Tokoh Edisi 1000 | Tokoh

Page 1

32

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Espresso

2

GORO-GORO “Baru terasa dia tak terganPutu Wijaya tikan, ketika mendadak pergi untuk selamanya, malam 10 April itu. Almarhum yang telah membangun dalam sastra Indonesia, wilayah yang sangat unik, membuat kita tertegun. Seperti lukisan dindingnya di Center for South East Asian Studies di Universitas Kyoto, yang ditinggalkannya sebelum selesai. Tak ada siapapun kecuali kenangan kita kepadanya yang akan menyelesaikan itu,” kata Ami sedih. Amat bingung. “Siapa yang meninggal Ami?” Ami terus nyerocos: “Apa yang menyebabkan ketakhadirannya mengundang rasa lengang? Karena karya-karya almarhum yang khas, otentik dan begitu inspiratif. Bau lokal Jawanya tajam, tetapi langkah besarnya sebagai pembaharu penulisan prosa, juga dahsyat. Ia dikagumi, pengaruhnya melebar luas pada generasi

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

DAN

muda, tapi sulit ditiru. Karena karyanya satu dengan kepribadiannya. Karya sastranya menolak dijadikan gaya. Hanya almarhum yang pas melakukannya. Itu salah satu kehebatannya. Warna, bobot karyanya, sosok pribadinya membuat dia jadi mahluk langka. Ia sudah menjadi legenda sejak masih malang-melintang di Sanggar Bambu 59, Yogya. Pernah ada rumor, almarhum menulis cerpen-cerpennya yang fantastik itu dalam keadaan trans. Tapi itu mungkin hanya bentuk lain dari pujian kekaguman. Federasi Teater indonesia sempat memberinya anugerah. Ia juga telah menerima penghargaan sastra Achmad Bakri, Freedom Institute. Pada suatu malam kesenian di pulau Bintan, almarhum berdiri tegak di panggung, untuk membawakan sesuatu. Penonton siap menikmati. Tapi Danarto masih terus diam. Tiba-tiba kemudian ia membungkuk kasih hormat, pertunjukan selesai. Tepuk tangan riuh. Hanya almarhum yang

bisa melakukan itu. Begitulah dia, lembut sopan tetapi kalau perlu bisa garang tetapi juga ajaib. Sering kalau rapat ketika menjadi salah satu redaktur di majalah, ia tertidur. Tapi saat voting untuk mengambil keputusan almarhum selalu tegas dan tepat. Tak heran almarhum juga terkenal sebagai seniman sufi. Waktu berangkat naik haji ia punya hasrat: ingin mati di tanah suci. Tapi kenapa 32 tahun kemudian, ketika keluar dari bank usai mengambil uang, ia ditabrak motor anak tetangganya sendiri?” Ami baru berhenti sambil menjatuhkan badannya di kursi. Lalu menangis. Amat terpaksa membujuk. “Ami, apa pun kemudian kehendakNya, kalau almarhum orang yang taat beribadah pasti ia menerimanya dengan ikhlas!” Tangis Ami tambah lebat. Amat merasa itu sudah terlalu didramatisir. Ia yakin Ami punya masalah lain yang mermbuatnya menangis bombay. Lalu ia mendesak kesal: “Cukup Ami! Siapa sih yang meninggal?” “Mas Danarto!” Amat terkejut. Air matanya kontan bercucuran.

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

1000

Perjalanan panjang telah Tokoh lalui dari terbit perdana 9 November 1998 hingga saat ini. Edisi minggu ini merupakan edisi Tokoh yang ke-1000. Dalam kurun waktu hampir 20 tahun, banyak hal telah kami lalui. Sebagai tabloid de­ngan segmen wanita dan keluarga, kami merasa momen edisi ke-1000 ini sangat spesial. Kami terbit dalam suasana perayaan Hari Kartini. Karena itu tulisan-tulisan yang kami sajikan mengusung tema “Kartini Milenial.” Cover Tokoh edisi perdana Tokoh edisi pertama tampil dengan cover “Guntur Satrio Piningit”. Kala itu, Tokoh menjadi tabloid dengan segmen politik. Ulasan yang khas dan tajam serta mengungkap langsung dari sumbernya menjadi kekuatan Tokoh. Edisi ke-100 juga tak jauh dari keluarga Presiden RI. Tokoh menggunakan judul “Giliran Tutut”. Seiring perjalanan waktu dan persaingan yang makin ketat, Tokoh mengubah segmen menjadi lebih soft. Wanita dan keluarga menjadi segmen yang tepat yang belum banyak penggarapnya. Selain itu, Tokoh yang semula berkantor di Jakarta, berpindah ke Denpasar. Pemilihan segmen wanita dan keluarga ini ternyata menjadikan Tokoh makin mendapat tempat di hati masyarakat. Sebagai media yang bernaung di dalam Kelompok Media Bali Post membuat Tokoh selalu diperhitungkan. Artikel Tokoh tentang aktivitas kaum wanita di Bali khususnya sering menjadi menjadi referensi. Rubrik-rubrik yang kami tampilkan menjadikan wanita sebagai subjek. Sudut Pandang pun kami prioritaskan untuk narasumber wanita. Kami ingin apa yang mereka sampaikan bisa terbaca oleh masyarakat. Namun, kami juga memberi porsi untuk para pria karena pria dan wanita merupakan bagian dari keluarga. Terima kasih kepada masyarakat, pembaca, klien yang sudah setia bersama kami. Semoga perjalanan yang sudah kita lalui selalu memberi manfaat bagi kita semua. Kami terbuka dengan segala kritik dan saran demi kemajuan kita bersama dan menuju masa depan yang lebih baik. Cover Tokoh edisi 1000 Salam

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Mozaik

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Dalam buku “Ensiklopedi Pahlawan Indonesia” (Johayati,dkk, 2007) disebutkan Kartini yang lahir 21 April 1879 merupakan putri dari Raden Mas Sosroningrat, seorang bupati Jepara. Hingga usianya menginjak 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di Europese Lagere School (ELS), yaitu sekolah yang setara dengan SD sekarang. Di sekolah ELS itu Kartini belajar bahasa Belanda, di samping mata pelajaran yang lain. Namun setelah melewati usia 12 tahun yang bersangkutan harus tinggal di rumah karena dipingit. Disebabkan oleh kemampuannya berbahasa Belanda, maka di rumahnya ia mulai banyak belajar secara otodidak (belajar mandiri) sambil menulis surat atau berkorespondensi dengan teman-temannya yang berasal dari Belanda. Dari buku-buku, koran, dan majalah terbitan Eropa, akhirnya ia tertarik dengan kemajuan berpikir para kaum perempuan Eropa. Dari sanalah timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi (Indonesia), di mana ketika itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Pada surat-surat Kartini tertulis tentang pemikiran-pemikirannya bagaimana cara memajukan perempuan pribumi agar bisa sejajar dengan

31

Masih Relevan, Perjuangan Kartini

kemampuan kaum pria. Selain itu sebagian besar dari surat-surat yang ditulisnya berisikan tentang keluhan dan gugatan, terutama menyangkut budaya di Jawa yang dipandangnya sangat menghambat kaum perempuan. Kendati status dirinya “dipingit” namun berkat bantuan teman dan kenalannya yang bernama Ovink Soer, akhirnya pingitan terhadap Kartini menjadi agak longgar. Ia kemudian berhasrat menjadi guru untuk anak-anak perempuan para bupati sebagaimana yang disarankan oleh Abendanon. Apakah usahanya berjalan mulus ? Ternyata, gagal total karena ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda berdasarkan rekomendasi para bupati. Bahkan beasiswa belajar ke negeri Belanda yang pernah diajukan oleh Van Khol untuk Kartini dan Rukmini (adiknya), juga tidak terlaksana. Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang yakni Raden Adipati Joyodiningrat, yang notabene sudah beristri tiga orang. Akhirnya, Kartini dinikahkan pada 12 November 1903. Patut disyukuri oleh Kartini karena sang suami waktu itu masih mengerti keinginan istrinya untuk mendirikan sekolah wanita. Maka sang suami pula lalu mengizinkan Kartini mendirikan sekolah wanita dengan

mengambil lokasi di seputaran kantor Bupati Rembang. Konon, sekolah yang didirikannya itu merupakan sekolah wanita pertama di Indonesia. Anak pertama sekaligus yang terakhir yang lahir dari rahim Kartini diberi nama R.M. Soesalit, lahir 13 September 1904. Empat hari setelah melahirkan (17 September 1904), Kartini dipanggil Yang Kuasa. Ia meninggal di usia 25 tahun. Sesudah ia wafat, lalu Mr. J.H. Abendanon (temannya yang berasal dari Belanda) mengumpulkan surat-surat Kartini yang dulunya dikirim ke teman-temannya di Belanda sembari membukukannya. Nah, buku tersebut diberi judul Door Duisternis tot Licht yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Sepeninggal Kartini, lalu bermunculanlah sekolah-sekolah wanita (baca; Sekolah Kartini) yang umumnya didirikan oleh Yayasan Kartini. Di Semarang, sesudah Kartini wafat, berdiri “Sekolah Kartini,” kemudian disusul di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerahdaerah lainnya. Dalam penelusuran penulis, di Bali tidak pernah ada sekolah yang bernama Sekolah Kartini, namun sekolah yang setara dengan itu tentu saja pernah ada. Di tingkat

SLTP bernama Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan di jenjang SLTA bernama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA). Kini, SKP sudah tidak ada sedangkan SKKA sudah berubah nama menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang sebelumnya sempat bernama Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga disingkat SMKK. Disebabkan oleh perjuangannya yang gigih di bidang kemajuan pendidikan perempuan, maka ia mendapat julukan sebagai “emansipator” yaitu orang yang memperjuangkan persamaan hak dengan kaum laki-laki. Sebagai seorang tokoh perempuan sejati, dan tokoh pejuang di bidang pendidikan, maka pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan (SK) Presiden RI No. 104/1964 menetapkannya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Pandangan dan pemikiran Kartini di bidang pendidikan masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi pada masa kini, bahkan untuk masa-masa

yang akan datang. Diskriminasi di bidang pendidikan dilihat dari subyekdidik semestinya tak perlu terjadi pada masa sekarang ini. Apa yang diperjuangkan Kartini yaitu mengenai emansipasi wanita (menuntut kesejajaran dan kesetaraan dengan kaum pria) benar-benar sangat positif guna mencegah terjadinya anggapan yang menyebut bahwa kaum wanita hanya cocok mengurusi dapur dan hanya mendapat label warga negara kelas dua. Kita sebagai penerus perjuangan Kartini, terutama para wanita (remaja putri dan ibu-ibu) seyogyanya memiliki rasa “jengah” dan merasa wajib untuk menindaklanjuti pemikiranpemikiran Kartini sampai kapanpun juga. Naskah tulisan ini disarikan selain dari pemikiran Johayati,dkk juga dari sumber, seperti; Sutari Imam Barnadib (1983) dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pendidikan.” Romi Sudhita Pemerhati Pendidikan

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)

Bunda Dian

Seimbangkan Hormon Menopause dengan Nadha Prana 1. Sikap duduk seperti gambar.

Lakukan getaran ini sebanyak 14kali putaran.

2. Kedua tangan letakkan di atas lutut dengan jari telunjuk ditekuk dan ibu jari menekan telunjuk. Di dalam yoga disebut ‘Chin Mudra’. Dalam ‘Chin Mudra’ ini kita akan mengakses energi surya.

4.Tahap berikutnya, konsentrasi pada daerah tenggorakan, kening dan ubun-ubun. Rasakan cahaya surya menyinari ketiga pusat energi ini dengan menggetarkan suara Uuuuuuuuuu ….yang panjang. Dengan teknik menarik napas dan getarkan lagi dengang suara Uuuuuu ….

3. Pusatkan pikiran Anda dengan mengakses energi surya. Masuk melalui ubunubun serta bayangkan ubun- ubun Anda terbuka kemudian arahkan cahaya surya ke tulang ekor, organ reproduksi, organ perut dan rasakan cahaya ini menyinari seluruh sel yang ada di ketiga organ tersebut (dalam bahasa yoga di­s ebut cakra). Dan, lakukan meditasi ketiga cakra ini selama 5 menit. Jika sudah dirasakan bercahaya, kemudian untuk membangkitkan energi tersebut kita akan menggetarkan nada prana yaitu dengan suara Aaaaaaa….. yang lantang. Berikutnya dengan cara menarik napas lalu suarakan lagi Aaaaaaaa ….. Model: Chandra Diah (Guru Markandeya Yoga Indonesia)

5. Selanjutnya bawa kesadaran Anda ke daerah dada rasakan paru–paru dan jantung serta sistem pernapasan disinari oleh energi surya. Biarkan energi ini dengan fokus pada cahaya surya makin membesar di daerah dada serta getarkan prana surya dengan nada Mmmmmmm…. yang panjang. Lakukan getaran ini 14 kali putaran. 6. Langkah berikutnya, jika sudah di lakukan langkah yang diatas, Sekarang konsentrasikan pikiran Anda rasakan seluruh tubuh bercahaya. Seluruh sel-sel dari tubuh Anda bercahaya. Dan, untuk memperkuat energi cahaya surya ini Anda lakukan dengan menggetarkan suara kosmik alam semesta yaitu dengan getaran A.....U.....M... Getarkan 14 kali putaran. Note: Jika dilakukan dengan rutin setiap hari, pada pagi dan sore akan diperoleh hasil yang diinginkan. Selamat berlatih dengan senyum. Salam Markandeya Yoga Indonesia


Rileks

30 TTS No. 007

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

TTS tokoh

MENDATAR: 4. PELIT 5.CULA 7.GARING 9. PARANORMAL 12.KIRAB 14. LANJUT USIA 16.UANG MUKA 17.PARAGRAF 20.MAJIKAN 22. JAM TANGAN 23.LIMA TAHUN 24.TEPUNG JAGUNG 26. SAPTA 27. KEOK 28.LOTUS MENURUN: 1. SAUH 2.SAKU 3. SAMPAI 6.KEPITING 8.SIMPULAN SEMENTARA 9. HADANG 10.FENOMENA 11.KENOP 13. RANGKAP 15. ISTANA 18. JURU MASAK 19. KOMPENSASI 21.UKIR 25.TERHINDAR

MENDATAR: 2. BERANDA 3.DAPUR 5.SUSHI 7. SARAPAN 8.RUBRIK 9. RIBUT 11.TROTOAR 13.LADAM 15. SEPUR 16. WAJAN 18. JARING 19.UKIR 23. SENSUS 24.OPSI 27. KUNO 28. CAP 30.LADANG MENURUN: 1. HANGUS 3. DIAM 4. UMUR 5. SPATULA 6. TIKET 10. KEDAI 11. TRANSISI 12. RINDU 13. LAMPION 14. MERCON 17. EBI 20. KEONG 21. RUMIT 22. RUANG 25. PULP 26. SURPLUS 29. ARAH

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS No. 005 Kupon TTS tokoh

Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan gun­tingan kupon TTS No 007 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Kamis 3 Mei 2018. Pemenang diumumkan Minggu 6 Mei 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil No. 007 hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Takut Suami Suka Daun Muda “Dok, saya belum lama menikah dan sudah mempunyai satu orang anak. Kehidupan rumah tangga saya rukun-rukun saja. Tetapi belakangan ini suami sering meminta hal yang aneh saat ingin berhubungan seksual, misalnya meminta saya untuk memakai rok sekolahan terlebih dulu sebelum bercinta. Saya bertanya-tanya kenapa dia terobsesi supaya saat berpenampilan seperti itu, ketika saya tanya, dia hanya jawab “cuma iseng saja”. Apakah ini bisa berarti dia sudah mulai bosan atau ada kecenderungan terobsesi dengan cewek yang ‘fresh’ atau “daun muda” dok? Saya takut dok, karena bagaimanapun fisik saya telah mulai berubah setelah hamil dan melahirkan. Lalu bagaimana cara saya untuk mengatasi hal ini? (Ratih, Denpasar) Pertanyaan yang bisa jadi dirasakan sama oleh banyak perempuan lain juga. Tentang sebuah kebosanan. Bagian yang mengejutkan adalah karena ada keinginan untuk mengubah pasangan dengan gaya pakaian tertentu yang dianggap tidak biasa. Jika aktivitas seksual yang dilakukan selama ini sudah mulai terasa hambar dan tanpa rasa, atau kebosanan sudah mulai melanda, bolehboleh saja berpikir untuk “mengganti pasangan Anda”. Tapi, sebaiknya jangan terjebak. Tentu saja seharusnya bukannya pasangan kita diganti dengan pasangan yang baru. Sama sekali bukan. Yang dimaksud adalah mengubah

Keberhasilan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryas­tuti dalam memajukan kaum perempuan mendapatkan apresiasi dengan penghargaan International Women’s day, Maret lalu. Bupati Eka dianggap berhasil dalam meningkatkan ke­sadaran publik mengenai isu peran perempuan dalam ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

3

Tak Pernah Surut Berkreativitas

“L

TTS No. 005

1. IB Wisnawa (Br. Pande, Kediri Tabanan) 2. Bhasma wyakesa (Jln. Nusa Indah, Denpasar)

Sosialita Eka Wiryastuti

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

pasangan kita untuk kembali lebih bergairah, menjadi lebih menarik, menjadi lebih terlihat muda, menjadi lebih bersemangat, atau dengan variasi lainnya sebagai sebuah fantasi yang menyegarkan, sehingga romantisme seksual yang selama ini meredup, akan dapat menyala kembali dengan penuh luapan gairah, seperti di awal pertemuan, atau malah bisa lebih dari itu. Asal memang sebelumnya disepakati dulu bersama. Sesungguhnya masih banyak cara yang bisa dilakukan pasangan untuk tetap membuat suasana tetap hangat. Dengan mengubah semua yang membuat bosan pada pasangan, termasuk juga pada diri Anda. Sebelum melakukan perubahan, perlu dicari tahu dulu, apa yang menyebabkan terjadi penurunan romantisme dan gairah bersama. Beberapa masalah berikut sering kali menjadi penyebabnya: 1) Kurang Romantis. Jika Anda berdua selama ini bersikap biasa-biasa saja, tidak mengherankan kalau hubungan berubah menjadi dingin. Kejenuhan pekerjaan yang seakan tak ada habisnya serta segala kesibukan dari hari ke hari memang membuat kita kerap lupa memberikan perhatian pada pasangan kita. Bahkan sering melupakan betapa berartinya pasangan kita, dan melupakan melewatkan waktu bersamanya. 2) Foreplay Tidak Pernah Maksimal. Seks merupakan hal yang sangat menyenangkan dan bisa dilakukan berulang-ulang kali. Bisa jadi itu dulu, dan tidak lagi dirasakan saat ini. Saat ini malah bisa

dirasakan seks yang membosankan dan hanya berlangsung beberapa menit saja. Penyebab paling sering adalah kurangnya foreplay. Banyak pasangan yang tidak tahu atau malah melewatkan sesi ini dengan menganggapnya tidak penting. Tentu saja itu keliru. 3) Tidak Pernah Mencoba Hal-hal Baru. Setiap sesi hubungan seksual juga memiliki arti memberi kesempatan untuk saling berbagi kesenangan pada pasangan. Berhubungan seksual dengan gaya yang sama dari waktu ke waktu tentunya akan menjadi sesuatu yang membosankan. Luapkan fantasi Anda, mainkan peran-peran yang berbeda, kenakan busana yang menggoda. Bisa juga bermain-main dengan pencahayaan, bermain peran tertentu yang bisa membangkitkan gairah semisal menjadi perawat seksi, dokter seksi dan apa pun yang ingin Anda lakukan di ranjang. Pasti akan menjadi seru. Lalu, bagaimana solusinya? Tidak masalah kalau memang pasangan Anda ingin melakukan variasi agar menjadikan Anda serasa orang baru kembali. Kembali segar dan menggairahkan, karena ini baik buat Anda dan baik juga buat dia. Tapi, tentu saja harus ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai langkahlangkah membuatnya jadi berhasil. Pertama, bicarakan berdua. Tentu saja jangan meminta pasangan dengan tiba-tiba dan memaksa. Semua perlu dibicarakan dulu berdua. Sampai benar-benar disetujui bersama. Tentu saja pilih waktu yang luang dan lebih menyenangkan buat membicarakannya. Sampaikan semua keinginan dengan lepas, sampai mendapat kesepakatan bersama.

Kedua, diskusikan cara mengatasi kebosanan. Tidak ada kan yang ingin kehidupan seksnya membosankan terus? Karenanya pastikan Anda sudah memberanikan membahas semua penyebab kebosanan dengan pasangan. Beranikan diri untuk meminta pasangan untuk lebih romantis. Beranikan diri untuk meminta pasangan untuk lebih berani dan lebih lama untuk melakukan eksplorasi foreplay. Dan beranikan diri untuk meminta pasangan buat melakukan hal-hal yang baru di ranjang. Ketiga, lakukan perubahan yang disetujui bersama. Mencoba memunculkan suasana baru, pakaian yang lebih menggoda, tampilan yang lebih seksi, bisa saja juga dengan merubah tampilan rambut misalnya, atau mencukur rambut kelamin dengan bentuk yang lebih seksi. Buat semuanya menjadi berubah lebih menarik lagi. Lakukan klimaks perubahan pada hari-hari spesial, misalnya saat ulang tahun, saat mendapatkan kenaikan pangkat, posisi jabatan baru, dan saat itu sudah dilakukan, Anda sudah berhasil melakukan “mengganti pasangan Anda” menjadi lebih segar, tentu saja dengan disepakati bersama dan disesuaikan dengan kondisi. Keempat, buat kejutan lagi. Jangan berhenti sampai di sana. Lakukan kejutan-kejutan lagi. Bisa dengan memberikan hadiah pasca berhubungan seksual seperti makanan kesukaan, coklat lezat yang memikat, tontonan video romantis di kamar tidur, atau malah ajak lagi untuk melakukan hubungan seksual yang masih menggairahkan di babak selanjutnya. Semoga bisa membantu.

ima tahun lalu perempuan di Tabanan sa­ ngat rentan dengan kanker serviks. Kami membuat program cek kesehatan reproduksi perempuan untuk mencegah kanker serviks. Saat ini kasus kanker serviks sudah menurun di Tabanan,” kata Eka Wiryastuti. Selain itu, kata dia, ia juga mendukung pemberdayaan perempuan untuk menjadi entrepreneur dengan BumDes yang dimiliki. Selain memajukan kaum perempuan, ia juga dinilai berprestasi dalam memimpin Tabanan. Banyak sekali penghargaaan yang ia terima. Yang ­paling teranyar, Penghargaan Penyusunan Rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2018 diberikan kepada Pemkab Tabanan. Piagam penghargaan diserahkan langsung Gubernur Bali Mangku Pastika. Menurut Bupati Eka, dengan dana yang sedikit, ia membuat apa yang direncanakan sangat berstruktur dan rapi agar semua berjalan. “Dengan PAD yang kecil. Kami bisa. Itu artinya kita berjuang sungguh-sungguh memanfaatkan apa yang ada, potensi yang ada dengan asas manfaat yang tepat, jadi hasilnya juga tepat,” ujarnya. Ia sangat bersyukur, tahun lalu, Tabanan juga mendapatkan juara I tingkat Bali, dan berprestasi tingkat nasional dengan meraih Penghargaan Pangritpa Nusantara. Ia berharap, semoga tahun ini, Tabanan juga mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Anggaran dana desa yang tidak besar tidak membuat Bupati Eka patah semangat untuk membangun desa di Tabanan. Hal itu dibuktikan lewat pencapaian penganugerahan Dana Rakca Award dari Kementerian Keuangan. Berbagai program yang terealisasikan di Tabanan dari nol sampai sukses saat ini, seperti pengurangan pengangguran di Tabanan dengan adanya berbagai pelatihan untuk melatih kreativitas

Penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM

ibu-ibu mengolah pangan, termasuk pelatihan kerajinan tangan, bantuan dana desa untuk para petani dan subsidi atau bantuan bagi masyarakat kurang mampu. Penghargaan lain juga diterima Eka Wiryastuti dari Kementerian Koperasi dan UKM. “Penghargaan ini merupakan wujud perhatian kepada usaha perkoperasian di Tabanan. Dari enam koperasi berprestasi tingkat nasional, salah satunya Tabanan. Karena kami memang komit untuk berubah ke arah yang lebih baik,” kata Eka. Ke depan

ia berharap, koperasi dan UKM tidak hanya menyalurkan kredit tapi lebih berbuat utuk memajukan usaha kecil menengah agar mandiri. “Koperasi itu tidak boleh konsumtif dan memanjakan rakyat. Justru koperasi harus membina, agar anggotanya sejahtera dan lingkungan­nya merasakan manfaat keberadaan koperasi,” imbuhnya. MANFAATKAN KELEBIHAN TANAH LOT Inovasi terus dilakukan Eka ­ iryastuti. Selain program pem­ W

Ikut berpartisipasi menari rejang dalam kegiatan upacara

Selalu dekat dengan rakyat dan menjadi inspirasi kaum perempuan

Tabanan sebagai Kabupaten terbaik dalam Perencanaan Pemerintah Daerah yang akan mewakili Bali dalam meraih Penghargaan Pangritpa Nusantara 2018

bangunan, ia juga rutin menggelar festival memperkenalkan kesenian dan budaya Tabanan, seperti Tanah Lot Art and Culture Weekend Event 2018. Dengan tema “Harmonisasi Seni dan Budaya dalam Visualisasi Modern” festival berlangsung tiga hari, 20 s.d. 22 April. Selain “menyulap” areal kawasan wisata Tanah Lot menjadi spektakuler de­n gan permainan lighting yang keren, ia juga menggagas festival kopi. “Kebetulan Tabanan ini penghasil kopi, dan sudah ekspor ke Korea dan Cina. Festival ini menarik anak muda untuk kreatif dan inovatif dalam pengelolaan kopi. Akan ada beberapa barista, putra Tabanan, yang unjuk kebolehan menyajikan kopi dengan seni,” kata Eka. Rencana ke depan, ia juga menggagas Rumah Desa di Tanah Lot, yakni beberapa pedagang kaki lima menempati satu areal food court, menjual makanan khas Ta b a n a n t e r m a s u k kopi. Tujuannya, mencari e­ ntrepreneur anak

Rutin melaksanakan kegiatan spiritual

muda Tabanan, yang bisa direkrut bekerja sama dengan BUMD untuk mengenalkan kopi Tabanan. Rumah Desa ini juga akan dibangun di Jatiluwih dan areal Ulun Danu. Menurutnya, Rumah Desa ini merupakan sentral kuliner yang dimiliki perusahaan daerah atau rakyat sendiri, dengan tujuan membuka lapangan pekerjaan, membeli hasil pertanian petani Tabanan, dan diolah menjadi produk olahan kuliner yang enak yang tidak kalah dengan daerah lain. Selain itu, Rumah Desa juga meng­ angkat derajat UMKM Tabanan yang tadinya mereka tidak punya tempat berjualan. Ia mengakui, banyak akan menggelar festival di Tanah Lot. Menurutnya, dalam satu lokasi tidak perlu hanya membuat satu festival. Festival ini selain menghibur rakyat juga mengangkat potensi. Menurut Eka, kalau dijadikan satu festival tidak cukup 3 hari sehingga pengelolaannya nanti tidak fokus dan pengunjung juga akan bosan karena itu-itu saja. Karena itu, ia menggagas aneka festival dengan ciri khas masing-masing walaupun lokasi­ nya sama di Tanah Lot. Selain itu, Tanah Lot memiliki kelebihan sebagai tempat terbaik untuk melihat sunset. (ast) Baca juga halaman 7 dan 28


Inspirasi

4

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

ARZETI BILBINA

Wanita Zaman Now Dituntut Jadi Leader

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Serap Energi “Kartini” Semangat Kartini terus menginspirasi wanita Indonesia. Pemikiran-pemikiran Kartini yang melampaui zamannya sampai kini masih tetap relevan untuk diikuti oleh kaum wanita. Tak heran kalau sekarang ini makin banyak bermunculan tokoh-tokoh perempuan yang mewakili semangat Kartini. Mereka bisa disebut sebagai ‘Kartini Kartini Masa Kini’.

Sibuk bekerja di luar rumah bukan berarti perempuan menjadi lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang bertangungjawab mengurus ­keluarga. “Sesibuk apapun perempuan yang bekerja di luar rumah, tetaplah urusan ­keluarga, anak-anak dan suami adalah nomor satu,” ungkap Arzeti Bilbina Huzaimi, artis yang kini berkiprah sebagai Anggota DPR RI.

Foto: kapanlagi.com

H

al itu katanya merupakan prinsipnya dan tentunya menjadi prinsip bagi kebanyakan wanita yang juga berkiprah di luar rumah. “Seperti saat ini misalnya. Ketika saya sedang bekerja di luar rumah maka komunikasi yang berkaitan dengan keluarga, terutama anak-anak tetap berjalan. Mereka kapanpun bisa menghubungi saya. Dan, saya pun kerap menghubungi rumah untuk bertanya ini dan itu,” ujar Anggota Komisi X DPR yang dihubungi di sela-sela kesibukannya melakukan kunjungan kerja ke Parlemen Turki. Sebagaimana diketahui, Arzeti sebelum berkarier sebagai wakil rakyat adalah seorang model juga pragawati terkenal. Setelah itu dia melebarkan sayapnya ke dunia hiburan dan akting yakni bermain sinetron juga film. Ia juga menjadi presenter sejumlah acara televisi di antaranya ‘Mamamia Show’ dan ‘Percaya Nggak Percaya’. Pada pemilihan legislatif lalu, Arzeti maju sebagai caleg namun kalah suara dari Imam Nahrawi. Namun ketika Imam Nahrawi terpilih menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla, Arzeti pun menggantikan tempat Iman Nahrawi di DPR. Perempuan, lanjut Arzeti, memiliki kemampuan multitasking yang

dapat mengerjakan beberapa pekerjaan dalam bidang yang berbeda dalam satu kesempatan. Kini, tambahnya, sudah semakin banyak wanita tidak lagi hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga tapi juga berkiprah atau berkarier di luar rumah. “Wanita jaman ‘now’ dituntut bukan hanya cerdas tapi juga

harus mampu dan bisa menjadi leader bagi hidupnya juga dalam setiap aktivitas dan lingkungannya,” katanya. Untuk itu, tambahnya, perempuan harus mampu ‘meng-upgrade’ dirinya secara terus-menerus, memperkaya ilmu yang dimilikinya. Dengan begitu, perempuan bisa mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam memandang sesuatu persoalan serta bagaimana menyikapinya. Hal ini penting bukan hanya bagi para wanita yang

Arzeti Bilbina Huzaimi bersama keluarga

Sudut Pandang

Arzeti Bilbina Huzaimi berkarier di luar rumah tapi juga para ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar rumah. “Dengan terus meng-upgrade diri, memperkaya pengetahuan dan wawasan, akan sangat berguna dalam mendidik anak-anak jaman ‘now’,” tambahnya. Bersyukur tak Hidup di Zaman Kartini Jika membandingkan kehidupan perempuan era Kartini, kata Arzetti, maka para wanita masa kini harusnya sangat bersyukur karena memiliki banyak kesempatan untuk maju dan melakukan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Di bidang pendidikan atapun dunia kerja membuka kesempatan kepada wanita seluas-luasnya, termasuk berkiprah di parlemen. Kalau dulu di parlemen jumlah perempuan hanya sedikit, sekarang perlahan jumlahnya semakin banyak. Kemampuan perempuan untuk menjadi legislator pun semakin diakui. “Kami para perempuan di parlemen bukan hanya menjadi ‘penghias’ tapi juga memberi kontribusi besar dalam kerja kami untuk negara dan bangsa,” ungkap ibu dari tiga orang anak yang tak jarang membawa ketiga anaknya yang masih remaja, Bagas, Dimas dan Gendis, saat melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah. Meskipun, diakuinya, masih ada saja pandangan-pandangan miring

tentang kiprah perempuan di parlemen. “Pandangan berbeda sah-sah saja. Tapi sesungguhnya perempuan di parlemen sudah sangat berperan. Mereka juga bekerja dan memiliki beban yang sama seperti halnya legislator laki-laki, tidak ada perbedaan,” ungkap wanita kelahiran 1973 ini. Meskipun kebanyakan legislator di Senayan (DPR) adalah laki-laki, ungkap Arzetti yang ikut bermain dalam film ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wicjk’ (2013), dirinya tak kesulitan menyesuaikan diri. Meskipun dia berasal dari dunia hiburan, dia merasa tak ada yang memandang sebelah mata pada dirinya. Jadi sebenarnya, lanjut Arzetti, itu semua tergantung pada perempuan itu sendiri bagaimana menempatkan diri, bagaimana bekerja. Justru, katanya, bekerja di lingkungan dimana mayoritas adalah laki-laki menjadi tantangan tersendiri bagi wanita untuk bisa menunjukkan kemampuannya dan bekerja secara maksimal. “Alhamdulilah saya sangat menikmati pekerjaan sebagai pelayan masyarakat. Kita bukan pejabat tapi pelayan masyarakat, khususnya pelayanan bagi Dapil (daerah pemilihan) masing-masing. Kita memperjuangkan agar Dapil masing-masing bisa lebih maju,” ucap Arzetti yang juga tengah bersiap-siap untuk ikut dalam pemilihan legislatif tahun 2019 mentang. (Diana Runtu)

“K

Happy Salma

artini, kan, sebuah simbol. Ketika seseorang (perempuan) sudah mampu mengutarakan pemikirannya, perasaannya dan mampu memperjuangkannya apapun itu, berarti ia telah menyerap energi Kartini,” ungkap Happy Salma.

