempa menjadi pemimpin handal, menjadi negarawan, dan kemudian memimpin perjuangan serta menyatukan bangsa. Mereka memimpin perjuangan dan memerdekakan Republik Indonesia.

“Karena itu anak muda jangan apatis politik. Jangan anggap politik itu kotor, politik itu ilmu, politik itu suci. Yang kotor itu orangnya, yang jahat manusianya. Apabila kaum muda ingin mengubah sistem, masih kata Whisnu, maka harus masuk ke dalam. Apabila ingin mengubah dari luar diperlukan ekstra power,” imbuh Whisnu Sementara itu, Ketua Pusat Informasi dan Humas sekaligus pakar politik Unair Suko Widodo mengatakan minimnya ketertarikan kaum muda pada politik bukan saja terjadi di Indonesia. “ Di Malaysia contohnya, yang tua kembali terpilih. Mahathir Muhammad masih turun tangan,” kata Suko. Karena itu, Suko melihat perlunya anak muda untuk menjadikan dunia politik praktis sebagai salah satu pilihan dalam berjuang. (Ngurah Budi)


Dara

8

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Album Ketiga Motifora Tampil Beda Sejak awal kemunculannya di blantika musik Bali, nama Motifora memang patut diperhitungkan. Bagaimana tidak, setiap kali me-launching album, Motifora selalu berhasil memikat hati para penikmat musik dengan single-single andalannya. Ya tentu hal ini karena Motifora selalu menampilkan sesuatu yang berbeda dan berwarna dalam setiap karyanya.

S

abtu, (5/5) dengan mengambil lokasi di Krisna Beach Street, Pantai Penimbangan, Motifora Band resmi meluncurkan album ketiganya yang bertajuk 2117. Tunick, sang vokalis mengatakan keselurahan materi album sudah disiapkan dan dikonsep serta mulai pengumpulan lagu sejak 2017 lalu. Meskipun keseluruhan sudah tuntas Maret lalu, namun baru dirilis 5 Mei kemarin untuk mendapatkan momen yang pas bertepatan dengan hari jadi band asal Desa Munduk ini. Dalam launcing album ketiganya itu, juga dihibur musisi asal Buleleng seper­ti Ake Buleleng, Sunda Kecil, Copa Rock Turn, Kalimasada Band, dan

Lastana Band. Selain itu, juga diisi dengan pengenalan video klip lagu Inspirasi sebagai single andalan. Dalam album ketiga, Motifora telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk para penggemarnya. Sebagaimana berulang kali disampaikan dalam tiap penampilannya, akan ada yang baru dan berbeda di album Motifora kali ini. “Dari segi musik, album ini tentunya tidak lepas dari dua album single Motifora sebelumnya. Tapi, sekarang kami lebih berani menambahkan unsur-unsur rock dan disko. Jadi bisa dibilang untuk album ini temponya medium beat. Kalau dibandingkan, 40% slow dan sisanya 60% ngebeat,” ujar Tunick. Ditambahkan, bahwa album 2117

yang diproduksi di bawah bendera Def Studio memuat 11 lagu, 10 di antaranya lagu baru dan satu lagu dari album pertama “Cahaya Hati” yang diaransemen ulang menjadi akustik disko dan dibawakan dengan lirik lagu berbahasa Bali, dengan judul baru ”CH20”. Sementara, lagu lainnya, yaitu Inspirasi, Tetep Metimpal, Majujuk Di Langit, Kanti Numadi, 2117, Ajahin Beli, SELPI, Put Your Hands Up, Curhat Pok Neh, dan lagu berbahasa Indonesia berjudul Ruang Mimpi. “Di album ini tidak terlalu banyak pihak yang terlibat, tapi untuk album ini kami melakukan recording, mixing dan mastering di tempat yang berbeda dari album Motifora sebelumnya,” imbuhnya. Targetnya, album ini bisa diterima oleh pecinta musik Bali dan kembali lagi mencoba dengan target yang sama, yaitu mampu mengimbangi pencapaian album pertama di tahun 2015 yang sempat booming. (Wiwin Meliana)

Mozaik

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Mental Block Penyandang Difabel

Masalah difabel di Bali, persoalannya mereka kurang perhatian sehingga tidak percaya diri. Mereka lahir dengan kondisi keterbatasan yang membuat mereka harus menerima. Yang membuat mereka tidak maju adalah mental blocking sehingga me­ reka minder dan tidak percaya diri.

K

alau saja halangan itu sudah pecah atau hilang, mereka bisa melakukan hampir apa saja. Jadi hal utama yang ha­ rus dilakukan adalah menghilang­ kan mental blocking tersebut. Saya melihat, kalau urusan diskriminasi penyandang difabel tidak terlalu menjadi masalah. Namun, dari mereka sendiri memang ada rasa tidak percaya diri. Mere­ ka terbatas melakukan aktivitas, termasuk edukasi karena mental mereka sendiri yang masih ada ganjalan dari dalam.

17

Saya sendiri mencoba menawarkan solusi dengan melatih mereka berolahraga (sport) untuk menjadikan mereka lebih percaya diri, mandiri, disiplin, dan berjiwa sportif. Buktinya, banyak yang sukses dan berhasil menjadi atlet yang meraih banyak prestasi di dalam dan di luar negeri. Yang dulunya mereka tidak pernah ke luar rumah. Sekarang bisa mengendarai sepeda motor, walaupun motor yang dimodifikasi. Mereka semangat dengan tampil cantik. Sekarang mereka berprestasi. Mereka mulai dikenal masyarakat

menjadi mandiri. Otomatis kepercayaan dirinya makin tinggi. Mereka akhirnya menyadari dan bisa melihat, orang yang normal saja banyak yang tidak bekerja. Kalau saja, ada 10 orang yang tertarik melakukan pembinaan kepada mereka, tentu akan lebih banyak kaum difabel yang terbantu. Memang intinya program diprioritaskan untuk melepas mental blocking. Apapun cara pembinaannya tujuannya, agar

mereka merasa dihargai. Yang saya lakukan cara dengan melatih mereka olahraga. Mungkin pemerintah atau orang lain mempunyai cara lain yang lebih baik dari apa yang sudah saya lakukan agar mereka merasa dihargai dan diakui itu sudah membebaskan mereka dari halangan untuk sama dengan orang lain. AA Ayu Putri Girindrawardani (Interest for social life)

Kata Hati dan mulai dihormati. Kepercayaan diri mereka mulai tumbuh secara normal. Apalagi, mereka mendapat pekerjaan. Mereka

Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Teknik Pernapasan Yoga Kanker Prostat Bunda Dian

4

Suzuki Hadirkan All New Ertiga Suzuki menghadirkan All New Ertiga untuk masyarakat Bali. Acara unveilling All New Ertiga dilakukan di Mall Bali Galleria, Selasa (15/5). Isbowo Priyo Haryono, GM PT Sejahtera Indobali Trada mengatakan All New Ertiga hadir dengan desain modern, kuat, elegan. Fitur terbaru yang mutahir ini dijamin memberi sensasi beda untuk keluarga. Donny Ismi Himawan Saputra, Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales menambahkan Bali merupakan market spesial bagi Suzuki. Mobil terbaru yang mengusung tema “Gear to Gather” ini diproduksi di Cikarang dan akan diekspor ke negara ASEAN dan Amerika Latin. (Ngurah Budi)

1 Gambar 1 Lihat gambar posisi duduk bersila dan tulang punggung tegak lurus. Perlahan mulai tarik napas di lubang hidung kiri rasakan napas masuk ke tulang kemudian perlahan tutup lubang dubur atau anus tahan napas 4 kali hitungan. Perlahan-lahan buang napas dan buka lubang anus. Lakukan 7 kali putaran.

2 Gambar 2 Tekniknya sesuai gambar, de­ ngan menutup hidung kiri. Selanjutnya perlahan mulai rasakan napas masuk ke tulang punggung lalu tutup lubang anus tahan napas 4 hitungan dalam hati. Perlahan-lahan buang napas selalu di hidung. Lakukan 7 kali putaran.

3 Gambar 3 Lakukan sesuai gambar. Teknik: tarik napas di kedua lubang hidung dan tetap menutup lubang anus. Tahan napas 4 kali hitungan lalu buang napas buka lubang anus. Lakukan 7 kali putaran.

6

5

7

Gambar 4.5.6.7 Lihat gambar Sikap tangan chin mudra , kemudian rasakan perenium ditutup oleh tumit. Berikutnya mulai perlahan tarik napas bawa ke organ reproduksi, ekor dan tutup lubang anus. Tahan napas 4 hitungan langsung buang napas buka lubang anus. Lakukan 14 kali putaran menarik dan menghembuskan napas melalui hidung

Kanker prostat adalah tumor ganas yang tumbuh pada prostat. Kelenjar seukuran kacang walnut dibawah kandung kemih pria yang fungsinya memproduksi sperma. Sebagian besar kanker prostat tumbuh sangat lambat namun merupakan kanker ganas yang dapat menyebar kebagian tubuh lainnya terutama tulang dan kelenjar getah bening. Dengan yoga kali ini, semoga bisa membantu mengurangi penyebaran kanker

Selamat berlatih Dengan senyum Selalu sehat dalam yoga Markandeya Yoga Indonesia Model : Gusti Suardana (Guru Markandeya Yoga Indonesia)


Buleleng

18 Secara geografis, Buleleng memiliki pantai terpanjang di Bali. Laut Buleleng juga sangat mendukung digunakan sebagai sarana olahraga air. Salah satunya, cabang olah raga selam.

Gelorakan Kembali Olahraga Selam di Buleleng

H

al ini disampaikan oleh Ketua Pengprov POSSI Bali Bagus Partha Wijaya disela-sela pelaksanaan pembinaan pelatih jenjang P1 di Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha di Desa Jinangdalem, Senin (7/5). Bagus menambahkan, Buleleng menjadi titik awal kebangkitan olahraga selam untuk menghadapi pelaksanaan Kejurda dan Kejurnas. Selam merupakan olahraga lama yang perlu dibangkitkan kembali dengan menjaring atlet dan pelatih. “Olahraga selam ini merupakan olahraga lama sejak tahun 1980, dan Bali waktu itu telah mengirimkan atlet untuk mengikuti Kejurnas pada tahun 1981. Hanya saja, karena ketidak aktifannya atlet tidak ada yang membina,” jelasnya. Sebagai titik awal, Bagus memberikan kesempatan ke-

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Pembinaan pelatih dan wasit selam oleh POSSI Bali

pada atlet renang untuk mencoba cabang olahraga lain yaitu selam. Pihaknya berkeinginan untuk menggelorakan kembali olahraga selam utamanya untuk masyarakat yang masih awam dengan olahraga tersebut. Ia menambahkan bahwa ada dua kategori olahraga selam yaitu di dalam kolam dan di dalam laut. Untuk kali ini pihaknya tengah mempersiapkan Kejurda di dalam kolam, tetapi pihaknya optimis dapat mengikuti ajang

Indonesia Open yang akan datang. “Mereka berpikir bahwa selam hanya sebatas menyelam di dalam laut padahal selam dapat dilakukan di kolam dan olahraga ini ada prestasinya,” ungkapnya. Dikatakan oleh Bagus Partha Wijaya untuk pelaksanaan selam di laut sangat memungkinkan mengingat dengan kondisi lautnya yang tenang dan juga fasilitas akomodasi yang memadai. Untuk kali ini, Kejurda dan

