Tokoh Edisi 1001 | Tokoh

Page 1

32

Mozaik Komunitas Cinta Kamen Bali

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Inspirasi Filosofi Rejang Renteng Bahwa dalam filosofi Tari Rejang Renteng ada keber­ samaan, yakni banyak orang menari yang bersama sama dengan niat tulus meng­ hubungkan diri dengan Sang Maha Pencipta. Gerakan terakhir pada Tari Rejang Renteng disebut ‘memande’, yakni gerakan dalam ben­ tuk melingkar (renteng). Di sini para penari memegang selendang penari lain yang ada di depannya membentuk lingkaran yang tidak putus.

H

al ini menjadikan inspira­ si bagi Komunitas Cinta Kamen Bali (KCKB) un­ tuk bersama-sama sa­ ling bergandengan tangan melakukan kegiatan dan juga saling support antar anggota sehingga tercipta hubungan. yang harmonis. “Semua anggota kompak, saling menyanyangi dan berharap tidak pernah putus,” ujar Ni Putu Adnyani atau Bu Bara dan Yoseva Listyati atau Mba Eva dua sosok peng­ gerak KCKB ini.

Selebihnya KCKB ber­ komit­men untuk secara ru­ tin selalu melaksanakan keg­ iatan 3 (tiga) bulanan yang berorientasi pada kegiatan sosial. Aksi membantu orang lain ini, dananya berasal dari sumbangan sukarela tiap bulan saat pertemuan serta dana yang dikumpulkan se­ cara spontan. Bantuan juga diberikan untuk masyarakat yang terkena bencana alam, atau bahkan untuk kegiatan keagamaan seperti mepunia di berbagai Pura yang ada di Bali. “Bahkan KCKB juga menjadi partner kegiatan sosial untuk ‘Yayasan Angel Hearts’ yang menampung anak yatim piatu dan orang yang tidak mampu,” lanjut Mba Eva sembari mengata­ kan saat peresmian “Yayasan Angel Hearts”, KCKB mengundang salah seorang motivator nasional, yakni Erbe Sentanu, untuk menghadiri peresmian yayasan tersebut. Bu Bara pun menekankan bawa KCKB selalu terbuka dan merespons cepat untuk ajakan melakukan kegiatan amal dan sosial. “Selain kegiatan yang selama ini sudah rutin dan menjadi komitmen kami semua, salah satunya adalah donor darah,” ka­

Seluruh anggota KCKB, rupanya sadar jika kegiatan donor darah ini sangat ban­ yak manfaatnya. Khususnya untuk perempuan perlu per­ gantian darah segar seser­ ing mungkin karena sistem reproduksi dalam tubuh perempuan. Seperti ketika melahirkan dan menstruasi, akan sangat baik jika terus berganti yang baru. Disebutkan juga oleh Bu Bara jika kegiatan KCKB lain­ nya untuk keagamaan juga menjadi bagian atau agenda yang tidak dilupakan sebagai wujud rasa syukur serta menghubungkan diri dengan sang Maha Pencipta.

tanya. “Kedepannya KCKB bakal mem­ buat gerakan ‘men­ gajak semakin ban­ yak orang, mulai dari suami, anak, saudara, keluarga, teman dan masyarakat luas untuk bersama-sama senang melakukan donor darah dan memberi­ kan berbagai bentuk pertolongan lainnya,” imbuh Mba Eva.

Jaga Budaya dan Peduli Sesama Pada Maret lalu, KCKB menjalin

kerjasama dengan Miracle Aesthetic Clinic mengisi kegiatan pertemuan bulanan mereka. Acara diisi in­ formasi , diskusi dan tanya jawab tentang kecantikan kulit bagi perem­ puan. Pada waktu yang bersamaan kerjasama juga dilakukan dengan BPR Lestari yang diprakasai oleh anggota KCKB Eva Olivia, yang menjabat Kepala Cabang Wilayah Thamrin ini. Pada kesempatan tersebut juga tidak lupa disosialisasikannya Lagu In­ donesia Raya dalam 3 stanza. “Hal ini sebagai wujud kami mendukung pro­ gram pemerintah untuk menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dengan bait yang lengkap yaitu 3 stanza berturutturut,” cetus Mba Eva. Kemudian pada bulan April, berte­ patan dengan rentetan pi­ odalan Betara Turun Kabeh, KCKB juga turut ngaturangayah dan melaksanakan persembahyangan bersama. Pada kesempatan tersebut mereka juga sekaligus se­ cara spontan mengumpul­ kan dana untuk ‘mapunia’ dalam kegiatan piodalan tersebut. Begitulah berbagai lang­ kah dan kegiatan KCKB dalam wujud ‘Seka De­ men.’ Seesuai dengan visi dan misi­nya, yakni menga­ jak perempuan Bali untuk mencintai kamen Bali, serta sebagai wadah perempuan yang peduli, yakni bukan hanya turut melestarikan “Budaya Bali’ tapi juga tetap mengedepankan perempuan Bali yang berjiwa sosial dan peduli pada sesama. -ard

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Espresso

2

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

GORO-GORO

PRT E Putu Wijaya “Jadi bagaimana, Pak? Deal nggak?” “Di rumah ini presidennya perempuan.” “Maksudku, kapan aku mulai kerja? Tolong dicatat, Minggu ini aku di-pospont dulu. Aku mau pulang mau kangen-kangenan.” Aku mau merayakan yarehku yang ke-25 bersama kolegaku alumni Taiwan angkatan ke-20. Tapi kalau bisa minta dibayar dulu hadiah Hari Raya, sebab kami mau mengundang penyanyi dangdut top dari Jakarta. Kalau bisa ... .” Amat takjub, tak bisa ngomong. Pintu kamar terbuka lagi. Bu Amat keluar. Tetapi mukanya nampak ceria. Sambil tersenyum ia menghampiri. “Maaf, ralat sedikit. Semua persyaratan yang diajukan Pak Kabul, sudah kami pelajari dan kami acc.” Pak Amat terkejut. “Bu!” “Diam!” “Tapi ada tambahannya!” “Apa itu?” “Dia si Nora ini minta libur untuk merayakan ulang tahun dan minta hadiah HARI RAYA dan TAHUN BARU dibayar dulu.” “Sekarang!” “Sekarang?” “Ya!” “O, begitu? Cuma itu?” “Ada lagi. Tiga bulan lagi aku mau menikah dulu. Bisa dirayakan tidak?” “Gila!” “Tenang, Pak. Ini kewajiban kita. Bakti sosial! Mau dipestakan di mana?” “Di ibu kota!” “Jakarta?” “Ya!” “Kenapa Jakarta? Rumahmu kan di ..” “Indramayu.” “Makanya kenapa bukan di Indramayu?” “Biar bisa masuk TV!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

“O, iya, ya! TV kan bukan milik artis saja!” “Di Jakarta di mana?” “Di Balai Sidang saja!” “Convention Hall?” “Beh! Kenapa bukan di Gelora Bung Karno saja!” “Dewa Ratu!” “Wah kebanyakan tamunya, nanti! Bete salamannya, kan! Malam pertamanya bisa tidak sukses.” “Oke kalau begitu Balai Sidang saja. Ada permintaan lagi?” “Udah ah, cukup udah kebanyakan, kita sebagai orang Timur, jadi malu juga. Mesti tahu diri dikit!” “Tapi kalau ada, uang transpor untuk Grab pulang aja!” Amat yang mulai mengerti, nyambung. “Beres! Hanya rasanya masih ada yang kurang! Belum sreg!” “Apa, Pak?” “Rasanya kurang sopan kalau dalam pernikahan agung itu, Presiden dan Wapres plus jajaran kabinet. Menteri-mentri tidak diundang! Ya,kan, bu?! Khususnya Menteri Parawisata, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Menteri Pendidikan, Menteri Kebudayaan, harus diundang! Ya, kan, Bu?!” “ O ya, betul! Itu ide bagus. Bagaimana, Nora?” Nora tiba-tiba menangis. Terharu, gembira. “Di antara beliau banyak yang suaranya bagus. Kalau kita minta supaya menyanyi, pasti beliau-beliau sangat senang! Bisa lalu semua berjoged dan gantian joged dengan

mempelai?! Asyik kan!” “Betul asyik dan disiarkan langsung di TV!” Nora tambah keras menangis gembira. “Ongkosnya berapa, ya?” “Murah!” “Tapi berapa?” “Cukup kepala!” “Kepala?” “Ya!” “Kepala apa?” “Kepala kamu!” “Aku kan hanya punya satu!” “Cukup satu!” “Difoto?” “Dipotong!” Nora terbelalak. Lalu memekik histeris lalu kabur ketakutan. Tasnya terlempar, ditinggal saja. Dari dalamnya berhamburan pel-pel rohitnol. Amat dan Bu Amat menatap dingin. “Pel koplo! Pantesan ngejprutt!” Tiba-tiba muncul Kabul di pintu. Kelihatan teler berat. “Penistaan! Pelecehan! Tidak bisa kita biarkan jadi wabah ganas terjadi di ultah Proklamasi ke-73. Aku akan laporkan pelecehan perempuan dan penghinaan pada rakyat jelata ini kepada Komnas HAM. Penistaan berbasis kesenjangan ekonomi ini harus disikat, diberantas, dimusnahkan, dimutilasi di negeri yang beradab ini! Awasssssssssss!!! (Ketawa) takut ya! (Ketawa) Ha-ha-ha!” Kabul hambruk ke lantai.

Public Relations Kawan Lama Retail, Reza Rinaldi Mardja didam­p ingi Promotion & Advertising Manager Kawan Lama Retail, Bertha Hapsari dan Duty Manager Informa Sunset Road, I Gusti Lanang Budi Dharma, berkunjung ke Kantor Bali Post, Selasa (24/4). ­D alam kesempatan tersebut mereka mendapat pendapat penjelasan me­n genai Kelompok Media Bali Post termasuk Tabloid Tokoh.

Mozaik

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

“Tuh, si A lagi depresi, penampilanya acakadut, kacau!”... itu mungkin salah satu ungkapan percakapan sehari-hari yang pernah Anda dengar atau Anda ucapkan sendiri. Stres, depresi mungkin sudah menjadi kosakata dalam bahasa keseharian. Kedua istilah tersebut sering dipergunakan untuk menyatakan kondisi seseorang yang sedang mengalami permasalahan dengan dirinya, sedang mengalami kesedihan dan keterpurukan. Meski sebenarnya kedua kata tersebut berbeda dalam intensitasnya namun keduanya sering dipakai secara simultan. Depresi adalah kondisi ketika seseorang gagal menghadapi tekanan psikis sehingga berpengaruh terhadap penurunan kondisi psikis yang ditandai dengan kesedihan yang mendalam, merasa gagal, kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari serta menutup diri. Dalam kacamata neuroscience, seseorang yang mengalami depresi terbukti memiliki kadar hormon dopamine dan adrenalin rendah serta kadar serotonin yang tidak stabil. Kondisi inilah yang menyebabkan seseorang yang mengalami depresi kehilangan kemampuan untuk merasa bahagia, menolak beraktivitas alias “mager”. Mereka sulit tidur atau justru tidur berkepanjangan dan tidak bernafsu apapun. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi sulit untuk mengolah emosi dan mengem-

31

Mengenal Depresi dan Mengatasinya

bangkan pikiran negatif sehingga tidak sedikit di antara mereka yang tidak segera mendapatkan pertolongan, akhirnya mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Menurut PPDGJ (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa) kondisi depresi ditandai dengan beberapa gejala, meliputi gejala utama berupa afek/perasaan depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi dan mudah lelah. Gejala lainnya berupa penurunan konsentrasi, berkurangnya kepercayaan atau harga diri, merasa bersalah atau tidak berguna, pesimistis merasa masa depan suram (madesu), tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Kembali menyoal perbedaan istilah stres dan depresi, stres yang berasal dari bahasa Inggris stress pada umumnya merujuk pada respons non spesifik dari tubuh terhadap setiap tuntutan (Selye, 1982). Secara lebih spesifik Robbins (2001) menyebutkan stres sebagai kondisi yang menekan psikis seseorang karena terhambat/ terhalang dalam mencapai sesuatu. Stres bisa menjadi tantangan untuk mengembangkan diri, disebut dengan “eustress” namun bisa menjadi tak tertahankan dan berdampak negatif, disebut dengan “distress”. Kondisi distress inilah yang dapat berkembang lebih jauh menjadi kondisi depresi. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk mengenali penyebab kondisi stres atau depresi dan mencari

A. Kassandra Putranto

solusi untuk mengatasinya. Beberapa cara mengatasi depresi dalam salah satu artikelnya, psyblog menyebutkan enam langkah sederhana untuk melawan depresi, yakni. 1. Mengubah cara memandang masa depan. Kembangkan pemikiran optimis melalui penetapan target target pendek, bukan target jangka panjang yang melelahkan. Studi membuktikan pikiran-pikiran pesimistik menimbulkan depresi lebih parah. 2. Menjalankan pola diet tertentu juga dapat mengubah mood dan menghindarkan kondisi depresi menjadi lebih parah.

Tentunya proses diet juga harus dinikmati dengan senang hati, bukan sebaliknya menjadi sumber stres baru. 3. Bersosialisasi secara langsung dan tatap muka dengan orang lain. Dewasa ini orang lebih banyak bersosialisasi melalui medsos dan seringkali kesalahpahaman mudah terjadi dan hubungan menjadi dangkal. Mengembangkan komunikasi dan interaksi secara langsung lebih menyehatkan jiwa, dan mengurangi dampak depresi. 4. Beraktivitas dan bergabung dengan kelompok hobi atau minat. Sudah lama diketahui bahwa interaksi dalam kelompok sangat penting bagi seseorang yang sedang depresi. 5. Puasa medsos selama seminggu atau lebih bisa membantu orang melawan kondisi depresi yang dialami. Seringkali dunia medsos kekinian didominasi dengan interaksi yang bersifat membandingkan dan “pamer”. Hal ini terbukti meningkatkan potensi risiko depresi. 6. Berusaha mengenal diri lebih baik lagi. Mengeksplor diri untuk memahami keterbatasan dan kelebihan diri secara lebih realistis dan menemukan

kelebihan secara lebih realistis dan menemukan kelebihan dan nilainilai positif yang lebih banyak dari diri sendiri, orang lain dan dunia di sekitar kita. Sementara itu, dr. Chris Streeter menyebutkan “yoga” dan latihan pernapasan dapat membantu mengatasi kondisi depresi secara efektif. Dari berbagai penelitian juga terbukti bahwa berbagai obat antidepresan memberikan kesempatan untuk pulih dari depresi dalam jangka pendek, namun menurunkan mood dalam jangka panjang. Sedangkan metode yoga juga berfungsi sebagai metode alternatif untuk mengurangi ketergantungan mengonsumsi obat-obatan kimiawi termasuk antidepresan. Ditambah lagi ternyata tidur minimal selama delapan jam bisa berfungsi sebagai antidepresan yang efektif. Lebih dari delapan jam pasti termasuk kategori bangsawan, alias bangsa yang ba­ ngunnya kesiangan (awan). A. Kassandra Putranto Psikolog

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)

Yoga untuk Penderita Sakit Jantung Kelompok Media Bali Post turut mendukung WAN-IFRA ­Publish Asia 2018 di Nusa Dua, 25-26 April 2018. Tampak peserta menunjukkan beberapa media cetak terbitan Kelompok Media Bali Post.

Wallpaper Artikel wallpaper yang muat di Tokoh edisi 1000 menarik perhatian saya. Saya pernah punya pengalaman memasang wallpaper sendiri, ternyata hasilnya kurang maksimal. Mohon informasi dimana bisa mendapatkan jasa pemasangan wallpaper yang profesional. Terima kasih. Hendra Dalung Untuk pemasangan wallpaper, silakan menghubungi Luh ­Kartiningsih Ngurah Putri (081936422638) Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Bunda Dian

Gambar 1 Berdiri tegak tulang punggung tegak lurus. Kedua tangan diangkat ke atas. Catatan pertama: Bagi perempuan yang sedang haid atau datamg bulan kaki dibuka selebar pinggul. Kemudian mengatur napas dengan konsentrasi menarik napas melalui hidung secara lembut dan dikeluarkan lewat hidung, serta konsentrasi napas dibayangkan napas masuk ke jantung. Catatan kedua: Tidak boleh ada penahanan napas. Lakukan gerakan ini dalam 7 kali putaran napas.

1

Gambar 2 Dengan melebarkan ke dua kaki ke samping serta jari-jari kaki menghadap ke depan. Biarkan posisi ini dan mulai perlahan menarik napas melalui hidung keluarkan melalui mulut yang dibuka lebar Lakukan lakukan 7 kali putaran napas.

3

Gambar 3 Tetap kedua kaki dibuka, hanya sekarang kaki kanan ditekuk dan sejajar dengan lutut juga dengan tumit. Lihat gambar. Kemudian putar kepala ke arah kanan. Jika sudah nyaman dengan posisi asana ini mulai tutup mata dan mengatur napas. Napas masuk melalui hidung serta alirkan napas ke jantung kemudian hembuskan. Lakukan 7 kali putaran napas.

2 Gambar 4 Silakan duduk bersila sebagaimana yang nampak di gambar. Kemudian mulai konsentrasi pada napas dan mengalirkan napas ke jantung. Jaga tulang punggung tegak lurus serta tidak mengangkat ke dua bahu. Tubuh harus rileks. Lakukan latihan napas ini 2 menit. Selamat berlatih dengan senyum Semoga bermanfaat Salam Markandaya Yoga Indonesia

4

Model: Guru Sri Danu (Markandeya Yoga Indonesia)


Rileks

30

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

TTS tokoh

TTS No. 008

Bertemu dengan wanitawanita hebat menjadi kebanggaan tersendiri bagi Dr. Dra. Anak Agung Ayu Ketut Agung, M.M.

MENDATAR: 2. LANGSAT 5. UANG MUKA 9. BADMINTON 12. FOTO 15. PERKIRAAN 17. PETA 19. FAVORIT 20. SEDIH 22. WANGI 24. SADAR 25. KAWAN DEKAT

“S

MENURUN: 1. KUNO 3. BENALU 4. ARCA 6. DUNIA TUMBUHAN 7. KALENDER 8. HEBOH 9. MUDA 10. KELU 11. NEGERI MATADOR 13. LINCAH 14. MURID 16. JAMINAN 18. BAJU BESI 21. IMBANG 23. PASANGAN MUR

TTS No. 006 MENDATAR: 1. TIRAI 3. KELAPA 4. BUNDA 5. KANCIL 6. DELEGASI 9. PIRAMIDA 11. LADANG 14. INTERVENSI 15. TOBAT 17. ISTIRAHAT 19. LOTRE 20. HABIS 22. SUMBU 24. DIAMETER 25. GUNDU 26. DEKADE MENURUN: 1. TEOLOGI 2. POCI 3. KATERING 7. SENJA 8. KAMERA 10. PARIT 12. RIVAL 13. DESTAR 16. SEHAT 17. INSTING 18. TAUGE 21. LUPUT 23. SENSITIF 25. GLOBE

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS No. 006 1. I Wayan Wira (Jln. Veteran, Padangkerta, Amlapura) 2. Ni Luh Made Dwipayani (Guru SDN 2 Sukawati, Gianyar)

Kupon TTS tokoh

Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan gun­tingan kupon TTS No 008 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Jumat 11 Mei 2018. Pemenang diumumkan Minggu 13 Mei 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil No. 008 hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Cinta Sejenis Tanya: “Dok, mumpung lagi banyak berita tentang LGBT, aku jadi ingin bertanya tentang diriku. Aku sudah pernah beberapa kali pacaran dengan laki-laki, yang kujalani biasa saja, layaknya perempuan lain. Termasuk saat berhubungan seksual. Tetapi aku sekarang pacaran sejenis dengan seorang perempuan teman sekantor. Bersamanya aku menikmati rasa sayang dan ada kenikmatan saat bercinta yang berbeda dan lebih dari yang sudah-sudah. Apakah aku ini homoseksual, dan apakah menjalankan hubungan sejenis seperti ini masih wajar dan tidak berisiko, Dok? Atau aku perlu berubah?” (Emi, 23 th) Jawab: Seseorang disebut berorientasi homoseksual jika hanya tertarik dan terangsang terhadap yang sesama jenis kelamin dan malah tidak tertarik dan tidak terangsang terhadap lawan jenis. Akibatnya, dia tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Untuk yang sesama perempuan, lebih dikenal dengan istilah lesbian. Kalau dilihat dari kasus ini, di mana sebelumnya dapat melakukan dan menikmati hubungan seksual dengan laki-laki yang dipacari, maka cinta sejenis yang kini dijalani sebenarnya bukanlah homoseksual murni, tetapi lebih cenderung dapat dianggap sebagai seorang biseksual. Atau orientasi seksual ganda, bisa kepada

laki-laki dan perempuan. Homoseksual, biseksual dan heteroseksual adalah orientasi seksual. Itu artinya adalah sebuah pilihan, yang tergantung dari penyebabnya. Penyebabnya ada beberapa faktor. Pertama, faktor biologi, berupa gangguan pada pusat seks di otak atau permasalahan genetik dan kromosomnya. Kedua, faktor psikodinamik, yaitu gangguan perkembangan psikoseksual pada masa kecil. Ketiga, faktor sosiokultural, yaitu kebiasaan yang berakar pada budaya setempat. Keempat, faktor lingkungan, yaitu akibat pengaruh pergaulan atau pengalaman pertama kejadian cinta sejenis. Pada kasus ini, cinta sejenis yang disampaikan besar kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan, dan bila ditanya apakah mungkin dapat diubah kembali menjadi heteroseksual, tentu saja tidak selalu mudah. Tergantung kemauan, kuatnya pengaruh lingkungan dan penting atau tidaknya diubah. Kalau penyebab lain, misalnya karena faktor sosiokultural mungkin dapat diubah kalau yang bersangkutan segera keluar atau meninggalkan budayanya, walau ini juga tidak mudah dilakukan karena faktor sosiokultural pada umumnya sudah melekat sejak masa kecil. Kalau karena faktor biologi, misalnya kelainan genetik, sudah dapat dipastikan tidak mungkin dapat diubah menjadi heteroseksual. Sedang yang karena faktor psikodinamik juga hampir pasti tidak dapat diubah, kecuali didukung oleh kesadaran dan kemauan yang luar biasa. Jadi cinta sejenis itu sesungguhnya adalah lebih ke

permasalahan pilihan atau orientasi. Hanya saja, yang menjalaninya sering kali merasa akhirnya tidak nyaman karena menjadi berbeda dengan orang banyak. Apakah cinta sejenis berbahaya? Sesungguhnya risikonya sama saja dengan hubungan cinta yang biasa, akan dapat muncul problem psikis dan emosional dari hubungan ini dan risiko medis seperti infeksi ringan hingga infeksi menular, jika dilakukan berganti pasangan, selama kontak seksual yang dilakukan tanpa proteksi kondom. Pasangan homoseksual biasanya melakukan hubungan seksual dengan melakukan oral seks, petting (menggesek-gesekkan kelamin atau bercumbu berat) atau menggunakan alat bantu seksual yang disebut sex toys. Jangan salah, oral seks dan petting juga bisa memunculkan luka lecet atau mikrolesi yang menjadi jalan masuk virus, jamur maupun bakteri yang diidap oleh salah satu pihak diantaranya. Menggunakan alat bantu seksual seperti dildo atau vibratorpun jika tidak bersih dapat menyebabkan infeksi. Seorang lesbian atau seorang gay, tetap bisa sukses di profesi masing-masing yang digelutinya. Ada yang menjadi seniman, penyiar televisi, pengusaha, ataupun menteri. Bahkan di banyak negara saat ini ada kecenderungan perilaku homoseksual sudah bukan lagi sebuah aib, sebaliknya banyak yang kemudian muncul sebuah trend, akibat banyaknya artis yang secara eksplisist menunjukkan kehomoseksualan mereka. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya. It`s your choice.

Sosialita

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

emua itu karena tata rias. Karena itu, saya selalu mengatakan kepada putri saya, dan anak-anak didik saya, kita harus memiliki kompetensi dan keterampilan di bidang tertentu, agar memiliki daya saing di era global ini,” ujar Ibu Agung— sapaan akrab pemilik Salon, LKP, dan TUK Agung ini yang mengaku bangga berkesempatan berfoto bersama wanita-wanita hebat, di antaranya Ibu Nora Ryamizard Ryacudu (istri Menteri Pertahanan) dan Ibu Bintang Puspayoga. Eksistensi Ibu Agung di dunia tata rias dan busana adat Bali yang diteku­ ninya sejak tahun 1979, memang tak diragukan lagi. Komitmennya untuk menjaga dan melestarikan warisan adat dan budaya khususnya di bidang tata rias dan busana adat Bali ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Bak “gayung bersambut”, demikian Ibu Agung menyebutnya. Karena, semua aktivitas yang dilakukannya ini mendapat dukungan penuh, baik dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, instansi pemerintah dan swasta, sekolah-sekolah, bahkan dari orang asing (secara individu) dan pemerintahan negara lain. Tak heran jika ia diberikan kepercayaan untuk merias para istri menteri, istri presiden, juga artis. Setidaknya, 300-an piagam penghargaan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, menjadi bukti kompetensinya di bidang pelestarian budaya ini.

3

Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M.

Bangga Bertemu Wanita-Wanita Hebat Untuk lebih menyosialisasikan tata rias dan busana adat Bali yang baik dan benar, Ibu Agung bersama Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung yang dipimpinnya, bekerjasama dengan WHDI Provinsi Bali, Kelompok Media Bali Post, dan Viva Cosmetics melaksanakan roadshow ke daerah-daerah hingga ke sekolah dan universitas, 30 kali selama setahun. Materi yang diberikan adalah tata rias untuk diri sendiri, membuat dan memasang sanggul Bali (pusung tagel) dan tengkuluk lelunakan. “Meski saya orang salon, saya ingin masyarakat bisa merias minimal untuk diri sendiri, sehingga tidak sedikitsedikit ke salon. Bagi yang ingin lebih ahli lagi, silakan kursus. Dan, setelah itu ikuti Uji Kompetensi, baik itu tata kecantikan kulit, rambut, maupun tata rias pengantin Bali. Karena dengan mengantongi sertifikat uji kompetensi ini, kompetensi (keahlian) kita diakui,” ucap pemilik Tempat Uji Kompetensi (TUK) Agung ini. Dalam urusan menyanggul, seperti yang kerap ia demonstrasikan dalam tiap roadshow, tangan terampil Ibu Agung hanya memerlukan waktu 5 menit untuk merubah wanita menjadi lebih anggun dengan pusung tagel dan tengkuluk lelunakan. Dalam hal mayasin (merias), tak hanya di Bali dan Indonesia, Ibu Agung pernah pula unjuk kepiawaiannya merias di India, Singapura, Jepang, Korea, Belanda, Brussel, Paris, Hongkong, Cina, Bangkok, New York. Intinya, dalam setiap perjalanannya ke-

Kini keterampilan Ibu Agung dalam merias telah menurun kepada putrinya Sagung Diva yang tercatat sebagai perias muda di Indonesia. Tampak dari kika: Ibu Agung, Ibu Bintang Puspayoga , Ibu Puan Maharani, dan Sagung Diva

mana pun, Ibu Agung selalu membawa misi budaya, memperkenalkan tata rias dan busana adat Bali dari desa ke kota hingga ke mancanegara. TENGKULUK LELUNAKAN Salah satu busana adat Bali yang kini makin populer dikenakan dalam tiap kesempatan adalah tengkuluk lelunakan. Ibu Agung menuturkan, pada zaman dulu sekitar tahun 60an, busana tengkuluk lelunakan ini hanya digunakan saat upacara pengabenan/palebon di Denpasar dan Badung, dan juga sebagai busana Tari Tenun. Berikutnya, pada 9 Desember 1996, busana tengkuluk lelunakan ini diseminarkan oleh Ketua TP PKK Bali sat itu Ibu Ida Ayu Asiawati Oka dan dijadikan busana untuk acara-acara resmi, seperti untuk menyambut tamu, untuk seka gambel, MC, paduan suara,

para finalis putrinya menggunakan busana ini. Apresiasi yang tak terhingga disampaikan Ibu Agung kepada Ibu Bintang Puspayoga, istri Menteri Koperasi dan UMKM yang juga Ketua WHDI Provinsi Bali. “Beliau selalu mempromosikan pada istri -istri Menteri Kabinet Kerja yang hadir di Bali untuk lebih mengenal dan menggunakan busana adat Bali, seperti tengkuluk lelunakan dan pusung tagel,” ujar Ibu Agung. Busana tengkuluk lelunakan ini pun kini sudah dilirik masyarakat luas yang menilai busana ini praktis dan simpel, namun tetap mencirikan kekhasan budaya Bali. Di Jakarta, busana tengkuluk lelunakan ini turut dipromosikan oleh Ibu Otie Ary Suta bersama The Ary Suta Center Philharmonic dalam tiap pementasannya. Bahkan, Ibu Negara Iriana Jokowi pun berkesempatan tampil dalam balutan busana tengkuluk lelunakan. Sebagai wujud komitmennya ter­ hadap pelestarian tata rias dan busana adat Bali, Ibu Agung memberikan diskon 50% untuk Kursus Tata Rias yang meliputi Tata Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, dan Tata Rias Pengantin. Info lanjut, silahkan menghubungi Sekretariat LKP Agung. Jalan Anggrek 12 Kreneng-Denpasar. Telepon 0361231985, 233850, 0811393602. –inten

dan acara lainnya. Oleh Ibu Asiawati Oka, setiap tamu atau pejabat (perempuan) yang berkunjung selalu dikenakan tengkuluk lelunakan. Upaya Ibu Agung “menghidupkan” lagi tengkuluk lelunakan ini bak gayung bersambut. “Tradisi” ini kemudian dilanjutkan oleh Ibu Mas Beratha (almarhumah), Ibu Bintang Puspayoga saat menjabat Ke t u a T P P K K Denpasar, dan Ibu Selly D. Mantra, istri orang nomor satu di Denpasar. Busana tengkuluk lelunakan ini pun telah menjadi ikon Kota Denpasar, yang mana dalam malam grandfinal Pemilihan TerunaTeruni Kota Denpasar yang digelar Orang Indonesia yang sudah menjadi warga Negara Belanda datang ke Bali khusus ingin bertemu Ibu Agung sejak tahun 2010 untuk membuat foto dokumentasi keluarga dengan sampai sekarang, berbusana adat Bali

Roadshow tata rias dan busana adat Bali ke berbagai daerah

TUK Agung menggelar Uji Kompetensi Tata Rias Pengantin Bali di Gedung BaliTV, Minggu 22 April 2018


Inspirasi

4 Berhasil menjadi juara Indonesian Idol musim kesembilan ternyata tidak membuat Maria ­lantas ­memutuskan untuk berkarier di industri musik. Pendidikan, katanya, tetap menjadi fokus utamanya. Apalagi saat ini dia telah menginjak kelas III SMA yang tentunya membutuhkan perhatian penuh lantaran akan menghadapi ujian akhir.

S

ebelumnya, kata gadis 16 tahun bernama lengkap Maria Dwi Permata Simorangkir ini, sudah banyak waktu yang dicurahkan untuk aktivitas menyanyi, khususnya di ajang Indonesian Idol mulai dari tahap audisi hingga akhirnya masuk karantina di Jakarta. Jadi, boleh dibilang ia merasa cukup lama meninggalkan bangku sekolah dan kini saatnya kembali. “Setelah ini (Indonesian Idol) aku tidak lantas pindah ke Jakarta. Aku akan tetap di Medan, fokus pada pendidik­ an. Itu yang

Maria bersama Abdul

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

M A R I A D W I P E R M ATA S I M O R A N G K I R

Jawara Indonesian Idol utama. Apalagi aku sudah kelas III SMA pastinya nanti akan sangat sibuk dengan persiapan ujian. Aku tetap masih akan menyanyi tapi waktu ku yang terbesar adalah untuk pendidikan,” ungkap anak tunggal pasangan Maringan Simorangkir dan Rohani Simanjuntak. Maria mengaku sangat bersyukur berhasil melewati perjalanan penuh tantangan di Indonesian Idol dengan baik, bahkan pada akhirnya ia berhasil menjadi juara. Ada banyak pengalaman yang didapatnya, bukan hanya soal peningkatan kualitas menyanyi tapi juga pengetahuan lainnya. Tapi, kata Maria, dirinya maupun orangtuanya lebih menekankan pada pendidikan. “Aku ingin kuliah di jurusan musik, rencananya, kalau memungkinkan akan kuliah di Singapura,” ungkap gadis kelahiran Oktober 2001 ini di Ecovention Ancol, (24/4). “Aku ingin jadi produser,” tambahnya. Tentang kariernya di industri

musik, menurut Maria, tetap menyesuaikan dengan sekolahnya. Cuma, katanya, nanti ketika kuliah mungkin tidak bisa terlalu lancar lantaran sibuk dan kesulitan membagi waktu. “Nanti lihat kondisi dan situasinya dulu. Cuma kalau baru masuk kuliah kan masih susah membagi waktunya,” tutur Maria yang piawai bermain piano, gitar dan biola. Meski menomorsatukan pendidikan namun Maria mencetuskan keinginannya untuk kelak bisa menjadi bintang besar dan go international. Namun sekarang ini dia belum bisa membayangkan bagaimana strategi yang akan dijalankan agar mimpinya itu bisa terwujud. “Tapi aku berharap nanti antara pendidikan dan karier bisa berjalan seiring,” katanya. Tentang mendahulukan pendidikan juga diutarakan kedua orangtuanya yang ikut mendampingi Maria. “Kami ingin setelah ini Maria fokus pada pelajaran sekolahnya dulu. Fokus dulu pada pendidikan. Karena dia sudah kelas III,” tegas sang ayah, Maringan Simorangkir. Menjawab apakah nanti Maria akan bolak-balik Medan-Jakarta, Maringan tetap menegaskan bahwa sekolah anaknya adalah yang utama. “Lihat situasi dan perkembangan. Tapi dia selesai dululah sekolahnya di sana (Medan). Begitu ya,” ujar Maringan. Sebagai orangtua, katanya, dirinya merasa bangga dan sangat bersyukur atas keberhasilan anaknya menjadi juara Indonesian Idol. Kami berharap setelah ini dia tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan baik dalam bersikap. Namun di sisi lain, sebagai orangtua ia juga merasa was-was karena usia anaknya yang masih muda. “Sebagai orangtua kami was-was ya, dia masih muda, masih labil. Jadi harus terus didampingi, dibimbing. Itu sebabnya ketika Maria akan masuk karantina di Jakarta dalam waktu yang

Maria bersama ibunya

cukup lama dirinya sempat khawatir. Jadi bukannya kami tidak setuju, ya,” tutur Maringan. Bakat seni Maria, tutur Maringan, sudah terlihat sejak kecil. Dia bukan hanya suka menyanyi tapi juga memiliki bakat dalam memainkan alat musik. Hal itu juga diamini oleh Maria yang menyebut sejak 3 tahun dia sudah mulai menyanyi di gereja. Untuk mengembangkan bakat seni suaranya juga kemampuannya bermain musik, dirinya mengikuti les.Selain itu dia juga rajin ikut kompetisi. “Orang yang banyak berjasa menjadikan aku seperti ini salah satunya adalah miss Herlin Simboro, dia guru vokal aku. Kalau latihan dia sering mengajari aku cara improvisasi, feelingnya juga power. Selain itu dia juga rajin menemani aku jika aku ikut lomba,” ungkap gadis hitam manis ini. UBAH PENAMPILAN Hal lain yang juga menjadi perhatian setelah masuk babak Grand Final adalah penampilan Maria yang berubah. Hal itu juga diakuinya. “Iya..haha..ini penampilan aku sudah agak berubah. Rambut sudah dipotong. Cuma tubuh aku masih gemuk ya. Tapi aku sedang dalam proses diet. Cuma kalau untuk kulit, aku tetap pada kulit asli ku, hitam,” katanya sambil tertawa malu. Memang, akunya, ada yang mengusulkan agar dirinya memutihkan kulit. Karena sebagai seorang bintang atau idola umumnya berkulit putih mulus. “Ada yang bilang, Mar, putihin dong kulitnya. Kalau hitam jelek. Aku bilang, nggak. Aku nggak mau. Sorry. Kulit ini (hitam) adalah ciri aku, nggak akan aku ubah. Kan

nggak ada sebutan ‘putih manis’, yang ada adalah sebutan ‘hitam manis’. Hitam itu eksotis, this is me,” ujar Maria tertawa. Baginya berkiprah di Indonesian Idol merupakan pengalaman luar biasa. Salah satu yang paling mengesankan adalah ketika dirinya ditelp Loren Allred penembang ‘Never Enough’ dan mendapat apresiasi. Sebagaimana diketahui ‘Never Enough’ adalah salah satu dari sejumlah lagu hits dunia yang dinyanyikan Maria dalam pentas Indonesian Idol. Tak tanggungtanggung, penyanyi aslinya Loren Allred memberi pujian langsung padanya. Loren mengaku terkesima mendengar penampilan Maria membawakan lagunya. Bahkan dia tak percaya kalau Maria yang memiliki kemampuan vokal prima itu baru berusia 16 tahun. Karena katanya, saat dirinya berusia 16 tahun, suaranya belum sebagus Maria. “Buat aku, itulah best moment, ditelp langsung oleh Loren Allred dan diapresiasi,” ujarnya.Apresiasi itu menjadi support juga menambah motivasinya untuk terus maju dan melakukan yang terbaik. Dan, faktanya memang demikian. Waktu demi waktu penampilan Maria di ajang bergengsi itu semakin berkilau sehingga memikat semua juri yang ada. Puja-puji berhamburan hampir setiap kali ia menyelesaikan penampilannya. Lihat saja ucapan Bunga Citra Lestari salah satu juri ajang ini. “Maria you aredefinitely a star. Buat aku itu penampilan kamu yang terbaik ever. Kalau orang bilang ‘Maria jagonya hanya teriakteriak’. Enggak lah. Maria, kamu jago semuanya. Maria bisa semuanya. Dan buat aku, teriakan kamu saja enak di dengar, aku bingung. Kamu sempurna,” ungkap ‘BCL’ memuji penampilan Maria. Pujian bukan hanya dari BCL tapi juga Maia Estianty, Judika dan Ari Lasso. Namun Ari Lasso agar Maria tidak menjadi lupa diri dan tetap rendah hati. Dia juga diminta untuk menjaga mentalitasnya. Karena, kata Ari, mentalitas adalah hal yang menentukan seberapa lama seseorang bisa bertahan sebagai seorang bintang. (Diana Runtu)

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Sudut Pandang

Sediakan Waktu tanpa Gadget Menjadi orangtua merupakan tanggung jawab yang besar. Orangtua harus dapat mengajarkan serta mencontohkan hal-hal yang baik pada anak–anaknya. ��� Kebanyakan orangtua mengharapkan anaknya sukses dan berkepribadian baik mel����������������������������� e���������������������������� bihi orangtuanya. Ketika zaman berubah dan diikuti perkembangan teknologi yang pesat bagaimana sikap orangtua?

B

erubahnya zaman berpengaruh pada pola asuh dan cara mendidik anak. Kini, teknologi makin canggih, internet berkembang ke seluruh pelosok negeri bahkan menjadikan teknologi adalah segalanya. Hal ini membuat anak-anak bisa mengetahui dunia luar lebih luas secara cepat karena persebaran informasi yang berlangsung dalam sekejap mata. Menurut Ni Luh Putu Rumiyani yang biasa disapa AnixKe ini, hal ini tentu saja bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi internet dapat berdampak positif karena dapat menambah informasi dan edukasi bagi anak. Namun, di sisi lain internet yang terus berkembang dan tidak ada batasan juga berdampak negatif. Misalnya, mudahnya mengakses situs pornografi, kekerasan, dan yang lain sebagainya. Berdasarkan pengalamannya, anggota KCKB ini menyampaikan beberapa langkah yang dapat dikatakan efektif di zaman modern ini dalam mendidik keempat anaknya. Pertama, orangtua patut menjadi contoh yang baik pada anak arena anak merupakan peniru ulung. Anak-anak dengan cepat meniru apapun yang ada di sekitarnya, tanpa melihat salah atau benar. Dengan begitu, orangtua yang selalu ada adalah figur yang paling sering ditiru. “Dalam beberapa kesempatan, saya mengajak anak-anak dalam kegiatan saya. Dengan begitu mereka dapat melihat sendiri bagaimana cara berkata, bertindak, dan bersosialisasi di masyarakat,” katanya. Tidak hanya itu, AnixKe juga sedang merambah bisnis online yang melibatkan putra-putri nya. Dan, terbukti mereka ikut

merambah bisnis onl i ne , me ski kecilkecilan namun mampu meraupu untung hingga jutaan rupiah. Kedua, ���� m��� emberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bakat dan minatnya namun tetap diarahkan. Di internet, terdapat banyak konten yang memperlihatkan aktivitas hingga bakat seseorang. Saat seorang anak melihat hal yang menarik ia akan menirunya. “Tak jarang saya meleskan mereka soft skill tambahan seperti musik, menari hingga bahasa yang di kemudian hari mungkin akan berguna bagi mereka,” cetus AnixKe. Ketiga, selalu menyediakan waktu luang tanpa gadget di sekitar. Menyediakan waktu untuk anak bagi AnixKe adalah hal yang sangat penting dan utama dalam mendidik anak. Dengan begitu orangtua tahu apa tengah dialami dan dirasakan anak dan merasa ada yang peduli. Di tengah kesibukannya, pengusaha ini tetap memberi ultimatum pada anaknya agar kumpul bersama setiap makan malam kecuali ada hal mendesak. “Makan bersama, di meja juga bisa menciptakan percakapan satu sama lain. Kita juga bisa mendengar masalah yang sedang dihadapi, pendapat dan sudut pandang mereka terhadap sesuatu, hingga pergaulan yang dijalani. Kebersamaan ini kami gunakan memberi pendapat dan saran terhadap hal yang mereka hadapi. Untuk bisnis yang sedang saya jalani

ini, saya juga minta pendapat dan saran mereka dan kebanyakan membangun dan sukses dilakukan,” tuturnya. Keempat, belajar berpikir dan bersifat terbuka namun tetap mengawasi. Hal ini kata AnikKe sangat penting di zaman sekarang, mengingat semua orang menuntut kebebasan hidup dan berpenda-

pat. Makin dikekang, seorang anak akan makin bertingkah. “Mungkin tidak akan bertingkah di depan mata kita, tapi diamdiam dan ini bahaya. Menjadi orangtua harus bisa menyesuaikan diri terhadap situasi terkini. Apa pun pendapat anak kita terima selama masih wajar dan apa pun keinginan mereka selama membangun sebisa mungkin kita izinkan dan wujudkan namun tetap harus dalam batasan dan pengawasan. Seperti putra pertama saya yang ingin bersekolah chef di negeri Kangguru saya izinkan. Ini mem-

29 buatnya lebih bertanggung jawab, ia tidak menggunakan uangnya berfoya-foya justru lebih memilih bekerja parttime dan meringankan beban orangtuanya. Selain itu saya juga mengajarkan mereka, jika ingin sesuatu harus berusaha karena tidak ada sesuatu yang dapat dihasilkan dengan berdiam diri dan bermalas-malasan,” tandasnya. Kelima, ���������������� m��������������� engajarkan tentang agama. Yang tak kalah penting adalah sedini mungkin mengajarkan anak untuk beribadah dan mengajarkan agama. Karena dalam agama itu sendiri selalu mengajarkan hal-hal yang sifatnya baik dan dapat ditiru oleh anak-anak setelah dikemas sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat mengerti tanpa salah menafsirkan. (Sri Ardhini)

Ni Luh Putu Rumiyani

Orangtua dan Anak Buat Kesepakatan Menjadi orangtua bijaksana pada zaman now, mau tidak mau harus selalu meng-update infomasi dan teknologi. Demikian disampaikan Nyoman Wiraadi Tria Ariani, S.Psi., M.Psi. Menurut pembicara dan asesor psikologi ini dengan berada di level informasi yang sama dengan anak, maka orangtua pun lebih tahu perkembangan zaman. “Orangtua sebaiknya bisa bersifat fleksibel dengan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini. Terutama perubahan gaya hidup yang lebih modern dan konsumtif,” ujarnya. Ia menilai, jika orangtua bersifat fleksibel, maka orangtua dapat membuka diskusi dengan anak mengenai do dan don’t, apa yang boleh dikerjakan dan tidak.

Nyoman Wiraadi Tria Ariani

Orangtua dan anak-anak bersamasama mencari win-win solution atau jalan keluar yang memberi rasa kepuasan kedua belah pihak. Ada beberapa contoh yang ia sampaikan. Misalnya, membuat

kesepakatan antara orangtua dan anak. Jadwal boleh bermain ponsel pukul 19.00-20.00 setiap hari. Anak-anak sepulang sekolah harus tidur siang, bermain, dan membuat PR. Akun fb instagram/medsos lainnya masih atas nama orangtua jika anak masih di bawah umur. Dengan kata lain, anak tidak mengelola akun medsosnya sendiri, jadi harus di bawah pengawasan orangtua. Perbanyak waktu keluarga misalnya saat hari Minggu memang dikhususkan waktu berdiskusi dan bermain bersama keluarga. Intinya, orangtua juga harus konsekuen dengan aturan yang dibuat yakni Minggu adalah hari keluarga, dan orangtua tidak boleh bermain gadget juga. (Wirati Astiti)


Sudut Pandang

28

Orangtua dan Wali Kelas Wajib Saling Kenal Siswa zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang, baik dari segi cara belajar maupun karakter. Saat ini siswa cenderung aktif dan atraktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dra. Ni Putu Karnadi, M.Si.

S

iswa zaman sekarang lahir dan tumbuh di era digital, era serba cepat dan instan sedangkan siswa zaman dahulu cenderung tumbuh dalam lingkungan yang menerima kondisi dengan apa adanya dan selalu bekerja keras untuk mendapat sesuatu. Dengan perkembangan digital tersebut, tentu karakter dan sikap yang tumbuh dan berkembang pada diri siswa juga berbeda pula. Sehingga cara mengekspresikan diri, dan mengaktualisasikan diri siswa dahulu dengan siswa sekarang pun juga berbeda. Maka dari itu guru sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa di sekolah memiliki cara untuk membangun karakter siswa ke arah yang baik. Salah satunya dengan membangun komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Hal ini juga disampaikan oleh Dra. Ni Putu Karnadi, M.Si., Kepala SMP Negeri 1 Singaraja. Menurutnya, membentuk karakter siswa dimulai dari manajemen pendidikan yang baik di sekolah. Pihaknya telah menerapkan sistem pendidikan keluarga sehingga sekolah memiliki tanggung jawab yang sama terhadap siswa seperti keluarganya di rumah. “Kami telah membentuk komite kelas, di mana wali kelas wajib kenal dengan orangtua murid dengan bergabung dalam grup WA. Di grup tersebut ada WA siswa dan orangtuanya,” terang perempuan yang lahir di Ubud 2 Mei 1962 tersebut. Tiap hari guru kelas wajib menyapa dan melaporkan perkembangan peserta didiknya kepada orangtua melalui grup WA. Begitu juga sebaliknya, orangtua juga dipermudah dalam mengawal perkembangan anaknya. “Segala perkembangan peserta didik disampaikan dalam grup ini, orangtua pun bisa mem-

inta izinkan anaknya yang tidak bisa masuk sekolah melalui grup, dan wali yang akan meneruskan ke grup sekolah. Jadi hanya di sekolah kami yang tidak menggunakan surat ketika tidak masuk,” jelas kepala sekolah berprestasi tahun 2014 di SMP N 4 Singaraja tersebut. Menurut perempuan yang akrab disapa Karnadi ini, dengan memanfaatkan teknologi maka pihak sekolah melalui kebijakan-kebijakannya mengimbangi perkembangan siswa di zaman digital ini. “Siswa tentu sangat akrab dengan smartphone, tetapi kami pihak sekolah tentu mengarahkan pemanfaatan media tersebut ke arah yang lebih baik,” ungkap kepala sekolah yang pernah meraih juara Best Practice tahun 2014 lalu. Pemanfaatan teknologi juga dilakukan dalam proses belajar. Siswa-siswi SMP N 1 Singaraja sudah terbiasa menggunakan sistem e-learning sebagai pembelajaran berbasis digital.

Selain menarik minat siswa, pembelajaran dengan sistem ini juga dinilai sangat efisien karena pembelajaran dilakukan tanpa batas ruang, jarak dan waktu. Ia tidak menampik jika perkembangan siswa zaman sekarang memang sangat dipengaruhi oleh teknologi. Maka untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan pihak sekolah membuat kebijakan dengan membentuk SIM (Sistem Informasi Manajemen) Sekolah. Semua nomor HP yang tersimpan di kontak kepala sekolah akan terdeteksi oleh sistem SIM sekolah sehingga semua akun-akun yang digunakan baik oleh siswa, orangtua maupun guru dapat dikontrol melalui aplikasi ini. “Ini adalah salah satu upaya kami agar semua anggota sekolah cerdas menggunakan IT, terutama murid zaman now tidak akan mau berkomentar atau mengunggah sesuatu yang tidak beretika,” pungkasnya.

Luh Amani, S.Pd., M.Pd.