Menurut Happy yang setelah menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthayasa mendapat nama Jero Happy Salma Wanasari, Kartini adalah perempuan yang memiliki pikiranpikiran yang melesat jauh melampaui zamannya. “Nah kita sebagai perempuan Indonesia, jika bisa meneruskan spirit itu berarti kita sudah meneruskan spirit Kartini, meneruskan semangatnya,” kata Happy yang sedang mengandung anak kedua. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, ungkap Happy, dia akan menggelar pertunjukkan teater yang menceritakan perjuangan hidup tiga perempuan inspiratif. Salah satu pemainnya adalah Dinda Kanya Dewi. “Jadi nanti ada cerita bagaimana seorang perempuan terkungkung dari tekanan pekerjaan, ada juga kisah perempuan

yang terkungkung dalam lingkungan sosialnya. Tapi saya tidak ikut main, hanya memproduseri,” kata wanita cantik ini. Melalui pertunjukkan nanti, kata Happy, dirinya ingin menyampaikan perempuan bisa maju dan kuat tanpa harus bertindak seperti laki-laki. Perempuan bisa melawan hanya dengan memberikan senyuman, pendekatan dan melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki. “Artinya, perempuan bisa berjuang dengan caranya. Perempuan bisa maju tanpa harus galak ataupun berantem,” kata Happy semangat. INSPIRASI DARI KARTINI Sejalan dengan pemikiran Happy Salma, Gita Gutawa, penyanyi yang juga melebarkan sayap ke dunia akting, menyebut peran wanita sekarang ini

Bergunalah bagi Keluarga Di sebuah pusat perbelanjaan, Anik terlihat santai memilih-milih kebutuhan rumah tangganya. Ia sibuk membandingkan harga dari satu produk ke produk lainnya untuk barang kebutuhan yang sama. Setelah membaca komposisi dan menilai harganya, barulah ia memutuskan. “Pastilah saya pilih harga yang lebih murah dengan komposisi yang hampir setara atau setidaknya mirip dengan yang harganya lebih mahal,” ujar Anik yang hari itu ditemani oleh dua anaknya yang masih balita. Hampir semua barang yang dibelinya ia teliti. Sebagai ibu rumah tangga ia merasa wajib mengelola dengan baik keuangan keluarga yang berasal dari penghasilan suaminya sebagai kepala keluarga. Menghargai jerih payah suaminya membuat ia pintarpintar mengelola keuangan dalam keluarga mereka. Bagi Anik, meski ia bekerja di rumah tidak

ada alasan baginya menganggap pekerjaan sebagai ibu rumah tangga itu adalah pekerjaan biasa. Ia menganggap apa yang dilakukan bagi anak-anak dan suamianya serta keluarga kecilnya itu adalah pekerjaan yang sama pentingnya dengan pekerjaan kantor. Karena itulah ia harus bersungguhsungguh dalam melakukan tugas tersebut. Ia dan suaminya sejak awal menikah sudah berkomitmen membagi tugas dalam berumah tangga dengan suaminya. “Saya bekerja di rumah mengurus rumah tangga dan anak-anak, suami saya yang mencari nafkah,” ujar ibu muda ini. Apa yang dilakukan Anik yang tinggal di lingkungan Kekalik Mataram ini tidak bisa lepas dari kesadaran menjadi perempuan di masa kini haruslah pintar dalam segala hal jika ingin menyukseskan keluarga. Bagi sebagian orang

malah secara umum menjadi ibu rumah tangga itu dianggap tidak bekerja. Namun tidak begitu bagi Anik yang memandang posisinya sebagai ibu rumah tangga adalah bagian dari emansipasi wanita yang dimulai dari hal-hal kecil. Ia sesungguhnya mengaku tidak paham dengan era Kartini milenial. Yang ia tahu bahwa menjadi perempuan itu harus berguna mulai dari hal yang kecil. “Berguna itu jangan hanya berguna bagi bangsa dan negara tapi tidak berguna bagi keluarga, harusnya sebaliknya dulu, berguna dari hal-hal yang kecil bagi keluarga barulah berguna bagi bangsa dan negara,” ujar ibu rumah tangga yang meski hanya lulusan SMA ia banyak membaca. Karena itulah ia memaksimalkan aktivitasnya dalam mengurus rumah tangga. Dari sanalah ia merasa berarti jadi perempuan. Menjadi ibu bagi anak-anaknya

semakin menonjol dan itu hal yang patut disyukuri. “Sekarang ini kita banyak melihat makin banyak tokoh-tokoh perempuan, sosok-sosok perempuan tangguh, baik itu ibu rumah tangga maupun wanita karier yang memiliki jabatan tinggi. Di sisi lain, kita juga melihat kiprah wanita yang memasuki bidang kerja yang dulu kebanyakan adalah laki-laki. Sebut saja, ojek online misalnya. Jadi kini di sekitar kita sudah banyak wanitawanita tangguh yang berkiprah di berbagai bidang,” ujar Gita yang dalam dunia menyanyi telah banyak

Gita Gutawa

juga menjadi istri bagi suaminya. Ia sedikit heran jika ada yang bilang di masa emansipasi wanita itu harus ada kesetaraan antara lakilaki dan wanita. Bahwa dalam rumah tangga misalnya wanita tidak boleh sendiri mengurus rumah tangga melainkan suami juga harus ikut bersama-sama membantu istri dalam mengurusnya. Membagi tugas memasak, membagi tugas mencuci, mengurus anak dan lain-lain. “Kalau itu sih tidak perlu bicara soal kesetaraan, tetapi wajib dilakukan oleh siapa di antara suami atau istri yang memiliki waktu luang. Lagian jika istri merasa bahagia mengerjakannya sendiri tanpa harus suami ikut campur kenapa tidak? Jika istri merasa bahagia melayani suami, kenapa tidak?” ujarnya. Anik menambahkan dengan catatan dia adalah suami yang baik yang juga mau menghargai jerih payah istri. Selain Anik, ada Hartina yang juga ibu rumah tangga yang mengaku tidak tahu istilah-istilah seperti Kartini milenial dan lainlain. Ia hanya tahu Kartini saja

29 meraih penghargaan, di antaranya adalah Penghargaan Anugerah Musik Indonesia. Jadi, kata Gita, sesungguhnya wanita Indonesia harus berterima kasih kepada Kartini. Karena kalau bukan karena Kartini, pemikiran dan spiritnya, mungkin wanita Indonesia belum semaju sekarang. Menurut Gita yang sempat tampil dalam film ‘Meraih Mimpi’ dan ‘Love in Perth’, dirinya termasuk salah satu pengagum Kartini. Kekaguman itu katanya sudah ada sejak ia kecil dan tidak berubah sampai dirinya dewasa. Dari Kartinilah ia mendapat banyak inspirasi menjadi wanita yang maju. Apa yang disampaikan Gita Gutawa memang terbukti. Dia bukan hanya berhasil dalam berkiprah di dunia musik yang juga menjadi passion-nya tapi juga di bidang pendidikan. Anak dari musisi Erwin Gutawa ini nekad memvakumkan kariernya di dunia hiburan demi mengejar pendidikan tinggi. Hasilnya pun tak sia-sia, Gita Gutawa lulus sarjana ekonomi Birmingham of University, Inggris. Selanjutnya dia pun menempuh pendidikan di London School of Economics and Political Science, LSE, Inggris dan berhasil menggondol S2 pada 2015 lalu. Meski sudah meraih Master, namun gadis kelahiran 1993 ini mengaku perjalanannya masih panjang. Masih banyak yang ingin dicapainya. (Diana Runtu)

yang harinya selalu dirayakan tanggal 21 April. Perempuan berusia 50 tahun asal Lombok Tengah ini juga mengaku fokus saja mengurus 4 anaknya. Sejak menikah ia meninggalkan pekerjaannya sebagai penjaga toko di Mataram karena ingin membesarkan sendiri anak-anaknya. Di mata Hartina perempuan yang ada manfaatnya meski itu hanya pada keluarga kecilnya, itulah yang disebut Kartini masa kini. Maksudnya perempuan hadir untuk keseimbangan kehidupan. Ia tidak mengerti untuk menjelaskan lebih jauh lagi karena menurutnya ilmunya tak cukup untuk memahami istilah-istilah yang rumit. “Saya tidak mengerti apa itu milenial, kecuali saya kerjakan saja pekerjaan rumah tangga saya dengan baik. Itu saja,” katanya. Anik dan Hartina adalah cermin perempuan yang berpikir sederhana dalam menyikapi hidupnya. Cukup menjadi berguna, itulah artinya perempuan bagi kehidupan ini. (Naniek I. Taufan)


28 Hari Kartini diper­ingati sebagai hari lahirnya ­seorang perempuan hebat Indonesia yang mendedikasikan hidupnya untuk ­memperjuangkan hakhak se­samanya. Ia adalah Raden Ajeng Kartini, sosok perempuan yang sangat gigih, cerdas, serta bertanggungjawab.

“K

eunggulan yang dimiliki RA Kartini adalah sebuah “rasa” yang datang dari hati nurani untuk menolong sesama. Tanpa adanya rasa tersebut, saya yakin belum tentu semua orang cerdas mampu melakukan banyak pengorbanan untuk mau memikirkan bahkan mampu berjuang demi kepentingan orang lain,” ujar Pipin Carolina BR Barus. Zaman sekarang, menurut mahasiswi Fakultas Hukum Undiknas University ini, perempuan bisa mendapatkan haknya untuk berpendidikan, berkarier, serta melakukan hal lainnya yang lekat kaitannya dengan kepemimpinan layaknya seorang pria. Walau belum diterapkan secara merata, tetapi perempuan yang hidup di zaman milenial ini sangat beruntung bisa melakukan banyak hal.

Sudut Pandang

Perempuan “Sayangnya masih banyak perempuan di era milenial ini terlena dengan nikmatnya dunia modern yang serba instan. Masih banyak perempuan muda lebih memilih pekerjaan yang bertentangan dengan norma yang berlaku ketimbang bekerja keras demi mendapatkan materi. Misalnya, belum lama ini seorang perempuan muda mempertontonkan dirinya di tengah acara sebuah club motor dengan tarian dan aksi tidak senonoh bahkan hanya berbalut bikini. Sayangnya lagi, terjadinya di Jepara, di tanah kelahiran RA Kartini. Dapat kita bayangkan bagaimana perasaan beliau jika masih ada saat ini,” papar mahasiswa berprestasi Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah VIII 2018 ini. Menurut Pipin, era milenial sangat erat kaitannya dengan kecanggihan teknologi. Karena tujuannya memudahkan pekerjaan manusia, maka kita harus cermat menggunakannya. Sosok Kartini di era milenial adalah perempuan yang memiliki karakter Good, Trust, and Smart (GTS), khususnya dalam pemanfaatan teknologi sebagai pe-

nunjang karier dan kehidupan yang positif. Perempuan GTS adalah mereka yang penuh inovasi dan kreatif, juga terpercaya dan bertanggung jawab. Satu hal lagi, kata Pipin, karakter smart ,merupakan komponen terpenting yang harus dipahami oleh Kartini milenial saat ini. Perempuan harus cerdas dalam kehidupan. “Tidak hanya cerdas dari ilmu pengetahuan saja, tetapi perempuan harus cerdas dalam menempatkan diri. Apakah itu di keluarga, pergaulan, pekerjaan, maupun di kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan tidak boleh memandang dirinya lemah, melainkan berani bertanggungjawab dan melakukan hal-hal besar. Perempuan pun harus bisa menyelesaikan berbagai permasalahan secara bijak serta mampu unjuk diri melalui karyanya,” ucap putri pasangan Pengadilan Barus dan Dame Flora Hutauruk ini. GELAP BERGANTI TERANG Di zaman now, ia sangat sulit menemukan sosok perempuan yang

Dimeriahkan Gong Kebyar Wanita, Tari Rejang, dan Makan Ikan

Tjok Adnyani

Eka Wiryastuti

harus dihilangkan. Itulah yang membuat perempuan itu tidak bisa terlihat. Kalau satu perempuan saja keren, tidak akan terlihat,” imbuhnya. Ia sendiri mencontohkan, di Tabanan ia selalu melirik kader perempuan. “Perempuan harus diberi kesempatan, minimal dia bisa jadi kepala dinas,” kata Eka.

perempuan, adalah ilmu pengetahuan. Tujuannya, agar perempuan bisa setara dengan laki-laki. Ke­ setaraan mencakup banyak hal, baik pendidikan, ataupun politik. Menurut finalis Ibu Teladan Bali tahun 2008 ini, perempuan juga mempunyai tugas dan tanggungjawab sejajar dengan laki-laki dalam hal bela negara dan menjaga keutuhan NKRI. Perempuan juga harus meningkatkan cara berpikir bagaimana menggali potensi agar bisa menambah penghasilan sehingga mencapai keluarga sejahtera dan mandiri. “Perempuan

JADILAH PEREMPUAN PERKASA Sementara, menurut Tjok Istri Agung Adnyani, di zaman milineal ini yang perlu ditingkatkan bagi kaum

Peringatan HUT ke- 247 Kota Gianyar, disambut antusiasme masyarakat dari berbagai kalangan. Nampak masyarakat memadati Lapangan Astina Gianyar. Begitu pula pagelaran Gong Kebyar Wanita di Open Stage Balai Budaya pada Sabtu (14/4) yang dikemas bebarungan selalu menjadi daya tarik bagi masyarakat Gianyar.

Pipin

meneladani “rasa” akan hati nurani yang dimiliki Raden Ajeng Kartini. Salah satunya,akibat teknologi dan media sosial yang berimbas pada

juga perlu meningkatkan kewas­ padaan pengaruh lingkungan ter­ hadap generasi muda. “Di sini perlu peran para ibu dalam pengawasan anak-anak mereka mulai dari ke­ giatan yang ada di luar sekolah dan di lingkungan sekitarnya. Intinya, perempuan harus ikut peduli dan aktif,” ujar perempuan yang berulang tahun tanggal 21 April ini. Ia menambahkan, perempuan dalam konteks sebagai seorang ibu, harus tetap menjaga Panca Dharma Wanita, lima tugas pokok perempuan, yakni pendamping suami, pengasuh anak, ikut bermasyarakat, pencari nafkah, dan pengayom keluarga. Menurutnya, ada beberapa sifat perempuan yang harus dihilang­ kan, seperti rasa ketidakberdayaan melakukan suatu hal. Misalnya ada satu pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki, tapi perempuan tidak mau belajar. Harusnya, tidak ada kata penyerah. “Perempuan tidak boleh menyerah dalam satu masalah, sebelum mencoba mencari solusi­ nya. Jadilah perempuan perkasa,” kata istri Tjok Adnyana ini. Ia juga berharap, perempuan perlu menghilangkan rasa minder. “Dari segi pengetahuan dan pendidikan perempuan juga bisa jika ada kesempatan perempuan malah bisa meraih jenjang karier lebih tinggi,” ujar Tjok Adnyani. (Wirati Astiti)

5

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

HUT ke-247 Gianyar

harus Cerdas

Tingkatkan Kepedulian Sesama Perempuan

Di zaman now ini, perempuan harus bisa mengandeng kaumnya. Jangan lupa, untuk bisa muncul di permukaan, perempuan harus bersatu bersama-sama. Namun, ironisnya, yang terjadi, di tengah persingan yang ketat perempuan malah lebih banyak menjadi individual. Sifat dueg pedidi, harus dihilangkan. Demikian diungkapkan Bupati Tabanan Eka Wiryastuti. Menurutnya, banyak perempuan sukses, tapi mereka tidak mau berbagi dengan perempuan lainnya. Padahal, dengan mengangkat derajat perempuan, dan memberi kesempatan itu adalah investasi. “Kesadaran untuk membangun sama-sama itu masih kurang. Rasa gotong royong dan peduli dengan perempuan itu yang perlu di­ tingkatkan,” kata Eka Wiryastuti. Ia menilai, saat ini, perempuan lebih banyak bergaya sosialita “happyhappy” agar eksis, asas manfaat ke depannya tidak ada. “Tidak ada kepedulian perempuan untuk membuka akses untuk kaumnya. Terutama perempuan yang sukses. Karena dari yang suskes dulu akan terbuka jalan,” ujarnya. Ia berharap, bagi perempuan yang sukses, punya perusahaan, minimal kader perempuan di perusahaan itu diperhatikan. “Lebihkan sedikit agar perempuan bisa menambah wawasan dan keterampilan. Biar dia juga pintar. Inti dari dueg pedidi itu

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

gaya hidup dan mindset. Beberapa perempuan yang memiliki karier atau menjadi trendsetter melalui media sosial, belum tentu memikirkan dan mau menolong sesamanya, bahkan menjadi sosok yang extremist. “Sering kali media sosial dijadikan tolak ukur kesuksesan atau bahkan urusan kecantikan. Sehingga banyak perempuan lupa kalau cantik tidak hanya tampilan fisik tetapi dari sikap, hati, dan karya luar biasa diciptakannya,” cetus Pipin. Pipin pun berharap agar perempuan muda di era milennial ini dapat meneladani RA Kartini. Perempuan, mau membuka mindset-nya demi masa depan dan kemungkinan pencapaiannya jika terus berkarya dan gigih. Kartini milenial memiliki tiga permasalahan utama yang harus diperjuangkan saat ini. Pertama , mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kedua, mengakhiri perdagangan orang. Ketiga , mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan. Juara debat lokal maupun nasional ini berharap perempuan harus berani bersuara dan menunjukkan prestasinya, dan bukan sesuatu yang yang instan. “Kita tidak boleh menjadi beban keluarga hanya karena perempuan. Apalagi menjadi sorotan masyarakat karena hal negatif. Saya yakin, jika setiap perempuan memiliki pola pikir dengan karakter GTS, serta ‘rasa’ untuk peduli terhadap sesama, maka RA Kartini akan tersenyum sembari mengingat gelap akan segera berganti terang, sebab Kartini Milenial tengah mampu meneruskan perjuangannya,” pungkas Pipin. (Sri Ardhini)

S

eka Gong Wanita Smara Murti, Celuk, Sukawati yang dipersiapkan sebagai duta Gianyar pada ajang PKB XXXX Tahun 2018 berbarung dengan Seka Gong Kebyar Wanita Pandawa, Tarukan, Mas, Ubud, duta Gianyar tahun sebelumnya. Penampilan kedua Seka Gong Wanita ini mampu memukau penonton. Bahwa, perempuan tak hanya hebat dalam urusan rumah tangga tetapi unggul juga di bidang seni. Mengawali penampilan, Seka Gong Wanita Smara Murti, me-

nyuguhkan tabuh pisan lelambatan berjudul Sraya Pasti, karya I Nyoman Suryadi. Dilanjutkan Tari Tanik karya I Wayan Berata dengan pembina tari I Nyoman Cerita. Kemudian tabuh kreasi “Krepetan”, dan diakhiri tari kreasi baru berjudul “Tedung Jagat” oleh penata tari dan tabuh I Nyoman Cerita. Tak kalah apik, penampilan Seka Gong Kebyar Wanita Pandawa, diawali Pepanggulan Tabuh

Tari Rejang Renteng biasa ditarikan pada piodalan di pura. Tari Rejang Renteng saat ini tengah disosialisasikan eksistensinya oleh pemerintah maupun desa adat sebagai tari sakral. Tari ini bersifat sederhana namun sarat dengan makna. Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Gianyar dalam rangka menyambut Hari Kartini dan HUT ke -247 Kota Gianyar mengadakan lomba Tari Rejang Renteng yang diikuti 15 peserta dari PKK desa se-Kabupaten Gianyar. Hadir sebagai dewan juri adalah Ida Ayu Diastini, S.ST., Ni Ketut Alit Arini S.ST., dan Ni Komang Sasih, S.ST., M.Sn. Pada acara yang berlangsung di Wantilan Jaba Pura Samuantiga, Blahbatuh, Gianyar Selasa

(10/4) tersebut dibuka Asisten Administrasi dan Pembangunan Pemkab. Gianyar I Wayan Suardana. Ketua Iwapi Gianyar, Rai Sukma mengatakan Iwapi sebagai organisasi yang mewadahi wanita pengusaha di Gianyar mengajak kaum perempuan lebih memahami makna Tarian Rejang Renteng melalui lomba sekaligus turut melestarikannya. Sementara itu I Wayan Suardana, mengatakan salut kepada Iwapi Gianyar, atas upaya mereka melestarikan seni budaya melalui lomba tari rejang renteng. Sangat tepat lomba ini dijadikan momentum untuk lebih memasyarakatkan tari rejang renteng, disamping juga sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya di Bali. (hms/ard)

Telu “Campuhan” dengan penata tabuh I Wayan Jebeg dan I Wayan Darya. Dilanjutkan Tari Kelinci, Tabuh Kreasi “Swandewi” serta diakhiri Tari Kreasi Janger “Kesuma Sari”. Sekda Kab. Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya usai pementasan mengatakan, sangat mengapresiasi penampilan dua seka gong

tersebut. Dari tahun ke tahun parade Gong Kebyar baik Seka Gong Wanita, Seka Gong Dewasa maupun Seka Gong Anak-anak selalu mendapat perhatian serius dari masyarakat terlebih bagi pelaku dan penikmat seni itu sendiri. Melihat penampilan duta Gianyar dan antusiasme masyarakat, ia yakin akan mampu menunjukkan yang

terbaik di ajang PKB nanti. Sebelum, Gong Kebyar Wanita tampil, ada penampilan kesenian partisipatif dari Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Pementasan ini sebagai salah satu bentuk partisipasi Bangka Selatan dalam memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar tahun 2018. (hms/ard)

Lomba Tari Rejang Renteng

Gelorakan Gerakan Makan Ikan Masih dalam momen HUT ke -247 Kota Gianyar, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gianyar menggelorakan semangat gerakan makan ikan (GMI) dengan berbagai kegiatan. Dan, Pj. Bupati Gianyar Dr. I Ketut Rochineng, S.H., M.H., pun hadir membuka aneka lomba seperti mewarnai ikan, menangkap lele, dan lomba cipta menu digelar di Lapangan Astina Gianyar, Kamis (12/4). Menurut Kadis DKPKP Gianyar, Ir. Dewi Hariani, diadakannya sosialisasi gemar ikan bagi murid SMP dan sosialisasi keamanan pangan di tingkat SMA, tujuannya untuk mengedukasi mereka tentang manfaat makan ikan sejak dini. Ditambahkannya, untuk lomba cipta menu berbasis pangan lokal ini juga sangat penting dalam mengupayakan ketahanan pangan. Bagaimana kita tidak tergantung pada bahan pangan impor. Masih banyak pangan lokal yang mengandung nilai gizi yang tinggi, asalkan kita

bisa mengolahnya. Ia menghadirkan juri dari ICA yaitu Chef Hendra, dari Poltekes dan unsur PKK Gianyar. Menariknya di acara tersebut juga tersedia stan pameran, di samping juga digelar demo mengolah nugget berbahan dasar lele. Masyarakat pun bisa langsung belajar membuat nugget lele yang sehat dan enak. Sementara itu Pj. Bupati Gianyar I Ketut Rochineng didampingi Sekda Gianyar I Made Wisnu Wijaya berkeliling mengunjungi arena lomba. Mulai dari menangkap lele, mewarnai hingga ke tempat lomba cipta menu. “Mengingat konsumsi masya­ rakat kita akan ikan tidak terlalu tinggi, maka momen ini sangat bagus untuk menggelorakan kembali ‘Gerakan Makan Ikan di Gianyar’. Begitu pun dengan lomba cipta

menu yang diikuti PKK di 7 kecamatan, ini sangat tepat, sebab para ibu yang menyediakan makanan di rumah penting tahu manfaat makan ikan yang dapat meningkatkan kualitas SDM ini,” ucap Ketut Rochineng. (hms/ard)


Woman on Top

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Hiasinta H. Paembonan

Perempuan harus Fasih Teknologi Kartini di era milenial ini harus memiliki semangat dan perjuangan yang sama dengan pendahulu-pendahulunya. Bedanya saat ini para perempuan harus bisa mengoptimalkan potensi diri melalui teknologi yang sedang berkembang. Dan, harus bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkemba­ngan teknologi agar dapat menghasilkan karya-karya positif.

D

emikian diungkapkan General Manager Sales Operation XL Axiata East Java Hiasinta H. Paembonan. Perempuan yang akrab disapa Sinta ini menuturkan dalam era digital sekarang ini tantangan

DESIGNER Salam Unique Perhiasan yang berbahan baku perak tidak akan pernah lepas dengan tiga hal penting, yaitu design, quality, dan price. Ketiga hal inilah yang sering saya bahas agar dapat lebih mengetahui seluk beluk perhiasan khususnya yang berbahan baku perak. Berbicara tentang design, seperti tulisan–tulisan sebelumnya, seorang designer sangat memegang peran penting atau lebih tepatnya memiliki peran strategis dalam pembuatan sebuah perhiasan yang berbahan baku perak. Hal ini terjadi karena awal dari sebuah barang yang akan dibuat, merupakan peran designer

yang sangat menentukan. Bermula dari ide, kemudian diterjemahkan dalam sebuah konsep, hingga dapat mewujudkan dalam bentuk barang. Tentu dengan tujuan agar barang yang dibuat dapat disenangi oleh para customer. Nyoman Eriawan, pemilik UC Silver yang terkenal mempunyai talenta lebih dan sudah lama menggeluti bidang ini menyatakan, seorang designer tidak cukup hanya mendesain, tetapi lebih dari itu. Dia harus memahami produk apa yang akan dijual. Sehingga pemahaman terhadap karakteristik dari barang yang dijual akan lebih dapat membuat suatu barang mempunyai ciri dari perusahaan dimana mereka bekerja.

Misalnya desain Bali, Cina, Eropa, dan lain sebagainya. Untuk pemahaman terhadap ciri khas dari sebuah perusahaan dimana mereka bekerja sebagai designer, mereka haruslah dibekali pengetahuan dari awal. Seperti apa visi dari perusahaan tersebut sehingga visi dari perusahaan dimana mereka bekerja dapat dijadikan dasar untuk berkreasi menciptakan sebuah design. Untuk mencetak seorang designer perhiasan berbahan baku perak yang andal tentu tidak mudah. Di Bali yang sudah terkenal dengan seni, dan banyak yang mempunyai talenta yang mumpuni di bidang design tidak cukup untuk menjadikan mereka designer perhiasan perak yang mendunia. Menurut Eriawan yang sudah puluhan tahun bergelut di bidang ini, tidak terintegrasinya sumber daya manusia menjadi penyebabnya. Mereka mau menggeluti bidang ini hanya karena senang, dan mempelajari secara otodidak tanpa didukung oleh pendidikan formal di bidang ini. Padahal ketika

yang terberat bagi perempuan adalah harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. “Terutama untuk perempuan yang memilih berkarier dan menjadi ibu, karena harus pintar-pintar memposisikan diri serta membagi waktu antara karier dan keluarga,” tegas ibu dua anak ini. Agar bisa bersaing di era digital ini, Sinta memberi kiat. “Perempuan sebaiknya memiliki pendidikan yang baik, keberanian, tekad bulat, kegigihan dan sikap pantang menyerah dalam meraih impian dan mengoptimalkan potensi diri. Kemudian perempuan juga harus fasih dalam teknologi yang sedang berkembang,” ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Surabaya tahun 1993 ini. Sinta yang sudah berkarier di XL Axiata selama 20 tahun berharap kaum perempuan di Indonesia menjadi perempuan yang cerdas, mandiri dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, dapat memanfaatkan kemajuan teknologi secara positif untuk kemajuan diri, keluarga, dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara. “Untuk XL Axiata sendiri sebenarnya sudah memiliki satu program untuk ikut memajukan perempuan Indonesia, yaitu program Sisternet. Jadi perempuan Indonesia bisa bergabung dengan program kita ini, agar bisa lebih baik lagi ke depannya,” tegas Sinta. (Ngurah Budi)

mencetak tenaga designer yang mumpuni mereka harus mempunyai teknik–teknik dasar, yang tentu akan didapatkan dari pendidikan yang khusus di bidang ini. UC Silver sebuah industri perhiasan berbahan baku perak yang sudah sangat terkenal, bahkan menjadi destinasi wisata yang sangat dikagumi saat ini , sangat memahami keadaan ini. UC Silver tetap merekrut orang–orang yang bertalenta di bidang design, namun tidak hanya sebatas itu. UC Silver menginginkan para designer ini memiliki standar internasional. Sehingga setelah mereka dilatih di workshop UC Silver yang tentu sudah memakai alat–alat modern, mereka juga diberangkatkan ke luar negeri untuk mendalami pengetahuan tentang desain. Khususnya desain perak yang berstandar internasional. Dukungan pemerintah sangat penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang andal di bidang ini, agar industri perak di Bali dapat berkembang sesuai dengan perkemban-

gan pariwisata yang sangat pesat. Eriawan berharap agar sekolah seni dapat menambahkan pengetahuan desain perak agar dapat menciptakan designer perhiasan perak dari sejak awal. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom selanjutnya? Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali, kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’. Yang akan membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan, bagaimana keunikan dari design yang tercipta, sampai ke filosofi dari masing-masing karya yang terbentuk. Kalau ingin melihat langsung workshop dan gallery UC Silver, silakan kunjungi kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg Candrametu nomor 1 Batu Bulan Gianyar 80582. Telp (0361) 461511. Atau, kunjungi website kami di www. uc-silver.com. I am unique I am Happy… UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Metropolitan

27

Berhentilah Mengeluh Raihlah Prestasi Seiring dengan kemajuan zaman, makin banyak wanita Indonesia tampil baik sebagai pemimpin ataupun memasuki bidang-bidang kerja yang dulunya ‘dikuasai’ laki-laki. Namun di sisi lain, meski zaman makin maju, masih banyak wanita Indonesia yang membatasi dirinya dalam melakukan sesuatu karena keperempuannya. Pada akhirnya dirinya sendirilah yang menghalangi kemajuannya.

“P

ara perempuan berhentilah membatasi diri un-

tuk melakukan sesuatu. Berhentilah berpikir bahwa Anda berbeda. If you always think you are different then you can’t grab what man can grab,” ungkap Menteri Susi Pudjiastuti. Ia menambahkan,

Susi Pudjiastuti

6

jika terlalu berpikir tentang keperempuanannya maka perempuan tak akan maju. “Jadi mulailah berpikir apa yang bisa dilakukan, bukan berpikir apa yang bisa dilakukan sebagai perempuan,” tegasnya. Ia pun mencontohkan dirinya yang dalam bekerja tidak berpikir laki-laki atau perempuan. Sama saja. Ketika dirinya merasa bisa melakukan sesuatu maka dia pun akan melakukannya. Termasuk dalam memimpin. Dia mengaku meski memimpin organisasi yang mayoritas laki-laki dia tak pernah merasa sendirian. Itu karena dia tidak berpikir soal perbedaan gender dalam bekerja.