Panen Padi Varietas Sidenuk Pemkab Buleleng begitu komitmen dalam kita usianya bisa lebih panjang, dan bebas dari memajukan pertanian sebagai salah satu potensi ulat nanti untuk pasar ekspor,” harap nya. Ir. Nyoyang dimiliki. Pemerintah pun terus berupaya man Genep, MT. Kadis Pertanian Kab. Buleleng mengembangkan pertanian dengan mengikuti menambahkan padi varietas sidenuk adalah padi perkembangan teknologi. Hal ini terlihat dayang mendapat penyinaran radiasi nuklir. lam kegiatan panen padi varietas sidenuk yang Hendig Winarno, M.Sc mengatakan kerjasama bekerjasama dengan pihak BATAN. Bupati antara BATAN dengan Kabupaten Buleleng berBuleleng Putu Agus Suradnyana ST, bersama langsung sejak tahun 2017 lalu. Dipilihnya Buleleng Kepala Deputi PTN Badan Tenaga Nuklir Nakarena dilihat dari keseriusan Pemkab. Buleleng sional (BATAN) Jakarta Dr.Hendig Winarno, dalam memajukan industri pertanian, dan untuk M.Sc melakukan pemotongan padi secara simbBuleleng ditanam jenis padi Varietas Sidenuk. “Pak olis di Subak Banjar Tengah, Desa Tukad Mungga, Bupati punya antusiame dalam mengembangkan Kamis (17/5). industri pertanian di daerahnya, sehingga kami Bupati Agus Suradnyana mengatakan, kerpun BATAN yang punya kompetensi di bidang jasama antara Pemkab. Buleleng dengan BATAN pertanian khususnya tanaman padi, kedelai dan sangatlah bagus dan sangat membantu para petani yang lainya, maka kami memilih Buleleng sebagai di Buleleng, hal itu terlihat dari hasil panen padi mitra kami di daerah,” ucapnya. yang cukup bagus dan sangat mengesankan. “Kita Ada 23 jenis varietas unggul baru namun hanya lihat hasilnya dari varietas unggulan yang dulu ada beberapa saja yang diminati petani. “Petani panen gabah 66 kwintal per hektare dan sekaBuleleng inginnya varietas sidenuk, karena sidenuk rang 88 kwintal per hektare, artinya ada kenaikan produksifitasnya tinggi agak tahan wereng, nasinya signifikan,” ujarnya. pulen, maka itulah yang dipilih, dan kami harus Ke depannya Bupati Agus akan terus mengumengakomodasi keinginan masyarakat daerah apa payakan berbagai teknologi untuk memajukan yang di inginkan” tuturnya. (Wiwin Meliana) pertanian yang ada di Kabupaten Buleleng. Dirinya serius akan menggembangkan potensi pertanian di Kabupaten Buleleng, bukan hanya pertanian padi saja namun juga berbagai jenis pertanian. “Kita bisa melakukan pendekatan pada Menrisetdikti dengan mapping potensi yang ada di Buleleng. Kita berharap bisa dibangun iradiasi gama pengawet makanan bisa di bangun di Kabupaten Buleleng, karena dengan iradiasi gama ini bukan Bupati Buleleng melakukan panen padi varietas sidenuk hanya padi juga buah – buahan

Kejurnas selam di kolam, Bali akan menerjunkan 14 atlet yang akan bertanding di 36 nomor pertandingan. “Atlet renang di Bali sudah memiliki prestasi dengan masuk dua besar di tingkat nasional. Otomatis jika ada atlet renang yang berkeinginan masuk ke cabor selam akan memiliki prestasi yang sama pula,” paparnya. Sementara itu, Ketua I KONI Buleleng Dr. I Gst Lanang Agung Parwata mewakili Ketua KONI Buleleng mengatakan menyambut baik pelaksanaan pendidikan pelatih dan wasit untuk olah raga

selam di Buleleng yang akan menjadi tuan rumah di ajang Kejurda dan Kejurnas selam. Pihaknya berharap Pengkab POSSI yang baru terbentuk ini dapat berkembang dan membina atlet-atlet selam untuk dipertandingkan dalam berbagai event. “Pengkab POSSI kabupaten Buleleng baru terbentuk tetapi sudah diberikan kepercayaan sehingga nanti kami harapkan dapat mencetak atlet-atlet selam apalagi Buleleng memiliki pantai yang sangat panjang sehingga dapat mendukung pelaksanaan event-event selam,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Wakil Bupati Buleleng melakukan kunjungan ke Provinsi Kaltara dalam rangka orientasi kehumasan yang diselenggarakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkab Buleleng. Rombongan diterima di Gedung Pemprov Kaltara, Kamis (17/5).

ltara. Mereka juga sangat welcome dan lahan sudah disiapkan,” ungkap Sutjidra. Sutjidra menambahkan, kerjasama juga dilakukan dalam bentuk pembibitan cengkeh dan pembibitan sapi. Selain cengkeh juga akan ditanam jambu. Khusus untuk peternakan akan dilakukan pembibitan sapi. Hal tersebut dikarenakan populasi sapi di Kaltara sangat rendah namun permintaan daging sapi sangat tinggi. Dua komoditas ini yang dibutuhkan oleh Provinsi Kaltara. Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltara, H. Udin Hianggio, B.Sc mengatakan untuk sumber daya pertanian, perkebunan, dan peternakan, Kaltara memiliki lahan yang sangat luas. Sekarang ini yang sudah dan sedang digarap adalah potensi air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dengan potensi air ini juga dimanfaatkan untuk pertanian terutama untuk persawahan. “Kita disini memiliki potensi air yang sangat melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan,” katanya. -win

7

Tingkatkan Kewaspadaan Maraknya teror dan aktivitas radikalisme yang telah membuat keresahan di tengah masyarakat saat ini merupakan sebuah pengingkaran akan kontrak kedamaian dan kebersamaan sebagai keluarga besar bangsa Indonesia yang telah disepakati saat Proklamasi dikumandangkan oleh para pendiri bangsa. Munculnya gerakan terorisme dengan tindakan-tindakan yang jauh dari rasa perikemanusiaan disikapi oleh seluruh civitas akademika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rektor Undiksha Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.

R

ektor Jampel mengimbau jangan sampai kekisruhan yang ditimbulkan oleh aksi terorisme membuat seluruh mahasiswa dan dosen takut beraktivitas tetapi justru meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. “Kami mengimbau kepada seluruh warga kampus untuk tetap tenang tetapi tetap waspada dan ikut mengawasi serta melaporkan hal-hal yang dianggap mencurigakan,” ungkapnya.

Bahkan untuk mencegah aksi radikalisme, Jampel selalu mengedepankan visi dan misi Undiksha sebagai perguruan tinggi yang berlandaskan falsafah Tri Hita Karana. Dirinya mengatakan bahwa mahasiswa Undiksha terdiri atas 27 Provinsi yang ada di seluruh Indonesia dengan berbagai agama dan suku bangsa sehingga jika tidak dibekali dengan sikap toleransi yang tinggi maka tidak mungkin akan terjadi pergesekan. “Tindakan biadab kalangan teroris harus segera

Lakukan Antisipasi Dini

Pemkab Buleleng Siap Kerjasama dengan Pemprov Kaltara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menyatakan kesiapan untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah provinsi termuda di Indonesia yaitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara). Kesiapan tersebut dikarenakan Buleleng memiliki kesamaan dengan Kaltara dalam beberapa bidang. Hal tersebut terungkap saat rombongan Pemkab Buleleng yang dipimpin Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG melakukan kunjungan ke Provinsi Kaltara dalam rangka orientasi kehumasan yang diselenggarakan oleh Bagian Humas dan Protokol Pemkab Buleleng. Rombongan diterima di Gedung Pemprov Kaltara, Kamis (17/5). Ditemui usai kunjungan, Wabup Sutjidra menjelaskan ada beberapa kesamaan hal antara Buleleng dan Kaltara. Salah satunya adalah prioritas pembangunan yaitu dalam bidang pertanian. Menurutnya, lahan di Kaltara sangat banyak dan juga airnya sangat melimpah. Dengan potensi air tersebut, Kaltara banyak mengembangkan pertanian dan peternakan. Buleleng juga saat ini fokus dalam pengembangan bidang pertanian untuk menopang daripada Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-masing. “Nanti akan ada kunjungan balasan dari Pemprov Kaltara ke Buleleng. Kita akan bicarakan kerjasama dalam bidang pertanian dan peternakan,” jelasnya. Pemprov Kaltara juga mengundang Pemkab Buleleng untuk bekerjasama dalam bidang transmigrasi. Transmigran dari Buleleng yang memang ahli dalam bidang pertanian diundang untuk bisa membangun pertanian khususnya di Kabupaten Bulungan, Kaltara. “Kita akan tindak lanjuti bagaimana transmigran dari Buleleng yang ahli di bidang pertanian untuk bisa dibawa ke Provinsi Ka-

Edukasi

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Keresahan akibat teror yang terjadi beberapa hari lalu dirasakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Bahkan kekacauan tersebut dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada perekonomian Negara utamanya bidang pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, M.M. mengimbau kepada pelaku pariwisata untuk ikut melakukan pengawasan terhadap daya tarik wisata yang ada di Buleleng. Bentuk pengawasan yang dilakukan berupa kewaspadaan dini terhadap wisatawan yang datang baik lokal maupun mancanegara. Pihaknya juga telah bersurat kepada industri pariwisata seperti hotel, pokdarwis, desa wisata untuk meningkatkan kewaspadaan dini untuk terwujudnya pariwisata yang mengutamakan sapta

pesona. “Sapta pesona yang saat ini kami utamakan adalah keamanan di masing-masing DTW sehingga jika memang ada hal yang dicurigai, ada komunikasi koordinasi antara pelaku pariwisata dan kami,” jelasnya. Sutrisna menambahkan, pasca teror bom di Surabaya beberapa hari lalu pihaknya belum dapat memastikan dampak yang ditimbulkan terhadap pariwisata di Buleleng. “Belum terlihat ada penurunan jumlah wisatawan tetapi kami akan tetap lakukan antisipasi dini sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

dilakukan upaya-upaya yang sistemik dan masif oleh kita semua, terutama aparat penegak hukum, untuk menghindari meluasnya rasa takut di kalangan masyarakat,” jelasnya. Selain ikut mengawasi, pihaknya juga mengajak semua masyarakat untuk selalu waspada dan mawas diri terhadap segala bentuk informasi yang bohong dan memperkeruh situasi sehingga memicu terjadinya ketakutan massal serta ketidaknyamanan di masyarakat. Untuk itu, sikap bijak dan ajeg dalam menyikapi serta menyimak informasi di jejaring sosial adalah salah satu kunci untuk

Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.

terhindar dari provokasi pihakpihak tertentu yang sengaja menciptakan kegaduhan sosial di masyarakat. “Kami segenap pimpinan, pegawai, dan maha-

siswa Undiksha menyerukan untuk segera dilakukan tindakan-tindakan nyata yang terukur untuk percepatan penanganan tindakan terorisme dimana pun mereka berada di belahan NKRI yang kita cintai ini,” papar Rektor Jampel. Ditambahkan Jampel, aksi terorisme terjadi karena kurangnya rasa nasionalisme yang dimiliki terhadap Negara Republik Indonesia tercinta ini, sehingga untuk menumbuhkan sikap nasionalisme itu harus dimulai dari bidang pendidikan. Sebagai kampus terbesar di Bali Utara, Undiksha selalu menekankan pelajaran yang mencakup Kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum pada masing-masing jurusan yang ada. “Rasa nasionalisme ini harus kita tumbuhkan lewat pengajaran-pengajaran empat konsensus kebangsaan, bahkan kami di Undiksha ada 4 mata kuliah umum yang mencakup kewarganegaraan tersebut,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Mendongeng Lima Menit

JANGAN MEMBUKA RAHASIA

Satu-satunya hewan yang hidup di hutan itu hanyalah seekor kelinci. Hewan lainnya mati tertembak oleh para pemburu. Sejak beberapa hari si Kelinci mondarmandir mencari teman. Namun, hutan lebat Made Taro itu sepi, ya sangat sepi. Maka ia pun turun gunung. Ketika minum di sebuah telaga, kelinci itu melihat seekor ikan berkelebat. Melihat hewan aneh itu, si Kelinci bertanya, “Hai, hewan tak berkaki! Siapa kamu dan mengapa kamu masih hidup?” “Namaku si Gabus,” jawab ikan itu. “Aku mau mengatakan namaku, tetapi maaf, aku tidak mau mengatakan mengapa aku masih hidup. Sebelum ayahku mengembuskan napas terakhir, ia berpesan, agar aku tidak membuka rahasia! Lalu, hai hewan berkaki empat, siapa kau, dan mengapa kau masih hidup?” “Namaku si Kelinci,” jawab hewan berkaki empat itu. “Aku mau mengatakan namaku, tetapi maaf, ayahku juga berpesan agar aku tidak membuka rahasia kepada siapa pun.” Demikianlah hewan sisa hidup itu, setelah berkenalan, lama-kelamaan bersahabat karib. Setiap bertemu, mereka asyik ngobrol ngalorngidul. Tidak disadarinya, persahabatan mereka meningkat menjadi saling menyayangi dan saling percaya.

Nah, tibalah pada suatu hari, mereka sampai kepada obrolan saling mencurahkan isi hati masingmasing. “Pemburu yang ganas itu tidak tahu rahasiaku,” kata si Kelinci. Di semak-semak itu ada beberapa liang. Antara satu liang dengan liang lainnya ada lorong tembus. Ketika pemburu mengejarku ke liang satu, aku sudah berada di liang dua, dan ketika pemburu itu mengejarku di liang dua, aku sudah di liang tiga atau kembali ke liang satu. Ha, ha, ha…! Itulah sebabnya aku tetap hidup.” “Aku juga!” si Gabus menimpali. “Ketika pemburu itu melemparkan jaringnya, aku meliuk turun ke dalam lumpur. Ketika mereka memburuku dalam lumpur, aku sudah bersembunyi dalam sebuah rongga di pinggiran telaga. Ha, ha, ha ….! Sungguh senang memperdaya pemburu-pemburu bodoh itu!” Ternyata pemburu itu tidak bodoh. Pada suatu ketika, dari tempatnya bersembunyi, mereka mendengar percakapan yang mengasyikkan itu. Lalu mereka merencanakan sebuah perburuan. Beberapa hari kemudian, para pemburu itu dengan mudah menangkap si Gabus. Mereka pura-pura melemparkan jaring, lalu turun ke telaga. Penangkap lainnya sudah bersiap di rongga-rongga pinggir telaga. Maka tamatlah riwayat ikan yang bernama si Gabus itu. Demikian juga si Kelinci. Ketika hewan berkaki empat itu bersembunyi di sebuah liang, pemburupemburu lainnya sudah siap di liang lainnya. Maka tamat jugalah riwayat si Kelinci. (Laos)


Woman on Top

6 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini terasa begitu spesial lantaran kondisi Indonesia saat ini sedang bersedih. Kasus-kasus ujaran kebencian, fitnah-fitnah, berita-berita hoax dan perseteruan sesama anak bangsa belum reda, muncul penyerangan teroris di sejumlah daerah.