GURU HARUS KUASAI TEKNOLOGI Untuk mendidik siswa zaman now, guru juga hendaknya menjadi guru zaman now. Namun, menjadi guru zaman now yang dimaksud adalah guru yang mengikuti mode baik itu perkembangan pengetahuan maupun media pembelajaran. Guru zaman now juga harus mampu menginspirasi siswanya dengan kemampuan dan ketrampilan yang bisa dicontoh. Hal ini diungkapkan Luh Amani, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala UPP

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018 Kecamatan Sawan. Menurutnya perkembangan IT dalam dunia pendidikan begitu pesatnya sehingga seorang tenaga pendidik dituntut mengikuti perkembangan untuk menghindari ketertinggalan informasi. “Guru harus mengikuti perkembangan IT dalam pendidikan sebagai motivasi siswa dalam belajar,” jelasnya. Perempuan kelahiran Buleleng 14 April 1963 ini mengatakan, perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru yang tidak terlahir di zaman sekarang. Sehingga dirinya menekankan kepada guru-guru untuk melek teknologi bahkan jangan malu belajar kepada guru-guru muda yang lebih mengerti IT. Dirinya menilai harus ada keharmonisan antara guru senior dan guru junior. “Guru senior tentu lebih berpengalaman dalam bidang mengajar, akan tetapi guru junior lebih paham akan teknologi sehingga mereka perlu sharing untuk berbagi informasi,” ungkapnya. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka pembelajaran peserta didik juga akan semakin berkembang. “Guru zaman now kami tuntut menguasai IT,” jelasnya. Perempuan yang akrab disapa Amani ini menghimbau agar guruguru tetap menjaga etika dalam menggunakan berbagai media sosial. “Kami selaku pendidik seharusnya menggunakan media sosial untuk membagikan informasi pendidikan, sehingga guru diharapkan menghindari mengunggah hal-hal yang tidak sesuai dengan etika,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Inspirasi

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

World Association Newspaper and News Publisher (WANIFRA) kembali menggelar Publish Asia 2018. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu (25/4)Kamis (26/4) di Nusa Dua, Bali. Pesertanya para CEO dan pimpinan redaksi media se-Asia Pasifik. Publish Asia merupakan kegiatan tahunan yang membahas berbagai hal terkait tren dan permasalahan yang dihadapi industri media massa di Asia Pasifik.

P

atrick Daniel, Chairman WAN-IFRA APAC Committee menjelaskan suasana dalam industri media massa mengalami perbaikan. Tahun lalu, ketika pertemuan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, penerbit mengalami pertumbuhan yang stagnan dan kebanyakan berada dalam posisi restrukturisasi. “Tahun ini, suasananya lebih membaik karena ada optimisme dan peningkatan pertumbuhan di

WAN-IFRA Publish Asia 2018

Media Cetak lebih Dipercaya

Suasana WAN-IFRA Publish Asia 2018 di Nusa Dua

industri media massa,” ujarnya. Ia menyebut ada beberapa alasan yang menyebabkan bergairahnya industri media massa tahun ini. Makin banyaknya orang yang ingin membaca berita sebagai salah satu alasannya. Selain itu, banyak sum-

berusaha mencari referensi bagaimana cara mengasuh anak zaman sekarang. Orangtua harus lebih membuka diri dan mau mendengarkan pandangan anak. Intinya adalah mengubah cara berkomunikasi dengan anak.

Mona Ratuliu

erensi dan pengetahuan baru berkat kemajuan teknologi saat ini sehingga cara berpikirnya pun berbeda. “Sebagai orangtua zaman sekarang, kita harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi kini. Anak-anak memiliki pemikiran berkat banyaknya informasi yang mereka dapat antara lain dari internet. Mereka menjadi kritis. Sebagian dari kita (orangtua) menganggap anak sekarang suka membantah. Padahal sebenarnya mereka kritis dan tidak segan menyampaikan pendapatnya,” papar wanita kelahiran Januari 1982 itu. Hal itu, kata Mona, juga pernah dialaminya. Menyadari kesalahannya, dia pun mengubah pola asuh dan

MODIFIKASI SESUAI ZAMAN Dengan adanya komunikasi yang baik, anak akan menjadi terbuka dan mau bercerita tentang apa saja yang dialaminya, diinginkannya atau pemikirannya tentang sesuatu hal. Cara ini, akan lebih efektif dan anak merasa nyaman. “Dari komunikasi yang terjalin baik, aku bisa membimbing, mendidik mereka. Misalnya soal kemandirian, rasa tanggung jawab, dll,” tuturnya. Di sisi lain, kata Mona, dia juga menerapkan aturan-aturan yang harus ditaati oleh anak-anaknya. “Tapi aturan tidak dibuat sepihak (dari orangtua) melainkan juga meminta persetujuan dari anak-anak. Dengan adanya persetujuan maka konsekuensinya mereka pun harus mematuhi,” jelasnya. Termasuk misalnya, aturan memakai gadget yang baru bisa digunakan setelah belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolah. “Setelah itu mereka bisa menggunakan gadget tapi sebelumnya izin dulu ke aku atau papanya. Itupun mereka hanya bisa menggunakannya dari magrib hingga pukul 8 malam, misalnya, setelah itu tidur,” kata Mona sambil menambah-

Penari Joged Bumbung menghibur peserta WAN-IFRA Publish Asia 2018 yang menghadiri Gala Dinner di halaman Gedung Pers Bali K.Nadha ­Denpasar, Rabu (25/4) malam

Tya Ariestya

kan, waktu bermain anak-anak bisa lebih longgar ketika weekend. Seperti Mona, Tya Ariestya juga menerapkan pola pengasuhan masa kini pada anaknya Kanaka Ratinggang. Menurutnya, zaman sudah berkembang dan keperluan parenting pun meningkat. “Aku nggak bisa memakai semua pola pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua pada aku karena zamannya sudah berbeda,” tutur artis yang juga mantan atlet taekwondo ini. Namun, kata Tya, bukan berarti dirinya membuang sama sekali semua ajaran itu. “Aku modifikasi sesuai zaman kini,” ujar Tya yang mengaku sebagai orangtua dia terus belajar untuk menambah wawasan. (Diana Runtu)

ber pendapatan baru yang ada bagi industri media massa untuk tumbuh. Media massa juga sudah mulai bangkit dan menemukan ritme untuk menghasilkan pendapatan baru selain pendapatan tradisional mereka dari iklan.

Media massa pun sudah ada yang mengaplikasikan sistem berbayar untuk artikel maupun video berita yang mereka miliki. Contohnya New York Times, mampu memiliki banyak pelanggan online yang rela mengeluarkan uang untuk men-

Tari Joged Hibur Peserta Gala Dinner

Orangtua Mendengar, Anak Terbuka Mendidik anak zaman now berbeda dengan zaman dahulu. Anak zaman now cenderung lebih ekspresif dan tak segan mengutarakan pikirannya. Mereka juga berani mendebat orangtuanya jika dianggapnya tidak sesuai dengan pemikirannya. Kondisi ini terkadang menyulitkan orangtua yang masih menggunakan cara-cara lama dalam mendidik anak-anaknya. Mona Ratuliu misalnya. Artis yang belakangan aktif sebagai pembicara masalah parenting di berbagai seminar, mengaku dulu sempat menerapkan pola asuh zaman dulu sebagaimana diterimanya dari orangtuanya, kepada ketiga anaknya--- Davina atau biasa disapa Mima, Nezar, dan Syanala Kania Salsabila. Namun, kata Mona, ternyata pola asuh yang diterapkannya tidak cocok, bahkan justru memicu konflik antara dirinya dan Mima anak sulungnya. Setelah kejadian itu, kata Mona, dirinya pun mengevaluasi kembali caranya mendidik anak yang benar. “Kalau dulu apa yang disampaikan orangtua pada anak, si anak mengiyakan atau menurut. Meski tidak setuju dengan orangtua, anak tidak berani membantahnya. Tapi sekarang berbeda. Aku sadar ternyata pola asuh seperti itu kurang bisa diterapkan di masa sekarang,” ungkap pemeran suster bisu dalam sinetron ‘Pelangi di Matamu’ ini. Mereka, kata Mona, hidup di era informasi dan memiliki banyak ref-

5

Sekitar 200 peserta WAN-IFRA Publish Asia 2018 menghadiri Gala Dinner yang diselenggarakan Kelompok Media Bali Post (KMB) di halaman Gedung Pers Bali K.Nadha Denpasar, Rabu (25/4) malam. Selain menikmati sajian makan malam, mereka juga dihibur penampilan tari Joged Bumbung. Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa yang hadir dalam Gala Dinner berharap pertemuan ini dapat meningkatkan komunikasi dan hubungan yang sinergis antar media di kawasan Asia Pasifik, media dengan masyarakat internasional, serta media dengan pemerintah negara-negara di dunia. “Bagi kami, keberadaan pers sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia ini memegang peranan yang amat penting dan strategis dalam upaya mendukung penyelenggaraan fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” ujarnya. Menurut Suiasa, pers, dalam hal ini media cetak dan elektronik, merupakan salah satu referensi dalam

upaya mengelola segenap potensi daerah. Tentunya untuk kesejahteraan masyarakat dan krama Badung. Terlebih, sinergi antara Pemkab Badung dan pers juga telah terbangun dengan sangat baik. Sementara itu, Bupati Badung I

Nyoman Giri Prasta dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Suiasamenyampaikan Badung yang menjadi pintu gerbangnya pariwisata Bali. Badung khususnya telah menjadi destinasi pariwisata internasional favorit wisatawan mancanegara, sejalan dengan predikat destinasi terbaik yang melekat pada Bali. Badung juga menjadi pusat akomodasi wisatawan dan seringkali terpilih sebagai lokasi pelaksanaan MICE bertaraf internasional. Hal inipun telah membawa kemajuan serta pertumbuhan yang menggerakkan perekonomian di kabupaten tersebut. Bupati berharap WAN-IFRA Publish Asia 2018 dapat menjadi media promosi pariwisata bagi Badung, Bali, dan Indonesia pada umumnya. Terlebih, pariwisata Bali sempat mengalami penurunan sebagai dampak erupsi Gunung Agung. Dalam upaya pemulihan saat ini, bisa dilihat pari-

wisata Bali tetap berjalan dengan baik dan aman. Tidak terjadi kerusakan yang signifikan, bahkan alam dan panorama Bali masih tetap indah juga menarik untuk selalu dikunjungi wisatawan. Chief of Operating Officer WANIFRA, Thomas Jacob mengatakan, siapapun yang datang ke Bali pasti akan jatuh cinta dan ingin kembali lagi ke pulau ini. Demikian juga de­ ngan para delegasi WAN-IFRA Publish Asia 2018 diharapkan datang lagi dan lagi ke Pulau Dewata. “Saya kira apa yang dikisahkan dalam Eat, Pray, Love sangat benar. Tokoh utamanya, Julia Robert mendapatkan cinta sejatinya di Bali,” ujarnya. Gala Dinner ini didukung Pemkab Badung, Kementerian Pariwisata RI, Huber Group, Hatten Wines, Bali Coffee Banyuatis, Agung Roy Dekorasi, dan CV. Berkat Lamandau. (Ngurah Budi)

Gala dinner WAN-IFRA Publish Asia 2018 di halaman Gedung Pers Bali K.Nadha Denpasar

gakses konten berita. Dalam kesempatan itu juga disampaikan tren yang terjadi di industri media massa sekaligus kisah sejumlah media di Asia Pasifik yang bisa menginspirasi para pelaku di industri media massa. Tren ini dikupas dengan narasumber yang terdiri dari Thomas Jacob (Chief Operating Officer WAN-IFRA), Jayant Bhargaya (Vice CEO Kompas Gramedia Group), Alfian Talib (Chief Commercial Officer New Straits Time Press), Anthony Tan (Singapore Press Holdings Ltd), serta Rajiv C. Lochan (Managing Director & CEO, The Hindu Group). Thomas Jacob memaparkan banyak sumber pendapatan baru yang bisa dipakai penerbit untuk tetap eksis. Misalnya saja, konten berbayar dan pelanggan online. “Ada kecenderungan media cetak tetap stabil karena beragam pemberitaan hoaks yang ada di media sosial dan online. Media cetak dilihat sebagai lebih bisa dipercaya dibandingkan platform lainnya,” tegas Jacob. Ada sejumlah faktor yang harus dijadikan pedoman untuk meraih hasil maksimal, yakni kualitas berita, kepercayaan, dan kolaborasi. Penerbit yang sudah memiliki brand yang kuat dengan sejarah yang panjang lebih dipercaya pembaca. Jayant, Alfian, Anthony, dan Rajiv memaparkan bagaimana perjalanan perusahaan media massa mereka dalam menghadapi kondisi saat ini. Hal yang sama yang mereka lakukan adalah ekspansi usaha di luar penerbitan. Di hari terakhir, tema yang dibahas dalam Publish Asia 2018 adalah “From Brand Building to Brand Activation”. Beberapa perusahaan media memaparkan bagaimana cara yang mereka lakukan untuk menciptakan brand agar mendapat tempat di hati masyarakat. Kelompok Media Bali Post dalam sesi ini menghadirkan Gde Palgunadi sebagai pembicara. Redaktur Senior Bali Post yang juga GM Bali Travel News dan Pimpinan Redaksi Tokoh ini memaparkan kiprah Kelompok Media Bali Post. Selain memperkuat jatidiri sebagai media massa, Bali Post juga mendukung edukasi dan pertumbuhan ekonomi lokal. Sementara itu, dalam sesi “Improving Audience Engagement with AI and Smart Data”, para narasumber memberikan gambaran bagaimana peran artificial intelligence (AI) dan smart data membantu media massa dalam menentukan arah kebijakan mereka baik di bidang redaksional maupun marketing. (Ngurah Budi)


Woman on Top

6 Di era milenial ini emansipasi memberikan kesempat­an yang sama bagi perempuan untuk berprestasi di berbagai bidang, sama halnya dengan yang dilakukan oleh pria. Namun, yang perlu terus diingat adalah wanita era milenial bukan hanya harus bisa mengejar impian, namun juga berbakti pada keluarga. Hal ini diungkapkan Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata.

Dian Siswarini Dian pun memberikan kiat agar perempuan bisa bersaing di era digital ini. “Continuously, persistence, discipline, time management, itulah poin-poin penting untuk bisa bersaing dan mencapai kesuksesan. Saya sadar bisa menca-

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Terbiasa Multitasking

pai posisi CEO di XL Axiata adalah atas izin Tuhan. Meski demikian, kesempatan harus diciptakan karena peluang tidak akan datang secara tiba-tiba. Saat kesempatan datang, tentu tidak boleh disia-siakan karena hal tersebut tidak datang dua kali,” ujar perempuan yang mulai menjabat sebagai CEO XL Axiata sejak April 2015 ini. Ia pun berharap perempuan di Indonesia bisa menjadi perempuan yang bisa ikut memajukan Indonesia, berprestasi sehingga menjadi kebanggaan Indonesia dan juga keluarga. Dian Siswarini memulai kariernya di bidang telekomunikasi tahun 1991 dengan lingkup tanggung jawab di bidang

“M

enjadi seorang wanita selalu banyak suka dan dukanya. Tapi bagi saya, wanita itu hebat, karena dia terbiasa melakukan pekerjaan multitasking. Itulah kelebihan wanita dibanding pria. Wanita di era digital saat ini tidak hanya mengejar impian tapi juga berbakti kepada keluarga. Karena itu kita sebagai wanita harus bisa membagi waktu dan juga peran, kapan kita harus berperan menjadi istri, ibu bagi anak anak dan juga peran di pekerjaan. Semuanya harus bisa seimbang dan sejalan,” ungkap alumnus Institut Teknologi Bandung yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam industri telekomunikasi ini.

IT dan jaringan. Ia bergabung dengan XL Axiata tahun 1991 dan menduduki berbagai posisi kunci di Departemen Network and Engineering. Tahun 2007, Dian diangkat menjadi Direktur yang membawahi Network Services. Ia bergabung kembali dengan XL Axiata sebagai Wakil Presiden Direktur pada 7 Januari 2015 dan selanjutnya diangkat menjadi Presiden Direktur pada bulan April 2015. (Ngurah Budi)

“1001 Layanan“ Salam Senyum

Angka 1001 sangat identik dengan sebuah cerita atau dongeng pengantar tidur. Banyak orang juga mengetahui kisah dibalik judul dongeng 1001 malam. Dimana diceritakan seorang perempuan yang cantik dan cerdas dapat terhindar dari waktu kematian yang ditentukan oleh seorang Raja. Di rubrik “Dhani’s Art in Service” ini saya akan membahas bagaimana kisah 1001 malam dikaitkan dengan dunia layanan. Membuat layanan lebih baik, bahkan sampai kepada tingkat layanan yang tertinggi yang lebih kita kenal dengan layanan unbelievable (luar biasa) bisa dilakukan dengan banyak cara. Ada yang melakukan dengan cara membuat fondasi yang kuat agar jiwa melayani itu tumbuh dari hati para pelaku layanan. Cara ini biasanya dengan memperkuat pemahaman filosofi dari melayani dengan sepenuh hati dan jiwa kepada pelaku layanan itu sendiri. Menanamkan hal ini tidaklah mudah. Karena harus dimulai

de­ngan mengubah paradigma customer dan mengubah perilaku (behavior) para pelaku layanan. Cara lain yang dilakukan untuk memperbaiki sebuah layanan adalah dengan melatih standar layanan kepada para pelaku layanan. Hal ini bia­sanya berdasarkan standard operational procedure (SOP) yang dibuat berdasarkan ketentuan perusahaan masing-masing. Melatih hal ini bisa dilakukan oleh atasannya langsung, atau dari yang paling senior di divisi tersebut. Hal ini lebih banyak dengan cara roleplay dan bukan hanya teori. Para pelaku layanan akan berlatih dengan memperagakan secara langsung dan ini biasanya dilakukan setelah atau sebelum jam layanan kepada customer. Beberapa perusahaan besar sangat konsisten melakukan hal ini. Hasilnya akan dapat dilihat, bagaimana semua pelaku layanan di perusahaan tersebut terlihat perlakuannya sama kepada setiap customer. Namun, hal ini jangan sampai berlebih, karena akan membuat layanan mereka seperti robot. heheheeh... Selain dua cara di atas, mempelajari complain handling (cara

menangani sebuah komplain) juga termasuk cara untuk memperbaiki sebuah layanan. Kenapa ini penting? Karena ilmu tentang menghadapi customer yang komplain akan dapat mempertahankan customer. Tentu penanganan ini akan membuat apakah citra positif atau negatif kepada perusahaan tersebut. Bahkan ketika kita tidak memahami cara penanganan komplain dengan baik sama saja dengan berperang tanpa sejata alias bunuh diri namanya. Memberi cara menangani komplain dengan baik dapat juga membuat para customer akan loyal terhadap perusahaan kita. Bukan sebaliknya, malah meninggalkan kita karena penanganan terhadap komplain yang kurang baik kepada mereka. Memperbaiki layanan dapat juga dilakukan dengan memberikan ilmu grooming. Atau, cara berpenampilan yang baik. Bagaimana para pelaku layanan akan bisa memakai make up yang pantas. Memakai pakaian yang sopan dan menarik. Penataan rambut tepat sesuai dengan bentuk wajah, sampai mempelajari care (perhatian) terhadap dirinya sendiri. Para pelaku layanan sangat memerlukan hal ini. Karena mereka harus tampil dengan baik, sehingga dapat menyenangkan ketika sedang melayani para customer. Bukankah good looking masih sangat menjadi penentu keberhasilan seorang pelaku layanan dalam melayani customernya?

Selain hal-hal tersebut yang saya tulis di atas, masih banyak lagi cara memperbaiki sebuah layanan, sepert­i mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik, sehingga pesan yang disampaikan kepada customer dapat tersampaikan dengan jelas. Dapat juga melakukan benchmark /mengukur dengan membandingkan dengan layanan di tempat atau perusahaan lain. Inilah yang saya sebut dengan 1001 layanan. Memperbaiki sebuah layanan tidak hanya dengan satu cara. Tetapi kita bisa melakukannya dengan banyak cara atau kita istilahkan dengan angka 1001. Yang artinya 1001 cara untuk dapat menuju layanan yang lebih baik. Perusahaan Anda termasuk melakukan cara apa dalam perbaik­ an layanan selama ini? Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. Ingin mengetahui bagaimana memetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan/instansi yang Bapak/ Ibu pimpin? Silakan hubungi manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www. srisumahardani.com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

Metropolitan

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018 Entah lupa atau bagaimana, tuntutan ojek online soal kenaikan tarif dirasakan tidak masuk akal. Mereka menginginkan kenaikan tarif berkisar antara Rp 30004000 per km, dari sebelumnya Rp 1600 per km. Hal ini dianggap tidak masuk akal bahkan ngawur lantaran melebihi tarif taksi online.

Budi Karya Sumadi

S

ebagai perbandingan, tarif taksi online untuk wilayah Sumatera, Jawa dan Bali batas bawahmya adalah Rp 3500 sedang batas atas Rp 6000 per km. Sementara taksi konvensional buka pintu Rp 6500 dan per km Rp 3500. Dengan perbandingan yang cukup mencolok itu, tak heran kalau banyak pihak menganggap tuntutan ojek online sebagai tuntutan yang ngawur dan tidak berdasar. Apalagi ojek online adalah kendaraan roda dua yang biaya operasionalnya lebih rendah dibanding roda empat. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyebut besaran tarif yang dituntut pengemudi ojek online kelewat tinggi dan tidak masuk akal. Seharusnya, kata Tulus, penetapan tarif harus menguntungkan semuanya bukan hanya ojek online. Harus juga dipikirkan tentang konsumen dan pihak aplikator. “Masak menuntut tarif Rp 4000

27

Tarif Ojek Online Melambung

Konsumen Bingung per km, itu tidak masuk akal. Masak ojek jadi lebih mahal dari taksi?” ujar Tulus sambil menambahkan, kenaikan tarif itu bisa merugikan konsumen. Pihak aplikator sendiri sampai saat ini masih belum sepakat dengan tuntutan para pengojek online. Mereka berjanji akan terus mengomunikasikan hal ini termasuk membahasnya dengan pihak Kementerian Perhubungan. Namun, kalau kenaikan tarif terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak minat masyarakat untuk menggunakan ojek online. Iwan, salah seorang pengguna ojek online mengaku bingung dengan keinginan para driver ojek online yang dianggap tidak memahami ‘sejarah’ kenapa masyarakat senang naik ojek online. “Mereka lupa ya kalau dulu masyarakat menyambut gembira hadirnya ojek online bukan hanya karena kemudahan yang diberikan (jemput dan antar) tapi karena tarifnya yang murah dan sesuai ‘kantong’. Sementara ojek pangkalan tarifnya ‘gelap’, semau-maunya,” kata Iwan. Kalau tarif ojek kemudian jadi mahal bahkan melebihi taksi, sudah pasti kata Iwan, masyarakat akan berpindah ke taksi online atau menggunakan transportasi lain. “Jadi tolong dipikirkan lagi. Tolong pikirkan konsumen juga, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Kalau masyarakat kehilangan minat naik ojek online, apakah bisa ojek online tetap eksis seperti sekarang?” tambahnya. Pemerintah sendiri sempat memperkirakan kenaikan tarif berkisar di angka Rp 2000 per km. Besaran itu dianggap cukup baik karena berdasarkan kajian besaran tarif per km adalah antara Rp 1400-Rp 1500. Itu sudah termasuk keuntungan dan biaya jasa.

Para pengemudi ojek online mengadu ke dpr

“Dengan besaran Rp 2000 sebesarnya itu sudah menguntungkan pihak ojek online juga aplikator. Karena dari perhitungan kami, tarif pokok antara Rp 14001500 per km. Tapi jangan ada pemotongan lagi, Rp 2000 bersih,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Namun kata Budi, pihaknya tidak akan mengintervensi soal tarif. Pemerintah hanya sebagai penghubung antara pihak aplikator dan pengemudi. “Kita berharap minggu depan sudah didapat hasil keputusannya,” ujar Budi. Dia juga berharap agar pihak aplikator dalam menentapkan tarif tidak merugikan pengemudinya. “Jangan karena persaingan usaha lantas memberi diskon sehingga tarif menjadi di bawah rata-rata. Ini merugikan pengemudi,” ujarnya. BENAHI PAYUNG HUKUM Tulus Abadi berharap, pemerintah segera membenahi aturan terkait pemanfaatan sepeda motor untuk kendaraan umum. Menurut UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya tahun 2009 , motor tidak masuk dalam transportasi umum. “Jadi unsur legalnya harus dibenahi dulu sebelum menentukan tarif. Dengan begitu ojek online memiliki payung hukum,” ucap Tulus. Secara teknis, kata Tulus, mo-

Tulus Abadi

tor tidak bisa dikategorikan sebagai angkutan umum. “Motor bukan angkutan umum. Di seluruh dunia motor tidak masuk kategori angkutan umum. Itu adalah kendaraan pribadi dan digunakan (seharusnya) untuk jarak tertentu bukan jarak jauh,” papar Ketua Pelaksana Harian YLKI ini. Soal tarif, harusnya diselesaikan antara pihak aplikasi dan pengemudinya serta dengan pihak aplikasi lainnya. Yang penting kata Tulus, penetapan tidak merugikan salah satu pihak juga tidak melanggar peraturan persaingan usaha. Jadi jangan sampai menjadi persaingan usaha tidak sehat. Sebagaimana diketahui tun-

tutan kenaikan tarif itu terus disuarakan para pengemudi ojek online. Mereka telah beberapa kali melakukan demonstrasi, terakhir pada Senin 23 April 2018 di depan Gedung DPR RI. Mereka meminta agar kalangan dewan turut membantu menyuarakan keinginan mereka. Para perwakilan pengemudi taksi online ini telah diterima oleh Komisi V DPR. Menurut DPR, penyesuaian tarif adalah wajar namun hendaknya tidak terlalu tinggi. Kenaikan tarif haruslah adil bagi semua pihak, baik itu pengemudi ojek online, konsumen juga pihak aplikator. Tapi, DPR merasa, kenaikan tarif yang dituntut ojek online kelewat tinggi. Namun demikian DPR berjanji akan menyuarakan dan membantu membahas permasalah tersebut. Dalam demo Senin (23/4) lalu ada tiga hal yang disampaikan pihak ojek online. Selain kenaikan tarif mereka juga menuntut soal legalitas ojek online sebagai bagian sistem transportasi nasional. Yang menarik dari tuntutan kenaikan tarif, tersirat kalau para pengemudi ojek online ini cukup memahami jika tarif dinaikan se­ suai keinginan mereka, konsumen akan susah karena tarif menjadi tinggi. Untuk itu mereka meminta agar pihak aplikasi memberi subsidi sehingga penumpang tetap bisa merasakan tarif murah dan terjangkau. (Diana Runtu)


Surabaya

26

Edisi 1001/ 30 april - mei 6 2018

Asinan Kota Hujan Laris di Kota Pahlawan Saat mengucap kata asinan maka pikiran kita akan langsung melayang ke Kota Bogor Jawa Barat. Di Kota Hujan tersebut pertama kali makanan yang memiliki perpaduan rasa manis, masam dan pedas ini dipopuler­ kan. Asinan di Bogor memiliki dua varian yaitu asinan buah dan asinan sayur, konon setelah menikmati maka­ nan ini mata yang semula mengantuk akan terjaga dan tubuh akan menjadi lebih lebih bersemangat.

A

dalah Siti Munawaroh, perempuan kelahiran Surabaya, 18 Juli 1985 yang mencoba mem­ populerkan asinan Bogor ini ke

Kota Pahlawan. Ia berkeyakinan lidah warga Jawa Timur ini bisa menerima kehadiran makanan yang mempunyai rasa nano-nano ini.

Asinan buah produksi istri Hengki Candra ini terdiri dari irisan buah kedondong, mangga, salak dan nanas yang dipadu dengan air kuah yang dibumbui dengan cuka, cabe, garam, gula dan lain-lain sehingga meng­ hasilkan perpaduan rasa pas dan menyegarkan. Tiap hari ia memasarkan asinan buah dalam kemasan tersebut di jejaring sosial. “Tiap kali saya buka order, saya bisa mendapat omzet Rp 500 ribu,” kata Siti. Kehadiran asinan buatan

Rasa Mantap Sambal Klotok Siapa tak mengenal sam­ bal? Makanan pelengkap khas Indonesia yang memiliki rasa pedas ini begitu populer di lidah masyarakat nusantara. Ada banyak jenis sambal di tanah air, mulai dari sambal bawang, sambal terasi, sambal bajak, sambal balado, sambal dabudabu sambal lado ijo, sambal tuna, dan sambal klotok Saat ini di pasaran beredar ratusan produk sambal dalam kemasan botol dengan berba­ gai merek. Keberadaan sambal kemasan dalam botol mampu menjawab keinginan masyarakat perkotaan yang ingin tetap bisa menikmati sambal disela-sela padatnya aktivitas pekerjaan. Piheni Tyas Wilujeng adalah salah satu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang men­ coba mengadu peruntungan dengan membuat sambal klotok dalam kemasan. Sambal buatannya tidak menggunakan penyedap. Dengan merek FR Production, sambal tersebut mampu bertahan 3 minggu dalam suhu normal dan kuat sampai 3 bulan dalam lemari es. Walaupun baru dua tahun, pesanan sambal klotok sudah mengalir dari berbagai tempat di Surabaya seperti SD Mu­ hammadiyah 4 Surabaya, SMP Muhamadiyah 9, Hotel Djagalan, Grup UKM SKU dan Pemerintah

Kota Surabaya. Bahkan saat ini sudah ada pelang­ gan dari luar kota sep­ erti Sidoarjo, Gresik, dan Tangerang, Piheni menjual produk sambal buatannya tersebut dengan harga Rp 20 ribu per botol, “Kata pelanggan sambal klotok buatan saya rasanya mantap hasil perpaduan

yang pas antara sambal dan klotoknya. Alhamdulilah saat ini omzet penjualan saya sudah mencapai Rp 2 juta per bulan“ kata Piheni. Sebelum menjalani bisnis pembuatan sambal klotok, Pihe­ ni adalah guru baca tulis Alquran yang mengajar secara privat dan mengajar di beberapa seko­ lah. “Saat mengajar di TPQ Al Mabrur saya ditawari oleh Ustad Yasin dan Ibu Ana untuk aktif di majelis Ekonomi Aisyah. Saya diajak bergabung di komunitas UKM oleh Pak Hakim dan Bu Indra. Saya ingin sukses dunia dan akhirat, produk sambal klotok buatan saya dikenal luas oleh masyarakat,” kata ibu dari Mufida Alam Islami dan Rasya Alam Islami ini. (Nanang/Bisnis Surabaya)

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Peran wanita da­ lam keluarga sangat­ lah utama. Demikian disam­paikan Dewi Rahayu Aryaningsih, S.Ag.,M.Ag. Dosen di STAH Mataram ini menyebut peran wanita begitu kom­ pleks. Pertama, sebagai “sarana” terwujudnya Punar­ bhawa atau kelahi­ ran kembali. Kedua, sebagai penuntun atau pengemban atau mentor dalam men­ capai tujuan hidup.

I

perempuan manis berhijab ini, menjadi obat tersendiri bagi ibu ibu yang sedang hamil, karena biasanya mereka mengidam ma­ kanan yang rasanya masam dan segar. Pernah sekali waktu ada pembeli yang rela membayar ong­ kos kirim lebih mahal dari harga asinan itu sendiri hanya karena untuk memenuhi keinginan istrinya yang sedang hamil. Sebelum menjalankan bisnis asinan, alumnus Jurusan Bangunan SMKN 7Surabaya ini bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik pengelo­ laan udang di kawasan Margomulyo. Setelah membuka usaha pem­ buatan makanan asinan dalam kemasan tersebut ,dia mampu menyelesaikan kewajibannya kepada bank. “Sekarang saya sudah bisa membantu suami membayar angsuran mobil dari hasil jualan asinan” jelasnya. Untuk menambah pengetahuan tentang cara pengemasan dan pe­ masaran produk serta memperluas jaringan, warga Sambikerep ini bergabung dengan Pejuang Muda yaitu program pelati­ han untuk pelaku Usaha Kecil Me­ nengah (UKM) yang diseleng­ garakan setiap Sabtu di Kapas Krampung Plaza. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

a menjelaskan, pendidikan dalam Hindu diperoleh ketika terjadinya “per­ temuan” sel telur di ind­ ung telur, pembuahan kemudian mengandung. Selama itu “sang rare” mendapat pengetahuan, pendidikan dari sang ibu. “Wanita itu guru pertama bagi siapa pun. Sebagai partner sang suami dalam menjaga keutuhan/keharmon­ isan keluarga dan masih banyak lagi peran wanita dalam kelu­ arga sesungguhnya,” ujar perem­

Woman on Top

7

Dewi Rahayu Aryaningsih

Manajemen Waktu

puan kelahiran Denpasar 22 Desember 1977 ini. Peran wanita di keluarga saat ini seperti kekurangan waktu untuk keluarganya karena wanita tidak hanya di dapur/rumah saja. Tun­ tutan keperluan hidup dan makin meningkatnya pendidi­ kan wanita membuat wanita harus membagi waktunya untuk membantu suami dalam pemenuhan keperluan hidup keluarga. Kemudian peran wanita dalam karier, kini banyak wan­ ita berkarier bahkan hampir mengisi di semua bidang. Itu menunjukkan terlahir sebagai wanita bukanlah sosok yang lemah. Dari segi pendidikan mampu meraih pendidikan yang tinggi, dari berbagai pekerjaan wanita juga dapat melakukan­ nya. Selanjutnya, peran wani­ ta di masyarakat juga semakin menunjukkan kiprahnya. seperti

g.

Dewi Rahayu Aryaningsih, S.Ag.,M.A

terlibat dalam organisasi sosial ke­ agamaan, politik, serta organisasi profesi lainnya. Dewi mengatakan, pendidikan merupakan salah satu imple­ mentasi dari nilai Kartini di era

milenial. Artinya, pada tingkat pendidikan paling tinggi pun wanita dapat mengisinya. Sep­ erti, wanita banyak yang berge­ lar profesor, menjabat pada jabatan tertinggi di dunia aka­ demisi maupun politisi. Bahkan pimpinan tertinggi dalam satu negara (presiden) pun seorang wanita. Di bidang profesi para wanita juga turut serta mengisi posisi di berbagai bidang pro­ fesi, pengemudi ojek, sopir taksi, tukang suun, pengacara, jaksa, hakim, KPK, tentara dan lain sebagainya Dari kesemuanya itu, Dewi mengatakan yang perlu dit­ ingkatkan adalah manajemen waktu. “Bayangkan 24 jam dalam sehari dikurangi 8 jam untuk tidur, 8 jam untuk bekerja (berkarier). Masih 8 jam lagi. belum terhitung untuk diri sendiri (mandi, makan, bersolek), belum lagi hidup bermasyarakat, melaksanakan upacara agama sebagai bagian dari

tiga kerangka dasar agama Hindu. Apakah sisa waktu yang ada, dapat tetap menjalankan peran seorang wanita dalam keluarga?” tanya istri dari I Nyoman Suarna, S.H., M.H. ini. Karena itu, Dewi mengajak semua wanita untuk berbenah meningkatkan manajemen waktu para wanita, jangan sampai terjadi pergeseran makna. Yang perlu di­ hilangkan adalah pemikiran bahwa tidak semata-mata wanita harus setara dengan pria, mendapatkan kesempatan yang sama dengan pria sehingga bersaing menomor­ satukan ego semata. Wanita dapat berkembang tanpa melupakan kodratnya. Emansipasi wanita yang diper­ juangkan Raden Ajeng Kartini tentu bukan berarti wanita berlombalomba menyaingi pria. Namun, wanita seyogyanya menjadi “sakti­ nya” sang suami yang harus dijaga. Seperti yang tertuang dalam Dhar­ masastra III. 56 yang berbunyi “di­ mana wanita dihormati disanalah para Dewa-dewa merasa senang, tapi dimana mereka tidak dihor­ mati, tidak ada upacara suci apap­ un yang akan berpahala”. “Begitu pen­tinganya peran wanita dalam keluarga maka mari bersama-sama tingkatkan pendidikan wanita,” tandasnya. (Inten Indrawati)

The ONE Legian Gelar Seminar Wanita Karier Zaman Now

Eka Pertama

The ONE Legian menyeleng­ garakan sharing session “Wa­ nita Karier Zaman Now,” Senin (23/4). Acara yang ditujuk­ an untuk seluruh karyawan wanita ini bertemakan “Every Woman is Super Woman”. Pembicara dalam kegiatan ini adalah AA. Ayu Arina Saraswati Hardy, seorang enterpreneur yang telah mengalami berbagai fase, baik sebagai karyawan,

self employee, business woman, dan owner. Di awal sharing, Arina menunjukkan bedanya wanita karier zaman old dan zaman now. Ia juga menceritakan ten­ tang kehidupannya selama 46 tahun, kegagalan dan ke­ berhasilan yang telah diraih. “Untuk menjadi wanita karier harus bisa bergaul dengan siapa saja, luwes dan bisa jadi bunglon. Bisa fleksibel ber­ adaptasi dengan lingkungan. Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Namun untuk bang­ kit dari kegagalan perlu moti­ vasi diri, mengambil hikmah, dan menarik benang merah,” ungkapnya. Eka Pertama, Owner Representative PT. Legian Paradise yang menaungi The ONE Legian Hotel dan Hotel Vila Lumbung mengatakan, sharing session ini merupakan yang pertama kali dan sengaja dilakukan pada momen peringatan hari Kartini. “The ONE Legian ingin mem­ bangkitkan semangat para karyawan perempuan di The ONE Legian dan Hotel Vila Lumbung, bahwa kesetaraan

gender sudah dilakukan di pe­ rusahaan ini. Kami tidak mem­ beda-bedakan, laki-laki atau perempuan, semua kuncinya di prestasi kerja. Momen Hari Kartini sebagai bahan untuk introspeksi, jika ingin sukses harus berkarya, berinovasi, ber­ kreasi dan sinergi. Kalau bagus tidak menutup kemungkinan menjadi leader bahkan General Manager,” ujar Eka Pertama. Putu Meliyani, Human Re­ sources Manager The ONE Legian menambahkan seminar ini untuk memberikan apre­ siasi kepada karyawan wanita. Sha­ring motivasi ini sejalan de­

ngan moto The ONE Legian ta­ hun 2018 yaitu ICS GtoG, yang merupakan kependekan dari Inovative, Creative, Sinergy for Good to be Great. Dari 300 karya­ wan di The ONE Legian dan Hotel Vila Lumbung, 108 diantaranya wanita. (rls/ast)

Eka Pertama menyerahkan penghargaan kepada AA. Ayu Arina Saraswati Hardy


Bunda Ananda

8

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Raih Prestasi dengan

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Pembangunan NTB pada Titik Gemilang Setelah lima tahun memimpin Provinsi Nusa Tenggara Barat pada periode kedua, ­2013-2018, minggu lalu di hadapan Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB,Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan Laporan Keterangan ­Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Nusa Tenggara Barat akhir tahun anggaran 2017 sekaligus laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan 2013-2018sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi kinerja pemerintahan.

Pagi itu, Jumat (27/4) ratusan siswa dan guru tampak berkumpul di Halaman Kantor Camat Denpasar Barat. Agenda hari itu adalah Pelepasan atlet Porsenijar guru, kepala sekolah, pengawas, dan siswa berprestasi (TK, SD) Kecamatan Denpasar Barat tahun 2018.

C

di bidang seni, serta 48 guru, kasek, pengawas dan siswa berprestasi. Mereka menjadi delegasi Denbar menuju ajang Porsenijar Kota Denpasar yang akan berlangsung mulai 7-12 Mei 2018, dilaksanakan menyebar di beberapa tempat. Untuk Porjar, Denpasar Barat sudah 9 kali berturut-turut menjadi Juara Umum. Prestasi ini belum tergeserkan oleh 3 kecamatan lain di Kota Denpasar. Sementara untuk bidang seni, Camat Denbar Ngurah Wijaya mengaku masih belum bisa mendulang prestasi yang memuaskan. Ini dikatakannya karena di bidang seni, pakem penilaiannya subyektif. Nilai baik atau bagusnya relatif. Berbeda dengan bidang olahraga yang pakem penilaiannya sudah jelas. Setiap tahun pihaknya selalu mengadakan kerjasama dengan tim kesenian kecamatan

Pelepasan atlet Porsenijar guru, kepala sekolah, pengawas, dan siswa berprestasi Kecamatan Denpasar Barat tahun 2018, di Kantor Camat Denbar, Jumat (27/4).

dengan melakukan pembinaanpembinaan ke seka-seka yang ada di Denbar. Selain pembinaan, juga tak pernah absen mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan di Kota. “Kami selalu ikut dalam semua jenis lomba seni dan tampil maksimal. Upaya-upaya sudah kami lakukan tapi belum mencapai target optimal. Padahal dalam lomba secara kasat mata kelihatan seimbang dengan peserta lain, tapi masih juga ada uyang kurang,” ujarnya. Ini diakuinya menjadi PR besar untuk Denbar. Meski demikian, Ngurah Wijaya tetap berharap ke depannya bidang seni juga bisa

mendulang prestasi seperti halnya bidang olahraga yang potensinya cukup tinggi di Denbar. Koordinasi dan pembinaan secara kontinyu dilakukan dengan pihak-pihak terkait, terutama UPT Disdikpora Kecamatan Denpasar.. “Untuk itu saya selalu menekankan komitmen kita untuk disiplin, bertanggung jawab dan meningkatkan prestasi,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Dr. TGH. M. Zainul Majdi

B

eberapa hal mengenai perkembangan pembangunan di Nusa Tenggara Barat dikutip dari laporan yang disampaikan Gubernur NTB tersebut. Perjalanan panjang pembangunan NTB dalam hampir sepuluh tahun terakhir-

Dari kiri: Nyoman Sukarja, Ngurah Wijaya, dan Gst Agung Gede Putra

Seribu Anak Panti Asuhan Nobar “Rafathar” di Aston Grand Ballroom, Aston Denpasar Hotel & Convention Center

hunan juga diisi seminar dengan narasumber Dra. Retno IG Kusumawati, Psi. yang membawakan materi “Pelayanan Prima dalam Dunia Kesehatan” dan dr. Kt. Ariawati, Sp.A. (K) dengan makalah “Deteksi Dini Kanker Pada Anak”. “Tujuan HMC Bali berperan serta dalam kegiatan amal tahunan ini adalah untuk meningkatkan awareness di ka-

mengalami kemajuan di segala bidang yang terlihat terutama pada kondisi ekonomi makro Nusa Tenggara Barat yang terus mengalami perubahan yang signifikan, antara lain pertumbuhan ekonomi tanpa tambang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun bahkan mencapai angka 7,10 persen pada tahun 2017. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun terakhir dengan memperhitungkan sektor tambang sebesar 7,60 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi tanpa tambang rata-rata 6,25 persen. Angka pertumbuhan ini diatas rata-rata nasional 5,11 persen. Pengangguran di NTB juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari kondisi awal pada tahun 2013 sebesar 5,38 persen

turun menjadi 3,32 persen di tahun 2017. Salah satu indikator dan ukuran keberhasilan pembangunan manusia adalah pada capaian indeks pembangunan manusia yangmencerminkan kondisi kemampuan dasar penduduk yang mencakup dimensi pendidikan, kesehatan dan ekonomi. IPM Provinsi NTB dari tahun 20132017 terus mengalami peningkatan, tahun 2013 IPM Provinsi NTB 63,79, tahun 2016 meningkat jadi 65,81 dan tahun 2017 meningkat lagi jadi 66,58 atau tumbuh 1,17 persen. Dilihat dari rata-rata pertumbuhan IPM periode 20102017, NTB termasuk provinsi yang paling progresif dalam peningkatan IPM dengan rata-rata pertumbu-

han 1,22 persen per tahun atau yang tercepat secara nasional. Hal ini menempatkan NTB menjadi salah satu provinsi yang berstatus top movers atau percepatan IPM yang sangat baik. Selain sebagai provinsi paling cepat pertumbuhan IPM, posisi NTB juga naik dari urutan 33 menjadi 29 secara nasional di tahun 2017. Sementara itu, IPM kabupaten/kota di NTB juga terus mengalami peningkatan, pada tahun 2017 terdapat tiga daerah yang sudah masuk kategori tinggi yaitu Kota Mataram, Kota Bima, dan Kabupaten Sumbawa Barat. Membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakatjuga bisa dilihat dari angka kemiskinan yang dalam 5 tahun terakhir terus mengalami penurunan, dari 17,25 persen

pada tahun 2013 menjadi 15,05 persen pada tahun 2017 atau rata-rata 0,55 persen per tahun, sedangkan secara nasional 0,34 persen per tahun. Pada tahun 2017, NTB menempati capaian tertinggi kedua dalam menurunkan angka kemiskinan (1,02%) setelah Papua Barat (1,98%). Keberhasilan ini mengukuhkan posisi NTB sebagai provinsi paling progresif kedua dalam mengurangi angka kemiskinan secara nasional. Keberhasilan menurunkan kemiskinan dilakukan langsung dari akarnya, yaitu desa, karena kemiskinan terpusat di desa. Dengan memanfaatkan basis data terpadu, intervensi program kemiskinan menjadi lebih tepat sasaran. Dan dengan semangat melawan kemiskinan dari desa, optimalisasi potensi masyarakat desadapat dilakukan juga dengan mengefektifkan pemanfataan anggaran yang tidak hanya bersumber dari APBD Provinsi NTB, tetapi juga mengintegrasikan dengan APBD kabupaten/kota, APBDes serta pendanaan dari stakeholders lainnya. (Hms-Naniek I. Taufan)

Peningkatan Pencapaian di Segala Bidang

Seribu Anak Panti Asuhan Nobar “Rafathar” Banyak cara untuk membantu sesama, terutama bagi mereka yang memerlukan. Salah satunya dengan cara menggalang dana melalui nonton bersama film “Rafathar”. Acara nonton bareng Jumat (20/4) ini dihadiri Ny. Selly Mantra bersama 1.000 anak panti asuhan, 100 orang pendamping, dan 400 orang yang terdiri dari donatur, para sponsor, pendukung acara, dan tim sukarelawan dari sahabat anak kanker. Seluruh tiket penjualan film tersebut langsung disumbangkan ke Yayasan Peduli Kanker Anak Bali. Selain penggalangan dana melalui nonton bersama, kegiatan yang diadakan di Aston Grand Ballroom, Aston Denpasar Hotel & Convention Center ini merupakan hasil kerjasama di tahun kedua antara Yayasan Peduli Kanker Anak Bali dengan Komunitas Hijabersmom Community (HMC) Bali sebagai penyelenggara acara. Rangkaian kegiatan amal ta-

25

LKPJ Akhir Gubernur NTB

Sportivitas

amat Denbar AA Ngurah Made Wijaya, S.Sos. mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh atlet-atlet yang berbakat dan berprestasi. “Untuk dapat meraih prestasi dapat dimaksimalkan melalui sekolah, juga perkumpulan olahraga yang ada di masyarakat. Kondisi seperti ini harus tetap kita bina dan kembangkan untuk mewujudkan visi dan misi olahraga,” ujarnya. Didampingi Ketua K3S UPT Disdikpora Kecamatan Denbar I Nyoman Sukarja, S.Pd., M.Pd.H., dan Staf I Gusti Agung Gede Putra, Ngurah Wijaya menegaskan dalam pelaksanaan Porsenijar ini diharapkan siswa menjadikannya kesempatan dan momen sebagai ajang peningkatan prestasi yang selalu didasari dengan sikap sportivitas. “Porsenijar yang akan dilaksanakan nanti merupakan kegiatan yang sangat spesifik karena disamping kegiatan olahraga juga terdapat seni yang mengandung makna yang besar,” imbuhnya. Ini menjadi upaya memotivasi seluruh masyarakat untuk lebih menghargai seni dan sekaligus melestarikannya. Karena seni dan budaya merupakan aset utama bagi daerah pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Lebih daripada itu, ia mengatakan Porsenijar merupakan wujud nyata untuk menjaring bibit-bibit atlet yang tangguh dan membawa harum nama baik daerah. Selain itu, kegiatan Porsenijar juga merupakan persiapan bagi atlet pelajar mengikuti ke jenjang yang lebih tnggi. Karena itu, ia berharap agar Porsenijar ini dapat diikuti dengan sungguhsungguh dan akhirnya mampu menunjukkan prestasi yang maksimal, yang selalu dilandasi sikap disiplin dan jiwa sportivitas dalam setiap terandingan nanti. Pada Porsenijar tahun ini, Denbar mengirim 280 atlet dalam bidang olahraga, 100 artis

Bumi Gora

langan masyarakat dan lembaga lainnya. Selain itu kita juga dapat memahami makna bersyukur yang sesungguhnya ketika dapat menjalankan kegiatan amal secara ikhlas,” ujar Erlina Devi Rostita, Ketua HMC Bali. Dwi Wahyu Kurniawan, S.T., founder Yayasan Peduli Kanker Anak Bali mengatakan film “Rafathar” dipilih karena pihak rumah

produksi Raffi Ahmad bersedia memutar film ini untuk kepentingan amal. Mereka melibatkan 1.000 anak panti asuhan karena acara ini pada dasarnya merupakan konsep dobel amal, di mana selain membahagiakan anak-anak panti asuhan juga dapat menolong anakanak penderita kanker di seluruh wilayah Indonesia Timur. Tujuan lain diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan aplikasi Donation Gateway yang bernama CCB e-Donation – Cancer Care Bali Electronic Donation. Sony Bambang Suryo, General Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center menambahkan ada rasa kebanggaan tersendiri dapat membantu dengan menyediakan ruangan untuk kegiatan amal yang diadakan tahunan oleh Yayasan Peduli Anak Kanker Bali ini. “Semoga melalui kegiatan ini banyak yang terbantu khususnya bagi adik-adik penderita kanker yang ada di wilayah Indonesia Timur,” ujarnya. (Ngurah Budi)

Keberhasilan pembangunan kesejahteraan masyarakat yang telah dicapai ini mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, mulai dari pelaksanaan MDG’s tahun 2011 sampai 2015 Provinsi NTB tercatat sebagai pelaksana dan pencapai MDG’s terbaik di seluruh Indonesia, dengan raihan penghargaan MDG’s award lima kali berturut-turut. Sasaran pokok nasional dalam bidang pertanian serta kelautan dan perikanan yang juga menjadi prioritas pembangunan di Nusa Tenggara Barat. Dalam hal ini NTB telah memberikan kontribusi yang cukup besar, terutama produksi jagung dan rumput laut. Kedua komoditas ini masing-masing berkontribusi 9,02 persen dan 8,08 persen terhadap produksi nasional di tahun 2017. Sebagai lumbung beras nasional, produksi padi NTB meningkat 6,88 persen dari 2,19 juta ton tahun 2013 menjadi 2,34 juta ton tahun 2017. Pertumbuhan populasi ternak sapi juga mengalami peningkatan dengan ratarata pertumbuhan populasi sebesar 4 persen dalam kurun waktu 2013 – 2017, sehingga total populasi sapi tahun 2017 mencapai 1,15 juta ekor. Selain sektor pertanian, pembangunan juga bertumpu pada sektor pariwisata, dimana NTB merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Kawasan Mandalika yang ada di NTB menjadi prioritas pembangunan pariwisata nasional

yang saat ini pembangunan resort dan hotel bertaraf internasional sedang dilakukan oleh pihak ITDC sebagai pengelola kawasan mandalika. Tidak hanya itu, untuk mendukung aktivitas pariwisata, di kawasan ini juga telah dibangun infrastruktur yang memudahkan wisatawan. NTB memiliki destinasi dan keragaman potensi wisata kelas dunia selain KEK Mandalika, mulai dari kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora (Samota), kawasan Lambu-Sape- KomodoSangiang (Lasakosa), Geopark Gunung Rinjani, Pantai Senggigi, pesona gili-gili dan juga kekayaan tradisi, seni budaya, sejarah, dan industri kerajinan rakyat yang unik dan potensial. Selain gambaran pencapaian kinerja dari beberapa program pembangunan tersebut, NTB juga telah berhasil mempertahankan dan terus berusaha meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan, menuju pemerintahan yang lebih transparan, efektif dan akuntabel. Keberhasilan meraih predikat WTP dalam pengelolaan keuangan daerah selama 6 kali berturutturut merupakan salah satu wujud semakin membaiknya sistem tata kelola tersebut. Disamping itu, pada tahun 2016 seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB telah memperoleh predikat WTP. Pembangunan pendidikan meru-

DR. TGH. M. Zainul Majdi (kiri) ketika dilantik sebagai Gubernur NTB periode kedua tahun 2013 lalu masa jabatan 2013-2018

pakan kegiatan investasi pada sumber daya manusia yang menjadi prioritas dalam pembangunan sumber daya manusia di Provinsi NTB. Berbagai program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah Provinsi NTB dalam rangka investasi sumber daya manusia. Untuk penerapan pendidikan karakter dan nilai budaya lokal pada sekolah dan madrasah telah berhasil direalisasikan100 persen dari kondisi awal pada 2013 yang hanya 10 persen. Bidang kesehatan diukur melalui indikator kinerja daerah antara lain usia harapan hidup, prevalensi

kurang gizi dan cakupan jamban keluarga. Capaian ketiga indikator kinerja tersebut pada tahun 2017, prevalensi kurang gizi mencapai 22,6 persen,cakupan jamban keluarga meningkat dibandingkan kondisi tahun 2013 sebesar 72,15 persen menjadi 82,67 persen, dan usia harapan hidup dari kondisi awal 62,73 tahun menjadi 65,55 tahun. Proporsi jumlah kematian bayi hingga tahun 2017 adalah 9,0 per 1.000 kelahiran hidup, juga terus mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2013 sebesar 12,6 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu

juga terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Beberapa program yang mendukung keberhasilan urusan kesehatan antara lain program generasi emas NTB (GEN) dan aksi seribu hari pertama kelahiran (Ashar), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, dan beberapa program lainnya, termasuk peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit. Pencapaian di berbagai bidang lainnya juga terus meningkat selama 10 tahun terakhir ini, termasuk pemantapan infrastruktur strategis seperti prasarana jalan dan lainnya. Ada pula keberhasilan pada penataan perumahan rakyat dan kawasan permukiman, urusan bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Juga, dalam bidang ketenagakerjaan, urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dll. Dalam laporan akhir yang disampaikan Gubernur NTB ini, menunjukkan bahwa seluruh sektor pembangunan di daerah ini mengalami peningkatan yang baik. Pembangunan NTB berada pada titik gemilang. Semua keberhasilan tersebut, disampaikan Gubernur NTB bukanlah hasil perjuangan pemerintah semata, tetapi keberhasilan ini adalah hasil sinergi antara pemerintah dengan masyarakat dan seluruh stakeholders pemba­ ngunan. (Hms-Naniek I. Taufan)


24 Merasa sudah menjadi baik di ‘kampung’ sendiri ternyata belum tentu terbaik juga di ‘kampung’ orang lain. Setidaknya hal ini pernah dirasakan oleh Baiq Nelly Kusumawati M, S.E., M.Ak.,ketika pindah sekolah dari SMA 2 Mataram ke SMA 1 Malang Jawa Timur. Saat naik ke kelas dua SMA, Nelly yang biasanya berada di ranking satu dan dua itu pindah sekolah ke kota besar tersebut. Dalam hatinya, dengan penuh percaya diri ia merasa mampu, paling tidak, sejajar dengan siswa di SMA favorit tersebut. Namun rupanya hal itu jauh dari ekspektasinya. Ketika mulai bersekolah di sana, barulah ia sadar dan merasa cukup jauh tertinggal. Ia sempat tertatih-tatih mengikuti pelajaran di sekolah barunya itu.