“Kalau orang lain bisa, saya pun bisa. Saya tidak pernah berpikir keperempuanan saya adalah sebuah rintangan ataupun hambatan,” tegas Susi yang telah berkali-kali meraih penghargaan ‘Tokoh Inspirasi’ dari berbagai lembaga. Gender, kata Susi, bukan halangan untuk perempuan meraih prestasi. Ada banyak kesempatan dan peluang yang bisa digunakan perempuan untuk bisa meraih prestasi sebaik mungkin. Kartini adalah seorang perempuan yang memiliki kecerdasan intelektual dan pemikiran-pemikirannya sangat jauh ke depan. Dia memiliki kebijaksanaan juga realistik. Itu tergambar dalam surat-suratnya. Di sisi lain, sebagai wanita Indonesia harus mensyukuri hidup di zaman yang penuh kemudahan dan apreasiasi masyarakat terhadap perempuan semakin baik. “Bandingkanlah dengan Kartini

Susi dan Putranya Alvy Xavier (kanan)

orang yang memiliki pemikiran maju tapi hidupnya terkungkung. Sementara kita para perempuan saat ini bisa me-

nikmati segala kemudahan dan apresiasi masyarakat terhadap perempuan sudah sangat jauh lebih baik. Jadi berhentilah mengeluh, stop mempermasalahakan gender. Tapi kerja, bergerak, berkarier, berprestasilah,” ungkapnya. Dalam pandangan Susi, peran perempuan dalam perekonomian Indonesia sangat signifikan. “Tipikal, karakter, budaya kerja orang-orang Indonesia dari suku manapun, saya lihat perempuan menggerakkan ekonomi. Kalau dia (perempuan) tidak di depan sebagai planner atau organizer, paling tidak dia sebagai ‘doing think’, itu yang saya lihat,” ujarnya. Terkait persamaan hak dan kesempatan, hal tersebut sebenarnya harus dimulai dari keluarga. Orangtua harus mendidik anak-anaknya dengan tanggungjawab yang sama tanpa membedakan. “There are no gender different baik dari segi tanggung jawab maupun kemampuan,” ujar wanita kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini. Ibu tiga anak yang telah mengoleksi puluhan penghargaan dari dalam

maupun luar negeri ini menyebut inspirasi hidupnya didapat dari sang ibu tercinta, Suwuh Lasmina. “Ibu saya adalah seorang pekerja keras. Dia adalah perempuan yang berani, lugas. Pada usia 12 tahun, Ibu saya berani kabur dari keluarga karena menolak dinikahkan. Bagi saya itu adalah keberanian seorang wanita untuk zaman tahun 1930-an,” ungkap Susi. CANTIK ITU BANYAK PENGETAHUAN Wanita Indonesia harus berani, optimis dan percaya diri dan mampu membebaskan dirinya dari keterbatasan pemikiran sebagai wanita. Itulah yang telah dilakukannya untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Untuk menjadi cantik, seorang wanita cukup merasa ceria, gembira dan memiliki jiwa positif. Dengan hal tersebut maka kecantikan dari dalam akan terpancar. Sebaliknya jika selalu berpikir negatif akan memiliki wajah yang berkerut. Dengan prinsip itu maka Susi mengaku tak perlu ber­ dandan lama-lama untuk pergi menghadiri acara. “Saya hanya butuh waktu 45 menit, itu sudah termasuk mandi, berpakaian dan berdandan,” ujar Susi yang mengaku merasa heran jika ada perempuan yang menghabiskan waktu berjam-jam berdandan untuk menghadiri sebuah acara. Baginya waktu sangat berharga dan sayang kalau harus dibuang begitu saja. “Mau cantik, boleh, tapi kalau menghabiskan waktu, then what?” ucapnya. Untuk merasa cantik, seorang perempuan harus memiliki rasa percaya diri dan percaya diri itu dibangun, salah satunya, dengan memiliki pengetahuan. “Untuk menjadi confident kita harus punya banyak pengetahuan. Orang ‘berisi’ dan ‘tidak berisi’ di kepalanya pasti akan tampil beda,” katanya. Menurutnya, kecantikan adalah penting. Namun kalau setiap hari hanya berpikir apa kelebihan bedak ini-itu, apa produk terbaik untuk kulit, itu buang-buang waktu. “That’s waste your time, dan Anda tidak akan pernah percaya diri,” ucap Susi yang pada akhir Maret lalu lenggak-lenggok di catwalk Indonesia Fashion Week 2018. (Diana Runtu)


Surabaya

26

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Selalu Tingkatkan Kualitas Produk

“Harta yang terindah adalah keluarga”. Itulah kata-kata bijak yang selalu diingat Nisma Kumalasari, perempuan lajang kelahiran Surabaya 23 Mei 1984. Waktu bersama keluarga adalah golden time. Ia selalu terkenang momen langka bersama almarhum orangtuanya, utamanya saat membantu papa dan mamanya membuat kue lebaran.

N

isma awalnya dire­ mehkan bahkan dilecehkan oleh teman-temanya. Karena selain berpenampilan tomboy, dia awalnya memang tidak bisa memasak dan jauh dari aktivitas dapur.

“Sebelumnya saya ogah-ogah­ an membantu mereka membuat kue, tapi mereka tetap meyakink­ an saya untuk belajar memasak dan membuat kue,“ kata pemilik usaha Eco Cookies ini. Pada 2009 berbekal nasihat dan ilmu membuat kue dari ma­

Siti Munawaroh

Modin Wanita Termuda Keberadaan modin (pemandi jenazah) di kota besar seperti Surabaya makin langka. Pada­ hal hampir tiap hari ada orang meninggal yang jenasahnya per­ lu dipulasara/dirawat sebelum dikebumikan. Untuk jenazah berjenis kelamin perempuan di­ tangani oleh modin perempuan, hal ini untuk menjamin kehorma­ tan almarhumah selama proses pemulasaraan. Selain itu modin perempuan biasanya lebih te­ laten dalam menyiapkan pernik– pernik peralatan kematian. Adalah Siti Munawaroh salah seorang modin wanita di wilayahnya. Perempuan kela­ hiran Surabaya 18 Juli 1985 ini termasuk salah seorang modin perempuan termuda di Sura­ baya, kebanyakan teman teman­ nya sesama modin adalah ibu–ibu yang sudah lanjut usia. Sebagai seorang istri petugas penyuluh agama yang merang­ kap sebagai modin laki-laki, istri Hengki Candra ini tahu betul tu­ gas suaminya yang banyak berke­ cimpung pada hal-hal pembinaan keagamaan pada masyarakat. Di­ apun juga terpilih sebagai modin dan aktif sebagai ketua jemaah tahlil di kampungnya di daerah Benowo Surabaya. Untuk meningkatkan kapa­ sitas dan kemampuan dalam merawat jenazah, maka alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Surabaya ini juga mengikuti pembinaan dan

Siti Munawaroh

pelatihan modin yang diseleng­ garakan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya. Dia berhasil menye­ lesaikan kegiatan tersebut dan mendapatkan sertifikat. “Saya diajari materi mengenai cara perawatan jenazah yang benar dan aman bagi modin baik dari sudut pandang kesehatan maupun menurut ilmu agama. Hal ini agar setelah proses pe­ mandian jenazah, tidak ada per­ soalan yang timbul antara pihak keluarga jenazah dengan modin,” kata Siti. Ia paham dan sadar benar akan profesi dan tanggung jawab­ nya yang tidak mengenal waktu dan kesibukan, oleh karena

itu dia selalu siap 24 jam apa­ bila sewaktu sewaktu rumahnya diketuk orang karena ada orang yang meninggal dan perlu dira­ wat jenazahnya. Sejak 2016, perempuan manis berhijab ini sudah memandikan sebanyak 30 jenazah. Untuk bulan Maret 2018 tercatat sudah 3 orang yang dipulasara oleh dirinya. “Saya pernah mengurus jenazah orang meninggal karena telinganya bengkak dan jenazah perempuan hanya dengan satu kaki karena diamputasi,“ ke­ nangnya. Untuk mengapresiasi tugas dan pengabdian modin, se­ jak 2015 Pemerintah Surabaya menaikkan honor modin yang semula Rp 150.000 menjadi Rp 300.000. Ke depan akan dilaku­ kan perekrutan modin baik mo­ din laki-laki maupun perempuan, mengingat jumlah modin saat ini hanya 1.400 orang padahal yang dibutuhkan sekitar 1.700 orang. Diharapkan tiap Rukun Warga (RW) di Surabaya memiliki mo­ din laki-laki dan perempuan. Aktivitas sehari-hari ibu dari 3 anak ini adalah seorang wiras­ wasta yang bergerak di bidang jasa wedding organization dan pemilik usaha pembuatan ma­ kanan kemasan. ”Sebelumnya saya pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik pen­ gelolaan udang di kawasan Mar­ gomulyo,” ujar Siti. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

manya tersebut, putri pasangan Gatot Susanto dan Ismianingsih ini memulai usaha pembuatan kue dan nasi kotak. Berbagai kue ba­ sah dihasilkannya seperti risoles, macaroni schotel, cake, lemper, sus, dan aneka kue modern lain­ nya, juga kue kering seperti cas­ tengel, nastar, dan lidah kucing. Sebelum menekuni bisnis pem­ buatan kue, anak kedua dari dua bersaudara ini juga pernah juga berjualan bakso dan mie ayam serta menjalankan usaha rental game online. “Saya juga pernah bekerja sebagai tenaga call centre di Telkomsel, saat itulah saya nyambi jualan kue kering. Dan alhamdulilah laku keras,” ujar alumni Fakul­ tas Informa­ tika STIKOM

Surabaya ini. Produk kue ker­ ing buatan Nisma dipasarkan secara online di jejaring media sosial sep­ erti. Ia menge­ mas dalam uku­ ran 500 gram dan mematok harga Rp 75.000 untuk castengel, Rp 65.000 un­ tuk nastar, dan Rp 50.000 untuk

lidah kucing. Setiap bulan Rama­ dhan dia mampu meraup omzet sebesar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. “Dalam waktu dekat saya akan meluncurkan varian baru yaitu castengel hitam manis dan nastar onde-onde,” jelas warga Simo Hilir Barat ini. Perempuan berhijab ini selalu meningkatkan kualitas produknya mulai dari pemilihan bahan premium, dan menjauhi penggunaan bahan kimia berbahaya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ketatnya persaingan bisnis kue. Berbagai kegiatan pameran diikuti untuk lebih memperke­ nalkan produk kue kering yang dihasilkannya antara lain roadshow di kecamatan Sukomanunggal dan Mlaku–Mlaku Nang Tunjungan. Untuk memperluas jaringan dan menambah pengetahuan, gadis yang hobi membaca ini ber­ gabung dengan program Pejuang Muda yang diselenggarakan oleh Pemerintah Surabaya setiap hari Sabtu di Kapas Krampung Plaza. “Impian saya adalah mengem­ bangkan usaha saya dari UKM jadi in­ dustri, supaya bisa menyerap lebih banyak menyerap ten­ aga kerja,” te­ gasnya. (Nanang/ Bisnis Surabaya)

Nisma Kumalasari

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Woman on Top

7

Eka Wiryastuti

Ciptakan Tari Rejang Sandat Ratu Segara Hidup ini adalah berbuat, bergerak, dan berkesinambun­ gan. Pergerakan dengan seni sangat mudah diingat. Selain itu, ucapan syukur kepada alam semesta, termasuk Ratu Segara yang sudah menuntun Tabanan sehingga mendapatkan banyak prestasi dan membuat Tabanan makin maju.

I

tulah tujuan utama Bupati Ta­ banan Eka Wiryastuti mencip­ takan tari kreasi baru Rejang Sandat Ratu Segara. “Saya berharap, tarian ini bisa menjaring kader muda sebagai penerus untuk cinta dan mau menjaga Tabanan,” ungkapnya. Ia mengatakan, tarian ini sangat unik karena ada unsur perpaduan budaya Jawa dan Bali. Menurutnya, mengapa ada budaya Jawa di dalam­ nya, mengingatkan kita jangan lupa kepada sejarah. “Kita tidak boleh lupa, nenek moyang kita berasal dari Jawa,” kata Eka. Dalam tarian yang berdurasi 11 menit ini, juga diisi de­ ngan suara sinden dan kakawin Bali. Tarian Rejang Sandat Ratu Se­

Sosok AKP Putu Diah Kurniawandari, S.IK., M.Si., sangat menarik untuk dibahas. Perempuan muda dengan paras ayu ini, dipercaya me­ megang jabatan se­ bagai Kasat Lantas Polres Buleleng. Ja­ batan yang selama ini selalu dipegang oleh figur laki-laki, mampu ia emban dengan penuh tanggung jawab.

gara juga disebut sakral, karena ada pakem-pakem yang memang harus dipatuhi seperti yang menarikan tidak boleh da­ lam kondisi haid/cuntaka. Para penarinya memang dikhususnya bagi siswi SMP dan SMA. “Tarian ini saya ciptakan cukup singkat hanya tiga minggu. Saya dibantu Muder dan

ter 20 orang, master ini akan turun kecamatan. Para pelatih akan menari akbar di Gedung Marya. Setelah itu, baru mereka turun ke masing-masing kecamatan,” jelas Eka. Dari segi busana, tarian ini ter­ lihat sangat sederhana tak banyak mengambil warna. Penari dalam balutan kebaya putih dengan kain dan selendang hijau serta hiasan Tarian Rejang Sandat Ratu Segara

Dadong Rerod,” ujar Eka. Rencananya tarian ini akan dipentaskan di pelantaran Tanah Lot, Kediri, Tabanan, pada 18 Juli 2018 pukul 18.18. Tidak perlu penari yang ban­ yak, kare­na para penari ha­ nya boleh menari di areal wewidangan Tanah Lot, se­ hingga terpilih 1800 penari. “Kemarin Sabtu, tarian ini di­ pentaskan di pendopo rumah se­ bagai pre-event untuk disebarkan nanti ke masing-masing keca­ matan. Kami membuat mas­

Menurut perempuan yang baru sebulan menduduki jabatannya ini, menjadi seorang perempuan di era milenial berarti memiliki kebebasan dalam berkarya dalam bidang apapun. Tidak hanya menjadi perempuan yang ber­ tanggung jawab dengan kodratnya, perem­ puan generasi milenial juga

kepala bunga sandat dan cempaka. Rencana ke depan, Eka Wiryastuti juga akan menghadirkan tarian ini di Festival Pantai Yeh Gangga, Batu Bolong dengan 3600 penari. (ast/bns)

Inspirator kaum perempuan

Putu Diah Kurniawandari

Minimalisir Kesalahan dapat menyetarakan diri dengan kaum maskulin di berbagai bidang kehidupan. Perempuan yang akrab disapa Diah ini mengatakan perempuan dan laki-laki memiliki kesampatan yang sama khususnya dalam bi­ dang pendidikan dan karier. “Saat ini perempuan bisa menggantikan tugas dan pekerjaan yang laki-laki bisa lakukan, yang membedakan keduanya hanya kodrat,” papar Diah. Lahir di lingkungan keluarga polisi, membuat Diah sejak lahir dididik menjadi pribadi tangguh dan disiplin. Sempat menyukai seni tari, Diah akhirnya diarahkan ke sebuah klub bulutangkis yang mengantarkannya menjadi atlet berprestasi di tingkat provinsi. Namun, kembali ke cita-cita masa kecilnya Diah akhirnya memu­ tuskan untuk masuk di Akademi Kepolisian. Uniknya selama ber­ tugas sebagai anggota kepolisian Diah selalu mendapat tugas di bidang reserse dan baru kali ini ditugaskan di bidang lalu lintas.

Memimpin di fungsi yang berbeda membuat perempuan kelahiran Denpasar ini perlu penyesuaian dan banyak belajar. “Beberapa kali pindah tugas yang biasanya di bidang reskrim dan baru kali ini ditempatkan di bidang lalu lintas, sama sekali tidak ada basic lalu lintas sehingga ini membuat saya perlu banyak belajar,” ungkapnya. Bahkan perempuan kelahiran 27 Agustus 1987 ini mengatakan menjadi seorang kepala satuan yang hampir sebagian besar ang­ gotanya adalah laki-laki tidak menjadi masalah untuk dirinya. Meskipun dipimpin oleh seorang perempuan, akan tetapi dengan menjaga komunikasi dengan ang­ gotanya serta menempatkan peran dan posisi maka segala tugas dan pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik. “Karena ini baru pertama kali mereka memiliki seorang Kasat perempuan tentu perlu dilakukan penyesuaian, tetapi selama ini kami sama-sama mampu dan me­

nyadari tugas masing-masing sehingga tidak ada masalah yang berarti,” ujarnya. Diah menambahkan, meski­ pun perempuan era mi­lineal bebas untuk berkarya, perlu ia tekankan untuk tetap melak­ sanakan tugas dengan baik da­ lam bidang pekerjaan apapun. Diberi kepercayaan yang sama dalam pekerjaan dengan lakilaki sehingga perempuan juga dituntut mengemban tanggung jawab yang sama. Ini berarti perempuan akan menjadi so­ rotan sehingga menekan ke­ salahan dalam bekerja menjadi hal yang sangat penting. “Dalam dunia kepolisian perempuan masih menjadi kaum minoritas sehingga seke­ cil apapun kesalahan yang diperbuat akan menjadi soro­ tan. Maka dari itu, saya selalu tekankan kepada adik-adik pol­ wan untuk selalu meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)


8

Bunda Ananda

Jangan Resah belum Miliki KIA Beberapa bulan terakhir, Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar (Disdukcapil) dipadati para orangtua murid yang bermaksud mengurus Kartu Identitas Anak (KIA) untuk putra-putrinya. Para orangtua ini khawatir jika anak mereka tak mengantongi KIA, tidak akan bisa mengikuti ulangan umum maupun ujian. Hal ini diungkapkan Plt. Kadis Dukcapil Kota Denpasar, Ir. A.A. Istri Agung, M.M. saat ditemui di ruang kerjanya Rabu (18/4).

I

a mengatakan, sesungguhnya di tahun 2016 yang dipakai pilot project di Bali dan didanai pusat adalah Negara (Jembrana). Saat itu, Denpasar yang notabene bukan menjadi pilot project, atas kebijakan Wali Kota juga membuatkan KIA untuk mendukung Kota Layak Anak yang pendanaannya dari APBD. Diujicobakan mulai 2016. “Seiring berjalannya waktu, saat ini kami belum bisa memberikan manfaat lebih dari kepemilikan KIA. Hanya kartu identitas anak untuk anak di bawah usia 17 tahun. Jika sudah 17 sudah diganti KTP,” ucapnya. Istri Agung menyampaikan, sekarang ini di Kota Denpasar, orang-orang sibuk mengurus itu. Sebenarnya dari Capil, pernah mengundang Dikpora dan instansi terkait kaitannya dengan pelaksanaan KIA. Mungkin penerimaannya di bawah berbeda. Dikpora hanya

mengimbau agar anak di bawah 17 tahun memiliki KIA, hanya saja penyampaian berbeda. “Tanpa KIA, anak-anak tidak boleh ujian, tidak boleh ulangan umum, akhirnya ramailah di sini (Disduk Capil),” terangnya. Pihaknya pun sudah mengklarifikasi melalui Dikpora yang membawahi sekolah-sekolah di Denpasar, untuk menyampaikan bahwa pemanfaatan KIA itu belum ada. Di beberapa daerah lain seperti, Surakarta dan Bogor sudah ada manfaatnya, seperti mendapatkan

“KIA ­sementara ini belum ada ­m anfaatnya. ­Intinya, jangan resah, ­k arena tidak ada kaitannya dengan tidak boleh ikut ulangan umum atau ujian”

diskon di toko buku tertentu dan tempat bermain. “Untuk di Denpasar sementara belum. Tapi kami bersama tim masih mengkaji dan studi banding terkait proses dan pemanfaatan KIA ini,” ucapnya. Karena membludaknya kepengurusan KIA, Istri Agung mengatakan pihaknya mengambil kebijakan, bahwa yang diprioritaskan adalah mereka yang saat ini kelas 6 SD menuju SMP, dan yang kelas 3 SMP menuju SMA, dikarenakan keterbatasan pada blanko. Sedangkan data di Dikpora menyebut ada 143.687 jumlah anak usia 5-17 tahun yang harus memiliki KIA, di luar yang sudah paket. “Yang paket itu, begitu anak lahir, langsung dibuatkan Akte Lahir dan KIA,” jelasnya. Untuk memfasilitasi pembuatan KIA ini, Disduk Capil menerapkan sistem jemput bola ke sekolah-sekolah, yang dilakukan secara kolektif. Istri Agung membuka sedikit informasi teranyar bahwa untuk

Ir. A.A. Istri Agung, M.M.

2018, yang dipakai pilot project utuk perekaman KIA di Bali adalah Denpasar dan Klungkung. Yang nantinnya akan difokuskan dalam pencetakan KIA. Sebelum itu dari pusat akan melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah, panti, rumah sakit bersalin, RSUD, dan aparat yang bekerjasama dengan kami, kepala lingkungan, lurah, camat.

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018 “KIA sementara ini belum ada manfaatnya. Intinya, jangan resah, karena tidak ada kaitannya dengan tidak boleh ikut ulangan umum atau ujian,” tegasnya lagi. KIA itu dijelaskannya dasarnya agar anak memiliki akte kelahiran. Dengan ada KIA, masyarakat mau mengurus akte kelahiran. Kadang-kadang, anak itu memiliki akte kelahiran tapi nama di KK berbeda dengan di ijazah. “Dengan mereka sekarang mengurus KIA otomatis akte kelahiran kami cek, KK juga kami cek. Ini juga yang mendari kami kenapa kelas 6 SD dan kelas 3 SMP yang kita prioritaskan karena mereka akan penerbitan ijazah. Agar di semua dokumen ini nama mereka tidak berbeda-beda (sama),” jelas Istri Agung didampingi didampingi Kabid Kependudukan Disdukcapil Lely Sriadi. Terkait KTP, ia mengimbau untuk anak-anak berusia 16 menuju 17 tahun, saat ini sudah bisa melakukan perekaman KTP di masing-masing kecamatan. Sehingga ketika anak nanti berusia 17 tahun sudah bisa langsung dicetak. Apalagi menjelang Pilgub Juni mendatang. (Inten Indrawati)

PEMBUATAN KIA Proses pembuatan KIA ada dua tahap. Bagi anak kurang dari 5 tahun diberikan KIA yang tidak disertai foto. Setelah anak berusia 5 tahun sampai dengan usia 17 tahun kurang satu hari diberikan KIA dengan menampilkan foto pemilik kartu. Setelah berusia 17 tahun lebih satu hari diganti dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Penerbitan KIA ini (bagi yang belum memiliki akte kelahiran) didahului dengan menerbitkan akta kelahiran anak dan juga Kartu Keluarga (KK) orangtua. Karena, penerbitan KIA dilakukan setelah penerbitan NIK (Nomor Induk Kependudukan) sebagai dasar penerbitan akte kelahiran dan kartu keluarga (KK). Penerbitan KIA diperlukan agar anak yang berusia 0 sampai dengan 17 tahun kurang satu hari memiliki dokumen kependudukan sehingga memudahkan anak dalam mengurus berbagai dokumen. Sehingga semua orangtua yang memiliki anak yang berusia di bawah 17 tahun mulai sekarang sudah dapat memproses kartu identitas semua keluarganya. CARA MEMBUAT KIA : Bagi anak yang baru lahir, KIA akan diterbitkan bersamaan dengan penerbitan akta kelahiran. Sementara, bagi anak yang belum berusia 5 tahun, tetapi belum memiliki KIA, orangtua harus memenuhi persyaratan administrasi. Pertama, yaitu menyiapkan fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukkan kutipan akta kelahiran. Kedua, menyiapkan fotokopi kartu keluarga asli orang tua/wali. Selanjutnya, menyiapkan KTP-el asli dan fotokopi kedua orang tua/wali. Kemudian, bagi anak yang telah berusia 5 tahun, tetapi belum memiliki KIA, orangtua harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu menyiapkan fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukan kutipan akta kelahiran. Kedua, menyiapkan fotokopi kartu keluarga asli orang tua/wali. Selanjutnya, menyiapkan KTP-el asli dan fotokopi kedua orang tua/wali. Selain itu, membawa KTP asli kedua orang tua/wali, dan membawa pas foto anak ukuran 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar.

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Memperluas jaringan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh kepala daerah. Karena dalam membangun daerah itu kepala daerah tidak bisa melakukannya sendiri melainkan membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti para investor. Dan itu bisa diperoleh dengan memperluas jaringan.

M

elalui jaringan yang luas tersebut, kepala daerah akan memeroleh kemudahan untuk membangun dan memajukan daerahnya, ka­rena mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk para investor. “Membangun daerah ini tidak bisa sendiri”. Dmikian diungkapkan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dalam Musyawarah Rencana Pembangun­an (Musrenbang) Provinsi NTB, yang berlangsung minggu lalu dan dihadiri sekitar 600 peserta termasuk Staf Ahli Menteri Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Dr. Suhajar Diantoro, M. Si. dan Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur, Ir. Bambang Priyambodo. Karena itu, Gubernur NTB mendorong seluruh kepala daerah di tingkat kabupaten/kota seNTB untuk membangun kerjasama dan membuka jaringan seluas-luasnya. Tidak hanya memba­ ngun jaringan dengan berbagai kalangan di tingkat pusat saja, namun juga memperluas ja­ringan dengan ber­­bagai kalangan di du­ nia internasional demi mema­jukan daerah ini. Selain mendo­ rong untuk membuka jaringan seluasluasnya, Majdi juga

Bumi Gora

25

Membangun Daerah dengan Perluas Jaringan mengungkapkan harapannya kepada seluruh bupati/wali kota untuk terus membangun daerah dan masyarakat. Sebab, pada sudut pandang kontestasi di Indonesia, kepala daerah memiliki kewajiban untuk berlomba dalam hal kebaik­ an (fastabiqul khairat). “Fastabiqul khairat itu harus tercermin dalam seluruh ikhtiar kita,” katanya. Gubernur NTB ini juga me­ ngatakan bahwa kemajuan NTB saat itu merupakan buah ikhtiar kolektif yang dilakukan seluruh unsur, baik di pemerintahan maupun masyarakat. “Wajah NTB saat ini adalah ikhitiar kita bersama yang tidak kenal lelah, bersama-sama membangun,” ujarnya. Karena itu, ia menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas seluruh ikhtiar dan kerjasama dalam berpartisipasi memajukan daerah. “Dengan kebersamaan tersebutlah, muncul energi dan semangat untuk melakukan per­ ubahan ke arah yang lebih baik. Saya minta semangat kebersamaan ini terus diperkuat,” harapnya seraya memotivasi bupati/wali kota dengan mengatakan bahwa sejarah akan mengingat apa yang dilakukan setiap pemimpin. (Naniek I. Taufan)

Rumuskan Program Utama

5

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bapenda) NTB, Ir. Ridwansyah mengatakan bahwa fokus pembangunan di tahun 2019 mendatang dapat dirumuskan dalam lima program utama yaitu, percepatan penurunan angka kemiskinan dan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat, peningkatan pelayanan dasar, peningkatan infrastruktur dasar dan strategis, bidang sosial keagamaan, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanggulangan bencana. Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur, Ir. Bambang Priyambodo saat memberi sambutan dalam Musrenbang ini. Ia memuji kemajuan NTB dalam sepuluh tahun terakhir. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi, NTB berhasil menjadi daerah yang maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7,1 persen. Selain itu, tingkat kemiskinan di NTB turun menjadi sekitar 15 persen. Karena itu, untuk terus menjaga kemajuan NTB tersebut, menurutnya perlu dibangun industri pengolahan. Sehingga, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat. (Naniek I. Taufan)


Bumi Gora

24

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Aktif Mewujudkan GEN 2025

“Ibu kita Kartini, putri sejati putri Indonesia, harum namanya. Ibu kita Kartini, pendekar bangsa pendekar kaumnya untuk merdeka. Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia ­sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia.”

PKK NTB Raih Penghargaan Dinilai paling progresif dalam mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan generasi Emas Nusa Tenggara Barat (GEN) 2025, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, di bawah kepemimpinan Hj. Erica Zainul Majdi menerima penghargaan dari Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Ketua Umum PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menerima penghargaan tersebut saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Nusa Tenggara Barat, minggu ini.

P

rogresivitas TP PKK NTB beberapa tahun terakhir memang terlihat dinamis. Berbagai kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat terus dilakukan. Salah satu aktivitas TP PKK NTB yang tidak pernah berhenti adalah memberi perhatian terhadap pencegahan pernikahan dini di kalangan anak-anak NTB. Pendewasaan usia pernikahan menjadi fokus dan perhatian utama PKK NTB. Organisasi ini terus bergerak dan gencar melakukan sosialisasi untuk mencegah terjadinya pernikahan dini di masyarakat. Sosialisasi tentang penundaan usia perkawinan atau pendewasaan usia perkawinan dilakukan dengan sasaran khususnya kepada anak-anak muda untuk tidak melakukan pernikahan dini sebelum umur yang pas yakni umur 25 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk wanita. Target yang ingin dicapai oleh TP PKK NTB adalah bisa memberikan pemahaman secepat mungkin kepada seluruh anak muda di NTB khususnya

di perdesaan-perdesaan untuk tidak melakukan pernikahan dini. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan generasi emas Nusa Tenggara Barat. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) telah menjadi salah satu isu prioritas di NTB dan telah tercantum sebagai salah satu indikator pencapaian dalam RPJMD NTB Tahun 2013-2018. Usai menerima penghargaan tersebut, Erica menyampaikan rasa syukur dan menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh kader PKK di kabupaten/kota se-NTB yang telah bekerja keras mendukung program pemerintah daerah. Terutama bagaimana mewujudkan generasi emas NTB tahun 2025 mendatang. “PKK akan terus melakukan ikhtiarikhtiar agar generasi selanjutnya lebih baik dari kita,” ungkap Istri Gubernur NTB tersebut. Ia mengajak seluruh kader PKK untuk terus memperkuat kebersamaan dan kerjasama dalam mewujudkan 10 program PKK. Karena menurutnya, PKK lahir untuk mendukung program pemerintah, terutama bagaimana

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

L

Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menerima penghargaan dari Gubernur NTB

meningkatkan derajat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Erica meyakini peran PKK bagi pemerintah ke depan akan semakin besar. Apalagi presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 99 tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan dan

Gubernur NTB memberi penghargaan kepada PKK NTB karena organisasi wanita ini dinilai paling aktif dalam mendukung terwujudnya Generasi Emas NTB 2025.

Kesejahteraan Keluarga. “Salah satu isinya adalah peningkatan

anggaran untuk PKK,” katanya. (Naniek I. Taufan)

agu ciptaan WR Supratman ini menjadi bagian dari pembukaan sarasehan “Wanita Bali Bicara (Dalam Teks dan Konteks)” di Aula Lantai 3 Rektorat Universitas Hindu Indonesia, Denpasar, Kamis (19/4). “Kegiatan ini bagian dari memaknai perayaan Kartini. Bagaimana kita memuliakan wanita seutuhnya. Dimana wanita dimuliakan di sana ada kesejahteraan,” ujar Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H., Pembina UKM ����������������� Kelompok Diskusi Dipa Bhawana saat memberi pengantar. Sarasehan ini diharap menjadikan wanita Bali menunjukkan eksistensi. Jangan sampai dibingungkan dengan pilihan tradisi dan modernitas. Wanita harus bijaksana dalam segala situasi. Mereka yang hadir sebagai narasumber adalah Sayu Sutrisna Dewi, Kadek Aria Primadewi, Ni Nyoman Nilawati, dan IA Ketut

Made Taro

Sri Sumiartini. Sarasehan dipandu Rai Setiawati. Acara ini juga dihadiri Perempuan Inspiratif Tokoh seperti IA Selly Fajarini, AAA Tini Rusmini Gorda, Made Herry Erika, dan Helga Riftiana. Undangan lainnya adalah Ni Putu Putri Suastini, DAP Sri Wigunawati, dan para pejabat di lingkungan kampus Universitas Hindu Indonesia. Rektor Universitas Hindu Indonesia Prof. Dr. Drh. I Made Damriyasa, MS menyambut baik kegiatan yang digagas UKM Ke­ lompok Diskusi Dipa Bhawana. “Ini merupakan tahapan awal untuk membentuk Pusat Kajian Wanita Hindu di UNHI,” tegasnya. PENDIDIKAN ADALAH KUNCI UTAMA Sayu Sutrisna Dewi memaparkan wanita adalah penggerak utama ekonomi kreatif Indonesia. Banyak sektor kuliner, fashion, kerajinan, pertunjukan yang

SEMUT DAN KUPU-KUPU

Seekor semut besar kemerah-merahan berjalan-jalan di sebuah taman. Ketika menoleh ke atas, ia melihat sebuah benda aneh tergantung di ranting pohon. “Hai, benda aneh! Siapa kamu? Bentukmu tidak beraturan, seperti kotoran sapi yang dilemparkan ke atas,” tanya semut itu sambil menengadahkan kepala. “Namaku Kepompong. Aku memang ditakdirkan begini. Siapa namamu?” tanya benda aneh seperti kotoran sapi itu. “Namaku Sumangah. Aku semut yang bebas mondarmandir dan selalu mendapatkan makanan yang enak-enak. Kasihan aku melihat nasibmu yang sial itu! Bentukmu jelek dan tergantung lagi,” ledek Sumangah sambil meninggalkan tempat itu.