“S

ituasi politik dan keamanan kita akhirakhir ini memang memanas ya, sedang banyak cobaan. Apalagi kita akan menghadapi Pilkada serentak Juni nanti, juga Pileg dan Pilpres tahun depan. Nah kemudian dalam situasi begini muncul serangan teroris di sejumlah daerah menjelang Hari Kebangkitan Bangsa. Menurut saya ini luar biasa sekali,” tutur penyanyi dangdut Fitri Carlina. Sebelum bom, kata Fitri, suasana sudah diwarnai oleh berbagai kasus yang tidak mengenakkan.

Fitri Dian Puspita

Momen Introspeksi Diri “Ada banyak yang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan hal-hal yang tak baik,” tambah wanita asal Banyuwangi ini. Pemilik nama lengkap Fitri Dian Puspita ini menyatakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini terasa spesial. Kita sebagai bangsa, diingatkan kembali pentingnya persatuan dan kesatuan. Rasa nasionalisme kita digugah kembali, prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang selama ini kita junjung bersama dengan menghargai perbedaan baik itu ras,agama,golongan, haruslah dipertahankan. “Jadi menurut aku saat ini, khususnya pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum yang baik untuk kita semua introspeksi diri. Sebagai bangsa kita harus bangkit, jangan biarkan termakan isu-isu yang bisa memecah belah. Jangan biar-

kan intoleransi merajalela. Kita dikenal sebagai bangsa yang memiliki toleransi tinggi ,baik antargolong, antarumat beragama, ras. Ini yang harus terus dijaga. Kita harus menjaga persatuankesatuan dan ke-Bhinnekaan yang menjadi kebanggaan kita bersama,” tegas pelantun ‘ABG Tua’ ini. Ia menambahkan kita harus berhati-hati dalam menyikapi berbagai hal, tidak mudah percaya dengan berbagai informasi yang beredar khususnya di media sosial. Adik bungsu

pedangdut Nini Carlina ini juga menyinggung tentang dampak negatif dari penggunaan media sosial yang tidak bertanggung jawab. Menurutnya, era globalisasi, kemajuan teknologi-komunikasi, memang tidak dapat dihindari. Sangat mudah setiap orang mengakses internet, media sosial. Era keterbukaan juga membuat orang mengira bisa sebebasbebasnya menyuarakan

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018 atau mengekspresikan apapun. Padahal, sesungguhnya tidak demikian. “Kita memang bebas menyuarakan atau mengekspresikan apapun. Namun tetap saja ada rambu-rambunya. Artinya kita bebas tapi bertanggungjawab dalam penggunaannya. Menjaga jangan sampai hal-hal yang kita sampaikan berdampak atau bermasalah atau bahkan menimbulkan perpecahan,” ungkap Fitri sambil menambahkan, banyak pengguna yang tidak dewasa dalam menggunakan medsos. “Medsos asalkan digunakan secara baik dan benar akan sangat berguna. Sebaliknya bila digunakan secara salah malah bisa merusak dan menghancurkan,“ ucapnya. Semua pihak harus ikut berperan menjaga bukan hanya pemerintah. Pengendalian atau pembatasan itu selain ada pada diri masing-masing juga pada keluarga. Terkait dengan terorisme dan isuisu terkait yang juga mudah diakses di dunia maya, Fitri meminta agar pemerintah melakukan penyisiran dan pembatasan. “Itu kewajiban pemerintah untuk melakukan tindakan,” tegasnya. (Diana Runtu)

Rileks

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

19

TTS tokoh

TTS No. 011 MENDATAR: 5. BONTOT 7. LULUH 9. RESPEK 12. ABJAD 13. RUKUN 16. POTLOT 19. NYIUR 21. GALAU 22. TUJUH 23. CENAYANG 24. WAJAN 25. KENYAL 26. PERUSAHAAN MENURUN: 1. BUNGA KHAS BELANDA 2. AKBAR 3. SETERU 4. JANJI 6. SOLDER 8. SEHAT 10. WARSA 11. SESUAI 14. PARASIT 15. UANG MUKA 17. SETIA 18. KELAPA MUDA 20. CUCI RAMBUT 23. PERIODE

TTS No. 009 MENDATAR: 2. WADUK 5. SEDAP 7. WARANGKA 9. BERAMBANG 10. SUSTER 11. CEDERA 13. IDOLA 16. MESIR 19. SEKAR 20. SEMBARI 24. DAHAGA 25. CAHAYA 27. WANITA MENURUN: 1. JUMPA 3. BERKAS 4. TENTATIF 6. JATAH 8. HEMAT 12. DIALEK 14. DETAK 15. USIL 17. RUNCING 18. JENGUK 21. AJUDAN 22. PANCA 23. IKLAN 26. ABADI

Pemenang TTS No. 009

KETENTUAN MENJAWAB Jawaban ditulis di ­kertas dan masukkan dalam amplop atau di­ tulis di kartu pos. Tem­ pelkan gun­tingan kupon TTS No 011 serta iden­ titas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Ge­ dung Pers Bali K. Na­ dha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Jumat 1 Juni 2018. Pemenang diumumkan Minggu 3 Juni 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang peme­ nang. Pemenang agar ­mengambil hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Ni Wayan Kresna Dewi

(Br. Dinas Saraswati Desa Bajera, Tabanan)

Kupon TTS tokoh No. 011

I Wayan Parwata

(Br. Buluh,Guwang Sukawati)

Kondom Robek

“(Taksu) Perak Bali” (2) Salam Unique...

Tulisan kami sebelumnya sudah membahas tentang bagaimana setiap daerah di Bali selalu mempunyai ciri khas kerajinan. Khusus untuk kerajinan perak banyak kita temui hasil karya yang unik, dan tentu mencerminkan kekhasan daerah masingmasing. Sebagai pelaku usaha industri perak di Bali, mereka senantiasa menjaga nilai pakem dan ruh dari adat dan budaya Bali. Inilah yang memberi kekuatan dan nilai lebih sehingga hasil karya industri perak di Bali selalu dapat memenuhi keinginan para pencinta perhiasan, khususnya perhiasan yang berbahan baku perak. Tidak dapat dimungkiri Bali masih mempunyai daya

tarik yang sangat besar di industri perhiasan. Di dalamnya terkandung nilai budaya serta keunikan dari adat dan budaya Bali itu sendiri. Perhiasan perak Bali masih mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan masih sangat diminati oleh pembeli di negara-negara Timur Tengah dan Amerika. Namun, seperti yang pernah kami tulis sebelumnya, yang menjadi kendala dalam perkembangan industri perhiasan perak saat ini adalah tidak tersedianya tenaga sumber daya manusia(SDM) yang terlatih di bidang ini. Nyoman Eriawan, pemilik UC Silver yang terkenal mempunyai talenta lebih dan sudah berpengalaman di bidang ini memberikan gambaran tentang pembuatan perhiasan perak. Menurutnya dalam penggarapan perhiasan perak harus dan wajib didukung oleh sumber

daya manusia yang mumpuni, sehingga dapat menghasilkan perhiasan dengan desain yang berkualitas tinggi. Sayangnya, banyak generasi sekarang yang tidak tertarik untuk menggeluti industri perhiasan perak. Sehingga, sulit untuk menemukan talenta-talenta baru yang tumbuh dari generasi muda saat ini. Eriawan berpendapat sebenarnya ‘taksu’ dari perhiasan perak di Bali masih sangat terjaga. Namun, melihat kendala tenaga dari sumber daya manusia yang sangat terbatas, maka saat ini sudah semestinya menjadi pemikiran para pengusaha perak di Bali untuk ke depannya. Bagaimana agar tetap bisa bersaing dengan negara lain yang industri perhiasannya berkembang sangat pesat. Para pesaing industri perak dari daerah lain banyak melakukan kreativitas dengan

menonjolkan ciri khas daerahnya masing-masing. Seandainya sumber daya manusia di Bali yang menggeluti perhiasan perak mudah mendapatkannya, maka perkembangan para penggiat usaha di bidang perak di Bali akan dapat tumbuh dengan lebih pesat lagi. UC Silver sebagai industri perak yang sudah mendunia, selalu komitmen untuk menjaga ‘taksu’ dari perak Bali. Salah satu yang dilakukannya adalah dengan memberikan kesempatan kepada para generasi muda yang mempunyai kemauan dan talenta di bidang ini. UC Silver berharap, merekalah nanti yang akan berkreativitas dan berkarya tiada henti untuk kemajuan industri perhiasan yang berbahan baku perak. Selanjutnya, menjadikan perhiasan perak Bali selalu menjadi destinasi wisata dunia dengan kelebihannya yakni

selalu mempunyai ‘taksu’ di setiap karya yang dihasilkan. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom ini selanjutnya, nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali. Kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’ yang membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan, bagaimana keunikan dari design yang tercipta, sampai ke filosofi dari masing masing karya yang terbentuk. Kalau ingin melihat langsung ‘Gallery dan Workshop UC Silver’ silakan kunjungi kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg. Candrametu Nomor 1 Batu Bulan, Gianyar, 80582. Telepon 0361-461511 atau kunjungi website kami di www.uc-silver.com. I am Unique I am Happy.. UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Tanya: “Dok, langsung saja, aku sering dengar kalau kondom juga bisa robek saat digunakan, sehingga dibilang tidak efektif lagi buat mencegah kehamilan atau menghindari penularan penyakit kelamin. Itu bagaimana Dok?” (Mila, Tabanan, 23) Jawaban: Di samping buat mencegah kehamilan, kondom juga ditujukan buat mencegah infeksi menular seksual. Secara medis dan epidemiologis sudah terbukti bahwa akan terjadi penurunan risiko penularan infeksi menular seksual pada para pengguna kondom. Dari banyak studi juga diketahui bahwa kondom efektif mencegah HIV. Berdasarkan studi pada orang-orang yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi, dari 100 orang hanya sekitar 1 orang yang akhirnya mengalami kehamilan pada pasangan dari kelompok laki-laki pengguna

kondom. Artinya ada kegagalan sekitar satu persen. Lalu apa penyebab kegagalan kondom? Di samping angka penggunaan kondom pada masyarakat Indonesia masih rendah, penyebab kegagalan proteksinya diyakini hanyalah karena satu alasan: kesalahan penggunaan kondom. Pengetahuan masyarakat tentang kondom masih sangat rendah sehingga orang masih belum menggunakannya secara tepat. Kegagalan kondom lebih sering disebabkan pemakainya tidak menggunakannya dengan benar, dan bukan karena mutu kondom itu sendiri. Juga karena lekatnya cap buruk yang dilabelkan

masyarakat terhadap kondom menjadikan akses untuk membeli dan kecermatan penggunaannya menjadi tidak maksimal. Masih banyak orang yang malu untuk membeli kondom padahal memerlukannya. Demikian pula masih banyak yang tidak memperhatikan cara penggunaan yang baik, tidak memperhatikan masa kadaluwarsa kondom, masih banyak yang menyimpan di dompet atau di tempat yang panas dan terlampau lembab, dan masih banyak yang keliru dalam memasangnya selama hubungan seksual. Bila digunakan secara benar dan konsisten, kondom mempunyai peranan penting dalam kesehatan umum masyarakat, khususnya sebagai salah satu pilihan kontrasepsi dan pencegahan infeksi menular seksual, termasuk juga HIV. Penggunaan kondom yang baik akan mengurangi risiko terinfeksi penyakit seksual, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa seks.