B

eruntung ia lahir dalam keluarga yang mendidiknya untuk bekerja keras dan mandiri. Ayahnya Drs. Lalu Makruf Misbah, mantan Ketua DPRD Lombok Tengah ini memang telah me­ngajarkan kelima anaknya, Nelly dan ke empat adiknya untuk memiliki sifat tanggung jawab dan mandiri sejak usia Sekolah Dasar. Karena itulah saat merasa dirinya tertinggal sejak awal merasa kesulitan mengikuti pelajaran, Nelly tidak tinggal diam. Dengan langkah cepat, perempuan kelahiran Pasuruan, 28 April 1971 ini berjuang meningkatkan kapasitas dan kompetensi dirinya agar bisa sejajar dengan rekan-rekan lainnya. Ia langsung memilih les demi menyetarakan dirinya dengan lingkungan sekolah baru itu. “Mau tidak mau saya harus ikuti beberapa les untuk bisa mengejar apa yang tertinggal dalam diri saya,” ujar Nelly yang sejak tahun 2017 menjadi Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kota Mataram ini. Dan buah dari kerja keras itu, Nelly akhirnya dapat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut dengan nyaman. Peristiwa

Bumi Gora

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Baiq Nelly Kusumawati

Kedepankan Komunikasi yang Jujur ini secara tidak langsung telah mengajarkan Nelly akan artinya memandang sesuatu hal itu tidak hanya dari sudut pandang diri sendiri saja, melainkan harus bijaksana dalam menilai apa yang ada dan terjadi di sekitar. Mampu menaklukkan satu hal di tempat yang lain belum tentu mampu menaklukkan hal yang sama di tempat lain. “Namun saya belajar, bahwa de­ngan kerja keras dan kesungguhan, itu semua bisa diraih,” kata ibu dua orang anak ini, M. Yanfa Kyonedo( Kyo) dan M. Kelnov Raneldo (Kelnov). Hal inilah yang kemudian juga dipahami oleh Nelly, bahwa tidak semua rencana manusia itu dapat terwujud tanpa mengikuti garis ridho Allah SWT. Dulu sesungguhnya Nelly bercita-cita menjadi seorang Psikolog, namun kini kenyataannya ia menjadi Aparatur Sipil Negara. “Begitulah jalan hidup yang memang sudah digariskan pada diri saya. Dan saya menikmati setiap suka duka dalam kehidupan ini,” ungkapnya tersenyum. GAGAL JADI PSIKOLOG Ketertarikan Nelly pada bidang psikologi dulu bermula dari kesukaannya memperhatikan orang lain, terutama kawan-kawannya yang suka curhat masalahnya pada dirinya. Ketika ia memberi nasihat lalu membantu mencarikan jalan keluarnya dan masalah itu selesai, ada kebahagiaan tersendiri yang dirasakan oleh N e l l y. “ L e g a rasanya, bahagia sekali bila jalan keluar itu dapat memperbaiki masalah yang terjadi pada kawan saya,” kata Nelly. Meski cita-cita itu tidak kesampaian, Nelly kini bisa menjadi psikolog untuk kedua buah hatinya Qio dan Kelnov. “Gakkesampaian jadi psikolog beneran, jadi psikolog untuk anak sendiri saja,” katanya tertawa. Nelly merasa beruntung memiliki ketertarikan pada bidang psikologi, karena hari ini hal tersebut bisa ia terapkan pada kedua anaknya. Dalam membangun hubungan yang

o (kanan)

ned h hatinya M. Yanfa Kyo Nelly bersama dua bua i) (kir do nel Ra v M. Kelno

hangat dengan kedua putranya yang kini duduk di kelas satu dan dua SMA itu, Nelly mengedepankan komunikasi yang terbuka. Ia belajar tidak jauh dari lingkungannya. Dulu menurutnya ia dan saudara-saudaranya belum bisa menjalin komunikasi yang terbuka melainkan cenderung tertutup. Karena begitulah rata-rata cara berkomunikasi orangtuamasa dulu. “Saudara-saudara jika ingin menyampaikan sesuatu biasanya lewat saya karena saya anak sulung. Sayalah yang kemudian menyampaikan kepada orangtua,” ujarnya. Belajar dari situlah, apalagi menghadapi perkembangan zaman yang begitu luar biasa hari ini, Nelly memilih cara berkomunikasi yang terbuka dengan kedua buah hatinya itu. Untuk semua hal ia membangun sekaligus mengedepankan komunikasi yang jujur. Sepahit apa pun, sesalah apa pun dan seburuk apa pun, ia menekankan semua harus dikomunikasikan dengan jujur. “Saya selalu bilang pada anak-anak saya, untuk menganggap saya

ini Bundanya sebagai teman, sebagai kakak juga sebagai orangtua,” kata Nelly. Terbukanya Nelly berkomunikasi dengan anak-anaknya membuat kedua anaknya tidak segan bercerita tentang masalah apa pun kepadanya. Meski memiliki dua anak laki-laki,

Nelly juga mengajarkan mereka untuk mandiri dari hal-hal yang kecil. Hal ini juga bawaan dari kebiasaan orangtuanya mendidik ia dan adik-adiknya dulu. Meski memiliki asisten rumah tangga, Kelnov dan Qio ia ajarkan juga untuk mengenal dapur dan bisa mengurus sendiri paling tidak merapikan tempat tidurnya atau kebutuhan pribadi lainnya.Semua itu dilakukannya karena ia sadar keduanya putranya ini nantinya akan menjadi kepala rumah tangga dalam keluarga. Jadi setidaknya mereka mengerti meski tidak mereka lakukan kelak. “Saya ingin mereka tahu semua hal tentang apa yang ada dalam rumah tangga agar kelak setidaknya mereka mengerti meskipun tidak mengerjakannya,”katanya.Ia mendidik mereka untuk peduli sekalipun itu pekerjaan yang secara umum dikenal sebagai pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan. Nelly sendiri tidak membeda-bedakan pekerjaan itu untuk laki-laki dan perempuan melainkan mengenalkan tanggung jawab untuk mengerjakannya. Meski keduanya laki-laki, Nelly ingin anak-anaknya itu memiliki kepedulian akan hal itu. “Tidak boleh tidak peduli, harus peduli,” ungkapnya tegas. Menghadapi perkembangan zaman yang sangat terbuka ini, Nelly tidak punya banyak tips untuk mendidik anak-anaknya. Kuncinya cuma satu, yakni agama. Ia termasuk ibu yang sangat konsen mendekatkan anakanaknya pada pendidikan agama ini. Kedua putranya ia sekolahkan pada sekolah Islam sejak mereka Play Group

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018 Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya alam kelautan yang dimiliki Kabupaten Buleleng, dimana sumberdaya alam ini mempunyai peran penting baik ditinjau dari aspek konservasi, produksi maupun pariwisata dan rekreasi. Selain itu, terumbu karang juga memiliki peran penting untuk keberlangsungan sektor perikanan. Selain itu, terumbu karang juga merupakan aset penting untuk keberlangsungan sektor perikanan.

H

al tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA Undiksha Singaraja diselasela kegiatan seminar memperingati hari bumi, di Gedung seminar FMIPA, Rabu (18/04). Bagus Jelantik mengungkapkan, terumbu karang di Buleleng banyak mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan upaya konservasi

Made Taro

Nelly turun bersama stafnya mela kukan kerja bakti di kantor BKPSDM Kota Mataram

Mataram bersama grup vocal Gita Srikandi Nelly merayakan Hari Kartini 2018 ram Mata Kota II on yang beranggotakan 7 srikandi esel

hingga SMP. Lalu untuk ketika mereka SMA, ia sekolahkan pada sekolah umum dengan tidak meninggalkan kebiasaankebiasaan yang dibawa di sekolah Islam sebelumnya. Ia rajin mendorong anakanaknya untuk terus bersemangat menghafal Al Quran. Dibantu seorang ustadz, ia mendidik kedua putranya itu menjadi hafidz Al Quran. Sembari anak-anaknya belajar menghafal Al Quran, Nelly sendiri ikut belajar memperbaiki bacaan Al Qurannya. Baginya tidak ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki bacaan Al Quran seperti Tajwid dan hukum-hukum bacaan lainnya.(Naniek I. Taufan)

Transplantasi Karang

untuk mengembalikan habitatnya. “Selain menjadi habitat untuk ikan, terumbu karang juga menjadi penyelamat pantai dari abrasi sehingga jika terumbu karang rusak maka semua akan hancur,” jelasnya. Salah satu lokasi yang menjadi perhatian konservasi terumbu karang adalah pantai Penimbangan. Bagus Jelantik menambahkan, Pantai Penimbangan menjadi lokasi yang dipilih penyu untuk bertelur. Menurutnya, penyu tidak akan sembarangan memilih tempat untuk bertelur sehingga secara ekologis pantai Penimbangan kondisinya masih sangat baik. “Pantai Penimbangan sebagai tempat strategis untuk penyu bertelur sehingga dapat dikatakan masih sangat baik dari segi ekologis lingkungan maupun gangguan manusianya,” ungkap dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Undiksha tersebut. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pen­

AYAH PEMILIK RUMAH

Pagi hari, sebelum melanjutkan perjalanan, seorang pelancong ingin beristirahat. Ia menjumpai sebuah rumah yang besar dan megah di tengahtengah tanah pertanian yang luas. Sebelum memasuki pintu gerbang, ia bertanya kepada seorang tua yang sedang memotong-motong kayu bakar. “Ayah, bolehkah saya menginap semalam di rumah ini?” “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku ada di dapur,” jawab orang tua itu. Si pelancong bergegas ke dapur. Ia melihat seorang lakilaki yang lebih tua sedang berlutut meniup api. “Ayah, bolehkah saya menginap semalam di rumah ini?” “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sedang duduk-duduk di ruang tamu. Temuilah dia!” jawab orang tua itu. Si pelancong pun bergegas ke sana. Ia melihat seorang tua sedang membaca buku. Buku itu tampak goyang, karena tangan orang tua itu guyul. Pelancong itu pun mengucapkan kalimat

Edukasi

permintaan yang sama. “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sedang berada di tempat istirahatnya. Datanglah ke sana!” jawab orang tua pembaca buku itu sambil menunjuk sebuah ruangan. Di ruangan itu si pelancong menjumpai seorang tua-renta yang sedang merokok. Orang tua-renta itu berusaha memegang rokoknya agar tidak terlepas. “Ayah, bolehkah saya menginap semalam di rumah ini?” tanya si pelancong. “Aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sekarang sedang berbaring di kamar tidur,” jawab orang tua-renta itu. Di ruang tidur itu si pelancong menjumpai seorang tua amat renta menelentang. Pelancong itu mendekati. Sungguh kasihan dia! Pelancong itu merasa berhadapan dengan seorang lakilaki yang tidak berpengharap­an hidup. Laki-laki itu hanya memperlihatkan sepasang mata besar. Namun demikian, laki-laki yang terbaring itu masih mampu menjawab, “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sedang

tingnya peran terumbu karang membuat Bagus Jelantik mengajak kalangan akademisi terutama mahasiswa jurusan Perikanan dan Kelautan melakukan langkah nyata dengan pengabdian masyarakat. Dengan memberikan sosialisasi dan pengetahuan kepada masyarakat yang masih awam akan manfaat terumbu karang sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikannya. “Edukasi dilakukan dengan menyasar kelom­p ok-kelompok nelayan maupun masyarakat secara umum ini dirasa sangat efektif untuk mengu­rangi prilaku masyarakat yang cenderung untuk merusak terumbung karang,” paparnya. Secara praktis, pihaknya juga melakukan konservasi secara langsung dengan pembuatan terumbu karang buatan. Melalui kelom­pok nelayan Taruna Samudra desa Anturan, pihak melakukan pembinaan-pembinaan untuk berbaring di ayunan.” Si pelancong harap-harap cemas melangkah ke ayunan. Dalam hati ia bertanya, bagaimanakah keadaan ayah dari ayah yang amat-sangat renta itu? Sungguh kasihan dia! Di ayunan itu terbaring seorang tua yang mengkerut, kecil seperti bayi yang lemas. Yang tampak hanyalah selapis kulit penutup tulang. Pelancong itu tidak berharap agar ayah itu menjawab permintaannya, sebab yang terdengar hanyalah suara batuk dan napas terengah-engah. Namun di luar dugaan, bayi berkulit penutup tulang itu menjawab, “Aku mengasihi semua orang. Namun aku tidak berhak memberi izin. Minta izinlah kepada ayahku yang tergantung di tembok!” Pelancong yang penasaran itu tambah penasaran. Ia melirik ke tembok. Tak ada orang tua yang amat-sangat renta. Yang terlihat adalah sebuah tanduk hewan. Di tanduk itu tergantung segumpal abu putih berbentuk wajah manusia. Di baliknya terdengar suara mencicit, seper­ ti suara burung yang manja. Pelancong yang terheran-heran itu menyimpulkan, itulah ayah si pemilik rumah itu. Lalu ia segera bertanya, “Ayah, izinkanlah saya menginap di rumah ini semalam saja.” Suara burung itu tambah keras dan tambah manja. “Cit, cit, cricit…; cit, cit, cricit….!” Pelancong itu melepaskan tas gendongannya. Ia pun ter­ tidur dengan lelap. (Norwegia)

melakukan transplantasi karang. “Kami sudah lakukan pelatihan dan sudah dipraktekkan bagaimana membibitkan dan memperbanyak karang sehingga mampu mengembalikan karang yang telah rusak,” jelasnya. Selain itu, pihaknya secara rutin melakukan kegiatan beach clean untuk membersihkan sampah-sampah pantai agar tidak mencemari laut. Salah satu faktor yang sangat merusak terumbu karang de­ngan masuknya sampah dari daratan kelaut baik plastik maupun orga­ nik yang akan menutupi hamparan terumbu

9

karang. “Pembersihan pantai juga sangat penting untuk menjaga keberlangsungan terumbu karang, di samping pembersihan pada daerah aliran sungai dari hulu ke hilir,” imbuhnya. Bahkan beberapa rumah buatan untuk ikan telah diterjun dibeberapa laut Buleleng dengan harapan rumah buatan tersebut dapat dijadikan habitat ikan dan ditumbuhi oleh terumbu karang. (Wiwin Meliana)

Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta, M.Si.

Dapatkan

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588


Dara

10

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Gde Kurniawan Rilis Album Perdana Musik memang menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi sosok Gde Kurniawan. Di dunia musik pun, nama Gde Kurniawan patut diperhitungkan. Kepiawaiannya menciptakan lagu dan bermain musik tidak lantas membuatnya berhenti berkarya. Tergabung dalam grup band Ake Buleleng, kini Gde Kurniawan mencoba peruntungan di dunia tarik suara dengan meluncurkan single terbarunya yang berjudul Penyelamat Jiwaku.

M

enurut pria kelahiran 2 Juni 1984 tersebut, lagu terbarunya merupakan lagu yang ia ciptakan sendiri dan dipublikasi melalui platform video Youtube. Single yang berdurasi 3 menit 41 detik itu akan menjadi bagian dari album solo perdananya nanti. Dimana dirinya akan menargetkan peluncuran album­nya di tahun 2018 ini. “Target tahun ini untuk album solo de­ngan 9 lagu, 6 di antaranya sudah rampung,” ucap Gde Kurniawan beberapa waktu lalu. Owner dari Demores Rumah Musik ini, mengatakan bahwa single terbarunya ini digarap secara live, baik dari sisi audio maupun videonya sehingga hasil yang didapat pun sangat natural. Da-

lam penggarapan mini album tersebut diputuskan untuk mengambil Live Recording yang simpel untuk mengutamakan kenaturalan tanpa menyembunyikan kesalahan dan kekurangan. Baginya, kelemahan adalah sebagai partikel pembentuk harmonisasi yang indah dan apa adanya. “Saat ini trennya memang live dan semua lagu saya digarap secara live,” imbuhnya. Single yang diciptakan oleh Gde Kurniawan itu masih berkisah seputar percintaan. Dimana seorang lelaki yang menemukan pujaan hatinya yang mampu mengubah jalan hidupnya menuju ke kebahagiaan. “Simpel saja sih liriknya dan ini pasti banyak yang mengalaminya,” ujarnya. Gde Kurniawan yang juga gitaris dari band Ake Buleleng ini mengaku saat ini tengah sibuk promo dan persiapan album solonya. “Dalam single ini saya juga dibantu oleh dua rekan saya untuk mengisi drums, Agus Putra Wijaya dan gitar bass, Angga Ari Pradana,”pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Dinas Sosial Kota Denpasar Gelar Seleksi dan Orientasi Pilar Sosial Berprestasi Tingkat Provinsi Bali

IKLAN CANTIK

Persoalan sosial merupakan permasalaan ada di masyarakat. “Di kota Denpasar seleksi yang sangat kompleks. Tidak ada masalah dilaksanakan berjenjang. Mulai dari tingkat kesejahteraan sosial yang berdiri sendiri tanpa kecamatan, yang diawali dengan motivasi sosial terkait permasalahan lainnya. Misalnya urusan terhadap pilar-pilar, dilanjutkan pembinaan dan kemiskinan, terkait erat dengan masalah keter­ diakhiri seleksi tingkat kecamatan. Hasil seleksi lantaran, pengangguran, kecacatan, ketunaan dari 4 kecamatan yang terbaik, menjadi duta sosial, tindak kriminalitas dan yang lainnya. Kota Denpasar maju ke tingkat provinsi. DeDemikian sambutan PLT Wali Kota Denpasar, mikian juga di provinsi, hasil seleksi yang terbaik yang dibacakan oleh Kepala Dinas Sosial Kota se-kabupaten/ kota akan menjadi Duta Bali maju Denpasar dalam acara Seleksi dan Orientasi ke tingkat nasional,” ujar Made Mertajaya. Pilar-Pilar Sosial Berprestasi Tingkat Provinsi Selanjutnya Yudyani Putri menambahkan, Bali, di Wantilan Kelurahan Padangsambian, jika peran serta Forum Komunikasi Lembaga Denpasar Barat, Jumat (27/4). Kesejahteraan Sosial (FK-LKS) dan Ikatan PSM Menurut Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar yang tergabung dalam Tim Pembina LKS dan I Made Mertajaya, S.Sos. M.M., didampingi PSM dan juga Tim Pembina Karang Taruna Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan PenKota Denpasar sangat luar biasa, dengan setiap anganan Fakir Miskin Made Yudyani Putri, I Made Mertajaya, S.Sos. M.M. saat turun melakukan pembinaan. Begitu pula S.E., M.Si., benar dalam mengatasi hal tersebut, dengan dukungan aparat desa dan kelurahan pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Mereka memerlukan serta masyarakat yang pilarnya mewakili seleksi. “Tahun 2017, dukungan lembaga terkait, utamanya pilar-pilar sosial yang ada 4 pilar sosial yang ikut seleksi seperti Karang Taruna, PSM, LKS di masyarakat seperti Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat diwakili YAPPA dan TKSK. Keempatnya tembus ke tingkat na(PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Lembaga sional mewakili Bali,” terangnya. Kesejahtreraan Sosial (LKS) terdiri dari yayasan sosial, Taruna Sedangkan untuk tahun 2018, Denpasar mengikuti seleksi 3 Siaga Bencana (TAGANA) dan komponen masyarakat lainnya. (tiga) pilar sosial antara lain; 1). Karang Taruna Komala Dharma Dikatakannya, ‘Seleksi dan Orientasi Pilar- Pilar Sosial Bakti Kelurahan Padangsambian Kec. Denbar, 2) PSM a.n. I Berprestasi’ yang berjenjang dilaksanakan setiap tahun, dari Made Ardana Desa Sanur Kauh Kec. Densel, dan 3). LKS/ORSOS tingkat pusat ke daerah. Program ini adalah penghargaan serta diwakili Yayasan Spirit Paramacitta berlokasi di Kec. Denpasar motivasi pemerintah terhadap keberadaan ‘Pilar- Pilar yang Selatan. Sementara TKSK tidak dapat mengikuti seleksi lagi, sebab dari keempat TKSK yang ada di 4 kecamatan yang ada di Kota Denpasar semua sudah pernah ikut seleksi dan tembus mewakili Bali ke tingkat nasional. Dalam kesempatan tersebut Ketua Karang Taruna Komala Dharma Bakti Kelurahan Padangsambian, Nanda Pradnyananda Candra Patmi dengan mantap mengatakan mereka siap dievaluasi. Begitu juga Kadis Sosial mewakili Pemerintah Kota Denpasar tak ketinggalan menyampaikan apresiasi yang tinggi dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang luar biasa dari pilar-pilar sosial yang telah banyak membantu pemerintah di dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. -ard

Buleleng

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

23

Tunggakan Pasien Erupsi Gunung Agung Terbayar Bencana erupsi Gunung Agung rupanya tidak hanya berdampak pada sektor perekonomian masyarakat tetapi juga sangat berpengaruh pada psikis masyarakat yang terdampak secara langsung. Dalam kepanikan mereka harus menyelamatkan diri dengan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

B

elum lagi mereka juga harus memikirkan nasib dari hewan peliharaannya agar tidak mati ditinggal mengungsi. Meskipun saat ini keadaanya sudah kembali kondusif karena aktivitas Gunung Agung menurun, akan tetapi musibah tersebut masih menyisakan cerita pilu bagi sebagaian orang. Wayan Samiarta dan Komang Sriasih, pasutri asal Banjar Dinas Yeh Kori, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem ini salah satunya. Selain harus mengungsi selama berbulan-bulan, pasangan ini juga harus menelan pil pahit akibat anak ketiga meninggal karena lahir prematur. Mirisnya, selain kehilangan anak, mereka kebingungan mencari biaya perawatan medis anaknya. Sebelumnya pasutri malang ini mengungsi di rumah keluarganya di Desa Munduk Banyuatis sejak September 2017 lalu. Lalu Oktober 2017, Komang Sriasih harus dirawat di RSUD Buleleng karena ada tanda-tanda melahirkan. Meskipun telah ditanggung BPJS, akan tetapi biaya perawatan anak selama 9 hari tidak ikut tertanggung. “Anak saya harus dirawat karena selain lahir prematur juga ada kelainan di usus,” ungkap Sriasih. Biaya tersebut mencapai Rp 7 juta lebih dari total Rp 10 juta lebih. Sebelumnya, ia dan suami sudah membayar sebesar Rp 3 juta dengan menjual beberapa aset sehingga masih menunggak sekitar Rp 7 juta lebih. “Kami mengungsi di Munduk sekitar bulan September. Saya melahirkan di RSUD Buleleng, anak saya dirawat selama 9 hari akhirnya meninggal karena sakit usus. Ada tagihan sekitar Rp 10 juta, saya bayar DP Rp 3 juta. Saya tidak punya apa waktu mengungsi,” kata Sriasih. Lantaran lama menunggak, pihak RSUD Buleleng pun melayangkan surat peringatan hingga 3 kali (SP3) untuk segera melunasi pembayaran tersebut. Bahkan dalam surat No. 900/1303 3/2018, menyebutkan jika dalam satu minggu paska surat ini diterima, pihak tersebut tidak datang untuk melunasi pembayaran, maka piutang tersebut akan diserahkan RSUD Buleleng ke

Wayan Samiarta dan Komang Sriasih didampingi Ketua DPRD Karangasem dan Ketua DPRD Buleleng

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Jika tidak cepat dilakukan pembayaran, maka pasutri tersebut terancam barang-barang miliknya akan dilelang oleh negara untuk pelunasan pembayaran RSUD Buleleng. Mendapatkan SP3 dari pihak RSUD Buleleng, membuat Sriasih dan suaminya kalang kabut. Ia pun sudah berusaha mengajukan ke Pemkab Karangasem,

namun tidak ada jawaban untuk pelunasan. Hingga akhirnya, mereka mengadu ke DPRD Karangasem. Ketua DPRD Karangasem, Nengah Sumardi yang didampingi Sekwan DPRD Karangasem, Wayan Ardika beserta staf mendatangi Kantor DPRD Buleleng, pada Selasa (24/4) sore. Kedatangan mereka ini, diterima langsung oleh Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna didampingi

Mimpi Jadi Kenyataan

Kabag Humas DPRD Buleleng, Gede Putra Aryana, di ruang Ketua DPRD Buleleng. Hadir juga staf dari RSUD Buleleng. “Sebenarnya orangtuanya ter-cover BPJS, tapi anaknya belum. Karena ada jenjang perawatan 9 hari, maka timbul biaya. Itu tidak bisa dibayar, karena kemampuan ekonomi mereka terbatas. Saat mengungsi saja, mereka menjual asetnya,” jelas Sumardi.

Sumardi mengaku, baru mengetahui hal ini 2 hari lalu. Melihat ada bahasa pelelangan, ia pun mengambil inisiatif cepat menyelesaikan permasalahan ini dengan melunasi semua utang warganya tersebut. “Dibayarkan secara pribadi, supaya tidak masalah lagi. Kasihan daripada rumah atau barang mereka dilelang,” ucap Sumardi. Penunggakan pembayaran biaya RSUD Buleleng saat masa pengungsian erupsi gunung Agung yang dialami Sriasih ini, baru satu dari sekian yang ada. Meski begitu Sumardi berharap, agar setiap persoalan yang ada cepat ditangani. “Selama ini hanya muncul yang ini saja, yang lain kami belum terima laporan. Ya kami juga berterima kasih, terhadap masyarakat dan Pemkab Buleleng yang membantu masyarakat Karangasem mengungsi di Buleleng,” ucap Sumardi. Sementara Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna menjelaskan, terkait dengan tunggakan pembayaran yang dilakukan salah satu warga Karangasem, pihak RSUD Buleleng sudah memberikan keringanan untuk bisa menunda pembayarannya. Namun, karena pihak RSUD mempunyai SOP yang harus dijalankan, maka SP3 dikeluarkan RSUD untuk Sriasih agar menjalankan kewajibannya. “Karena anak yang dirawat belum punya kartu BPJS, sehingga ada biaya. Kami sudah langsung menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan berkomunikasi de­ ngan baik,” pungkas Supriatna. (Wiwin Meliana)

temannya. Dari sinilah cikal bakal usaha konveksi miliknya bermula. “Baju itu saya jual dengan sistem dua kali bayar, hanya saja diluar dugaan pembeli membayar tunai dan dari sana terlihat keuntungan,” tuturnya. Peluang bisnis itu mereka manfaatkan untuk mendulang keuntungan lebih Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Dibalik cerita sukses seseorang banyak. Setiap kali sang suami pergi ke Surabaya selalu berbelanja pakaian selalu ada perjuangan dalam setiap proses meraih kesuksesan. Hal ini dialami dan dijual kembali. Sampai akhirnya ia mendapat orderan seragam anak-anak Siswati Christian, pemilik R. Cemerlang, salah satu usaha konveksi sukses yang TK dari salah satu TK di Singaraja. Pesanan pertama itu ia kerjakan dengan masih tetap eksis hingga sekarang. benar-benar serius dan seteliti mungkin agar tidak ada cacat maupun kesalahan Bagi perempuan yang akrab disapa Wati tersebut, menjadi pengusaha sukses lain. Proyek pertamanya sukses dan dipromosikan dari mulut ke mulut oleh tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Setamat SMA tahun 1982, Wati bekerja pelanggannya sehingga pesanan dari berbagai sekolah pun mulai datang. “Saat pada agen penjualan tiket baik untuk angkutan bus antar provinsi maupun untuk itu kami pesankan di konveksi di Surabaya. Namun pasar terus berkembang penerbangan pesawat di Kota Pahlawan. Kala itu, perempuan yang lahir di kami mencoba dengan memproduksi sendiri karena melihat peluang konveksi Surabaya, 30 Juli 1964 tersebut sering mengkhayal jika suatu saat dirinya akan di Singaraja cukup tinggi,” jelasnya. menjadi orang sukses bahkan untuk urusan jodoh dirinya berharap mendapat Usaha yang ia rintis selama puluhan tahun ini tentu banyak mengalami pasangan orang Bali. pasang surut karena setiap usaha tentu ada risiko di dalamnya. Ditipu Manusia memang hanya bisa berdoa dan Tuhan yang menentukan. Siapa pelanggan adalah hal yang paling umum dialami dalam menjalankan sangka, mimpi Wati pun jadi kenyataan. Dirinya berkenalan dan berpacaran bisnis. Belajar dari pengalaman itulah saat ini perusahaannya sedengan Wayan Budasari yang kala itu bekerja sebagai sopir lalu menyarankan uang muka dalam proses pemesanan. “Dulu bus. Beberapa tahun berpacaran, mereka sempat putus karena teman baik pesanan dibuatkan dulu, tetapi sekarang tidak nyambung akibat hubungan jarak jauh. “Dulu karena jarak bisa seperti itu harus memberikam uang muka,” jelasnya. sempat putus nyambung dan terakhir dia hubungi saya unUntuk menjaga kepercayaan pelanggan dan bersaing dalam tuk melanjutkan hubungan yang lebih serius,” kenangnya. dunia usaha, Wati menegaskan selalu mengutamakan pelayanan Mereka akhirnya menikah pada tahun 1984 dan dikaruniai dan kualitas. Pelayanan prima kepada pelanggan akan memberitiga anak, Luh Hesti Ranitasari, Kadek Yuni Kristiasari, dan kan nilai lebih terhadap usaha yang dijalani. “Konsumen itu Komang Agus Dwiputra. sebenarnya tidak ada masalah dengan harga yang penting Setelah menikah pasangan ini masih tetap menjalani kami bisa berikan pelayanan yang baik tepat waktu kesibukan masing-masing. Wati tetap sebagai penjual itulah kepuasan pelanggan,” imbuhnya. tiket namun di Singaraja sedang sang suami tetap Di tengah perkembangan dunia fashion, Wati menjadi supir bus. Saat pergi ke Surabaya, sang suami juga berkeinginan untuk mengembangkan usahanya. membeli oleh-oleh berupa beberapa potong baju yang Namun, dirinya merasa kewalahan untuk menangani dibeli dengan harga Rp 60 ribu. “Setahun kami menikah semua apalagi perkembangan fashion begitu cepat kami sama sekali tidak pernah beli baju. Jangankan untuk sangat mudah ketinggalan zaman sehingga risikonya beli baju untuk makan saja susah,” tambahnya. Terlihat begitu tinggi. (Wiwin Meliana) bagus, baju-baju tersebut pun awalnya ingin dibeli oleh Siswati Christian dan Wayan Budasari


Buleleng

22

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Manfaatkan Lahan Kritis untuk Perkebunan Tebu Lahan pertanian di Kecamatan Gerokgak sebagaian besar merupakan lahan kritis. Kondisi ini mulai disikapi oleh Pemkab Buleleng untuk dikembangkan menjadi lahan produktif. Dengan pengembangan budidaya tebu, diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat sekaligus memanfaatkan lahan kering secara efektif.

P

enanaman perdana tebu giling dilakukan di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak dengan menggandeng PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI PG Asem Bagus, Rabu (25/4). Kegiatan penanaman perdana tersebut sebagai tindak lanjut dari audiensi PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI PG Asem Bagus dengan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana,ST. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG saat ditemui usai melakukan penanaman perdana tebu giling bersama dengan perwakilan PT. Perkebunan Nusantara XI PG Asem Bagus dan undangan lainnya. Wabup Sutjidra menjelaskan penanaman tebu di Desa Penyabangan ini merupakan hasil survey Kementrian Pertanian di Buleleng. Kementrian Pertanian bersama PTPN XI ingin memanfaatkan lahan kritis dan kering untuk budidaya tebu. Dengan pemanfaatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya di Kecamatan Gerokgak. Penanaman ini juga disupervisi langsung oleh Kementrian Pertanian dan PTPN XI. “Kita harapkan ini dapat meningkat kesejahteraan petani. Supervisi juga dilakukan langsung oleh Kementrian Perta-

nian dan juga PTPN XI mengenai bagaimana budidaya, merawat dan panennya,” jelasnya. Antusias petani untuk budidaya tebu ini sangat luar biasa. Dari percontohan seluas 1.200 hektar, ada 2.000 hektar yang ingin membudidayakan tebu pada penanaman perdana. Pada tahap selanjutnya mencapai 5.000 hektar dari target yang sudah ditentukan. Ke depannya diharapkan pula ada pabrik gula di areal Kecamatan Gerokgak dengan luasan areal perkebunan mencapai belasan ribu hektar. “Hal ini disebabkan karena lahan kritis yang ada mencapai 40.000 hektar. Kalau setengah saja, luasan tersebut bisa mensupport adanya pabrik gula yang baru,” ujar Sutjidra. Varietas tebu yang ditanam perdana ini adalah N.XI 1-3 di lahan seluas 3,8 hektar. Sebanyak 6000 sampai 6500 mata tunas tebu dapat ditanam di areal seluas 1 hektar. Panen tebu dapat dilakukan pada usia tanam sembilan hingga 12 bulan dalam setahun. Untuk sekali tanam, tebu dapat dipanen sebanyak empat kali, berarti satu kali masa tanam petani dapat memanen hingga empat tahun ke depan. Seratus ton tebu basah dihasilkan dari lahan seluas 1 hektar. Manajer Tanaman 1 PTPN XI PG Asem Bagus, Tri Antono, mengungkapkan rencana ke depan

akan menanam sembilan varietas tebu di daerah Buleleng. Dirinya akan mencari varietas-varietas yang cocok ditanam di lahan atau areal yang ada khususnya di Kabupaten Buleleng. Pada penanaman perdana ditanam varietas N.XI 1-3. Varietas ini dipilih karena sudah teruji di daerah Jawa dan tanah serta iklim juga mendukung untuk penanaman varietas N.XI 1-3. “Iklim di Buleleng sama dengan iklim di Banyuwangi yaitu tipe C. Iklim hanya sebagai pendudukung. Untuk perawatan tergantung dari kita. Saya yakin minimal 80 ton bisa dihasilkan dengan perawatan yang baik dan hal-hal pendukung lainnya,” ungkapnya. Sementara itu, petani pemilik lahan, Putu Budi Trisna mengatakan penanaman budidaya tebu ini sebagai pendukung

pasokan gula nasional. Selain itu budidaya ini sebagai upaya untuk mensejahterakan petani. Dirinya mengakui masih sangat

Dari Hadiah Wisuda

hingga Mahar Pratiwi

Diskanla Kenalkan Komoditi Ikan Patin Dinas perikanan dan Kelautan Arnika menambahkan dalam (Diskanla) Kabupaten Buleleng pengembangan perikanan darat, mengoptimalkan pembinaan sekpihaknya menerapkan beberapa tor perikanan darat yang selama sistem pembudidayaan di antaranini belum terkelola secara optimal. ya budidaya di kolam, mina padi, Buleleng memiliki potensi besar udang galah, dan kolam terpal. untuk pengembangan sektor peri“Kami melihat masyarakat sangat kanan darat karena tersedia lahan antusias melakukan budidaya ikan luas mulai dari pertanian dan juga sehingga kami juga terus memotipesisir. Hanya saja beberapa tahun vasi masyarakat untuk melakukan belakangan mulai beralih fungsi budidaya. Budidaya ikan darat karena kurangnya pengetahuan sudah tersebar di beberapa lokasi secara teknis. Hal tersebut disamdan subak di 9 kecamatan,” ungpaikan Made Arnika selaku Kepala kapnya. Dinas Perikanan dan Kelautan Selain untuk mensejahteraKabupaten Buleleng. kan masyarakat, perikanan darat Arnika menyebutkan sebelum juga bertujuan untuk meningmelakukan budidaya, pihaknya tekatkan target konsumsi makan lah melakukan pemetaan potensi ikan masayarakat Buleleng. Untuk daerah-daerah yang secara teknis tahun 2018 konsumsi makan ikan cocok untuk dikembangkan perimasyarakat Buleleng sudah mencaMade Arnika kanan darat. Tidak hanya menyoal pai 36,38 persen per tahun. “Kami lahan, tetapi perikanan darat juga harus memperha- akan meningkatkan target ini 7 persen setiap tahunnya tikan kualitas air dan sumber air tawar. “Sejak tahun dengan pemanfaatan potensi yang ada,” jelasnya. 2016 kami sudah memiliki data-data potensi di 9 Tidak hanya melakukan pembinaan dalam pembukecamatan untuk mengetahui di mana lokasi yang didayaan, pihaknya juga melakukan pembinaan dalam tepat untuk dilakukan budidaya,” jelasnya. pengolahan. Apalagi, di tahun ini telah diperkenalkan Dengan melibatkan para penyuluh, sejak tahun komoditi baru yaitu ikan patin. Biasanya, bibit ikan 2017 lalu perikanan darat mulai dikembangkan yang ditebar di antaranya ikan lele, gurame, mujair, sesuai data pemetaan potensi yang telah dibuat. nila dan lain-lainnya sehingga dengan pengenalan Selain melakukan pemetaan, pihaknya juga mem- komoditi ikan patin pihaknya juga memberikan inforbuka peluang bagi masyarakat yang memiliki lahan masi cara pengolahan. “Kami ingin menginformasikan representatif untuk dikembangkan perikanan darat. bahwa komoditi ikan patin juga dapat tumbuh dengan “Kami bekerjasama dengan kepala desa sehingga baik di Buleleng dengan sistem mina padi. Kami juga bagi kelompok yang ingin mengajukan bantuan bisa ingin perlihatkan kepada masyarakat cara pengolahbersurat untuk mendapat bantuan bibit ikan, alat annya dan komoditi baru ini tidak kalah lezatnya serta perikanan dan juga pembinaan,” imbuhnya. kandungan gizinya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

11

Boneka Flanel

awam dengan budidaya tebu ini. Namun, pemerintah baik pemerintah pusat, daerah maupun PTPN XI PG Asem Bagus sudah melakukan pelatihan-pelatihan kepada para petani. “Sebelum kegiatan ini, kita petani-petani sudah dikirim ke PG Asem Bagus untuk pelatihan. Selain itu, supervisi dari PTPN XI PG Asem Bagus juga akan terus dilakukan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Penanaman tebu giling pertama di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak

Kreasi

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Meninggalkan profesi sebagai seorang laboran di sebuah laboratorium kampus ternama di Yogyakarta, menjadi keputusan yang harus diambil Pratiwi.

“S

etelah menikah dan memiliki anak, ternyata suami saya mendapatkan tugas untuk mengambil PhD di ITB. Kondisi itulah yang membuat kami berdua mengambil keputusan untuk saya resign dari laboratorium dan mengasuh anak anak,” ungkap Pratiwi, lulusan Teknik Pertambangan, UPN Yogyakarta ini. Setelah anak kedua berusia 1 tahun, untuk mengisi kekosongan waktu, Tiwi-sapaan akrabnya bersama sang suami, Tedy Agung Cahyadi, sedikit demi sedikit membangun bisnis online dengan jualan baju, kaos, dll., khususnya anak anak. “Alhamdulilah itu berjalan

lebih dari 8 bulanan. Namun, kami ada kendala pada modal. Ternyata, kalau jualan online harus mengikuti trend mode terbaru. Lama-kelamaan akhirnya bisnis tersebut padam dengan persaingan yang cukup pesat,” kisah ibu dari Akmal Taufiqillah Cahyadi dan Ghaida Shahmina Cahyadi ini. Seiring perjalanan waktu, sambil jualan online, Tiwi— sapaan akrabnya melihat salah seorang teman di media sosial menjual buku tutorial membuat boneka wisuda dari kain flanel. Ia terinsipirasi untuk membuat boneka flanel juga. Putri kedua dari Mudjijo dan Murni ini mencoba membuat secara otodidak mengikuti tutorial yang dibelinya.

Hanya perlu waktu sekitar 1-2 bulan ia belajar. Oktober 2015, Tiwi memulai membuka orderan boneka flanel. Karya

yang dibuatnya pertama kali adalah boneka wisuda dan kemudian berkembang ke boneka profesi. Ternyata, respons pasar cukup positif, karena tidak banyak yang mengerjakan pekerjaan ini. “������������������� Pekerjaan ini menurut saya pekerjaan yang menyenangkan karena sering mendapat orderan boneka untuk kado ulang tahun, pernikahan, wisuda dll. Banyak juga pemesan dari bank, perusahaan tambang, minyak, atau profesi lainnya. Mereka sangat puas karena kelihatan lucu dan hampir mirip dengan foto yang dikirimkan,” papar perempuan kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1986 ini.

Kreasi boneka flanel

Pernikahan

TERKENDALA WAKTU Karena mengemban tanggung jawab dari suami untuk mengurus anak-anak mereka, pekerjaan ini dikerjakannya di saat anak-anak istirahat. “Biasanya saya mulai mengerjakan ini mulai pukul 01.00 pagi sampai pukul 05.00. Setelah itu mengurus keperluan anak dll. Pukul 09.00 - 12.00 saya lanjutkan lagi,” jelasnya. Tiwi mengatakan, saat ini orderan yang masuk bukan hanya berupa boneka profesi dan wisuda, melainkan kolaborasi boneka dan mahar pernikahan. Namun, untuk melakoni aktivitas ini ia mengaku masih ada kendala dalam waktu, tenaga dan inspirasi. “Waktu karena saya masih mempunyai anak kecil-kecil yang terkadang sakit, manja dan kegiatannya banyak sehingga saya pending pekerjaan. Untuk tenaga, karena hampir 90% pembuatan

saya kerjakan sendiri, terkadang sudah terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumah dan mengantar anak-anak, jadi suka terbengkalai. Insipirasi, kalau mood saya lagi buruk, inspirasi tidak muncul sehingga kurang berkreasi,” paparnya. Dulu saat memulai membuat boneka flanel dengan menggunakan pigura kaca, terkendala dalam hal pengiriman. Ada beberapa pigura pecah. Solusinya harus packing kayu. Ternyata banyak yang jadi ragu memesan karena packing kayu membuat ongkos kirim jauh lebih mahal. Akhirnya seorang teman, menyarankan Tiwi untuk mengganti kaca menggunakan akrilik, sehingga lebih aman saat pengiriman. Menurut Tiwi, saat ini kekuatan pasar craft ini ditunjang dengan peran media sosial seperti Facebook dan Instagram. Pembelinya bukan hanya dari Pulau Jawa, pernah juga dari Kalimantan, Papua, bahkan ada yang pernah dibawa ke Korea. “Hanya memang saya belum memiliki manajemen yang bagus dalam pemasaran. Pokoknya ada pesanan ya saya terima tetapi tidak bisa banyak-banyak,” ucapnya. Untuk waktu pembuatan biasanya memakan waktu 1-3 minggu. “Terkadang karena sudah banyak costumer yang sudah mengantri, jadi pembuatan berdasarkan antrian yang sudah masuk di daftar,” imbuhnya. Tiwi bermimpi, ke depannya usaha craft ini bisa berkembang dan tumbuh lebih besar. Saat ini, untuk usahanya ini, Tiwi baru memperbantukan 1 tenaga kerja yang sifatnya lepas, bertugas membuat dasaran dari badan boneka. Paling tidak, itu bisa meringankan pekerjaannya. Di workshop, Tiwi sekarang hanya menghias dan memberikan sentuhan finishing untuk boneka-boneka flanelnya. (Inten Indrawati)


Pelesir

12 Bentangan laut biru dengan hiasan pulau-pulau terlihat dari dermaga 4 Ketapang, Kecamatan Punduh, Kabupaten Pe­ sawaran, Lampung Selatan. Pulau–pulau berpasir putih itu merupakan kawasan destinasi terpopuler di Bandar Lampung, dikenal dengan kawasan Pulau Pahawang. Kawasan ini menyajikan suasana yang masih alami. Destinasi wisata andalannya wisata alam bawah laut.

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Wisata Alam Bawah Laut

Daya Tarik Pulau Pahawang

D

estinasi bahari ini mulai booming di tahun 2013, sejak dikenal dari tahun 2011. Pulau dengan luas 1.004 hektare itu menjadi primadona bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Mereka datang ke kawasan pulau Pahawang untuk menikmati keindahan pemandan­ gan bawah laut dan keanekaraga­ man biota lautnya. Kawasan ini mempunyai banyak spot snorkeling yang masing-mas­ ing memiliki keunikan tersendiri, seperti Spot Snorkeling Cukuh Bedil. Di titik ini terdapat sebuah plang bertulisan “Taman Laut Pa­ hawang”. Selain itu, ada juga Spot Snorkeling Gosong Bekri, yang

Tidak terbayangkan oleh Rina Ginting di usianya yang sudah lebih dari 50 tahun masih ada yang mengiriminya undangan pertandingan hoki. ­Olahraga asal Inggris itu sudah puluhan tahun tak di­ jamahnya. “Kaget, surprise banget dapat undangan main hoki sekaligus bin­ gung, lha bagaimana nanti. Sudah puluhan tahun nggak main,” tutur mantan atlet hoki ini. Ia pun bertutur tentang kejadian dua tahun lalu yang membuatnya bersentuhan lagi dengan olahraga kesayangannya itu.