Keesokan harinya si Sumangah lewat lagi di tempat itu. Ia melongok ke atas, melihat Kepompong yang tergantung. Kemudian meninggalkan tempat itu sambil tertawa cekikikan. Beberapa hari kemudian Sumangah yang suka meledek itu lewat lagi di tempat itu. Hujan baru saja turun dan di langit mendung tebal berarakan. Ia sengaja lewat di tempat itu untuk memamerkan keunggulannya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia sanggup mengangkut segumpal roti yang besar dan berat. Ketika melongok ke atas, ia terheran-heran. Benda aneh yang bernama Kepompong itu tidak ada lagi. Hujan yang makin lebat memaksa Sumangah berjalan lambat dan terengah-engah. Ia merayap dan merayap. Sial! Semut besar kemerah-me­ rahan itu tergelincir, lalu jatuh

9 Edukasi Dimana Wanita Dimuliakan Disana Ada Kesejahteraan

Suasana sarasehan “Wanita Bali Bicara (Dalam Teks dan Konteks)” di Universitas Hindu Indonesia, Denpasar

digeluti wanita. Secara umum, wanita memiliki kelebihan, yakni terampil dan good time management. “Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka dunia dan paspor untuk meraih kebebasan,” ujar Ketua Inkubator di genangan air. Ia merontaronta menahan diri agar tidak tenggelam. Roti yang dibawa­ nya terlepas lalu hanyut me­ng­­ h­ilang. Untunglah di dekatnya jatuh sepotong ranting. Ia pegang ranting itu erat-erat, lalu tiba-tiba ia merasakan dirinya melayang-layang. Di tempat itu, di bawah sebuah pohon, ia dapati dirinya duduk berdampingan dengan seekor hewan bersayap indah. “Terimakasih, kau telah menyelamatkan hidupku. Siapa kamu?” kata Sumangah terengah-engah. “Sungguh kasihan aku melihatmu tenggelam dan hampir mati. Akulah yang menjatuhkan sepotong ran­ting di dekat­ mu. Dulu ketika bentukku jelek, aku bernama Kepompong. Sekarang aku sudah berubah menjadi makhluk yang bisa terbang. Namaku Kupu-kupu.” Semut besar kemerahmerahan yang bernama Sumangah itu malu tersipu-sipu. Ia berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada makhluk bersayap itu. Dalam hati ia berjanji, tidak akan menyombongkan diri dan tidak akan mengejek makhluk-makhluk aneh lainnya. (Spanyol)

Bisnis Universitas Udayana ini Sementara itu Kadek Aria Primadewi menyoroti pen­ tingnya pendidikan pranikah. Hal ini penting agar pasang­ an yang menikah siap untuk meng­hadapi tantangan abad 21, seperti perkembangan iptek, kecepatan arus informasi, kegamangan budaya, krisis identitas dan jati diri serta kompleksitas kehidupan.

Dapatkan

IA Ketut Sri Sumiartini menambahkan peranan perempuan sangatlah besar dalam segala aspek kehidupan. “SDM perempuan tidak kalah dengan laki-laki. Di era milenial perempuan wajib meningkatkan kapabilitas dan kemampuan agar bisa bersaing dan mampu mengambil peran dan berkontribusi demi Bali,” tegas istri I Ketut Sudikerta ini. (Ngurah Budi)

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588


10

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Leadership Hebat perlu Strategi dan Berpikir Kritis

P

ada acara yang dihadiri sejumlah tokoh peng­ usaha, pendidik, maha­ siswa, seperti Tomoko Kanazawa, Agung Putra, Dr.

Hariyanto, Widya R. Erata , Poppy Dharsono, Putri Kusumaward­ hani, Puteri Indonesia 2018 Sonia Fergina, tersebut juga dilaksana­ kan diskusi bedah buku berjudul

“To Infinity and Beyond Cosmo­ politanism in International Rela­ tions” karya peneliti dari The ASC Prof. Anak Agung Banyu Perwita , Ph.D., dan Reza Alexander An­ tonius Wattimena, Ph. D., serta penerbitan jurnal rutin ‘Manaje­ men Strategi The ASC’ Volume 41, edisi April 2018. Menurut Ary Suta, untuk men­ capai kehebatan perlu leadership yang hebat . Leadership yang hebat perlu strategi yang hebat juga. Begitu pula strategi yang hebat memerlukan critical thinking atau cara berpikir kritis. Selanjutnya, ketika kepemimpinan yang an­ dal dibarengi strategi yang hebat maka akan menghasilkan nilai. Dan, dari nilai yang tinggi ini bakal menggulirkan kecerdasan. Dikatakannya lebih lanjut bahwa untuk memenangkan persaingan global diperlukan kecerdasan. Indonesia, bahkan dunia pun memerlukan orangorang yang cerdas disertai nilai kejujuran. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki rasa berbagi. Karenanya, Ary Suta mengun­ dang para penulis, terutama yang tulisannya tidak menyinggung orang lain.”Tulisan yang menjun­ jung kejujuran dan mencerdaskan orang lain. Jadilah orang yang berbahagia, yakni orang yang bisa menyumbangkan kecerdasannya kepada orang lain,” ujar mantan Kepala Badan Penyehatan Per­ bankan Nasional ( BPPN) ini. Sementara dalam bedah buku “To Infinity dan Beyond , Cos­ mopolitanism in International Relations”, para peneliti The ASC menekankan pentingnya masyarakat Indonesia tetap men­ junjung identitas asli Indonesia

Kembangkan Seni Topeng Tidak hanya kerajinan, Buleleng juga memiliki pengrajin berprestasi yang telah diundang ke beberapa belahan dunia. Salah satunya, pelaku seni Nyoman Suma Argawa di Desa Bungkulan Kecamatan Sawan. Beliau merupakan seorang seniman serba bisa, pelukis, pematung (pembuat topeng), penabuh, dan penari membuat ia sering diundang ke seantero dunia seperti Belanda, Eropa, dan Asia.

asil karyanya ter­ utama topeng ba­ nyak diminati orang asing maupun orang Indonesia. Topeng sebagai ben­ tuk karya seni tradisional di Bali lebih dikenal dengan sebutan tapel. Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hin­ du. Bentuk topeng bermacammacam yang mengambarkan watak seseorang. Suma Argawa mengatakan seni topeng terus berkembang meng­ ikuti zaman dan berjalan sesuai dengan nilai-nilai artistik, sosial, dan kultural dari masyarakat Bali. Topeng tidak hanya digunakan sebagai tapel penari pada tarian sebagai pengawal budaya lokal namun tetap bergerak mengikuti zaman, era globalisasi yang ditan­ dai dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi. Konsep kosmopolitan tersebut, ditawarkannya terutama kepada

generasi muda untuk melawan as­ pek negatif dari globalisasi. Serta, perlu adanya keseimbangan, yang dapat dimunculkan ketika kesadaran mereka dihadapkan gempuran globalisasi.

IKLAN CANTIK

(Sri Ardhini)

23

Nyoman a rgaw Suma A

H

Sukses dapat dicapai awalnya dari cara berpikir yang kritis. Banyak metode agar seseorang selalu berpikir kritis, baik berupa ide, maupun pemikiran yang dituangkan dalam karya tulis maupun sebuah buku. Demikian disampaikan oleh Founder & Chairman The Ary Suta Center (ASC) , Dr. I Putu Gede Ary Suta di acara Peringatan 10 tahun berdirinya The ASC di Kantor ASC, Jalan Prapanca, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (12/4).

Buleleng

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

sakral agama Hindu saja, me­ lainkan semakin berkembangnya kesenian seni topeng juga menga­ lami perkembangan seperti seni topeng kontemporer dan seni topeng sebagai pajangan. “Tidak mengherankan jika permintaan topeng tidak pernah sepi dan se­ lalu ada karena didukung dengan semakin banyaknya bermunculan seni topeng itu sendiri,” ungkap pemiliki dari Gallery Suma Arga­ wa tersebut. Dirinya menambahkan, sebagai seniman atau perajin topeng Bali penting memperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan seperti pemilihan jenis kayu untuk pembuatan topeng. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan

para pemahat topeng seperti jenis topeng yang akan dibuat, diame­ ter kayu, warna kayu, tekstur kayu, dan lain sebagainya. Selain itu juga penggunaan cat warna untuk memantapkan karakter atau watak dari topeng yang akan dibuat. “Biasanya di dalam pembuatan topeng menggunakan dua jenis kayu yakni kayu pule dan kayu kamboja namun saya lebih memilih kayu pule karena lebih kuat,” ungkapnya. Ia menambahkan, saat ini pera­ jin topeng bali khususnya di Buleleng sangat sedikit karena untuk menjadi perajin tidak lah mudah selain harus memiliki jiwa seniman perajin juga harus memiliki keteram­pilan khusus.

Nyoman Suma Argawa

Dalam prosesnya harus melalui beberapa tahap pemahatan yang membutuhkan ketelitian agar karya yang dihasilkan sesuai de­ ngan apa yang diinginkan. “Kera­ jinan topeng itu bukan sekedar menjual kayu yang diukir namun juga menjual nilai seni dan kreati­ fitas bahkan tidak mudah untuk membuat topeng tokoh seperti Gajah Mada,” imbuhnya. Menjadi seorang seniman topeng, dirinya dituntut untuk mengutamakan kualitas baik

dari bahan maupun hasil produk seninya. Harga yang tinggi sa­ ngat tergantung dari penggunaan bahan yang digunakan. Harga juga ditentukan dari tingkat kesulitan proses pembuatan topeng tersebut dan aplikasi warna, harga terendah mulai Rp 500.000 hingga Rp 10 juta. “Harga topeng juga tergantung dari penggunaan warna, seperti warna prada harga topeng bisa semakin mahal,”ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Ketut Ngurah Ery Suanda

Kreasi Kacamata Kayu Bekas Hobi yang disayangkan jika sebelumnya di­ papan skate yang anggap sepele dan dibeli mahal dan membuang-buang hanya dipakai pa­ waktu ternyata ling singkat setahun bisa menjadi in­ itu terbuang siaspirasi bisnis bagi sia. Dengan inovasi orang-orang yang dan sentuhan seni, inovatif dan mau papan-papan be­ berusaha karena kas dan tidak layak peluang untuk pakai itu disulap sukses bisa datang menjadi bingkai dari mana saja. Hal atau gagang kaca­ itu juga dirasakan mata limited edition oleh Ketut Ngu­ yang bernilai jual rah Ery Suanda. tinggi. Ketut Ngurah Ery Suanda Hobinya bermain Sebenarnya, pria skateboard mengantarkan pria yang kelahiran 26 Desember 1988 ini tidak akrab disapa Ery ini kepada bisnis memiliki ketrampilan dalam membuat yang menggiurkan. Bukan karena di­ kerajinan kacamata, hanya saja melihat rinya menjadi skater hebat melainkan peluang bisnis yang menjanjikan ini karena ide cemerlangnya meman­ dirinya belajar secara otodidak dan faatkan papan skate bekas menjadi tidak pernah berhenti berkreasi. “Saya barang bernilai jual tinggi. melihat ini bisnis yang sangat men­ Ery mengatakan menjadi se­ janjikan, kalau bisnis buat clothingan orang skater membuat ia memiliki mungkin semua orang juga bisa. Saya banyak teman sesama skater baik ingin membuat sesuatu yang ber­ dari Buleleng maupun luar Buleleng. beda, unik dan tidak semua orang bisa Melihat penghobi olahraga skate yang melakukannya,”ungkapnya. lumayan banyak, muncul dibenak Ery Ia menambahkan untuk mem­ untuk mengolah kembali papan skate produksi kerajinan kacamata custem bekas. Dirinya mengatakan sangat dari papan skateboard bekas yang ia

dapatkan dari beberapa teman skeater dengan sistem barter. Pemiliki papan bekas dapat menukar papannya dengan berbagai kerajinan yang dihasilakn dari papan bekas tersebut seperti kacamata, hiasan dan asesoris. Pemilihan papan skateboard sebagai bahan utama kera­ jinan kacamata kayu ini karena tekstur kayu yang digunakan untuk skeatboard memiliki desain yang unik dan tekstur lentur sehingga kacamata kayu ini tidak mudah patah. Masing-masing papan skate memiliki motif berbeda sehingga setiap produksi kacamata memiliki desain yang berbeda. Dikatakan, untuk satu papan skeat­ board dapat menghasilkan lima gagang kacamata. Setelah di potong sesuai ukuran potongan papan skateboard ditempel dengan kertas pola kacamata. Setelah terbentuk pola kacamata, dilan­ jutkan ke tahap penghalusan, penge­ catan dengan cat bening kemudian dijemur untuk mendapatkan bentuk kacamata yang sempurna. “Karena su­ dah memiliki motif sendiri, maka untuk finishingnya Cuma perlu ditambahkan cat bening saja,” ungkapnya. Setelah itu tahap selanjutnya adalah memasang lensa kaca dan tangkai gagang. Untuk satu gagang kacamata Ngurah Ery membutuhkan waktu hingga lima hari,

Kacamata kayu dari papan skateboard bekas

mengingat bahan baku yang digunakan adalah kayu membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil yang maksi­ mal. “Kacamata ini saya desain untuk asesoris maupun kacamata untuk minus maupun plus, hanya saja untuk pemasangan lensa bisa dilakukan di optik,” ungkapnya. Usahanya sebagai perajin kacamata kayu ini sudah ia tekuni dari dua tahun lalu. Namun meski demikian pemasaran yang lakukan hanya melalui media sosial seperti Instagram, membuat produk kacamata ini sudah terjual tidak hanya di Bali namun juga ke pasar Nasional seper­ti Lombok, Sumatra, Jakarta bah­ kan hingga ke Luar Negeri seperti Jer­ man dan Australia. Satu kacamata dijual mulai Rp 650.000 hingga Rp 1.000.000 per pcs­ nya. Meskipun tergolong mahal, namun

Ery menjamin harga berbicara kuali­ tas. Bahkan tidak hanya unik kare­na terbuat dari papan skate bekas, produk kerajinannya juga tampak istimewa dengan mengombinasikan ukiran khas Desa Beratan, Buleleng. Desa Beratan sendiri merupakan salah satu penghasil kerajinan perak yang memiliki keunikan tersendiri. Dengan kombinasi kerajinan perak dan kacamata kayu, Ery berharap dapat membangkitkan kembali dan mengenalkan kerajinan khas Buleleng tersebut secara luas. “perpaduan antara kaca kayu dengan motif yang unik dengan ukiran perak ini akan menghasilkan produk yang benar-be­ nar unik dan limited edition. Harapan­ nya banyak orang yang tahu bahwa desa Beratan merupakan potensi Buleleng dalam hal kerajinan perak,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)


Buleleng

22

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

KONI Buleleng Kembangkan Tourism Sport Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mendukung penuh kemajuan olahraga baik atlit maupun sarana pendukung olahraga. Hal tersebut disampaikan saat menghadiri ­pelan­tikan dan pengukuhan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ­Kabupaten Buleleng masa bakti 2017-2021 hasil Musyawarah Olahraga Kabupaten ­(Musorkab) KONI Buleleng yang berlangsung bulan Desembar tahun 2017. P ­ engukuhan dan pelantikan yang mengambil tema “Perkuat Sinergitas Untuk Meraih Prestasi Olah­ raga yang Membanggakan” ini berlangsung di Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja, Eks Pelabuhan Buleleng, Rabu (18/4).

Ratusan anak-anak hingga remaja dari Nusa Lembongan, Nusa Penida (Klungkung) dan Pegok, Sesetan (Denpasar) Sabtu (7/4) malam menari janger di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar. Sanggar Ratu Kinasih Nusa Lembongan mempersembahkan janger bertajuk “Tari Janger Indonesia Indah”. Tari ini menceritakan sebuah cara untuk tetap mempersatukan bangsa dengan diselingi gending-gending bertemakan cinta tanah air. Sebanyak 200 orang penari terlibat dalam pementasan ini. Kelihaian penari dalam memadukan gerakan dengan gending mampu menghibur penonton.

P

Pengukuhan dan pelantikan pengurus KONI masa bakti 2017-2021

P

PELAKSANAAN BT&CLS STIKES BULELENG Beri Andil dan Sugesti bagi Calon Tenaga Keperawatan

Stikes Buleleng menggelar kursus dasar keperawatan BT&CLS (Basic Trauma Life Suport and Basic Cardiac Life Support) yang berlangsung sejak 3 April hingga 13 April 2018. Kegiatan dan pelaksanaan BT&CLS ini dinahkodai oleh tenaga-tenaga muda terampil dan profesional di bidangnya dengan menggandeng AGD 118 Jakarta. Pembantu Ketua 1 (satu) STIKes Buleleng Ns. I Dewa Ayu Rismayanti, S.Kep, M.Kep dalam kata penutupan mewakili Ketua STIKes Buleleng menegaskan, seorang perawat harus mampu memperlakukan pasien sebagai dirinya sendiri, karena sikap seorang perawat sangat berpengaruh terhadap peluang kesembuhan pasien. Apalagi dalam keperawatan Gadar (Gawat Darurat) yang meliputi triage, luka bakar, keracunan, trauma, syok dan keperawatan Gadar lainnya khususnya yang mengancam nyawa. Kegiatan ini sangat memberikan andil besar dan sugesti bagi mahasiswa keperawatan semester VIII untuk mampu mengisi dirinya saat mereka telah bertugas dilapangan dalam pengabdian kemanusiaan. Kursus ini merupakan dasar bagi perawat yang siap memasuki dunia kerja, sekaligus dapat membantu perawat untuk memahami konsep dasar pena­ nganan gawat darurat (Gadar) dan gadar jantung. “Pendeknya setelah pelatihan ini peserta sudah harus memahami dan mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar pada orang dewasa secara cepat dan tepat. Bantuan hidup yang dimaksud adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa baik itu bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lain (BHL),” jelas Rismayanti. Kegiatan yang diikuti oleh 104 orang terdiri atas 93 orang merupakan mahasiswa Stikes Buleleng dan sisanya peserta dari Rumah Sakit serta Puskesmas Kabupaten Buleleng. Ketua Tim pelaksana kegiatan yang merupakan instruktur AGD 118 Jakarta, Supriadi melaporkan, peserta sangat antusias dan semangat untuk menjadi ingin tahu tentang BHD, tanda-tanda

Pelatihan dasar keperawatan BT dan CLS oleh AGD 118 Jakarta di Stikes Buleleng

gangguan sirkulasi, penderita henti jantung dengan trauma pada orang dewasa, sumbatan jalan nafas, gangguan pernafasan yang nantinya mampu memahami tentang kriteria untuk memulai dan mengakhiri Resusitasi Jantung Paru (RJP). Tim AGD 118 ini melahirkan peserta terbaik dalam setiap angkatan sekaligus menerima sebuah penghargaan khusus. Salah satu peserta terbaik I Gusti Ayu Putu Ekarini dengan nada mantap menyampaikan kegiatan ini sangat super dan berkualitas dengan instruktur-instruktur muda yang berbakat dan cerdas dan selalu nyambung dengan peserta hingga semua argumentasi, tantangan dan kendala yang disampaikan peserta terjawab lugas. Sementara Ekarini peserta terbaik lainnya mengatakan yang paling mengesankan baginya dan kawankawan sebelum pelatihan peserta diberikan pre-test terlebih dahulu dan setelah kegiatan selalu diberikan pos-test dan ujian praktek. Bahkan dirinya tidak sungkan mengatakan rasa kekaguman terhadap salah satu instruktur, Dian Wisnuarga atau yang lebih akrab disapa Arga. “Inilah yang mematangkan dan mensugesti kami untuk nantinya mampu tampil lebih percaya diri,” ungkapnya. Di akhir acara tersebut dilanjutkan saling bertukar cindera mata baik dari lembaga STIKes Buleleng dengan Yayasan Ambulance Gawat Darurat 118. Kegiatan kursus dasar ini hendaknya terus dilakukan guna kualitas sebuah lulusan yang akan berlaga dimedan tugas kemanusiaan untuk penyelamatan jiwa dan nyawa. Perawat juga harus menghargai pasien guna menciptakan kenyamanan. Inilah sebuah prinsip otonomi yang berstandar kepada kenyamanan individu untuk berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri sehingga perawat juga harus mampu menghargai setiap pasien. (Win)

merenovasi fasilitas-fasilitas olahraga di Buleleng. “Kita buka ruang seluas-seluasnya untuk berdiskusi. Kita juga pada tahun depan akan perbaiki fasilitas-fasilitas olahraga seperti badminton dan juga tenis meja,” ujar Agus Suradnyana. Ketua KONI Provinsi Bali, Ir. Ketut Suwandhi saat ditanyakan mengenai pengurus KONI Buleleng masa bakti 2017-2021 yang masih didominasi pengurus sebelumnya menyatakan orang-orang di kepengerusan ini mempunyai pengalaman. Kepengurusan ini juga harus bisa mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik. Menurutnya, pengurus KONI Buleleng masa bakti 2017-2021 mempunyai kemampuan untuk lebih mengembangkan olahraga di Kabupaten Buleleng. “Saya yakin beliau-beliau yang duduk di kepengurusan KONI Buleleng saat ini mempunyai niat dan usaha lebih untuk bertarung bagaimana mengembangkan keolahragaan di Kabupaten Buleleng,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Umum KONI Buleleng, Nyoman Artha Widnyana menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Pemkab Buleleng karena telah sangat membantu KONI Kabupaten Buleleng dan memberikan perhatian yang sangat besar kepada insan-insan olahraga di Kabupaten Buleleng. Selama empat tahun kepemimpinannya pada periode pertama anggaran dana khususnya untuk pengembangan olahraga di Buleleng setiap tahunnya terus meningkat. “Walaupun anggaran ini sifatnya relative dibandingkan kabupaten atau kota lainnya, namun apresiasi Pemkab Buleleng terutama bapak bupati untuk olahraga Buleleng sangat tinggi,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

11

Dekatkan Anak dengan Janger engempu sanggar I.A.A Yuliaswathi Manuaba menuturkan sanggarnya tak hanya bergerak pada tari janger saja. Wanita yang gemar berkesenian ini menuturkan untuk janger sendiri, sanggar yang berada di Nusa Lem­bong­

engukuhan dan pelantikan pengurus KONI dihadiri pula oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST, Sekkab Buleleng, Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Buleleng, Ketua KONI Bali, Ir. Ketut Suwandhi, staf ahli bupati, para sekretaris serta pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng. Ditemui seusai memberikan selamat kepada pengurus baru masa bakti 2017-2021 yang baru saja dilantik, Bupati Agus Suradnyana mengharapkan pengurus KONI baru yang masih didominasi wajah lama ini untuk lebih mengembangkan sektor olahraga. Bukan saja untuk prestasi atlet namun bagaimana KONI bisa memberikan kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan dengan mengembangkan tourism sport yang berkelas dunia. “Pengembangan tourism sport ini harus sesuai dengan alam yang dimiliki oleh buleleng misalnya kita memiliki pantai yang panjang dan ombaknya tenang. Lalu juga ada topografi yang curam bisa dijadikan spot downhill,” harapnya. Lebih lanjut, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini menyebutkan nantinya KONI bisa memberikan masukan kepada pemerintah daerah untuk pengembangan olahraga di Buleleng. Dirinya menyatakan Pemkab Buleleng memberikan ruang seluas-luasnya kepada KONI Buleleng untuk berdiskusi bagaimana mengembangkan olahraga di Kabupaten Buleleng khususnya tourism sport. Di samping juga tahun depan Pemkab Buleleng akan memperbaiki dan

Kreasi

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

an, Klungkung ini pun telah 4 tahun bergelut dalam jejangeran. “Tidak khusus janger, kami juga bergerak di tari sakral topeng, tari kekebyaran dan lainnya,” ungkapnya. Penampil kedua Sanggar Kekeran Budaya, Denpasar Selatan. Sanggar ini memadukan janger dengan dolanan, yang bertajuk “Kedis Sangsiah”. Sesekali tawa penonton mengisi penampilan Sanggar dari Banjar Pegok,

Sesetan ini. “Konsep ini sengaja kami gunakan agar anak-anak yang tampil dapat menikmati pementasan dan lebih akrab dengan penonton,” tutur Putu Vinka Paramaditya. Dirinya yang turut melatih anak-anak Sanggar Kekeran Budaya pun merasa bahagia, akhirnya anak didiknya dapat menampilkan janger yang maksimal. “Senang lihat anak-anak tampil, sebab ini bagian dari pelestarian budaya dan mereka sudah menjadi kader pelestari khususnya dalam jejangeran,” ujarnya.

Menurut pengamat seni Dr. I Nyoman Astita, MA., penampilan kedua sanggar tersebut cukup mengesankan dan pementasannya sudah tertata dengan baik. Bahkan, penampilan janger massal tersebut memunculkan visi baru tentang janger. Namun Astita, mengkritisi penampilan bondres dalam janger karena kurang menyatu dengan alur janger dan alur cerita. Saat

“Konsep ini sengaja kami gunakan agar anak-anak yang tampil dapat menikmati pementasan dan lebih akrab dengan penonton”

Seka Gong Istri Desa Kukuh

Hasrat Iringi Rejang Renteng Berawal dari niat melestarikan kesenian Bali, PKK Desa Kukuh Kecamatan Marga Tabanan membentuk seka Gong Istri Desa Kukuh pada 13 Januari 2018. Seka gong ini digagas Bendesa Adat Kukuh I Gede Subawa dan Perbekel Desa Kukuh sebelumnya, I Ketut Budiarta. Jumlah anggotanya 50 orang yang merupakan gabungan istri para tokoh masyarakat, seperti istri perbekel, istri kelian adat, hingga istri kelian dinas se-Desa Kukuh. Untuk mengasah kemampuan, seka gong ini rutin latihan di wantilan Desa Pakraman Kukuh yang jadi satu kesatuan dengan Pura Desa. Satu barung gong yang dipakai latihan merupakan bantuan dari Dirjen Bimas Hindu. Bantuan sebarung gong ini yang memotivasi kaum ibu di Desa Kukuh bangkit dan ingin menguasai dasar-dasar karawitan. Atas ban-

tuan krama lanang yang punya ketrampilan mengajar menabuh ditambah pembimbing dari luar, Seka Gong Istri Desa Kukuh ini mampu menguasai beberapa tabuh, di antaranya Tabuh Telu, Gegilakan, Semarandana, dan Pendet. Setelah menguasai tabuh, Seka Gong Istri Desa Kukuh mempraktekkan hasil belajarnya dengan ngayah saat pujawali di Pura Desa pada Redite Wage Kuningan. “Ngayah berjalan lancar,” ungkap Kelian Seka Gong Istri Desa Kukuh, Ni Nyoman Sriani saat ditemui di kantor Desa Kukuh. Sriani yang juga Sekretaris Desa Kukuh ini menambahkan, hampir selama tiga bulan mereka belajar menabuh setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Setelah ngayah di Pura Desa, 16 hari kemudian pada Anggara Kliwon Medangsia lanjut ngayah di Pura Kahyangan Alas Kedaton.

Tak hanya ngayah, Seka Gong Istri Desa Kukuh juga menerima upah dari aksi pentasnya. Upah ini kemudian menjadi kas seka. Kesempatan ngayah ini pula membuat semangat mereka makin berlipat untuk belajar. Hasrat mereka selanjutnya mampu mengiringi tari Rejang Renteng. “Kami ingin belajar tabuh Rejang Renteng dan tabuh tari wali dan wewalian,” ungkap Sriani.

pembinaan mereka tidak menampilkan bagian bondres, maka tidak dapat memberikan arahan. “Kalau pementasan bukan di Ardha Candra dan acara sejenis Nawanatya, pementasan itu sih baik-baik saja karena masyarakat juga menikmati. Tetapi secara alur pementasan itu perlu ada batasan-batasan supaya masingmasing dari unsur pementasan itu menyatu,” ujarnya. (Winatha)

Selain mendapat bantuan gong, Seka Gong Istri Desa Kukuh juga menerima pembinaan dari Dinas Kebudayaan Tabanan. Tokoh masyarakat Desa Kukuh juga bantu menyumbang pakaian dan aksesoris untuk seka gong ini. SIAP DIBINA Bendesa Adat Kukuh, I Gede Subawa mengaku bergembira

melihat semangat krama istri yang ingin belajar karawitan. Sehingga selaku Bendesa Adat, ia berkoordinasi dengan pihak desa dinas untuk mencari pengajar. “Di tengah kesibukan mereka menyiapkan piodalan di pura dan banten di rumah tangga, mereka bisa mengatur waktu untuk ngayah. Ini luar biasa, sehingga kami selalu mendukung kegiatan mereka,” jelas Gede Subawa. Perbekel Desa Kukuh, Made Sugianto mengatakan hal senada. “Saat ini Seka Gong Istri kembali menjadwalkan latihan lagi. Mereka ingin menguasai tabuh Rejang Renteng sehingga setiap pujawali, Rejang Renteng bisa dipentaskan di Pura,” tambah Sugianto. Ia menambahkan, saat penilaian lomba desa tingkat Kabupaten Tabanan, 22 Februari 2018, Seka Gong Istri Desa Kukuh juga ditampilkan untuk menyambut tim penilai. “Saya juga sudah sampaikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan dan Ketua DPRD Tabanan, jika kami ditunjuk tampil di PKB, kami dengan senang hati akan belajar dan siap dibina,” ungkap Sugianto. (Wira)


12

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Hobi

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Anjani Sekar Arum

21

Usaha Batik Modal Nol Rupiah

Aroma lilin batik menyeruak memenuhi ruangan berukuran 9 x 7 meter. Lembaran kain sudah siap di atas meja dan gawangan. Terlihat anak-anak memasuki tempat yang biasa dise­ but Sanggar Batik An­ dhaka sambil berceloteh dan tertawa. Badan gesit yang tadinya bergerak, kemudian duduk tenang. Tangan-tangan kecil mereka kemudian memegang canting, meniup­nya lalu menempelkannya ke kain dengan perlahan. Mereka sibuk membatik.

A

dalah Anjani Sekar Arum, sosok wanita di balik sanggar Andhaka. Di tengah maraknya gawai dan internet, dia berhasil mengajak anak-anak di sekitar rumahnya di Kota Batu, Jawa Timur, untuk belajar membatik secara tradisional. Kebanyakan dari mereka bergantian datang secara sukarela untuk belajar membatik seusai jam belajar di sekolah. Menurut Anjani, banyak keistimewaan yang terjadi selama ia mengembangkan sanggar batik yang mengangkat kebudayaan bantengan sebagai ciri khas motif batiknya ini. Ada saja tawaran pameran di dalam maupun luar negeri. “Tawaran untuk pameran datang tiba-tiba.

Anjani Sekar Arum

Anak-anak membatik

Seperti pada tahun 2014, kami pernah diminta oleh Walikota Batu untuk pameran di Praha, Ceko,” ungkapnya. Anak-anak yang membatik makin semangat setelah ada pameran, karena jerih payahnya membuahkan hasil. Hasil dari penjualan kain dipakai sebagian untuk membeli bahan-bahan dan peralatan membatik. Selebihnya langsung diberikan kepada si anak dalam bentuk tabungan. “Kami tidak memberi target membatik harus sekian. Anak-anak dengan semangat menyelesaikan batiknya sampai selesai sesuai kemampuan dan kemauannya sendiri. Tidak ada paksaan di sini,” ujarnya. Siapa sangka hasil karya anak-anak

Hasil karya anak-anak Sanggar Andhaka

ini sudah pernah dipamerkan dan dinikmati warga Taiwan dan India pada tahun lalu. Anjani menuturkan ada orang Taiwan datang ke Sanggar Batik Andhaka berbekal info dari internet. “Orang Taiwan

ini memang datang khusus ke Jawa Timur mencari budaya dan UMKM yang unik. Eh ternyata ke sini,” ujarnya menceritakan bagaimana awalnya batik karya Andhaka bisa menembus pasar Taiwan. Kemudian untuk pameran di India, berawal dari ayahnya Anjani yang berprofesi sebagai seniman diundang untuk mengisi acara kebudayaan yang digelar oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kesempatan tersebut dimanfaatkan Anjani untuk turut mempromosikan hasil karya Sanggar Batik Andhaka. Hal menarik berikutnya ialah usaha yang dijalankan Anjani dimulai dengan modal nol rupiah. Karena kain-kain yang dijual pertama kali merupakan hasil karyanya ketika masih kuliah di Universitas Negeri Malang jurusan Seni dan Desain.

perbaiki suasana hati mereka. Rata-rata setiap bulan, tiap anak dapat membuat dua sampai empat lembar kain batik dengan teknik tulis, sehingga total kain yang diproduksi mencapai 60 lembar per bulan. Jumlah anak-anak yang mendapat didikan Sanggar Batik Andhaka bertumbuh pesat. Tahun 2014 dimulai dari beberapa tutor batik yang diajarkan bagimana cara membatik dari awal sampai akhir. Kini telah hampir 40 sekolah di Batu yang memiliki tutor batik dan menyentuh sekitar 600 orang siswa. Sistem tutor batik dianggap lebih efektif oleh Anjani. Di mana siswa mengajari siswa lain, sehingga fungsi guru hanya sebagai pendamping.