Kondom yang robek atau bocor adalah salah satu hal yang paling ingin dihindari dalam praktik penggunaan kondom, karena saat kondom itu robek maka fungsinya sebagai alat kontrasepsi dan mencegah infeksi menular seksual menjadi gagal. Apa saja yang paling sering menjadi penyebab kegagalan penggunaan kondom? Yang paling sering dan mungkin adalah: 1. Penyimpanan kondom yang tidak baik. Sering kali disimpan di dompet yang ketat dan panas sehingga bahan lateks bisa mengalami kerusakan, atau malah di tempat yang terlalu lembab dan berjamur. 2. Pemakaian kondom yang sudah kadaluwarsa. Tentu saja jika digunakan akan menghilangkan daya proteksinya karena kondom berbahan lateks menjadi kehilangan kelenturan, kehilangan cairan pelumas sehingga mudah robek. 3. Pemakaian kondom dalam keadaan mabuk. Ini tentu saja membuat penggunanya tidak bisa

menggunakan secara tepat, atau terlepas saat menggunakannya. 4. Kondom tersebut robek ketika dibuka dari bungkusan. Bisa jadi karena tidak cermat saat membuka, atau karena terkena kuku sehingga mengakibatkan robek. Yang unik dari kondom adalah dalam fungsinya, yang tidak bisa dimiliki oleh alat kontrasepsi lain. Kondom memiliki fungsi ganda yaitu untuk mencegah penularan infeksi menular seksual juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi. Hingga saat ini kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan penyakit seksual. Suntik KB, pil KB, spiral atau IUD hingga susuk KB tidaklah mampu mencegah infeksi menular seksual. Bahkan vasektomi atau pemotongan saluran sperma pada laki-laki pun tidak mampu mencegah infeksi menular seksual.


Bumi Gora

20

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

PKK NTB Membangun Mulai dari Kampung Kerja keras dan semangat Tim Penggerak PKK Nusa ­ enggara Barat selama ini dalam melakukan pembinaan T terhadap kader PKK terutama membangun serta memberikan pembinaan ­terhadap ­kampung KB di Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Janapria dan Desa Jango, akhirnya membuahkan hasil ­menggembirakan. Kampung KB ini mendapatkan apresiasi dari Pemerintah ­Republik Indonesia yang kemudian mengusulkan Ketua TP PKK NTB, Hj. E ­ rica Zainul Majdi sebagai salah satu calon penerima tanda ­kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik ­Indonesia, terkait keberhasilan dalam bidang kependudukan, ­keluarga berencana dan membangun keluarga.

“M

emasuki Desa Jango, perasaan kami seperti tidak memasuki kampung, tetapi kami merasa seperti memasuki kota, dengan akses jalan yang mulus dan bagus,” ungkap Ketua Tim Penilai Gelar Kehormatan Satyalancana Wira Karya, Letkol. Sandi, M.Si dari Sekretariat Militer Presiden RI mengunjungi Kampung KB “Pacu Solah” di Dusun Kenyalu, Desa Jango, Lombok Tengah NTB, beberapa waktu lalu. Menurutnya, sebelum turun ke lapangan, tim penilai telah mendapatkan pemaparan dari Ketua TP

PKK NTB secara komprehensif tentang bagaimana PKK NTB membangun dan membina kampung KB ini. “Ternyata apa yang disampaikan tidak meleset dari apa yang kami lihat di lapangan,” ujar Letkol Sandi dalam sambutannya, saat meninjau Kampung KB “Pacu Solah” di Dusun Kenyalu, Desa Jango ini. Hasil tinjauan lapangan oleh tim ini dilakukan dengan mengecek dan melihat data dan fakta yang nantinya akan menjadi bahan penilaian untuk pengusulan peng­anugerahan tanda kehormatan satyalancana wira karya Presiden RI kepada Hj.

Erica Zainul Majdi, Ketua TP PKK NTB. “Semoga de­n gan adanya data dan fakta yang sudah kita terima akan memberikan kelancaran untuk usulan diajukan tanda kehormatan satyalancana wira karya Presiden RI kepada Beliau,” katanya. Ia menambahkan bahwa apa yang dilakukan bersama Tim Penilai saat ini adalah merupakan bagian dari penilaian untuk melihat dan memastikan secara langsungkondisi di lapangan mengenai hal-hal yang selama ini menjadi bagian dari prestasi dari Ketua TP PKK, khususnya terkait dengan Kampung KB yang memang ada dan sangat cantik, sesuai dengan namanya yakni “Pacu Solah” (benar-benar bagus). Jalan yang mungkin dulu belum bagus, sekarang sudah beraspal, yang dulu jauh dari sarana kesehatan sekarang sudah dekat. Selain itu akses pendidikan yang bagus, sehingga tidak ada lagi anak putus sekolah

serta kemajuan bidang ekonomi dengan kemudahan mencari nafkah bagi semua warga yang ada di Desa Jango. “Jadi semua yang tidak ada dulu di Desa Jango ini, sekarang telah tersedia dan terintegrasi, ke depan tingkatkan terus kerjasama dengan dinas instansi terkait, sehingga semua pembinaan dan pelayanan di Kampung KB Dusun Kenyalu ini dapat terus berjalan dengan lebih baik,” ujarnya. Untuk itu, tim penilai melakukan kunjungan terhadap spot-spot unggulan Kampung KB di Desa Jango. Dengan peninjauan langsung tersebut diharapkan akan menjadi

bahan masukan kepada Ketua Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dalam pengajuan terhadap usul penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada Hj. Erica Zainul Majdi. “Kalau sampai ada yang menyampaikan keberhasilan kepemimpinan, tentu itu sematamata karena keikhlasan dan semangat dari ibu-ibu kader TP PKK Kabupaten Lombok Tengah,” ujar Erica memberi sambutan. Erica memberikan apresiasi kepada Kepala Desa Jango atas keberhasilannya dalam bidang pendidikan, sehingga saat ini di Desa Jango ini angka putus sekolah sudah tidak ada lagi. Ia menjamin kepada pemerintah pusat bahwa TP PKK Provinsi NTB akan sungguh-sungguh melaksanakan amanah dari pemerintah pusat untuk membangun negara mulai dari Kampung. “Negara yang kuat, hebat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia, bukan mulai dari apa yang terjadi di kota-kota, tapi dari apa yang terjadi di Kampung. Mari kita bangun bangsa mulai dari Kampung,” kata Erica. (Naniek)

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018 Seringkali barang-barang lama yang sudah tidak terpakai menumpuk di gudang. Bahkan, baju-baju usang pun terkadang masih tersimpan di lemari. Dalam pikiran kita, terutamanya ibu-ibu, barang-barang itu nanti pasti bisa digunakan lagi, atau bahkan sebagai kenang-kenangan.

S

alah satu barang yang paling sering “diwaris­ kan” adalah baju. Diah, ibu tiga anak ini pun mengakuinya. Anak sulungnya perempuan. Saat masih kecil dulu, koleksi bajunya lumayan banyak. Sudah bukan rahasia lagi jika modelmodel baju anak perempuan lebih beragam ketimbang anak laki. Ketika Cece (17)-demikian sapaan akrabnya sudah mulai bertumbuh, tentu bajubaju itu pun sudah tak muat lagi di badannya. “Ada beberapa bajunya dulu yang ada sejarahnya, masih saya simpan,” ucap Diah. Seperti baju saat Cece kecil jadi pengapit. Model bajunya bagus dan lucu, yang sampai saat ini kondisinya masih bagus. “Baru beberapa bulan lalu saya kasih ke keponakan yang masih kecil, dia suka sekali karena memang bajunya bagus,” ucap Diah. Untuk urusan “mewariskan” baju ini, Diah mengaku tak sembarang orang dia berikan karena khawatir ada ketersinggungan. “Ada kok yang gengsi dikasih baju,” imbuhnya. Selain kerabat, teman-teman dekatnya yang ia sudah tau luar dalamnya juga kecipratan “warisan” baju bekas yang masih layak pakai ini.

Bunda Ananda

5

Dibuang Sayang Untuk penyimpanan, dulu bajubaju itu dibungkus plastik kemudian diisi kapur barus, dimasukkan ke dalam kardus, dan disimpan di lemari pakaian di tumpukan paling bawah. “Dulu masih berpikiran dibuang sayang. Tapi lama-kelamaan, isi lemari makin penuh, ya harus dikeluarkan dan disortir lagi,” ucapnya. Baju-baju yang sudah tidak terpakai, ia keluarkan. Jika masih layak pakai, diberikan ke pegawai-pegawai warungnya, juga diberikan ke saudara-saudara di kampung. Diah juga menuturkan sempat menyimpan baju almarhum ayah dan ibunya. “Saya simpan satu stel baju kerja ayah dan baju ibu yang sering dipakai, biar ada saya ingat-ingat,” ucapnya. Namun, mungkin karena penyimpanannya kurang bagus, baju-baju itu kondisinya sudah lapuk. Meski sayang, akhirnya Diah memutuskan untuk tak menyimpannya lagi. “Mungkin memori itu memang harus dibuang,” cetusnya. MENGENANG MASA LALU Ada banyak alasan mengapa seseorang masih menyimpan barang lama, salah satunya menjadikannya kenangan. Diah pun mengaku, selain menyimpan baju Cece kecil dulu, masih menyimpan pula celemek saat dipakai waktu bayi. Suatu ketika saat merapikan baju-baju, tanpa sengaja Diah menemukannya di kardus yang ia sudah lupa isinya. “Saya panggil Cece dan memperlihatkan celemek itu. Pada saat itu memori kita kembali pada masa lalu, mencerita-

kan bagaimana lucunya dia saat masih kecil, kami pun berdua tertawa mengingat masa-masa itu,” tuturnya. Lima bulan lalu, Diah memulai renovasi rumah tuanya. Alhasil semua barang-barang dimasukkan kardus. Kalau sudah urusan pindah-pindahan, pastinya krodit karena banyak barang dan tak semua barang bisa kita ingat penyimpanannya. Ketika rumah barunya selesai, dan akan memindahkan barang-barang itu kembali ke rumah, ada sebagian barang-barang kenangan itu entah keberadaannya dimana. Mungkin saja sudah tak sengaja terbuang karena dilihat sudah usang. “Pada akhirnya memang harus dibuang,” ucapnya. Diah juga menuturkan pengalaman sahabatnya terkait hal ini. Bahkan sahabatnya itu, Dewi, masih menyimpan perlengkapan bayi anak pertamanya, yang kini sudah berusia 18 tahun. Seperti kain alas, bedong, gurita, kaos kaki dan sarung tangan bayi. Saat dihubungi via telepon, Dewi membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, ibu mertuanya sangat rapi menyimpannya. “Ibu bilang, ini disimpan saja biar nanti tidak membeli lagi, juga hanya dipakai sebentar saja,” ujar Dewi mengutip ucapan ibu mertuanya. Dan memang benar, perlengkapan bayi itu pun bisa terus dipakai

di kampung suami ada kerabat yang mau melahirkan. Jadi saya berikan ke dia,” ucapnya. Terkait baju-baju “warisan”, Dewi mengaku tak terlalu gengsian menerima. Ia paling sering menerima baju dari kakaknya yang lebih dulu memiliki anak laki dan perempuan. “Saya biasanya menerima saja apa yang diberikan. Jika cocok, saya pakai, jika tidak saya simpan saja, dan akhirnya nanti jika tak terpakai, saya hibahkan lagi ke orang lain. Biasanya sih saya bawa ke kampung. Senang rasanya jika orang yang kita berikan itu senang menerimanya,” tuturnya. Dewi juga pernah mengalami hal sama dengan Diah, yakni pindah-pindahan rumah. Pada saat itu, mau tak mau memang otomatis ada penyortiran. Barang-barang yang memang benar-benar Diah bersama anaknya Cece tidak pernah dipakai harus dibuang. sampai anak ketiga Dewi yang jarak Dan ketika pindah lagi, kembali lagi antara anak pertama dan ketiganya barang-barang itu disortir. Dewi sekitar 10 tahun. “Dulu, sebelum mengatakan, ketika kita membeli disimpan dicuci dulu, dimasukkan barang semisal baju, seringkali kita plastik, dibungkus kain dan disim- tak menyadari bahwa itu akan segera pan dalam lemari di gudang. Ketika memenuhi isi lemari. “Biasanya akan dipakai lagi, dicuci dulu,” ujar nyadarnya ketika memasukkan bajuDewi. baju yang habis disetrika, kok tidak Terakhir, baju-baju perlengkapan muat? Akhirnya saat itu saya mengebayi itu keluar dari gudang sebulan luarkan baju-baju yang benar-benar lalu. Kebetulan Dewi sedang beres- tidak pernah dipakai walaupun masih beres dan menemukannya kembali, bagus, saya simpan di tas plastik. Jika karena terus terang ia juga lupa sewaktu-waktu pulang kampung, masih menyimpannya karena terak­ tinggal diangkut saja,” tandasnya. hir dipakai 7 tahun lalu. “Kebetulan (Inten Indrawati)

IKLAN CANTIK

tkh/net


Woman on Top

4

Dr. Luh Nila Winarni, S.H.,M.H.