M

terdapat sebuah candi yang sen­ gaja dibuat masyarakat setempat untuk menarik para pengunjung. “Semua spot-spot snorkeling di Pulau Pahawang memiliki trans­ plantasi terumbu karang yang masih sangat alami dan indah. Wisatawan yang datang banyak berswafoto di terumbu karang,” kata Adek, tour leader Trivefun. Menurut mantan pecinta alam ini, beberapa transplantasi ter­ umbu karang sengaja dibuat oleh penduduk setempat untuk menjaga ekosis­ tim karang di laut. Terumbu

karang itu juga sangat indah den­ gan adanya ikan warna-warni seperti ikan Badut dan Anemon Ungu. Mereka berkeliaran bebas dan sesekali bersembunyi di balik karang. Pulau Pahawang terbagi men­ jadi dua, Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Keduanya pun memiliki kondisi yang jauh ber­ beda. Pahawang Besar merupa­ kan pulau yang telah berpenghuni. Sementara itu di Pahawang Kecil, sebuah yang tidak berpenghuni. Namun, hanya ada satu hunian menyerupai cottage milik warga asing. Di pulau Pahawang Kecil dila­

rang untuk dikunjungi wisatawan. Wisatawan yang akan datang harus mendapat izin dari warga asing tersebut. Ada sebuah jembatan yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama Tanjung Putus. Jem­ batan ini merupakan penghubung antara Pulau Pahawang Kecil den­ gan Pulau Tanjung Kecil. Ditempat tersebut dikenal dengan spot div­ ing favorit para penyelam. Selain destinasi bahari, Paha­ wang memiliki banyak keindahan. Pemandangan yang indah, bukit pepohonan yang hijau, pasir pantai yang berwarna putih, air laut yang jernih dan segar sangat tepat se­ bagai tempat berwisata se­telah

jenuh dengan aktivitas sehari-hari. “Wisatawan yang datang ke Pu­ lau Pahawang kebanyakan saat weekend. Mereka berkunjung dan menginap di Pulau Pahawang Besar,” imbuh Adek. Wisatawan menginap di rumah penduduk yang sudah dijadikan home stay. Dengan adanya kun­ jungan wisatawan ke Pulau Paha­ wang, secara tidak langsung juga membawa perubahan terhadap perkembangan masyarakatnya. Dulu, sebagian besar masyarakat­ nya adalah nelayan. Namun, kini yang tersisa hanya 30 persennya. “Mereka kini kebanyakan berke­ cimpung dalam dunia pariwisata,” katanya. (Dharmada/Bali Post)

Hobi

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

eski heran, kata Rina, tapi tak urung se­ mangatnya bangkit mendapat tawaran itu. Apalagi ketika disebutkan bahwa Festival Hoki yang berlangsung di Seminyak, Bali, itu, bukan ha­ nya menggelar pertandingan hoki prestasi tapi juga pertandingan hoki untuk para veteran seperti dirinya. Dengan semangat dia pun men­ ghubungi teman-temannya yang dulu satu team dengannya di Tim Hoki Unpad (Universitas Padjadja­ ran). Berbeda dengan dirinya yang sangat antusias, teman-temannya justru tertawa ‘ngakak’ ke­ tika disampaikan ada undangan pertandingan hoki. “Mereka, kan belum ngerti, haha. Begitu aku bilang ‘Mau ikut nggak ada undangan Festival Hoki’, mereka bilang ‘Hahh hoki? Wah udah tua gini kok ada undangan hoki? Lu gila ya mau main hoki lagi?’,” ujar Rina bercerita tentang respons temantemannya. Walhasil, karena te­ man seangkatannya di Tim Hoki Unpad meno­ lak, dia pun mencari te­ man lainnya. Kebetulan, ujar Rina yang juga man­ tan wartawan, sebelum masuk Tim Hoki Unpad, dia tergabung dalam klub hoki Mandala, Bandung. “Ya sudah akhirnya aku dan te­ man-teman Mandala yang ikut fes­ tival itu. Wah, seneng banget karena ternyata banyak peserta veteran yang ikut, bahkan pesertanya datang dari mancanegara seperti Malaysia, Hong Kong, Thailand, dll,” tutur Rina yang sudah dua tahun berturut-turut ikut serta dalam Festival Hoki di Semin­ yak, Bali. Menurut Rina, hoki adalah olah­ raga menyenangkan dan penuh tan­ tangan. Itulah salah satu sebab kenapa ia dulu sangat tergila-gila olahraga tersebut. Ditambah lagi, timnya san­ gat kompak, juga mendapat dukun­

21

Hoki berkat Hoki gan penuh dari pihak universitas. “Berbagai fasilitas dipenuhi ter­ masuk biaya jika kita akan bertand­ ingan baik di dalam maupun luar negeri,” tambah Rina seraya menye­ but Tim Hoki Unpad pada masa itu merupakan salah satu tim terkuat di kalangan tim hoki universitas seIndonesia. KULIAH KETETERAN Sebenarnya, tutur wanita yang telah memiliki satu cucu ini, hoki bukan lah satu-satunya olahraga yang digemarinya. “Gua ini pada dasarnya suka macam-macam olahraga. Sejak kecil sudah suka atletik. Dulu di SMP, gua adalah salah satu sprinter,” ucap penulis sejumlah buku biografi ini. Era 1970-an, kata Rina, yang menekuni hoki belum terlalu ban­ yak. Olahraga ini be­ lum sepopuler softball. Di Bandung, misalnya, hanya ada beberapa klub, namun di lembaga-lemba­ ga pendidikan khususnya universitas umumnya

memiliki tim hoki. “Kebetulan, di de­ pan rumah ada lapan­ gan hoki, dulu disebut lapangan Japati, kini di sana berdiri Kantor Pusat Telkom. Aku dia­ jak teman untuk latihan hoki di lapangan itu. Ternyata olahraganya menyenangkan, lalu aku masuk Klub Hoki Man­ dala,” katanya. Pada masa itu klub Mandala termasuk salah klub papan atas. Mungkin karena punya bakat yang besar dalam berolah raga, Rina pun dengan cepat menguasai olahraga ini. Apalagi, sebelumnya dia menekuni olahraga atle­ tik yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan. Sementara di hoki selain mengandalkan ketrampilan juga kecepatan. Tak perlu menunggu lama, dia pun langsung diterjunkan ke berbagai pertandingan. Seiring den­ gan meningkatnya prestasi Klub Mandala, nama Rina

yang biasa berada di posisi ‘peny­ erang tengah’ (striker dalam sepak bola) ikut melambung. Maka tak heran ketika dia lulus SMA kemudian diterima di PTN Unpad, dirnya

Rina Ginting

pun lang­ sung dim­ inta mem­ perkuat tim inti Unpad. “Waktu masuk Unpad, pengurus tim lang­ sung minta aku masuk tim, dan me­ lepas Klub Mandala,” tambahnya. Selain hoki, kata Rina, dia pun ikut terli­ bat dalam tim softball. “Tapi di softball aku nggak terlalu se­ rius seperti halnya hoki yang benarbenar ditekuni,” ucap Rina. Puncaknya adalah saat Badan Koordinasi Olahraga Mahasiswa Indonesia ingn meng­ gelar semacam ‘SEA Games’ Antarper­

guruan Tinggi. Maka dirinya juga sejumlah temannya terpilih masuk dalam tim hoki Indonesia. “Selain SEA Games Antar Perguruan Tinggi juga ada SEA Games biasa. Nah kami di Tim Hoki Unpad sebagian besar ter­ pilih un­ tuk masuk tim hoki Indonesia, termasuk aku. Kami pun hoki (berun­ tung) mendapat kesempatan beberapa kali tryout ke luar negeri. Senengnya minta ampun,” ungkap­ nya. Itulah, kata Rina, pertama kali dirinya dan teman-temannya merasa­ kan lapangan hoki karpet di Malaysia. Bayangkan, kata Rina, tahun 1980-an Malaysia sudah punya banyak lapan­ gan hoki karpet di antaranya di Sta­ dium Kuala Lumpur. Tidak seperti di Indonesia, di Malaysia hoki termasuk olahraga populer. Rina bertutur, saking antusiasnya dengan hoki, kuliah pun keteteran. Prestasi hoki menjulang tapi ‘kuliah babak-belur’. Maka tak heran per­ jalanan kuliahnya tak bisa ‘sekencang’ prestasinya di hoki. “Iyaa hahah agak keteteran ya terlalu asyik sama hoki. Dulu itu malah ada joke ‘kuliah jangan sampai mengganggu hoki’,” ungkap Rina tertawa ngakak. Sayangnya, kata Rina, kiprahnya di hoki tak bisa berlanjut termasuk posisinya sebagai atlet nasional. Ia –mau tidak mau—harus segera mengerjakan skripsinya. “Teman-

teman seangkatan sudah banyak yang lulus. Jadi mau nggak mau harus bikin skripsi, terpaksa deh mundur dari tim hoki. Nyesel banget ng­ gak ikut SEA Games, tapi mau bagaimana lagi? Pendidikan tetap harus dikedepankan,” ucap salah satu pengurus KoPHI (Komunitas Pencinta Hoki Indonesia). Tahun 1984, lanjut Rina, dia pun berhenti main hoki lantara sibuk menuntaskan pendidikannya. “Set­ elah lulus, aku sempat main sebentar, tapi bareng yang junior. Teman-te­ man seangkatan setelah lulus Unpad sudah pada ‘mencar’. Aku pun tak lama setelahnya juga harus berhenti karena diterima bekerja di sebuah koran di Semarang,” jelas Rina yang kemudian pindah ke Jakarta dan bekerja di koran nasional. Sejak sibuk bekerja, dia pun nyaris tak pernah lagi menyentuh hoki sampai akhirnya muncul undangan tak terduga pada 2015 lalu. Itulah momen dimana dia pun kembali menekuni hobi lamanya. “Temanteman pun sepakat membentuk KoPHI agar bisa rutin bertemu dan berlatih kembali, termasuk agar mudah mengumpulkan teman-teman ketika akan mengikut atau menggelar sebuah event,” katanya. Beruntungnya, kata Rina, mereka telah menemukan sejumlah pihak yang akan mendukung aktivitas dan program KoPHI yang diantaranya adalah mengembangkan olahraga hoki, khususnya di kalangan generasi muda. Diantaranya yang mendukung adalah Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang dulunya juga man­ tan atlet hoki. (Diana Runtu)

KoPHI (Komunitas Pencinta Hoki Indonesia)


20

Aglaonema

Griya

Si Ratu Daun

Aglaonema adalah salah satu tanaman hias berdaun indah. Karena kecantikan warna dan motif daunnya ini, Aglaonema bahkan populer dijuluki sebagai “Ratu Daun”. Harga tanaman dihitung per helai daun. “Waktu itu harganya bisa mencapai Rp 200 ribuan per pot. Kalau sekarang rata-rata Rp 75 ribu,” ujarnya. Variasi daunnya yang indah menjadikan tanaman Aglaonema ini banyak menjadi pilihan sebagai tanaman penghias ruangan. “Bisa juga diletakkan di luar ruangan, seperti di teras. Intinya jangan sampai terpapar sinar matahari langsung, seperti dengan meletakkannya di bawah

I

I Wayan Tinggen

Wayan Tinggen (50), pemilik Sta n b u n ga “UD Puspa Tan Alum” di kawasan Tanjung Bungkak, Denpasar, mengatakan meski saat ini pasaran tanaman di Denpasar tidak seramai dulu, jenis aglaonema ini masih diminati. “Jenis Dona karman ini paling banyak peminat karena harganya tetap dan warnanya bagus,” ujar pria asal Karangasem ini sembari menunjuk tanaman berbatang putih dengan garis tengah daun berwarna merah itu. Tanaman Aglaonema sendiri dituturkan Wayan Tinggen sempat booming sekitar tahun 2013 karena banyaknya permintaan.

paranet,” jelas Bapak empat anak ini. Perawatan tanaman ini cukup simpel, sama seperti pada tanaman umumnya. Penyiraman dilakukan sekali dalam sehari. “Siram sampai daun-daunnya untuk menghilangkan debudebu. Jaga kualitas daun jangan sampai busuk karena daunnyalah data tarik tanaman ini,” ingatnya. Sementara untuk pemupukan, cukup dilakukan sebulan sekali. (Inten Indrawati)

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Bugar

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Sehat tanpa Obat Setiap orang pasti ingin sehat. Padahal untuk menjadi sehat, sangatlah mudah. Jagalah badan sebelum sakit. Bagaimana caranya? “Untuk menjadi sehat dan bugar manusia harus mengerti siapa dirinya,” ujar Prof. Mangku Karmaya.

M

enurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud ini, manusia adalah makhluk paling sempurna. Manusia adalah makhluk yang berkualitas karena dibentuk dari sel telur yang berkualitas. Manusia juga harus sadar dalam tubuh ada unsur pemenang. Mengapa? Sperma laki-laki itu jumlahnya banyak hanya satu sel yang bisa membuahi sel telur. Manusia adalah orang yang terhormat dan bermartabat, karena ketika dari baru lahir sudah diberi upacara. Tubuh manusia adalah karunia paling sempurna dan harmoni. Jantung, paru-paru, otak, usus, mata itu masing-masing bekerja untuk fungsi tubuh seluruhnya agar bisa berjalan, bisa melihat, mendengar dll. Namun, mereka tidak pernah bertengkar. “Kalau ada satu organ tubuh saja yang merasa paling hebat, apa jadinya orang itu, pasti dia sakit. Itulah tubuh manusia yang perlu dikenali setiap insan,” ujar Prof. Mangku. Ia juga mengatakan, tubuh manusia adalah misteri. Bagaimana mungkin sel telur bisa membuahi, dan sel itu hidup. Bukti sel itu hidup, kita tumbuh dan berkembang menjadi besar. Dari satu sel membelah menjadi beberapa bagian menciptakan sel tulang, dll untuk pertumbuhan manusia. Setiap organ bekerja sama agar tubuh manusia itu sehat. Mereka bersaudara dan dihubungkan oleh

kalau masih membenci orang lain, belum spiritual,” ujarnya.

Prof. Mangku Karmaya

sel dan hormon. Fungsinya sangat integral. Kalau pinggang dicubit maka saat kita berteriak tangan juga bergerak. Satu organ sakit, yang lain bisa mempengaruhi. Misalnya saraf putus maka otot mengecil. Otot mengecil, maka tulang akan keropos. Kalau tulang kuat otot juga kuat. Hidup akan harmoni. Kalau kesakitan karena luka, mata akan keluar air mata, tangan yang mengambil tisu untuk menghapus air mata. Tubuh adalah sesuatu yang paling berharga sehingga kedaulatan tubuh dijaga. Caranya, makan teratur. Jumlah total tidur siang dan malam 8 jam. Jangan lupa kelola stres dan olahraga teratur. “Saat tubuh aktif, maka organ tubuh merespons sangat gembira. Jantung lancar memompa darah ke seluruh tubuh sehingga semua organ mendapat makanan cukup,” jelasnya. Bagaimana definisi sehat? “Berdasarkan WHO, sehat itu berarti sehat fisik tidak ada gangguan sakit, psikologis, emosi terjaga, sehat secara sosial atau banyak teman dan sehat spiritual. Spiritual di sini yang dimaksud bukan hanya menyangkut soal rajin sembahyang. Tapi mencintai semua ciptaan Tuhan. Artinya,

Kategori Usia

Beberapa jenis tanaman Aglaonema

13

Berdasarkan WHO tahun 2015, 0-17 tahun: anak-anak di bawah umur. Penjelasannya, dalam hal kesiapan fisik, moril, dan alat reproduksi pada usia ini mereka belum siap. Usia 18-65 tahun: pemuda. Usia ini diharapkan tetap aktif bergerak. Usia 66-79 tahun: setengah baya, usia 80-99 tahun orang tua, dan 100 tahun ke atas: orang tua berusia panjang. Sementara menurut Kemenkes RI kategori usia: 0-5 tahun (masa balita), 5-11 tahun (masa kanak-kanak), 12-16 tahun (remaja awal), 17-25 tahun (remaja akhir), 26-35 tahun (dewasa awal), 36-45 tahun (dewasa akhir), 46-55 tahun (lansia awal), 56-65 tahun (lansia akhir), dan 65 tahun ke atas masa manula. (Wirati Astiti)

ADA TENAGA CADANGAN Ia mengatakan, penyebab sakit banyak diantaranya, biologis seperti keturunan, kurangnya tenaga kesehatan, lingkungan seperti udara kotor, dan prilaku. “Kalau zaman dulu orang sakit, pasti dibilang salahang dewa atau dikutuk. Setelah manusia makin pintar, penyebabnya makin dekat, mereka sebut penyebab sakit karena cuaca dan lingkungan. Di zaman now penyebab sakit adalah perilaku,” kata Prof. Mangku. Perilaku yang dimaksud seperti, bengkung, belog ajum, ampah, gegabah, malas gerak, atau merasa lebih hebat. Menurutnya, tubuh manusia tidak hanya harus sehat tapi juga harus bugar. Banyak orang sehat belum tentu bugar. Indikator disebut bugar, contohnya, setelah full bekerja seharian, tapi tidak merasa terlalu lelah dan masih ada tenaga cadangan. Ketika ada gempa spontan bisa meloncat menyelamatkan diri. Ia mengatakan, bugar itu menyangkut ketahanan otot, tenaga, ketangkasan, dan kecepatan. Untuk menjadi bugar, selain makan cukup, minum air putih

Olahraga membuat otot bergerak

8 gelas sehari, kelola stres, awasi tensi, dan teratur berolahraga. (awasi frekwensi, intensitas, time, dan tipe). Apa yang terjadi saat tubuh olahraga? “Waktu otot bergerak, tulang menjadi kuat. Kepadatan tulang berkaitan dengan gerakan otot. Makanya, setiap iklan susu pasti orang yang sedang berolahraga. Kalau otot bergerak, ia juga pergi ke saraf otonom menyampaikan simpatis andrenalin. Membuat jantung berkontraksi, pembuluh darah melebar. Paru-paru lebih cepat mengirup oksigen. Semua organ dialiri darah sehingga membuat segar,” jelasnya lebih jauh. Ia menegaskan, olahraga sangat baik untuk hormon andrenalin. Hormon adrenalin akan merangsang jantung untuk berdetak lebih cepat dan bekerja lebih

keras, membuat kewaspadaan meningkat, meningkatkan aliran darah ke otot, meningkatkan metabolisme gula, dan membuat perubahan lain guna mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat. Saat olahraga, hormon irisin muncul untuk pembakaran sel. Hormon endorphin muncul untuk membuat happy. Hormon estrogen membuat kulit halus dan orgasme berkualitas. Hormon serotonin mempengaruhi tidur yang enak dan pertumbuhan. Intinya, kata dia, olahraga membuat tubuh sehat dan bugar, sehat fisik, mental, dan psikologis. Prof. Mangku mencontohkan satu testimoni seorang pasien perempuan usia 59 tahun, setelah ia rutin berolahraga, ia merasakan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. (Wirati Astiti)

SRIKANDI KERTAJIWA Sejak tahun 2006, Lilis Susy Sulistriana, Amd.Kep. dengan prioritas pembangunan, Kota Denpasar yang telah mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan peramemiliki visi “Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya wat di Puskesmas II Denpasar Timur. Lilis merasa sangat dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan”. bersyukur dapat menjadi bagian dalam pembangunan Puskesmas II Denpasar Timur tempat Lilis mengkesehatan di wilayah kerjanya, salah satunya dengan abdi merupakan salah satu Puskesmas perkotaan menginisiasi pembentukan kelompok Asuhan Mandiri yang memberikan pelayanan kesehatan dengan Srikandi Kertajiwa di Banjar Kertajiwa, Kelurahan Kesimenyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat man, Denpasar Timur. dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, Pembentukan kelompok Asuhan Mandiri ini merupadengan mengutamakan upaya promotif dan preventif. kan salah satu tindak lanjut pelatihan yang telah diikuti untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang Lilis dan juga merupakan realisasi amanat dari Permensetinggi-tingginya. kes No. 9 tahun 2016, tentang pemanfaatan pengobatan Menurut Lilis dengan perubahan paradigma tradisional sebagai asuhan mandiri. dalam pembangunan kesehatan dari kuratif menjadi Kelompok ini dibentuk dengan tujuan agar setiap Lilis Susy Sulistriana, preventif promotif sangatlah tepat dilakukan satu upakeluarga di masyarakat mau, mampu dan mandiri dalam ya pembaharuan (inovasi) pemberdayaan masyarakat Amd.Kep. menjaga dan merawat kesehatan dengan memanfaatkan yaitu melalui kegiatan pemanfaatan ramuan (Toga) beraneka potensi alam yang dapat diolah menjadi ramuan dan ber- dan pijat akupresur sehingga masyarakat dapat menyelenggarabagai bentuk tradisi luhur seni keterampilan yang terkait dengan kan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif untuk dirinya, perawatan kesehatan. keluarganya dan masyarakat lingkungannya. Lilis menyampaikan bahwa pembentukan kelompok Asuhan Hal lain yang sangat mendukung pemanfaatan pengobaMandiri sejalan dengan salah satu agenda pembangunan nasional tan tradisional sebagai pilihan untuk asuhan mandiri adalah (NAWACITA) yang terkait dengan peningkatan kualitas hidup ma- adanya hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 nusia Indonesia melalui Program Indonesia Sehat. yang menyatakan bahwa 59,45 % masyarakat Indonesia telah Program Indonesia Sehat memiliki tiga pilar, yaitu pilar para- terbiasa mempergunakan ramuan dan 95,21 % dari yang digma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Keseha- mempergunakannya merasakan manfaatnya. Dari persentase tan Nasional. Dalam paradigma sehat ini kegiatan pemberdayaan hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa dari segi manmasyarakat menjadi pilar utama dalam upaya kesehatan. faat persentasenya sudah sangat tinggi sehingga saat ini yang Pembentukan kader asuhan mandiri Srikandi Kertajiwa diini- perlu ditingkatkan adalah dari segi jumlah masyarakat yang siasi oleh Lilis dengan penggalangan kemitraan dalam hal pelatihan mempergunakannya. teknis dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan Citra Husada yang juga Salah satu kegiatan kelompok asuhan mandiri Srikandi didampingi oleh peran serta mahasiswa kesehatan. Kertajiwa, yang saat ini sedang dipromosikan adalah pengoKelompok Asuhan Mandiri Srikandi Kertajiwa telah didukung lahan bahan ramuan menjadi olahan pangan populer seperti dengan surat keputusan Kepala Desa Kesiman Kertalangu dengan blayag kelor, tipat kelor dan aneka jenis minuman ramuan beberapa agenda di antaranya, pelatihan akupresur, pelatihan sehat berkhasiat lainnya. Warung ini secara sengaja ditempemanfaatan ramuan, dan pengelolaan warung asman. Lilis selaku patkan berdampingan dengan Puskesmas II Denpasar Timur, petugas kesehatan yang telah tersertifikasi dan dilatih sebagai yaitu di Jalan Nagasari dengan tujuan agar mudah dijangkau fasilitator asuhan mandiri di Puskesmas, senantiasa mendampingi oleh warga masyarakat sehingga masyarakat terbiasa mengdan melaksanakan pembinaan kepada anggota kelompok secara gunakan makanan sebagai sarana memelihara dan meningterjadwal dan berkelanjutan. katkan kesehatan secara alami dan mandiri. Warung ini buka Demikian pula dukungan dari pimpinan Puskesmas Denpasar Senin-Sabtu jam 08.00 - 13.00. Dikelola secara kolektif oleh Timur II, diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan kelompok anggota asuhan mandiri Srikandi Kertajiwa berkolaborasi asuhan mandiri Srikandi Kertajiwa, sehingga sejalan dan terkaitan dengan warga sekitar.


Life Story

14 Dengan senyum getir, Rika (36) melangkah keluar begitu pintu penjara itu dibuka untuknya. Hari itu, Rika menuju kebebasannya sete­ lah 10 bulan menjalani hukuman. Meski dalam kegetiran, ada secercah harapan tampak dari wajahnya.

K

ebebasannya tersebut lebih cepat dari yang seharusnya. Mungkin ini yang disebut keberuntungan. Setelah menjalani masa kehidupan yang tidak menyenangkan, hidup tertekan bersama suami pertamanya, kini Rika memasuki fase kehidupan untuk sebuah perubahan yang lebih baik dalam hidupnya. Menikah di usia muda membuat Rika dan suaminya kerap terlibat percekcokan yang tidak produkif. Masalah utamanya seputar ekonomi. Setelah menjalani kehidupan rumah tangga tiga tahun, ia mulai bekerja di salah satu show room mobil di NTB. Penghasilannya memang tidak banyak namun ia menjalani pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh. Suaminya malah tidak bekerja dan cenderung malas tetapi tuntutannya banyak. Untuk memenuhi tuntutan yang terlalu tinggi itulah yang menjadi penyebab mereka sering bertengkar karena makin hari penghasilan Rika tentu makin berkurang sebab harus menanggung tuntutan suaminya juga yang ingin berbisnis. Awalnya ia berpikir positif bahwa suaminya benar-benar ingin bekerja dan berusaha sehingga ia tak segan meminjam sejumlah dana dari banyak sumber. Dana itu ia gunakan untuk membiayai usaha suaminya di bidang pengadaan material bangunan. Cukup besar permintaan dana dari suaminya membuat untuk memenuhinya ia akhirnya ‘memainkan’ harga dan proses pencairan kendaraan dari show room tempatnya bekerja. Tidak cukup dengan itu, Rika akhirnya mengagunkan sertifikat rumah atas nama mertuanya. “Waktu mengaprah uang dengan jaminan sertifikat itu, suami Rika juga menyetujuinya,” ungkap Maryati, sahabat Rika. Di kemudian hari semua ini bermasalah. Utang Rika tersebar di manamana termasuk akhirnya show room tempatnya bekerja juga mengetahui ada yang tidak beres dari cara Rika bekerja sehingga merugikan perusahaan tersebut. Ia lalu keluar dari tempatnya bekerja dan kehidupan bersama suaminya juga sudah tidak harmonis lagi. Selain karena masalah dengan suaminya juga masalah lebih parah terjadi dengan mertua dan para iparnya. “Mertua dan ipar Rika marah dan menyalahkan Rika sepenuhnya atas diagunkannya sertifikat rumah tersebut, padahal suami Rika juga yang menggadaikan sertifikat tersebut,” ujar Maryati. Hal inilah yang kemudian membuat mertuanya meminta anaknya untuk menceraikan Rika. Situasi ini membuat Rika yang kala itu telah memiliki seorang anak yang masih balita tidak nyaman tinggal di rumah. Selain karena masalah itu, ia juga banyak dikejar-kejar oleh orang-orang tempatnya berutang. Ia menjadi ‘buron’ para penagih utang. “Rika harus sem-

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Style

“Madu” yang Selalu Membela bunyi dari satu rumah kawan ke rumah kawannya yang lain untuk menghindari para penagih utang, termasuk satu bulan ia tinggal dan bersembunyi di rumah saya,” ujar Maryati. Sebagai kawan Maryati yang prihatin pada keadaannya menampungnya sementara. Namun itu hanya satu bulan karena Maryati juga memiliki keluarga yang dibangunnya. Ia merasa tidak enak pada suaminya dengan tinggalnya Maryati di rumah mereka dalam keadaan dicari-cari orang. Akhirnya Rika rupanya merasa diri dan pergi dari rumah Maryati yang sesungguhnya kasihan sekali padanya dan anaknya. “Dia pindah ke rumah kawannya yang lain,” ujar Maryati. Sejak itulah Maryati tidak lagi mendengar kabarnya, tahu-tahu setahun kemudian ia mendapat kabar dari kawannya, Rika masuk penjara di salah satu kota di Pulau Jawa. Entah apa yang membuatnya masuk penjara di kota itu, Maryati tidak mengetahuinya dan Rika sendiri tidak mau menceritakannya ketika akhirnya mereka bertemu kembali beberapa minggu lalu di Mataram. Yang Maryati tahu kisah hidup Rika menuju kebahagiaannya hari ini. “Saya lihat kehidupannya jauh lebih baik sekarang dan Rika menceritakan semua pada saya,” kata Maryati bersyukur. Saat di penjara, seorang sipir yang sudah berusia rupanya menyukainya. Sebenarnya mereka tidak menjalin hubungan khusus melainkan rasa suka sipir yang telah memiliki istri dan tiga anak itu terjadi begitu saja. Sampai akhir­ nya Rika didatangi oleh istri sipir tersebut. Betapa kagetnya Rika pada pertemuan yang tidak diduganya itu. Ia berpikir istri sipir itu datang melabraknya dan menjadikannya bulan-bulanan. Tetapi ternyata yang terjadi sebaliknya. “Kata Rika, istri pertama suaminya baik sekali,” ujar Maryati. PUNYA USAHA KATERING Saat berdua dalam ruang besuk istri sipir itu mengaku tengah sakit dan sudah lama tidak bisa melayani suaminya. Ia mengkonfirmasi kabar kedekatan Rika dengan suaminya. Rika yang sesungguhnya tidak benarbenar menyukai sipir itu dalam arti cinta, tidak bisa berkata apa-apa. Ia kebingungan menjawabnya. Namun justru sikap itu yang membuat istri sipir ini meyakinkan Rika agar mau menikah dengan suaminya. “Rika sangat kaget dengan tawaran itu. Masak ia yang masih muda itu harus menikah dengan orang yang tidak lama lagi

tkh/net

akan pensiun,” kata Maryati. Tetapi itu rupanya jodoh Rika yang akhirnya mau menyetujui permintaan istri sipir itu. Itulah hari di mana Rika bisa keluar dengan ‘tebusan’ atau semacam apa ia tidak terlalu paham sehingga ia bisa menjalani hukumannya lebih pendek dari semestinya. Mereka pun akhirnya menikah dan suaminya itu menjamin hidupnya dengan sangat baik.

Hubungannya dengan istri pertama suaminya itu juga sangat baik bahkan ia memanggilnya dengan sebutan Ibu pada perempuan berhati mulia itu. Hari-hari yang mereka jalani itu penuh bahagia meski saudara suaminya tidak menyukainya. Buat Rika ia tidak peduli sama saudara suaminya, yang ia jaga adalah hubungan baiknya dengan madunya itu yang selalu membelanya

jika ia disakiti oleh saudara suaminya. “Ibu sayang pada Rika dan selalu membelanya kalau ia dijahati oleh saudara iparnya,” kata Maryati. Bagi Rika yang kini sudah bisa mene­ rima suaminya yang baik itu, hidupnya hari adalah lembaran baru yang harus diisinya dengan kebaikan pula. Kini ia menjalani hidupnya dengan usaha kate­ ring yang diberikan oleh suaminya. Rika tinggal di rumah pribadi yang dibelikan oleh suaminya lengkap dengan kendaraan dan kebutuhan lainnya. Bagi Rika hari ini ia hidup tanpa kekurangan apa pun, kecuali anaknya yang belum bisa bersamanya karena mantan suaminya yang sering meminta uang padanya itu tidak memperkenankan ia bertemu de­ ngan anak mereka. “Itulah satu-satunya kesedihan yang kini diderita oleh Rika,” kata Maryati. Namun, Rika kini tengah berjuang untuk bisa bertemu dan tinggal bersama anaknya yang kini berusia 10 tahun itu. Ia ingin memberikan kehidup­ an yang layak bagi anaknya ketimbang harus tinggal dengan ayahnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap. (Naniek I. Taufan)

Simple Elegan Terinspirasi dari keindahan rasa pasangan baru di seluruh penjuru dunia yang tengah jatuh cinta dan memilih pulau Dewata sebagai destination wedding-nya. Maka, terciptalah koleksi simple wedding gown nan cantik dari tangan seorang Suthajaya.

eretan koleksi nan indah dari “seta danda – hand crafted fashion” ini pun sukses melenggang diantara para tamu pada momen bahagia “Fabulous Fourty New Melati Salon” di kawasan Jalan Badak Agung, Renon Denpasar, pekan lalu. Di sini, Katrin menghadirkan karyanya dengan siluet yang simpel namun kaya akan detail. Dengan pilihan bahan terbaik seperti silk chiffon, silk satin, lace dan under lining yang nyaman sangat tepat dikenakan di hari bahagia sang bidadari atau mempelai wanita. Selanjutnya aksen sequins, beads, embroidery dengan proses hand made, menjadikan hasil akhir yang terlihat bukan hanya mewah tapi juga elegan. Sementara flowing dress yang se­ suai, mampu memberikan keluwesan bergerak pada pemakainya. (Sri Ardhini)

19


Jelita

18

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Trik Tata Rambut Sendiri

Ary Wiliasih

Setiap acara selalu pergi ke salon, tentu perlu biaya khusus. Bagaimana jika kita belajar ­membuat ­tatanan rambut sendiri, agar bisa digunakan ­kapan saja, mau ke pura, upacara adat, atau pesta. Make up ­artist (MUA) Ary Wiliasih yang ­sehari-hari ­berkantor di Bali TV, ­mencoba berbagi tips kepada pembaca Tokoh. Aneka gaya tata riasnya bisa dilihat di Instagram­­arymake.

Gaya Pertama - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak. - Rambut dikuncir kuda. - Rambut diberi arnet agar rapi. - Rambut dibagi dua, jangan sampai arnet terputus - Gulung satu bagian ke kiri, dan satu bagian ke kanan. - Gunakan jepit di masingmasing bagian rambut agar kuat. - Semprotkan hairspray agar rapi - Beri tambahan aksesori bunga kamboja

Gaya Kedua - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak. - Rambut dibagi dua di bagian sisi telinga - Bagian atas disasak sesuai selera. Setelah merata disasak, kemudian rapikan ke belakang. - Rambut bagian bawah tadi dibagi menjadi lima bagian. - Satu per satu bagian digulung di bawa ke atasnya dan dijepit. Diatur agar kelima gulungan rapi. - Rapikan bagian sasak masukkan ke dalam gulungan rambut tadi. - Semprotkan hairspray agar rapi. - Beri tambahan aksesori bunga anggrek ungu.

Gaya Ketiga - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak, sirkam. - Rambut dibagi dua di bagian sisi telinga. - Bagian atas disasak sesuai selera. Setelah merata disasak, kemudian rapikan ke belakang. Jika Anda tidak suka rambut disasak, tak masalah. - Bersama bagian dalam rambut tadi dibentuk seperti keong. Tarik rambut ke kanan, kemudian gulung ke arah dalam, kemudian masukkan sisanya ke dalam. Gunakan sirkam untuk membantu. - Beri jepit agar kuat. - Semprotkan hairspray agar rapi. - Selipkan bunga sesuai selera.

Gaya Sarang Tawon Agung dari Bali Agung Collection Tabanan, rekan kerja Ary juga berbagi tips yang lain. Jika Anda memiliki rambut panjang dapat dibuat sanggul yang mewah namun terlihat alami. - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray,

sisir sasak. - Poni dirapikan. Bisa juga rambut tidak disasak. - Rambut diikat kemudian dinaikkan dan dibagi menjadi beberapa bagian. Dengan memakai jepit satu per satu rambut digulung agar menyerupai sarang tawon. Kemudian tarik sedikit setiap bagian agar terlihat seperti berantakan. - Semprotkan hairsray agar tetap rapi. - Selipkan bunga sesuai selera. (Wirati Astiti)

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Komunitas

Gairah Seni dalam

S

Ayunan Panggul

abtu (14/4) malam di panggung terbuka Balai Budaya, Gianyar. Dua kelompok penabuh wanita, Sanggar Semara Murti, Celuk, Sukawati, tampil penuh percaya diri, mabarung (pentas bersanding) dengan seka gong wanita dari Banjar Tarukan, Mas, Ubud. Sajian konser gamelan dari dua penabuh wanita tersebut, mengundang decak kagum penonton. Pementasan penabuh wanita itu, merupakan rangkaian uji coba untuk menuju panggung bergengsi Parade Gong Kebyar Wanita di arena Pesta Kesenian Bali (PKB)

Kini kaum perempuan Bali makin jago menggoyang panggul. Alat pemukul gamelan yang sebelumnya hanya dimonopoli oleh kaum pria itu, belakangan ini kian lincah diayun oleh para perempuan Bali, saat mereka meniti nada-nada gamelan.

utusan kabupaten/kota sungguh penuh gereget. Bahkan kini, selain tampil sebagai penari, wanita Bali juga unjuk kiprah menjadi pencipta tari, dan di bidang seni karawitan wanita Bali selain tampil sebagai penabuh juga ada yang menjadi komposer, dan demikian juga dalam seni teater tradisional, kaum wanita Bali menunjukkan peran yang cukup

Gaya Keempat - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak. - Rambut bagian sisi kiri dijalin mengarah ke samping kanan. Kemudian gulung ke dalam. Beri jepit agar kuat. - Kemudian ditarik bawahnya agar terlihat melebar. - Semprotkan hairspray agar rapi. - Beri bunga mawar pink agar lebih manis

Gaya Kelima - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak, sirkam. - Rambut atas disasak sedikit. - Rambut bawah dibagi menjadi lima bagian. Bentuk seperti kelopak bunga mawar - Ambil rambut bagian atas sisi kanan dan kiri masingmasing dibawa menyilang untuk menutupi kelopak bunga mawar. - Beri jepitan agar kuat dan semprotkan hairspray agar rapi. - Selipkan bunga sesuai selera

15

2018, Juni-Juli nanti. Setelah menapak zaman kemerdekaan, kiprah perempuan Bali dalam kancah kesenian pada umumnya memang sangat dominan di setiap lini. Dalam bidang seni tari misalnya, seakan menjadi keterampilan “wajib” bagi wanita Bali. Akan tetapi dalam hal menabuh gamelan, sejak dulu memang tak tampak, atau mungkin belum ada. Bahkan gamelan seolaholah “tabu” dan leteh bila disentuh oleh kaum perempuan. Belakangan, ketika kesempatan untuk menjelajahi seni musik tradisional Bali itu terbuka, mereka menerjang penuh semangat. Dalam Festival Gong Kebyar Wanita di PKB, penampilan semua

besar. Semua ini seakan menjawab anggapan-anggapan miring dan pandangan sinis terhadap kaum wanita Bali yang hanya berkutat pada pekerjaan-pekerjaan ‘domestik’ kerumahtanggaan. Tonggak dilazimkannya perempuan Bali berkiprah di dunia gamelan berawal di arena PKB. Salah satu primadona pesta seni yang kini diselenggarakan untuk ke40 kalinya itu adalah parade Gong Kebyar. Dalam parade yang diikuti dengan penuh fanatik oleh masingmasing kabupaten dan kodya itu, selain secara rutin mengompetisikan Gong Kebyar Pria, sejak 15 tahun terakhir ini juga mengadu grup Gong Kebyar Wanita. Sajian

gong kebyar yang dibawakan kaum hawa mengundang antusiasisme tinggi penonton yang senantiasa memadati panggung Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Betapa tak kalah serunya penampilan secara mabarung wakilwakil grup Gong Kebyar kaum perempuan di arena PKB itu. Dengan seragam baju kebaya yang berbinar, sanggul nan rapi, dan polesan make-up cerah, mereka tampil penuh percaya diri. Saat menyajikan tabuh, bukan hanya panggul mereka yang bermain lincah, tapi juga lenggak-lenggok tubuh mereka, disertai senyum juga menjadi bagian dari sebuah seni pentas. Dari arena PKB itu, semangat kaum perempuan Bali menggauli gamelan kemudian merambah ke tengah-tengah masyarakat. Kini begitu sering dapat kita saksikan ibu-ibu PKK misalnya dengan suntuk berlatih menabuh gamelan di bale banjar atau mungkin di sanggar-sanggar seni. Sekarang tidak terasa aneh lagi bila ritual keagamaan disertai oleh penyajian gamelan oleh grup gamelan kaum perempuan. Selain menyajikan musik instrumental, ada juga yang lengkap sanggup mengiringi pementasan tari Rejang, Baris Gede dan Topeng Sidakarya. Ngayah dalam konteks upacara keagamaan adalah menjadi salah satu penyangga eksistensi kesenian Bali. Hadirnya kelompok-kelompok gamelan kaum wanita sekarang ini utamanya sangat distimulasi oleh emosi religiusitas tersebut. Betapa misalnya bila akan menyongsong datangnya piodalan agung di Pura lingkungan mereka, gairah seni untuk membentuk grup gamelan wanita mengemuka. Atau, bila memang grup itu telah terbentuk, mereka akan mengadakan latihan-latihan, meningkatkan keterampilannya, dan lebih menggalang kerja sama penyajian musikalnya.

KARAKTER LEMBUT Memang gamelan yang tampak umumnya ditabuh oleh kaum perempuan Bali adalah Gong Kebyar, salah satu gamelan Bali yang biasanya dimiliki oleh setiap banjar atau desa. Gamelan yang diduga muncul di Bali Utara pada tahun 1915 ini berfungsi fleksibel menyertai berbagai kepentingan pentas seni, baik presentasi estetik murni maupun persembahan dalam konteks ritual keagamaan. Gaya permainannya yang cepat, energik, atraktif, ramai dengan variasi jeda-jeda yang diungkapkan dengan penuh daya pikat, bergairah, dianggap mewakili dan menjadi ciri khas musik Bali secara keseluruhan.

Bali memiliki tak kurang 25 jenis ensambel gamelan, dari gamelan yang tergolong tua seperti misalnya Slonding dan Gambang, hingga bentuk-bentuk gamelan baru seperti Gong Kebyar itu sendiri. Kiranya, ada baiknya kaum perempuan Bali juga melirik gamelan di luar Gong Kebyar, terutama gamelan yang memang eksis di lingkungan mereka sendiri. Mungkin gamelan semacam Gambang yang teduh dan tenang, misalnya--kini kurang mendapat perhatian di kalangan seniman Bali—lebih cocok ditabuh dengan penuh kelembutan oleh karakter feminim kaum perempuan. Kaum perempuan Bali dikenal perkasa. Artinya, selain memiliki kelembutan hati, juga dikarunia kekerasan jiwa, Karena itu, rupanya tak menjadi kendala besar bagi mereka untuk menggauli jenis kesenian yang selama ini “dikangkangi” kaum laki-laki. Hanya, satu kendala yang menghadang kaum perempuan Bali dalam kiprahnya di dunia seni, khususnya gamelan, adalah kodrati biologis mereka, terutama bila dikaitkan saat harus berpartisipasi dalam ritual keagamaan. Mentruasi, siklus bulanan yang harus diterima oleh kaum perempuan sering menghambat dan membuyarkan semangat ngayah yang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan dan ditunggutunggu. (Kadek Suartaya)


Kuliner

16

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Kreasi Roti Labu Kuning

Oseng Oncom Pedas

Bahan: 4 lembar : oncom haluskan agak kasar 5 buah : cabe kriting merah cincang halus 11 buah : cabe rawit cincang kasar 3 siung : bawang putih cincang 7 buah : bawang merah cincang 150 ml : air 2 ruas jari : lengkuas memarkan 2 lembar : daun salam ½ sdt : lada bubuk 1 buah : kaldu blok rasa ayam 2 sdm : margarin

Labu kuning adalah buah yang bisa diolah menjadi beraneka masakan, salah s­ atunya dibuat menjadi aneka macam kue. Biasanya labu kuning sangat cocok dimasak ­menjadi kue basah, teksturnya yang lembut membuat labu kuning mudah diolah dan memiliki rasa manis yang alami. Berbagai olahan labu kuning di antaranya menjadi sumping, bolu, brownies dan kue lapis.

N

amun di tangan kreatif Luh Wanda Putri Pradanti, labu kuning diolah menjadi roti labu kuning atau Pumkin Bread. Pembuatan roti labu kuning ini muncul akibat penasaran dengan resep yang diberikan

oleh temannya untuk memanfaatkan labu kuning menjadi roti. Hasilnya, menurut pemilik Balilua brand ini, Pumkin bread memiliki tekstur yang sangat lembut dan rasanya juga berbeda dengan roti pada umumnya. Bahkan rasa labu itu sendiri tidak terlalu terasa tetapi

Kreasi Roti Labu Kuning

teksturnya empuk dan seratnya lembut. “Awalnya penasaran aja, hasilnya roti labu ini lembut dan empuk rasanya juga khas karena labu ini mengandung banyak air dan manis yang alami,” ungkapnya. Perempuan yang akrab disapa Wanda ini mengaku, selain cocok dijadikan roti, labu kuning juga merupakan bahan baku yang tidak sulit untuk dibeli dipasaran. Bahkan Buleleng merupakan penghasil buah labu kuning yang lumayan banyak sehingga untuk produksi Wanda tidak kesulitan mencari bahan baku. Meskipun memiliki rasa yang berbeda, akan tetapi cara pembuatan roti labu kuning dengan

roti pada umumnya tetap sama. Bahkan untuk mendapat roti yang lembut, adonan diuleni sampai kalis hanya menggunakan tangan.

Meriahkan Hari Kartini

Masa penyimpanannya pun sama seperti roti umumnya, 5 hingga 7 hari tanpa bahan pengawet. Awal pembuatan Wanda membuat roti labu kuning dengan rasa original akan tetapi karena ingin terus berkreasi, dirinya membuat roti labu kuning dengan isian. Ada dua varian roti labu kuning yang dibuatnya, rasa manis dan gurih. Untuk rasa manis, dirinya menambahkan isian selai nanas dan anggur yang berasal dari nanas dan anggur segar. Sedangkan rasa gurih, dirinya menambahkan isian abon ayam, keju, dan sosis. (Wiwin Meliana)

Lomba Makan Markobar Khusus Wanita Suasana pembukaan cabang Martabak Kota Barat (Markobar) yang kedua di Bali berlangsung meriah, Sabtu (21/4) malam. Selain kehadiran Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pengarep, acara dihebohkan dengan lomba makan Markobar. Pesertanya khusus wanita. “Markobar di Jalan Dewi Sri Kuta ini merupakan cabang kedua di Bali. Yang pertama di Jalan Teuku Umar, Denpasar. Secara keseluruhan, ini merupakan cabang ke-33 yang milik

saya sendiri. Ke depannya, Markobar siap bekerja sama dengan sistem waralaba,” ujar putra sulung Presiden Joko Widodo ini. Setelah menyampaikan sambutan pembukaan, Gibran memilih lima wanita untuk menjadi peserta lomba makan Markobar. “Karena bertepatan dengan Hari Kartini, kami pilih peserta wanita yang ikut lomba. Tidak ada batasan waktu, yang penting habis paling cepat. Hadiahnya ada ponsel dan voucer

juga mendapat kesempatan foto bersama Gibran. Sementara itu Kaesang menuturkan dirinya banyak belajar dari Gibran. “Harapan saya, semoga Markobar tetap ramai dan Sang Pisang lebih ramai lagi. Mas Gibran guru saya, tapi saya ingin melampaui Mas Gibran,” ujarnya. Sang Pisang milik Kaesang juga mulai dibuka Sabtu (21/4) di Jalan Merdeka, Renon, Denpasar. (Ngurah Budi)

Aksi lima peserta lomba makan Markobar

Pemenang lomba makan Markobar foto bersama Gibran

menginap,” imbuh pria yang juga pemilik katering Chili Pari ini. Ada lima wanita yang terpilih menjadi peserta. Mereka adalah Karnasih (Go- Jek), Lia (Indomaret), Pasa (Craft), Vidia (Denpasar), dan Marina (Bandung). Setelah melalui perjuangan sengit dan dukungan para penonton, akhirnya Vidia berhasil meraih juara 1, Karnasih juara 2, dan Marina juara 3. Para pemenang

17

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Garam dan gula secukupnya Cara Membuat : Panaskan panci lalu masukkan margarin hingga meleleh. Masukkan irisan bawang merah dan bawang putih, tumis hingga harum, lalu masukkan irisan cabe kriting dan cabe rawit, lengkuwas juga daun salam, masak hingga layu. Masukkan oncom, aduk rata. Masukkan air juga kaldu blok, garam dan gula, aduk sampai rata. Masak sampai agak kering, aduk, matang. Sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Chef Sarwan

Oseng Cumi Asin Lombok Ijo Bahan: 450 gr 7 buah 6 buah 5 buah

: cumi asin, rendam air panas 15 menit, tiriskan potong bulat : cabe hijau besar iris serong : cabe rawit cincang : cabe rawit utuh

2 ruas jari : lengkuas memarkan 3 siung : bawang putih cincang 100 ml : air 7 buah : bawang merah cincang 2 sdm : minyak goreng Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat: - Panaskan minyak dalam wajan, lalu masukkan irisan bawang merah dan putih, tumis hingga harum. - Masukkan irisan cabe hijau besar dan rawit, lengkuas, cabe rawit utuh, aduk hingga layu. - Masukkan irisan cumi asin, aduk rata, masukkan air, kalau kurang asin tambahkan garam, gula dan kaldu bubuk secukupnya. Masak hingga mendidih dan agak kering, matang, sajikan.

Oseng Cumi Asin Pete

Bahan : 500 gr : cumi asin rendam air panas selama 15 menit, tiriskan, potong bulat 12 butir : pete iris bulat 5 buah : cabe merah rawit potong jadi 3 bagian 1 sdm : bawang bombai cincang 3 siung : bawang putih cincang 2 ruas jari : jahe memarkan 1 sdm : kecap manis 150 ml : air ½ sdt : lada bubuk 2 sdm : minyak goreng

Gula, garam secukupnya

Cara Membuat: - Panaskan minyak hingga panas, masukkan irisan bawang bombai juga bawang putih, aduk. Lalu, masukkan jahe, juga irisan cabe merah kriting, masak hingga harum. - Masukkan potongan petai juga cumi asin, aduk rata, masukkan air, lalu tambahkan garam, gula, kaldu bubuk secukupnya, biarkan sampai mendidih. - Aduk rata, matang, sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Sup Gambas Bola Ikan Bahan: 2 buah : gambas, bersihkan kulitnya, potong bulat 5 buah : bakso ikan iris jadi 2 bagian 1 buah : wortel manis potong bulat 700 ml : air 1 buah : kaldu blok rasa ayam ½ sdt : lada bubuk 1 sdm : bawang putih goreng 2 sdm : minyak Garam dan gula secukupnya Bumbu Halus: 3 siung : bawang putih goreng 7 buah : bawang merah

Gibran mendokumentasikan pengunjung di acara pembukaan Markobar di Kuta

Cara Membuat : - Panaskan minyak dalam panci kuah, masukkan bumbu halus, masak sampai harum lalu masukkan air, biarkan mendidih. - Masukkan wortel juga irisan bakso ikan. - Masukkan kaldu blok juga garam gula masak hingga mendidih. - Masukkan irisan gambas, masak sebentar matang, sajikan.


Kuliner

16

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Kreasi Roti Labu Kuning

Oseng Oncom Pedas

Bahan: 4 lembar : oncom haluskan agak kasar 5 buah : cabe kriting merah cincang halus 11 buah : cabe rawit cincang kasar 3 siung : bawang putih cincang 7 buah : bawang merah cincang 150 ml : air 2 ruas jari : lengkuas memarkan 2 lembar : daun salam ½ sdt : lada bubuk 1 buah : kaldu blok rasa ayam 2 sdm : margarin

Labu kuning adalah buah yang bisa diolah menjadi beraneka masakan, salah s­ atunya dibuat menjadi aneka macam kue. Biasanya labu kuning sangat cocok dimasak ­menjadi kue basah, teksturnya yang lembut membuat labu kuning mudah diolah dan memiliki rasa manis yang alami. Berbagai olahan labu kuning di antaranya menjadi sumping, bolu, brownies dan kue lapis.