HADIAH UNTUK BELI TANAH Hal menarik lainnya Anjani rasakan ketika menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards dari PT Astra International Tbk pada Oktober 2017 yang sampai sekarang dirinya tidak mengetahui siapa yang mendaftarkan. Dari penghargaan itu Anjani menerima Rp 60 juta sebagai dana pengembangan ditambah Rp 15 juta sebagai penerima favorit. Anjani memanfaatkan hadiah tersebut untuk membeli bahan-bahan dan peralatan membatik. Kemudian selebihnya ia pakai untuk memndhaka beli tanah. Sanggar A k a n a ka n a Hasil karya “Aku bercita-cita membangun Termasuk ketika mengikuti pam- semacam galeri batik di mana eran-pameran yang tidak menge- pengunjung bisa belajar membatik, luarkan biaya merupakan berkah belanja batik dan pernak-pernik khas Batu, tapi konsepnya tetap bagi Anjani. Muncul tantangan tersendiri bagi perdesaan. Karena di Batu ini masih Anjani saat batiknya dibeli orang. sedikit sekali wisata edukasi yang Ada anak didiknya yang senang kar- kental kebudayaan khas Batu,” tuena batiknya laku terjual, tapi ada tur Anjani mengutarakan mimpinya juga yang sedih karena merasa yang belum terwujud. Tanah yang batiknya kurang bagus dan belum hendak ia beli sedang mengalami laku terjual. Jika sudah begitu, Anjani permasalahan pada aktenya. “Kalau membangkitkan semangat anak- tekadnya kuat dan tujuannya jelas, anak itu kembali dan mengajak mer- pasti ada jalan keluar,” tambaheka bermain sejenak untuk mem- nya. (Ngurah Budi)


Griya

20

Wallpaper untuk

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Dinding Cantik dan Menawan Banyak cara yang bisa dipilih untuk memberikan tampilan baru pada dinding ruang Anda. Salah satunya, wallpaper. Kertas pelapis dinding ini cukup populer dipakai sebagai pengganti cat dan sekaligus sebagai dekorasi ruangan yang bisa dilakukan instan dan tematik. Hal tersebut disampaikan Luh Kartiningsih Ngurah Putri, S.Sn.

O

wner Graha Asri ini mengatakan, alasan konsumen memutuskan memasang wallpaper sebagian besar karena melihat dari segi estetika. Wallpaper memiliki berbagai macam corak dan gambar yang cantik dan menawan, dibandingkan dengan cat. Selain itu, dengan pemasangan wallpaper ini bisa menutupi bidang dinding yang kotor (karena dicoratcoret). “Kalau menggunakan cat, hanya warna saja yang bisa beda, tidak ada corak dan gambarnya,” ujar Kartiningsih, kelahiran 21 April 1977 ini. Kadang, ia pun kerap memadukan wallpaper dengan HPL sesuai keinginan konsumen.

Jika begini, harus pintar-pintar memadupadankan warna agar terlihat harmonis. Anda bisa memasang wallpaper di salah satu sisi dinding. Bahkan wallpaper juga menarik untuk dipasang di sebagian sisi saja sebagai aksen interior. Untuk pemasangan wallpaper ini perlu diperhatikan permukaan dinding. Jika dinding agak kasar dan bergelombang atau dinding berlubang akibat lubang paku, dll, berikan tambalan atau diratakan. Pastikan juga bahwa dinding yang akan dipasangi wallpaper bebas dari rembesan air saat hujan, karena kelembaban yang tinggi bisa membuat wallpaper cepat mengelupas.

Luh Kartiningsih Ngurah Putri

Untuk pengerjaannya, tak sembarang orang bisa memasang wallpaper dengan baik. Untuk itu, ia menyarankan untuk pemasangan wallpaper diserahkan kepada jasa pemasang yang profesional dan berpengalaman. (Inten Indrawati)

Bugar

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

13

Jaga Kesehatan dengan Tok-tek Menjadi tua itu pasti. Namun, sehat di usia senja, tak banyak orang mampu melakukannya. Made Taro seorang penggiat permainan tradisional dan cerita rakyat, pekan lalu baru saja merayakan ulangtahunnya yang ke-79. Apa kiat sehatnya di usia senja?

“S

aya bersyukur masih diberi ke­ sehatan di usia senja,” tutur bapak 4 anak dan 8 cucu ini dengan sumringah, saat ditemui Tokoh di rumahnya. Ia baru saja datang membeli sesuatu dengan mengendarai sepeda motor. Ketika ditanya, apa tidak khawatir naik motor, ia langsung menjawab sembari tertawa. “Agak waswas sih. Tapi saya naik motornya tidak sampai jauh, dekat-dekat saja. Hanya mengecek distribusi buku-buku saya. Paling jauh ke toko buku di Jalan Kartini Denpasar,” ung­ kapnya. Mengenai kiat sehatnya di usia senja, Taro menunjukkan suatu alat yang digunakan untuk berolahraga. Alat itu namanya tok-tek karena saat dibunyikan bersuara tok-tek. Awalnya, ia tanpa sengaja memakai alat itu

sembari bersenam tiap hari. Namun, tanpa disadarinya, salah satu jarinya yang kaku tidak bisa digerakkan, bahkan sudah divonis harus dioperasi bisa sembuh total. Sejak itu, ia rutin memakai alat itu untuk bersenam. Alat tok-tek sangat sederhana, terbuat dari bambu. Sebenarnya tok-tek termasuk permainan tradisional. Ia mendapatkan informasi tok-tek dari seorang pemirsa televisi yang sempat mengundangnya ke rumah. Saat Taro mencobanya, ia mendengar suara tok-tek, akhirnya ia beri nama alat itu tok-tek. Namun, saat digunakan oleh tangan kanan, terasa agak sulit. Sampai di rumah, ia berpikir untuk membuat alat tersebut menjadi lebih mudah dibunyikan. Ia membuat lengkungan di masing-masing sisi sehingga jari-jari tangan

Made Taro

lebih mudah menggenggamnya. “Awalnya tok-tek hanya dibunyikan di tangan kanan. Saya mencoba berkreasi. Saya ciptakan lagi untuk di tangan kiri dengan nada yang berbeda. Terciptalah 4 nada. Saat tok-tek dibunyikan dengan kedua tangan, suaranya sangat indah seperti sebuah

instru­men lagu,” kata Taro. Sementara, dari segi kesehat­ an, ia tak menyangka, tok-tek dapat dipakai sebagai alat bantu olahraga untuk menjaga ke­ sehatan. “Sembari membunyikan tok-tek, saya memutar kedua tangan saya. Saya juga melatih pernapasan dengan menarik

dan menghembuskan napas. Saya rasakan tulang ekor saya seperti ke tarik. Saya berjalan dengan santai menggerakkan kedua kaki agar tidak kaku. Itu saya lakukan 15 menit tiap pagi,” kata pensiunan guru antropologi SMAN 2 Denpasar ini. Untuk urusan makan, ia mengatakan, tak pernah lupa makan sayur dan buah. Ia rutin membuat sayur tumis, de­ ngan bumbu, bawang merah, bawang putih, dan sedikit garam. Sayurannya terdiri dari wortel, sawi, dan terong. Dimasak sebentar kemudian siap disantap bersama nasi. Selain urusan makan dan olahraga, bergaul dengan anakanak atau siswa SD yang kerap dilakukan di sanggar, sangat membantunya tidak pernah stres. “Bergaul dengan anakanak merupakan kesenangan rohani. Saya bisa tertawa, bercanda, dan bersenda-gurau bersama mereka. Itu juga obat agar tetap sehat,” imbuh lelaki yang rutin tidur tiap pukul 10 malam dan bangun pukul 4 pagi ini. (Wirati Astiti)

RSK Bedah BIMC Kuta Gelar Seminar Trauma Setelah tahun 2017 lalu berhasil menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Peran Perawat dalam Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan” di ruang Intensive Care, RSK Bedah BIMC Kuta kembali menggelar Seminar dan Workshop Keperawatan “Update Trauma and Emergency Care”, Sabtu 14 April 2018 di Hotel Grand Santhi Denpasar. Acara yang memadukan antara seminar dan workshop ini bertujuan untuk menambah wawasan perawat terkait pengkajian dan penanganan pasien dengan berbagai macam trauma, sehingga diharapkan nantinya akan berguna untuk diaplikasikan di instasi tempat kerja masing-masing peserta. Acara dibuka Director of Nur­sing (DON) RSK Bedah BIMC Kuta, I Wayan Indra Praekanata, S.Kep, S.Pd. S.S M.

I Wayan Indra Praekanata

Dari seminar dan workshop ini diharapkan para peserta memahami dinamika kerjasama antar profesi ke­ sehatan (baik dokter maupun perawat) dalam menangani trauma. Hal senada diungkapkan Direktur RSK Bedah BIMC Kuta, dr. Made IndraWijaya, MARS. Ia menyatakan sangat mendukung agenda rutin yang diselenggarakan oleh RSK Bedah BIMC Kuta ini, dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya di bidang kesehatan. “Kami berharap semua teman-teman sejawat (perawat) agar dapat selalu update keilmuan baik dari segi know­ ledge (pengetahuan) dan skill untuk

menjawab harapan dari masyarakat untuk selalu mendapatkan pelayanan yang terbaik khususnya di bidang trauma dan emergency,” imbuh Indra Praekanata. Selain seminar dan workshop, acara ini juga diramaikan dengan hiburan dan pembagian door prize dengan hadiah utama voucher menginap di hotel. Acara dihadiri ratusan peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/ kota di Bali, termasuk Nusa Penida, baik mahasiswa maupun umum hadir dan memadati seminar dan workshop yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 15.00 Wita. –ten

Dr. Kuning Atmadjaya dan Kadek Juli Ambara sebagai narasumber dalam seminar dan workshop keperawatan yang dimoderatori oleh Indra Praekanata Hum. yang sekaligus memandu acara seminar dan workshop, dan disaksikan secara langsung oleh Direktur RSK Bedah BIMC Kuta, dr. Made IndraWijaya, MARS, perwakilan organisasi PPNI serta para undangan. Menghadirkan 3 narasumber, yakni Dr. I.N. Kuning Atmadjaya, Sp.B (K) Trauma, KL, FICS, FINACS (RSUP Sanglah), Ns. I Kadek Juli Ambara, S.Kep, MSc.N (RSK Bedah BIMC Kuta), dan Ns. I Putu Budiarsana, S.Kep, MNSc. Em (RSUP Sanglah). Dokter Kuning yang mengupas tentang “Assesment and Resuscitation in Trauma Management” dan workshop Airway Management ini ­mengungkapkan, 50% angka kematian ada pada prahospital, 30% dalam perjalanan, dan 20% di rumah sakit. “Apa pun yang kita kerjakan di RS ter-

gantung dari penanganan prahospital. Karena itu, mari kita bersama-sama menggarap prahospital,” ucapnya. Sementara, Kadek Juli mengangkat tema “­Nursing Assesment and Care in Pediatric ­Trauma Emergency” dan Putu ­Budiarsana terkait “Workshop = Tra­uma Team Updates for Nursing”. Ketua Panitia acara, I Wayan Juli­ arta, Amd. Kep, mengatakan tema pe­ nanganan trauma ini diambil meng­ingat kecelakaan yang terjadi di Bali, baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas sangat sering terjadi. “Untuk itu diperlukan suatu usaha dari profesi kesehatan, khususnya perawat agar dapat meng-upgrade ilmu terkait trauma. Sehingga akhirnya mampu memberikan penanganan yang optimal dalam mengatasi kasus tersebut,” ujarnya.

Seminar dan Workshop Keperawatan “Update Trauma and Emergency Care”, yang berlangsung Sabtu 14 April 2018 di Hotel Grand Santhi Denpasar dihadiri ratusan peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Bali.


14

Bangsa Maju Literasi Kuat kepada masyarakat luas. Majdi juga dinilai sebagai gubernur inspiratif bagi generasi bangsa, dengan sederet prestasi, baik sebagai ulama, maupun sebagai kepala daerah. Menurut Ketua IKAPI, Gubernur NTB merupakan kepala daerah yang berhasil mengangkat dan membangun NTB ke level yang membanggakan. Bahkan mampu bersaing dengan daerah-daerah lain yang lebih dahulu maju. Majdi menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut. Ia mengungkapkan masih banyak tokoh-tokoh lain yang juga harus mendapatkan penghargaan tersebut, sebagai bentuk penghargaan atas karya-karya besar mereka dalam bentuk literasi. enghargaan sebagai To- Menurutnya, kalau inkoh Perbukuan Islam gin bangsa ini maju dan tersebut diserahkan kuat, maka literasinya oleh Ketua IKAPI Ja- harus kuat. karta, Hikmat Kurnia. Pada kegiaIa menegaskan bahtan yang mengusung tema meraih wa penghargaan tersekejayaan Islam melalui literasi, but bukan hanya untuk IKAPI memilih Gubernur NTB ini dirinya melainkan juga sebagai peraih penghargaan terse- untuk generasi muda but karena ia dinilai sebagai sosok bangsa, khususnya yang gemar membaca dan menu- NTB. “Penghargaan larkan hasil bacaannya tersebut ini untuk anak-anak muda NTB,” ungkapnya yang sambut tepuk tangan para undangan yang hadir. Selain tokoh perbukuan Islam 2018, IKAPI Jakarta juga menyerahkan penghargaan kepada para penulis dengan kategori Buku Islam terbaik kategori fiksi deGubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi wasa, Buku Islam (kanan) saat menerima penghargaan terbaik kategori dari IKAPI. Beberapa waktu lalu, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi kembali dianugerahi penghargaan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2018 pada acara 17th Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta. Acara yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta ini merupakan pameran buku Islam terbesar se-Asia Tenggara yang bertempat di Jakarta Convention Center Senayan Jakarta.

P

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi (tengah) saat hadir pada Islamic Boof Fair 2018.

Life Story

non-fiksi anak, Buku Islam terbaik kategori non-fiksi dewasa, Buku Islam terbaik kategori terjemahan, Buku Islam dengan Desain Sampul Terbaik dan Buku Islam

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

dengan Ilustrasi Terbaik. Ketua panitia, Muhammad Anis Baswedan mengatakan IBF tahun ini merupakan wahana dan salah satu ajang untuk wisata

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Style

19

literasi Islami. Sekitar 151 penerbit dan 53.000 judul buku serta 15.000.000 eksemplar buku dipamerkan dalam IBF tersebut. (hms/Naniek I. Taufan)

dalam Balutan Masa Kini Itang Yunasz salah seorang desainer papan atas negeri ini bermimpi bisa mendandani perempuan Indonesia dengan gaya yang stylish sekaligus santun.

S

eperti nampak dalam koleksinya bertema “Soft City” yang disuguhkan di hadapan relasi khusus dan media di Conclave Co-Working Space, Jakarta Selatan dalam jamuan sore, belum lama ini. Begitulah Itang Yunaz, setelah lebih dari 35 tahun perjalanannya sebagai desainer, ia mewujudkan mimpinya melalui beberapa label. Salah

satunya, adalah kolaborasi dengan Alzara menghadirkan “Allea Itang Yunaz” , yang inspirasinya dari keindahan alam, dan terlihat pada motif maupun warnanya. Di sinilah desainer modest wear, yang tergolong paling produktif ini memunculkan detail melalui kombinasi desain print serta pola yang lebih bermain. Selain itu, ada siluet yang beragam disertai aplikasi renda, ring, tassel, pita dan lainnya. Selanjutnya, lini ini ditujukan bagi kalangan perempuan berusia 20 - 45 tahun, yang aktif, ceria, semangat, dinamis tanpa meninggalkan gaya masa kini. (Sri Ardhini)


Jelita

18

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Komunitas Koesplusan

15

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Mengenang Legenda Lintas Generasi

Ketika Yon Koeswoyo meninggal dunia beberapa bulan lalu, penggemar Koes Plus di Mataram berkumpul untuk mengenangnya. Mereka menggelar pementasan di pojok Taman Budaya Mataram menyanyikan lagu-lagu Koes Plus hingga larut malam.

Cara Jitu Atasi Rambut Rontok Rambut rontok pasti membuat kesal. Apalagi, ditambah uban yang mulai tumbuh. Anda tak usah panik. Kini ada revolusi cara jitu mengatasi rambut rontok dan memper­ lambat uban, dengan AD Booster. Seperti apa?

H

a i r u l Wa r i s i n , ­O peration Ma­ nager Salon Rudy Gatsu dan Cang­ gu ini mengatakan, dengan kemajuan teknologi, berbagai alat diciptakan untuk perawatan kecantikan wajah dan rambut. “Kita mengenal ada setrika wajah, untuk mengencangkan wajah. Dalam urusan pena­ nganan rambut rontok juga ada alat canggih,” katanya. Dengan kemajuan teknologi, dalam penanganan rambut ron­ tok pun kini sudah alat yang membantu agar serum yang di­ masukkan ke dalam kulit kepala segera bereaksi. Ia mengatakan, masalah ram­ but rontok disebabkan banyak hal, tapi yang paling tinggi ada­ lah pola hidup yang tidak sehat termasuk stres. Begitu juga, soal uban. Menurut Hairul, uban ada­ lah perubahan pigmen rambut. Orang yang suka berpikir keras dan juga stres, mudah muncul uban. Ia mengingatkan, jika saat

keramas atau menyisir rambut, jumlah rambut yang rontok banyak bahkan sampai 100 helai, Anda perlu waspada, ka­r ena rambut rontok yang terusmenerus dapat mengakibatkan kebotakan. Dengan kecanggihan tekno­ logi, Salon Rudy mencoba me­ nawarkan solusi bagi masyarakat yang bermasalah soal rambut rontok dan uban. Perawatan dengan AD Boost­ er ini terbilang sangat simpel. Waktu yang diperlukan untuk perawatan berkisar 1 jam. Awal­ nya, kulit kepala akan dicek terlebih dahulu. Apakah kondisi kulit kepala normal, berminyak atau kering. Dengan alat scan kulit kepala akan terlihat jelas di layar komputer,” jelas Hairul. Dengan alat komputer yang langsung berada di samping konsumen, mereka bisa me­ lihat langsung hasil scan kulit kepalanya, sehingga saat tera­ pis menjelaskan ia langsung mengerti. “Satu kutikula yang sehat biasanya terisi tiga ba­

tang rambut,” jelasnya. Setelah mendapatkan hasil scan, kon­ sumen dikeramas. Tujuannya untuk membersihkan kulit kepala dari minyak, debu, dan membuka kutikula rambut. Langkah selanjutnya, kulit kepala diolesi foam di bagian batang rambut yang berfungsi untuk membuka pori-pori. Set­ elah diolesi, didiamkan selama lima menit agar meresap. Se­ mentara bagian kulit kepala diolesi gel tujuannya untuk menguatkan batang rambut. Gel ini bisa masuk ke pori-pori yang berfungsi untuk merangsang dan menguatkan akar rambut. Gel ini diolesi ke seluruh batang rambut. Dengan alat booster kulit kepala dipijat menyeluruh. Alat booster akan mengeluarkan sinar infra red yang terasa han­ gat di kepala saat digerakkan, dan seperti ada getaran yang berjalan di kulit kepala. Se­ telah melakukan pijatan dengan booster selama 10 menit, kepala didiamkan. Sambil menunggu, terapis langsung memijat tangan dan punggung, tujuannya agar kon­ sumen merasa rileks. Perawatan selanjutnya kepala diberi ozon yang sifatnya mendi­nginkan se­ lama 10 menit. Dilanjutkan den­

gan membilas rambut dan diberi masker khusus dan kembali dibilas sampai rambut benarbenar bersih. Perawatan terakhir, ram­ but diberi spray yang berfungsi menutup pori-pori dan disem­ protkan hairtonik agar hasil yang didapat lebih sempurna. “De­ngan perawatan teknologi Jepang ini, biasanya satu kali perawatan sudah terlihat hasilnya, terutama bagi yang mengalami kondisi

rontok sedikit atau tumbuh be­ berapa uban. Dengan perawatan ini, akan membuat pertumbuhan uban melambat,” kata Hairul. Untuk perawatan di rumah, ia menyarankan, jangan melupakan penggunaan hairtonik. Hairul menyarankan, sebaiknya hair­ tonik digunakan rutin di rumah setelah keramas dan menjelang tidur agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Hairul Warisin

(Wirati Astiti)

M

eski tidak semua tampil dengan grup band masing-masing melainkan mereka yang berasal dari komunitas Koesplusan ini tampil satu persatu menyanyikan lagu Koes Plus yang malam itu dikomandoi Pages Band. Semua tampak bersemangat dan ingin tampil untuk memb­ awakan lagu Koes Plus. Panggung menjadi begitu ramai dan heboh. Sejalan dengan masa tenarnya Koes Plus puluhan tahun lalu, yang tampil malam itu adalah para vokalis berusia rata-rata di atas 50 tahun. Uniknya selain para penggemar Koes Plus yang sudah berusia tua, penontonnya juga banyak dari kalangan anak muda. Inilah kelebihan yang dimiliki Koes Plus, lagu-lagunya melegenda melintasi generasi dan meng­ hilangkan sekat waktu. Melodi yang sederhana sehingga cepat dicerna dan mudah dihafal namun lama lupanya. “Enak dinyanyikan, sederhana lagunya mudah dicerna dan dihafal,” kata Mudakir, salah seorang vokalis yang suara dan wajahnya mirip Yon Koeswoyo. Koes Plus memang memi­ liki daya pikat yang berbeda dari kelompok-kelompok musik atau grup band lainnya. Selain karena lagu-lagunya yang melegenda, kekompakan serta konsistensi memilih warna musik sendiri, Koes Plus digemari juga karena lagu-lagunya yang renyah dan mudah dinyanyikan.

Hal inilah yang akhirnya mem­ buat banyak orang atau kelompok menyanyikan lagu-lagu Koes Plus yang rata-rata hits di blantika musik tanah air. Di Lombok bah­ kan lahir komunitas-komunitas musik atau grup band yang meng­ khususkan diri menyanyikan lagulagu Koes Plus. Sejak tahun 2011 band-band yang khusus menyanyikan lagulagu Koes Plus ini bermunculan. Setidaknya ada delapan kelompok yang saat manggung tidak mem­ bawakan lagu lain kecuali Koes Plus. Kelompok-kelompok musik ini lahir dari berbagai komunitas, seperti Dana Plus dan Family yang berasal dari komunitas Bank NTB. Lalu ada Rambu Band dari Dinas LLAJR Kota Mataram, Harmoni Band, Pages Band, Dewantara Band yang dimainkan oleh para

guru, Bhakti Mulya Band dari komunitas Tionghoa. Ada pula J Plus dan lain-lain. Bahkan ada satu grup yang berasal dari Praya Lom­ bok Tengah bernama Historia Band turut meramaikan blantika musik di Lombok. Band Koesplusan di Lombok ini dulunya beberapa kali tampil bersama. Kelebihan komunitas ini dibanding lainnya adalah guyub. “Kebersamaan untuk bernostalgia merekatkan satu sama lain,” un­ gkap Dudi Subiantoro, dari grup Pages Band. Hal ini terlihat dari aktivitas komunitas yang selalu meluangkan waktu untuk hadir jika ada gelaran Koesplusan. Se­ jauh ini, komunitas Koesplusan di Lombok menghadirkan nostalgia menyatukan para musisi berumur. Kelebihan lainnya adalah bandband Koesplusan di Lombok

Komunitas Koesplusan di Lombok selalu berkumpul dalam berbagai momen menyanyikan lagu-lagu Koes Plus

ini hampir tidak pernah mem­ bubarkan diri meski kini tidak lagi banyak dan ramai seperti dulu. Jika pun ada yang mulai jarang tampil itu karena faktor alami

Berbagai grup band Koes Plus Lombok beberapa kali tampil bersama

Komunitas Koes Plus Lombok mengadirkan nostalgia menyatukan musisi berumur

saja. “Kalau jarang tampil biasanya karena personilnya berkurang dan alasannya manusiawi dan alami seperti karena usia, karena sakit atau karena pindah tugas ke luar daerah,” ujarnya. Meski kini tidak lagi banyak yang aktif, namun saling menyapa satu sama lain antar grup maupun antar personal tetap dilaku­ kan bahkan saling mengundang dan menginformasikan jika ada pergelaran Koesplusan. Kompak dan solid ditunjukan oleh para penggemar Koes Plus juga lebih karena bagi mereka bernyanyi itu adalah hobi bukan semata-mata mencari penghasilan karena ratarata para penggemar Koes Plus ini memiliki pekerjaan tetap. Kini mu­ lai ada juga grup Koes Plus di Mat­ aram yang kembali muncul seperti band Eksis. (Naniek I. Taufan)


Kuliner

16

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Mau Bahagia? Cicipi Ayam Bakar “Bahagia” “Jangan lupa bahagia”. Tagline ini sering sekali dipakai orangorang dalam status atau foto mereka di media s­ osial. Sebuah kalimat s­ ederhana penuh makna yang mampu menjadi ­penyemangat. “­ Begitu pula jika Anda mau m ­ encicipi ayam bakar dengan citarasa yang khas, jangan lupa klik IG: janganlupabahagia_,” ucap Anak Agung Ayu Devi Apsari Wibawa Ningrat, yang akrab disapa Gung Devi.

Ayam Bakar “Bahagia”

Nasi Goreng Sederhana

Bahan : 400 gr : nasi 1 butir : telur ½ sdt : lada 2 sdm : kecap manis 2 sdm : margarin Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

S

esuai dengan namanya, ayam bakar “bahagia” buatannya ini memang membuat pelanggannya tidak pernah lupa, alias ketagihan. Setidaknya, tiap minggu mereka pasti kembali mengorder. “Pegawai kantor dinas di sekitar sini sering pesan lunch box, guru-guru di bebrapa sekolah di Denpasar juga. Untuk hari kerja, kami batasi pemesanan maksimal 40 box saja, karena kan saya harus ngantor pagi. Open order hari Kamis, Sabtu dan Minggu dikirim,” ucap Gung Devi yang masih berstatus pegawai kontrak di kantor pelayanan kota Denpasar ini. Perempuan cantik 23 tahun ini mengisahkan, dirinya memang suka memasak, dan bermimpi selepas kuliah ingin punya warung makan. Berkat dukungan teman dekatnya, Gung Dika, setidaknya sejak September 2017 mereka

Bumbu Halus : 6 buah : bawang 3 siung : bawang putih ½ sdt : terasi

Gung Dika dan Gung Devi

mengawali bisnis kulinernya ini secara online. Respons masyarakat atas menu “ayam bakar bahagia” ini luar biasa. “Mudah-mudahan sebentar lagi mimpi saya terwujud ya. Sekarang ini kami masih hunting tempat yang pas untuk jualan,” ucapnya. Satu paket ayam bakar “bahagia” yang terdiri dari nasi, sepotong ayam bakar, dan plecing kangkung ini dipatok denga harga

Rp 18 ribu. Gung Devi mengatakan, ayam bakarnya memiliki citarasa yang khas, bumbunya berbeda dari bumbu ayam bakar umumnya. Demikian juga sambal plecing kangkungnya. “Pokoknya, citarasa ayam bakar bahagia kami berbeda. Ini resep turun temurun dari keluarga kami. Jadi, kalau mau bahagia, coba dulu ayam bakar bahagia,” ujarnya tersenyum. (Inten Indrawati)

di Warung Sehat Bali Tangi, di kawasan Renon, Denpasar. Apalagi, akhir-akhir ini tengah digaungkan back to nature atau cara sehat menjalani kehidupan dengan bahan-bahan dari alam. Salah satunya loloh, minuman herbal khas tradisional Bali yang bermanfaat bukan hanya bagi kesehatan tapi juga sebagai minuman segar pelepas dahaga.Kini penya-

jian loloh makin dikembangkan melalui variasi rasa yang beragam, mulai dari loloh kunyit asam, bluntas, daun alpukat, kayu cang dan jahe,temulawak hingga daun piduh dan daun kayu manis. Secara umum dalam pengobatan tradisional, loloh memiliki banyak manfaat. Loloh dapat meningkatkan kesehatan dengan merekonstruksi organ, kelenjar, pembuluh darah, syaraf yang belum bekerja dengan baik. Mencegah penyakit yang berkelanjutan. Membiasakan diri untuk dekat dengan energi tanaman. Belajar merasakan khasiat dari tanaman. Dan, mencintai alam dengan menanam, serta memelihara. Pe m i l i k B a l i Tangi Aromatic & Traditional Spa ini menjelaskan ramuan tradisi peninggalan leluhur yang dibuat dari

bahan alam, umumnya tumbuhan, yang di remas-remas, ditumbuk atau digodok dengan air, kemudian difungsikan dengan cara diminum. Selanjutnya bersama komunitas Perkumpulan Pecinta Tanaman (PPT) Kota Denpasar, mereka mengusung misi untuk mengangkat kembali citra loloh Bali. Bahkan di Denpasar sudah sering dilakukan lomba membuat loloh. Menariknya lagi, saat ini makin banyak orang menyukai atau mengonsumsi loloh. Bahkan, pemerintah Kota Denpasar dalam berbagai acara atau ajang yang digelar menghadirkan loloh sebagai welcome drink . Kepopuleran loloh juga terlihat jelas saat acara Ubud Food Festival belum lama ini, di sana cukup banyak stan kuliner yang menyediakan minuman tradisional ini sebagai salah satu produk olahan ekonomi kreatif yang segar.

Bahan : 70 gr : daging alpukat 70 gr : pisang raja 2 sdm : madu 70 ml : susu Es batu secukupnya

Cara Membuat : Blender semua bahan hingga lembut dan halus. Siap disajikan dalam gelas saji.

Buntil Tahu Daun Singkong

Bahan : 1 buah : tahu cina, hancurkan 250 gr : daun singkong rebus 750 ml : santan, didihkan 1 sdt : garam 100 gr : kelapa parut 4 lembar : daun jeruk purut, cincang halus 7 buah : cabe rawit merah 100 gr : teri nasi cuci bersih Bumbu Halus : 7 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih ½ jari : kencur

Yuliani juga menyampaikan sebuah catatan, bagi siapa saja yang ingin membuat loloh segar. “Gunakan peralatan yang bersih dan kering. Siapkan tumbuhan yang akan dibuat loloh, sesuai resep. Bahan dicuci bersih lalu dibilas dengan air minum kemudian ditimbang atau diukur. Bahan bisa ditumbuk halus, diremas atau di blender dan ditambakan air 50 - 100 cc. Setelahnya langsung disaring dan siap diminum,” ujarnya. Ia juga mengatakan siap membantu yang mau belajar membuat loloh. (Sri Ardhini)

2 buah : cabe merah 7 buah : cabe rawit

Cara Membuat : Ceplok telur setengah matang, sisihkan. Panaskan margarin hingga leleh, masukkan bumbu halus, tumis hingga harum, lalu masukkan nasi, aduk rata, tambahkan kecap manis, gula, garam, kaldu bubuk juga lada bubuk, aduk hingga matang. Sajikan dengan taburan bawang putih goreng dan telur ceplok juga lalapan mentimun.

Chef Sarwan

Nasi Goreng Pedas

Jus Alpukat Pisang

Loloh sebagai Welcome Drink

Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik. Selain karena budaya, kesenian dan keindahan alamnya. Bali juga dikenal karena usadha-nya. Yang tercatat dalam lontar peninggalan leluhur kita dan telah digunakan secara luas oleh masyarakat. Hal ini disampaikan Made Yuliani Sukhana saat ditemui

17

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

1 sdt : garam Kaldu bubuk, gula, penyedap secukupnya

Cara Membuat : - Campur bumbu yang telah dihaluskan dengan kelapa parut muda, irisan daun jeruk, teri nasi dan tahu yang sudah dihaluskan, aduk rata. - Bagi adonan menjadi beberapa bagian, lalu bungkus dengan lembaran daun singkong, ikat, lakukan sampai adonan habis. - Masukkan buntil dalam santan yang mendidih, rebus sampai buntil matang dan bumbu meresap, siap disajikan.

Bahan : 400 gr : nasi siap pakai 1 butir : telur kocok lepas 70 gr : udang kupas kulitnya, belah punggungya 2 sdm : saus raja rasa 2 sdm : bawang prei potong bulat 2 sdm : margarin Mentimun buat lalapan, iris korek api Gula, garam, kaldu bubuk rasa ayam secukupnya Bumbu Halus : 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 4 buah : cabe kriting merah 11 buah : cabe rawit 2 ruas jari : jahe Cara Membuat : - Panaskan margarin dalam panci anti lengket hingga leleh. - Masukkan bumbu halus, tumis hingga harum lalu masukkan kocokan telur, orak-arik hingga matang. - Masukkan udang, aduk berubah warna kemerahan. - asukkan nasi dan saus raja rasa, gula, garam, kaldu bubuk, aduk hingga tercampur rata. - Masak hingga matang dan siap disajikan dengan taburan daun bawang juga irisan mentimun.


Kuliner

16

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Mau Bahagia? Cicipi Ayam Bakar “Bahagia” “Jangan lupa bahagia”. Tagline ini sering sekali dipakai orangorang dalam status atau foto mereka di media s­ osial. Sebuah kalimat s­ ederhana penuh makna yang mampu menjadi ­penyemangat. “­ Begitu pula jika Anda mau m ­ encicipi ayam bakar dengan citarasa yang khas, jangan lupa klik IG: janganlupabahagia_,” ucap Anak Agung Ayu Devi Apsari Wibawa Ningrat, yang akrab disapa Gung Devi.