Direktur Pascasarjana UNR Semangat Mengabdi di Bidang Pendidikan

M

emulai karier 1983 diangkat menjadi dosen sebagai dosen Yayasan UNR, tahun 1984 ia yayasan di UNR dipercaya menjadi Kaprodi pada tahun Fakultas Hukum UNR. Berlan1983, perempuan bernama jut tahun 1985-1993 sebagai lengkap Dr. Luh Nila Winarni, Pembantu Dekan I Fakultas SH.MH. ini terlihat Hukum UNR. Kemudian, semsangat sumringah pat juga, tahun 1993-2001, ketika disammenjadi Kepala Biro Adminbangi Tokoh istrasi Akademik UNR,” tudi kantornya tur perempuan yang juga di Pasacasaramengajar Kebijakan Penjana Univerianggulangan Hukum, stas Ngurah Sosiologi Hukum, Rai Denpasar, dan Metodologi pekan lalu. Penelitian ini. Perempuan Ke p i awa i yang terlihat annya sebagai cantik di usia 62 pemimpin tamtahun ini, berkipaknya dilirik sah bagaimana oleh Yayasan ia memulai karidan memberernya sampai kini ikan Bu Nila dipercaya sebagai begitu ia akrab Direktur Pascasardisapa kesemjana UNR sejak tahun 2018, patan menjadi alias masih anyar. Dekan Fakultas Perempuan Hukum UNR dari kelahiran Singaraja, tahun 2001 sampai 20 September 1955 2010. Sempat jeda ini, mengungkapkan perbeberapa tahun, juangan kariernya sebakembali ia mendagai dosen lumayan patkan ke­ Dr. Luh Nila Winarni, S.H.,M.H. panjang. “Setelah sempatan

Sudut Pandang

Perempuan dan anak di bawah umur menjadi pelaku bom bunuh diri. Fakta ini sungguh mengejutkan dan membuat syok masyarakat. Lebih mengerikan lagi adalah orangtua mereka yang melibatkan anakanaknya yang masih di bawah umur untuk ikut dalam aksi bom bunuh diri. Dari tiga kasus terorisme di Surabaya dan Sidoarjo, semuanya melibatkan anggota keluarga. “Anak-anak yang dilibatkan dalam pengeboman, tidak punya suara di dalam keluarganya. Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan mereka ditekan sesuai dengan tuntutan orangtua yang mungkin juga dengan kekerasan. Kesulitan untuk melawan ‘orang

menjabat sebagai ketua Program Magister Ilmu Hukum Psacasarjana UNR dari tahun 2013 sampai 2018, sebelum akhirnya, ia dipercaya menjadi Direktur Pascasarjana UNR. Semangat belajar Bu Nila terlihat sangat tinggi, walaupun usianya sudah 55 tahun, ia tak gentar melanjutkan studi S-3nya ke Universitas 17 Agustus Surabaya. Sampai akhirnya, ia menamatkan pendidikan doktornya dalam usia 58 tahun dengan predikat IP tertinggi. Selain prestasi akademik, ia mendapatkan penghargaan Satya Lencana Karya Satya X Tahun dari Kopertis Wilayah VIII di tahun 2015. Dari kampus UNR sendiri, ia juga mendapatkan penghargaan atas Keberhasilan Peningkatan Semangat Pengabdian di UNR di tahun 2008. Sebagai pejabat dengan jabatan akademik Lektor Kepala, ia sudah mempublikasikan beberapa jurnal baik nasional maupun internasional. Diantaranya, Protection of Domestic Workers In Indonesian Legal System. Ia juga sudah menerbitkan buku yakni Aspek Kontraktual Perjanjian Pembiayaan Konsumen dan Prinsip Etikad Baik dalam Pembuatan dan Pelaksanaan Kontrak tahun 2016 yang diterbitkan Udayana University Press.

Bu Nila menyelesaikan S-1 di Fakultas Universitas Brawijaya dengan judul skripsi, “Masalah Pemberian Ganti Rugi dalam Pembebasan Hak Atas Tanah oleh Pemerintah”. S-2 ditempuh di Universitas 17 Agustus Surabaya (UNTAG) bidang ilmu Hukum Bisnis dengan judul tesis “Perjanjian Sewa Beli Lembaga Pembiayaan Konsumen”. S-3 Bidang Ilmu Hukum Bisnis juga ditempuh di UNTAG dengan judul disertasi “Prinsip Itikad Baik Lembaga Pembiayaan Konsumen”. Memang ia mengakui, dalam menempuh pendidikan dan kariernya

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018 ada saja kerikil yang menghadang. Saat ia harus ditinggalkan suaminya meninggal tahun 2011, ia sempat goyah untuk meneruskan studinya. “Untungnya saya punya banyak teman di kampus yang sudah saya anggap keluarga yang memberikan saya semangat untuk terus menyelesaikan pendidikan,” tuturnya. Terkadang, ia dan rekan sejawat di kampus sharing dan guyonan sehingga merasa sudah seperti keluarga. “Itulah kiat saya sebagai pemimpin,” ucap perempuan yang sering didaulat menjadi pembicara ini. Ia mengatakan, saat ini, justru kesibukannya lebih banyak di kampus. Malah kampus menjadi rumah pertama baginya. “Jadwal saya di kampus dari pagi sampai pukul 2 siang. Kemudian pulang sebentar, pukul 17.00 sampai 20.00 lagi ngajar ke kampus,” kata perempuan yang punya prinsip jalani hidup dengan santai dan happy agar tetap awet muda. - ast

maulisme.wordpress.com

Joyce Djaelani

tika ia ikut membantu menangani anak-anak yang mengalami trauma akibat tsunami Aceh beberapa tahun lalu. “Ketika itu anak-anak mengatasi trauma dengan sangat baik dan cepat. Yang penting bagi anak-anak adalah memiliki kegiatan rutin konstruktif sesegera mungkin. Rutinitas kegiatan akan membantu untuk melupakan trauma dan kesedihan mereka,” ungkap Joyce yang atas kiprahnya sebagai aktivis sosial meraih berbagai penghargaan, salah satunya adalah penghargaan Ashoka Indonesia atau Fellow Ashoka.

AKSI ORANGTUA AIB BAGI ANAK Namun untuk kasus bom, tentunya penangan berbeda, sifat trauma pun berbeda. Apalagi jika dia sendiri ikut dilibatkan oleh orangtua mereka dalam aksi atau anak-anak mengetahui orang­ tuanya melakukan pengeboman. Penanganan atas psikologis me­ reka akan menjadi lebih rumit. “Memikirkan ketiadaan orangtua karena pengeboman, belum lagi sikap orang atau penilaian orang terhadap orangtua mereka, juga bagaimana kesalahan pemikiran orangtuanya, dll, sudah tentu itu akan lebih membuat trauma. Dan itu (trauma) bisa bertahan lama,” ungkap pendiri Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA), ini. Anak-anak dari pelaku pengeboman ini, lanjut Joyce, mungkin akan mengalami ‘toxic shame’ atau ‘aib beracun’ karena apa yang dilakukan oleh orangtuanya bisa menjadi aib bagi mereka. “Mengganti identitas anak tidak terlalu menolong karena mengganti identitas tidak mengubah memory. Kadang dengan hypnotherapy justru bisa membantu,” ujar Joyce. Penanganan anak yang memiliki orangtua pengebom dan anak yang

terlibat dalam pengeboman, berbeda. Anak-anak yang menjadi bomber sudah mengalami ‘militerisasi’ dan indoktrinasi menjadi serdadu anak yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk membenci sesuatu. Sementara anak yang orangtuanya pelaku pengeboman akan mengalami kebingungan terkait nilai-nilai yang seharusnya dia pegang. “Bisa kita bayangkan kebingungan anak-anak ini. Siapa yang harus dia dengarkan? Orang yang mengatakan orangtuanya salah atau dia mencari pembenaran dari perilaku orangtuanya sehingga bisa menjadikan orangtuanya sebagai pahlawan, “ jelas penerima Sarinah Award ini. Perlu hati-hati untuk tidak menjatuhkan orangtuanya sedemikian rupa sehingga anak menjadi ‘bingung’. Tapi di sisi lain, kita jangan membenarkan perilaku salah atau keyakinan salah yang dianut orangtuanya. Memang, memerlukan waktu lama untuk menangani hal ini. Yang diperlukan adalah dukungan yang baik dan membuat anak merasa bahwa pilihan orangtuanya tidak ada kaitannya dengan dia, dan memisahkan identitas anak dari orangtuanya. (Diana Runtu)

21

Sulit Dideteksi

Jakarta Siaga I. Semua daerah di Indonesia pun begitu. Sejak teroris berulah di Penjara Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, disusul dengan serangan teroris secara beruntun di sejumlah tempat, suasana menjadi agak mencekam. Kasus terorisme ini terus berkembang menyusul penyisiran Densus 88 terhadap para teroris di berbagai tempat. Setidaknya dalam sembilan hari terakhir puluhan teroris berhasil ditangkap, termasuk yang beraksi di Rutan Mako Brimob.

Y

Menjadi pembicara seminar nasional di UNR tema “Peranan Lembaga Penjaminan Simpanan dalam Sistem Perbankan”

Metropolitan

Teroris Wanita dan Anak-anak

Al Chaidar

Hati-hati Tangani Trauma Anak

dewasa’ dan tuntutan orang dewasa, membuat mereka akhirnya ikut,” ujar Joyce Djaelani Gordon, psikolog yang berpengalaman menangani trauma anak. Di usia kanak-kanak, tambahnya, pemikiran kritis mereka belum berkembang sehingga tidak memungkinkan mereka untuk ‘melawan’. “Jadi indoktrinasi sudah berkembang lama,” ungkapnya. Terkait penanganan trauma pada anak, Joyce mengatakan, tergantung pada sifat traumanya. Di satu sisi bisa lebih mudah namun di sisi lain bisa sangat sulit dan memerlukan waktu lama. Psikolog jebolan Universitas Indonesia ini memberi contoh ke-

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

ang mengejutkan dari kasus tersebut adalah adanya perempuan dan anak-anak yang menjadi ‘pengantin’ atau eksekutor bom bunuh diri. Ini merupakan modus baru yang sangat mengerikan dan harus diwaspadai semua pihak termasuk masyarakat. ‘Indonesia Darurat Teroris’. Begitu salah satu judul peringatan yang disampaikan netizen di medsos. Wanita sebagai ‘pengantin’ atau eksekutor bom bunuh diri sebenarnya pernah terjadi yakni 2016 lalu. Namun Dian Yulia Novi yang berniat melakukan bom bunuh diri di Istana Negara, berhasil dibekuk. Wanita muda berusia 29 tahun itu kini mendekam di penjara menjalani hukuman 7,5 tahun. Pengamat terorisme Al Chaidar kepada wartawan mengatakan, sejak 2014 perempuan sudah masuk dalam pusaran terorisme meskipun jumlahnya sedikit. Hal ini harus diwaspadai benar karena aksi terorisme dimana pelaku adalah perempuan cenderung lebih sulit dideteksi. “Mereka umumnya jarang menggunakan media sosial atau alat komunikasi digital. Mereka lebih banyak menggunakan komunikasi langsung. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi polisi,” kata Al Chaidar. Komisioner Komnas Perempuan, Yuniyanti Chuzaifah menyebut, dalam catatan Komnas Perempuan, dari berbagai peristiwa terorisme di Indonesia sejumlah perempuan ditangkap sebagai pelaku, sebagian menjalani proses pengadilan dan sebagian lainnya menjalani hukuman akibat tindak pidana terorisme. “Tahun 2016 lalu setidaknya ada dua perempuan yang gagal melaku-

kan aksi pengeboman Istana. Aksi di Surabaya adalah kasus pertama dimana pelaku perempuan berhasil melakukan aksinya, meski tidak sendiri tapi bersama keluarganya,” jelas Yuniyanti. Dalam pandangan Komnas Perempuan, berbagai pihak perlu melihat lebih jauh akar permasalahan di balik keterlibatan perempuan sebagai pelaku, sebagai

perempuan yang melakukan aksi meledakkan dirinya merupakan orang yang hanya patuh dan tunduk pada ajarannya. Salah satu pemicu perempuan melakukan aksi teror lantaran peran sebagian besar perempuan yang sangat terbatas di sebuah keluarga. Menurutnya, sebagian besar perempuan Indonesia belum memi-

Konferensi pers di KPAI liki kebebasan untuk mengetatarget perekrutan untuk diindoktri- hui yang baik bagi dirinya. “Tidak nasi dan menjadi alat ideologi hingga ada ruang untuk menyatakan sikap dijadikan martir dengan melakukan dirinya mau apa? Sehingga dia bisa dibawa kemana saja,” ujar kekerasan. Terlepas bahwa ada kerelaan Mariana. Keprihatinan yang sama juga karena dorongan keyakinan, papar Yuniyanti, namun keterlibatan diungkapkan Komisi Perlindungan mereka tidak bisa dilepaskan dari Anak Indonesia (KPAI). Menurut relasi dan hirarki gender yang tim- pengamatan KPAI, anak diikutkan pang serta doktrin kepatuhan yang tak cuma sebagai eksekutor namun melemahkan posisi tawar perem- dalam banyak peran. Pelibatan puan di tengah budaya maskulin anak bisa dikelompokkan menjadi dalam lingkaran jaringan kelompok beberapa peran. “Pertama, kelompok eksekuradikal. “Kami mengkhawatirkan bahwa tor yaitu terlibat aktif di lapangan tren perekrutan perempuan men- melakukan aksi teror. Kedua, keljadi pelaku bom ini karena asumsi ompok perencanaan dan pengatur bahwa perempuan berpotensi lebih lapangan. Kelompok ini memilih militan, manipulasi agar tidak mudah waktu, lokasi dan momentum yang dicurigai untuk alasan keamanan dianggap tepat untuk beraksi,” jelas dan memanfaatkan peran perem- Ketua KPAI Susanto dalam jumpa puan sebagai ibu yang strategis pers di Gedung KPAI. “Dalam sejumlah kasus anakmentransmisikan ideologi radikal dan mempersiapkan anak-anaknya anak juga dilibatkan dalam perencanaan sebelum aksi teror,” menjadi martir,” paparnya. Hal senada diungkapkan Mariana tambahnya. Hal ketiga, ucap Susanto, adalah Amiruddin, Komisioner Komnas Perempuan. Menurutnya, teroris kelompok mentor. Ia berperan