N

amun di tangan kreatif Luh Wanda Putri Pradanti, labu kuning diolah menjadi roti labu kuning atau Pumkin Bread. Pembuatan roti labu kuning ini muncul akibat penasaran dengan resep yang diberikan

oleh temannya untuk memanfaatkan labu kuning menjadi roti. Hasilnya, menurut pemilik Balilua brand ini, Pumkin bread memiliki tekstur yang sangat lembut dan rasanya juga berbeda dengan roti pada umumnya. Bahkan rasa labu itu sendiri tidak terlalu terasa tetapi

Kreasi Roti Labu Kuning

teksturnya empuk dan seratnya lembut. “Awalnya penasaran aja, hasilnya roti labu ini lembut dan empuk rasanya juga khas karena labu ini mengandung banyak air dan manis yang alami,” ungkapnya. Perempuan yang akrab disapa Wanda ini mengaku, selain cocok dijadikan roti, labu kuning juga merupakan bahan baku yang tidak sulit untuk dibeli dipasaran. Bahkan Buleleng merupakan penghasil buah labu kuning yang lumayan banyak sehingga untuk produksi Wanda tidak kesulitan mencari bahan baku. Meskipun memiliki rasa yang berbeda, akan tetapi cara pembuatan roti labu kuning dengan

roti pada umumnya tetap sama. Bahkan untuk mendapat roti yang lembut, adonan diuleni sampai kalis hanya menggunakan tangan.

Meriahkan Hari Kartini

Masa penyimpanannya pun sama seperti roti umumnya, 5 hingga 7 hari tanpa bahan pengawet. Awal pembuatan Wanda membuat roti labu kuning dengan rasa original akan tetapi karena ingin terus berkreasi, dirinya membuat roti labu kuning dengan isian. Ada dua varian roti labu kuning yang dibuatnya, rasa manis dan gurih. Untuk rasa manis, dirinya menambahkan isian selai nanas dan anggur yang berasal dari nanas dan anggur segar. Sedangkan rasa gurih, dirinya menambahkan isian abon ayam, keju, dan sosis. (Wiwin Meliana)

Lomba Makan Markobar Khusus Wanita Suasana pembukaan cabang Martabak Kota Barat (Markobar) yang kedua di Bali berlangsung meriah, Sabtu (21/4) malam. Selain kehadiran Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pengarep, acara dihebohkan dengan lomba makan Markobar. Pesertanya khusus wanita. “Markobar di Jalan Dewi Sri Kuta ini merupakan cabang kedua di Bali. Yang pertama di Jalan Teuku Umar, Denpasar. Secara keseluruhan, ini merupakan cabang ke-33 yang milik

saya sendiri. Ke depannya, Markobar siap bekerja sama dengan sistem waralaba,” ujar putra sulung Presiden Joko Widodo ini. Setelah menyampaikan sambutan pembukaan, Gibran memilih lima wanita untuk menjadi peserta lomba makan Markobar. “Karena bertepatan dengan Hari Kartini, kami pilih peserta wanita yang ikut lomba. Tidak ada batasan waktu, yang penting habis paling cepat. Hadiahnya ada ponsel dan voucer

juga mendapat kesempatan foto bersama Gibran. Sementara itu Kaesang menuturkan dirinya banyak belajar dari Gibran. “Harapan saya, semoga Markobar tetap ramai dan Sang Pisang lebih ramai lagi. Mas Gibran guru saya, tapi saya ingin melampaui Mas Gibran,” ujarnya. Sang Pisang milik Kaesang juga mulai dibuka Sabtu (21/4) di Jalan Merdeka, Renon, Denpasar. (Ngurah Budi)

Aksi lima peserta lomba makan Markobar

Pemenang lomba makan Markobar foto bersama Gibran

menginap,” imbuh pria yang juga pemilik katering Chili Pari ini. Ada lima wanita yang terpilih menjadi peserta. Mereka adalah Karnasih (Go- Jek), Lia (Indomaret), Pasa (Craft), Vidia (Denpasar), dan Marina (Bandung). Setelah melalui perjuangan sengit dan dukungan para penonton, akhirnya Vidia berhasil meraih juara 1, Karnasih juara 2, dan Marina juara 3. Para pemenang

17

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Garam dan gula secukupnya Cara Membuat : Panaskan panci lalu masukkan margarin hingga meleleh. Masukkan irisan bawang merah dan bawang putih, tumis hingga harum, lalu masukkan irisan cabe kriting dan cabe rawit, lengkuwas juga daun salam, masak hingga layu. Masukkan oncom, aduk rata. Masukkan air juga kaldu blok, garam dan gula, aduk sampai rata. Masak sampai agak kering, aduk, matang. Sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Chef Sarwan

Oseng Cumi Asin Lombok Ijo Bahan: 450 gr 7 buah 6 buah 5 buah

: cumi asin, rendam air panas 15 menit, tiriskan potong bulat : cabe hijau besar iris serong : cabe rawit cincang : cabe rawit utuh

2 ruas jari : lengkuas memarkan 3 siung : bawang putih cincang 100 ml : air 7 buah : bawang merah cincang 2 sdm : minyak goreng Gula, garam, kaldu bubuk secukupnya Cara Membuat: - Panaskan minyak dalam wajan, lalu masukkan irisan bawang merah dan putih, tumis hingga harum. - Masukkan irisan cabe hijau besar dan rawit, lengkuas, cabe rawit utuh, aduk hingga layu. - Masukkan irisan cumi asin, aduk rata, masukkan air, kalau kurang asin tambahkan garam, gula dan kaldu bubuk secukupnya. Masak hingga mendidih dan agak kering, matang, sajikan.

Oseng Cumi Asin Pete

Bahan : 500 gr : cumi asin rendam air panas selama 15 menit, tiriskan, potong bulat 12 butir : pete iris bulat 5 buah : cabe merah rawit potong jadi 3 bagian 1 sdm : bawang bombai cincang 3 siung : bawang putih cincang 2 ruas jari : jahe memarkan 1 sdm : kecap manis 150 ml : air ½ sdt : lada bubuk 2 sdm : minyak goreng

Gula, garam secukupnya

Cara Membuat: - Panaskan minyak hingga panas, masukkan irisan bawang bombai juga bawang putih, aduk. Lalu, masukkan jahe, juga irisan cabe merah kriting, masak hingga harum. - Masukkan potongan petai juga cumi asin, aduk rata, masukkan air, lalu tambahkan garam, gula, kaldu bubuk secukupnya, biarkan sampai mendidih. - Aduk rata, matang, sajikan dengan taburan bawang putih goreng.

Sup Gambas Bola Ikan Bahan: 2 buah : gambas, bersihkan kulitnya, potong bulat 5 buah : bakso ikan iris jadi 2 bagian 1 buah : wortel manis potong bulat 700 ml : air 1 buah : kaldu blok rasa ayam ½ sdt : lada bubuk 1 sdm : bawang putih goreng 2 sdm : minyak Garam dan gula secukupnya Bumbu Halus: 3 siung : bawang putih goreng 7 buah : bawang merah

Gibran mendokumentasikan pengunjung di acara pembukaan Markobar di Kuta

Cara Membuat : - Panaskan minyak dalam panci kuah, masukkan bumbu halus, masak sampai harum lalu masukkan air, biarkan mendidih. - Masukkan wortel juga irisan bakso ikan. - Masukkan kaldu blok juga garam gula masak hingga mendidih. - Masukkan irisan gambas, masak sebentar matang, sajikan.


Jelita

18

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Trik Tata Rambut Sendiri

Ary Wiliasih

Setiap acara selalu pergi ke salon, tentu perlu biaya khusus. Bagaimana jika kita belajar ­membuat ­tatanan rambut sendiri, agar bisa digunakan ­kapan saja, mau ke pura, upacara adat, atau pesta. Make up ­artist (MUA) Ary Wiliasih yang ­sehari-hari ­berkantor di Bali TV, ­mencoba berbagi tips kepada pembaca Tokoh. Aneka gaya tata riasnya bisa dilihat di Instagram­­arymake.

Gaya Pertama - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak. - Rambut dikuncir kuda. - Rambut diberi arnet agar rapi. - Rambut dibagi dua, jangan sampai arnet terputus - Gulung satu bagian ke kiri, dan satu bagian ke kanan. - Gunakan jepit di masingmasing bagian rambut agar kuat. - Semprotkan hairspray agar rapi - Beri tambahan aksesori bunga kamboja

Gaya Kedua - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak. - Rambut dibagi dua di bagian sisi telinga - Bagian atas disasak sesuai selera. Setelah merata disasak, kemudian rapikan ke belakang. - Rambut bagian bawah tadi dibagi menjadi lima bagian. - Satu per satu bagian digulung di bawa ke atasnya dan dijepit. Diatur agar kelima gulungan rapi. - Rapikan bagian sasak masukkan ke dalam gulungan rambut tadi. - Semprotkan hairspray agar rapi. - Beri tambahan aksesori bunga anggrek ungu.

Gaya Ketiga - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak, sirkam. - Rambut dibagi dua di bagian sisi telinga. - Bagian atas disasak sesuai selera. Setelah merata disasak, kemudian rapikan ke belakang. Jika Anda tidak suka rambut disasak, tak masalah. - Bersama bagian dalam rambut tadi dibentuk seperti keong. Tarik rambut ke kanan, kemudian gulung ke arah dalam, kemudian masukkan sisanya ke dalam. Gunakan sirkam untuk membantu. - Beri jepit agar kuat. - Semprotkan hairspray agar rapi. - Selipkan bunga sesuai selera.

Gaya Sarang Tawon Agung dari Bali Agung Collection Tabanan, rekan kerja Ary juga berbagi tips yang lain. Jika Anda memiliki rambut panjang dapat dibuat sanggul yang mewah namun terlihat alami. - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray,

sisir sasak. - Poni dirapikan. Bisa juga rambut tidak disasak. - Rambut diikat kemudian dinaikkan dan dibagi menjadi beberapa bagian. Dengan memakai jepit satu per satu rambut digulung agar menyerupai sarang tawon. Kemudian tarik sedikit setiap bagian agar terlihat seperti berantakan. - Semprotkan hairsray agar tetap rapi. - Selipkan bunga sesuai selera. (Wirati Astiti)

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Komunitas

Gairah Seni dalam

S

Ayunan Panggul

abtu (14/4) malam di panggung terbuka Balai Budaya, Gianyar. Dua kelompok penabuh wanita, Sanggar Semara Murti, Celuk, Sukawati, tampil penuh percaya diri, mabarung (pentas bersanding) dengan seka gong wanita dari Banjar Tarukan, Mas, Ubud. Sajian konser gamelan dari dua penabuh wanita tersebut, mengundang decak kagum penonton. Pementasan penabuh wanita itu, merupakan rangkaian uji coba untuk menuju panggung bergengsi Parade Gong Kebyar Wanita di arena Pesta Kesenian Bali (PKB)

Kini kaum perempuan Bali makin jago menggoyang panggul. Alat pemukul gamelan yang sebelumnya hanya dimonopoli oleh kaum pria itu, belakangan ini kian lincah diayun oleh para perempuan Bali, saat mereka meniti nada-nada gamelan.

utusan kabupaten/kota sungguh penuh gereget. Bahkan kini, selain tampil sebagai penari, wanita Bali juga unjuk kiprah menjadi pencipta tari, dan di bidang seni karawitan wanita Bali selain tampil sebagai penabuh juga ada yang menjadi komposer, dan demikian juga dalam seni teater tradisional, kaum wanita Bali menunjukkan peran yang cukup

Gaya Keempat - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak. - Rambut bagian sisi kiri dijalin mengarah ke samping kanan. Kemudian gulung ke dalam. Beri jepit agar kuat. - Kemudian ditarik bawahnya agar terlihat melebar. - Semprotkan hairspray agar rapi. - Beri bunga mawar pink agar lebih manis

Gaya Kelima - Siapkan peralatan karet, jepit, arnet, hairspray, sisir sasak, sirkam. - Rambut atas disasak sedikit. - Rambut bawah dibagi menjadi lima bagian. Bentuk seperti kelopak bunga mawar - Ambil rambut bagian atas sisi kanan dan kiri masingmasing dibawa menyilang untuk menutupi kelopak bunga mawar. - Beri jepitan agar kuat dan semprotkan hairspray agar rapi. - Selipkan bunga sesuai selera

15

2018, Juni-Juli nanti. Setelah menapak zaman kemerdekaan, kiprah perempuan Bali dalam kancah kesenian pada umumnya memang sangat dominan di setiap lini. Dalam bidang seni tari misalnya, seakan menjadi keterampilan “wajib” bagi wanita Bali. Akan tetapi dalam hal menabuh gamelan, sejak dulu memang tak tampak, atau mungkin belum ada. Bahkan gamelan seolaholah “tabu” dan leteh bila disentuh oleh kaum perempuan. Belakangan, ketika kesempatan untuk menjelajahi seni musik tradisional Bali itu terbuka, mereka menerjang penuh semangat. Dalam Festival Gong Kebyar Wanita di PKB, penampilan semua

besar. Semua ini seakan menjawab anggapan-anggapan miring dan pandangan sinis terhadap kaum wanita Bali yang hanya berkutat pada pekerjaan-pekerjaan ‘domestik’ kerumahtanggaan. Tonggak dilazimkannya perempuan Bali berkiprah di dunia gamelan berawal di arena PKB. Salah satu primadona pesta seni yang kini diselenggarakan untuk ke40 kalinya itu adalah parade Gong Kebyar. Dalam parade yang diikuti dengan penuh fanatik oleh masingmasing kabupaten dan kodya itu, selain secara rutin mengompetisikan Gong Kebyar Pria, sejak 15 tahun terakhir ini juga mengadu grup Gong Kebyar Wanita. Sajian

gong kebyar yang dibawakan kaum hawa mengundang antusiasisme tinggi penonton yang senantiasa memadati panggung Ardha Candra, Taman Budaya Bali. Betapa tak kalah serunya penampilan secara mabarung wakilwakil grup Gong Kebyar kaum perempuan di arena PKB itu. Dengan seragam baju kebaya yang berbinar, sanggul nan rapi, dan polesan make-up cerah, mereka tampil penuh percaya diri. Saat menyajikan tabuh, bukan hanya panggul mereka yang bermain lincah, tapi juga lenggak-lenggok tubuh mereka, disertai senyum juga menjadi bagian dari sebuah seni pentas. Dari arena PKB itu, semangat kaum perempuan Bali menggauli gamelan kemudian merambah ke tengah-tengah masyarakat. Kini begitu sering dapat kita saksikan ibu-ibu PKK misalnya dengan suntuk berlatih menabuh gamelan di bale banjar atau mungkin di sanggar-sanggar seni. Sekarang tidak terasa aneh lagi bila ritual keagamaan disertai oleh penyajian gamelan oleh grup gamelan kaum perempuan. Selain menyajikan musik instrumental, ada juga yang lengkap sanggup mengiringi pementasan tari Rejang, Baris Gede dan Topeng Sidakarya. Ngayah dalam konteks upacara keagamaan adalah menjadi salah satu penyangga eksistensi kesenian Bali. Hadirnya kelompok-kelompok gamelan kaum wanita sekarang ini utamanya sangat distimulasi oleh emosi religiusitas tersebut. Betapa misalnya bila akan menyongsong datangnya piodalan agung di Pura lingkungan mereka, gairah seni untuk membentuk grup gamelan wanita mengemuka. Atau, bila memang grup itu telah terbentuk, mereka akan mengadakan latihan-latihan, meningkatkan keterampilannya, dan lebih menggalang kerja sama penyajian musikalnya.

KARAKTER LEMBUT Memang gamelan yang tampak umumnya ditabuh oleh kaum perempuan Bali adalah Gong Kebyar, salah satu gamelan Bali yang biasanya dimiliki oleh setiap banjar atau desa. Gamelan yang diduga muncul di Bali Utara pada tahun 1915 ini berfungsi fleksibel menyertai berbagai kepentingan pentas seni, baik presentasi estetik murni maupun persembahan dalam konteks ritual keagamaan. Gaya permainannya yang cepat, energik, atraktif, ramai dengan variasi jeda-jeda yang diungkapkan dengan penuh daya pikat, bergairah, dianggap mewakili dan menjadi ciri khas musik Bali secara keseluruhan.

Bali memiliki tak kurang 25 jenis ensambel gamelan, dari gamelan yang tergolong tua seperti misalnya Slonding dan Gambang, hingga bentuk-bentuk gamelan baru seperti Gong Kebyar itu sendiri. Kiranya, ada baiknya kaum perempuan Bali juga melirik gamelan di luar Gong Kebyar, terutama gamelan yang memang eksis di lingkungan mereka sendiri. Mungkin gamelan semacam Gambang yang teduh dan tenang, misalnya--kini kurang mendapat perhatian di kalangan seniman Bali—lebih cocok ditabuh dengan penuh kelembutan oleh karakter feminim kaum perempuan. Kaum perempuan Bali dikenal perkasa. Artinya, selain memiliki kelembutan hati, juga dikarunia kekerasan jiwa, Karena itu, rupanya tak menjadi kendala besar bagi mereka untuk menggauli jenis kesenian yang selama ini “dikangkangi” kaum laki-laki. Hanya, satu kendala yang menghadang kaum perempuan Bali dalam kiprahnya di dunia seni, khususnya gamelan, adalah kodrati biologis mereka, terutama bila dikaitkan saat harus berpartisipasi dalam ritual keagamaan. Mentruasi, siklus bulanan yang harus diterima oleh kaum perempuan sering menghambat dan membuyarkan semangat ngayah yang sudah jauh-jauh hari dipersiapkan dan ditunggutunggu. (Kadek Suartaya)


Life Story

14 Dengan senyum getir, Rika (36) melangkah keluar begitu pintu penjara itu dibuka untuknya. Hari itu, Rika menuju kebebasannya sete­ lah 10 bulan menjalani hukuman. Meski dalam kegetiran, ada secercah harapan tampak dari wajahnya.

K

ebebasannya tersebut lebih cepat dari yang seharusnya. Mungkin ini yang disebut keberuntungan. Setelah menjalani masa kehidupan yang tidak menyenangkan, hidup tertekan bersama suami pertamanya, kini Rika memasuki fase kehidupan untuk sebuah perubahan yang lebih baik dalam hidupnya. Menikah di usia muda membuat Rika dan suaminya kerap terlibat percekcokan yang tidak produkif. Masalah utamanya seputar ekonomi. Setelah menjalani kehidupan rumah tangga tiga tahun, ia mulai bekerja di salah satu show room mobil di NTB. Penghasilannya memang tidak banyak namun ia menjalani pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh. Suaminya malah tidak bekerja dan cenderung malas tetapi tuntutannya banyak. Untuk memenuhi tuntutan yang terlalu tinggi itulah yang menjadi penyebab mereka sering bertengkar karena makin hari penghasilan Rika tentu makin berkurang sebab harus menanggung tuntutan suaminya juga yang ingin berbisnis. Awalnya ia berpikir positif bahwa suaminya benar-benar ingin bekerja dan berusaha sehingga ia tak segan meminjam sejumlah dana dari banyak sumber. Dana itu ia gunakan untuk membiayai usaha suaminya di bidang pengadaan material bangunan. Cukup besar permintaan dana dari suaminya membuat untuk memenuhinya ia akhirnya ‘memainkan’ harga dan proses pencairan kendaraan dari show room tempatnya bekerja. Tidak cukup dengan itu, Rika akhirnya mengagunkan sertifikat rumah atas nama mertuanya. “Waktu mengaprah uang dengan jaminan sertifikat itu, suami Rika juga menyetujuinya,” ungkap Maryati, sahabat Rika. Di kemudian hari semua ini bermasalah. Utang Rika tersebar di manamana termasuk akhirnya show room tempatnya bekerja juga mengetahui ada yang tidak beres dari cara Rika bekerja sehingga merugikan perusahaan tersebut. Ia lalu keluar dari tempatnya bekerja dan kehidupan bersama suaminya juga sudah tidak harmonis lagi. Selain karena masalah dengan suaminya juga masalah lebih parah terjadi dengan mertua dan para iparnya. “Mertua dan ipar Rika marah dan menyalahkan Rika sepenuhnya atas diagunkannya sertifikat rumah tersebut, padahal suami Rika juga yang menggadaikan sertifikat tersebut,” ujar Maryati. Hal inilah yang kemudian membuat mertuanya meminta anaknya untuk menceraikan Rika. Situasi ini membuat Rika yang kala itu telah memiliki seorang anak yang masih balita tidak nyaman tinggal di rumah. Selain karena masalah itu, ia juga banyak dikejar-kejar oleh orang-orang tempatnya berutang. Ia menjadi ‘buron’ para penagih utang. “Rika harus sem-

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Style

“Madu” yang Selalu Membela bunyi dari satu rumah kawan ke rumah kawannya yang lain untuk menghindari para penagih utang, termasuk satu bulan ia tinggal dan bersembunyi di rumah saya,” ujar Maryati. Sebagai kawan Maryati yang prihatin pada keadaannya menampungnya sementara. Namun itu hanya satu bulan karena Maryati juga memiliki keluarga yang dibangunnya. Ia merasa tidak enak pada suaminya dengan tinggalnya Maryati di rumah mereka dalam keadaan dicari-cari orang. Akhirnya Rika rupanya merasa diri dan pergi dari rumah Maryati yang sesungguhnya kasihan sekali padanya dan anaknya. “Dia pindah ke rumah kawannya yang lain,” ujar Maryati. Sejak itulah Maryati tidak lagi mendengar kabarnya, tahu-tahu setahun kemudian ia mendapat kabar dari kawannya, Rika masuk penjara di salah satu kota di Pulau Jawa. Entah apa yang membuatnya masuk penjara di kota itu, Maryati tidak mengetahuinya dan Rika sendiri tidak mau menceritakannya ketika akhirnya mereka bertemu kembali beberapa minggu lalu di Mataram. Yang Maryati tahu kisah hidup Rika menuju kebahagiaannya hari ini. “Saya lihat kehidupannya jauh lebih baik sekarang dan Rika menceritakan semua pada saya,” kata Maryati bersyukur. Saat di penjara, seorang sipir yang sudah berusia rupanya menyukainya. Sebenarnya mereka tidak menjalin hubungan khusus melainkan rasa suka sipir yang telah memiliki istri dan tiga anak itu terjadi begitu saja. Sampai akhir­ nya Rika didatangi oleh istri sipir tersebut. Betapa kagetnya Rika pada pertemuan yang tidak diduganya itu. Ia berpikir istri sipir itu datang melabraknya dan menjadikannya bulan-bulanan. Tetapi ternyata yang terjadi sebaliknya. “Kata Rika, istri pertama suaminya baik sekali,” ujar Maryati. PUNYA USAHA KATERING Saat berdua dalam ruang besuk istri sipir itu mengaku tengah sakit dan sudah lama tidak bisa melayani suaminya. Ia mengkonfirmasi kabar kedekatan Rika dengan suaminya. Rika yang sesungguhnya tidak benarbenar menyukai sipir itu dalam arti cinta, tidak bisa berkata apa-apa. Ia kebingungan menjawabnya. Namun justru sikap itu yang membuat istri sipir ini meyakinkan Rika agar mau menikah dengan suaminya. “Rika sangat kaget dengan tawaran itu. Masak ia yang masih muda itu harus menikah dengan orang yang tidak lama lagi

tkh/net

akan pensiun,” kata Maryati. Tetapi itu rupanya jodoh Rika yang akhirnya mau menyetujui permintaan istri sipir itu. Itulah hari di mana Rika bisa keluar dengan ‘tebusan’ atau semacam apa ia tidak terlalu paham sehingga ia bisa menjalani hukumannya lebih pendek dari semestinya. Mereka pun akhirnya menikah dan suaminya itu menjamin hidupnya dengan sangat baik.

Hubungannya dengan istri pertama suaminya itu juga sangat baik bahkan ia memanggilnya dengan sebutan Ibu pada perempuan berhati mulia itu. Hari-hari yang mereka jalani itu penuh bahagia meski saudara suaminya tidak menyukainya. Buat Rika ia tidak peduli sama saudara suaminya, yang ia jaga adalah hubungan baiknya dengan madunya itu yang selalu membelanya

jika ia disakiti oleh saudara suaminya. “Ibu sayang pada Rika dan selalu membelanya kalau ia dijahati oleh saudara iparnya,” kata Maryati. Bagi Rika yang kini sudah bisa mene­ rima suaminya yang baik itu, hidupnya hari adalah lembaran baru yang harus diisinya dengan kebaikan pula. Kini ia menjalani hidupnya dengan usaha kate­ ring yang diberikan oleh suaminya. Rika tinggal di rumah pribadi yang dibelikan oleh suaminya lengkap dengan kendaraan dan kebutuhan lainnya. Bagi Rika hari ini ia hidup tanpa kekurangan apa pun, kecuali anaknya yang belum bisa bersamanya karena mantan suaminya yang sering meminta uang padanya itu tidak memperkenankan ia bertemu de­ ngan anak mereka. “Itulah satu-satunya kesedihan yang kini diderita oleh Rika,” kata Maryati. Namun, Rika kini tengah berjuang untuk bisa bertemu dan tinggal bersama anaknya yang kini berusia 10 tahun itu. Ia ingin memberikan kehidup­ an yang layak bagi anaknya ketimbang harus tinggal dengan ayahnya yang tidak memiliki pekerjaan tetap. (Naniek I. Taufan)

Simple Elegan Terinspirasi dari keindahan rasa pasangan baru di seluruh penjuru dunia yang tengah jatuh cinta dan memilih pulau Dewata sebagai destination wedding-nya. Maka, terciptalah koleksi simple wedding gown nan cantik dari tangan seorang Suthajaya.

eretan koleksi nan indah dari “seta danda – hand crafted fashion” ini pun sukses melenggang diantara para tamu pada momen bahagia “Fabulous Fourty New Melati Salon” di kawasan Jalan Badak Agung, Renon Denpasar, pekan lalu. Di sini, Katrin menghadirkan karyanya dengan siluet yang simpel namun kaya akan detail. Dengan pilihan bahan terbaik seperti silk chiffon, silk satin, lace dan under lining yang nyaman sangat tepat dikenakan di hari bahagia sang bidadari atau mempelai wanita. Selanjutnya aksen sequins, beads, embroidery dengan proses hand made, menjadikan hasil akhir yang terlihat bukan hanya mewah tapi juga elegan. Sementara flowing dress yang se­ suai, mampu memberikan keluwesan bergerak pada pemakainya. (Sri Ardhini)

19


20

Aglaonema

Griya

Si Ratu Daun

Aglaonema adalah salah satu tanaman hias berdaun indah. Karena kecantikan warna dan motif daunnya ini, Aglaonema bahkan populer dijuluki sebagai “Ratu Daun”. Harga tanaman dihitung per helai daun. “Waktu itu harganya bisa mencapai Rp 200 ribuan per pot. Kalau sekarang rata-rata Rp 75 ribu,” ujarnya. Variasi daunnya yang indah menjadikan tanaman Aglaonema ini banyak menjadi pilihan sebagai tanaman penghias ruangan. “Bisa juga diletakkan di luar ruangan, seperti di teras. Intinya jangan sampai terpapar sinar matahari langsung, seperti dengan meletakkannya di bawah

I

I Wayan Tinggen

Wayan Tinggen (50), pemilik Sta n b u n ga “UD Puspa Tan Alum” di kawasan Tanjung Bungkak, Denpasar, mengatakan meski saat ini pasaran tanaman di Denpasar tidak seramai dulu, jenis aglaonema ini masih diminati. “Jenis Dona karman ini paling banyak peminat karena harganya tetap dan warnanya bagus,” ujar pria asal Karangasem ini sembari menunjuk tanaman berbatang putih dengan garis tengah daun berwarna merah itu. Tanaman Aglaonema sendiri dituturkan Wayan Tinggen sempat booming sekitar tahun 2013 karena banyaknya permintaan.

paranet,” jelas Bapak empat anak ini. Perawatan tanaman ini cukup simpel, sama seperti pada tanaman umumnya. Penyiraman dilakukan sekali dalam sehari. “Siram sampai daun-daunnya untuk menghilangkan debudebu. Jaga kualitas daun jangan sampai busuk karena daunnyalah data tarik tanaman ini,” ingatnya. Sementara untuk pemupukan, cukup dilakukan sebulan sekali. (Inten Indrawati)

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Bugar

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Sehat tanpa Obat Setiap orang pasti ingin sehat. Padahal untuk menjadi sehat, sangatlah mudah. Jagalah badan sebelum sakit. Bagaimana caranya? “Untuk menjadi sehat dan bugar manusia harus mengerti siapa dirinya,” ujar Prof. Mangku Karmaya.

M

enurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Unud ini, manusia adalah makhluk paling sempurna. Manusia adalah makhluk yang berkualitas karena dibentuk dari sel telur yang berkualitas. Manusia juga harus sadar dalam tubuh ada unsur pemenang. Mengapa? Sperma laki-laki itu jumlahnya banyak hanya satu sel yang bisa membuahi sel telur. Manusia adalah orang yang terhormat dan bermartabat, karena ketika dari baru lahir sudah diberi upacara. Tubuh manusia adalah karunia paling sempurna dan harmoni. Jantung, paru-paru, otak, usus, mata itu masing-masing bekerja untuk fungsi tubuh seluruhnya agar bisa berjalan, bisa melihat, mendengar dll. Namun, mereka tidak pernah bertengkar. “Kalau ada satu organ tubuh saja yang merasa paling hebat, apa jadinya orang itu, pasti dia sakit. Itulah tubuh manusia yang perlu dikenali setiap insan,” ujar Prof. Mangku. Ia juga mengatakan, tubuh manusia adalah misteri. Bagaimana mungkin sel telur bisa membuahi, dan sel itu hidup. Bukti sel itu hidup, kita tumbuh dan berkembang menjadi besar. Dari satu sel membelah menjadi beberapa bagian menciptakan sel tulang, dll untuk pertumbuhan manusia. Setiap organ bekerja sama agar tubuh manusia itu sehat. Mereka bersaudara dan dihubungkan oleh

kalau masih membenci orang lain, belum spiritual,” ujarnya.

Prof. Mangku Karmaya

sel dan hormon. Fungsinya sangat integral. Kalau pinggang dicubit maka saat kita berteriak tangan juga bergerak. Satu organ sakit, yang lain bisa mempengaruhi. Misalnya saraf putus maka otot mengecil. Otot mengecil, maka tulang akan keropos. Kalau tulang kuat otot juga kuat. Hidup akan harmoni. Kalau kesakitan karena luka, mata akan keluar air mata, tangan yang mengambil tisu untuk menghapus air mata. Tubuh adalah sesuatu yang paling berharga sehingga kedaulatan tubuh dijaga. Caranya, makan teratur. Jumlah total tidur siang dan malam 8 jam. Jangan lupa kelola stres dan olahraga teratur. “Saat tubuh aktif, maka organ tubuh merespons sangat gembira. Jantung lancar memompa darah ke seluruh tubuh sehingga semua organ mendapat makanan cukup,” jelasnya. Bagaimana definisi sehat? “Berdasarkan WHO, sehat itu berarti sehat fisik tidak ada gangguan sakit, psikologis, emosi terjaga, sehat secara sosial atau banyak teman dan sehat spiritual. Spiritual di sini yang dimaksud bukan hanya menyangkut soal rajin sembahyang. Tapi mencintai semua ciptaan Tuhan. Artinya,

Kategori Usia

Beberapa jenis tanaman Aglaonema

13

Berdasarkan WHO tahun 2015, 0-17 tahun: anak-anak di bawah umur. Penjelasannya, dalam hal kesiapan fisik, moril, dan alat reproduksi pada usia ini mereka belum siap. Usia 18-65 tahun: pemuda. Usia ini diharapkan tetap aktif bergerak. Usia 66-79 tahun: setengah baya, usia 80-99 tahun orang tua, dan 100 tahun ke atas: orang tua berusia panjang. Sementara menurut Kemenkes RI kategori usia: 0-5 tahun (masa balita), 5-11 tahun (masa kanak-kanak), 12-16 tahun (remaja awal), 17-25 tahun (remaja akhir), 26-35 tahun (dewasa awal), 36-45 tahun (dewasa akhir), 46-55 tahun (lansia awal), 56-65 tahun (lansia akhir), dan 65 tahun ke atas masa manula. (Wirati Astiti)

ADA TENAGA CADANGAN Ia mengatakan, penyebab sakit banyak diantaranya, biologis seperti keturunan, kurangnya tenaga kesehatan, lingkungan seperti udara kotor, dan prilaku. “Kalau zaman dulu orang sakit, pasti dibilang salahang dewa atau dikutuk. Setelah manusia makin pintar, penyebabnya makin dekat, mereka sebut penyebab sakit karena cuaca dan lingkungan. Di zaman now penyebab sakit adalah perilaku,” kata Prof. Mangku. Perilaku yang dimaksud seperti, bengkung, belog ajum, ampah, gegabah, malas gerak, atau merasa lebih hebat. Menurutnya, tubuh manusia tidak hanya harus sehat tapi juga harus bugar. Banyak orang sehat belum tentu bugar. Indikator disebut bugar, contohnya, setelah full bekerja seharian, tapi tidak merasa terlalu lelah dan masih ada tenaga cadangan. Ketika ada gempa spontan bisa meloncat menyelamatkan diri. Ia mengatakan, bugar itu menyangkut ketahanan otot, tenaga, ketangkasan, dan kecepatan. Untuk menjadi bugar, selain makan cukup, minum air putih

Olahraga membuat otot bergerak

8 gelas sehari, kelola stres, awasi tensi, dan teratur berolahraga. (awasi frekwensi, intensitas, time, dan tipe). Apa yang terjadi saat tubuh olahraga? “Waktu otot bergerak, tulang menjadi kuat. Kepadatan tulang berkaitan dengan gerakan otot. Makanya, setiap iklan susu pasti orang yang sedang berolahraga. Kalau otot bergerak, ia juga pergi ke saraf otonom menyampaikan simpatis andrenalin. Membuat jantung berkontraksi, pembuluh darah melebar. Paru-paru lebih cepat mengirup oksigen. Semua organ dialiri darah sehingga membuat segar,” jelasnya lebih jauh. Ia menegaskan, olahraga sangat baik untuk hormon andrenalin. Hormon adrenalin akan merangsang jantung untuk berdetak lebih cepat dan bekerja lebih

keras, membuat kewaspadaan meningkat, meningkatkan aliran darah ke otot, meningkatkan metabolisme gula, dan membuat perubahan lain guna mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat. Saat olahraga, hormon irisin muncul untuk pembakaran sel. Hormon endorphin muncul untuk membuat happy. Hormon estrogen membuat kulit halus dan orgasme berkualitas. Hormon serotonin mempengaruhi tidur yang enak dan pertumbuhan. Intinya, kata dia, olahraga membuat tubuh sehat dan bugar, sehat fisik, mental, dan psikologis. Prof. Mangku mencontohkan satu testimoni seorang pasien perempuan usia 59 tahun, setelah ia rutin berolahraga, ia merasakan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. (Wirati Astiti)

SRIKANDI KERTAJIWA Sejak tahun 2006, Lilis Susy Sulistriana, Amd.Kep. dengan prioritas pembangunan, Kota Denpasar yang telah mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan peramemiliki visi “Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya wat di Puskesmas II Denpasar Timur. Lilis merasa sangat dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan”. bersyukur dapat menjadi bagian dalam pembangunan Puskesmas II Denpasar Timur tempat Lilis mengkesehatan di wilayah kerjanya, salah satunya dengan abdi merupakan salah satu Puskesmas perkotaan menginisiasi pembentukan kelompok Asuhan Mandiri yang memberikan pelayanan kesehatan dengan Srikandi Kertajiwa di Banjar Kertajiwa, Kelurahan Kesimenyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat man, Denpasar Timur. dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, Pembentukan kelompok Asuhan Mandiri ini merupadengan mengutamakan upaya promotif dan preventif. kan salah satu tindak lanjut pelatihan yang telah diikuti untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang Lilis dan juga merupakan realisasi amanat dari Permensetinggi-tingginya. kes No. 9 tahun 2016, tentang pemanfaatan pengobatan Menurut Lilis dengan perubahan paradigma tradisional sebagai asuhan mandiri. dalam pembangunan kesehatan dari kuratif menjadi Kelompok ini dibentuk dengan tujuan agar setiap Lilis Susy Sulistriana, preventif promotif sangatlah tepat dilakukan satu upakeluarga di masyarakat mau, mampu dan mandiri dalam ya pembaharuan (inovasi) pemberdayaan masyarakat Amd.Kep. menjaga dan merawat kesehatan dengan memanfaatkan yaitu melalui kegiatan pemanfaatan ramuan (Toga) beraneka potensi alam yang dapat diolah menjadi ramuan dan ber- dan pijat akupresur sehingga masyarakat dapat menyelenggarabagai bentuk tradisi luhur seni keterampilan yang terkait dengan kan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif untuk dirinya, perawatan kesehatan. keluarganya dan masyarakat lingkungannya. Lilis menyampaikan bahwa pembentukan kelompok Asuhan Hal lain yang sangat mendukung pemanfaatan pengobaMandiri sejalan dengan salah satu agenda pembangunan nasional tan tradisional sebagai pilihan untuk asuhan mandiri adalah (NAWACITA) yang terkait dengan peningkatan kualitas hidup ma- adanya hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 nusia Indonesia melalui Program Indonesia Sehat. yang menyatakan bahwa 59,45 % masyarakat Indonesia telah Program Indonesia Sehat memiliki tiga pilar, yaitu pilar para- terbiasa mempergunakan ramuan dan 95,21 % dari yang digma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Keseha- mempergunakannya merasakan manfaatnya. Dari persentase tan Nasional. Dalam paradigma sehat ini kegiatan pemberdayaan hasil riset tersebut dapat disimpulkan bahwa dari segi manmasyarakat menjadi pilar utama dalam upaya kesehatan. faat persentasenya sudah sangat tinggi sehingga saat ini yang Pembentukan kader asuhan mandiri Srikandi Kertajiwa diini- perlu ditingkatkan adalah dari segi jumlah masyarakat yang siasi oleh Lilis dengan penggalangan kemitraan dalam hal pelatihan mempergunakannya. teknis dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan Citra Husada yang juga Salah satu kegiatan kelompok asuhan mandiri Srikandi didampingi oleh peran serta mahasiswa kesehatan. Kertajiwa, yang saat ini sedang dipromosikan adalah pengoKelompok Asuhan Mandiri Srikandi Kertajiwa telah didukung lahan bahan ramuan menjadi olahan pangan populer seperti dengan surat keputusan Kepala Desa Kesiman Kertalangu dengan blayag kelor, tipat kelor dan aneka jenis minuman ramuan beberapa agenda di antaranya, pelatihan akupresur, pelatihan sehat berkhasiat lainnya. Warung ini secara sengaja ditempemanfaatan ramuan, dan pengelolaan warung asman. Lilis selaku patkan berdampingan dengan Puskesmas II Denpasar Timur, petugas kesehatan yang telah tersertifikasi dan dilatih sebagai yaitu di Jalan Nagasari dengan tujuan agar mudah dijangkau fasilitator asuhan mandiri di Puskesmas, senantiasa mendampingi oleh warga masyarakat sehingga masyarakat terbiasa mengdan melaksanakan pembinaan kepada anggota kelompok secara gunakan makanan sebagai sarana memelihara dan meningterjadwal dan berkelanjutan. katkan kesehatan secara alami dan mandiri. Warung ini buka Demikian pula dukungan dari pimpinan Puskesmas Denpasar Senin-Sabtu jam 08.00 - 13.00. Dikelola secara kolektif oleh Timur II, diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan kelompok anggota asuhan mandiri Srikandi Kertajiwa berkolaborasi asuhan mandiri Srikandi Kertajiwa, sehingga sejalan dan terkaitan dengan warga sekitar.


Pelesir

12 Bentangan laut biru dengan hiasan pulau-pulau terlihat dari dermaga 4 Ketapang, Kecamatan Punduh, Kabupaten Pe­ sawaran, Lampung Selatan. Pulau–pulau berpasir putih itu merupakan kawasan destinasi terpopuler di Bandar Lampung, dikenal dengan kawasan Pulau Pahawang. Kawasan ini menyajikan suasana yang masih alami. Destinasi wisata andalannya wisata alam bawah laut.

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Wisata Alam Bawah Laut

Daya Tarik Pulau Pahawang

D

estinasi bahari ini mulai booming di tahun 2013, sejak dikenal dari tahun 2011. Pulau dengan luas 1.004 hektare itu menjadi primadona bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Mereka datang ke kawasan pulau Pahawang untuk menikmati keindahan pemandan­ gan bawah laut dan keanekaraga­ man biota lautnya. Kawasan ini mempunyai banyak spot snorkeling yang masing-mas­ ing memiliki keunikan tersendiri, seperti Spot Snorkeling Cukuh Bedil. Di titik ini terdapat sebuah plang bertulisan “Taman Laut Pa­ hawang”. Selain itu, ada juga Spot Snorkeling Gosong Bekri, yang

Tidak terbayangkan oleh Rina Ginting di usianya yang sudah lebih dari 50 tahun masih ada yang mengiriminya undangan pertandingan hoki. ­Olahraga asal Inggris itu sudah puluhan tahun tak di­ jamahnya. “Kaget, surprise banget dapat undangan main hoki sekaligus bin­ gung, lha bagaimana nanti. Sudah puluhan tahun nggak main,” tutur mantan atlet hoki ini. Ia pun bertutur tentang kejadian dua tahun lalu yang membuatnya bersentuhan lagi dengan olahraga kesayangannya itu.

M

terdapat sebuah candi yang sen­ gaja dibuat masyarakat setempat untuk menarik para pengunjung. “Semua spot-spot snorkeling di Pulau Pahawang memiliki trans­ plantasi terumbu karang yang masih sangat alami dan indah. Wisatawan yang datang banyak berswafoto di terumbu karang,” kata Adek, tour leader Trivefun. Menurut mantan pecinta alam ini, beberapa transplantasi ter­ umbu karang sengaja dibuat oleh penduduk setempat untuk menjaga ekosis­ tim karang di laut. Terumbu

karang itu juga sangat indah den­ gan adanya ikan warna-warni seperti ikan Badut dan Anemon Ungu. Mereka berkeliaran bebas dan sesekali bersembunyi di balik karang. Pulau Pahawang terbagi men­ jadi dua, Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Keduanya pun memiliki kondisi yang jauh ber­ beda. Pahawang Besar merupa­ kan pulau yang telah berpenghuni. Sementara itu di Pahawang Kecil, sebuah yang tidak berpenghuni. Namun, hanya ada satu hunian menyerupai cottage milik warga asing. Di pulau Pahawang Kecil dila­

rang untuk dikunjungi wisatawan. Wisatawan yang akan datang harus mendapat izin dari warga asing tersebut. Ada sebuah jembatan yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama Tanjung Putus. Jem­ batan ini merupakan penghubung antara Pulau Pahawang Kecil den­ gan Pulau Tanjung Kecil. Ditempat tersebut dikenal dengan spot div­ ing favorit para penyelam. Selain destinasi bahari, Paha­ wang memiliki banyak keindahan. Pemandangan yang indah, bukit pepohonan yang hijau, pasir pantai yang berwarna putih, air laut yang jernih dan segar sangat tepat se­ bagai tempat berwisata se­telah

jenuh dengan aktivitas sehari-hari. “Wisatawan yang datang ke Pu­ lau Pahawang kebanyakan saat weekend. Mereka berkunjung dan menginap di Pulau Pahawang Besar,” imbuh Adek. Wisatawan menginap di rumah penduduk yang sudah dijadikan home stay. Dengan adanya kun­ jungan wisatawan ke Pulau Paha­ wang, secara tidak langsung juga membawa perubahan terhadap perkembangan masyarakatnya. Dulu, sebagian besar masyarakat­ nya adalah nelayan. Namun, kini yang tersisa hanya 30 persennya. “Mereka kini kebanyakan berke­ cimpung dalam dunia pariwisata,” katanya. (Dharmada/Bali Post)

Hobi

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

eski heran, kata Rina, tapi tak urung se­ mangatnya bangkit mendapat tawaran itu. Apalagi ketika disebutkan bahwa Festival Hoki yang berlangsung di Seminyak, Bali, itu, bukan ha­ nya menggelar pertandingan hoki prestasi tapi juga pertandingan hoki untuk para veteran seperti dirinya. Dengan semangat dia pun men­ ghubungi teman-temannya yang dulu satu team dengannya di Tim Hoki Unpad (Universitas Padjadja­ ran). Berbeda dengan dirinya yang sangat antusias, teman-temannya justru tertawa ‘ngakak’ ke­ tika disampaikan ada undangan pertandingan hoki. “Mereka, kan belum ngerti, haha. Begitu aku bilang ‘Mau ikut nggak ada undangan Festival Hoki’, mereka bilang ‘Hahh hoki? Wah udah tua gini kok ada undangan hoki? Lu gila ya mau main hoki lagi?’,” ujar Rina bercerita tentang respons temantemannya. Walhasil, karena te­ man seangkatannya di Tim Hoki Unpad meno­ lak, dia pun mencari te­ man lainnya. Kebetulan, ujar Rina yang juga man­ tan wartawan, sebelum masuk Tim Hoki Unpad, dia tergabung dalam klub hoki Mandala, Bandung. “Ya sudah akhirnya aku dan te­ man-teman Mandala yang ikut fes­ tival itu. Wah, seneng banget karena ternyata banyak peserta veteran yang ikut, bahkan pesertanya datang dari mancanegara seperti Malaysia, Hong Kong, Thailand, dll,” tutur Rina yang sudah dua tahun berturut-turut ikut serta dalam Festival Hoki di Semin­ yak, Bali. Menurut Rina, hoki adalah olah­ raga menyenangkan dan penuh tan­ tangan. Itulah salah satu sebab kenapa ia dulu sangat tergila-gila olahraga tersebut. Ditambah lagi, timnya san­ gat kompak, juga mendapat dukun­

21

Hoki berkat Hoki gan penuh dari pihak universitas. “Berbagai fasilitas dipenuhi ter­ masuk biaya jika kita akan bertand­ ingan baik di dalam maupun luar negeri,” tambah Rina seraya menye­ but Tim Hoki Unpad pada masa itu merupakan salah satu tim terkuat di kalangan tim hoki universitas seIndonesia. KULIAH KETETERAN Sebenarnya, tutur wanita yang telah memiliki satu cucu ini, hoki bukan lah satu-satunya olahraga yang digemarinya. “Gua ini pada dasarnya suka macam-macam olahraga. Sejak kecil sudah suka atletik. Dulu di SMP, gua adalah salah satu sprinter,” ucap penulis sejumlah buku biografi ini. Era 1970-an, kata Rina, yang menekuni hoki belum terlalu ban­ yak. Olahraga ini be­ lum sepopuler softball. Di Bandung, misalnya, hanya ada beberapa klub, namun di lembaga-lemba­ ga pendidikan khususnya universitas umumnya

memiliki tim hoki. “Kebetulan, di de­ pan rumah ada lapan­ gan hoki, dulu disebut lapangan Japati, kini di sana berdiri Kantor Pusat Telkom. Aku dia­ jak teman untuk latihan hoki di lapangan itu. Ternyata olahraganya menyenangkan, lalu aku masuk Klub Hoki Man­ dala,” katanya. Pada masa itu klub Mandala termasuk salah klub papan atas. Mungkin karena punya bakat yang besar dalam berolah raga, Rina pun dengan cepat menguasai olahraga ini. Apalagi, sebelumnya dia menekuni olahraga atle­ tik yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan. Sementara di hoki selain mengandalkan ketrampilan juga kecepatan. Tak perlu menunggu lama, dia pun langsung diterjunkan ke berbagai pertandingan. Seiring den­ gan meningkatnya prestasi Klub Mandala, nama Rina

yang biasa berada di posisi ‘peny­ erang tengah’ (striker dalam sepak bola) ikut melambung. Maka tak heran ketika dia lulus SMA kemudian diterima di PTN Unpad, dirnya

Rina Ginting

pun lang­ sung dim­ inta mem­ perkuat tim inti Unpad. “Waktu masuk Unpad, pengurus tim lang­ sung minta aku masuk tim, dan me­ lepas Klub Mandala,” tambahnya. Selain hoki, kata Rina, dia pun ikut terli­ bat dalam tim softball. “Tapi di softball aku nggak terlalu se­ rius seperti halnya hoki yang benarbenar ditekuni,” ucap Rina. Puncaknya adalah saat Badan Koordinasi Olahraga Mahasiswa Indonesia ingn meng­ gelar semacam ‘SEA Games’ Antarper­

guruan Tinggi. Maka dirinya juga sejumlah temannya terpilih masuk dalam tim hoki Indonesia. “Selain SEA Games Antar Perguruan Tinggi juga ada SEA Games biasa. Nah kami di Tim Hoki Unpad sebagian besar ter­ pilih un­ tuk masuk tim hoki Indonesia, termasuk aku. Kami pun hoki (berun­ tung) mendapat kesempatan beberapa kali tryout ke luar negeri. Senengnya minta ampun,” ungkap­ nya. Itulah, kata Rina, pertama kali dirinya dan teman-temannya merasa­ kan lapangan hoki karpet di Malaysia. Bayangkan, kata Rina, tahun 1980-an Malaysia sudah punya banyak lapan­ gan hoki karpet di antaranya di Sta­ dium Kuala Lumpur. Tidak seperti di Indonesia, di Malaysia hoki termasuk olahraga populer. Rina bertutur, saking antusiasnya dengan hoki, kuliah pun keteteran. Prestasi hoki menjulang tapi ‘kuliah babak-belur’. Maka tak heran per­ jalanan kuliahnya tak bisa ‘sekencang’ prestasinya di hoki. “Iyaa hahah agak keteteran ya terlalu asyik sama hoki. Dulu itu malah ada joke ‘kuliah jangan sampai mengganggu hoki’,” ungkap Rina tertawa ngakak. Sayangnya, kata Rina, kiprahnya di hoki tak bisa berlanjut termasuk posisinya sebagai atlet nasional. Ia –mau tidak mau—harus segera mengerjakan skripsinya. “Teman-

teman seangkatan sudah banyak yang lulus. Jadi mau nggak mau harus bikin skripsi, terpaksa deh mundur dari tim hoki. Nyesel banget ng­ gak ikut SEA Games, tapi mau bagaimana lagi? Pendidikan tetap harus dikedepankan,” ucap salah satu pengurus KoPHI (Komunitas Pencinta Hoki Indonesia). Tahun 1984, lanjut Rina, dia pun berhenti main hoki lantara sibuk menuntaskan pendidikannya. “Set­ elah lulus, aku sempat main sebentar, tapi bareng yang junior. Teman-te­ man seangkatan setelah lulus Unpad sudah pada ‘mencar’. Aku pun tak lama setelahnya juga harus berhenti karena diterima bekerja di sebuah koran di Semarang,” jelas Rina yang kemudian pindah ke Jakarta dan bekerja di koran nasional. Sejak sibuk bekerja, dia pun nyaris tak pernah lagi menyentuh hoki sampai akhirnya muncul undangan tak terduga pada 2015 lalu. Itulah momen dimana dia pun kembali menekuni hobi lamanya. “Temanteman pun sepakat membentuk KoPHI agar bisa rutin bertemu dan berlatih kembali, termasuk agar mudah mengumpulkan teman-teman ketika akan mengikut atau menggelar sebuah event,” katanya. Beruntungnya, kata Rina, mereka telah menemukan sejumlah pihak yang akan mendukung aktivitas dan program KoPHI yang diantaranya adalah mengembangkan olahraga hoki, khususnya di kalangan generasi muda. Diantaranya yang mendukung adalah Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang dulunya juga man­ tan atlet hoki. (Diana Runtu)

KoPHI (Komunitas Pencinta Hoki Indonesia)


Buleleng

22

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Manfaatkan Lahan Kritis untuk Perkebunan Tebu Lahan pertanian di Kecamatan Gerokgak sebagaian besar merupakan lahan kritis. Kondisi ini mulai disikapi oleh Pemkab Buleleng untuk dikembangkan menjadi lahan produktif. Dengan pengembangan budidaya tebu, diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat sekaligus memanfaatkan lahan kering secara efektif.