Ayam Bakar “Bahagia”

Nasi Goreng Sederhana

Bahan : 400 gr : nasi 1 butir : telur ½ sdt : lada 2 sdm : kecap manis 2 sdm : margarin Garam, gula, kaldu bubuk secukupnya

S

esuai dengan namanya, ayam bakar “bahagia” buatannya ini memang membuat pelanggannya tidak pernah lupa, alias ketagihan. Setidaknya, tiap minggu mereka pasti kembali mengorder. “Pegawai kantor dinas di sekitar sini sering pesan lunch box, guru-guru di bebrapa sekolah di Denpasar juga. Untuk hari kerja, kami batasi pemesanan maksimal 40 box saja, karena kan saya harus ngantor pagi. Open order hari Kamis, Sabtu dan Minggu dikirim,” ucap Gung Devi yang masih berstatus pegawai kontrak di kantor pelayanan kota Denpasar ini. Perempuan cantik 23 tahun ini mengisahkan, dirinya memang suka memasak, dan bermimpi selepas kuliah ingin punya warung makan. Berkat dukungan teman dekatnya, Gung Dika, setidaknya sejak September 2017 mereka

Bumbu Halus : 6 buah : bawang 3 siung : bawang putih ½ sdt : terasi

Gung Dika dan Gung Devi

mengawali bisnis kulinernya ini secara online. Respons masyarakat atas menu “ayam bakar bahagia” ini luar biasa. “Mudah-mudahan sebentar lagi mimpi saya terwujud ya. Sekarang ini kami masih hunting tempat yang pas untuk jualan,” ucapnya. Satu paket ayam bakar “bahagia” yang terdiri dari nasi, sepotong ayam bakar, dan plecing kangkung ini dipatok denga harga

Rp 18 ribu. Gung Devi mengatakan, ayam bakarnya memiliki citarasa yang khas, bumbunya berbeda dari bumbu ayam bakar umumnya. Demikian juga sambal plecing kangkungnya. “Pokoknya, citarasa ayam bakar bahagia kami berbeda. Ini resep turun temurun dari keluarga kami. Jadi, kalau mau bahagia, coba dulu ayam bakar bahagia,” ujarnya tersenyum. (Inten Indrawati)

di Warung Sehat Bali Tangi, di kawasan Renon, Denpasar. Apalagi, akhir-akhir ini tengah digaungkan back to nature atau cara sehat menjalani kehidupan dengan bahan-bahan dari alam. Salah satunya loloh, minuman herbal khas tradisional Bali yang bermanfaat bukan hanya bagi kesehatan tapi juga sebagai minuman segar pelepas dahaga.Kini penya-

jian loloh makin dikembangkan melalui variasi rasa yang beragam, mulai dari loloh kunyit asam, bluntas, daun alpukat, kayu cang dan jahe,temulawak hingga daun piduh dan daun kayu manis. Secara umum dalam pengobatan tradisional, loloh memiliki banyak manfaat. Loloh dapat meningkatkan kesehatan dengan merekonstruksi organ, kelenjar, pembuluh darah, syaraf yang belum bekerja dengan baik. Mencegah penyakit yang berkelanjutan. Membiasakan diri untuk dekat dengan energi tanaman. Belajar merasakan khasiat dari tanaman. Dan, mencintai alam dengan menanam, serta memelihara. Pe m i l i k B a l i Tangi Aromatic & Traditional Spa ini menjelaskan ramuan tradisi peninggalan leluhur yang dibuat dari

bahan alam, umumnya tumbuhan, yang di remas-remas, ditumbuk atau digodok dengan air, kemudian difungsikan dengan cara diminum. Selanjutnya bersama komunitas Perkumpulan Pecinta Tanaman (PPT) Kota Denpasar, mereka mengusung misi untuk mengangkat kembali citra loloh Bali. Bahkan di Denpasar sudah sering dilakukan lomba membuat loloh. Menariknya lagi, saat ini makin banyak orang menyukai atau mengonsumsi loloh. Bahkan, pemerintah Kota Denpasar dalam berbagai acara atau ajang yang digelar menghadirkan loloh sebagai welcome drink . Kepopuleran loloh juga terlihat jelas saat acara Ubud Food Festival belum lama ini, di sana cukup banyak stan kuliner yang menyediakan minuman tradisional ini sebagai salah satu produk olahan ekonomi kreatif yang segar.

Bahan : 70 gr : daging alpukat 70 gr : pisang raja 2 sdm : madu 70 ml : susu Es batu secukupnya

Cara Membuat : Blender semua bahan hingga lembut dan halus. Siap disajikan dalam gelas saji.

Buntil Tahu Daun Singkong

Bahan : 1 buah : tahu cina, hancurkan 250 gr : daun singkong rebus 750 ml : santan, didihkan 1 sdt : garam 100 gr : kelapa parut 4 lembar : daun jeruk purut, cincang halus 7 buah : cabe rawit merah 100 gr : teri nasi cuci bersih Bumbu Halus : 7 buah : bawang merah 4 siung : bawang putih ½ jari : kencur

Yuliani juga menyampaikan sebuah catatan, bagi siapa saja yang ingin membuat loloh segar. “Gunakan peralatan yang bersih dan kering. Siapkan tumbuhan yang akan dibuat loloh, sesuai resep. Bahan dicuci bersih lalu dibilas dengan air minum kemudian ditimbang atau diukur. Bahan bisa ditumbuk halus, diremas atau di blender dan ditambakan air 50 - 100 cc. Setelahnya langsung disaring dan siap diminum,” ujarnya. Ia juga mengatakan siap membantu yang mau belajar membuat loloh. (Sri Ardhini)

2 buah : cabe merah 7 buah : cabe rawit

Cara Membuat : Ceplok telur setengah matang, sisihkan. Panaskan margarin hingga leleh, masukkan bumbu halus, tumis hingga harum, lalu masukkan nasi, aduk rata, tambahkan kecap manis, gula, garam, kaldu bubuk juga lada bubuk, aduk hingga matang. Sajikan dengan taburan bawang putih goreng dan telur ceplok juga lalapan mentimun.

Chef Sarwan

Nasi Goreng Pedas

Jus Alpukat Pisang

Loloh sebagai Welcome Drink

Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik. Selain karena budaya, kesenian dan keindahan alamnya. Bali juga dikenal karena usadha-nya. Yang tercatat dalam lontar peninggalan leluhur kita dan telah digunakan secara luas oleh masyarakat. Hal ini disampaikan Made Yuliani Sukhana saat ditemui

17

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

1 sdt : garam Kaldu bubuk, gula, penyedap secukupnya

Cara Membuat : - Campur bumbu yang telah dihaluskan dengan kelapa parut muda, irisan daun jeruk, teri nasi dan tahu yang sudah dihaluskan, aduk rata. - Bagi adonan menjadi beberapa bagian, lalu bungkus dengan lembaran daun singkong, ikat, lakukan sampai adonan habis. - Masukkan buntil dalam santan yang mendidih, rebus sampai buntil matang dan bumbu meresap, siap disajikan.

Bahan : 400 gr : nasi siap pakai 1 butir : telur kocok lepas 70 gr : udang kupas kulitnya, belah punggungya 2 sdm : saus raja rasa 2 sdm : bawang prei potong bulat 2 sdm : margarin Mentimun buat lalapan, iris korek api Gula, garam, kaldu bubuk rasa ayam secukupnya Bumbu Halus : 7 buah : bawang merah 3 siung : bawang putih 4 buah : cabe kriting merah 11 buah : cabe rawit 2 ruas jari : jahe Cara Membuat : - Panaskan margarin dalam panci anti lengket hingga leleh. - Masukkan bumbu halus, tumis hingga harum lalu masukkan kocokan telur, orak-arik hingga matang. - Masukkan udang, aduk berubah warna kemerahan. - asukkan nasi dan saus raja rasa, gula, garam, kaldu bubuk, aduk hingga tercampur rata. - Masak hingga matang dan siap disajikan dengan taburan daun bawang juga irisan mentimun.


Jelita

18

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Komunitas Koesplusan

15

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Mengenang Legenda Lintas Generasi

Ketika Yon Koeswoyo meninggal dunia beberapa bulan lalu, penggemar Koes Plus di Mataram berkumpul untuk mengenangnya. Mereka menggelar pementasan di pojok Taman Budaya Mataram menyanyikan lagu-lagu Koes Plus hingga larut malam.

Cara Jitu Atasi Rambut Rontok Rambut rontok pasti membuat kesal. Apalagi, ditambah uban yang mulai tumbuh. Anda tak usah panik. Kini ada revolusi cara jitu mengatasi rambut rontok dan memper­ lambat uban, dengan AD Booster. Seperti apa?

H

a i r u l Wa r i s i n , ­O peration Ma­ nager Salon Rudy Gatsu dan Cang­ gu ini mengatakan, dengan kemajuan teknologi, berbagai alat diciptakan untuk perawatan kecantikan wajah dan rambut. “Kita mengenal ada setrika wajah, untuk mengencangkan wajah. Dalam urusan pena­ nganan rambut rontok juga ada alat canggih,” katanya. Dengan kemajuan teknologi, dalam penanganan rambut ron­ tok pun kini sudah alat yang membantu agar serum yang di­ masukkan ke dalam kulit kepala segera bereaksi. Ia mengatakan, masalah ram­ but rontok disebabkan banyak hal, tapi yang paling tinggi ada­ lah pola hidup yang tidak sehat termasuk stres. Begitu juga, soal uban. Menurut Hairul, uban ada­ lah perubahan pigmen rambut. Orang yang suka berpikir keras dan juga stres, mudah muncul uban. Ia mengingatkan, jika saat

keramas atau menyisir rambut, jumlah rambut yang rontok banyak bahkan sampai 100 helai, Anda perlu waspada, ka­r ena rambut rontok yang terusmenerus dapat mengakibatkan kebotakan. Dengan kecanggihan tekno­ logi, Salon Rudy mencoba me­ nawarkan solusi bagi masyarakat yang bermasalah soal rambut rontok dan uban. Perawatan dengan AD Boost­ er ini terbilang sangat simpel. Waktu yang diperlukan untuk perawatan berkisar 1 jam. Awal­ nya, kulit kepala akan dicek terlebih dahulu. Apakah kondisi kulit kepala normal, berminyak atau kering. Dengan alat scan kulit kepala akan terlihat jelas di layar komputer,” jelas Hairul. Dengan alat komputer yang langsung berada di samping konsumen, mereka bisa me­ lihat langsung hasil scan kulit kepalanya, sehingga saat tera­ pis menjelaskan ia langsung mengerti. “Satu kutikula yang sehat biasanya terisi tiga ba­

tang rambut,” jelasnya. Setelah mendapatkan hasil scan, kon­ sumen dikeramas. Tujuannya untuk membersihkan kulit kepala dari minyak, debu, dan membuka kutikula rambut. Langkah selanjutnya, kulit kepala diolesi foam di bagian batang rambut yang berfungsi untuk membuka pori-pori. Set­ elah diolesi, didiamkan selama lima menit agar meresap. Se­ mentara bagian kulit kepala diolesi gel tujuannya untuk menguatkan batang rambut. Gel ini bisa masuk ke pori-pori yang berfungsi untuk merangsang dan menguatkan akar rambut. Gel ini diolesi ke seluruh batang rambut. Dengan alat booster kulit kepala dipijat menyeluruh. Alat booster akan mengeluarkan sinar infra red yang terasa han­ gat di kepala saat digerakkan, dan seperti ada getaran yang berjalan di kulit kepala. Se­ telah melakukan pijatan dengan booster selama 10 menit, kepala didiamkan. Sambil menunggu, terapis langsung memijat tangan dan punggung, tujuannya agar kon­ sumen merasa rileks. Perawatan selanjutnya kepala diberi ozon yang sifatnya mendi­nginkan se­ lama 10 menit. Dilanjutkan den­

gan membilas rambut dan diberi masker khusus dan kembali dibilas sampai rambut benarbenar bersih. Perawatan terakhir, ram­ but diberi spray yang berfungsi menutup pori-pori dan disem­ protkan hairtonik agar hasil yang didapat lebih sempurna. “De­ngan perawatan teknologi Jepang ini, biasanya satu kali perawatan sudah terlihat hasilnya, terutama bagi yang mengalami kondisi

rontok sedikit atau tumbuh be­ berapa uban. Dengan perawatan ini, akan membuat pertumbuhan uban melambat,” kata Hairul. Untuk perawatan di rumah, ia menyarankan, jangan melupakan penggunaan hairtonik. Hairul menyarankan, sebaiknya hair­ tonik digunakan rutin di rumah setelah keramas dan menjelang tidur agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Hairul Warisin

(Wirati Astiti)

M

eski tidak semua tampil dengan grup band masing-masing melainkan mereka yang berasal dari komunitas Koesplusan ini tampil satu persatu menyanyikan lagu Koes Plus yang malam itu dikomandoi Pages Band. Semua tampak bersemangat dan ingin tampil untuk memb­ awakan lagu Koes Plus. Panggung menjadi begitu ramai dan heboh. Sejalan dengan masa tenarnya Koes Plus puluhan tahun lalu, yang tampil malam itu adalah para vokalis berusia rata-rata di atas 50 tahun. Uniknya selain para penggemar Koes Plus yang sudah berusia tua, penontonnya juga banyak dari kalangan anak muda. Inilah kelebihan yang dimiliki Koes Plus, lagu-lagunya melegenda melintasi generasi dan meng­ hilangkan sekat waktu. Melodi yang sederhana sehingga cepat dicerna dan mudah dihafal namun lama lupanya. “Enak dinyanyikan, sederhana lagunya mudah dicerna dan dihafal,” kata Mudakir, salah seorang vokalis yang suara dan wajahnya mirip Yon Koeswoyo. Koes Plus memang memi­ liki daya pikat yang berbeda dari kelompok-kelompok musik atau grup band lainnya. Selain karena lagu-lagunya yang melegenda, kekompakan serta konsistensi memilih warna musik sendiri, Koes Plus digemari juga karena lagu-lagunya yang renyah dan mudah dinyanyikan.

Hal inilah yang akhirnya mem­ buat banyak orang atau kelompok menyanyikan lagu-lagu Koes Plus yang rata-rata hits di blantika musik tanah air. Di Lombok bah­ kan lahir komunitas-komunitas musik atau grup band yang meng­ khususkan diri menyanyikan lagulagu Koes Plus. Sejak tahun 2011 band-band yang khusus menyanyikan lagulagu Koes Plus ini bermunculan. Setidaknya ada delapan kelompok yang saat manggung tidak mem­ bawakan lagu lain kecuali Koes Plus. Kelompok-kelompok musik ini lahir dari berbagai komunitas, seperti Dana Plus dan Family yang berasal dari komunitas Bank NTB. Lalu ada Rambu Band dari Dinas LLAJR Kota Mataram, Harmoni Band, Pages Band, Dewantara Band yang dimainkan oleh para

guru, Bhakti Mulya Band dari komunitas Tionghoa. Ada pula J Plus dan lain-lain. Bahkan ada satu grup yang berasal dari Praya Lom­ bok Tengah bernama Historia Band turut meramaikan blantika musik di Lombok. Band Koesplusan di Lombok ini dulunya beberapa kali tampil bersama. Kelebihan komunitas ini dibanding lainnya adalah guyub. “Kebersamaan untuk bernostalgia merekatkan satu sama lain,” un­ gkap Dudi Subiantoro, dari grup Pages Band. Hal ini terlihat dari aktivitas komunitas yang selalu meluangkan waktu untuk hadir jika ada gelaran Koesplusan. Se­ jauh ini, komunitas Koesplusan di Lombok menghadirkan nostalgia menyatukan para musisi berumur. Kelebihan lainnya adalah bandband Koesplusan di Lombok

Komunitas Koesplusan di Lombok selalu berkumpul dalam berbagai momen menyanyikan lagu-lagu Koes Plus

ini hampir tidak pernah mem­ bubarkan diri meski kini tidak lagi banyak dan ramai seperti dulu. Jika pun ada yang mulai jarang tampil itu karena faktor alami

Berbagai grup band Koes Plus Lombok beberapa kali tampil bersama

Komunitas Koes Plus Lombok mengadirkan nostalgia menyatukan musisi berumur

saja. “Kalau jarang tampil biasanya karena personilnya berkurang dan alasannya manusiawi dan alami seperti karena usia, karena sakit atau karena pindah tugas ke luar daerah,” ujarnya. Meski kini tidak lagi banyak yang aktif, namun saling menyapa satu sama lain antar grup maupun antar personal tetap dilaku­ kan bahkan saling mengundang dan menginformasikan jika ada pergelaran Koesplusan. Kompak dan solid ditunjukan oleh para penggemar Koes Plus juga lebih karena bagi mereka bernyanyi itu adalah hobi bukan semata-mata mencari penghasilan karena ratarata para penggemar Koes Plus ini memiliki pekerjaan tetap. Kini mu­ lai ada juga grup Koes Plus di Mat­ aram yang kembali muncul seperti band Eksis. (Naniek I. Taufan)


14

Bangsa Maju Literasi Kuat kepada masyarakat luas. Majdi juga dinilai sebagai gubernur inspiratif bagi generasi bangsa, dengan sederet prestasi, baik sebagai ulama, maupun sebagai kepala daerah. Menurut Ketua IKAPI, Gubernur NTB merupakan kepala daerah yang berhasil mengangkat dan membangun NTB ke level yang membanggakan. Bahkan mampu bersaing dengan daerah-daerah lain yang lebih dahulu maju. Majdi menyampaikan rasa syukur atas penghargaan tersebut. Ia mengungkapkan masih banyak tokoh-tokoh lain yang juga harus mendapatkan penghargaan tersebut, sebagai bentuk penghargaan atas karya-karya besar mereka dalam bentuk literasi. enghargaan sebagai To- Menurutnya, kalau inkoh Perbukuan Islam gin bangsa ini maju dan tersebut diserahkan kuat, maka literasinya oleh Ketua IKAPI Ja- harus kuat. karta, Hikmat Kurnia. Pada kegiaIa menegaskan bahtan yang mengusung tema meraih wa penghargaan tersekejayaan Islam melalui literasi, but bukan hanya untuk IKAPI memilih Gubernur NTB ini dirinya melainkan juga sebagai peraih penghargaan terse- untuk generasi muda but karena ia dinilai sebagai sosok bangsa, khususnya yang gemar membaca dan menu- NTB. “Penghargaan larkan hasil bacaannya tersebut ini untuk anak-anak muda NTB,” ungkapnya yang sambut tepuk tangan para undangan yang hadir. Selain tokoh perbukuan Islam 2018, IKAPI Jakarta juga menyerahkan penghargaan kepada para penulis dengan kategori Buku Islam terbaik kategori fiksi deGubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi wasa, Buku Islam (kanan) saat menerima penghargaan terbaik kategori dari IKAPI. Beberapa waktu lalu, Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi kembali dianugerahi penghargaan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2018 pada acara 17th Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta. Acara yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta ini merupakan pameran buku Islam terbesar se-Asia Tenggara yang bertempat di Jakarta Convention Center Senayan Jakarta.

P

Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi (tengah) saat hadir pada Islamic Boof Fair 2018.

Life Story

non-fiksi anak, Buku Islam terbaik kategori non-fiksi dewasa, Buku Islam terbaik kategori terjemahan, Buku Islam dengan Desain Sampul Terbaik dan Buku Islam

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

dengan Ilustrasi Terbaik. Ketua panitia, Muhammad Anis Baswedan mengatakan IBF tahun ini merupakan wahana dan salah satu ajang untuk wisata

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Style

19

literasi Islami. Sekitar 151 penerbit dan 53.000 judul buku serta 15.000.000 eksemplar buku dipamerkan dalam IBF tersebut. (hms/Naniek I. Taufan)

dalam Balutan Masa Kini Itang Yunasz salah seorang desainer papan atas negeri ini bermimpi bisa mendandani perempuan Indonesia dengan gaya yang stylish sekaligus santun.

S

eperti nampak dalam koleksinya bertema “Soft City” yang disuguhkan di hadapan relasi khusus dan media di Conclave Co-Working Space, Jakarta Selatan dalam jamuan sore, belum lama ini. Begitulah Itang Yunaz, setelah lebih dari 35 tahun perjalanannya sebagai desainer, ia mewujudkan mimpinya melalui beberapa label. Salah

satunya, adalah kolaborasi dengan Alzara menghadirkan “Allea Itang Yunaz” , yang inspirasinya dari keindahan alam, dan terlihat pada motif maupun warnanya. Di sinilah desainer modest wear, yang tergolong paling produktif ini memunculkan detail melalui kombinasi desain print serta pola yang lebih bermain. Selain itu, ada siluet yang beragam disertai aplikasi renda, ring, tassel, pita dan lainnya. Selanjutnya, lini ini ditujukan bagi kalangan perempuan berusia 20 - 45 tahun, yang aktif, ceria, semangat, dinamis tanpa meninggalkan gaya masa kini. (Sri Ardhini)


Griya

20

Wallpaper untuk

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Dinding Cantik dan Menawan Banyak cara yang bisa dipilih untuk memberikan tampilan baru pada dinding ruang Anda. Salah satunya, wallpaper. Kertas pelapis dinding ini cukup populer dipakai sebagai pengganti cat dan sekaligus sebagai dekorasi ruangan yang bisa dilakukan instan dan tematik. Hal tersebut disampaikan Luh Kartiningsih Ngurah Putri, S.Sn.

O

wner Graha Asri ini mengatakan, alasan konsumen memutuskan memasang wallpaper sebagian besar karena melihat dari segi estetika. Wallpaper memiliki berbagai macam corak dan gambar yang cantik dan menawan, dibandingkan dengan cat. Selain itu, dengan pemasangan wallpaper ini bisa menutupi bidang dinding yang kotor (karena dicoratcoret). “Kalau menggunakan cat, hanya warna saja yang bisa beda, tidak ada corak dan gambarnya,” ujar Kartiningsih, kelahiran 21 April 1977 ini. Kadang, ia pun kerap memadukan wallpaper dengan HPL sesuai keinginan konsumen.

Jika begini, harus pintar-pintar memadupadankan warna agar terlihat harmonis. Anda bisa memasang wallpaper di salah satu sisi dinding. Bahkan wallpaper juga menarik untuk dipasang di sebagian sisi saja sebagai aksen interior. Untuk pemasangan wallpaper ini perlu diperhatikan permukaan dinding. Jika dinding agak kasar dan bergelombang atau dinding berlubang akibat lubang paku, dll, berikan tambalan atau diratakan. Pastikan juga bahwa dinding yang akan dipasangi wallpaper bebas dari rembesan air saat hujan, karena kelembaban yang tinggi bisa membuat wallpaper cepat mengelupas.

Luh Kartiningsih Ngurah Putri

Untuk pengerjaannya, tak sembarang orang bisa memasang wallpaper dengan baik. Untuk itu, ia menyarankan untuk pemasangan wallpaper diserahkan kepada jasa pemasang yang profesional dan berpengalaman. (Inten Indrawati)

Bugar

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

13

Jaga Kesehatan dengan Tok-tek Menjadi tua itu pasti. Namun, sehat di usia senja, tak banyak orang mampu melakukannya. Made Taro seorang penggiat permainan tradisional dan cerita rakyat, pekan lalu baru saja merayakan ulangtahunnya yang ke-79. Apa kiat sehatnya di usia senja?

“S

aya bersyukur masih diberi ke­ sehatan di usia senja,” tutur bapak 4 anak dan 8 cucu ini dengan sumringah, saat ditemui Tokoh di rumahnya. Ia baru saja datang membeli sesuatu dengan mengendarai sepeda motor. Ketika ditanya, apa tidak khawatir naik motor, ia langsung menjawab sembari tertawa. “Agak waswas sih. Tapi saya naik motornya tidak sampai jauh, dekat-dekat saja. Hanya mengecek distribusi buku-buku saya. Paling jauh ke toko buku di Jalan Kartini Denpasar,” ung­ kapnya. Mengenai kiat sehatnya di usia senja, Taro menunjukkan suatu alat yang digunakan untuk berolahraga. Alat itu namanya tok-tek karena saat dibunyikan bersuara tok-tek. Awalnya, ia tanpa sengaja memakai alat itu

sembari bersenam tiap hari. Namun, tanpa disadarinya, salah satu jarinya yang kaku tidak bisa digerakkan, bahkan sudah divonis harus dioperasi bisa sembuh total. Sejak itu, ia rutin memakai alat itu untuk bersenam. Alat tok-tek sangat sederhana, terbuat dari bambu. Sebenarnya tok-tek termasuk permainan tradisional. Ia mendapatkan informasi tok-tek dari seorang pemirsa televisi yang sempat mengundangnya ke rumah. Saat Taro mencobanya, ia mendengar suara tok-tek, akhirnya ia beri nama alat itu tok-tek. Namun, saat digunakan oleh tangan kanan, terasa agak sulit. Sampai di rumah, ia berpikir untuk membuat alat tersebut menjadi lebih mudah dibunyikan. Ia membuat lengkungan di masing-masing sisi sehingga jari-jari tangan

Made Taro

lebih mudah menggenggamnya. “Awalnya tok-tek hanya dibunyikan di tangan kanan. Saya mencoba berkreasi. Saya ciptakan lagi untuk di tangan kiri dengan nada yang berbeda. Terciptalah 4 nada. Saat tok-tek dibunyikan dengan kedua tangan, suaranya sangat indah seperti sebuah

instru­men lagu,” kata Taro. Sementara, dari segi kesehat­ an, ia tak menyangka, tok-tek dapat dipakai sebagai alat bantu olahraga untuk menjaga ke­ sehatan. “Sembari membunyikan tok-tek, saya memutar kedua tangan saya. Saya juga melatih pernapasan dengan menarik

dan menghembuskan napas. Saya rasakan tulang ekor saya seperti ke tarik. Saya berjalan dengan santai menggerakkan kedua kaki agar tidak kaku. Itu saya lakukan 15 menit tiap pagi,” kata pensiunan guru antropologi SMAN 2 Denpasar ini. Untuk urusan makan, ia mengatakan, tak pernah lupa makan sayur dan buah. Ia rutin membuat sayur tumis, de­ ngan bumbu, bawang merah, bawang putih, dan sedikit garam. Sayurannya terdiri dari wortel, sawi, dan terong. Dimasak sebentar kemudian siap disantap bersama nasi. Selain urusan makan dan olahraga, bergaul dengan anakanak atau siswa SD yang kerap dilakukan di sanggar, sangat membantunya tidak pernah stres. “Bergaul dengan anakanak merupakan kesenangan rohani. Saya bisa tertawa, bercanda, dan bersenda-gurau bersama mereka. Itu juga obat agar tetap sehat,” imbuh lelaki yang rutin tidur tiap pukul 10 malam dan bangun pukul 4 pagi ini. (Wirati Astiti)

RSK Bedah BIMC Kuta Gelar Seminar Trauma Setelah tahun 2017 lalu berhasil menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Peran Perawat dalam Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan” di ruang Intensive Care, RSK Bedah BIMC Kuta kembali menggelar Seminar dan Workshop Keperawatan “Update Trauma and Emergency Care”, Sabtu 14 April 2018 di Hotel Grand Santhi Denpasar. Acara yang memadukan antara seminar dan workshop ini bertujuan untuk menambah wawasan perawat terkait pengkajian dan penanganan pasien dengan berbagai macam trauma, sehingga diharapkan nantinya akan berguna untuk diaplikasikan di instasi tempat kerja masing-masing peserta. Acara dibuka Director of Nur­sing (DON) RSK Bedah BIMC Kuta, I Wayan Indra Praekanata, S.Kep, S.Pd. S.S M.

I Wayan Indra Praekanata

Dari seminar dan workshop ini diharapkan para peserta memahami dinamika kerjasama antar profesi ke­ sehatan (baik dokter maupun perawat) dalam menangani trauma. Hal senada diungkapkan Direktur RSK Bedah BIMC Kuta, dr. Made IndraWijaya, MARS. Ia menyatakan sangat mendukung agenda rutin yang diselenggarakan oleh RSK Bedah BIMC Kuta ini, dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya di bidang kesehatan. “Kami berharap semua teman-teman sejawat (perawat) agar dapat selalu update keilmuan baik dari segi know­ ledge (pengetahuan) dan skill untuk

menjawab harapan dari masyarakat untuk selalu mendapatkan pelayanan yang terbaik khususnya di bidang trauma dan emergency,” imbuh Indra Praekanata. Selain seminar dan workshop, acara ini juga diramaikan dengan hiburan dan pembagian door prize dengan hadiah utama voucher menginap di hotel. Acara dihadiri ratusan peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/ kota di Bali, termasuk Nusa Penida, baik mahasiswa maupun umum hadir dan memadati seminar dan workshop yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 15.00 Wita. –ten

Dr. Kuning Atmadjaya dan Kadek Juli Ambara sebagai narasumber dalam seminar dan workshop keperawatan yang dimoderatori oleh Indra Praekanata Hum. yang sekaligus memandu acara seminar dan workshop, dan disaksikan secara langsung oleh Direktur RSK Bedah BIMC Kuta, dr. Made IndraWijaya, MARS, perwakilan organisasi PPNI serta para undangan. Menghadirkan 3 narasumber, yakni Dr. I.N. Kuning Atmadjaya, Sp.B (K) Trauma, KL, FICS, FINACS (RSUP Sanglah), Ns. I Kadek Juli Ambara, S.Kep, MSc.N (RSK Bedah BIMC Kuta), dan Ns. I Putu Budiarsana, S.Kep, MNSc. Em (RSUP Sanglah). Dokter Kuning yang mengupas tentang “Assesment and Resuscitation in Trauma Management” dan workshop Airway Management ini ­mengungkapkan, 50% angka kematian ada pada prahospital, 30% dalam perjalanan, dan 20% di rumah sakit. “Apa pun yang kita kerjakan di RS ter-

gantung dari penanganan prahospital. Karena itu, mari kita bersama-sama menggarap prahospital,” ucapnya. Sementara, Kadek Juli mengangkat tema “­Nursing Assesment and Care in Pediatric ­Trauma Emergency” dan Putu ­Budiarsana terkait “Workshop = Tra­uma Team Updates for Nursing”. Ketua Panitia acara, I Wayan Juli­ arta, Amd. Kep, mengatakan tema pe­ nanganan trauma ini diambil meng­ingat kecelakaan yang terjadi di Bali, baik kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas sangat sering terjadi. “Untuk itu diperlukan suatu usaha dari profesi kesehatan, khususnya perawat agar dapat meng-upgrade ilmu terkait trauma. Sehingga akhirnya mampu memberikan penanganan yang optimal dalam mengatasi kasus tersebut,” ujarnya.

Seminar dan Workshop Keperawatan “Update Trauma and Emergency Care”, yang berlangsung Sabtu 14 April 2018 di Hotel Grand Santhi Denpasar dihadiri ratusan peserta yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Bali.


12

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Hobi

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Anjani Sekar Arum

21

Usaha Batik Modal Nol Rupiah

Aroma lilin batik menyeruak memenuhi ruangan berukuran 9 x 7 meter. Lembaran kain sudah siap di atas meja dan gawangan. Terlihat anak-anak memasuki tempat yang biasa dise­ but Sanggar Batik An­ dhaka sambil berceloteh dan tertawa. Badan gesit yang tadinya bergerak, kemudian duduk tenang. Tangan-tangan kecil mereka kemudian memegang canting, meniup­nya lalu menempelkannya ke kain dengan perlahan. Mereka sibuk membatik.

A

dalah Anjani Sekar Arum, sosok wanita di balik sanggar Andhaka. Di tengah maraknya gawai dan internet, dia berhasil mengajak anak-anak di sekitar rumahnya di Kota Batu, Jawa Timur, untuk belajar membatik secara tradisional. Kebanyakan dari mereka bergantian datang secara sukarela untuk belajar membatik seusai jam belajar di sekolah. Menurut Anjani, banyak keistimewaan yang terjadi selama ia mengembangkan sanggar batik yang mengangkat kebudayaan bantengan sebagai ciri khas motif batiknya ini. Ada saja tawaran pameran di dalam maupun luar negeri. “Tawaran untuk pameran datang tiba-tiba.

Anjani Sekar Arum

Anak-anak membatik

Seperti pada tahun 2014, kami pernah diminta oleh Walikota Batu untuk pameran di Praha, Ceko,” ungkapnya. Anak-anak yang membatik makin semangat setelah ada pameran, karena jerih payahnya membuahkan hasil. Hasil dari penjualan kain dipakai sebagian untuk membeli bahan-bahan dan peralatan membatik. Selebihnya langsung diberikan kepada si anak dalam bentuk tabungan. “Kami tidak memberi target membatik harus sekian. Anak-anak dengan semangat menyelesaikan batiknya sampai selesai sesuai kemampuan dan kemauannya sendiri. Tidak ada paksaan di sini,” ujarnya. Siapa sangka hasil karya anak-anak

Hasil karya anak-anak Sanggar Andhaka

ini sudah pernah dipamerkan dan dinikmati warga Taiwan dan India pada tahun lalu. Anjani menuturkan ada orang Taiwan datang ke Sanggar Batik Andhaka berbekal info dari internet. “Orang Taiwan

ini memang datang khusus ke Jawa Timur mencari budaya dan UMKM yang unik. Eh ternyata ke sini,” ujarnya menceritakan bagaimana awalnya batik karya Andhaka bisa menembus pasar Taiwan. Kemudian untuk pameran di India, berawal dari ayahnya Anjani yang berprofesi sebagai seniman diundang untuk mengisi acara kebudayaan yang digelar oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kesempatan tersebut dimanfaatkan Anjani untuk turut mempromosikan hasil karya Sanggar Batik Andhaka. Hal menarik berikutnya ialah usaha yang dijalankan Anjani dimulai dengan modal nol rupiah. Karena kain-kain yang dijual pertama kali merupakan hasil karyanya ketika masih kuliah di Universitas Negeri Malang jurusan Seni dan Desain.

perbaiki suasana hati mereka. Rata-rata setiap bulan, tiap anak dapat membuat dua sampai empat lembar kain batik dengan teknik tulis, sehingga total kain yang diproduksi mencapai 60 lembar per bulan. Jumlah anak-anak yang mendapat didikan Sanggar Batik Andhaka bertumbuh pesat. Tahun 2014 dimulai dari beberapa tutor batik yang diajarkan bagimana cara membatik dari awal sampai akhir. Kini telah hampir 40 sekolah di Batu yang memiliki tutor batik dan menyentuh sekitar 600 orang siswa. Sistem tutor batik dianggap lebih efektif oleh Anjani. Di mana siswa mengajari siswa lain, sehingga fungsi guru hanya sebagai pendamping.