Ilustrasi peristiwa bom di Surabaya mencari dan melakukan pembibitan kader teroris melalui jaringan pendidikan, jaringan organisasi tertentu dan pertemuan rutin atas nama agama. Mentor utama, kata Susanto, seringkali memanfaatkan anak dan remaja untuk melakukan mentoring kelompok sebaya. “Pola mentoring sebaya cukup efektif untuk merekrut calon-calon anggota kelompok teroris,” ujarnya. Kelompok keempat, ujar Susanto lebih lanjut, adalah kelompok simpatisan. Ke l o m p o k i n i , k a tanya, tidak terlalu aktif melakukan aksi teror namun

memberikan dukungan moral terhadap aktivitas yang dilakukan jaringan teroris. “Dalam kelompok simpatisan ini, sering kali anak dilibatkan. Hal sederhana misalnya, menebarkan ekspresi kebencian, melakukan hal-hal yang sifatnya membenci aparat negara, simbolsimbol negara, institusi negara, dll.,” katanya. Rita Pranawati, Wakil Ketua KPAI mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan fungsi dan peran dari institusi keluarga tidak berjalan semestinya. “Ini yang kami sesalkan karena sesungguhnya keluarga adalah pelindung anak ketika ini (aksi terorisme) terjadi. Karenanya perlu direview kembali bagaimana pola pengasuhan ke depan,” ujar Rita. Menurut Jastra Putra, Komisioner Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, anak-anak yang terlibat dalam pengeboman merupakan anak-anak yang sedang terjebak dalam situasi sulit. “Sejak lahir mereka sudah terpapar paham radikalisme yang didoktrin oleh orangtuanya,” ujar Jastra. Hal ini sungguh memprihatinkan sekaligus menyedihkan. “Anak-anak itu berada dalam keadaan sulit dimana keluarganya sudah menganut paham radikal sejak mereka masih kecil. Mereka tidak bisa memilih dan dengan lugu ‘menelan’ semua yang disampaikan oleh orangtuanya,” tuturnya. Ia meminta agar Kemenag dan Kemensos memberikan pendampingan dalam rangka pemulihan trauma pasca insiden. Harus dilakukan rehab dengan baik karena jika tidak hal tersebut akan menjadi trauma yang luar biasa bagi dirinya, apalagi dia (anak) melihat sendiri orangtuanya meledakkan Yuniyanti diri. (Diana Runtu)


Sudut Pandang

22 Kebangkitan na­ sional zaman old sangat berbeda dengan za­ man now. Zaman old, kebangkitan nasional mela­wan penjajah de­ ngan berperang, semen­ tara, zaman now, kita dijajah oleh zona nya­ man. Demikian penila­ ian Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, S.Sos.,M.AP.

I

a mengatakan, sebagai generasi zaman now, kita diingatkan kembali dengan momen 20 Mei untuk bangkit, sadar diri, merenung. Betapa kita beruntung telah dilahirkan, tumbuh dan berkembang di era teknologi. Melanjutkan perjuangan pemuda zaman old dengan berjuang melawan penjajahan di zaman now. “Jika kita

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

Bangkit dan Keluar dari Zona Nyaman tidak sadar telah dijajah zona nyaman, maka kita akan mengalami ketertinggalan, akan dikalahkan bangsa lain. Nyaman dengan sikap ego sentris, sikap individualistik yang masih tinggi sehingga rasa toleransi terdegradasi,” ujar Widnyani. Kenyamanan zona ini, salah satu diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat gaya hidup semakin pragmatis, serba cepat, pemenuhan antara keinginan dan kebutuhan semakin kabur dan semakin kompleks. Menurutnya,

Sosialita

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018 Perempuan itu tidak hanya penting di dunia politik. Namun, perempuan penting ada di semua bidang kehidupan. Persoalan perempuan yang bisa menyelesaikan adalah perempuan.

3

Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, S.Sos., S.H., M.Si.

Suara Perempuan Penting di DPD RI yang bisa disinkronkan, walaupun saya tahu tidak bisa berjuang sendiri. Pembentukkan UU Provinsi Bali, per­soalan perempuan yang memang harus menjadi perhatian serius, seperti Bali menjadi tempat lalu lintas penjualan anak, maraknya kasus pedofil, Bali harus diciptakan menjadi daerah yang ramah terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

K

Dewi Mas Bloem

Wujudkan Generasi Berkarakter Pancasila

bagai generasi muda Indonesia,” ungkapnya. Momen hari Kebangkitan Nasional menjadi Pria yang aktif dalam berbagai organisasi ini momentum untuk menumbuhkembangkan semengatakan selain sejarah, memaknai kebangmangat nasionalisme terhadap bangsa. Spirit kitan nasional juga dengan mewujudkan jati perjuangan bangsa Indonesia sampai saat ini diri generasi muda yang berkarakter Pancasila. selalu membumi dalam memperjuangkan sebuah Menurutnya, Pancasila merupakan jantungnya hak dan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar Tetapi, semua itu tidak akan ada artinya jika kebangsa yang nilai-nilainya mulai terkikis oleh zabangkitan nasional tidak diawali dari diri sendiri. man moderenisasi. Dirinya merefleksi beberapa Hal tersebut jika diungkapkan oleh Putu Arya kejadian yang terjadi beberapa belakangan Suarnata, staf Kantor Kementrian di Indonesia seperti isu SARA yang berAgama Kabupaten Buleleng. bau agama, teroris, dan aksi menghujat Menurut Arya, sebagai generasi pemimpin dikarenakan masyarakat muda masyarakat dihimbau untuk melupakan Pancasila. “Mewujudkan tidak sekali-kali melupakan sejarah. generasi muda berkarakter Pancasila Dirinya memaknai hari Kebangkitan untuk membangkitkan kembali nilai-nilai Nasional sebagai hari bangkitnya nasionalPancasila,” paparnya. isme, persatuan, kesatuan dan kesadaran Pria yang akrab disapa Arya mene­ sebagai sebuah bangsa untuk memajukan gaskan Pancasila sebagai jantung diri melalui gerakan organisasi yang bangsa memiliki peran penting tidak pernah muncul selama dalam kelangsungan kehidupenjajahan. pan bangsa dan negara. Organisasi Budi Utomo Jika diibaratkan manusia yang digagas oleh Dr. Wahidin memiliki penyakit jantung Sudiro Husodo ini fokus bergmaka lambat laun komperak pada bidang sosial dengan likasi dalam tubuhnya harapan dapat menjadi cikal akan cepat terjadi hingga bakal gerakan yang bertujuan mengakibatkan kematian. untuk mencapai kemerdekaan “Begitu juga dengan IndoIndonesia. “Dari sejarah danesia hingga hari ini, banyak pat ditarik benang merah jika provokator yang mencam­ politiklah yang dapat mengubah puradukkan antara politik dan segalanya. Politik ibarat dua mata agama sehingga kita yang mulai pisau yang dapat berdampak baik melupakan Pancasila akan sa­ maupun buruk,” jelasnya. Ia mengat mudah terprovokasi dan negaskan kepada generasi muda diadu domba seperti yang untuk tidak awam dengan politik sering terjadi selama ini,” ketika ingin memperjuangkan hak pungkasnya. orang banyak. “Pendidikan politik (Wiwin Meliana) sangat penting untuk dipelajari se­ Putu Arya Suarnata

Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semestinya dapat dikelola dengan bijak untuk menunjang peran dan menjalankan kewajiban kita. Cara mengelolanya merupakan sebuah tantangan bagi diri sendiri. “Untuk melawan penjajah yang ada di dalam diri, dapat keluar dari zona nyaman, maka kita merenung, menumbuhkan rasa sadar, bangun dari keterlenaan, bangkit dan bergerak ke arah yang lebih baik. Melaksanakan kewajiban sesuai dengan peran masing-masing,” sarannya. Peran sebagai pemimpin, wajib mengayomi bawahan dengan sikap adil. Peran sebagai pelajar mahasiswa wajib belajar meraih prestasi. Peran sebagai abdi negara wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik. Sementara itu, menurut Dewi Mas Bloem, sebagai warga negara Indonesia, makna “kebangkitan” baginya, adalah mengembalikan apa yang menjadi nilai-nilai luhur dari setiap individu yang ada di Bumi Indonesia. “Silakan berbeda-beda dalam hal suku, agama, kepercayaan, tetapi Pancasila yang menyatukan kita dan budaya kita Bhinneka Tunggal Ika sebagai cermin dari keanekaragaman bangsa,” ujarnya. Menurut Dewi, tiap orang bisa mengimplementasikan Pancasila mengikuti tradisi dan kepercayaan yang ada, seperti contoh, orang Bali, pengamalan Pancasila di kehidupan sehari-hari sangat sesuai dengan nilai Tri Hita Karana, yang dipercaya menjadi sumber kebahagiaan. Palemahan mencerminkan sila keempat dan kelima, Pawongan mencerminkan sila ke dua, tiga, empat, dan kelima. Parahyangan mencerminkan sila

dr. Ayu Witriasih

ke satu, tiga, dan kelima. “Sebagai orang Indonesia yang memiliki tradisi, agama dan budaya hidup di Bali, saya akan tetap mempertahankan Tri Hita Karana yang sangat sejalan dengan sila-sila Pancasila,” tegasnya. Menurut Dewi Mas Bloem, hal yang perlu diubah adalah sikap memonopoli dan menganggap diri kita atau kelompok kita atau paham kita yang paling benar. “Kita perlu berubah dan menghargai perbedaan serta pendapat orang lain. Setiap pendapat bisa menjadi masukan untuk kita dan menjadi sudut pandang yang perlu kita tinjau,” tegasnya. Sementara dr. Ayu Witriasih menilai, yang perlu dipertahankan di zaman now adalah semangat juang para pahlawan, rasa persaudaraan, dan gotong royong. “Mempertahankan itu sulit tapi harus dilakukan jika tidak maka tidak ada yang dikenang, misalnya mempertahankan hubungan baik dengan orangtua menjaga silaturahmi dengan anak-anaknya. Minimal upaya ini bisa mengenang bagaimana orangtua kita kita bisa survive di zamannya sehingga selalu kita kenang sebagai tauladan,” kata dr. Ayu. Menurutnya, di era teknologi, etika pergaulan dan disiplin harus lebih ditekankan dimulai dari rumah tangga. “Tidak selalu yang baru itu lebih baik, contoh penggunaan medsos menyebabkan waktu bercakap-cakap jauh berkurang. Ketika sedang berkumpul sibuk dengan yang jauh. Akhirnya, ada yang hilang seperti rasa kangen dengan menyentuh, bergandengan, berpelukan sambil mengobrol, memberi nasehat dan berdiskusi. (Wirati Astiti)

etika perempuan duduk di bidang politik ia tidak hanya serius menangani persoalan perempuan dan anak, tapi punya kemampuan ikut di dalamnya menyelesaikan persoalan berbangsa dan bernegara. Demikian menurut pemikiran DAP Sri Wigunawati, yang siap berlaga memperebutkan kursi DPD-RI. Menurut perempuan asal Yeh Embang, Mendoyo, Jembrana ini, perlu ada sentuhan perempuan dalam menyelesaikan persoalan berbangsa dan bernegara. Perempuan memegang peranan penting dalam ketahanan suatu keluarga dan bagaimana menjamin kokohnya suatu keluarga, karena keluarga merupakan fondasi yang utama untuk membangun negara. Hal ini harus diawali dengan pening­katan kualitas dan sumber daya perempuan baik untuk men­ dapatkan pendidikan, kesehatan, karena perempuan yang sehat dan cerdas akan menghasilkan generasi yang yang sehat dan cerdas pula. Kare­n a itu, dalam pengamatannya, sangat penting menempatkan perempuan di politik untuk mengimbangi pembangunan SDM. Ia juga tak menampik, perempuan yang nantinya duduk di DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kabupaten dan provinsi haruslah perempuan yang berkualitas. “Banyak persoalan yang harus mendapat perhatian, bagaimana mereka menyusun suatu anggaran berperspektif perempuan. Sesuai fungsinya, mereka harus punya strategi untuk bisa menyusun anggaran dan membuat regulasi. Seperti contoh, membuat Perda kawasan yang ramah perempuan dan anak,” ujar anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Audensi KPPI menjelang Rakornas II KPPI ke Gubernur Bali Mangku Pastika