P

enanaman perdana tebu giling dilakukan di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak dengan menggandeng PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI PG Asem Bagus, Rabu (25/4). Kegiatan penanaman perdana tersebut sebagai tindak lanjut dari audiensi PT. Perkebunan Nasional (PTPN) XI PG Asem Bagus dengan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana,ST. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG saat ditemui usai melakukan penanaman perdana tebu giling bersama dengan perwakilan PT. Perkebunan Nusantara XI PG Asem Bagus dan undangan lainnya. Wabup Sutjidra menjelaskan penanaman tebu di Desa Penyabangan ini merupakan hasil survey Kementrian Pertanian di Buleleng. Kementrian Pertanian bersama PTPN XI ingin memanfaatkan lahan kritis dan kering untuk budidaya tebu. Dengan pemanfaatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya di Kecamatan Gerokgak. Penanaman ini juga disupervisi langsung oleh Kementrian Pertanian dan PTPN XI. “Kita harapkan ini dapat meningkat kesejahteraan petani. Supervisi juga dilakukan langsung oleh Kementrian Perta-

nian dan juga PTPN XI mengenai bagaimana budidaya, merawat dan panennya,” jelasnya. Antusias petani untuk budidaya tebu ini sangat luar biasa. Dari percontohan seluas 1.200 hektar, ada 2.000 hektar yang ingin membudidayakan tebu pada penanaman perdana. Pada tahap selanjutnya mencapai 5.000 hektar dari target yang sudah ditentukan. Ke depannya diharapkan pula ada pabrik gula di areal Kecamatan Gerokgak dengan luasan areal perkebunan mencapai belasan ribu hektar. “Hal ini disebabkan karena lahan kritis yang ada mencapai 40.000 hektar. Kalau setengah saja, luasan tersebut bisa mensupport adanya pabrik gula yang baru,” ujar Sutjidra. Varietas tebu yang ditanam perdana ini adalah N.XI 1-3 di lahan seluas 3,8 hektar. Sebanyak 6000 sampai 6500 mata tunas tebu dapat ditanam di areal seluas 1 hektar. Panen tebu dapat dilakukan pada usia tanam sembilan hingga 12 bulan dalam setahun. Untuk sekali tanam, tebu dapat dipanen sebanyak empat kali, berarti satu kali masa tanam petani dapat memanen hingga empat tahun ke depan. Seratus ton tebu basah dihasilkan dari lahan seluas 1 hektar. Manajer Tanaman 1 PTPN XI PG Asem Bagus, Tri Antono, mengungkapkan rencana ke depan

akan menanam sembilan varietas tebu di daerah Buleleng. Dirinya akan mencari varietas-varietas yang cocok ditanam di lahan atau areal yang ada khususnya di Kabupaten Buleleng. Pada penanaman perdana ditanam varietas N.XI 1-3. Varietas ini dipilih karena sudah teruji di daerah Jawa dan tanah serta iklim juga mendukung untuk penanaman varietas N.XI 1-3. “Iklim di Buleleng sama dengan iklim di Banyuwangi yaitu tipe C. Iklim hanya sebagai pendudukung. Untuk perawatan tergantung dari kita. Saya yakin minimal 80 ton bisa dihasilkan dengan perawatan yang baik dan hal-hal pendukung lainnya,” ungkapnya. Sementara itu, petani pemilik lahan, Putu Budi Trisna mengatakan penanaman budidaya tebu ini sebagai pendukung

pasokan gula nasional. Selain itu budidaya ini sebagai upaya untuk mensejahterakan petani. Dirinya mengakui masih sangat

Dari Hadiah Wisuda

hingga Mahar Pratiwi

Diskanla Kenalkan Komoditi Ikan Patin Dinas perikanan dan Kelautan Arnika menambahkan dalam (Diskanla) Kabupaten Buleleng pengembangan perikanan darat, mengoptimalkan pembinaan sekpihaknya menerapkan beberapa tor perikanan darat yang selama sistem pembudidayaan di antaranini belum terkelola secara optimal. ya budidaya di kolam, mina padi, Buleleng memiliki potensi besar udang galah, dan kolam terpal. untuk pengembangan sektor peri“Kami melihat masyarakat sangat kanan darat karena tersedia lahan antusias melakukan budidaya ikan luas mulai dari pertanian dan juga sehingga kami juga terus memotipesisir. Hanya saja beberapa tahun vasi masyarakat untuk melakukan belakangan mulai beralih fungsi budidaya. Budidaya ikan darat karena kurangnya pengetahuan sudah tersebar di beberapa lokasi secara teknis. Hal tersebut disamdan subak di 9 kecamatan,” ungpaikan Made Arnika selaku Kepala kapnya. Dinas Perikanan dan Kelautan Selain untuk mensejahteraKabupaten Buleleng. kan masyarakat, perikanan darat Arnika menyebutkan sebelum juga bertujuan untuk meningmelakukan budidaya, pihaknya tekatkan target konsumsi makan lah melakukan pemetaan potensi ikan masayarakat Buleleng. Untuk daerah-daerah yang secara teknis tahun 2018 konsumsi makan ikan cocok untuk dikembangkan perimasyarakat Buleleng sudah mencaMade Arnika kanan darat. Tidak hanya menyoal pai 36,38 persen per tahun. “Kami lahan, tetapi perikanan darat juga harus memperha- akan meningkatkan target ini 7 persen setiap tahunnya tikan kualitas air dan sumber air tawar. “Sejak tahun dengan pemanfaatan potensi yang ada,” jelasnya. 2016 kami sudah memiliki data-data potensi di 9 Tidak hanya melakukan pembinaan dalam pembukecamatan untuk mengetahui di mana lokasi yang didayaan, pihaknya juga melakukan pembinaan dalam tepat untuk dilakukan budidaya,” jelasnya. pengolahan. Apalagi, di tahun ini telah diperkenalkan Dengan melibatkan para penyuluh, sejak tahun komoditi baru yaitu ikan patin. Biasanya, bibit ikan 2017 lalu perikanan darat mulai dikembangkan yang ditebar di antaranya ikan lele, gurame, mujair, sesuai data pemetaan potensi yang telah dibuat. nila dan lain-lainnya sehingga dengan pengenalan Selain melakukan pemetaan, pihaknya juga mem- komoditi ikan patin pihaknya juga memberikan inforbuka peluang bagi masyarakat yang memiliki lahan masi cara pengolahan. “Kami ingin menginformasikan representatif untuk dikembangkan perikanan darat. bahwa komoditi ikan patin juga dapat tumbuh dengan “Kami bekerjasama dengan kepala desa sehingga baik di Buleleng dengan sistem mina padi. Kami juga bagi kelompok yang ingin mengajukan bantuan bisa ingin perlihatkan kepada masyarakat cara pengolahbersurat untuk mendapat bantuan bibit ikan, alat annya dan komoditi baru ini tidak kalah lezatnya serta perikanan dan juga pembinaan,” imbuhnya. kandungan gizinya,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)

11

Boneka Flanel

awam dengan budidaya tebu ini. Namun, pemerintah baik pemerintah pusat, daerah maupun PTPN XI PG Asem Bagus sudah melakukan pelatihan-pelatihan kepada para petani. “Sebelum kegiatan ini, kita petani-petani sudah dikirim ke PG Asem Bagus untuk pelatihan. Selain itu, supervisi dari PTPN XI PG Asem Bagus juga akan terus dilakukan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Penanaman tebu giling pertama di Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak

Kreasi

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Meninggalkan profesi sebagai seorang laboran di sebuah laboratorium kampus ternama di Yogyakarta, menjadi keputusan yang harus diambil Pratiwi.

“S

etelah menikah dan memiliki anak, ternyata suami saya mendapatkan tugas untuk mengambil PhD di ITB. Kondisi itulah yang membuat kami berdua mengambil keputusan untuk saya resign dari laboratorium dan mengasuh anak anak,” ungkap Pratiwi, lulusan Teknik Pertambangan, UPN Yogyakarta ini. Setelah anak kedua berusia 1 tahun, untuk mengisi kekosongan waktu, Tiwi-sapaan akrabnya bersama sang suami, Tedy Agung Cahyadi, sedikit demi sedikit membangun bisnis online dengan jualan baju, kaos, dll., khususnya anak anak. “Alhamdulilah itu berjalan

lebih dari 8 bulanan. Namun, kami ada kendala pada modal. Ternyata, kalau jualan online harus mengikuti trend mode terbaru. Lama-kelamaan akhirnya bisnis tersebut padam dengan persaingan yang cukup pesat,” kisah ibu dari Akmal Taufiqillah Cahyadi dan Ghaida Shahmina Cahyadi ini. Seiring perjalanan waktu, sambil jualan online, Tiwi— sapaan akrabnya melihat salah seorang teman di media sosial menjual buku tutorial membuat boneka wisuda dari kain flanel. Ia terinsipirasi untuk membuat boneka flanel juga. Putri kedua dari Mudjijo dan Murni ini mencoba membuat secara otodidak mengikuti tutorial yang dibelinya.

Hanya perlu waktu sekitar 1-2 bulan ia belajar. Oktober 2015, Tiwi memulai membuka orderan boneka flanel. Karya

yang dibuatnya pertama kali adalah boneka wisuda dan kemudian berkembang ke boneka profesi. Ternyata, respons pasar cukup positif, karena tidak banyak yang mengerjakan pekerjaan ini. “������������������� Pekerjaan ini menurut saya pekerjaan yang menyenangkan karena sering mendapat orderan boneka untuk kado ulang tahun, pernikahan, wisuda dll. Banyak juga pemesan dari bank, perusahaan tambang, minyak, atau profesi lainnya. Mereka sangat puas karena kelihatan lucu dan hampir mirip dengan foto yang dikirimkan,” papar perempuan kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1986 ini.

Kreasi boneka flanel

Pernikahan

TERKENDALA WAKTU Karena mengemban tanggung jawab dari suami untuk mengurus anak-anak mereka, pekerjaan ini dikerjakannya di saat anak-anak istirahat. “Biasanya saya mulai mengerjakan ini mulai pukul 01.00 pagi sampai pukul 05.00. Setelah itu mengurus keperluan anak dll. Pukul 09.00 - 12.00 saya lanjutkan lagi,” jelasnya. Tiwi mengatakan, saat ini orderan yang masuk bukan hanya berupa boneka profesi dan wisuda, melainkan kolaborasi boneka dan mahar pernikahan. Namun, untuk melakoni aktivitas ini ia mengaku masih ada kendala dalam waktu, tenaga dan inspirasi. “Waktu karena saya masih mempunyai anak kecil-kecil yang terkadang sakit, manja dan kegiatannya banyak sehingga saya pending pekerjaan. Untuk tenaga, karena hampir 90% pembuatan

saya kerjakan sendiri, terkadang sudah terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumah dan mengantar anak-anak, jadi suka terbengkalai. Insipirasi, kalau mood saya lagi buruk, inspirasi tidak muncul sehingga kurang berkreasi,” paparnya. Dulu saat memulai membuat boneka flanel dengan menggunakan pigura kaca, terkendala dalam hal pengiriman. Ada beberapa pigura pecah. Solusinya harus packing kayu. Ternyata banyak yang jadi ragu memesan karena packing kayu membuat ongkos kirim jauh lebih mahal. Akhirnya seorang teman, menyarankan Tiwi untuk mengganti kaca menggunakan akrilik, sehingga lebih aman saat pengiriman. Menurut Tiwi, saat ini kekuatan pasar craft ini ditunjang dengan peran media sosial seperti Facebook dan Instagram. Pembelinya bukan hanya dari Pulau Jawa, pernah juga dari Kalimantan, Papua, bahkan ada yang pernah dibawa ke Korea. “Hanya memang saya belum memiliki manajemen yang bagus dalam pemasaran. Pokoknya ada pesanan ya saya terima tetapi tidak bisa banyak-banyak,” ucapnya. Untuk waktu pembuatan biasanya memakan waktu 1-3 minggu. “Terkadang karena sudah banyak costumer yang sudah mengantri, jadi pembuatan berdasarkan antrian yang sudah masuk di daftar,” imbuhnya. Tiwi bermimpi, ke depannya usaha craft ini bisa berkembang dan tumbuh lebih besar. Saat ini, untuk usahanya ini, Tiwi baru memperbantukan 1 tenaga kerja yang sifatnya lepas, bertugas membuat dasaran dari badan boneka. Paling tidak, itu bisa meringankan pekerjaannya. Di workshop, Tiwi sekarang hanya menghias dan memberikan sentuhan finishing untuk boneka-boneka flanelnya. (Inten Indrawati)


Dara

10

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Gde Kurniawan Rilis Album Perdana Musik memang menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi sosok Gde Kurniawan. Di dunia musik pun, nama Gde Kurniawan patut diperhitungkan. Kepiawaiannya menciptakan lagu dan bermain musik tidak lantas membuatnya berhenti berkarya. Tergabung dalam grup band Ake Buleleng, kini Gde Kurniawan mencoba peruntungan di dunia tarik suara dengan meluncurkan single terbarunya yang berjudul Penyelamat Jiwaku.

M

enurut pria kelahiran 2 Juni 1984 tersebut, lagu terbarunya merupakan lagu yang ia ciptakan sendiri dan dipublikasi melalui platform video Youtube. Single yang berdurasi 3 menit 41 detik itu akan menjadi bagian dari album solo perdananya nanti. Dimana dirinya akan menargetkan peluncuran album­nya di tahun 2018 ini. “Target tahun ini untuk album solo de­ngan 9 lagu, 6 di antaranya sudah rampung,” ucap Gde Kurniawan beberapa waktu lalu. Owner dari Demores Rumah Musik ini, mengatakan bahwa single terbarunya ini digarap secara live, baik dari sisi audio maupun videonya sehingga hasil yang didapat pun sangat natural. Da-

lam penggarapan mini album tersebut diputuskan untuk mengambil Live Recording yang simpel untuk mengutamakan kenaturalan tanpa menyembunyikan kesalahan dan kekurangan. Baginya, kelemahan adalah sebagai partikel pembentuk harmonisasi yang indah dan apa adanya. “Saat ini trennya memang live dan semua lagu saya digarap secara live,” imbuhnya. Single yang diciptakan oleh Gde Kurniawan itu masih berkisah seputar percintaan. Dimana seorang lelaki yang menemukan pujaan hatinya yang mampu mengubah jalan hidupnya menuju ke kebahagiaan. “Simpel saja sih liriknya dan ini pasti banyak yang mengalaminya,” ujarnya. Gde Kurniawan yang juga gitaris dari band Ake Buleleng ini mengaku saat ini tengah sibuk promo dan persiapan album solonya. “Dalam single ini saya juga dibantu oleh dua rekan saya untuk mengisi drums, Agus Putra Wijaya dan gitar bass, Angga Ari Pradana,”pungkasnya. (Wiwin Meliana)

Dinas Sosial Kota Denpasar Gelar Seleksi dan Orientasi Pilar Sosial Berprestasi Tingkat Provinsi Bali

IKLAN CANTIK

Persoalan sosial merupakan permasalaan ada di masyarakat. “Di kota Denpasar seleksi yang sangat kompleks. Tidak ada masalah dilaksanakan berjenjang. Mulai dari tingkat kesejahteraan sosial yang berdiri sendiri tanpa kecamatan, yang diawali dengan motivasi sosial terkait permasalahan lainnya. Misalnya urusan terhadap pilar-pilar, dilanjutkan pembinaan dan kemiskinan, terkait erat dengan masalah keter­ diakhiri seleksi tingkat kecamatan. Hasil seleksi lantaran, pengangguran, kecacatan, ketunaan dari 4 kecamatan yang terbaik, menjadi duta sosial, tindak kriminalitas dan yang lainnya. Kota Denpasar maju ke tingkat provinsi. DeDemikian sambutan PLT Wali Kota Denpasar, mikian juga di provinsi, hasil seleksi yang terbaik yang dibacakan oleh Kepala Dinas Sosial Kota se-kabupaten/ kota akan menjadi Duta Bali maju Denpasar dalam acara Seleksi dan Orientasi ke tingkat nasional,” ujar Made Mertajaya. Pilar-Pilar Sosial Berprestasi Tingkat Provinsi Selanjutnya Yudyani Putri menambahkan, Bali, di Wantilan Kelurahan Padangsambian, jika peran serta Forum Komunikasi Lembaga Denpasar Barat, Jumat (27/4). Kesejahteraan Sosial (FK-LKS) dan Ikatan PSM Menurut Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar yang tergabung dalam Tim Pembina LKS dan I Made Mertajaya, S.Sos. M.M., didampingi PSM dan juga Tim Pembina Karang Taruna Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan PenKota Denpasar sangat luar biasa, dengan setiap anganan Fakir Miskin Made Yudyani Putri, I Made Mertajaya, S.Sos. M.M. saat turun melakukan pembinaan. Begitu pula S.E., M.Si., benar dalam mengatasi hal tersebut, dengan dukungan aparat desa dan kelurahan pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Mereka memerlukan serta masyarakat yang pilarnya mewakili seleksi. “Tahun 2017, dukungan lembaga terkait, utamanya pilar-pilar sosial yang ada 4 pilar sosial yang ikut seleksi seperti Karang Taruna, PSM, LKS di masyarakat seperti Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat diwakili YAPPA dan TKSK. Keempatnya tembus ke tingkat na(PSM), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Lembaga sional mewakili Bali,” terangnya. Kesejahtreraan Sosial (LKS) terdiri dari yayasan sosial, Taruna Sedangkan untuk tahun 2018, Denpasar mengikuti seleksi 3 Siaga Bencana (TAGANA) dan komponen masyarakat lainnya. (tiga) pilar sosial antara lain; 1). Karang Taruna Komala Dharma Dikatakannya, ‘Seleksi dan Orientasi Pilar- Pilar Sosial Bakti Kelurahan Padangsambian Kec. Denbar, 2) PSM a.n. I Berprestasi’ yang berjenjang dilaksanakan setiap tahun, dari Made Ardana Desa Sanur Kauh Kec. Densel, dan 3). LKS/ORSOS tingkat pusat ke daerah. Program ini adalah penghargaan serta diwakili Yayasan Spirit Paramacitta berlokasi di Kec. Denpasar motivasi pemerintah terhadap keberadaan ‘Pilar- Pilar yang Selatan. Sementara TKSK tidak dapat mengikuti seleksi lagi, sebab dari keempat TKSK yang ada di 4 kecamatan yang ada di Kota Denpasar semua sudah pernah ikut seleksi dan tembus mewakili Bali ke tingkat nasional. Dalam kesempatan tersebut Ketua Karang Taruna Komala Dharma Bakti Kelurahan Padangsambian, Nanda Pradnyananda Candra Patmi dengan mantap mengatakan mereka siap dievaluasi. Begitu juga Kadis Sosial mewakili Pemerintah Kota Denpasar tak ketinggalan menyampaikan apresiasi yang tinggi dan mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang luar biasa dari pilar-pilar sosial yang telah banyak membantu pemerintah di dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. -ard

Buleleng

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

23

Tunggakan Pasien Erupsi Gunung Agung Terbayar Bencana erupsi Gunung Agung rupanya tidak hanya berdampak pada sektor perekonomian masyarakat tetapi juga sangat berpengaruh pada psikis masyarakat yang terdampak secara langsung. Dalam kepanikan mereka harus menyelamatkan diri dengan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

B

elum lagi mereka juga harus memikirkan nasib dari hewan peliharaannya agar tidak mati ditinggal mengungsi. Meskipun saat ini keadaanya sudah kembali kondusif karena aktivitas Gunung Agung menurun, akan tetapi musibah tersebut masih menyisakan cerita pilu bagi sebagaian orang. Wayan Samiarta dan Komang Sriasih, pasutri asal Banjar Dinas Yeh Kori, Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem ini salah satunya. Selain harus mengungsi selama berbulan-bulan, pasangan ini juga harus menelan pil pahit akibat anak ketiga meninggal karena lahir prematur. Mirisnya, selain kehilangan anak, mereka kebingungan mencari biaya perawatan medis anaknya. Sebelumnya pasutri malang ini mengungsi di rumah keluarganya di Desa Munduk Banyuatis sejak September 2017 lalu. Lalu Oktober 2017, Komang Sriasih harus dirawat di RSUD Buleleng karena ada tanda-tanda melahirkan. Meskipun telah ditanggung BPJS, akan tetapi biaya perawatan anak selama 9 hari tidak ikut tertanggung. “Anak saya harus dirawat karena selain lahir prematur juga ada kelainan di usus,” ungkap Sriasih. Biaya tersebut mencapai Rp 7 juta lebih dari total Rp 10 juta lebih. Sebelumnya, ia dan suami sudah membayar sebesar Rp 3 juta dengan menjual beberapa aset sehingga masih menunggak sekitar Rp 7 juta lebih. “Kami mengungsi di Munduk sekitar bulan September. Saya melahirkan di RSUD Buleleng, anak saya dirawat selama 9 hari akhirnya meninggal karena sakit usus. Ada tagihan sekitar Rp 10 juta, saya bayar DP Rp 3 juta. Saya tidak punya apa waktu mengungsi,” kata Sriasih. Lantaran lama menunggak, pihak RSUD Buleleng pun melayangkan surat peringatan hingga 3 kali (SP3) untuk segera melunasi pembayaran tersebut. Bahkan dalam surat No. 900/1303 3/2018, menyebutkan jika dalam satu minggu paska surat ini diterima, pihak tersebut tidak datang untuk melunasi pembayaran, maka piutang tersebut akan diserahkan RSUD Buleleng ke

Wayan Samiarta dan Komang Sriasih didampingi Ketua DPRD Karangasem dan Ketua DPRD Buleleng

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Jika tidak cepat dilakukan pembayaran, maka pasutri tersebut terancam barang-barang miliknya akan dilelang oleh negara untuk pelunasan pembayaran RSUD Buleleng. Mendapatkan SP3 dari pihak RSUD Buleleng, membuat Sriasih dan suaminya kalang kabut. Ia pun sudah berusaha mengajukan ke Pemkab Karangasem,

namun tidak ada jawaban untuk pelunasan. Hingga akhirnya, mereka mengadu ke DPRD Karangasem. Ketua DPRD Karangasem, Nengah Sumardi yang didampingi Sekwan DPRD Karangasem, Wayan Ardika beserta staf mendatangi Kantor DPRD Buleleng, pada Selasa (24/4) sore. Kedatangan mereka ini, diterima langsung oleh Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna didampingi

Mimpi Jadi Kenyataan

Kabag Humas DPRD Buleleng, Gede Putra Aryana, di ruang Ketua DPRD Buleleng. Hadir juga staf dari RSUD Buleleng. “Sebenarnya orangtuanya ter-cover BPJS, tapi anaknya belum. Karena ada jenjang perawatan 9 hari, maka timbul biaya. Itu tidak bisa dibayar, karena kemampuan ekonomi mereka terbatas. Saat mengungsi saja, mereka menjual asetnya,” jelas Sumardi.

Sumardi mengaku, baru mengetahui hal ini 2 hari lalu. Melihat ada bahasa pelelangan, ia pun mengambil inisiatif cepat menyelesaikan permasalahan ini dengan melunasi semua utang warganya tersebut. “Dibayarkan secara pribadi, supaya tidak masalah lagi. Kasihan daripada rumah atau barang mereka dilelang,” ucap Sumardi. Penunggakan pembayaran biaya RSUD Buleleng saat masa pengungsian erupsi gunung Agung yang dialami Sriasih ini, baru satu dari sekian yang ada. Meski begitu Sumardi berharap, agar setiap persoalan yang ada cepat ditangani. “Selama ini hanya muncul yang ini saja, yang lain kami belum terima laporan. Ya kami juga berterima kasih, terhadap masyarakat dan Pemkab Buleleng yang membantu masyarakat Karangasem mengungsi di Buleleng,” ucap Sumardi. Sementara Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna menjelaskan, terkait dengan tunggakan pembayaran yang dilakukan salah satu warga Karangasem, pihak RSUD Buleleng sudah memberikan keringanan untuk bisa menunda pembayarannya. Namun, karena pihak RSUD mempunyai SOP yang harus dijalankan, maka SP3 dikeluarkan RSUD untuk Sriasih agar menjalankan kewajibannya. “Karena anak yang dirawat belum punya kartu BPJS, sehingga ada biaya. Kami sudah langsung menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan berkomunikasi de­ ngan baik,” pungkas Supriatna. (Wiwin Meliana)

temannya. Dari sinilah cikal bakal usaha konveksi miliknya bermula. “Baju itu saya jual dengan sistem dua kali bayar, hanya saja diluar dugaan pembeli membayar tunai dan dari sana terlihat keuntungan,” tuturnya. Peluang bisnis itu mereka manfaatkan untuk mendulang keuntungan lebih Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Dibalik cerita sukses seseorang banyak. Setiap kali sang suami pergi ke Surabaya selalu berbelanja pakaian selalu ada perjuangan dalam setiap proses meraih kesuksesan. Hal ini dialami dan dijual kembali. Sampai akhirnya ia mendapat orderan seragam anak-anak Siswati Christian, pemilik R. Cemerlang, salah satu usaha konveksi sukses yang TK dari salah satu TK di Singaraja. Pesanan pertama itu ia kerjakan dengan masih tetap eksis hingga sekarang. benar-benar serius dan seteliti mungkin agar tidak ada cacat maupun kesalahan Bagi perempuan yang akrab disapa Wati tersebut, menjadi pengusaha sukses lain. Proyek pertamanya sukses dan dipromosikan dari mulut ke mulut oleh tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Setamat SMA tahun 1982, Wati bekerja pelanggannya sehingga pesanan dari berbagai sekolah pun mulai datang. “Saat pada agen penjualan tiket baik untuk angkutan bus antar provinsi maupun untuk itu kami pesankan di konveksi di Surabaya. Namun pasar terus berkembang penerbangan pesawat di Kota Pahlawan. Kala itu, perempuan yang lahir di kami mencoba dengan memproduksi sendiri karena melihat peluang konveksi Surabaya, 30 Juli 1964 tersebut sering mengkhayal jika suatu saat dirinya akan di Singaraja cukup tinggi,” jelasnya. menjadi orang sukses bahkan untuk urusan jodoh dirinya berharap mendapat Usaha yang ia rintis selama puluhan tahun ini tentu banyak mengalami pasangan orang Bali. pasang surut karena setiap usaha tentu ada risiko di dalamnya. Ditipu Manusia memang hanya bisa berdoa dan Tuhan yang menentukan. Siapa pelanggan adalah hal yang paling umum dialami dalam menjalankan sangka, mimpi Wati pun jadi kenyataan. Dirinya berkenalan dan berpacaran bisnis. Belajar dari pengalaman itulah saat ini perusahaannya sedengan Wayan Budasari yang kala itu bekerja sebagai sopir lalu menyarankan uang muka dalam proses pemesanan. “Dulu bus. Beberapa tahun berpacaran, mereka sempat putus karena teman baik pesanan dibuatkan dulu, tetapi sekarang tidak nyambung akibat hubungan jarak jauh. “Dulu karena jarak bisa seperti itu harus memberikam uang muka,” jelasnya. sempat putus nyambung dan terakhir dia hubungi saya unUntuk menjaga kepercayaan pelanggan dan bersaing dalam tuk melanjutkan hubungan yang lebih serius,” kenangnya. dunia usaha, Wati menegaskan selalu mengutamakan pelayanan Mereka akhirnya menikah pada tahun 1984 dan dikaruniai dan kualitas. Pelayanan prima kepada pelanggan akan memberitiga anak, Luh Hesti Ranitasari, Kadek Yuni Kristiasari, dan kan nilai lebih terhadap usaha yang dijalani. “Konsumen itu Komang Agus Dwiputra. sebenarnya tidak ada masalah dengan harga yang penting Setelah menikah pasangan ini masih tetap menjalani kami bisa berikan pelayanan yang baik tepat waktu kesibukan masing-masing. Wati tetap sebagai penjual itulah kepuasan pelanggan,” imbuhnya. tiket namun di Singaraja sedang sang suami tetap Di tengah perkembangan dunia fashion, Wati menjadi supir bus. Saat pergi ke Surabaya, sang suami juga berkeinginan untuk mengembangkan usahanya. membeli oleh-oleh berupa beberapa potong baju yang Namun, dirinya merasa kewalahan untuk menangani dibeli dengan harga Rp 60 ribu. “Setahun kami menikah semua apalagi perkembangan fashion begitu cepat kami sama sekali tidak pernah beli baju. Jangankan untuk sangat mudah ketinggalan zaman sehingga risikonya beli baju untuk makan saja susah,” tambahnya. Terlihat begitu tinggi. (Wiwin Meliana) bagus, baju-baju tersebut pun awalnya ingin dibeli oleh Siswati Christian dan Wayan Budasari


24 Merasa sudah menjadi baik di ‘kampung’ sendiri ternyata belum tentu terbaik juga di ‘kampung’ orang lain. Setidaknya hal ini pernah dirasakan oleh Baiq Nelly Kusumawati M, S.E., M.Ak.,ketika pindah sekolah dari SMA 2 Mataram ke SMA 1 Malang Jawa Timur. Saat naik ke kelas dua SMA, Nelly yang biasanya berada di ranking satu dan dua itu pindah sekolah ke kota besar tersebut. Dalam hatinya, dengan penuh percaya diri ia merasa mampu, paling tidak, sejajar dengan siswa di SMA favorit tersebut. Namun rupanya hal itu jauh dari ekspektasinya. Ketika mulai bersekolah di sana, barulah ia sadar dan merasa cukup jauh tertinggal. Ia sempat tertatih-tatih mengikuti pelajaran di sekolah barunya itu.

B

eruntung ia lahir dalam keluarga yang mendidiknya untuk bekerja keras dan mandiri. Ayahnya Drs. Lalu Makruf Misbah, mantan Ketua DPRD Lombok Tengah ini memang telah me­ngajarkan kelima anaknya, Nelly dan ke empat adiknya untuk memiliki sifat tanggung jawab dan mandiri sejak usia Sekolah Dasar. Karena itulah saat merasa dirinya tertinggal sejak awal merasa kesulitan mengikuti pelajaran, Nelly tidak tinggal diam. Dengan langkah cepat, perempuan kelahiran Pasuruan, 28 April 1971 ini berjuang meningkatkan kapasitas dan kompetensi dirinya agar bisa sejajar dengan rekan-rekan lainnya. Ia langsung memilih les demi menyetarakan dirinya dengan lingkungan sekolah baru itu. “Mau tidak mau saya harus ikuti beberapa les untuk bisa mengejar apa yang tertinggal dalam diri saya,” ujar Nelly yang sejak tahun 2017 menjadi Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kota Mataram ini. Dan buah dari kerja keras itu, Nelly akhirnya dapat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut dengan nyaman. Peristiwa

Bumi Gora

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Baiq Nelly Kusumawati

Kedepankan Komunikasi yang Jujur ini secara tidak langsung telah mengajarkan Nelly akan artinya memandang sesuatu hal itu tidak hanya dari sudut pandang diri sendiri saja, melainkan harus bijaksana dalam menilai apa yang ada dan terjadi di sekitar. Mampu menaklukkan satu hal di tempat yang lain belum tentu mampu menaklukkan hal yang sama di tempat lain. “Namun saya belajar, bahwa de­ngan kerja keras dan kesungguhan, itu semua bisa diraih,” kata ibu dua orang anak ini, M. Yanfa Kyonedo( Kyo) dan M. Kelnov Raneldo (Kelnov). Hal inilah yang kemudian juga dipahami oleh Nelly, bahwa tidak semua rencana manusia itu dapat terwujud tanpa mengikuti garis ridho Allah SWT. Dulu sesungguhnya Nelly bercita-cita menjadi seorang Psikolog, namun kini kenyataannya ia menjadi Aparatur Sipil Negara. “Begitulah jalan hidup yang memang sudah digariskan pada diri saya. Dan saya menikmati setiap suka duka dalam kehidupan ini,” ungkapnya tersenyum. GAGAL JADI PSIKOLOG Ketertarikan Nelly pada bidang psikologi dulu bermula dari kesukaannya memperhatikan orang lain, terutama kawan-kawannya yang suka curhat masalahnya pada dirinya. Ketika ia memberi nasihat lalu membantu mencarikan jalan keluarnya dan masalah itu selesai, ada kebahagiaan tersendiri yang dirasakan oleh N e l l y. “ L e g a rasanya, bahagia sekali bila jalan keluar itu dapat memperbaiki masalah yang terjadi pada kawan saya,” kata Nelly. Meski cita-cita itu tidak kesampaian, Nelly kini bisa menjadi psikolog untuk kedua buah hatinya Qio dan Kelnov. “Gakkesampaian jadi psikolog beneran, jadi psikolog untuk anak sendiri saja,” katanya tertawa. Nelly merasa beruntung memiliki ketertarikan pada bidang psikologi, karena hari ini hal tersebut bisa ia terapkan pada kedua anaknya. Dalam membangun hubungan yang

o (kanan)

ned h hatinya M. Yanfa Kyo Nelly bersama dua bua i) (kir do nel Ra v M. Kelno

hangat dengan kedua putranya yang kini duduk di kelas satu dan dua SMA itu, Nelly mengedepankan komunikasi yang terbuka. Ia belajar tidak jauh dari lingkungannya. Dulu menurutnya ia dan saudara-saudaranya belum bisa menjalin komunikasi yang terbuka melainkan cenderung tertutup. Karena begitulah rata-rata cara berkomunikasi orangtuamasa dulu. “Saudara-saudara jika ingin menyampaikan sesuatu biasanya lewat saya karena saya anak sulung. Sayalah yang kemudian menyampaikan kepada orangtua,” ujarnya. Belajar dari situlah, apalagi menghadapi perkembangan zaman yang begitu luar biasa hari ini, Nelly memilih cara berkomunikasi yang terbuka dengan kedua buah hatinya itu. Untuk semua hal ia membangun sekaligus mengedepankan komunikasi yang jujur. Sepahit apa pun, sesalah apa pun dan seburuk apa pun, ia menekankan semua harus dikomunikasikan dengan jujur. “Saya selalu bilang pada anak-anak saya, untuk menganggap saya

ini Bundanya sebagai teman, sebagai kakak juga sebagai orangtua,” kata Nelly. Terbukanya Nelly berkomunikasi dengan anak-anaknya membuat kedua anaknya tidak segan bercerita tentang masalah apa pun kepadanya. Meski memiliki dua anak laki-laki,

Nelly juga mengajarkan mereka untuk mandiri dari hal-hal yang kecil. Hal ini juga bawaan dari kebiasaan orangtuanya mendidik ia dan adik-adiknya dulu. Meski memiliki asisten rumah tangga, Kelnov dan Qio ia ajarkan juga untuk mengenal dapur dan bisa mengurus sendiri paling tidak merapikan tempat tidurnya atau kebutuhan pribadi lainnya.Semua itu dilakukannya karena ia sadar keduanya putranya ini nantinya akan menjadi kepala rumah tangga dalam keluarga. Jadi setidaknya mereka mengerti meski tidak mereka lakukan kelak. “Saya ingin mereka tahu semua hal tentang apa yang ada dalam rumah tangga agar kelak setidaknya mereka mengerti meskipun tidak mengerjakannya,”katanya.Ia mendidik mereka untuk peduli sekalipun itu pekerjaan yang secara umum dikenal sebagai pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan. Nelly sendiri tidak membeda-bedakan pekerjaan itu untuk laki-laki dan perempuan melainkan mengenalkan tanggung jawab untuk mengerjakannya. Meski keduanya laki-laki, Nelly ingin anak-anaknya itu memiliki kepedulian akan hal itu. “Tidak boleh tidak peduli, harus peduli,” ungkapnya tegas. Menghadapi perkembangan zaman yang sangat terbuka ini, Nelly tidak punya banyak tips untuk mendidik anak-anaknya. Kuncinya cuma satu, yakni agama. Ia termasuk ibu yang sangat konsen mendekatkan anakanaknya pada pendidikan agama ini. Kedua putranya ia sekolahkan pada sekolah Islam sejak mereka Play Group

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018 Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya alam kelautan yang dimiliki Kabupaten Buleleng, dimana sumberdaya alam ini mempunyai peran penting baik ditinjau dari aspek konservasi, produksi maupun pariwisata dan rekreasi. Selain itu, terumbu karang juga memiliki peran penting untuk keberlangsungan sektor perikanan. Selain itu, terumbu karang juga merupakan aset penting untuk keberlangsungan sektor perikanan.

H

al tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA Undiksha Singaraja diselasela kegiatan seminar memperingati hari bumi, di Gedung seminar FMIPA, Rabu (18/04). Bagus Jelantik mengungkapkan, terumbu karang di Buleleng banyak mengalami kerusakan sehingga perlu dilakukan upaya konservasi

Made Taro

Nelly turun bersama stafnya mela kukan kerja bakti di kantor BKPSDM Kota Mataram

Mataram bersama grup vocal Gita Srikandi Nelly merayakan Hari Kartini 2018 ram Mata Kota II on yang beranggotakan 7 srikandi esel

hingga SMP. Lalu untuk ketika mereka SMA, ia sekolahkan pada sekolah umum dengan tidak meninggalkan kebiasaankebiasaan yang dibawa di sekolah Islam sebelumnya. Ia rajin mendorong anakanaknya untuk terus bersemangat menghafal Al Quran. Dibantu seorang ustadz, ia mendidik kedua putranya itu menjadi hafidz Al Quran. Sembari anak-anaknya belajar menghafal Al Quran, Nelly sendiri ikut belajar memperbaiki bacaan Al Qurannya. Baginya tidak ada kata terlambat untuk belajar dan memperbaiki bacaan Al Quran seperti Tajwid dan hukum-hukum bacaan lainnya.(Naniek I. Taufan)

Transplantasi Karang

untuk mengembalikan habitatnya. “Selain menjadi habitat untuk ikan, terumbu karang juga menjadi penyelamat pantai dari abrasi sehingga jika terumbu karang rusak maka semua akan hancur,” jelasnya. Salah satu lokasi yang menjadi perhatian konservasi terumbu karang adalah pantai Penimbangan. Bagus Jelantik menambahkan, Pantai Penimbangan menjadi lokasi yang dipilih penyu untuk bertelur. Menurutnya, penyu tidak akan sembarangan memilih tempat untuk bertelur sehingga secara ekologis pantai Penimbangan kondisinya masih sangat baik. “Pantai Penimbangan sebagai tempat strategis untuk penyu bertelur sehingga dapat dikatakan masih sangat baik dari segi ekologis lingkungan maupun gangguan manusianya,” ungkap dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Undiksha tersebut. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pen­

AYAH PEMILIK RUMAH

Pagi hari, sebelum melanjutkan perjalanan, seorang pelancong ingin beristirahat. Ia menjumpai sebuah rumah yang besar dan megah di tengahtengah tanah pertanian yang luas. Sebelum memasuki pintu gerbang, ia bertanya kepada seorang tua yang sedang memotong-motong kayu bakar. “Ayah, bolehkah saya menginap semalam di rumah ini?” “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku ada di dapur,” jawab orang tua itu. Si pelancong bergegas ke dapur. Ia melihat seorang lakilaki yang lebih tua sedang berlutut meniup api. “Ayah, bolehkah saya menginap semalam di rumah ini?” “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sedang duduk-duduk di ruang tamu. Temuilah dia!” jawab orang tua itu. Si pelancong pun bergegas ke sana. Ia melihat seorang tua sedang membaca buku. Buku itu tampak goyang, karena tangan orang tua itu guyul. Pelancong itu pun mengucapkan kalimat

Edukasi

permintaan yang sama. “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sedang berada di tempat istirahatnya. Datanglah ke sana!” jawab orang tua pembaca buku itu sambil menunjuk sebuah ruangan. Di ruangan itu si pelancong menjumpai seorang tua-renta yang sedang merokok. Orang tua-renta itu berusaha memegang rokoknya agar tidak terlepas. “Ayah, bolehkah saya menginap semalam di rumah ini?” tanya si pelancong. “Aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sekarang sedang berbaring di kamar tidur,” jawab orang tua-renta itu. Di ruang tidur itu si pelancong menjumpai seorang tua amat renta menelentang. Pelancong itu mendekati. Sungguh kasihan dia! Pelancong itu merasa berhadapan dengan seorang lakilaki yang tidak berpengharap­an hidup. Laki-laki itu hanya memperlihatkan sepasang mata besar. Namun demikian, laki-laki yang terbaring itu masih mampu menjawab, “Maaf, aku bukan ayah pemilik rumah ini. Ayahku sedang

tingnya peran terumbu karang membuat Bagus Jelantik mengajak kalangan akademisi terutama mahasiswa jurusan Perikanan dan Kelautan melakukan langkah nyata dengan pengabdian masyarakat. Dengan memberikan sosialisasi dan pengetahuan kepada masyarakat yang masih awam akan manfaat terumbu karang sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikannya. “Edukasi dilakukan dengan menyasar kelom­p ok-kelompok nelayan maupun masyarakat secara umum ini dirasa sangat efektif untuk mengu­rangi prilaku masyarakat yang cenderung untuk merusak terumbung karang,” paparnya. Secara praktis, pihaknya juga melakukan konservasi secara langsung dengan pembuatan terumbu karang buatan. Melalui kelom­pok nelayan Taruna Samudra desa Anturan, pihak melakukan pembinaan-pembinaan untuk berbaring di ayunan.” Si pelancong harap-harap cemas melangkah ke ayunan. Dalam hati ia bertanya, bagaimanakah keadaan ayah dari ayah yang amat-sangat renta itu? Sungguh kasihan dia! Di ayunan itu terbaring seorang tua yang mengkerut, kecil seperti bayi yang lemas. Yang tampak hanyalah selapis kulit penutup tulang. Pelancong itu tidak berharap agar ayah itu menjawab permintaannya, sebab yang terdengar hanyalah suara batuk dan napas terengah-engah. Namun di luar dugaan, bayi berkulit penutup tulang itu menjawab, “Aku mengasihi semua orang. Namun aku tidak berhak memberi izin. Minta izinlah kepada ayahku yang tergantung di tembok!” Pelancong yang penasaran itu tambah penasaran. Ia melirik ke tembok. Tak ada orang tua yang amat-sangat renta. Yang terlihat adalah sebuah tanduk hewan. Di tanduk itu tergantung segumpal abu putih berbentuk wajah manusia. Di baliknya terdengar suara mencicit, seper­ ti suara burung yang manja. Pelancong yang terheran-heran itu menyimpulkan, itulah ayah si pemilik rumah itu. Lalu ia segera bertanya, “Ayah, izinkanlah saya menginap di rumah ini semalam saja.” Suara burung itu tambah keras dan tambah manja. “Cit, cit, cricit…; cit, cit, cricit….!” Pelancong itu melepaskan tas gendongannya. Ia pun ter­ tidur dengan lelap. (Norwegia)

melakukan transplantasi karang. “Kami sudah lakukan pelatihan dan sudah dipraktekkan bagaimana membibitkan dan memperbanyak karang sehingga mampu mengembalikan karang yang telah rusak,” jelasnya. Selain itu, pihaknya secara rutin melakukan kegiatan beach clean untuk membersihkan sampah-sampah pantai agar tidak mencemari laut. Salah satu faktor yang sangat merusak terumbu karang de­ngan masuknya sampah dari daratan kelaut baik plastik maupun orga­ nik yang akan menutupi hamparan terumbu

9

karang. “Pembersihan pantai juga sangat penting untuk menjaga keberlangsungan terumbu karang, di samping pembersihan pada daerah aliran sungai dari hulu ke hilir,” imbuhnya. Bahkan beberapa rumah buatan untuk ikan telah diterjun dibeberapa laut Buleleng dengan harapan rumah buatan tersebut dapat dijadikan habitat ikan dan ditumbuhi oleh terumbu karang. (Wiwin Meliana)

Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta, M.Si.

Dapatkan

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588


Bunda Ananda

8

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Raih Prestasi dengan

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Pembangunan NTB pada Titik Gemilang Setelah lima tahun memimpin Provinsi Nusa Tenggara Barat pada periode kedua, ­2013-2018, minggu lalu di hadapan Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB,Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan Laporan Keterangan ­Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Nusa Tenggara Barat akhir tahun anggaran 2017 sekaligus laporan pertanggungjawaban akhir masa jabatan 2013-2018sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi kinerja pemerintahan.

Pagi itu, Jumat (27/4) ratusan siswa dan guru tampak berkumpul di Halaman Kantor Camat Denpasar Barat. Agenda hari itu adalah Pelepasan atlet Porsenijar guru, kepala sekolah, pengawas, dan siswa berprestasi (TK, SD) Kecamatan Denpasar Barat tahun 2018.