HADIAH UNTUK BELI TANAH Hal menarik lainnya Anjani rasakan ketika menerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia) Awards dari PT Astra International Tbk pada Oktober 2017 yang sampai sekarang dirinya tidak mengetahui siapa yang mendaftarkan. Dari penghargaan itu Anjani menerima Rp 60 juta sebagai dana pengembangan ditambah Rp 15 juta sebagai penerima favorit. Anjani memanfaatkan hadiah tersebut untuk membeli bahan-bahan dan peralatan membatik. Kemudian selebihnya ia pakai untuk memndhaka beli tanah. Sanggar A k a n a ka n a Hasil karya “Aku bercita-cita membangun Termasuk ketika mengikuti pam- semacam galeri batik di mana eran-pameran yang tidak menge- pengunjung bisa belajar membatik, luarkan biaya merupakan berkah belanja batik dan pernak-pernik khas Batu, tapi konsepnya tetap bagi Anjani. Muncul tantangan tersendiri bagi perdesaan. Karena di Batu ini masih Anjani saat batiknya dibeli orang. sedikit sekali wisata edukasi yang Ada anak didiknya yang senang kar- kental kebudayaan khas Batu,” tuena batiknya laku terjual, tapi ada tur Anjani mengutarakan mimpinya juga yang sedih karena merasa yang belum terwujud. Tanah yang batiknya kurang bagus dan belum hendak ia beli sedang mengalami laku terjual. Jika sudah begitu, Anjani permasalahan pada aktenya. “Kalau membangkitkan semangat anak- tekadnya kuat dan tujuannya jelas, anak itu kembali dan mengajak mer- pasti ada jalan keluar,” tambaheka bermain sejenak untuk mem- nya. (Ngurah Budi)


Buleleng

22

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

KONI Buleleng Kembangkan Tourism Sport Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mendukung penuh kemajuan olahraga baik atlit maupun sarana pendukung olahraga. Hal tersebut disampaikan saat menghadiri ­pelan­tikan dan pengukuhan pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ­Kabupaten Buleleng masa bakti 2017-2021 hasil Musyawarah Olahraga Kabupaten ­(Musorkab) KONI Buleleng yang berlangsung bulan Desembar tahun 2017. P ­ engukuhan dan pelantikan yang mengambil tema “Perkuat Sinergitas Untuk Meraih Prestasi Olah­ raga yang Membanggakan” ini berlangsung di Gedung Mr. I Gusti Ketut Pudja, Eks Pelabuhan Buleleng, Rabu (18/4).

Ratusan anak-anak hingga remaja dari Nusa Lembongan, Nusa Penida (Klungkung) dan Pegok, Sesetan (Denpasar) Sabtu (7/4) malam menari janger di panggung terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar. Sanggar Ratu Kinasih Nusa Lembongan mempersembahkan janger bertajuk “Tari Janger Indonesia Indah”. Tari ini menceritakan sebuah cara untuk tetap mempersatukan bangsa dengan diselingi gending-gending bertemakan cinta tanah air. Sebanyak 200 orang penari terlibat dalam pementasan ini. Kelihaian penari dalam memadukan gerakan dengan gending mampu menghibur penonton.

P

Pengukuhan dan pelantikan pengurus KONI masa bakti 2017-2021

P

PELAKSANAAN BT&CLS STIKES BULELENG Beri Andil dan Sugesti bagi Calon Tenaga Keperawatan

Stikes Buleleng menggelar kursus dasar keperawatan BT&CLS (Basic Trauma Life Suport and Basic Cardiac Life Support) yang berlangsung sejak 3 April hingga 13 April 2018. Kegiatan dan pelaksanaan BT&CLS ini dinahkodai oleh tenaga-tenaga muda terampil dan profesional di bidangnya dengan menggandeng AGD 118 Jakarta. Pembantu Ketua 1 (satu) STIKes Buleleng Ns. I Dewa Ayu Rismayanti, S.Kep, M.Kep dalam kata penutupan mewakili Ketua STIKes Buleleng menegaskan, seorang perawat harus mampu memperlakukan pasien sebagai dirinya sendiri, karena sikap seorang perawat sangat berpengaruh terhadap peluang kesembuhan pasien. Apalagi dalam keperawatan Gadar (Gawat Darurat) yang meliputi triage, luka bakar, keracunan, trauma, syok dan keperawatan Gadar lainnya khususnya yang mengancam nyawa. Kegiatan ini sangat memberikan andil besar dan sugesti bagi mahasiswa keperawatan semester VIII untuk mampu mengisi dirinya saat mereka telah bertugas dilapangan dalam pengabdian kemanusiaan. Kursus ini merupakan dasar bagi perawat yang siap memasuki dunia kerja, sekaligus dapat membantu perawat untuk memahami konsep dasar pena­ nganan gawat darurat (Gadar) dan gadar jantung. “Pendeknya setelah pelatihan ini peserta sudah harus memahami dan mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar pada orang dewasa secara cepat dan tepat. Bantuan hidup yang dimaksud adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa baik itu bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup lain (BHL),” jelas Rismayanti. Kegiatan yang diikuti oleh 104 orang terdiri atas 93 orang merupakan mahasiswa Stikes Buleleng dan sisanya peserta dari Rumah Sakit serta Puskesmas Kabupaten Buleleng. Ketua Tim pelaksana kegiatan yang merupakan instruktur AGD 118 Jakarta, Supriadi melaporkan, peserta sangat antusias dan semangat untuk menjadi ingin tahu tentang BHD, tanda-tanda

Pelatihan dasar keperawatan BT dan CLS oleh AGD 118 Jakarta di Stikes Buleleng

gangguan sirkulasi, penderita henti jantung dengan trauma pada orang dewasa, sumbatan jalan nafas, gangguan pernafasan yang nantinya mampu memahami tentang kriteria untuk memulai dan mengakhiri Resusitasi Jantung Paru (RJP). Tim AGD 118 ini melahirkan peserta terbaik dalam setiap angkatan sekaligus menerima sebuah penghargaan khusus. Salah satu peserta terbaik I Gusti Ayu Putu Ekarini dengan nada mantap menyampaikan kegiatan ini sangat super dan berkualitas dengan instruktur-instruktur muda yang berbakat dan cerdas dan selalu nyambung dengan peserta hingga semua argumentasi, tantangan dan kendala yang disampaikan peserta terjawab lugas. Sementara Ekarini peserta terbaik lainnya mengatakan yang paling mengesankan baginya dan kawankawan sebelum pelatihan peserta diberikan pre-test terlebih dahulu dan setelah kegiatan selalu diberikan pos-test dan ujian praktek. Bahkan dirinya tidak sungkan mengatakan rasa kekaguman terhadap salah satu instruktur, Dian Wisnuarga atau yang lebih akrab disapa Arga. “Inilah yang mematangkan dan mensugesti kami untuk nantinya mampu tampil lebih percaya diri,” ungkapnya. Di akhir acara tersebut dilanjutkan saling bertukar cindera mata baik dari lembaga STIKes Buleleng dengan Yayasan Ambulance Gawat Darurat 118. Kegiatan kursus dasar ini hendaknya terus dilakukan guna kualitas sebuah lulusan yang akan berlaga dimedan tugas kemanusiaan untuk penyelamatan jiwa dan nyawa. Perawat juga harus menghargai pasien guna menciptakan kenyamanan. Inilah sebuah prinsip otonomi yang berstandar kepada kenyamanan individu untuk berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri sehingga perawat juga harus mampu menghargai setiap pasien. (Win)

merenovasi fasilitas-fasilitas olahraga di Buleleng. “Kita buka ruang seluas-seluasnya untuk berdiskusi. Kita juga pada tahun depan akan perbaiki fasilitas-fasilitas olahraga seperti badminton dan juga tenis meja,” ujar Agus Suradnyana. Ketua KONI Provinsi Bali, Ir. Ketut Suwandhi saat ditanyakan mengenai pengurus KONI Buleleng masa bakti 2017-2021 yang masih didominasi pengurus sebelumnya menyatakan orang-orang di kepengerusan ini mempunyai pengalaman. Kepengurusan ini juga harus bisa mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik. Menurutnya, pengurus KONI Buleleng masa bakti 2017-2021 mempunyai kemampuan untuk lebih mengembangkan olahraga di Kabupaten Buleleng. “Saya yakin beliau-beliau yang duduk di kepengurusan KONI Buleleng saat ini mempunyai niat dan usaha lebih untuk bertarung bagaimana mengembangkan keolahragaan di Kabupaten Buleleng,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Umum KONI Buleleng, Nyoman Artha Widnyana menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Pemkab Buleleng karena telah sangat membantu KONI Kabupaten Buleleng dan memberikan perhatian yang sangat besar kepada insan-insan olahraga di Kabupaten Buleleng. Selama empat tahun kepemimpinannya pada periode pertama anggaran dana khususnya untuk pengembangan olahraga di Buleleng setiap tahunnya terus meningkat. “Walaupun anggaran ini sifatnya relative dibandingkan kabupaten atau kota lainnya, namun apresiasi Pemkab Buleleng terutama bapak bupati untuk olahraga Buleleng sangat tinggi,” tandasnya. (Wiwin Meliana)

11

Dekatkan Anak dengan Janger engempu sanggar I.A.A Yuliaswathi Manuaba menuturkan sanggarnya tak hanya bergerak pada tari janger saja. Wanita yang gemar berkesenian ini menuturkan untuk janger sendiri, sanggar yang berada di Nusa Lem­bong­

engukuhan dan pelantikan pengurus KONI dihadiri pula oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST, Sekkab Buleleng, Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Buleleng, Ketua KONI Bali, Ir. Ketut Suwandhi, staf ahli bupati, para sekretaris serta pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng. Ditemui seusai memberikan selamat kepada pengurus baru masa bakti 2017-2021 yang baru saja dilantik, Bupati Agus Suradnyana mengharapkan pengurus KONI baru yang masih didominasi wajah lama ini untuk lebih mengembangkan sektor olahraga. Bukan saja untuk prestasi atlet namun bagaimana KONI bisa memberikan kontribusi untuk peningkatan kesejahteraan dengan mengembangkan tourism sport yang berkelas dunia. “Pengembangan tourism sport ini harus sesuai dengan alam yang dimiliki oleh buleleng misalnya kita memiliki pantai yang panjang dan ombaknya tenang. Lalu juga ada topografi yang curam bisa dijadikan spot downhill,” harapnya. Lebih lanjut, Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini menyebutkan nantinya KONI bisa memberikan masukan kepada pemerintah daerah untuk pengembangan olahraga di Buleleng. Dirinya menyatakan Pemkab Buleleng memberikan ruang seluas-luasnya kepada KONI Buleleng untuk berdiskusi bagaimana mengembangkan olahraga di Kabupaten Buleleng khususnya tourism sport. Di samping juga tahun depan Pemkab Buleleng akan memperbaiki dan

Kreasi

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

an, Klungkung ini pun telah 4 tahun bergelut dalam jejangeran. “Tidak khusus janger, kami juga bergerak di tari sakral topeng, tari kekebyaran dan lainnya,” ungkapnya. Penampil kedua Sanggar Kekeran Budaya, Denpasar Selatan. Sanggar ini memadukan janger dengan dolanan, yang bertajuk “Kedis Sangsiah”. Sesekali tawa penonton mengisi penampilan Sanggar dari Banjar Pegok,

Sesetan ini. “Konsep ini sengaja kami gunakan agar anak-anak yang tampil dapat menikmati pementasan dan lebih akrab dengan penonton,” tutur Putu Vinka Paramaditya. Dirinya yang turut melatih anak-anak Sanggar Kekeran Budaya pun merasa bahagia, akhirnya anak didiknya dapat menampilkan janger yang maksimal. “Senang lihat anak-anak tampil, sebab ini bagian dari pelestarian budaya dan mereka sudah menjadi kader pelestari khususnya dalam jejangeran,” ujarnya.

Menurut pengamat seni Dr. I Nyoman Astita, MA., penampilan kedua sanggar tersebut cukup mengesankan dan pementasannya sudah tertata dengan baik. Bahkan, penampilan janger massal tersebut memunculkan visi baru tentang janger. Namun Astita, mengkritisi penampilan bondres dalam janger karena kurang menyatu dengan alur janger dan alur cerita. Saat

“Konsep ini sengaja kami gunakan agar anak-anak yang tampil dapat menikmati pementasan dan lebih akrab dengan penonton”

Seka Gong Istri Desa Kukuh

Hasrat Iringi Rejang Renteng Berawal dari niat melestarikan kesenian Bali, PKK Desa Kukuh Kecamatan Marga Tabanan membentuk seka Gong Istri Desa Kukuh pada 13 Januari 2018. Seka gong ini digagas Bendesa Adat Kukuh I Gede Subawa dan Perbekel Desa Kukuh sebelumnya, I Ketut Budiarta. Jumlah anggotanya 50 orang yang merupakan gabungan istri para tokoh masyarakat, seperti istri perbekel, istri kelian adat, hingga istri kelian dinas se-Desa Kukuh. Untuk mengasah kemampuan, seka gong ini rutin latihan di wantilan Desa Pakraman Kukuh yang jadi satu kesatuan dengan Pura Desa. Satu barung gong yang dipakai latihan merupakan bantuan dari Dirjen Bimas Hindu. Bantuan sebarung gong ini yang memotivasi kaum ibu di Desa Kukuh bangkit dan ingin menguasai dasar-dasar karawitan. Atas ban-

tuan krama lanang yang punya ketrampilan mengajar menabuh ditambah pembimbing dari luar, Seka Gong Istri Desa Kukuh ini mampu menguasai beberapa tabuh, di antaranya Tabuh Telu, Gegilakan, Semarandana, dan Pendet. Setelah menguasai tabuh, Seka Gong Istri Desa Kukuh mempraktekkan hasil belajarnya dengan ngayah saat pujawali di Pura Desa pada Redite Wage Kuningan. “Ngayah berjalan lancar,” ungkap Kelian Seka Gong Istri Desa Kukuh, Ni Nyoman Sriani saat ditemui di kantor Desa Kukuh. Sriani yang juga Sekretaris Desa Kukuh ini menambahkan, hampir selama tiga bulan mereka belajar menabuh setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Setelah ngayah di Pura Desa, 16 hari kemudian pada Anggara Kliwon Medangsia lanjut ngayah di Pura Kahyangan Alas Kedaton.

Tak hanya ngayah, Seka Gong Istri Desa Kukuh juga menerima upah dari aksi pentasnya. Upah ini kemudian menjadi kas seka. Kesempatan ngayah ini pula membuat semangat mereka makin berlipat untuk belajar. Hasrat mereka selanjutnya mampu mengiringi tari Rejang Renteng. “Kami ingin belajar tabuh Rejang Renteng dan tabuh tari wali dan wewalian,” ungkap Sriani.

pembinaan mereka tidak menampilkan bagian bondres, maka tidak dapat memberikan arahan. “Kalau pementasan bukan di Ardha Candra dan acara sejenis Nawanatya, pementasan itu sih baik-baik saja karena masyarakat juga menikmati. Tetapi secara alur pementasan itu perlu ada batasan-batasan supaya masingmasing dari unsur pementasan itu menyatu,” ujarnya. (Winatha)

Selain mendapat bantuan gong, Seka Gong Istri Desa Kukuh juga menerima pembinaan dari Dinas Kebudayaan Tabanan. Tokoh masyarakat Desa Kukuh juga bantu menyumbang pakaian dan aksesoris untuk seka gong ini. SIAP DIBINA Bendesa Adat Kukuh, I Gede Subawa mengaku bergembira

melihat semangat krama istri yang ingin belajar karawitan. Sehingga selaku Bendesa Adat, ia berkoordinasi dengan pihak desa dinas untuk mencari pengajar. “Di tengah kesibukan mereka menyiapkan piodalan di pura dan banten di rumah tangga, mereka bisa mengatur waktu untuk ngayah. Ini luar biasa, sehingga kami selalu mendukung kegiatan mereka,” jelas Gede Subawa. Perbekel Desa Kukuh, Made Sugianto mengatakan hal senada. “Saat ini Seka Gong Istri kembali menjadwalkan latihan lagi. Mereka ingin menguasai tabuh Rejang Renteng sehingga setiap pujawali, Rejang Renteng bisa dipentaskan di Pura,” tambah Sugianto. Ia menambahkan, saat penilaian lomba desa tingkat Kabupaten Tabanan, 22 Februari 2018, Seka Gong Istri Desa Kukuh juga ditampilkan untuk menyambut tim penilai. “Saya juga sudah sampaikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan dan Ketua DPRD Tabanan, jika kami ditunjuk tampil di PKB, kami dengan senang hati akan belajar dan siap dibina,” ungkap Sugianto. (Wira)


10

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Leadership Hebat perlu Strategi dan Berpikir Kritis

P

ada acara yang dihadiri sejumlah tokoh peng­ usaha, pendidik, maha­ siswa, seperti Tomoko Kanazawa, Agung Putra, Dr.

Hariyanto, Widya R. Erata , Poppy Dharsono, Putri Kusumaward­ hani, Puteri Indonesia 2018 Sonia Fergina, tersebut juga dilaksana­ kan diskusi bedah buku berjudul

“To Infinity and Beyond Cosmo­ politanism in International Rela­ tions” karya peneliti dari The ASC Prof. Anak Agung Banyu Perwita , Ph.D., dan Reza Alexander An­ tonius Wattimena, Ph. D., serta penerbitan jurnal rutin ‘Manaje­ men Strategi The ASC’ Volume 41, edisi April 2018. Menurut Ary Suta, untuk men­ capai kehebatan perlu leadership yang hebat . Leadership yang hebat perlu strategi yang hebat juga. Begitu pula strategi yang hebat memerlukan critical thinking atau cara berpikir kritis. Selanjutnya, ketika kepemimpinan yang an­ dal dibarengi strategi yang hebat maka akan menghasilkan nilai. Dan, dari nilai yang tinggi ini bakal menggulirkan kecerdasan. Dikatakannya lebih lanjut bahwa untuk memenangkan persaingan global diperlukan kecerdasan. Indonesia, bahkan dunia pun memerlukan orangorang yang cerdas disertai nilai kejujuran. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki rasa berbagi. Karenanya, Ary Suta mengun­ dang para penulis, terutama yang tulisannya tidak menyinggung orang lain.”Tulisan yang menjun­ jung kejujuran dan mencerdaskan orang lain. Jadilah orang yang berbahagia, yakni orang yang bisa menyumbangkan kecerdasannya kepada orang lain,” ujar mantan Kepala Badan Penyehatan Per­ bankan Nasional ( BPPN) ini. Sementara dalam bedah buku “To Infinity dan Beyond , Cos­ mopolitanism in International Relations”, para peneliti The ASC menekankan pentingnya masyarakat Indonesia tetap men­ junjung identitas asli Indonesia

Kembangkan Seni Topeng Tidak hanya kerajinan, Buleleng juga memiliki pengrajin berprestasi yang telah diundang ke beberapa belahan dunia. Salah satunya, pelaku seni Nyoman Suma Argawa di Desa Bungkulan Kecamatan Sawan. Beliau merupakan seorang seniman serba bisa, pelukis, pematung (pembuat topeng), penabuh, dan penari membuat ia sering diundang ke seantero dunia seperti Belanda, Eropa, dan Asia.

asil karyanya ter­ utama topeng ba­ nyak diminati orang asing maupun orang Indonesia. Topeng sebagai ben­ tuk karya seni tradisional di Bali lebih dikenal dengan sebutan tapel. Keberadaan topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hin­ du. Bentuk topeng bermacammacam yang mengambarkan watak seseorang. Suma Argawa mengatakan seni topeng terus berkembang meng­ ikuti zaman dan berjalan sesuai dengan nilai-nilai artistik, sosial, dan kultural dari masyarakat Bali. Topeng tidak hanya digunakan sebagai tapel penari pada tarian sebagai pengawal budaya lokal namun tetap bergerak mengikuti zaman, era globalisasi yang ditan­ dai dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi. Konsep kosmopolitan tersebut, ditawarkannya terutama kepada

generasi muda untuk melawan as­ pek negatif dari globalisasi. Serta, perlu adanya keseimbangan, yang dapat dimunculkan ketika kesadaran mereka dihadapkan gempuran globalisasi.

IKLAN CANTIK

(Sri Ardhini)

23

Nyoman a rgaw Suma A

H

Sukses dapat dicapai awalnya dari cara berpikir yang kritis. Banyak metode agar seseorang selalu berpikir kritis, baik berupa ide, maupun pemikiran yang dituangkan dalam karya tulis maupun sebuah buku. Demikian disampaikan oleh Founder & Chairman The Ary Suta Center (ASC) , Dr. I Putu Gede Ary Suta di acara Peringatan 10 tahun berdirinya The ASC di Kantor ASC, Jalan Prapanca, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (12/4).

Buleleng

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

sakral agama Hindu saja, me­ lainkan semakin berkembangnya kesenian seni topeng juga menga­ lami perkembangan seperti seni topeng kontemporer dan seni topeng sebagai pajangan. “Tidak mengherankan jika permintaan topeng tidak pernah sepi dan se­ lalu ada karena didukung dengan semakin banyaknya bermunculan seni topeng itu sendiri,” ungkap pemiliki dari Gallery Suma Arga­ wa tersebut. Dirinya menambahkan, sebagai seniman atau perajin topeng Bali penting memperhatikan kualitas bahan baku yang akan digunakan seperti pemilihan jenis kayu untuk pembuatan topeng. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan

para pemahat topeng seperti jenis topeng yang akan dibuat, diame­ ter kayu, warna kayu, tekstur kayu, dan lain sebagainya. Selain itu juga penggunaan cat warna untuk memantapkan karakter atau watak dari topeng yang akan dibuat. “Biasanya di dalam pembuatan topeng menggunakan dua jenis kayu yakni kayu pule dan kayu kamboja namun saya lebih memilih kayu pule karena lebih kuat,” ungkapnya. Ia menambahkan, saat ini pera­ jin topeng bali khususnya di Buleleng sangat sedikit karena untuk menjadi perajin tidak lah mudah selain harus memiliki jiwa seniman perajin juga harus memiliki keteram­pilan khusus.

Nyoman Suma Argawa

Dalam prosesnya harus melalui beberapa tahap pemahatan yang membutuhkan ketelitian agar karya yang dihasilkan sesuai de­ ngan apa yang diinginkan. “Kera­ jinan topeng itu bukan sekedar menjual kayu yang diukir namun juga menjual nilai seni dan kreati­ fitas bahkan tidak mudah untuk membuat topeng tokoh seperti Gajah Mada,” imbuhnya. Menjadi seorang seniman topeng, dirinya dituntut untuk mengutamakan kualitas baik

dari bahan maupun hasil produk seninya. Harga yang tinggi sa­ ngat tergantung dari penggunaan bahan yang digunakan. Harga juga ditentukan dari tingkat kesulitan proses pembuatan topeng tersebut dan aplikasi warna, harga terendah mulai Rp 500.000 hingga Rp 10 juta. “Harga topeng juga tergantung dari penggunaan warna, seperti warna prada harga topeng bisa semakin mahal,”ungkapnya. (Wiwin Meliana)

Ketut Ngurah Ery Suanda

Kreasi Kacamata Kayu Bekas Hobi yang disayangkan jika sebelumnya di­ papan skate yang anggap sepele dan dibeli mahal dan membuang-buang hanya dipakai pa­ waktu ternyata ling singkat setahun bisa menjadi in­ itu terbuang siaspirasi bisnis bagi sia. Dengan inovasi orang-orang yang dan sentuhan seni, inovatif dan mau papan-papan be­ berusaha karena kas dan tidak layak peluang untuk pakai itu disulap sukses bisa datang menjadi bingkai dari mana saja. Hal atau gagang kaca­ itu juga dirasakan mata limited edition oleh Ketut Ngu­ yang bernilai jual rah Ery Suanda. tinggi. Ketut Ngurah Ery Suanda Hobinya bermain Sebenarnya, pria skateboard mengantarkan pria yang kelahiran 26 Desember 1988 ini tidak akrab disapa Ery ini kepada bisnis memiliki ketrampilan dalam membuat yang menggiurkan. Bukan karena di­ kerajinan kacamata, hanya saja melihat rinya menjadi skater hebat melainkan peluang bisnis yang menjanjikan ini karena ide cemerlangnya meman­ dirinya belajar secara otodidak dan faatkan papan skate bekas menjadi tidak pernah berhenti berkreasi. “Saya barang bernilai jual tinggi. melihat ini bisnis yang sangat men­ Ery mengatakan menjadi se­ janjikan, kalau bisnis buat clothingan orang skater membuat ia memiliki mungkin semua orang juga bisa. Saya banyak teman sesama skater baik ingin membuat sesuatu yang ber­ dari Buleleng maupun luar Buleleng. beda, unik dan tidak semua orang bisa Melihat penghobi olahraga skate yang melakukannya,”ungkapnya. lumayan banyak, muncul dibenak Ery Ia menambahkan untuk mem­ untuk mengolah kembali papan skate produksi kerajinan kacamata custem bekas. Dirinya mengatakan sangat dari papan skateboard bekas yang ia

dapatkan dari beberapa teman skeater dengan sistem barter. Pemiliki papan bekas dapat menukar papannya dengan berbagai kerajinan yang dihasilakn dari papan bekas tersebut seperti kacamata, hiasan dan asesoris. Pemilihan papan skateboard sebagai bahan utama kera­ jinan kacamata kayu ini karena tekstur kayu yang digunakan untuk skeatboard memiliki desain yang unik dan tekstur lentur sehingga kacamata kayu ini tidak mudah patah. Masing-masing papan skate memiliki motif berbeda sehingga setiap produksi kacamata memiliki desain yang berbeda. Dikatakan, untuk satu papan skeat­ board dapat menghasilkan lima gagang kacamata. Setelah di potong sesuai ukuran potongan papan skateboard ditempel dengan kertas pola kacamata. Setelah terbentuk pola kacamata, dilan­ jutkan ke tahap penghalusan, penge­ catan dengan cat bening kemudian dijemur untuk mendapatkan bentuk kacamata yang sempurna. “Karena su­ dah memiliki motif sendiri, maka untuk finishingnya Cuma perlu ditambahkan cat bening saja,” ungkapnya. Setelah itu tahap selanjutnya adalah memasang lensa kaca dan tangkai gagang. Untuk satu gagang kacamata Ngurah Ery membutuhkan waktu hingga lima hari,

Kacamata kayu dari papan skateboard bekas

mengingat bahan baku yang digunakan adalah kayu membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil yang maksi­ mal. “Kacamata ini saya desain untuk asesoris maupun kacamata untuk minus maupun plus, hanya saja untuk pemasangan lensa bisa dilakukan di optik,” ungkapnya. Usahanya sebagai perajin kacamata kayu ini sudah ia tekuni dari dua tahun lalu. Namun meski demikian pemasaran yang lakukan hanya melalui media sosial seperti Instagram, membuat produk kacamata ini sudah terjual tidak hanya di Bali namun juga ke pasar Nasional seper­ti Lombok, Sumatra, Jakarta bah­ kan hingga ke Luar Negeri seperti Jer­ man dan Australia. Satu kacamata dijual mulai Rp 650.000 hingga Rp 1.000.000 per pcs­ nya. Meskipun tergolong mahal, namun

Ery menjamin harga berbicara kuali­ tas. Bahkan tidak hanya unik kare­na terbuat dari papan skate bekas, produk kerajinannya juga tampak istimewa dengan mengombinasikan ukiran khas Desa Beratan, Buleleng. Desa Beratan sendiri merupakan salah satu penghasil kerajinan perak yang memiliki keunikan tersendiri. Dengan kombinasi kerajinan perak dan kacamata kayu, Ery berharap dapat membangkitkan kembali dan mengenalkan kerajinan khas Buleleng tersebut secara luas. “perpaduan antara kaca kayu dengan motif yang unik dengan ukiran perak ini akan menghasilkan produk yang benar-be­ nar unik dan limited edition. Harapan­ nya banyak orang yang tahu bahwa desa Beratan merupakan potensi Buleleng dalam hal kerajinan perak,” pungkasnya. (Wiwin Meliana)


Bumi Gora

24

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Aktif Mewujudkan GEN 2025

“Ibu kita Kartini, putri sejati putri Indonesia, harum namanya. Ibu kita Kartini, pendekar bangsa pendekar kaumnya untuk merdeka. Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia ­sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia.”

PKK NTB Raih Penghargaan Dinilai paling progresif dalam mendukung dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan generasi Emas Nusa Tenggara Barat (GEN) 2025, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, di bawah kepemimpinan Hj. Erica Zainul Majdi menerima penghargaan dari Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi. Ketua Umum PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menerima penghargaan tersebut saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Nusa Tenggara Barat, minggu ini.

P

rogresivitas TP PKK NTB beberapa tahun terakhir memang terlihat dinamis. Berbagai kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat terus dilakukan. Salah satu aktivitas TP PKK NTB yang tidak pernah berhenti adalah memberi perhatian terhadap pencegahan pernikahan dini di kalangan anak-anak NTB. Pendewasaan usia pernikahan menjadi fokus dan perhatian utama PKK NTB. Organisasi ini terus bergerak dan gencar melakukan sosialisasi untuk mencegah terjadinya pernikahan dini di masyarakat. Sosialisasi tentang penundaan usia perkawinan atau pendewasaan usia perkawinan dilakukan dengan sasaran khususnya kepada anak-anak muda untuk tidak melakukan pernikahan dini sebelum umur yang pas yakni umur 25 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk wanita. Target yang ingin dicapai oleh TP PKK NTB adalah bisa memberikan pemahaman secepat mungkin kepada seluruh anak muda di NTB khususnya

di perdesaan-perdesaan untuk tidak melakukan pernikahan dini. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan generasi emas Nusa Tenggara Barat. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) telah menjadi salah satu isu prioritas di NTB dan telah tercantum sebagai salah satu indikator pencapaian dalam RPJMD NTB Tahun 2013-2018. Usai menerima penghargaan tersebut, Erica menyampaikan rasa syukur dan menyampaikan terima kasihnya kepada seluruh kader PKK di kabupaten/kota se-NTB yang telah bekerja keras mendukung program pemerintah daerah. Terutama bagaimana mewujudkan generasi emas NTB tahun 2025 mendatang. “PKK akan terus melakukan ikhtiarikhtiar agar generasi selanjutnya lebih baik dari kita,” ungkap Istri Gubernur NTB tersebut. Ia mengajak seluruh kader PKK untuk terus memperkuat kebersamaan dan kerjasama dalam mewujudkan 10 program PKK. Karena menurutnya, PKK lahir untuk mendukung program pemerintah, terutama bagaimana

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

L

Ketua TP PKK NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menerima penghargaan dari Gubernur NTB

meningkatkan derajat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Erica meyakini peran PKK bagi pemerintah ke depan akan semakin besar. Apalagi presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 99 tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan dan

Gubernur NTB memberi penghargaan kepada PKK NTB karena organisasi wanita ini dinilai paling aktif dalam mendukung terwujudnya Generasi Emas NTB 2025.