Nama: Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, S.Sos., S.H., M.Si. Nama Suami: Nyoman Subawa Nama Anak: Ni Putu Ayu Larasati dan Ni Made Ananda Putri Pendidikan: • S-1 Fisip Administrasi Negara Universitas Warmadewa • S-1 Fakultas Hukum Universitas Udayana • S-2 Universitas Hindu Indonesia Profesi: • Advokat • Dosen luar biasa Universitas Udayana • Pernah menjadi tenaga ahli DPR-RI Komisi III dan Komisi X Organisasi: • Wakil Ketua KNPI dua periode • Pernah menjadi Sekretaris Golkar Provinsi Bali • Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali (sampai sekarang) • Sekretaris Forum Pembauran Kebangsaan Kota Denpasar (sampai sekarang) Pengalaman: • Pernah mewakili politisi muda Provinsi Bali studi banding ke Washington DC, AS. • Widyaiswara Kodan IX/Udayana Bidang Kewaspadaan Nasional Wigunawati menilai, banyak persoalan Provinsi Bali memang harus mendapatkan perhatian. Para anggota DPD RI, harus memiliki kemampuan melakukan negoisasi dengan pusat, karena DPD RI wakil atau utusan

Sebagai narasumber sosialisasi Forum Pembauran Kebangsaaan Kota Denpasar

daerah mewakili daerah Bali yang bisa memberikan kontribusi terhadap proses pembangunan baik itu infra maupun sufrastruktur pembangunan di Bali. Contoh, saat ini masih berlaku UU Pemerintah yang menggabungkan Provinsi Bali, NTT, dan NTB jadi satu. Padahal UU ini sudah lama. Bagaimana utusan daerah DPD RI mampu mendorong pemerintah pusat untuk memisahkan ketiga pemerintahan, sehingga Bali bisa mempunyai otonomi dalam pemerintahan daerah Provinsi Bali, termasuk di dalamnya harus mendapat perhatian serius, soal pembagian perimbangan keuangan daerah khususnya untuk provinsi Bali. Bali sangat potensial sekali men­ dapatkan bantuan pusat yang bisa digunakan membangun infrastruktur. Ini yang harus menjadi pemikiran serius para anggota DPD RI. Mere­ ka juga harus mampu bekerja sama dengan DPR RI, DPRD kabupaten dan provinsi. Ia menilai, jika tidak ada perempuan, banyak hal yang menjadi agenda akan terkesampingkan, karena perempuan tidak hanya bicara soal

perempuan dan anak, tapi wakil dari masyarakat Bali. Wigunawati menilai, dengan ada­ nya quota 30 % keterwakilan perempuan di politik, sudah memberikan semangat. Namun, ia melihat suatu kemunduran demokrasi, ketika tidak ada wakil perempuan di DPD RI. Begitu utusan daerah dihilangkan di tahun 2004 dan menjadi DPD RI, di situ ada semangat keterwakilan perempuan karena ada satu wakil perempuan yang duduk di sana. Kemunduran lagi terjadi di tahun 20092014 karena tidak adanya wakil perempuan. Menurutnya, untuk tahun 2019, ia sebagai perempuan harus berani mengambil peluang ini. “Walaupun saya tahu banyak tokoh yang mendaftar, ketika perempuan ingin maju dan mengambil peluang harus diamini dan didukung oleh pemilih perempuan dengan memberikan hak suara dengan mendukung perempuan yang maju,” ujarnya. Ia mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan di DPD RI. “Saya punya keinginan jika dipercaya duduk di DPD RI, ada beberapa agenda

PEREMPUAN DIPILIH SEMUA Wigunawati sangat setuju, jika terpilih duduk di DPD-RI, harus membangun komunikasi yang intensif dengan DPR RI dan pemerintahan pusat. Inilah tugas DPD RI harus mempunyai kemampuan menjembati urusan Provinsi Bali dengan pusat sehingga pusat tidak memandang sebelah mata kepada Bali. Pusat selalu bilang Bali tidak ada persoalan, padahal Bali memiliki banyak persoalan, yang seharusnya mendapat penanganan yang serius. Ia berharap, pemilih perempuan cukup cerdas menggunakan hak pilihnya. Dulu menggunakan jargon perjuangan, perempuan pilih perempuan, tidak berhasil, padahal pemilih perempuan 52% lebih banyak pemilih laki-laki. Ketika sudah terbangun sisterhood, perempuan punya rasa keharusan bahwa perempuan harus memiliki wakilnya, para perempuan harus menggunakan hak pilih dengan cerdas dengan melihat calon-calon perempuan di DPD RI. Siapa yang harus pantas dipilih, dari segi kemampuan, tidak hanya dari tingkat pendidikan, tapi dilihat juga jam terbang di organisasi, kemampuan melakukan bargaining. Sekali lagi ia tegaskan, untuk wakil DPD RI ini adalah orang yang benar-benar mempunyai kemampuan membangun jaringan ke semua lini dan mampu bicara di tingkat nasional. Harapan untuk DPD RI sangat besar sekali karena inilah yang bisa memperjuangkan persoalan Bali. Para pemilih harus memilih dengan baik. Jangan hanya mengandalkan segi pragmatis dan kepopuleran dari kandidat itu, tapi dilihat kualitas dan kemampuannya, untuk memperjuangkan persoalan di Bali. Wigunawati berharap, jangan sampai ada penyesalan lima tahun ke depan dan menjadi bumerang bagi masyarakat pemilih. Perempuan yang nanti dipilih, juga jangan sampai mengecewakan masyarakat pemilih. “Saya tidak akan lagi memakai jargon perempuan pilih perempuan. Namun, perempuan dipilih semua lintas baik oleh laki-laki dan perempuan. Perempuan juga menawarkan kualitas untuk layak dipilih. Jadi tidak sebatas perempuan pilih perempuan, namun, laki-laki juga pilih perempuan,” ujarnya. - ast


Espresso

2

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

GORO-GORO

PRT H sudah dibunuh. Mungkin beritanya baru besok!” Putu Wijaya “Dibunuh? Tapi malam itu dia ke mari ngancam-ngancam Prof bingung. kami dalam keadaan teler berat. “Mulai apanya?” Dia..” “Lho kok nanya? Ente dibayar “Stop!” untuk berkoar bukan interogasi “Siapa yang bunuh dia?” aku!” “Prof! Bicara dong!” “Oo, oke, oke, soal pengiriman “Di dalam acara hukum pidana jemaah umroh murah ala First ada yang disebut sebab-sebab Travel ..” terdekat dan sebab-sebab terjauh. “Bukan!” Itu berarti, dalam peristiwa pem“Jadi pengiriman TKW ke Hong bunuhan, bukan hanya pembunuh Kong yang ditolak karena terbawa yang menghabisi nyawa korban 30 banci..” saja yang dianggap tersangkut. “Salah!” Orang yang menyebabkan korban “Atau ..”” terdorong terbunuh, dan orang “Stop!” yang mendorong pembunuh jadi “Atau ..” membunuh pun, semuanya ter“Pembunuhan Kabul!’’ sangkut. Dan selanjutnya orang “Atau pembunuhan Kabul! Aku yang menyebabkan seseorang emang mau menyebut itu keburi menjadi tersangkut pembunuhan di, oke, oke to the point saja!” pun, walaupun tidak tahu-menahu “Makanya, jangan kebanyakan peristiwa pembunuhan itu, bisa belok! Ayo, buruan, mainkan!” dikelompokkan sebagai tersangAmat dan Bu Amat tersirap. kut. Begitu terus sampai ke ujung “Pembunuhan Kabul?” yang bisa jauh sekali. Akibatnya, “Ya! Belum baca koran?” mengerti?” “Bapak di sini tukang ngapalin Amat dan istrinya bingung. koran. Maklum pensiunan nggak “Paham?” tahu lagi apa yang harus dikerja“Sayup-sayup, Prof!” kannya.” “Nah, itu gunanya ada profe“Betul. Semua koran selalu sor doktor di di sini! Umpama ada tamat saya baca. Tapi tidak ada orang yang tidur ngorok kodok yang menyebut pembunuhan Pak sampai tetangganya marah lanKabul.” taran tak bisa tidur, lalu frustasi “ Ya, mungkin belum di- maki-maki pembantunya sebagai bunuh!” pelampiasan. Pembantu itu keki Batty membentak. dan memukul anak yang bikin “Prof! Jangan mungkan-mung- ia terkejut jatuh naik motor. kin melulu! Yang konkrit saja! ingat Bapak anak itu ngamuk melihat Ente profesor, doktor, harus pasti. anaknya babak belur. Ketika ia Kabul, bos kami, calon suamiku, dimarahi Kepala Kantor karena

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

sudah sering sekali terlambat masuk kantor, dia naik pitam dan membunuh Kepala Kantornya. Begitulah orang yang ngorok itu jadi tersangkut pembunuhan. Ngerti?” “Tapi saya tidak setuju kalau .,.” “Stop! Hukum positif tidak peduli ada orang tak setuju! Prof, lanjutkan!” Prof. langsung nyambung. “Si Kepala Kantor yang terbunuh itu, marah kelewatan begitu, lantaran ia menemukan istrinya main mata dengan tukang bangunan. Padahal itu sebetulnya sandiwara untuk memanasi-manasi hati suaminya. Tukang bangunan mau diajak bersandiwara oleh istri majikan, karena didesak istrinya sendiri, agar gaji naik. Istri tukang bangunan mendorong suaminya begitu, karena uang sekolah anaknya melonjak. Ujungnya Yayasan Sekolah yang menaikkan uang sekolah mendadak membumbung tinggi itu, jadi tersangkut terbunuhnya siapa tadi?” Batty tak sabar, lalu memotong “Jangan kuliah, Prof! Bang Kabul pingsan di sini. Kelompok pengedar narkoba menculiknya. Tapi di tengah jalan Abang bangun mau kabur. Terjadi perkelahian. Abang lolos. Tapi orang itu mati. Baru sampai di rumah, gang narkoba menyerbu membunuh Abang. Nah, kalau Bapak tidak bikin pingsan Abang di sini Abang tidak akan membunuh dan tidak terbunuh. jadi tinggal pilih. Tandatangani surat pernyataan ini, kasi dia Prof!” Prof. memberikan surat pada Amat. “Surat pernyataan apa ini?” “Pernyataan Anda sudah memberi Abang Kabul narkoba sampai dia bertindak brutal!” “Kenapa?” “Itu urusan kami!” “Kalau tidak bersedia, kami akan menyeret kalian ke meja hijau telah melanggar HAM menista Bojog, tukang bakso yang kehilangan sumber penghidupan itu! Dan akan diseret BNN karena menjadi penyalur narkoba yang akan ditemukan anjing pelacak serabrek-abrek di rumah ini, sehingga sampeyan berdua pantas

Edisi 1004/ 21 - 27 MEI 2018

Sudut Pandang

Berkarya untuk

Kejayaan Bangsa Kunjungan mahasiswa FPOK IKIP PGRI Bali ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Sabtu (12/5). Selain mendapat pemaparan mengenai Kelompok Media Bali Post, mahasiswa juga melihat proses kerja redaksi. Tampak mahasiswa saat mengunjungi Tokoh.

Lansia Manula Tentang kategori usia manusia, menurut Kemenkes RI (dalam Tokoh, 30 April – 6 Mei 218, hal.13) dinyatakan bahwa; Usia 0 – 5 th (masa balita), 5 – 11 th (masa kanak-kanak), 12 – 16 th (remaja awal), 17 – 25 th (remaja akhir), 26 – 35 th (dewasa awal), 36 – 45 (dewasa akhir), 46 – 55 th (lansia awal), 56 – 65 th (lansia akhir), dan usia 65 th keatas masa manula. Pertanyaan saya, apakah pengertian lanjut usia (Lansia) itu berbeda dengan manusia lanjut (Manula) ? Jika hal itu berbeda mohon penjelasan dari Prof. Mangku Karmaya selaku narasumber dalam tulisan tersebut. Romi Sudhita Jln. Srikandi, Singaraja Pengertian lansia dan manula sama. dieksekusi mati!” “Pilih mana?” Amat dan istrinya tersirap. Panik. Lalu kasak-kusuk kebingungan. Amat memperhatikan surat pernyataaan itu. “Berikan jawaban cepat dalam hitungan sepuluh.” “Sepuluh!” “Sembilan ...” “Delapan.” Sampai hitungan lima Amat terpaku ! Bu Amat cemas sekali. “Kalau tidak menjawab berarti menolak!” “Artinya?” “Memilih ke meja hijau!” “Padahal meja hijau sudah kita putihkan dengan duit!” “Walhasil?” “Bapak dan ibu nampaknya lebih suka menjemput hukuman mati di meja hijau!” Batty dan Prof. ketawa. Lalu

Prof. Mangku Karmaya

tak terduga Amat bicara pada pembaca Goro-Goro: “Para pembaca Goro-Goro yang saya hormati. Bapak-ibu saudara-saudara, adik-adik tercinta. Kalian mengikuti dan tahu semua yang sudah terjadi. Jangan diam terus. Bantu kami, Amat dan Bu Amat di pengadilan menghadapi orang-orang itu, dengan!” Amat merobek surat per­ nyataan itu lalui menggandeng tangan istrinya. “Mari, Bu!” Amat berpegangan tangan dengan istrinya. Tapi waktu dia berbalik Batty dan Prof. keduanya sudah kabur. Amat menoleh kembali pada para pembaca goro-Goro. “Lihat ‘The Silent Majority’ belum bersuara mereka sudah kabur! Apalagi kalau kita bersatu unjuk gigi!”