C

di bidang seni, serta 48 guru, kasek, pengawas dan siswa berprestasi. Mereka menjadi delegasi Denbar menuju ajang Porsenijar Kota Denpasar yang akan berlangsung mulai 7-12 Mei 2018, dilaksanakan menyebar di beberapa tempat. Untuk Porjar, Denpasar Barat sudah 9 kali berturut-turut menjadi Juara Umum. Prestasi ini belum tergeserkan oleh 3 kecamatan lain di Kota Denpasar. Sementara untuk bidang seni, Camat Denbar Ngurah Wijaya mengaku masih belum bisa mendulang prestasi yang memuaskan. Ini dikatakannya karena di bidang seni, pakem penilaiannya subyektif. Nilai baik atau bagusnya relatif. Berbeda dengan bidang olahraga yang pakem penilaiannya sudah jelas. Setiap tahun pihaknya selalu mengadakan kerjasama dengan tim kesenian kecamatan

Pelepasan atlet Porsenijar guru, kepala sekolah, pengawas, dan siswa berprestasi Kecamatan Denpasar Barat tahun 2018, di Kantor Camat Denbar, Jumat (27/4).

dengan melakukan pembinaanpembinaan ke seka-seka yang ada di Denbar. Selain pembinaan, juga tak pernah absen mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan di Kota. “Kami selalu ikut dalam semua jenis lomba seni dan tampil maksimal. Upaya-upaya sudah kami lakukan tapi belum mencapai target optimal. Padahal dalam lomba secara kasat mata kelihatan seimbang dengan peserta lain, tapi masih juga ada uyang kurang,” ujarnya. Ini diakuinya menjadi PR besar untuk Denbar. Meski demikian, Ngurah Wijaya tetap berharap ke depannya bidang seni juga bisa

mendulang prestasi seperti halnya bidang olahraga yang potensinya cukup tinggi di Denbar. Koordinasi dan pembinaan secara kontinyu dilakukan dengan pihak-pihak terkait, terutama UPT Disdikpora Kecamatan Denpasar.. “Untuk itu saya selalu menekankan komitmen kita untuk disiplin, bertanggung jawab dan meningkatkan prestasi,” tandasnya. (Inten Indrawati)

Dr. TGH. M. Zainul Majdi

B

eberapa hal mengenai perkembangan pembangunan di Nusa Tenggara Barat dikutip dari laporan yang disampaikan Gubernur NTB tersebut. Perjalanan panjang pembangunan NTB dalam hampir sepuluh tahun terakhir-

Dari kiri: Nyoman Sukarja, Ngurah Wijaya, dan Gst Agung Gede Putra

Seribu Anak Panti Asuhan Nobar “Rafathar” di Aston Grand Ballroom, Aston Denpasar Hotel & Convention Center

hunan juga diisi seminar dengan narasumber Dra. Retno IG Kusumawati, Psi. yang membawakan materi “Pelayanan Prima dalam Dunia Kesehatan” dan dr. Kt. Ariawati, Sp.A. (K) dengan makalah “Deteksi Dini Kanker Pada Anak”. “Tujuan HMC Bali berperan serta dalam kegiatan amal tahunan ini adalah untuk meningkatkan awareness di ka-

mengalami kemajuan di segala bidang yang terlihat terutama pada kondisi ekonomi makro Nusa Tenggara Barat yang terus mengalami perubahan yang signifikan, antara lain pertumbuhan ekonomi tanpa tambang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun bahkan mencapai angka 7,10 persen pada tahun 2017. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun terakhir dengan memperhitungkan sektor tambang sebesar 7,60 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi tanpa tambang rata-rata 6,25 persen. Angka pertumbuhan ini diatas rata-rata nasional 5,11 persen. Pengangguran di NTB juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari kondisi awal pada tahun 2013 sebesar 5,38 persen

turun menjadi 3,32 persen di tahun 2017. Salah satu indikator dan ukuran keberhasilan pembangunan manusia adalah pada capaian indeks pembangunan manusia yangmencerminkan kondisi kemampuan dasar penduduk yang mencakup dimensi pendidikan, kesehatan dan ekonomi. IPM Provinsi NTB dari tahun 20132017 terus mengalami peningkatan, tahun 2013 IPM Provinsi NTB 63,79, tahun 2016 meningkat jadi 65,81 dan tahun 2017 meningkat lagi jadi 66,58 atau tumbuh 1,17 persen. Dilihat dari rata-rata pertumbuhan IPM periode 20102017, NTB termasuk provinsi yang paling progresif dalam peningkatan IPM dengan rata-rata pertumbu-

han 1,22 persen per tahun atau yang tercepat secara nasional. Hal ini menempatkan NTB menjadi salah satu provinsi yang berstatus top movers atau percepatan IPM yang sangat baik. Selain sebagai provinsi paling cepat pertumbuhan IPM, posisi NTB juga naik dari urutan 33 menjadi 29 secara nasional di tahun 2017. Sementara itu, IPM kabupaten/kota di NTB juga terus mengalami peningkatan, pada tahun 2017 terdapat tiga daerah yang sudah masuk kategori tinggi yaitu Kota Mataram, Kota Bima, dan Kabupaten Sumbawa Barat. Membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakatjuga bisa dilihat dari angka kemiskinan yang dalam 5 tahun terakhir terus mengalami penurunan, dari 17,25 persen

pada tahun 2013 menjadi 15,05 persen pada tahun 2017 atau rata-rata 0,55 persen per tahun, sedangkan secara nasional 0,34 persen per tahun. Pada tahun 2017, NTB menempati capaian tertinggi kedua dalam menurunkan angka kemiskinan (1,02%) setelah Papua Barat (1,98%). Keberhasilan ini mengukuhkan posisi NTB sebagai provinsi paling progresif kedua dalam mengurangi angka kemiskinan secara nasional. Keberhasilan menurunkan kemiskinan dilakukan langsung dari akarnya, yaitu desa, karena kemiskinan terpusat di desa. Dengan memanfaatkan basis data terpadu, intervensi program kemiskinan menjadi lebih tepat sasaran. Dan dengan semangat melawan kemiskinan dari desa, optimalisasi potensi masyarakat desadapat dilakukan juga dengan mengefektifkan pemanfataan anggaran yang tidak hanya bersumber dari APBD Provinsi NTB, tetapi juga mengintegrasikan dengan APBD kabupaten/kota, APBDes serta pendanaan dari stakeholders lainnya. (Hms-Naniek I. Taufan)

Peningkatan Pencapaian di Segala Bidang

Seribu Anak Panti Asuhan Nobar “Rafathar” Banyak cara untuk membantu sesama, terutama bagi mereka yang memerlukan. Salah satunya dengan cara menggalang dana melalui nonton bersama film “Rafathar”. Acara nonton bareng Jumat (20/4) ini dihadiri Ny. Selly Mantra bersama 1.000 anak panti asuhan, 100 orang pendamping, dan 400 orang yang terdiri dari donatur, para sponsor, pendukung acara, dan tim sukarelawan dari sahabat anak kanker. Seluruh tiket penjualan film tersebut langsung disumbangkan ke Yayasan Peduli Kanker Anak Bali. Selain penggalangan dana melalui nonton bersama, kegiatan yang diadakan di Aston Grand Ballroom, Aston Denpasar Hotel & Convention Center ini merupakan hasil kerjasama di tahun kedua antara Yayasan Peduli Kanker Anak Bali dengan Komunitas Hijabersmom Community (HMC) Bali sebagai penyelenggara acara. Rangkaian kegiatan amal ta-

25

LKPJ Akhir Gubernur NTB

Sportivitas

amat Denbar AA Ngurah Made Wijaya, S.Sos. mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh atlet-atlet yang berbakat dan berprestasi. “Untuk dapat meraih prestasi dapat dimaksimalkan melalui sekolah, juga perkumpulan olahraga yang ada di masyarakat. Kondisi seperti ini harus tetap kita bina dan kembangkan untuk mewujudkan visi dan misi olahraga,” ujarnya. Didampingi Ketua K3S UPT Disdikpora Kecamatan Denbar I Nyoman Sukarja, S.Pd., M.Pd.H., dan Staf I Gusti Agung Gede Putra, Ngurah Wijaya menegaskan dalam pelaksanaan Porsenijar ini diharapkan siswa menjadikannya kesempatan dan momen sebagai ajang peningkatan prestasi yang selalu didasari dengan sikap sportivitas. “Porsenijar yang akan dilaksanakan nanti merupakan kegiatan yang sangat spesifik karena disamping kegiatan olahraga juga terdapat seni yang mengandung makna yang besar,” imbuhnya. Ini menjadi upaya memotivasi seluruh masyarakat untuk lebih menghargai seni dan sekaligus melestarikannya. Karena seni dan budaya merupakan aset utama bagi daerah pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Lebih daripada itu, ia mengatakan Porsenijar merupakan wujud nyata untuk menjaring bibit-bibit atlet yang tangguh dan membawa harum nama baik daerah. Selain itu, kegiatan Porsenijar juga merupakan persiapan bagi atlet pelajar mengikuti ke jenjang yang lebih tnggi. Karena itu, ia berharap agar Porsenijar ini dapat diikuti dengan sungguhsungguh dan akhirnya mampu menunjukkan prestasi yang maksimal, yang selalu dilandasi sikap disiplin dan jiwa sportivitas dalam setiap terandingan nanti. Pada Porsenijar tahun ini, Denbar mengirim 280 atlet dalam bidang olahraga, 100 artis

Bumi Gora

langan masyarakat dan lembaga lainnya. Selain itu kita juga dapat memahami makna bersyukur yang sesungguhnya ketika dapat menjalankan kegiatan amal secara ikhlas,” ujar Erlina Devi Rostita, Ketua HMC Bali. Dwi Wahyu Kurniawan, S.T., founder Yayasan Peduli Kanker Anak Bali mengatakan film “Rafathar” dipilih karena pihak rumah

produksi Raffi Ahmad bersedia memutar film ini untuk kepentingan amal. Mereka melibatkan 1.000 anak panti asuhan karena acara ini pada dasarnya merupakan konsep dobel amal, di mana selain membahagiakan anak-anak panti asuhan juga dapat menolong anakanak penderita kanker di seluruh wilayah Indonesia Timur. Tujuan lain diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan aplikasi Donation Gateway yang bernama CCB e-Donation – Cancer Care Bali Electronic Donation. Sony Bambang Suryo, General Manager Aston Denpasar Hotel & Convention Center menambahkan ada rasa kebanggaan tersendiri dapat membantu dengan menyediakan ruangan untuk kegiatan amal yang diadakan tahunan oleh Yayasan Peduli Anak Kanker Bali ini. “Semoga melalui kegiatan ini banyak yang terbantu khususnya bagi adik-adik penderita kanker yang ada di wilayah Indonesia Timur,” ujarnya. (Ngurah Budi)

Keberhasilan pembangunan kesejahteraan masyarakat yang telah dicapai ini mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, mulai dari pelaksanaan MDG’s tahun 2011 sampai 2015 Provinsi NTB tercatat sebagai pelaksana dan pencapai MDG’s terbaik di seluruh Indonesia, dengan raihan penghargaan MDG’s award lima kali berturut-turut. Sasaran pokok nasional dalam bidang pertanian serta kelautan dan perikanan yang juga menjadi prioritas pembangunan di Nusa Tenggara Barat. Dalam hal ini NTB telah memberikan kontribusi yang cukup besar, terutama produksi jagung dan rumput laut. Kedua komoditas ini masing-masing berkontribusi 9,02 persen dan 8,08 persen terhadap produksi nasional di tahun 2017. Sebagai lumbung beras nasional, produksi padi NTB meningkat 6,88 persen dari 2,19 juta ton tahun 2013 menjadi 2,34 juta ton tahun 2017. Pertumbuhan populasi ternak sapi juga mengalami peningkatan dengan ratarata pertumbuhan populasi sebesar 4 persen dalam kurun waktu 2013 – 2017, sehingga total populasi sapi tahun 2017 mencapai 1,15 juta ekor. Selain sektor pertanian, pembangunan juga bertumpu pada sektor pariwisata, dimana NTB merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Kawasan Mandalika yang ada di NTB menjadi prioritas pembangunan pariwisata nasional

yang saat ini pembangunan resort dan hotel bertaraf internasional sedang dilakukan oleh pihak ITDC sebagai pengelola kawasan mandalika. Tidak hanya itu, untuk mendukung aktivitas pariwisata, di kawasan ini juga telah dibangun infrastruktur yang memudahkan wisatawan. NTB memiliki destinasi dan keragaman potensi wisata kelas dunia selain KEK Mandalika, mulai dari kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora (Samota), kawasan Lambu-Sape- KomodoSangiang (Lasakosa), Geopark Gunung Rinjani, Pantai Senggigi, pesona gili-gili dan juga kekayaan tradisi, seni budaya, sejarah, dan industri kerajinan rakyat yang unik dan potensial. Selain gambaran pencapaian kinerja dari beberapa program pembangunan tersebut, NTB juga telah berhasil mempertahankan dan terus berusaha meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan, menuju pemerintahan yang lebih transparan, efektif dan akuntabel. Keberhasilan meraih predikat WTP dalam pengelolaan keuangan daerah selama 6 kali berturutturut merupakan salah satu wujud semakin membaiknya sistem tata kelola tersebut. Disamping itu, pada tahun 2016 seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB telah memperoleh predikat WTP. Pembangunan pendidikan meru-

DR. TGH. M. Zainul Majdi (kiri) ketika dilantik sebagai Gubernur NTB periode kedua tahun 2013 lalu masa jabatan 2013-2018

pakan kegiatan investasi pada sumber daya manusia yang menjadi prioritas dalam pembangunan sumber daya manusia di Provinsi NTB. Berbagai program dan kegiatan pembangunan bidang pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah Provinsi NTB dalam rangka investasi sumber daya manusia. Untuk penerapan pendidikan karakter dan nilai budaya lokal pada sekolah dan madrasah telah berhasil direalisasikan100 persen dari kondisi awal pada 2013 yang hanya 10 persen. Bidang kesehatan diukur melalui indikator kinerja daerah antara lain usia harapan hidup, prevalensi

kurang gizi dan cakupan jamban keluarga. Capaian ketiga indikator kinerja tersebut pada tahun 2017, prevalensi kurang gizi mencapai 22,6 persen,cakupan jamban keluarga meningkat dibandingkan kondisi tahun 2013 sebesar 72,15 persen menjadi 82,67 persen, dan usia harapan hidup dari kondisi awal 62,73 tahun menjadi 65,55 tahun. Proporsi jumlah kematian bayi hingga tahun 2017 adalah 9,0 per 1.000 kelahiran hidup, juga terus mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi awal pada tahun 2013 sebesar 12,6 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu

juga terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Beberapa program yang mendukung keberhasilan urusan kesehatan antara lain program generasi emas NTB (GEN) dan aksi seribu hari pertama kelahiran (Ashar), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, dan beberapa program lainnya, termasuk peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit. Pencapaian di berbagai bidang lainnya juga terus meningkat selama 10 tahun terakhir ini, termasuk pemantapan infrastruktur strategis seperti prasarana jalan dan lainnya. Ada pula keberhasilan pada penataan perumahan rakyat dan kawasan permukiman, urusan bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Juga, dalam bidang ketenagakerjaan, urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dll. Dalam laporan akhir yang disampaikan Gubernur NTB ini, menunjukkan bahwa seluruh sektor pembangunan di daerah ini mengalami peningkatan yang baik. Pembangunan NTB berada pada titik gemilang. Semua keberhasilan tersebut, disampaikan Gubernur NTB bukanlah hasil perjuangan pemerintah semata, tetapi keberhasilan ini adalah hasil sinergi antara pemerintah dengan masyarakat dan seluruh stakeholders pemba­ ngunan. (Hms-Naniek I. Taufan)


Surabaya

26

Edisi 1001/ 30 april - mei 6 2018

Asinan Kota Hujan Laris di Kota Pahlawan Saat mengucap kata asinan maka pikiran kita akan langsung melayang ke Kota Bogor Jawa Barat. Di Kota Hujan tersebut pertama kali makanan yang memiliki perpaduan rasa manis, masam dan pedas ini dipopuler­ kan. Asinan di Bogor memiliki dua varian yaitu asinan buah dan asinan sayur, konon setelah menikmati maka­ nan ini mata yang semula mengantuk akan terjaga dan tubuh akan menjadi lebih lebih bersemangat.

A

dalah Siti Munawaroh, perempuan kelahiran Surabaya, 18 Juli 1985 yang mencoba mem­ populerkan asinan Bogor ini ke

Kota Pahlawan. Ia berkeyakinan lidah warga Jawa Timur ini bisa menerima kehadiran makanan yang mempunyai rasa nano-nano ini.

Asinan buah produksi istri Hengki Candra ini terdiri dari irisan buah kedondong, mangga, salak dan nanas yang dipadu dengan air kuah yang dibumbui dengan cuka, cabe, garam, gula dan lain-lain sehingga meng­ hasilkan perpaduan rasa pas dan menyegarkan. Tiap hari ia memasarkan asinan buah dalam kemasan tersebut di jejaring sosial. “Tiap kali saya buka order, saya bisa mendapat omzet Rp 500 ribu,” kata Siti. Kehadiran asinan buatan

Rasa Mantap Sambal Klotok Siapa tak mengenal sam­ bal? Makanan pelengkap khas Indonesia yang memiliki rasa pedas ini begitu populer di lidah masyarakat nusantara. Ada banyak jenis sambal di tanah air, mulai dari sambal bawang, sambal terasi, sambal bajak, sambal balado, sambal dabudabu sambal lado ijo, sambal tuna, dan sambal klotok Saat ini di pasaran beredar ratusan produk sambal dalam kemasan botol dengan berba­ gai merek. Keberadaan sambal kemasan dalam botol mampu menjawab keinginan masyarakat perkotaan yang ingin tetap bisa menikmati sambal disela-sela padatnya aktivitas pekerjaan. Piheni Tyas Wilujeng adalah salah satu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang men­ coba mengadu peruntungan dengan membuat sambal klotok dalam kemasan. Sambal buatannya tidak menggunakan penyedap. Dengan merek FR Production, sambal tersebut mampu bertahan 3 minggu dalam suhu normal dan kuat sampai 3 bulan dalam lemari es. Walaupun baru dua tahun, pesanan sambal klotok sudah mengalir dari berbagai tempat di Surabaya seperti SD Mu­ hammadiyah 4 Surabaya, SMP Muhamadiyah 9, Hotel Djagalan, Grup UKM SKU dan Pemerintah

Kota Surabaya. Bahkan saat ini sudah ada pelang­ gan dari luar kota sep­ erti Sidoarjo, Gresik, dan Tangerang, Piheni menjual produk sambal buatannya tersebut dengan harga Rp 20 ribu per botol, “Kata pelanggan sambal klotok buatan saya rasanya mantap hasil perpaduan

yang pas antara sambal dan klotoknya. Alhamdulilah saat ini omzet penjualan saya sudah mencapai Rp 2 juta per bulan“ kata Piheni. Sebelum menjalani bisnis pembuatan sambal klotok, Pihe­ ni adalah guru baca tulis Alquran yang mengajar secara privat dan mengajar di beberapa seko­ lah. “Saat mengajar di TPQ Al Mabrur saya ditawari oleh Ustad Yasin dan Ibu Ana untuk aktif di majelis Ekonomi Aisyah. Saya diajak bergabung di komunitas UKM oleh Pak Hakim dan Bu Indra. Saya ingin sukses dunia dan akhirat, produk sambal klotok buatan saya dikenal luas oleh masyarakat,” kata ibu dari Mufida Alam Islami dan Rasya Alam Islami ini. (Nanang/Bisnis Surabaya)

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Peran wanita da­ lam keluarga sangat­ lah utama. Demikian disam­paikan Dewi Rahayu Aryaningsih, S.Ag.,M.Ag. Dosen di STAH Mataram ini menyebut peran wanita begitu kom­ pleks. Pertama, sebagai “sarana” terwujudnya Punar­ bhawa atau kelahi­ ran kembali. Kedua, sebagai penuntun atau pengemban atau mentor dalam men­ capai tujuan hidup.

I

perempuan manis berhijab ini, menjadi obat tersendiri bagi ibu ibu yang sedang hamil, karena biasanya mereka mengidam ma­ kanan yang rasanya masam dan segar. Pernah sekali waktu ada pembeli yang rela membayar ong­ kos kirim lebih mahal dari harga asinan itu sendiri hanya karena untuk memenuhi keinginan istrinya yang sedang hamil. Sebelum menjalankan bisnis asinan, alumnus Jurusan Bangunan SMKN 7Surabaya ini bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik pengelo­ laan udang di kawasan Margomulyo. Setelah membuka usaha pem­ buatan makanan asinan dalam kemasan tersebut ,dia mampu menyelesaikan kewajibannya kepada bank. “Sekarang saya sudah bisa membantu suami membayar angsuran mobil dari hasil jualan asinan” jelasnya. Untuk menambah pengetahuan tentang cara pengemasan dan pe­ masaran produk serta memperluas jaringan, warga Sambikerep ini bergabung dengan Pejuang Muda yaitu program pelati­ han untuk pelaku Usaha Kecil Me­ nengah (UKM) yang diseleng­ garakan setiap Sabtu di Kapas Krampung Plaza. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

a menjelaskan, pendidikan dalam Hindu diperoleh ketika terjadinya “per­ temuan” sel telur di ind­ ung telur, pembuahan kemudian mengandung. Selama itu “sang rare” mendapat pengetahuan, pendidikan dari sang ibu. “Wanita itu guru pertama bagi siapa pun. Sebagai partner sang suami dalam menjaga keutuhan/keharmon­ isan keluarga dan masih banyak lagi peran wanita dalam kelu­ arga sesungguhnya,” ujar perem­

Woman on Top

7

Dewi Rahayu Aryaningsih

Manajemen Waktu

puan kelahiran Denpasar 22 Desember 1977 ini. Peran wanita di keluarga saat ini seperti kekurangan waktu untuk keluarganya karena wanita tidak hanya di dapur/rumah saja. Tun­ tutan keperluan hidup dan makin meningkatnya pendidi­ kan wanita membuat wanita harus membagi waktunya untuk membantu suami dalam pemenuhan keperluan hidup keluarga. Kemudian peran wanita dalam karier, kini banyak wan­ ita berkarier bahkan hampir mengisi di semua bidang. Itu menunjukkan terlahir sebagai wanita bukanlah sosok yang lemah. Dari segi pendidikan mampu meraih pendidikan yang tinggi, dari berbagai pekerjaan wanita juga dapat melakukan­ nya. Selanjutnya, peran wani­ ta di masyarakat juga semakin menunjukkan kiprahnya. seperti

g.

Dewi Rahayu Aryaningsih, S.Ag.,M.A

terlibat dalam organisasi sosial ke­ agamaan, politik, serta organisasi profesi lainnya. Dewi mengatakan, pendidikan merupakan salah satu imple­ mentasi dari nilai Kartini di era

milenial. Artinya, pada tingkat pendidikan paling tinggi pun wanita dapat mengisinya. Sep­ erti, wanita banyak yang berge­ lar profesor, menjabat pada jabatan tertinggi di dunia aka­ demisi maupun politisi. Bahkan pimpinan tertinggi dalam satu negara (presiden) pun seorang wanita. Di bidang profesi para wanita juga turut serta mengisi posisi di berbagai bidang pro­ fesi, pengemudi ojek, sopir taksi, tukang suun, pengacara, jaksa, hakim, KPK, tentara dan lain sebagainya Dari kesemuanya itu, Dewi mengatakan yang perlu dit­ ingkatkan adalah manajemen waktu. “Bayangkan 24 jam dalam sehari dikurangi 8 jam untuk tidur, 8 jam untuk bekerja (berkarier). Masih 8 jam lagi. belum terhitung untuk diri sendiri (mandi, makan, bersolek), belum lagi hidup bermasyarakat, melaksanakan upacara agama sebagai bagian dari

tiga kerangka dasar agama Hindu. Apakah sisa waktu yang ada, dapat tetap menjalankan peran seorang wanita dalam keluarga?” tanya istri dari I Nyoman Suarna, S.H., M.H. ini. Karena itu, Dewi mengajak semua wanita untuk berbenah meningkatkan manajemen waktu para wanita, jangan sampai terjadi pergeseran makna. Yang perlu di­ hilangkan adalah pemikiran bahwa tidak semata-mata wanita harus setara dengan pria, mendapatkan kesempatan yang sama dengan pria sehingga bersaing menomor­ satukan ego semata. Wanita dapat berkembang tanpa melupakan kodratnya. Emansipasi wanita yang diper­ juangkan Raden Ajeng Kartini tentu bukan berarti wanita berlombalomba menyaingi pria. Namun, wanita seyogyanya menjadi “sakti­ nya” sang suami yang harus dijaga. Seperti yang tertuang dalam Dhar­ masastra III. 56 yang berbunyi “di­ mana wanita dihormati disanalah para Dewa-dewa merasa senang, tapi dimana mereka tidak dihor­ mati, tidak ada upacara suci apap­ un yang akan berpahala”. “Begitu pen­tinganya peran wanita dalam keluarga maka mari bersama-sama tingkatkan pendidikan wanita,” tandasnya. (Inten Indrawati)

The ONE Legian Gelar Seminar Wanita Karier Zaman Now

Eka Pertama

The ONE Legian menyeleng­ garakan sharing session “Wa­ nita Karier Zaman Now,” Senin (23/4). Acara yang ditujuk­ an untuk seluruh karyawan wanita ini bertemakan “Every Woman is Super Woman”. Pembicara dalam kegiatan ini adalah AA. Ayu Arina Saraswati Hardy, seorang enterpreneur yang telah mengalami berbagai fase, baik sebagai karyawan,

self employee, business woman, dan owner. Di awal sharing, Arina menunjukkan bedanya wanita karier zaman old dan zaman now. Ia juga menceritakan ten­ tang kehidupannya selama 46 tahun, kegagalan dan ke­ berhasilan yang telah diraih. “Untuk menjadi wanita karier harus bisa bergaul dengan siapa saja, luwes dan bisa jadi bunglon. Bisa fleksibel ber­ adaptasi dengan lingkungan. Setiap orang pernah mengalami kegagalan. Namun untuk bang­ kit dari kegagalan perlu moti­ vasi diri, mengambil hikmah, dan menarik benang merah,” ungkapnya. Eka Pertama, Owner Representative PT. Legian Paradise yang menaungi The ONE Legian Hotel dan Hotel Vila Lumbung mengatakan, sharing session ini merupakan yang pertama kali dan sengaja dilakukan pada momen peringatan hari Kartini. “The ONE Legian ingin mem­ bangkitkan semangat para karyawan perempuan di The ONE Legian dan Hotel Vila Lumbung, bahwa kesetaraan

gender sudah dilakukan di pe­ rusahaan ini. Kami tidak mem­ beda-bedakan, laki-laki atau perempuan, semua kuncinya di prestasi kerja. Momen Hari Kartini sebagai bahan untuk introspeksi, jika ingin sukses harus berkarya, berinovasi, ber­ kreasi dan sinergi. Kalau bagus tidak menutup kemungkinan menjadi leader bahkan General Manager,” ujar Eka Pertama. Putu Meliyani, Human Re­ sources Manager The ONE Legian menambahkan seminar ini untuk memberikan apre­ siasi kepada karyawan wanita. Sha­ring motivasi ini sejalan de­

ngan moto The ONE Legian ta­ hun 2018 yaitu ICS GtoG, yang merupakan kependekan dari Inovative, Creative, Sinergy for Good to be Great. Dari 300 karya­ wan di The ONE Legian dan Hotel Vila Lumbung, 108 diantaranya wanita. (rls/ast)

Eka Pertama menyerahkan penghargaan kepada AA. Ayu Arina Saraswati Hardy


Woman on Top

6 Di era milenial ini emansipasi memberikan kesempat­an yang sama bagi perempuan untuk berprestasi di berbagai bidang, sama halnya dengan yang dilakukan oleh pria. Namun, yang perlu terus diingat adalah wanita era milenial bukan hanya harus bisa mengejar impian, namun juga berbakti pada keluarga. Hal ini diungkapkan Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata.

Dian Siswarini Dian pun memberikan kiat agar perempuan bisa bersaing di era digital ini. “Continuously, persistence, discipline, time management, itulah poin-poin penting untuk bisa bersaing dan mencapai kesuksesan. Saya sadar bisa menca-

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Terbiasa Multitasking

pai posisi CEO di XL Axiata adalah atas izin Tuhan. Meski demikian, kesempatan harus diciptakan karena peluang tidak akan datang secara tiba-tiba. Saat kesempatan datang, tentu tidak boleh disia-siakan karena hal tersebut tidak datang dua kali,” ujar perempuan yang mulai menjabat sebagai CEO XL Axiata sejak April 2015 ini. Ia pun berharap perempuan di Indonesia bisa menjadi perempuan yang bisa ikut memajukan Indonesia, berprestasi sehingga menjadi kebanggaan Indonesia dan juga keluarga. Dian Siswarini memulai kariernya di bidang telekomunikasi tahun 1991 dengan lingkup tanggung jawab di bidang

“M

enjadi seorang wanita selalu banyak suka dan dukanya. Tapi bagi saya, wanita itu hebat, karena dia terbiasa melakukan pekerjaan multitasking. Itulah kelebihan wanita dibanding pria. Wanita di era digital saat ini tidak hanya mengejar impian tapi juga berbakti kepada keluarga. Karena itu kita sebagai wanita harus bisa membagi waktu dan juga peran, kapan kita harus berperan menjadi istri, ibu bagi anak anak dan juga peran di pekerjaan. Semuanya harus bisa seimbang dan sejalan,” ungkap alumnus Institut Teknologi Bandung yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun dalam industri telekomunikasi ini.

IT dan jaringan. Ia bergabung dengan XL Axiata tahun 1991 dan menduduki berbagai posisi kunci di Departemen Network and Engineering. Tahun 2007, Dian diangkat menjadi Direktur yang membawahi Network Services. Ia bergabung kembali dengan XL Axiata sebagai Wakil Presiden Direktur pada 7 Januari 2015 dan selanjutnya diangkat menjadi Presiden Direktur pada bulan April 2015. (Ngurah Budi)

“1001 Layanan“ Salam Senyum

Angka 1001 sangat identik dengan sebuah cerita atau dongeng pengantar tidur. Banyak orang juga mengetahui kisah dibalik judul dongeng 1001 malam. Dimana diceritakan seorang perempuan yang cantik dan cerdas dapat terhindar dari waktu kematian yang ditentukan oleh seorang Raja. Di rubrik “Dhani’s Art in Service” ini saya akan membahas bagaimana kisah 1001 malam dikaitkan dengan dunia layanan. Membuat layanan lebih baik, bahkan sampai kepada tingkat layanan yang tertinggi yang lebih kita kenal dengan layanan unbelievable (luar biasa) bisa dilakukan dengan banyak cara. Ada yang melakukan dengan cara membuat fondasi yang kuat agar jiwa melayani itu tumbuh dari hati para pelaku layanan. Cara ini biasanya dengan memperkuat pemahaman filosofi dari melayani dengan sepenuh hati dan jiwa kepada pelaku layanan itu sendiri. Menanamkan hal ini tidaklah mudah. Karena harus dimulai

de­ngan mengubah paradigma customer dan mengubah perilaku (behavior) para pelaku layanan. Cara lain yang dilakukan untuk memperbaiki sebuah layanan adalah dengan melatih standar layanan kepada para pelaku layanan. Hal ini bia­sanya berdasarkan standard operational procedure (SOP) yang dibuat berdasarkan ketentuan perusahaan masing-masing. Melatih hal ini bisa dilakukan oleh atasannya langsung, atau dari yang paling senior di divisi tersebut. Hal ini lebih banyak dengan cara roleplay dan bukan hanya teori. Para pelaku layanan akan berlatih dengan memperagakan secara langsung dan ini biasanya dilakukan setelah atau sebelum jam layanan kepada customer. Beberapa perusahaan besar sangat konsisten melakukan hal ini. Hasilnya akan dapat dilihat, bagaimana semua pelaku layanan di perusahaan tersebut terlihat perlakuannya sama kepada setiap customer. Namun, hal ini jangan sampai berlebih, karena akan membuat layanan mereka seperti robot. heheheeh... Selain dua cara di atas, mempelajari complain handling (cara

menangani sebuah komplain) juga termasuk cara untuk memperbaiki sebuah layanan. Kenapa ini penting? Karena ilmu tentang menghadapi customer yang komplain akan dapat mempertahankan customer. Tentu penanganan ini akan membuat apakah citra positif atau negatif kepada perusahaan tersebut. Bahkan ketika kita tidak memahami cara penanganan komplain dengan baik sama saja dengan berperang tanpa sejata alias bunuh diri namanya. Memberi cara menangani komplain dengan baik dapat juga membuat para customer akan loyal terhadap perusahaan kita. Bukan sebaliknya, malah meninggalkan kita karena penanganan terhadap komplain yang kurang baik kepada mereka. Memperbaiki layanan dapat juga dilakukan dengan memberikan ilmu grooming. Atau, cara berpenampilan yang baik. Bagaimana para pelaku layanan akan bisa memakai make up yang pantas. Memakai pakaian yang sopan dan menarik. Penataan rambut tepat sesuai dengan bentuk wajah, sampai mempelajari care (perhatian) terhadap dirinya sendiri. Para pelaku layanan sangat memerlukan hal ini. Karena mereka harus tampil dengan baik, sehingga dapat menyenangkan ketika sedang melayani para customer. Bukankah good looking masih sangat menjadi penentu keberhasilan seorang pelaku layanan dalam melayani customernya?

Selain hal-hal tersebut yang saya tulis di atas, masih banyak lagi cara memperbaiki sebuah layanan, sepert­i mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik, sehingga pesan yang disampaikan kepada customer dapat tersampaikan dengan jelas. Dapat juga melakukan benchmark /mengukur dengan membandingkan dengan layanan di tempat atau perusahaan lain. Inilah yang saya sebut dengan 1001 layanan. Memperbaiki sebuah layanan tidak hanya dengan satu cara. Tetapi kita bisa melakukannya dengan banyak cara atau kita istilahkan dengan angka 1001. Yang artinya 1001 cara untuk dapat menuju layanan yang lebih baik. Perusahaan Anda termasuk melakukan cara apa dalam perbaik­ an layanan selama ini? Materi ini juga terdapat di buku saya yaitu ‘Service A La Carte”. Ingin mengetahui bagaimana memetakan sebuah layanan yang baik di perusahaan/instansi yang Bapak/ Ibu pimpin? Silakan hubungi manajemen Sri Sumahardani Academy atau buka website kami di www. srisumahardani.com. Kami siap untuk membantu. Salam 3SP Salam Senyum Sang Penyihir Sri Sumahardani Srisumahardani3sp@gmail.com www.srisumahardani.com

Metropolitan

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018 Entah lupa atau bagaimana, tuntutan ojek online soal kenaikan tarif dirasakan tidak masuk akal. Mereka menginginkan kenaikan tarif berkisar antara Rp 30004000 per km, dari sebelumnya Rp 1600 per km. Hal ini dianggap tidak masuk akal bahkan ngawur lantaran melebihi tarif taksi online.

Budi Karya Sumadi

S

ebagai perbandingan, tarif taksi online untuk wilayah Sumatera, Jawa dan Bali batas bawahmya adalah Rp 3500 sedang batas atas Rp 6000 per km. Sementara taksi konvensional buka pintu Rp 6500 dan per km Rp 3500. Dengan perbandingan yang cukup mencolok itu, tak heran kalau banyak pihak menganggap tuntutan ojek online sebagai tuntutan yang ngawur dan tidak berdasar. Apalagi ojek online adalah kendaraan roda dua yang biaya operasionalnya lebih rendah dibanding roda empat. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyebut besaran tarif yang dituntut pengemudi ojek online kelewat tinggi dan tidak masuk akal. Seharusnya, kata Tulus, penetapan tarif harus menguntungkan semuanya bukan hanya ojek online. Harus juga dipikirkan tentang konsumen dan pihak aplikator. “Masak menuntut tarif Rp 4000

27

Tarif Ojek Online Melambung

Konsumen Bingung per km, itu tidak masuk akal. Masak ojek jadi lebih mahal dari taksi?” ujar Tulus sambil menambahkan, kenaikan tarif itu bisa merugikan konsumen. Pihak aplikator sendiri sampai saat ini masih belum sepakat dengan tuntutan para pengojek online. Mereka berjanji akan terus mengomunikasikan hal ini termasuk membahasnya dengan pihak Kementerian Perhubungan. Namun, kalau kenaikan tarif terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak minat masyarakat untuk menggunakan ojek online. Iwan, salah seorang pengguna ojek online mengaku bingung dengan keinginan para driver ojek online yang dianggap tidak memahami ‘sejarah’ kenapa masyarakat senang naik ojek online. “Mereka lupa ya kalau dulu masyarakat menyambut gembira hadirnya ojek online bukan hanya karena kemudahan yang diberikan (jemput dan antar) tapi karena tarifnya yang murah dan sesuai ‘kantong’. Sementara ojek pangkalan tarifnya ‘gelap’, semau-maunya,” kata Iwan. Kalau tarif ojek kemudian jadi mahal bahkan melebihi taksi, sudah pasti kata Iwan, masyarakat akan berpindah ke taksi online atau menggunakan transportasi lain. “Jadi tolong dipikirkan lagi. Tolong pikirkan konsumen juga, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Kalau masyarakat kehilangan minat naik ojek online, apakah bisa ojek online tetap eksis seperti sekarang?” tambahnya. Pemerintah sendiri sempat memperkirakan kenaikan tarif berkisar di angka Rp 2000 per km. Besaran itu dianggap cukup baik karena berdasarkan kajian besaran tarif per km adalah antara Rp 1400-Rp 1500. Itu sudah termasuk keuntungan dan biaya jasa.

Para pengemudi ojek online mengadu ke dpr

“Dengan besaran Rp 2000 sebesarnya itu sudah menguntungkan pihak ojek online juga aplikator. Karena dari perhitungan kami, tarif pokok antara Rp 14001500 per km. Tapi jangan ada pemotongan lagi, Rp 2000 bersih,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Namun kata Budi, pihaknya tidak akan mengintervensi soal tarif. Pemerintah hanya sebagai penghubung antara pihak aplikator dan pengemudi. “Kita berharap minggu depan sudah didapat hasil keputusannya,” ujar Budi. Dia juga berharap agar pihak aplikator dalam menentapkan tarif tidak merugikan pengemudinya. “Jangan karena persaingan usaha lantas memberi diskon sehingga tarif menjadi di bawah rata-rata. Ini merugikan pengemudi,” ujarnya. BENAHI PAYUNG HUKUM Tulus Abadi berharap, pemerintah segera membenahi aturan terkait pemanfaatan sepeda motor untuk kendaraan umum. Menurut UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya tahun 2009 , motor tidak masuk dalam transportasi umum. “Jadi unsur legalnya harus dibenahi dulu sebelum menentukan tarif. Dengan begitu ojek online memiliki payung hukum,” ucap Tulus. Secara teknis, kata Tulus, mo-

Tulus Abadi

tor tidak bisa dikategorikan sebagai angkutan umum. “Motor bukan angkutan umum. Di seluruh dunia motor tidak masuk kategori angkutan umum. Itu adalah kendaraan pribadi dan digunakan (seharusnya) untuk jarak tertentu bukan jarak jauh,” papar Ketua Pelaksana Harian YLKI ini. Soal tarif, harusnya diselesaikan antara pihak aplikasi dan pengemudinya serta dengan pihak aplikasi lainnya. Yang penting kata Tulus, penetapan tidak merugikan salah satu pihak juga tidak melanggar peraturan persaingan usaha. Jadi jangan sampai menjadi persaingan usaha tidak sehat. Sebagaimana diketahui tun-

tutan kenaikan tarif itu terus disuarakan para pengemudi ojek online. Mereka telah beberapa kali melakukan demonstrasi, terakhir pada Senin 23 April 2018 di depan Gedung DPR RI. Mereka meminta agar kalangan dewan turut membantu menyuarakan keinginan mereka. Para perwakilan pengemudi taksi online ini telah diterima oleh Komisi V DPR. Menurut DPR, penyesuaian tarif adalah wajar namun hendaknya tidak terlalu tinggi. Kenaikan tarif haruslah adil bagi semua pihak, baik itu pengemudi ojek online, konsumen juga pihak aplikator. Tapi, DPR merasa, kenaikan tarif yang dituntut ojek online kelewat tinggi. Namun demikian DPR berjanji akan menyuarakan dan membantu membahas permasalah tersebut. Dalam demo Senin (23/4) lalu ada tiga hal yang disampaikan pihak ojek online. Selain kenaikan tarif mereka juga menuntut soal legalitas ojek online sebagai bagian sistem transportasi nasional. Yang menarik dari tuntutan kenaikan tarif, tersirat kalau para pengemudi ojek online ini cukup memahami jika tarif dinaikan se­ suai keinginan mereka, konsumen akan susah karena tarif menjadi tinggi. Untuk itu mereka meminta agar pihak aplikasi memberi subsidi sehingga penumpang tetap bisa merasakan tarif murah dan terjangkau. (Diana Runtu)


Sudut Pandang

28

Orangtua dan Wali Kelas Wajib Saling Kenal Siswa zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang, baik dari segi cara belajar maupun karakter. Saat ini siswa cenderung aktif dan atraktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dra. Ni Putu Karnadi, M.Si.

S

iswa zaman sekarang lahir dan tumbuh di era digital, era serba cepat dan instan sedangkan siswa zaman dahulu cenderung tumbuh dalam lingkungan yang menerima kondisi dengan apa adanya dan selalu bekerja keras untuk mendapat sesuatu. Dengan perkembangan digital tersebut, tentu karakter dan sikap yang tumbuh dan berkembang pada diri siswa juga berbeda pula. Sehingga cara mengekspresikan diri, dan mengaktualisasikan diri siswa dahulu dengan siswa sekarang pun juga berbeda. Maka dari itu guru sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa di sekolah memiliki cara untuk membangun karakter siswa ke arah yang baik. Salah satunya dengan membangun komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Hal ini juga disampaikan oleh Dra. Ni Putu Karnadi, M.Si., Kepala SMP Negeri 1 Singaraja. Menurutnya, membentuk karakter siswa dimulai dari manajemen pendidikan yang baik di sekolah. Pihaknya telah menerapkan sistem pendidikan keluarga sehingga sekolah memiliki tanggung jawab yang sama terhadap siswa seperti keluarganya di rumah. “Kami telah membentuk komite kelas, di mana wali kelas wajib kenal dengan orangtua murid dengan bergabung dalam grup WA. Di grup tersebut ada WA siswa dan orangtuanya,” terang perempuan yang lahir di Ubud 2 Mei 1962 tersebut. Tiap hari guru kelas wajib menyapa dan melaporkan perkembangan peserta didiknya kepada orangtua melalui grup WA. Begitu juga sebaliknya, orangtua juga dipermudah dalam mengawal perkembangan anaknya. “Segala perkembangan peserta didik disampaikan dalam grup ini, orangtua pun bisa mem-

inta izinkan anaknya yang tidak bisa masuk sekolah melalui grup, dan wali yang akan meneruskan ke grup sekolah. Jadi hanya di sekolah kami yang tidak menggunakan surat ketika tidak masuk,” jelas kepala sekolah berprestasi tahun 2014 di SMP N 4 Singaraja tersebut. Menurut perempuan yang akrab disapa Karnadi ini, dengan memanfaatkan teknologi maka pihak sekolah melalui kebijakan-kebijakannya mengimbangi perkembangan siswa di zaman digital ini. “Siswa tentu sangat akrab dengan smartphone, tetapi kami pihak sekolah tentu mengarahkan pemanfaatan media tersebut ke arah yang lebih baik,” ungkap kepala sekolah yang pernah meraih juara Best Practice tahun 2014 lalu. Pemanfaatan teknologi juga dilakukan dalam proses belajar. Siswa-siswi SMP N 1 Singaraja sudah terbiasa menggunakan sistem e-learning sebagai pembelajaran berbasis digital.

Selain menarik minat siswa, pembelajaran dengan sistem ini juga dinilai sangat efisien karena pembelajaran dilakukan tanpa batas ruang, jarak dan waktu. Ia tidak menampik jika perkembangan siswa zaman sekarang memang sangat dipengaruhi oleh teknologi. Maka untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan pihak sekolah membuat kebijakan dengan membentuk SIM (Sistem Informasi Manajemen) Sekolah. Semua nomor HP yang tersimpan di kontak kepala sekolah akan terdeteksi oleh sistem SIM sekolah sehingga semua akun-akun yang digunakan baik oleh siswa, orangtua maupun guru dapat dikontrol melalui aplikasi ini. “Ini adalah salah satu upaya kami agar semua anggota sekolah cerdas menggunakan IT, terutama murid zaman now tidak akan mau berkomentar atau mengunggah sesuatu yang tidak beretika,” pungkasnya.

Luh Amani, S.Pd., M.Pd.

GURU HARUS KUASAI TEKNOLOGI Untuk mendidik siswa zaman now, guru juga hendaknya menjadi guru zaman now. Namun, menjadi guru zaman now yang dimaksud adalah guru yang mengikuti mode baik itu perkembangan pengetahuan maupun media pembelajaran. Guru zaman now juga harus mampu menginspirasi siswanya dengan kemampuan dan ketrampilan yang bisa dicontoh. Hal ini diungkapkan Luh Amani, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala UPP

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018 Kecamatan Sawan. Menurutnya perkembangan IT dalam dunia pendidikan begitu pesatnya sehingga seorang tenaga pendidik dituntut mengikuti perkembangan untuk menghindari ketertinggalan informasi. “Guru harus mengikuti perkembangan IT dalam pendidikan sebagai motivasi siswa dalam belajar,” jelasnya. Perempuan kelahiran Buleleng 14 April 1963 ini mengatakan, perkembangan teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru yang tidak terlahir di zaman sekarang. Sehingga dirinya menekankan kepada guru-guru untuk melek teknologi bahkan jangan malu belajar kepada guru-guru muda yang lebih mengerti IT. Dirinya menilai harus ada keharmonisan antara guru senior dan guru junior. “Guru senior tentu lebih berpengalaman dalam bidang mengajar, akan tetapi guru junior lebih paham akan teknologi sehingga mereka perlu sharing untuk berbagi informasi,” ungkapnya. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka pembelajaran peserta didik juga akan semakin berkembang. “Guru zaman now kami tuntut menguasai IT,” jelasnya. Perempuan yang akrab disapa Amani ini menghimbau agar guruguru tetap menjaga etika dalam menggunakan berbagai media sosial. “Kami selaku pendidik seharusnya menggunakan media sosial untuk membagikan informasi pendidikan, sehingga guru diharapkan menghindari mengunggah hal-hal yang tidak sesuai dengan etika,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

Inspirasi

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

World Association Newspaper and News Publisher (WANIFRA) kembali menggelar Publish Asia 2018. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu (25/4)Kamis (26/4) di Nusa Dua, Bali. Pesertanya para CEO dan pimpinan redaksi media se-Asia Pasifik. Publish Asia merupakan kegiatan tahunan yang membahas berbagai hal terkait tren dan permasalahan yang dihadapi industri media massa di Asia Pasifik.

P

atrick Daniel, Chairman WAN-IFRA APAC Committee menjelaskan suasana dalam industri media massa mengalami perbaikan. Tahun lalu, ketika pertemuan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, penerbit mengalami pertumbuhan yang stagnan dan kebanyakan berada dalam posisi restrukturisasi. “Tahun ini, suasananya lebih membaik karena ada optimisme dan peningkatan pertumbuhan di

WAN-IFRA Publish Asia 2018

Media Cetak lebih Dipercaya

Suasana WAN-IFRA Publish Asia 2018 di Nusa Dua

industri media massa,” ujarnya. Ia menyebut ada beberapa alasan yang menyebabkan bergairahnya industri media massa tahun ini. Makin banyaknya orang yang ingin membaca berita sebagai salah satu alasannya. Selain itu, banyak sum-

berusaha mencari referensi bagaimana cara mengasuh anak zaman sekarang. Orangtua harus lebih membuka diri dan mau mendengarkan pandangan anak. Intinya adalah mengubah cara berkomunikasi dengan anak.

Mona Ratuliu

erensi dan pengetahuan baru berkat kemajuan teknologi saat ini sehingga cara berpikirnya pun berbeda. “Sebagai orangtua zaman sekarang, kita harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi kini. Anak-anak memiliki pemikiran berkat banyaknya informasi yang mereka dapat antara lain dari internet. Mereka menjadi kritis. Sebagian dari kita (orangtua) menganggap anak sekarang suka membantah. Padahal sebenarnya mereka kritis dan tidak segan menyampaikan pendapatnya,” papar wanita kelahiran Januari 1982 itu. Hal itu, kata Mona, juga pernah dialaminya. Menyadari kesalahannya, dia pun mengubah pola asuh dan

MODIFIKASI SESUAI ZAMAN Dengan adanya komunikasi yang baik, anak akan menjadi terbuka dan mau bercerita tentang apa saja yang dialaminya, diinginkannya atau pemikirannya tentang sesuatu hal. Cara ini, akan lebih efektif dan anak merasa nyaman. “Dari komunikasi yang terjalin baik, aku bisa membimbing, mendidik mereka. Misalnya soal kemandirian, rasa tanggung jawab, dll,” tuturnya. Di sisi lain, kata Mona, dia juga menerapkan aturan-aturan yang harus ditaati oleh anak-anaknya. “Tapi aturan tidak dibuat sepihak (dari orangtua) melainkan juga meminta persetujuan dari anak-anak. Dengan adanya persetujuan maka konsekuensinya mereka pun harus mematuhi,” jelasnya. Termasuk misalnya, aturan memakai gadget yang baru bisa digunakan setelah belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolah. “Setelah itu mereka bisa menggunakan gadget tapi sebelumnya izin dulu ke aku atau papanya. Itupun mereka hanya bisa menggunakannya dari magrib hingga pukul 8 malam, misalnya, setelah itu tidur,” kata Mona sambil menambah-

Penari Joged Bumbung menghibur peserta WAN-IFRA Publish Asia 2018 yang menghadiri Gala Dinner di halaman Gedung Pers Bali K.Nadha ­Denpasar, Rabu (25/4) malam

Tya Ariestya

kan, waktu bermain anak-anak bisa lebih longgar ketika weekend. Seperti Mona, Tya Ariestya juga menerapkan pola pengasuhan masa kini pada anaknya Kanaka Ratinggang. Menurutnya, zaman sudah berkembang dan keperluan parenting pun meningkat. “Aku nggak bisa memakai semua pola pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua pada aku karena zamannya sudah berbeda,” tutur artis yang juga mantan atlet taekwondo ini. Namun, kata Tya, bukan berarti dirinya membuang sama sekali semua ajaran itu. “Aku modifikasi sesuai zaman kini,” ujar Tya yang mengaku sebagai orangtua dia terus belajar untuk menambah wawasan. (Diana Runtu)

ber pendapatan baru yang ada bagi industri media massa untuk tumbuh. Media massa juga sudah mulai bangkit dan menemukan ritme untuk menghasilkan pendapatan baru selain pendapatan tradisional mereka dari iklan.