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Dalam pandangan Dr. Ir. Budi Rahayu Tanama Putri, S.Pt., M.M., IPM, Kebangkitan Nasional m ­ erupakan ­akumulasi dari keinginan bangsa Indonesia untuk m ­ enyatukan tekad dan bangkit memperjuangkan k­ emerdekaan dan kedaulatan bagi seluruh rakyat I­ndonesia, yang pada saat itu tengah dijajah kolonial Belanda.

D

segera dibuat langkah preventif agar cita-cita luhur bangsa ini tidak terganggu. Langkah antisipasi sebagai akibat kurangnya rasa persatuan dan kesatuan oleh sekelompok anggota masyarakat hendaknya menjadi prioritas utama oleh pemerintah,” cetusnya. Budi kembali mengingatkan, Kebangkitan Nasional berorientasi kepada kemajuan dalam pembangunan untuk mengisi kemerdekaan. Kemajuan dalam pembangunan, memerlukan suasana yang kondusif bagi penyelenggaranya. Sosialisasi untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pembangunan, memerlukan komunikasi yang berkesinambungan. Kesalahan dalam memaknai pembangunan yang dilaksanakan, dapat mengakibatkan rasa ketidakpuasan bagi sebagian anggota masyarakat. Dalam hal ini, peran perguruan tinggi sangat diharapkan agar setiap penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa, perlu disosialisasikan ke masyarakat agar dapat diterapkan secara langsung demi kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kehadiran perguruan tinggi dalam mengisi kemerdekaan akan sangat membantu dalam proses pembangunan bangsa ini.

i tengah tekaSOSIALISASIKAN nan para penHASIL PENELITIAN jajah pada saat Pemanfaatan ilmu pengetahuan itu, rasa keber- dan teknologi di era globalisasi samaan dan nasionalisme para ini pun, dikatakannya harus tetap pemuda Indonesia walaupun menjaga nilai-nilai luhur budaya ada, sangat tipis sekali, dan bangsa dengan menjadikannya semereka terkotak-kotak dalam bagai pedoman dalam berkehidurasa kedaerahan/suku maupun pan berbangsa dan bernegara. kelompok tertentu. Sehingga, “Sebagai generasi penerus sejak pada saat itu muncul berbagai 110 tahun yang lalu, sepatutnya organisasi kemasyarakatan di kita melanjutkan semangat naberbagai daerah di Indonesia sionalisme para pejuang yang tany a n g w a l a u p u n s a m a - s a m a pa pamrih bahu-membahu dalam berjuang untuk kemerdekaan, memperjuangkan kemerdekaan namun terfokus pada kelom- bangsa,” ucapnya bersemangat. poknya masing-masing. Untuk Hal ini perlu dilakukan, mengmerdeka, diperlukan adan- ingat masih ada sebagian warga ya rasa kebersamaan sebagai negara kita yang memaknai kesebuah bangsa melalui pemu- bangkitan nasional itu sesuai pukan semangat persatuan dan kepentingannya. Karenanya tidak nasionalisme dengan meng- mengherankan bila beberapa enyampingkan kepentingan waktu lalu terjadi kesalahpahaman pribadi dan kelompok. bahkan cenderung kepada perBagi Budi, memaknai kebang- musuhan di antara sesama kitan nasional adalah bagaimana anak bangsa. kita berkarya untuk mewujudAdanya ketidakkan bangsa dan negara yang adil s t a b i l a n d a l a m dan makmur dengan bekerja penyelenggaraan secara nyata dan berkarakter. n e g a r a a k a n Istri dari I Nyoman Widia Sapari, berdampak keS.E. ini berpendapat, dengan pada aktivitas kemajuan teknologi, kita harus institusi yang berkarya untuk kejayaan bangsa seharusnya dan kesejahteraan rakyat yang berperan damerata. “Karena itu, sangatlah lam melakdiperlukan koordinasi dan ko- sanakan akselmunikasi secara transparan,” erasi pemba­ ujar perempuan kelahiran 40 ngunan. (Inten Indrawati) tahun silam ini. “Perlu Inovasi yang dilandasi pemanfaatan teknologi, hendaknya dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan berdaya saing. Dengan demikian, ia menegaskan bahwa kehadiran para ilmuan dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu sangat diharapkan dalam mengisi kemerdekaan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. Dr. Ir. Budi Rahayu Tanama Putri, S.Pt., M.M., IPM

23

Berhenti Jadi Generasi “Menunduk” Mahasiswa adalah generasi muda penentu masa depan bangsa. Hari Kebangkitan Nasional merupakan hari bersejarah dan harus dimaknai. Apalagi jika melihat perjalanan sejarahnya yang pro­sesnya panjang dan bukan instan. Menurut Ni Wayan Eka Dara Yani, mahasiswi Fakultas Hukum Undiknas Denpasar, sebagai mahasiswa, mereka harus selalu ingat proses pergerakan sejarah yang sangat panjang. Hal ini, agar mereka paham dan selalu bersyukur akan apa yang sudah dimiliki saat ini. Seperti kata Bung Karno, jangan sekali-kali me­ninggalkan sejarah. Berkat sejarah serta Ni Wayan Eka Dara Yani pejuang bangsa terdahulu para mahasiwa dapat menikmati apa yang ada sekarang. Dalam memaknai Hari Kebangkitan Nasional, ini sebagai seorang mahasiswa, sudah sepatutnya dimulai dari diri sendiri. Mau memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. “Apa jadinya jika kita sebagai mahasiwa tidak bisa memaknai “Hari Kebangkitan Nasional” ini dengan menjadi lebih baik? Pastinya kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia pun akan semakin terpuruk. Terlihat dari kebodohan, akibat mahasiswa yang tidak bersedia belajar dengan giat dan bersungguh-sunguh dalam menggapai impiannya,” ujar Sekretaris Komunitas Mahasiswa Kreatif (Komik) Fakultas Hukum dan Ilmu Komunikasi Undiknas ini. Hari Kebangkitan Nasional ini sama halnya dengan Hari Pendidikan, sebagai mahasiwa Dara merasa harus bangkit untuk mencapai prestasi yang gemilang. “Terlebih itulah tugas kita sebagai mahasiswa, selalu berusaha menorehkan prestasi. Selain itu, mampu bangkit dari keterpurukan. Selanjutnya menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi sebelumnya,” cetus pemenang ke 3 Lomba Debat se-Bali yang diselenggarakan Universitas Warmadewa ini. Mahasiswa pada era globalisasi, sering disebut dengan ge­nerasi “menunduk” , akibat pesatnya teknologi. Sekarang harus mampu membuktikan bisa menjawab tantangan yang serba canggih ini. Juga, bisa mengikuti perkembangan teknologi dan turunannya yang tidak akan ada habisnya, namun tidak sampai kebablasan. “Kita harus menjadi sosok mahasiswa yang cerdas. mahasiswa yang mampu memilah dan memilih mana yang baik dan buruk . Apalagi zaman sekarang, dengan teknologi canggih ini dapat menyebabkan tindak pidana bukan secara konvensional saja, melainkan dengan teknologi yang disebut “cybercrime”atau kejahatan dunia maya,” ujar sulung dari dua bersaudari buah hati pasutri I Nengah Suardana dan Ni Nengah Suriani ini. Dara juga mengatakan label generasi “menunduk” yang tertempel pada mahasiswa zaman sekarang ya mengakibatkan mahasiwa menjadi kurang bersosialisasi. Baik dil ingkungan keluarga, masyarakat hingga lingkungan universitas tempat mereka menuntut ilmu. Hal ini,tentunya sangat disayangkan bagi beberapa mahasiswa yang terlanjur kecanduan teknologinya masing-masing. Oleh karena itu, mereka harus lebih berusaha mengendalikan diri sendiri agar tidak lagi menjadi mahasiswa atau generasi muda dengan cap “generasi menunduk”. “Ayo mahasiswa Indonesia di hari Kebangkitan Nasional ini, mari kita menjadi mahasiswa yang lebih cerdas. Menjadi warga negara aktif, kritis, solutif dan tetap mematuhi aturan serta tentunya bangkit dari hal yang negatif demi kemajuan bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Sri Ardhini)


24

Komunitas

Edisi 1004/ 21 - 27 mei 2018

bekas sehingga perlu dilakukan perawatan khusus dari mesin dan bodi. “Karena sudah berumur lama sehingga perlu perawatan khususnya di bodi,” jelasnya. Setelah terbentuk selama setahun, untuk pertama kalinya Komunitas Volkswagen Buleleng menggelar acara Buleleng Volkswagen Lover dengan melibatkan sekitar 350 mobil Volk­ swagen dari Jawa dan Bali. Dengan mengambil tema “ The hidden Para­ dise of North Bali”, kegiatan yang berlang­ sung selama dua hari dari tangga 4-5 Mei di lapan­ gan Bhuana Patra Singa­ raja menjadi agenda promosi wisata Bali Utara. Berbagai jenis VW ikut dalam ajang itu mulai dari jenis VW beetle alias VW kodok, VW combi, serta

Sejumlah kegiatan mengisi aca­ ra tersebut, mulai foto contest, pertunjukkan band, hingga touring dengan mengunjungi beberapa Daya Tarik Wisata (DTW) yang ada di Buleleng. Agenda tou­ ring ini juga sekaligus mempromo­ sikan potensi pariwisata Buleleng kepada pecinta kendaraan VW Jawa. Sebagai agenda pro­ mosi pariwisata, pihaknya berharap dengan terseleng­ garanya Buleleng Volkswagen Lov­ ers dapat menge­ nalkan pariwisata yang ada di Bule­ leng kepada pe­ serta Volkswa­ gen yang berada di luar Bali. “Pe­ serta yang dari luar Bali tentu belum menge­ nal Buleleng se­ cara detail sehingga melalui event ini kami berharap dapat mengenalkan potensi yang dimiliki Bali Utara,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Promosikan Buleleng melalui Volkswagen

Setiap orang punya cara masing-masing untuk membahagiakan diri sendiri. Biasanya hal yang membuat orang bahagia adalah de­ ngan melakukan sesuatu yang dia sukai. Hobi masing-masing orang berbeda mulai dari yang ekstrim, unik, bahkan yang mahal. Salah satu komunitas dengan hobi unik adalah Komunitas Volkswagen Buleleng.

K

etua Umum Komu­ nitas Volkswagen Buleleng Agus Pa­ triadi mengatakan komunitas VW terbentuk sekitar setahun lalu bermula dari kecin­ taan para anggota terhadap mobil Volkswagen. Awal kegiatan para anggota hanya melakukan touring bersama dengan keluarga akan tetapi dengan bertambahnya ang­ gota maka dibentuklah komunitas Volkswagen Buleleng. “Awalnya hanya seka demen, tetapi karena banyak yang masuk anggota maka kami beri wadah pecinta mobil ini,” jelasnya. Agus Patriadi sendiri menga­ takan begitu mencintai mobil keluaran Jerman tersebut karena keunikan yang dimiliki. Jika mobil pada umumnya memiliki mesin

yang berada di depan maka ber­ beda dengan mobil VW yang memiliki mesin di belakang. Se­ lain itu, keunikan lain dari mobil VW menggunakan pendingin alami dari udara tidak menggu­ nakan pendingin air seperti mobil produksi Jepang. “Keunikan itulah yang membuat saya dan temanteman begitu menggandrungi mobil VW ini, disamping karakter simpel, suara, dan kenyamanan­ nya yang tidak kalah dari mobil pada umum­nya,” jelasnya. Agus Patriadi menuturkan jika saat ini pencinta mobil klasik ini semakin banyak dari anggota yang berjumlah belasan, saat ini sudah berjumlah 33 orang yang tergabung dalam komunitas. Untuk mendapatkan mobil VW dia mengatakan membeli mobil

VW 181 alias VW safari atau yang dikenal juga dengan VW camat. Namun, di antara kendaraan klasik itu nampak pula VW mo­ dern seperti VW Caravelle.

Agus Patriadi

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.