Media massa pun sudah ada yang mengaplikasikan sistem berbayar untuk artikel maupun video berita yang mereka miliki. Contohnya New York Times, mampu memiliki banyak pelanggan online yang rela mengeluarkan uang untuk men-

Tari Joged Hibur Peserta Gala Dinner

Orangtua Mendengar, Anak Terbuka Mendidik anak zaman now berbeda dengan zaman dahulu. Anak zaman now cenderung lebih ekspresif dan tak segan mengutarakan pikirannya. Mereka juga berani mendebat orangtuanya jika dianggapnya tidak sesuai dengan pemikirannya. Kondisi ini terkadang menyulitkan orangtua yang masih menggunakan cara-cara lama dalam mendidik anak-anaknya. Mona Ratuliu misalnya. Artis yang belakangan aktif sebagai pembicara masalah parenting di berbagai seminar, mengaku dulu sempat menerapkan pola asuh zaman dulu sebagaimana diterimanya dari orangtuanya, kepada ketiga anaknya--- Davina atau biasa disapa Mima, Nezar, dan Syanala Kania Salsabila. Namun, kata Mona, ternyata pola asuh yang diterapkannya tidak cocok, bahkan justru memicu konflik antara dirinya dan Mima anak sulungnya. Setelah kejadian itu, kata Mona, dirinya pun mengevaluasi kembali caranya mendidik anak yang benar. “Kalau dulu apa yang disampaikan orangtua pada anak, si anak mengiyakan atau menurut. Meski tidak setuju dengan orangtua, anak tidak berani membantahnya. Tapi sekarang berbeda. Aku sadar ternyata pola asuh seperti itu kurang bisa diterapkan di masa sekarang,” ungkap pemeran suster bisu dalam sinetron ‘Pelangi di Matamu’ ini. Mereka, kata Mona, hidup di era informasi dan memiliki banyak ref-

5

Sekitar 200 peserta WAN-IFRA Publish Asia 2018 menghadiri Gala Dinner yang diselenggarakan Kelompok Media Bali Post (KMB) di halaman Gedung Pers Bali K.Nadha Denpasar, Rabu (25/4) malam. Selain menikmati sajian makan malam, mereka juga dihibur penampilan tari Joged Bumbung. Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa yang hadir dalam Gala Dinner berharap pertemuan ini dapat meningkatkan komunikasi dan hubungan yang sinergis antar media di kawasan Asia Pasifik, media dengan masyarakat internasional, serta media dengan pemerintah negara-negara di dunia. “Bagi kami, keberadaan pers sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia ini memegang peranan yang amat penting dan strategis dalam upaya mendukung penyelenggaraan fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,” ujarnya. Menurut Suiasa, pers, dalam hal ini media cetak dan elektronik, merupakan salah satu referensi dalam

upaya mengelola segenap potensi daerah. Tentunya untuk kesejahteraan masyarakat dan krama Badung. Terlebih, sinergi antara Pemkab Badung dan pers juga telah terbangun dengan sangat baik. Sementara itu, Bupati Badung I

Nyoman Giri Prasta dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Suiasamenyampaikan Badung yang menjadi pintu gerbangnya pariwisata Bali. Badung khususnya telah menjadi destinasi pariwisata internasional favorit wisatawan mancanegara, sejalan dengan predikat destinasi terbaik yang melekat pada Bali. Badung juga menjadi pusat akomodasi wisatawan dan seringkali terpilih sebagai lokasi pelaksanaan MICE bertaraf internasional. Hal inipun telah membawa kemajuan serta pertumbuhan yang menggerakkan perekonomian di kabupaten tersebut. Bupati berharap WAN-IFRA Publish Asia 2018 dapat menjadi media promosi pariwisata bagi Badung, Bali, dan Indonesia pada umumnya. Terlebih, pariwisata Bali sempat mengalami penurunan sebagai dampak erupsi Gunung Agung. Dalam upaya pemulihan saat ini, bisa dilihat pari-

wisata Bali tetap berjalan dengan baik dan aman. Tidak terjadi kerusakan yang signifikan, bahkan alam dan panorama Bali masih tetap indah juga menarik untuk selalu dikunjungi wisatawan. Chief of Operating Officer WANIFRA, Thomas Jacob mengatakan, siapapun yang datang ke Bali pasti akan jatuh cinta dan ingin kembali lagi ke pulau ini. Demikian juga de­ ngan para delegasi WAN-IFRA Publish Asia 2018 diharapkan datang lagi dan lagi ke Pulau Dewata. “Saya kira apa yang dikisahkan dalam Eat, Pray, Love sangat benar. Tokoh utamanya, Julia Robert mendapatkan cinta sejatinya di Bali,” ujarnya. Gala Dinner ini didukung Pemkab Badung, Kementerian Pariwisata RI, Huber Group, Hatten Wines, Bali Coffee Banyuatis, Agung Roy Dekorasi, dan CV. Berkat Lamandau. (Ngurah Budi)

Gala dinner WAN-IFRA Publish Asia 2018 di halaman Gedung Pers Bali K.Nadha Denpasar

gakses konten berita. Dalam kesempatan itu juga disampaikan tren yang terjadi di industri media massa sekaligus kisah sejumlah media di Asia Pasifik yang bisa menginspirasi para pelaku di industri media massa. Tren ini dikupas dengan narasumber yang terdiri dari Thomas Jacob (Chief Operating Officer WAN-IFRA), Jayant Bhargaya (Vice CEO Kompas Gramedia Group), Alfian Talib (Chief Commercial Officer New Straits Time Press), Anthony Tan (Singapore Press Holdings Ltd), serta Rajiv C. Lochan (Managing Director & CEO, The Hindu Group). Thomas Jacob memaparkan banyak sumber pendapatan baru yang bisa dipakai penerbit untuk tetap eksis. Misalnya saja, konten berbayar dan pelanggan online. “Ada kecenderungan media cetak tetap stabil karena beragam pemberitaan hoaks yang ada di media sosial dan online. Media cetak dilihat sebagai lebih bisa dipercaya dibandingkan platform lainnya,” tegas Jacob. Ada sejumlah faktor yang harus dijadikan pedoman untuk meraih hasil maksimal, yakni kualitas berita, kepercayaan, dan kolaborasi. Penerbit yang sudah memiliki brand yang kuat dengan sejarah yang panjang lebih dipercaya pembaca. Jayant, Alfian, Anthony, dan Rajiv memaparkan bagaimana perjalanan perusahaan media massa mereka dalam menghadapi kondisi saat ini. Hal yang sama yang mereka lakukan adalah ekspansi usaha di luar penerbitan. Di hari terakhir, tema yang dibahas dalam Publish Asia 2018 adalah “From Brand Building to Brand Activation”. Beberapa perusahaan media memaparkan bagaimana cara yang mereka lakukan untuk menciptakan brand agar mendapat tempat di hati masyarakat. Kelompok Media Bali Post dalam sesi ini menghadirkan Gde Palgunadi sebagai pembicara. Redaktur Senior Bali Post yang juga GM Bali Travel News dan Pimpinan Redaksi Tokoh ini memaparkan kiprah Kelompok Media Bali Post. Selain memperkuat jatidiri sebagai media massa, Bali Post juga mendukung edukasi dan pertumbuhan ekonomi lokal. Sementara itu, dalam sesi “Improving Audience Engagement with AI and Smart Data”, para narasumber memberikan gambaran bagaimana peran artificial intelligence (AI) dan smart data membantu media massa dalam menentukan arah kebijakan mereka baik di bidang redaksional maupun marketing. (Ngurah Budi)


Inspirasi

4 Berhasil menjadi juara Indonesian Idol musim kesembilan ternyata tidak membuat Maria ­lantas ­memutuskan untuk berkarier di industri musik. Pendidikan, katanya, tetap menjadi fokus utamanya. Apalagi saat ini dia telah menginjak kelas III SMA yang tentunya membutuhkan perhatian penuh lantaran akan menghadapi ujian akhir.

S

ebelumnya, kata gadis 16 tahun bernama lengkap Maria Dwi Permata Simorangkir ini, sudah banyak waktu yang dicurahkan untuk aktivitas menyanyi, khususnya di ajang Indonesian Idol mulai dari tahap audisi hingga akhirnya masuk karantina di Jakarta. Jadi, boleh dibilang ia merasa cukup lama meninggalkan bangku sekolah dan kini saatnya kembali. “Setelah ini (Indonesian Idol) aku tidak lantas pindah ke Jakarta. Aku akan tetap di Medan, fokus pada pendidik­ an. Itu yang

Maria bersama Abdul

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

M A R I A D W I P E R M ATA S I M O R A N G K I R

Jawara Indonesian Idol utama. Apalagi aku sudah kelas III SMA pastinya nanti akan sangat sibuk dengan persiapan ujian. Aku tetap masih akan menyanyi tapi waktu ku yang terbesar adalah untuk pendidikan,” ungkap anak tunggal pasangan Maringan Simorangkir dan Rohani Simanjuntak. Maria mengaku sangat bersyukur berhasil melewati perjalanan penuh tantangan di Indonesian Idol dengan baik, bahkan pada akhirnya ia berhasil menjadi juara. Ada banyak pengalaman yang didapatnya, bukan hanya soal peningkatan kualitas menyanyi tapi juga pengetahuan lainnya. Tapi, kata Maria, dirinya maupun orangtuanya lebih menekankan pada pendidikan. “Aku ingin kuliah di jurusan musik, rencananya, kalau memungkinkan akan kuliah di Singapura,” ungkap gadis kelahiran Oktober 2001 ini di Ecovention Ancol, (24/4). “Aku ingin jadi produser,” tambahnya. Tentang kariernya di industri

musik, menurut Maria, tetap menyesuaikan dengan sekolahnya. Cuma, katanya, nanti ketika kuliah mungkin tidak bisa terlalu lancar lantaran sibuk dan kesulitan membagi waktu. “Nanti lihat kondisi dan situasinya dulu. Cuma kalau baru masuk kuliah kan masih susah membagi waktunya,” tutur Maria yang piawai bermain piano, gitar dan biola. Meski menomorsatukan pendidikan namun Maria mencetuskan keinginannya untuk kelak bisa menjadi bintang besar dan go international. Namun sekarang ini dia belum bisa membayangkan bagaimana strategi yang akan dijalankan agar mimpinya itu bisa terwujud. “Tapi aku berharap nanti antara pendidikan dan karier bisa berjalan seiring,” katanya. Tentang mendahulukan pendidikan juga diutarakan kedua orangtuanya yang ikut mendampingi Maria. “Kami ingin setelah ini Maria fokus pada pelajaran sekolahnya dulu. Fokus dulu pada pendidikan. Karena dia sudah kelas III,” tegas sang ayah, Maringan Simorangkir. Menjawab apakah nanti Maria akan bolak-balik Medan-Jakarta, Maringan tetap menegaskan bahwa sekolah anaknya adalah yang utama. “Lihat situasi dan perkembangan. Tapi dia selesai dululah sekolahnya di sana (Medan). Begitu ya,” ujar Maringan. Sebagai orangtua, katanya, dirinya merasa bangga dan sangat bersyukur atas keberhasilan anaknya menjadi juara Indonesian Idol. Kami berharap setelah ini dia tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan baik dalam bersikap. Namun di sisi lain, sebagai orangtua ia juga merasa was-was karena usia anaknya yang masih muda. “Sebagai orangtua kami was-was ya, dia masih muda, masih labil. Jadi harus terus didampingi, dibimbing. Itu sebabnya ketika Maria akan masuk karantina di Jakarta dalam waktu yang

Maria bersama ibunya

cukup lama dirinya sempat khawatir. Jadi bukannya kami tidak setuju, ya,” tutur Maringan. Bakat seni Maria, tutur Maringan, sudah terlihat sejak kecil. Dia bukan hanya suka menyanyi tapi juga memiliki bakat dalam memainkan alat musik. Hal itu juga diamini oleh Maria yang menyebut sejak 3 tahun dia sudah mulai menyanyi di gereja. Untuk mengembangkan bakat seni suaranya juga kemampuannya bermain musik, dirinya mengikuti les.Selain itu dia juga rajin ikut kompetisi. “Orang yang banyak berjasa menjadikan aku seperti ini salah satunya adalah miss Herlin Simboro, dia guru vokal aku. Kalau latihan dia sering mengajari aku cara improvisasi, feelingnya juga power. Selain itu dia juga rajin menemani aku jika aku ikut lomba,” ungkap gadis hitam manis ini. UBAH PENAMPILAN Hal lain yang juga menjadi perhatian setelah masuk babak Grand Final adalah penampilan Maria yang berubah. Hal itu juga diakuinya. “Iya..haha..ini penampilan aku sudah agak berubah. Rambut sudah dipotong. Cuma tubuh aku masih gemuk ya. Tapi aku sedang dalam proses diet. Cuma kalau untuk kulit, aku tetap pada kulit asli ku, hitam,” katanya sambil tertawa malu. Memang, akunya, ada yang mengusulkan agar dirinya memutihkan kulit. Karena sebagai seorang bintang atau idola umumnya berkulit putih mulus. “Ada yang bilang, Mar, putihin dong kulitnya. Kalau hitam jelek. Aku bilang, nggak. Aku nggak mau. Sorry. Kulit ini (hitam) adalah ciri aku, nggak akan aku ubah. Kan

nggak ada sebutan ‘putih manis’, yang ada adalah sebutan ‘hitam manis’. Hitam itu eksotis, this is me,” ujar Maria tertawa. Baginya berkiprah di Indonesian Idol merupakan pengalaman luar biasa. Salah satu yang paling mengesankan adalah ketika dirinya ditelp Loren Allred penembang ‘Never Enough’ dan mendapat apresiasi. Sebagaimana diketahui ‘Never Enough’ adalah salah satu dari sejumlah lagu hits dunia yang dinyanyikan Maria dalam pentas Indonesian Idol. Tak tanggungtanggung, penyanyi aslinya Loren Allred memberi pujian langsung padanya. Loren mengaku terkesima mendengar penampilan Maria membawakan lagunya. Bahkan dia tak percaya kalau Maria yang memiliki kemampuan vokal prima itu baru berusia 16 tahun. Karena katanya, saat dirinya berusia 16 tahun, suaranya belum sebagus Maria. “Buat aku, itulah best moment, ditelp langsung oleh Loren Allred dan diapresiasi,” ujarnya.Apresiasi itu menjadi support juga menambah motivasinya untuk terus maju dan melakukan yang terbaik. Dan, faktanya memang demikian. Waktu demi waktu penampilan Maria di ajang bergengsi itu semakin berkilau sehingga memikat semua juri yang ada. Puja-puji berhamburan hampir setiap kali ia menyelesaikan penampilannya. Lihat saja ucapan Bunga Citra Lestari salah satu juri ajang ini. “Maria you aredefinitely a star. Buat aku itu penampilan kamu yang terbaik ever. Kalau orang bilang ‘Maria jagonya hanya teriakteriak’. Enggak lah. Maria, kamu jago semuanya. Maria bisa semuanya. Dan buat aku, teriakan kamu saja enak di dengar, aku bingung. Kamu sempurna,” ungkap ‘BCL’ memuji penampilan Maria. Pujian bukan hanya dari BCL tapi juga Maia Estianty, Judika dan Ari Lasso. Namun Ari Lasso agar Maria tidak menjadi lupa diri dan tetap rendah hati. Dia juga diminta untuk menjaga mentalitasnya. Karena, kata Ari, mentalitas adalah hal yang menentukan seberapa lama seseorang bisa bertahan sebagai seorang bintang. (Diana Runtu)

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

Sudut Pandang

Sediakan Waktu tanpa Gadget Menjadi orangtua merupakan tanggung jawab yang besar. Orangtua harus dapat mengajarkan serta mencontohkan hal-hal yang baik pada anak–anaknya. ��� Kebanyakan orangtua mengharapkan anaknya sukses dan berkepribadian baik mel����������������������������� e���������������������������� bihi orangtuanya. Ketika zaman berubah dan diikuti perkembangan teknologi yang pesat bagaimana sikap orangtua?

B

erubahnya zaman berpengaruh pada pola asuh dan cara mendidik anak. Kini, teknologi makin canggih, internet berkembang ke seluruh pelosok negeri bahkan menjadikan teknologi adalah segalanya. Hal ini membuat anak-anak bisa mengetahui dunia luar lebih luas secara cepat karena persebaran informasi yang berlangsung dalam sekejap mata. Menurut Ni Luh Putu Rumiyani yang biasa disapa AnixKe ini, hal ini tentu saja bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi internet dapat berdampak positif karena dapat menambah informasi dan edukasi bagi anak. Namun, di sisi lain internet yang terus berkembang dan tidak ada batasan juga berdampak negatif. Misalnya, mudahnya mengakses situs pornografi, kekerasan, dan yang lain sebagainya. Berdasarkan pengalamannya, anggota KCKB ini menyampaikan beberapa langkah yang dapat dikatakan efektif di zaman modern ini dalam mendidik keempat anaknya. Pertama, orangtua patut menjadi contoh yang baik pada anak arena anak merupakan peniru ulung. Anak-anak dengan cepat meniru apapun yang ada di sekitarnya, tanpa melihat salah atau benar. Dengan begitu, orangtua yang selalu ada adalah figur yang paling sering ditiru. “Dalam beberapa kesempatan, saya mengajak anak-anak dalam kegiatan saya. Dengan begitu mereka dapat melihat sendiri bagaimana cara berkata, bertindak, dan bersosialisasi di masyarakat,” katanya. Tidak hanya itu, AnixKe juga sedang merambah bisnis online yang melibatkan putra-putri nya. Dan, terbukti mereka ikut

merambah bisnis onl i ne , me ski kecilkecilan namun mampu meraupu untung hingga jutaan rupiah. Kedua, ���� m��� emberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bakat dan minatnya namun tetap diarahkan. Di internet, terdapat banyak konten yang memperlihatkan aktivitas hingga bakat seseorang. Saat seorang anak melihat hal yang menarik ia akan menirunya. “Tak jarang saya meleskan mereka soft skill tambahan seperti musik, menari hingga bahasa yang di kemudian hari mungkin akan berguna bagi mereka,” cetus AnixKe. Ketiga, selalu menyediakan waktu luang tanpa gadget di sekitar. Menyediakan waktu untuk anak bagi AnixKe adalah hal yang sangat penting dan utama dalam mendidik anak. Dengan begitu orangtua tahu apa tengah dialami dan dirasakan anak dan merasa ada yang peduli. Di tengah kesibukannya, pengusaha ini tetap memberi ultimatum pada anaknya agar kumpul bersama setiap makan malam kecuali ada hal mendesak. “Makan bersama, di meja juga bisa menciptakan percakapan satu sama lain. Kita juga bisa mendengar masalah yang sedang dihadapi, pendapat dan sudut pandang mereka terhadap sesuatu, hingga pergaulan yang dijalani. Kebersamaan ini kami gunakan memberi pendapat dan saran terhadap hal yang mereka hadapi. Untuk bisnis yang sedang saya jalani

ini, saya juga minta pendapat dan saran mereka dan kebanyakan membangun dan sukses dilakukan,” tuturnya. Keempat, belajar berpikir dan bersifat terbuka namun tetap mengawasi. Hal ini kata AnikKe sangat penting di zaman sekarang, mengingat semua orang menuntut kebebasan hidup dan berpenda-

pat. Makin dikekang, seorang anak akan makin bertingkah. “Mungkin tidak akan bertingkah di depan mata kita, tapi diamdiam dan ini bahaya. Menjadi orangtua harus bisa menyesuaikan diri terhadap situasi terkini. Apa pun pendapat anak kita terima selama masih wajar dan apa pun keinginan mereka selama membangun sebisa mungkin kita izinkan dan wujudkan namun tetap harus dalam batasan dan pengawasan. Seperti putra pertama saya yang ingin bersekolah chef di negeri Kangguru saya izinkan. Ini mem-

29 buatnya lebih bertanggung jawab, ia tidak menggunakan uangnya berfoya-foya justru lebih memilih bekerja parttime dan meringankan beban orangtuanya. Selain itu saya juga mengajarkan mereka, jika ingin sesuatu harus berusaha karena tidak ada sesuatu yang dapat dihasilkan dengan berdiam diri dan bermalas-malasan,” tandasnya. Kelima, ���������������� m��������������� engajarkan tentang agama. Yang tak kalah penting adalah sedini mungkin mengajarkan anak untuk beribadah dan mengajarkan agama. Karena dalam agama itu sendiri selalu mengajarkan hal-hal yang sifatnya baik dan dapat ditiru oleh anak-anak setelah dikemas sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat mengerti tanpa salah menafsirkan. (Sri Ardhini)

Ni Luh Putu Rumiyani

Orangtua dan Anak Buat Kesepakatan Menjadi orangtua bijaksana pada zaman now, mau tidak mau harus selalu meng-update infomasi dan teknologi. Demikian disampaikan Nyoman Wiraadi Tria Ariani, S.Psi., M.Psi. Menurut pembicara dan asesor psikologi ini dengan berada di level informasi yang sama dengan anak, maka orangtua pun lebih tahu perkembangan zaman. “Orangtua sebaiknya bisa bersifat fleksibel dengan perubahan-perubahan yang terjadi saat ini. Terutama perubahan gaya hidup yang lebih modern dan konsumtif,” ujarnya. Ia menilai, jika orangtua bersifat fleksibel, maka orangtua dapat membuka diskusi dengan anak mengenai do dan don’t, apa yang boleh dikerjakan dan tidak.

Nyoman Wiraadi Tria Ariani

Orangtua dan anak-anak bersamasama mencari win-win solution atau jalan keluar yang memberi rasa kepuasan kedua belah pihak. Ada beberapa contoh yang ia sampaikan. Misalnya, membuat

kesepakatan antara orangtua dan anak. Jadwal boleh bermain ponsel pukul 19.00-20.00 setiap hari. Anak-anak sepulang sekolah harus tidur siang, bermain, dan membuat PR. Akun fb instagram/medsos lainnya masih atas nama orangtua jika anak masih di bawah umur. Dengan kata lain, anak tidak mengelola akun medsosnya sendiri, jadi harus di bawah pengawasan orangtua. Perbanyak waktu keluarga misalnya saat hari Minggu memang dikhususkan waktu berdiskusi dan bermain bersama keluarga. Intinya, orangtua juga harus konsekuen dengan aturan yang dibuat yakni Minggu adalah hari keluarga, dan orangtua tidak boleh bermain gadget juga. (Wirati Astiti)


Rileks

30

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

TTS tokoh

TTS No. 008

Bertemu dengan wanitawanita hebat menjadi kebanggaan tersendiri bagi Dr. Dra. Anak Agung Ayu Ketut Agung, M.M.

MENDATAR: 2. LANGSAT 5. UANG MUKA 9. BADMINTON 12. FOTO 15. PERKIRAAN 17. PETA 19. FAVORIT 20. SEDIH 22. WANGI 24. SADAR 25. KAWAN DEKAT

“S

MENURUN: 1. KUNO 3. BENALU 4. ARCA 6. DUNIA TUMBUHAN 7. KALENDER 8. HEBOH 9. MUDA 10. KELU 11. NEGERI MATADOR 13. LINCAH 14. MURID 16. JAMINAN 18. BAJU BESI 21. IMBANG 23. PASANGAN MUR

TTS No. 006 MENDATAR: 1. TIRAI 3. KELAPA 4. BUNDA 5. KANCIL 6. DELEGASI 9. PIRAMIDA 11. LADANG 14. INTERVENSI 15. TOBAT 17. ISTIRAHAT 19. LOTRE 20. HABIS 22. SUMBU 24. DIAMETER 25. GUNDU 26. DEKADE MENURUN: 1. TEOLOGI 2. POCI 3. KATERING 7. SENJA 8. KAMERA 10. PARIT 12. RIVAL 13. DESTAR 16. SEHAT 17. INSTING 18. TAUGE 21. LUPUT 23. SENSITIF 25. GLOBE

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS No. 006 1. I Wayan Wira (Jln. Veteran, Padangkerta, Amlapura) 2. Ni Luh Made Dwipayani (Guru SDN 2 Sukawati, Gianyar)

Kupon TTS tokoh

Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan gun­tingan kupon TTS No 008 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Jumat 11 Mei 2018. Pemenang diumumkan Minggu 13 Mei 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil No. 008 hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Cinta Sejenis Tanya: “Dok, mumpung lagi banyak berita tentang LGBT, aku jadi ingin bertanya tentang diriku. Aku sudah pernah beberapa kali pacaran dengan laki-laki, yang kujalani biasa saja, layaknya perempuan lain. Termasuk saat berhubungan seksual. Tetapi aku sekarang pacaran sejenis dengan seorang perempuan teman sekantor. Bersamanya aku menikmati rasa sayang dan ada kenikmatan saat bercinta yang berbeda dan lebih dari yang sudah-sudah. Apakah aku ini homoseksual, dan apakah menjalankan hubungan sejenis seperti ini masih wajar dan tidak berisiko, Dok? Atau aku perlu berubah?” (Emi, 23 th) Jawab: Seseorang disebut berorientasi homoseksual jika hanya tertarik dan terangsang terhadap yang sesama jenis kelamin dan malah tidak tertarik dan tidak terangsang terhadap lawan jenis. Akibatnya, dia tidak tertarik untuk melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis. Untuk yang sesama perempuan, lebih dikenal dengan istilah lesbian. Kalau dilihat dari kasus ini, di mana sebelumnya dapat melakukan dan menikmati hubungan seksual dengan laki-laki yang dipacari, maka cinta sejenis yang kini dijalani sebenarnya bukanlah homoseksual murni, tetapi lebih cenderung dapat dianggap sebagai seorang biseksual. Atau orientasi seksual ganda, bisa kepada

laki-laki dan perempuan. Homoseksual, biseksual dan heteroseksual adalah orientasi seksual. Itu artinya adalah sebuah pilihan, yang tergantung dari penyebabnya. Penyebabnya ada beberapa faktor. Pertama, faktor biologi, berupa gangguan pada pusat seks di otak atau permasalahan genetik dan kromosomnya. Kedua, faktor psikodinamik, yaitu gangguan perkembangan psikoseksual pada masa kecil. Ketiga, faktor sosiokultural, yaitu kebiasaan yang berakar pada budaya setempat. Keempat, faktor lingkungan, yaitu akibat pengaruh pergaulan atau pengalaman pertama kejadian cinta sejenis. Pada kasus ini, cinta sejenis yang disampaikan besar kemungkinan disebabkan oleh faktor lingkungan, dan bila ditanya apakah mungkin dapat diubah kembali menjadi heteroseksual, tentu saja tidak selalu mudah. Tergantung kemauan, kuatnya pengaruh lingkungan dan penting atau tidaknya diubah. Kalau penyebab lain, misalnya karena faktor sosiokultural mungkin dapat diubah kalau yang bersangkutan segera keluar atau meninggalkan budayanya, walau ini juga tidak mudah dilakukan karena faktor sosiokultural pada umumnya sudah melekat sejak masa kecil. Kalau karena faktor biologi, misalnya kelainan genetik, sudah dapat dipastikan tidak mungkin dapat diubah menjadi heteroseksual. Sedang yang karena faktor psikodinamik juga hampir pasti tidak dapat diubah, kecuali didukung oleh kesadaran dan kemauan yang luar biasa. Jadi cinta sejenis itu sesungguhnya adalah lebih ke

permasalahan pilihan atau orientasi. Hanya saja, yang menjalaninya sering kali merasa akhirnya tidak nyaman karena menjadi berbeda dengan orang banyak. Apakah cinta sejenis berbahaya? Sesungguhnya risikonya sama saja dengan hubungan cinta yang biasa, akan dapat muncul problem psikis dan emosional dari hubungan ini dan risiko medis seperti infeksi ringan hingga infeksi menular, jika dilakukan berganti pasangan, selama kontak seksual yang dilakukan tanpa proteksi kondom. Pasangan homoseksual biasanya melakukan hubungan seksual dengan melakukan oral seks, petting (menggesek-gesekkan kelamin atau bercumbu berat) atau menggunakan alat bantu seksual yang disebut sex toys. Jangan salah, oral seks dan petting juga bisa memunculkan luka lecet atau mikrolesi yang menjadi jalan masuk virus, jamur maupun bakteri yang diidap oleh salah satu pihak diantaranya. Menggunakan alat bantu seksual seperti dildo atau vibratorpun jika tidak bersih dapat menyebabkan infeksi. Seorang lesbian atau seorang gay, tetap bisa sukses di profesi masing-masing yang digelutinya. Ada yang menjadi seniman, penyiar televisi, pengusaha, ataupun menteri. Bahkan di banyak negara saat ini ada kecenderungan perilaku homoseksual sudah bukan lagi sebuah aib, sebaliknya banyak yang kemudian muncul sebuah trend, akibat banyaknya artis yang secara eksplisist menunjukkan kehomoseksualan mereka. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya. It`s your choice.

Sosialita

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

emua itu karena tata rias. Karena itu, saya selalu mengatakan kepada putri saya, dan anak-anak didik saya, kita harus memiliki kompetensi dan keterampilan di bidang tertentu, agar memiliki daya saing di era global ini,” ujar Ibu Agung— sapaan akrab pemilik Salon, LKP, dan TUK Agung ini yang mengaku bangga berkesempatan berfoto bersama wanita-wanita hebat, di antaranya Ibu Nora Ryamizard Ryacudu (istri Menteri Pertahanan) dan Ibu Bintang Puspayoga. Eksistensi Ibu Agung di dunia tata rias dan busana adat Bali yang diteku­ ninya sejak tahun 1979, memang tak diragukan lagi. Komitmennya untuk menjaga dan melestarikan warisan adat dan budaya khususnya di bidang tata rias dan busana adat Bali ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Bak “gayung bersambut”, demikian Ibu Agung menyebutnya. Karena, semua aktivitas yang dilakukannya ini mendapat dukungan penuh, baik dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, instansi pemerintah dan swasta, sekolah-sekolah, bahkan dari orang asing (secara individu) dan pemerintahan negara lain. Tak heran jika ia diberikan kepercayaan untuk merias para istri menteri, istri presiden, juga artis. Setidaknya, 300-an piagam penghargaan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, menjadi bukti kompetensinya di bidang pelestarian budaya ini.

3

Dr. Dra. AA Ayu Ketut Agung, M.M.

Bangga Bertemu Wanita-Wanita Hebat Untuk lebih menyosialisasikan tata rias dan busana adat Bali yang baik dan benar, Ibu Agung bersama Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung yang dipimpinnya, bekerjasama dengan WHDI Provinsi Bali, Kelompok Media Bali Post, dan Viva Cosmetics melaksanakan roadshow ke daerah-daerah hingga ke sekolah dan universitas, 30 kali selama setahun. Materi yang diberikan adalah tata rias untuk diri sendiri, membuat dan memasang sanggul Bali (pusung tagel) dan tengkuluk lelunakan. “Meski saya orang salon, saya ingin masyarakat bisa merias minimal untuk diri sendiri, sehingga tidak sedikitsedikit ke salon. Bagi yang ingin lebih ahli lagi, silakan kursus. Dan, setelah itu ikuti Uji Kompetensi, baik itu tata kecantikan kulit, rambut, maupun tata rias pengantin Bali. Karena dengan mengantongi sertifikat uji kompetensi ini, kompetensi (keahlian) kita diakui,” ucap pemilik Tempat Uji Kompetensi (TUK) Agung ini. Dalam urusan menyanggul, seperti yang kerap ia demonstrasikan dalam tiap roadshow, tangan terampil Ibu Agung hanya memerlukan waktu 5 menit untuk merubah wanita menjadi lebih anggun dengan pusung tagel dan tengkuluk lelunakan. Dalam hal mayasin (merias), tak hanya di Bali dan Indonesia, Ibu Agung pernah pula unjuk kepiawaiannya merias di India, Singapura, Jepang, Korea, Belanda, Brussel, Paris, Hongkong, Cina, Bangkok, New York. Intinya, dalam setiap perjalanannya ke-

Kini keterampilan Ibu Agung dalam merias telah menurun kepada putrinya Sagung Diva yang tercatat sebagai perias muda di Indonesia. Tampak dari kika: Ibu Agung, Ibu Bintang Puspayoga , Ibu Puan Maharani, dan Sagung Diva

mana pun, Ibu Agung selalu membawa misi budaya, memperkenalkan tata rias dan busana adat Bali dari desa ke kota hingga ke mancanegara. TENGKULUK LELUNAKAN Salah satu busana adat Bali yang kini makin populer dikenakan dalam tiap kesempatan adalah tengkuluk lelunakan. Ibu Agung menuturkan, pada zaman dulu sekitar tahun 60an, busana tengkuluk lelunakan ini hanya digunakan saat upacara pengabenan/palebon di Denpasar dan Badung, dan juga sebagai busana Tari Tenun. Berikutnya, pada 9 Desember 1996, busana tengkuluk lelunakan ini diseminarkan oleh Ketua TP PKK Bali sat itu Ibu Ida Ayu Asiawati Oka dan dijadikan busana untuk acara-acara resmi, seperti untuk menyambut tamu, untuk seka gambel, MC, paduan suara,

para finalis putrinya menggunakan busana ini. Apresiasi yang tak terhingga disampaikan Ibu Agung kepada Ibu Bintang Puspayoga, istri Menteri Koperasi dan UMKM yang juga Ketua WHDI Provinsi Bali. “Beliau selalu mempromosikan pada istri -istri Menteri Kabinet Kerja yang hadir di Bali untuk lebih mengenal dan menggunakan busana adat Bali, seperti tengkuluk lelunakan dan pusung tagel,” ujar Ibu Agung. Busana tengkuluk lelunakan ini pun kini sudah dilirik masyarakat luas yang menilai busana ini praktis dan simpel, namun tetap mencirikan kekhasan budaya Bali. Di Jakarta, busana tengkuluk lelunakan ini turut dipromosikan oleh Ibu Otie Ary Suta bersama The Ary Suta Center Philharmonic dalam tiap pementasannya. Bahkan, Ibu Negara Iriana Jokowi pun berkesempatan tampil dalam balutan busana tengkuluk lelunakan. Sebagai wujud komitmennya ter­ hadap pelestarian tata rias dan busana adat Bali, Ibu Agung memberikan diskon 50% untuk Kursus Tata Rias yang meliputi Tata Kecantikan Kulit, Tata Kecantikan Rambut, dan Tata Rias Pengantin. Info lanjut, silahkan menghubungi Sekretariat LKP Agung. Jalan Anggrek 12 Kreneng-Denpasar. Telepon 0361231985, 233850, 0811393602. –inten

dan acara lainnya. Oleh Ibu Asiawati Oka, setiap tamu atau pejabat (perempuan) yang berkunjung selalu dikenakan tengkuluk lelunakan. Upaya Ibu Agung “menghidupkan” lagi tengkuluk lelunakan ini bak gayung bersambut. “Tradisi” ini kemudian dilanjutkan oleh Ibu Mas Beratha (almarhumah), Ibu Bintang Puspayoga saat menjabat Ke t u a T P P K K Denpasar, dan Ibu Selly D. Mantra, istri orang nomor satu di Denpasar. Busana tengkuluk lelunakan ini pun telah menjadi ikon Kota Denpasar, yang mana dalam malam grandfinal Pemilihan TerunaTeruni Kota Denpasar yang digelar Orang Indonesia yang sudah menjadi warga Negara Belanda datang ke Bali khusus ingin bertemu Ibu Agung sejak tahun 2010 untuk membuat foto dokumentasi keluarga dengan sampai sekarang, berbusana adat Bali

Roadshow tata rias dan busana adat Bali ke berbagai daerah

TUK Agung menggelar Uji Kompetensi Tata Rias Pengantin Bali di Gedung BaliTV, Minggu 22 April 2018


Espresso

2

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

GORO-GORO

PRT E Putu Wijaya “Jadi bagaimana, Pak? Deal nggak?” “Di rumah ini presidennya perempuan.” “Maksudku, kapan aku mulai kerja? Tolong dicatat, Minggu ini aku di-pospont dulu. Aku mau pulang mau kangen-kangenan.” Aku mau merayakan yarehku yang ke-25 bersama kolegaku alumni Taiwan angkatan ke-20. Tapi kalau bisa minta dibayar dulu hadiah Hari Raya, sebab kami mau mengundang penyanyi dangdut top dari Jakarta. Kalau bisa ... .” Amat takjub, tak bisa ngomong. Pintu kamar terbuka lagi. Bu Amat keluar. Tetapi mukanya nampak ceria. Sambil tersenyum ia menghampiri. “Maaf, ralat sedikit. Semua persyaratan yang diajukan Pak Kabul, sudah kami pelajari dan kami acc.” Pak Amat terkejut. “Bu!” “Diam!” “Tapi ada tambahannya!” “Apa itu?” “Dia si Nora ini minta libur untuk merayakan ulang tahun dan minta hadiah HARI RAYA dan TAHUN BARU dibayar dulu.” “Sekarang!” “Sekarang?” “Ya!” “O, begitu? Cuma itu?” “Ada lagi. Tiga bulan lagi aku mau menikah dulu. Bisa dirayakan tidak?” “Gila!” “Tenang, Pak. Ini kewajiban kita. Bakti sosial! Mau dipestakan di mana?” “Di ibu kota!” “Jakarta?” “Ya!” “Kenapa Jakarta? Rumahmu kan di ..” “Indramayu.” “Makanya kenapa bukan di Indramayu?” “Biar bisa masuk TV!”

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

“O, iya, ya! TV kan bukan milik artis saja!” “Di Jakarta di mana?” “Di Balai Sidang saja!” “Convention Hall?” “Beh! Kenapa bukan di Gelora Bung Karno saja!” “Dewa Ratu!” “Wah kebanyakan tamunya, nanti! Bete salamannya, kan! Malam pertamanya bisa tidak sukses.” “Oke kalau begitu Balai Sidang saja. Ada permintaan lagi?” “Udah ah, cukup udah kebanyakan, kita sebagai orang Timur, jadi malu juga. Mesti tahu diri dikit!” “Tapi kalau ada, uang transpor untuk Grab pulang aja!” Amat yang mulai mengerti, nyambung. “Beres! Hanya rasanya masih ada yang kurang! Belum sreg!” “Apa, Pak?” “Rasanya kurang sopan kalau dalam pernikahan agung itu, Presiden dan Wapres plus jajaran kabinet. Menteri-mentri tidak diundang! Ya,kan, bu?! Khususnya Menteri Parawisata, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Menteri Pendidikan, Menteri Kebudayaan, harus diundang! Ya, kan, Bu?!” “ O ya, betul! Itu ide bagus. Bagaimana, Nora?” Nora tiba-tiba menangis. Terharu, gembira. “Di antara beliau banyak yang suaranya bagus. Kalau kita minta supaya menyanyi, pasti beliau-beliau sangat senang! Bisa lalu semua berjoged dan gantian joged dengan

mempelai?! Asyik kan!” “Betul asyik dan disiarkan langsung di TV!” Nora tambah keras menangis gembira. “Ongkosnya berapa, ya?” “Murah!” “Tapi berapa?” “Cukup kepala!” “Kepala?” “Ya!” “Kepala apa?” “Kepala kamu!” “Aku kan hanya punya satu!” “Cukup satu!” “Difoto?” “Dipotong!” Nora terbelalak. Lalu memekik histeris lalu kabur ketakutan. Tasnya terlempar, ditinggal saja. Dari dalamnya berhamburan pel-pel rohitnol. Amat dan Bu Amat menatap dingin. “Pel koplo! Pantesan ngejprutt!” Tiba-tiba muncul Kabul di pintu. Kelihatan teler berat. “Penistaan! Pelecehan! Tidak bisa kita biarkan jadi wabah ganas terjadi di ultah Proklamasi ke-73. Aku akan laporkan pelecehan perempuan dan penghinaan pada rakyat jelata ini kepada Komnas HAM. Penistaan berbasis kesenjangan ekonomi ini harus disikat, diberantas, dimusnahkan, dimutilasi di negeri yang beradab ini! Awasssssssssss!!! (Ketawa) takut ya! (Ketawa) Ha-ha-ha!” Kabul hambruk ke lantai.

Public Relations Kawan Lama Retail, Reza Rinaldi Mardja didam­p ingi Promotion & Advertising Manager Kawan Lama Retail, Bertha Hapsari dan Duty Manager Informa Sunset Road, I Gusti Lanang Budi Dharma, berkunjung ke Kantor Bali Post, Selasa (24/4). ­D alam kesempatan tersebut mereka mendapat pendapat penjelasan me­n genai Kelompok Media Bali Post termasuk Tabloid Tokoh.

Mozaik

Edisi 1001/ 30 April - 6 MEI 2018

“Tuh, si A lagi depresi, penampilanya acakadut, kacau!”... itu mungkin salah satu ungkapan percakapan sehari-hari yang pernah Anda dengar atau Anda ucapkan sendiri. Stres, depresi mungkin sudah menjadi kosakata dalam bahasa keseharian. Kedua istilah tersebut sering dipergunakan untuk menyatakan kondisi seseorang yang sedang mengalami permasalahan dengan dirinya, sedang mengalami kesedihan dan keterpurukan. Meski sebenarnya kedua kata tersebut berbeda dalam intensitasnya namun keduanya sering dipakai secara simultan. Depresi adalah kondisi ketika seseorang gagal menghadapi tekanan psikis sehingga berpengaruh terhadap penurunan kondisi psikis yang ditandai dengan kesedihan yang mendalam, merasa gagal, kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari serta menutup diri. Dalam kacamata neuroscience, seseorang yang mengalami depresi terbukti memiliki kadar hormon dopamine dan adrenalin rendah serta kadar serotonin yang tidak stabil. Kondisi inilah yang menyebabkan seseorang yang mengalami depresi kehilangan kemampuan untuk merasa bahagia, menolak beraktivitas alias “mager”. Mereka sulit tidur atau justru tidur berkepanjangan dan tidak bernafsu apapun. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi sulit untuk mengolah emosi dan mengem-

31

Mengenal Depresi dan Mengatasinya

bangkan pikiran negatif sehingga tidak sedikit di antara mereka yang tidak segera mendapatkan pertolongan, akhirnya mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Menurut PPDGJ (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa) kondisi depresi ditandai dengan beberapa gejala, meliputi gejala utama berupa afek/perasaan depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi dan mudah lelah. Gejala lainnya berupa penurunan konsentrasi, berkurangnya kepercayaan atau harga diri, merasa bersalah atau tidak berguna, pesimistis merasa masa depan suram (madesu), tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Kembali menyoal perbedaan istilah stres dan depresi, stres yang berasal dari bahasa Inggris stress pada umumnya merujuk pada respons non spesifik dari tubuh terhadap setiap tuntutan (Selye, 1982). Secara lebih spesifik Robbins (2001) menyebutkan stres sebagai kondisi yang menekan psikis seseorang karena terhambat/ terhalang dalam mencapai sesuatu. Stres bisa menjadi tantangan untuk mengembangkan diri, disebut dengan “eustress” namun bisa menjadi tak tertahankan dan berdampak negatif, disebut dengan “distress”. Kondisi distress inilah yang dapat berkembang lebih jauh menjadi kondisi depresi. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk mengenali penyebab kondisi stres atau depresi dan mencari

A. Kassandra Putranto

solusi untuk mengatasinya. Beberapa cara mengatasi depresi dalam salah satu artikelnya, psyblog menyebutkan enam langkah sederhana untuk melawan depresi, yakni. 1. Mengubah cara memandang masa depan. Kembangkan pemikiran optimis melalui penetapan target target pendek, bukan target jangka panjang yang melelahkan. Studi membuktikan pikiran-pikiran pesimistik menimbulkan depresi lebih parah. 2. Menjalankan pola diet tertentu juga dapat mengubah mood dan menghindarkan kondisi depresi menjadi lebih parah.

Tentunya proses diet juga harus dinikmati dengan senang hati, bukan sebaliknya menjadi sumber stres baru. 3. Bersosialisasi secara langsung dan tatap muka dengan orang lain. Dewasa ini orang lebih banyak bersosialisasi melalui medsos dan seringkali kesalahpahaman mudah terjadi dan hubungan menjadi dangkal. Mengembangkan komunikasi dan interaksi secara langsung lebih menyehatkan jiwa, dan mengurangi dampak depresi. 4. Beraktivitas dan bergabung dengan kelompok hobi atau minat. Sudah lama diketahui bahwa interaksi dalam kelompok sangat penting bagi seseorang yang sedang depresi. 5. Puasa medsos selama seminggu atau lebih bisa membantu orang melawan kondisi depresi yang dialami. Seringkali dunia medsos kekinian didominasi dengan interaksi yang bersifat membandingkan dan “pamer”. Hal ini terbukti meningkatkan potensi risiko depresi. 6. Berusaha mengenal diri lebih baik lagi. Mengeksplor diri untuk memahami keterbatasan dan kelebihan diri secara lebih realistis dan menemukan

kelebihan secara lebih realistis dan menemukan kelebihan dan nilainilai positif yang lebih banyak dari diri sendiri, orang lain dan dunia di sekitar kita. Sementara itu, dr. Chris Streeter menyebutkan “yoga” dan latihan pernapasan dapat membantu mengatasi kondisi depresi secara efektif. Dari berbagai penelitian juga terbukti bahwa berbagai obat antidepresan memberikan kesempatan untuk pulih dari depresi dalam jangka pendek, namun menurunkan mood dalam jangka panjang. Sedangkan metode yoga juga berfungsi sebagai metode alternatif untuk mengurangi ketergantungan mengonsumsi obat-obatan kimiawi termasuk antidepresan. Ditambah lagi ternyata tidur minimal selama delapan jam bisa berfungsi sebagai antidepresan yang efektif. Lebih dari delapan jam pasti termasuk kategori bangsawan, alias bangsa yang ba­ ngunnya kesiangan (awan). A. Kassandra Putranto Psikolog

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)

Yoga untuk Penderita Sakit Jantung Kelompok Media Bali Post turut mendukung WAN-IFRA ­Publish Asia 2018 di Nusa Dua, 25-26 April 2018. Tampak peserta menunjukkan beberapa media cetak terbitan Kelompok Media Bali Post.

Wallpaper Artikel wallpaper yang muat di Tokoh edisi 1000 menarik perhatian saya. Saya pernah punya pengalaman memasang wallpaper sendiri, ternyata hasilnya kurang maksimal. Mohon informasi dimana bisa mendapatkan jasa pemasangan wallpaper yang profesional. Terima kasih. Hendra Dalung Untuk pemasangan wallpaper, silakan menghubungi Luh ­Kartiningsih Ngurah Putri (081936422638) Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Bunda Dian

Gambar 1 Berdiri tegak tulang punggung tegak lurus. Kedua tangan diangkat ke atas. Catatan pertama: Bagi perempuan yang sedang haid atau datamg bulan kaki dibuka selebar pinggul. Kemudian mengatur napas dengan konsentrasi menarik napas melalui hidung secara lembut dan dikeluarkan lewat hidung, serta konsentrasi napas dibayangkan napas masuk ke jantung. Catatan kedua: Tidak boleh ada penahanan napas. Lakukan gerakan ini dalam 7 kali putaran napas.

1

Gambar 2 Dengan melebarkan ke dua kaki ke samping serta jari-jari kaki menghadap ke depan. Biarkan posisi ini dan mulai perlahan menarik napas melalui hidung keluarkan melalui mulut yang dibuka lebar Lakukan lakukan 7 kali putaran napas.

3

Gambar 3 Tetap kedua kaki dibuka, hanya sekarang kaki kanan ditekuk dan sejajar dengan lutut juga dengan tumit. Lihat gambar. Kemudian putar kepala ke arah kanan. Jika sudah nyaman dengan posisi asana ini mulai tutup mata dan mengatur napas. Napas masuk melalui hidung serta alirkan napas ke jantung kemudian hembuskan. Lakukan 7 kali putaran napas.

2 Gambar 4 Silakan duduk bersila sebagaimana yang nampak di gambar. Kemudian mulai konsentrasi pada napas dan mengalirkan napas ke jantung. Jaga tulang punggung tegak lurus serta tidak mengangkat ke dua bahu. Tubuh harus rileks. Lakukan latihan napas ini 2 menit. Selamat berlatih dengan senyum Semoga bermanfaat Salam Markandaya Yoga Indonesia

4

Model: Guru Sri Danu (Markandeya Yoga Indonesia)


32

Mozaik Komunitas Cinta Kamen Bali

Edisi 1001/ 30 april - 6 mei 2018

Inspirasi Filosofi Rejang Renteng Bahwa dalam filosofi Tari Rejang Renteng ada keber­ samaan, yakni banyak orang menari yang bersama sama dengan niat tulus meng­ hubungkan diri dengan Sang Maha Pencipta. Gerakan terakhir pada Tari Rejang Renteng disebut ‘memande’, yakni gerakan dalam ben­ tuk melingkar (renteng). Di sini para penari memegang selendang penari lain yang ada di depannya membentuk lingkaran yang tidak putus.

H

al ini menjadikan inspira­ si bagi Komunitas Cinta Kamen Bali (KCKB) un­ tuk bersama-sama sa­ ling bergandengan tangan melakukan kegiatan dan juga saling support antar anggota sehingga tercipta hubungan. yang harmonis. “Semua anggota kompak, saling menyanyangi dan berharap tidak pernah putus,” ujar Ni Putu Adnyani atau Bu Bara dan Yoseva Listyati atau Mba Eva dua sosok peng­ gerak KCKB ini.

Selebihnya KCKB ber­ komit­men untuk secara ru­ tin selalu melaksanakan keg­ iatan 3 (tiga) bulanan yang berorientasi pada kegiatan sosial. Aksi membantu orang lain ini, dananya berasal dari sumbangan sukarela tiap bulan saat pertemuan serta dana yang dikumpulkan se­ cara spontan. Bantuan juga diberikan untuk masyarakat yang terkena bencana alam, atau bahkan untuk kegiatan keagamaan seperti mepunia di berbagai Pura yang ada di Bali. “Bahkan KCKB juga menjadi partner kegiatan sosial untuk ‘Yayasan Angel Hearts’ yang menampung anak yatim piatu dan orang yang tidak mampu,” lanjut Mba Eva sembari mengata­ kan saat peresmian “Yayasan Angel Hearts”, KCKB mengundang salah seorang motivator nasional, yakni Erbe Sentanu, untuk menghadiri peresmian yayasan tersebut. Bu Bara pun menekankan bawa KCKB selalu terbuka dan merespons cepat untuk ajakan melakukan kegiatan amal dan sosial. “Selain kegiatan yang selama ini sudah rutin dan menjadi komitmen kami semua, salah satunya adalah donor darah,” ka­

Seluruh anggota KCKB, rupanya sadar jika kegiatan donor darah ini sangat ban­ yak manfaatnya. Khususnya untuk perempuan perlu per­ gantian darah segar seser­ ing mungkin karena sistem reproduksi dalam tubuh perempuan. Seperti ketika melahirkan dan menstruasi, akan sangat baik jika terus berganti yang baru. Disebutkan juga oleh Bu Bara jika kegiatan KCKB lain­ nya untuk keagamaan juga menjadi bagian atau agenda yang tidak dilupakan sebagai wujud rasa syukur serta menghubungkan diri dengan sang Maha Pencipta.

tanya. “Kedepannya KCKB bakal mem­ buat gerakan ‘men­ gajak semakin ban­ yak orang, mulai dari suami, anak, saudara, keluarga, teman dan masyarakat luas untuk bersama-sama senang melakukan donor darah dan memberi­ kan berbagai bentuk pertolongan lainnya,” imbuh Mba Eva.

Jaga Budaya dan Peduli Sesama Pada Maret lalu, KCKB menjalin

kerjasama dengan Miracle Aesthetic Clinic mengisi kegiatan pertemuan bulanan mereka. Acara diisi in­ formasi , diskusi dan tanya jawab tentang kecantikan kulit bagi perem­ puan. Pada waktu yang bersamaan kerjasama juga dilakukan dengan BPR Lestari yang diprakasai oleh anggota KCKB Eva Olivia, yang menjabat Kepala Cabang Wilayah Thamrin ini. Pada kesempatan tersebut juga tidak lupa disosialisasikannya Lagu In­ donesia Raya dalam 3 stanza. “Hal ini sebagai wujud kami mendukung pro­ gram pemerintah untuk menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dengan bait yang lengkap yaitu 3 stanza berturutturut,” cetus Mba Eva. Kemudian pada bulan April, berte­ patan dengan rentetan pi­ odalan Betara Turun Kabeh, KCKB juga turut ngaturangayah dan melaksanakan persembahyangan bersama. Pada kesempatan tersebut mereka juga sekaligus se­ cara spontan mengumpul­ kan dana untuk ‘mapunia’ dalam kegiatan piodalan tersebut. Begitulah berbagai lang­ kah dan kegiatan KCKB dalam wujud ‘Seka De­ men.’ Seesuai dengan visi dan misi­nya, yakni menga­ jak perempuan Bali untuk mencintai kamen Bali, serta sebagai wadah perempuan yang peduli, yakni bukan hanya turut melestarikan “Budaya Bali’ tapi juga tetap mengedepankan perempuan Bali yang berjiwa sosial dan peduli pada sesama. -ard

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.