Kesejahteraan Keluarga. “Salah satu isinya adalah peningkatan

anggaran untuk PKK,” katanya. (Naniek I. Taufan)

agu ciptaan WR Supratman ini menjadi bagian dari pembukaan sarasehan “Wanita Bali Bicara (Dalam Teks dan Konteks)” di Aula Lantai 3 Rektorat Universitas Hindu Indonesia, Denpasar, Kamis (19/4). “Kegiatan ini bagian dari memaknai perayaan Kartini. Bagaimana kita memuliakan wanita seutuhnya. Dimana wanita dimuliakan di sana ada kesejahteraan,” ujar Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H., Pembina UKM ����������������� Kelompok Diskusi Dipa Bhawana saat memberi pengantar. Sarasehan ini diharap menjadikan wanita Bali menunjukkan eksistensi. Jangan sampai dibingungkan dengan pilihan tradisi dan modernitas. Wanita harus bijaksana dalam segala situasi. Mereka yang hadir sebagai narasumber adalah Sayu Sutrisna Dewi, Kadek Aria Primadewi, Ni Nyoman Nilawati, dan IA Ketut

Made Taro

Sri Sumiartini. Sarasehan dipandu Rai Setiawati. Acara ini juga dihadiri Perempuan Inspiratif Tokoh seperti IA Selly Fajarini, AAA Tini Rusmini Gorda, Made Herry Erika, dan Helga Riftiana. Undangan lainnya adalah Ni Putu Putri Suastini, DAP Sri Wigunawati, dan para pejabat di lingkungan kampus Universitas Hindu Indonesia. Rektor Universitas Hindu Indonesia Prof. Dr. Drh. I Made Damriyasa, MS menyambut baik kegiatan yang digagas UKM Ke­ lompok Diskusi Dipa Bhawana. “Ini merupakan tahapan awal untuk membentuk Pusat Kajian Wanita Hindu di UNHI,” tegasnya. PENDIDIKAN ADALAH KUNCI UTAMA Sayu Sutrisna Dewi memaparkan wanita adalah penggerak utama ekonomi kreatif Indonesia. Banyak sektor kuliner, fashion, kerajinan, pertunjukan yang

SEMUT DAN KUPU-KUPU

Seekor semut besar kemerah-merahan berjalan-jalan di sebuah taman. Ketika menoleh ke atas, ia melihat sebuah benda aneh tergantung di ranting pohon. “Hai, benda aneh! Siapa kamu? Bentukmu tidak beraturan, seperti kotoran sapi yang dilemparkan ke atas,” tanya semut itu sambil menengadahkan kepala. “Namaku Kepompong. Aku memang ditakdirkan begini. Siapa namamu?” tanya benda aneh seperti kotoran sapi itu. “Namaku Sumangah. Aku semut yang bebas mondarmandir dan selalu mendapatkan makanan yang enak-enak. Kasihan aku melihat nasibmu yang sial itu! Bentukmu jelek dan tergantung lagi,” ledek Sumangah sambil meninggalkan tempat itu.

Keesokan harinya si Sumangah lewat lagi di tempat itu. Ia melongok ke atas, melihat Kepompong yang tergantung. Kemudian meninggalkan tempat itu sambil tertawa cekikikan. Beberapa hari kemudian Sumangah yang suka meledek itu lewat lagi di tempat itu. Hujan baru saja turun dan di langit mendung tebal berarakan. Ia sengaja lewat di tempat itu untuk memamerkan keunggulannya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia sanggup mengangkut segumpal roti yang besar dan berat. Ketika melongok ke atas, ia terheran-heran. Benda aneh yang bernama Kepompong itu tidak ada lagi. Hujan yang makin lebat memaksa Sumangah berjalan lambat dan terengah-engah. Ia merayap dan merayap. Sial! Semut besar kemerah-me­ rahan itu tergelincir, lalu jatuh

9 Edukasi Dimana Wanita Dimuliakan Disana Ada Kesejahteraan

Suasana sarasehan “Wanita Bali Bicara (Dalam Teks dan Konteks)” di Universitas Hindu Indonesia, Denpasar

digeluti wanita. Secara umum, wanita memiliki kelebihan, yakni terampil dan good time management. “Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka dunia dan paspor untuk meraih kebebasan,” ujar Ketua Inkubator di genangan air. Ia merontaronta menahan diri agar tidak tenggelam. Roti yang dibawa­ nya terlepas lalu hanyut me­ng­­ h­ilang. Untunglah di dekatnya jatuh sepotong ranting. Ia pegang ranting itu erat-erat, lalu tiba-tiba ia merasakan dirinya melayang-layang. Di tempat itu, di bawah sebuah pohon, ia dapati dirinya duduk berdampingan dengan seekor hewan bersayap indah. “Terimakasih, kau telah menyelamatkan hidupku. Siapa kamu?” kata Sumangah terengah-engah. “Sungguh kasihan aku melihatmu tenggelam dan hampir mati. Akulah yang menjatuhkan sepotong ran­ting di dekat­ mu. Dulu ketika bentukku jelek, aku bernama Kepompong. Sekarang aku sudah berubah menjadi makhluk yang bisa terbang. Namaku Kupu-kupu.” Semut besar kemerahmerahan yang bernama Sumangah itu malu tersipu-sipu. Ia berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada makhluk bersayap itu. Dalam hati ia berjanji, tidak akan menyombongkan diri dan tidak akan mengejek makhluk-makhluk aneh lainnya. (Spanyol)

Bisnis Universitas Udayana ini Sementara itu Kadek Aria Primadewi menyoroti pen­ tingnya pendidikan pranikah. Hal ini penting agar pasang­ an yang menikah siap untuk meng­hadapi tantangan abad 21, seperti perkembangan iptek, kecepatan arus informasi, kegamangan budaya, krisis identitas dan jati diri serta kompleksitas kehidupan.

Dapatkan

IA Ketut Sri Sumiartini menambahkan peranan perempuan sangatlah besar dalam segala aspek kehidupan. “SDM perempuan tidak kalah dengan laki-laki. Di era milenial perempuan wajib meningkatkan kapabilitas dan kemampuan agar bisa bersaing dan mampu mengambil peran dan berkontribusi demi Bali,” tegas istri I Ketut Sudikerta ini. (Ngurah Budi)

bacaan wanita dan keluarga

di Pesawat Garuda dan Lounge Garuda m Bali Post

Jln. Kepundung 67A Denpasar. Tlp. (0361) 225764 m Sekretariat Tokoh Jln. Kebo Iwa 63A Denpasar. Tlp. (0361) 425373 m Kios Sumber Dana Budi Jaya Jln. Hayam Wuruk 58 Denpasar. Tlp (0361) 223958 m Kios 66 Jln. Wahidin 66 Denpasar. Tlp. (0361) 425126 m Kios Widia Sari Jln. Bakung Sari No. 2 Kuta (Pasar Senggol Kuta). Tlp. 759482 m Safii Roit (Ria Agency) Jln. Kediri 28 Tuban. Tlp. 765542 m Warung Media Singaraja Jln. A Yani, Pertokoan Terminal Banyuasri. Tlp. (0362) 21059 m Radio Singaraja FM Jln. Raya Singaraja Seririt Km 6 Desa Tukad Mungga. Tlp. (0362) 41124 m Warung Media Tabanan Jln. Jepun No. 9 (Ruko Pasar Kodok) m Warung Media Negara Jln. Merak No. 36 Pendem- Jembrana m Warung Media Gianyar Jln. Astina Timur (Utara Patung Arjuna). Tlp. (0361) 943570 m Warung Media Bangli Jln. Nusantara (Banjar Cempaga) HP. 0812 46 9 1915 m Warung Media Klungkung Jln. Raya Puputan 95 Semarapura. HP. 085 935 511 4131 m Warung Media Karangasem Radio Besakih Jln. Surapati, Gg. Sedap Malam 8. Tlp. (0363) 21791 m Warung Media Besakih Pesraman Besakih Jln. Raya Besakih HP. 087760050056, 081999275859 m Warung Media Kintamani Jln. Raya Kintamani Batur (Selatan Pura Batur) m Warung Media Nusa Penida Jln. Raya Ped (Depan Pura Dalem Ped Nusa Penida) HP. 082236657588


8

Bunda Ananda

Jangan Resah belum Miliki KIA Beberapa bulan terakhir, Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar (Disdukcapil) dipadati para orangtua murid yang bermaksud mengurus Kartu Identitas Anak (KIA) untuk putra-putrinya. Para orangtua ini khawatir jika anak mereka tak mengantongi KIA, tidak akan bisa mengikuti ulangan umum maupun ujian. Hal ini diungkapkan Plt. Kadis Dukcapil Kota Denpasar, Ir. A.A. Istri Agung, M.M. saat ditemui di ruang kerjanya Rabu (18/4).

I

a mengatakan, sesungguhnya di tahun 2016 yang dipakai pilot project di Bali dan didanai pusat adalah Negara (Jembrana). Saat itu, Denpasar yang notabene bukan menjadi pilot project, atas kebijakan Wali Kota juga membuatkan KIA untuk mendukung Kota Layak Anak yang pendanaannya dari APBD. Diujicobakan mulai 2016. “Seiring berjalannya waktu, saat ini kami belum bisa memberikan manfaat lebih dari kepemilikan KIA. Hanya kartu identitas anak untuk anak di bawah usia 17 tahun. Jika sudah 17 sudah diganti KTP,” ucapnya. Istri Agung menyampaikan, sekarang ini di Kota Denpasar, orang-orang sibuk mengurus itu. Sebenarnya dari Capil, pernah mengundang Dikpora dan instansi terkait kaitannya dengan pelaksanaan KIA. Mungkin penerimaannya di bawah berbeda. Dikpora hanya

mengimbau agar anak di bawah 17 tahun memiliki KIA, hanya saja penyampaian berbeda. “Tanpa KIA, anak-anak tidak boleh ujian, tidak boleh ulangan umum, akhirnya ramailah di sini (Disduk Capil),” terangnya. Pihaknya pun sudah mengklarifikasi melalui Dikpora yang membawahi sekolah-sekolah di Denpasar, untuk menyampaikan bahwa pemanfaatan KIA itu belum ada. Di beberapa daerah lain seperti, Surakarta dan Bogor sudah ada manfaatnya, seperti mendapatkan

“KIA ­sementara ini belum ada ­m anfaatnya. ­Intinya, jangan resah, ­k arena tidak ada kaitannya dengan tidak boleh ikut ulangan umum atau ujian”

diskon di toko buku tertentu dan tempat bermain. “Untuk di Denpasar sementara belum. Tapi kami bersama tim masih mengkaji dan studi banding terkait proses dan pemanfaatan KIA ini,” ucapnya. Karena membludaknya kepengurusan KIA, Istri Agung mengatakan pihaknya mengambil kebijakan, bahwa yang diprioritaskan adalah mereka yang saat ini kelas 6 SD menuju SMP, dan yang kelas 3 SMP menuju SMA, dikarenakan keterbatasan pada blanko. Sedangkan data di Dikpora menyebut ada 143.687 jumlah anak usia 5-17 tahun yang harus memiliki KIA, di luar yang sudah paket. “Yang paket itu, begitu anak lahir, langsung dibuatkan Akte Lahir dan KIA,” jelasnya. Untuk memfasilitasi pembuatan KIA ini, Disduk Capil menerapkan sistem jemput bola ke sekolah-sekolah, yang dilakukan secara kolektif. Istri Agung membuka sedikit informasi teranyar bahwa untuk

Ir. A.A. Istri Agung, M.M.

2018, yang dipakai pilot project utuk perekaman KIA di Bali adalah Denpasar dan Klungkung. Yang nantinnya akan difokuskan dalam pencetakan KIA. Sebelum itu dari pusat akan melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah, panti, rumah sakit bersalin, RSUD, dan aparat yang bekerjasama dengan kami, kepala lingkungan, lurah, camat.

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018 “KIA sementara ini belum ada manfaatnya. Intinya, jangan resah, karena tidak ada kaitannya dengan tidak boleh ikut ulangan umum atau ujian,” tegasnya lagi. KIA itu dijelaskannya dasarnya agar anak memiliki akte kelahiran. Dengan ada KIA, masyarakat mau mengurus akte kelahiran. Kadang-kadang, anak itu memiliki akte kelahiran tapi nama di KK berbeda dengan di ijazah. “Dengan mereka sekarang mengurus KIA otomatis akte kelahiran kami cek, KK juga kami cek. Ini juga yang mendari kami kenapa kelas 6 SD dan kelas 3 SMP yang kita prioritaskan karena mereka akan penerbitan ijazah. Agar di semua dokumen ini nama mereka tidak berbeda-beda (sama),” jelas Istri Agung didampingi didampingi Kabid Kependudukan Disdukcapil Lely Sriadi. Terkait KTP, ia mengimbau untuk anak-anak berusia 16 menuju 17 tahun, saat ini sudah bisa melakukan perekaman KTP di masing-masing kecamatan. Sehingga ketika anak nanti berusia 17 tahun sudah bisa langsung dicetak. Apalagi menjelang Pilgub Juni mendatang. (Inten Indrawati)

PEMBUATAN KIA Proses pembuatan KIA ada dua tahap. Bagi anak kurang dari 5 tahun diberikan KIA yang tidak disertai foto. Setelah anak berusia 5 tahun sampai dengan usia 17 tahun kurang satu hari diberikan KIA dengan menampilkan foto pemilik kartu. Setelah berusia 17 tahun lebih satu hari diganti dengan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Penerbitan KIA ini (bagi yang belum memiliki akte kelahiran) didahului dengan menerbitkan akta kelahiran anak dan juga Kartu Keluarga (KK) orangtua. Karena, penerbitan KIA dilakukan setelah penerbitan NIK (Nomor Induk Kependudukan) sebagai dasar penerbitan akte kelahiran dan kartu keluarga (KK). Penerbitan KIA diperlukan agar anak yang berusia 0 sampai dengan 17 tahun kurang satu hari memiliki dokumen kependudukan sehingga memudahkan anak dalam mengurus berbagai dokumen. Sehingga semua orangtua yang memiliki anak yang berusia di bawah 17 tahun mulai sekarang sudah dapat memproses kartu identitas semua keluarganya. CARA MEMBUAT KIA : Bagi anak yang baru lahir, KIA akan diterbitkan bersamaan dengan penerbitan akta kelahiran. Sementara, bagi anak yang belum berusia 5 tahun, tetapi belum memiliki KIA, orangtua harus memenuhi persyaratan administrasi. Pertama, yaitu menyiapkan fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukkan kutipan akta kelahiran. Kedua, menyiapkan fotokopi kartu keluarga asli orang tua/wali. Selanjutnya, menyiapkan KTP-el asli dan fotokopi kedua orang tua/wali. Kemudian, bagi anak yang telah berusia 5 tahun, tetapi belum memiliki KIA, orangtua harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu menyiapkan fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukan kutipan akta kelahiran. Kedua, menyiapkan fotokopi kartu keluarga asli orang tua/wali. Selanjutnya, menyiapkan KTP-el asli dan fotokopi kedua orang tua/wali. Selain itu, membawa KTP asli kedua orang tua/wali, dan membawa pas foto anak ukuran 3 x 4 sebanyak 2 (dua) lembar.

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Memperluas jaringan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh kepala daerah. Karena dalam membangun daerah itu kepala daerah tidak bisa melakukannya sendiri melainkan membutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti para investor. Dan itu bisa diperoleh dengan memperluas jaringan.

M

elalui jaringan yang luas tersebut, kepala daerah akan memeroleh kemudahan untuk membangun dan memajukan daerahnya, ka­rena mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk para investor. “Membangun daerah ini tidak bisa sendiri”. Dmikian diungkapkan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi dalam Musyawarah Rencana Pembangun­an (Musrenbang) Provinsi NTB, yang berlangsung minggu lalu dan dihadiri sekitar 600 peserta termasuk Staf Ahli Menteri Bidang Pemerintahan Kementerian Dalam Negeri, Dr. Suhajar Diantoro, M. Si. dan Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur, Ir. Bambang Priyambodo. Karena itu, Gubernur NTB mendorong seluruh kepala daerah di tingkat kabupaten/kota seNTB untuk membangun kerjasama dan membuka jaringan seluas-luasnya. Tidak hanya memba­ ngun jaringan dengan berbagai kalangan di tingkat pusat saja, namun juga memperluas ja­ringan dengan ber­­bagai kalangan di du­ nia internasional demi mema­jukan daerah ini. Selain mendo­ rong untuk membuka jaringan seluasluasnya, Majdi juga

Bumi Gora

25

Membangun Daerah dengan Perluas Jaringan mengungkapkan harapannya kepada seluruh bupati/wali kota untuk terus membangun daerah dan masyarakat. Sebab, pada sudut pandang kontestasi di Indonesia, kepala daerah memiliki kewajiban untuk berlomba dalam hal kebaik­ an (fastabiqul khairat). “Fastabiqul khairat itu harus tercermin dalam seluruh ikhtiar kita,” katanya. Gubernur NTB ini juga me­ ngatakan bahwa kemajuan NTB saat itu merupakan buah ikhtiar kolektif yang dilakukan seluruh unsur, baik di pemerintahan maupun masyarakat. “Wajah NTB saat ini adalah ikhitiar kita bersama yang tidak kenal lelah, bersama-sama membangun,” ujarnya. Karena itu, ia menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas seluruh ikhtiar dan kerjasama dalam berpartisipasi memajukan daerah. “Dengan kebersamaan tersebutlah, muncul energi dan semangat untuk melakukan per­ ubahan ke arah yang lebih baik. Saya minta semangat kebersamaan ini terus diperkuat,” harapnya seraya memotivasi bupati/wali kota dengan mengatakan bahwa sejarah akan mengingat apa yang dilakukan setiap pemimpin. (Naniek I. Taufan)

Rumuskan Program Utama

5

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bapenda) NTB, Ir. Ridwansyah mengatakan bahwa fokus pembangunan di tahun 2019 mendatang dapat dirumuskan dalam lima program utama yaitu, percepatan penurunan angka kemiskinan dan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat, peningkatan pelayanan dasar, peningkatan infrastruktur dasar dan strategis, bidang sosial keagamaan, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanggulangan bencana. Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur, Ir. Bambang Priyambodo saat memberi sambutan dalam Musrenbang ini. Ia memuji kemajuan NTB dalam sepuluh tahun terakhir. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi, NTB berhasil menjadi daerah yang maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7,1 persen. Selain itu, tingkat kemiskinan di NTB turun menjadi sekitar 15 persen. Karena itu, untuk terus menjaga kemajuan NTB tersebut, menurutnya perlu dibangun industri pengolahan. Sehingga, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat terus meningkat. (Naniek I. Taufan)


Surabaya

26

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Selalu Tingkatkan Kualitas Produk

“Harta yang terindah adalah keluarga”. Itulah kata-kata bijak yang selalu diingat Nisma Kumalasari, perempuan lajang kelahiran Surabaya 23 Mei 1984. Waktu bersama keluarga adalah golden time. Ia selalu terkenang momen langka bersama almarhum orangtuanya, utamanya saat membantu papa dan mamanya membuat kue lebaran.

N

isma awalnya dire­ mehkan bahkan dilecehkan oleh teman-temanya. Karena selain berpenampilan tomboy, dia awalnya memang tidak bisa memasak dan jauh dari aktivitas dapur.

“Sebelumnya saya ogah-ogah­ an membantu mereka membuat kue, tapi mereka tetap meyakink­ an saya untuk belajar memasak dan membuat kue,“ kata pemilik usaha Eco Cookies ini. Pada 2009 berbekal nasihat dan ilmu membuat kue dari ma­

Siti Munawaroh

Modin Wanita Termuda Keberadaan modin (pemandi jenazah) di kota besar seperti Surabaya makin langka. Pada­ hal hampir tiap hari ada orang meninggal yang jenasahnya per­ lu dipulasara/dirawat sebelum dikebumikan. Untuk jenazah berjenis kelamin perempuan di­ tangani oleh modin perempuan, hal ini untuk menjamin kehorma­ tan almarhumah selama proses pemulasaraan. Selain itu modin perempuan biasanya lebih te­ laten dalam menyiapkan pernik– pernik peralatan kematian. Adalah Siti Munawaroh salah seorang modin wanita di wilayahnya. Perempuan kela­ hiran Surabaya 18 Juli 1985 ini termasuk salah seorang modin perempuan termuda di Sura­ baya, kebanyakan teman teman­ nya sesama modin adalah ibu–ibu yang sudah lanjut usia. Sebagai seorang istri petugas penyuluh agama yang merang­ kap sebagai modin laki-laki, istri Hengki Candra ini tahu betul tu­ gas suaminya yang banyak berke­ cimpung pada hal-hal pembinaan keagamaan pada masyarakat. Di­ apun juga terpilih sebagai modin dan aktif sebagai ketua jemaah tahlil di kampungnya di daerah Benowo Surabaya. Untuk meningkatkan kapa­ sitas dan kemampuan dalam merawat jenazah, maka alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 7 Surabaya ini juga mengikuti pembinaan dan

Siti Munawaroh

pelatihan modin yang diseleng­ garakan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya. Dia berhasil menye­ lesaikan kegiatan tersebut dan mendapatkan sertifikat. “Saya diajari materi mengenai cara perawatan jenazah yang benar dan aman bagi modin baik dari sudut pandang kesehatan maupun menurut ilmu agama. Hal ini agar setelah proses pe­ mandian jenazah, tidak ada per­ soalan yang timbul antara pihak keluarga jenazah dengan modin,” kata Siti. Ia paham dan sadar benar akan profesi dan tanggung jawab­ nya yang tidak mengenal waktu dan kesibukan, oleh karena

itu dia selalu siap 24 jam apa­ bila sewaktu sewaktu rumahnya diketuk orang karena ada orang yang meninggal dan perlu dira­ wat jenazahnya. Sejak 2016, perempuan manis berhijab ini sudah memandikan sebanyak 30 jenazah. Untuk bulan Maret 2018 tercatat sudah 3 orang yang dipulasara oleh dirinya. “Saya pernah mengurus jenazah orang meninggal karena telinganya bengkak dan jenazah perempuan hanya dengan satu kaki karena diamputasi,“ ke­ nangnya. Untuk mengapresiasi tugas dan pengabdian modin, se­ jak 2015 Pemerintah Surabaya menaikkan honor modin yang semula Rp 150.000 menjadi Rp 300.000. Ke depan akan dilaku­ kan perekrutan modin baik mo­ din laki-laki maupun perempuan, mengingat jumlah modin saat ini hanya 1.400 orang padahal yang dibutuhkan sekitar 1.700 orang. Diharapkan tiap Rukun Warga (RW) di Surabaya memiliki mo­ din laki-laki dan perempuan. Aktivitas sehari-hari ibu dari 3 anak ini adalah seorang wiras­ wasta yang bergerak di bidang jasa wedding organization dan pemilik usaha pembuatan ma­ kanan kemasan. ”Sebelumnya saya pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik pen­ gelolaan udang di kawasan Mar­ gomulyo,” ujar Siti. (Nanang Sutrisno/Bisnis Surabaya)

manya tersebut, putri pasangan Gatot Susanto dan Ismianingsih ini memulai usaha pembuatan kue dan nasi kotak. Berbagai kue ba­ sah dihasilkannya seperti risoles, macaroni schotel, cake, lemper, sus, dan aneka kue modern lain­ nya, juga kue kering seperti cas­ tengel, nastar, dan lidah kucing. Sebelum menekuni bisnis pem­ buatan kue, anak kedua dari dua bersaudara ini juga pernah juga berjualan bakso dan mie ayam serta menjalankan usaha rental game online. “Saya juga pernah bekerja sebagai tenaga call centre di Telkomsel, saat itulah saya nyambi jualan kue kering. Dan alhamdulilah laku keras,” ujar alumni Fakul­ tas Informa­ tika STIKOM

Surabaya ini. Produk kue ker­ ing buatan Nisma dipasarkan secara online di jejaring media sosial sep­ erti. Ia menge­ mas dalam uku­ ran 500 gram dan mematok harga Rp 75.000 untuk castengel, Rp 65.000 un­ tuk nastar, dan Rp 50.000 untuk

lidah kucing. Setiap bulan Rama­ dhan dia mampu meraup omzet sebesar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. “Dalam waktu dekat saya akan meluncurkan varian baru yaitu castengel hitam manis dan nastar onde-onde,” jelas warga Simo Hilir Barat ini. Perempuan berhijab ini selalu meningkatkan kualitas produknya mulai dari pemilihan bahan premium, dan menjauhi penggunaan bahan kimia berbahaya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi ketatnya persaingan bisnis kue. Berbagai kegiatan pameran diikuti untuk lebih memperke­ nalkan produk kue kering yang dihasilkannya antara lain roadshow di kecamatan Sukomanunggal dan Mlaku–Mlaku Nang Tunjungan. Untuk memperluas jaringan dan menambah pengetahuan, gadis yang hobi membaca ini ber­ gabung dengan program Pejuang Muda yang diselenggarakan oleh Pemerintah Surabaya setiap hari Sabtu di Kapas Krampung Plaza. “Impian saya adalah mengem­ bangkan usaha saya dari UKM jadi in­ dustri, supaya bisa menyerap lebih banyak menyerap ten­ aga kerja,” te­ gasnya. (Nanang/ Bisnis Surabaya)

Nisma Kumalasari

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Woman on Top

7

Eka Wiryastuti

Ciptakan Tari Rejang Sandat Ratu Segara Hidup ini adalah berbuat, bergerak, dan berkesinambun­ gan. Pergerakan dengan seni sangat mudah diingat. Selain itu, ucapan syukur kepada alam semesta, termasuk Ratu Segara yang sudah menuntun Tabanan sehingga mendapatkan banyak prestasi dan membuat Tabanan makin maju.

I

tulah tujuan utama Bupati Ta­ banan Eka Wiryastuti mencip­ takan tari kreasi baru Rejang Sandat Ratu Segara. “Saya berharap, tarian ini bisa menjaring kader muda sebagai penerus untuk cinta dan mau menjaga Tabanan,” ungkapnya. Ia mengatakan, tarian ini sangat unik karena ada unsur perpaduan budaya Jawa dan Bali. Menurutnya, mengapa ada budaya Jawa di dalam­ nya, mengingatkan kita jangan lupa kepada sejarah. “Kita tidak boleh lupa, nenek moyang kita berasal dari Jawa,” kata Eka. Dalam tarian yang berdurasi 11 menit ini, juga diisi de­ ngan suara sinden dan kakawin Bali. Tarian Rejang Sandat Ratu Se­

Sosok AKP Putu Diah Kurniawandari, S.IK., M.Si., sangat menarik untuk dibahas. Perempuan muda dengan paras ayu ini, dipercaya me­ megang jabatan se­ bagai Kasat Lantas Polres Buleleng. Ja­ batan yang selama ini selalu dipegang oleh figur laki-laki, mampu ia emban dengan penuh tanggung jawab.

gara juga disebut sakral, karena ada pakem-pakem yang memang harus dipatuhi seperti yang menarikan tidak boleh da­ lam kondisi haid/cuntaka. Para penarinya memang dikhususnya bagi siswi SMP dan SMA. “Tarian ini saya ciptakan cukup singkat hanya tiga minggu. Saya dibantu Muder dan

ter 20 orang, master ini akan turun kecamatan. Para pelatih akan menari akbar di Gedung Marya. Setelah itu, baru mereka turun ke masing-masing kecamatan,” jelas Eka. Dari segi busana, tarian ini ter­ lihat sangat sederhana tak banyak mengambil warna. Penari dalam balutan kebaya putih dengan kain dan selendang hijau serta hiasan Tarian Rejang Sandat Ratu Segara

Dadong Rerod,” ujar Eka. Rencananya tarian ini akan dipentaskan di pelantaran Tanah Lot, Kediri, Tabanan, pada 18 Juli 2018 pukul 18.18. Tidak perlu penari yang ban­ yak, kare­na para penari ha­ nya boleh menari di areal wewidangan Tanah Lot, se­ hingga terpilih 1800 penari. “Kemarin Sabtu, tarian ini di­ pentaskan di pendopo rumah se­ bagai pre-event untuk disebarkan nanti ke masing-masing keca­ matan. Kami membuat mas­

Menurut perempuan yang baru sebulan menduduki jabatannya ini, menjadi seorang perempuan di era milenial berarti memiliki kebebasan dalam berkarya dalam bidang apapun. Tidak hanya menjadi perempuan yang ber­ tanggung jawab dengan kodratnya, perem­ puan generasi milenial juga

kepala bunga sandat dan cempaka. Rencana ke depan, Eka Wiryastuti juga akan menghadirkan tarian ini di Festival Pantai Yeh Gangga, Batu Bolong dengan 3600 penari. (ast/bns)

Inspirator kaum perempuan

Putu Diah Kurniawandari

Minimalisir Kesalahan dapat menyetarakan diri dengan kaum maskulin di berbagai bidang kehidupan. Perempuan yang akrab disapa Diah ini mengatakan perempuan dan laki-laki memiliki kesampatan yang sama khususnya dalam bi­ dang pendidikan dan karier. “Saat ini perempuan bisa menggantikan tugas dan pekerjaan yang laki-laki bisa lakukan, yang membedakan keduanya hanya kodrat,” papar Diah. Lahir di lingkungan keluarga polisi, membuat Diah sejak lahir dididik menjadi pribadi tangguh dan disiplin. Sempat menyukai seni tari, Diah akhirnya diarahkan ke sebuah klub bulutangkis yang mengantarkannya menjadi atlet berprestasi di tingkat provinsi. Namun, kembali ke cita-cita masa kecilnya Diah akhirnya memu­ tuskan untuk masuk di Akademi Kepolisian. Uniknya selama ber­ tugas sebagai anggota kepolisian Diah selalu mendapat tugas di bidang reserse dan baru kali ini ditugaskan di bidang lalu lintas.

Memimpin di fungsi yang berbeda membuat perempuan kelahiran Denpasar ini perlu penyesuaian dan banyak belajar. “Beberapa kali pindah tugas yang biasanya di bidang reskrim dan baru kali ini ditempatkan di bidang lalu lintas, sama sekali tidak ada basic lalu lintas sehingga ini membuat saya perlu banyak belajar,” ungkapnya. Bahkan perempuan kelahiran 27 Agustus 1987 ini mengatakan menjadi seorang kepala satuan yang hampir sebagian besar ang­ gotanya adalah laki-laki tidak menjadi masalah untuk dirinya. Meskipun dipimpin oleh seorang perempuan, akan tetapi dengan menjaga komunikasi dengan ang­ gotanya serta menempatkan peran dan posisi maka segala tugas dan pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik. “Karena ini baru pertama kali mereka memiliki seorang Kasat perempuan tentu perlu dilakukan penyesuaian, tetapi selama ini kami sama-sama mampu dan me­

nyadari tugas masing-masing sehingga tidak ada masalah yang berarti,” ujarnya. Diah menambahkan, meski­ pun perempuan era mi­lineal bebas untuk berkarya, perlu ia tekankan untuk tetap melak­ sanakan tugas dengan baik da­ lam bidang pekerjaan apapun. Diberi kepercayaan yang sama dalam pekerjaan dengan lakilaki sehingga perempuan juga dituntut mengemban tanggung jawab yang sama. Ini berarti perempuan akan menjadi so­ rotan sehingga menekan ke­ salahan dalam bekerja menjadi hal yang sangat penting. “Dalam dunia kepolisian perempuan masih menjadi kaum minoritas sehingga seke­ cil apapun kesalahan yang diperbuat akan menjadi soro­ tan. Maka dari itu, saya selalu tekankan kepada adik-adik pol­ wan untuk selalu meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan,” tandasnya. (Wiwin Meliana)


Woman on Top

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Hiasinta H. Paembonan

Perempuan harus Fasih Teknologi Kartini di era milenial ini harus memiliki semangat dan perjuangan yang sama dengan pendahulu-pendahulunya. Bedanya saat ini para perempuan harus bisa mengoptimalkan potensi diri melalui teknologi yang sedang berkembang. Dan, harus bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan perkemba­ngan teknologi agar dapat menghasilkan karya-karya positif.

D

emikian diungkapkan General Manager Sales Operation XL Axiata East Java Hiasinta H. Paembonan. Perempuan yang akrab disapa Sinta ini menuturkan dalam era digital sekarang ini tantangan

DESIGNER Salam Unique Perhiasan yang berbahan baku perak tidak akan pernah lepas dengan tiga hal penting, yaitu design, quality, dan price. Ketiga hal inilah yang sering saya bahas agar dapat lebih mengetahui seluk beluk perhiasan khususnya yang berbahan baku perak. Berbicara tentang design, seperti tulisan–tulisan sebelumnya, seorang designer sangat memegang peran penting atau lebih tepatnya memiliki peran strategis dalam pembuatan sebuah perhiasan yang berbahan baku perak. Hal ini terjadi karena awal dari sebuah barang yang akan dibuat, merupakan peran designer

yang sangat menentukan. Bermula dari ide, kemudian diterjemahkan dalam sebuah konsep, hingga dapat mewujudkan dalam bentuk barang. Tentu dengan tujuan agar barang yang dibuat dapat disenangi oleh para customer. Nyoman Eriawan, pemilik UC Silver yang terkenal mempunyai talenta lebih dan sudah lama menggeluti bidang ini menyatakan, seorang designer tidak cukup hanya mendesain, tetapi lebih dari itu. Dia harus memahami produk apa yang akan dijual. Sehingga pemahaman terhadap karakteristik dari barang yang dijual akan lebih dapat membuat suatu barang mempunyai ciri dari perusahaan dimana mereka bekerja.

Misalnya desain Bali, Cina, Eropa, dan lain sebagainya. Untuk pemahaman terhadap ciri khas dari sebuah perusahaan dimana mereka bekerja sebagai designer, mereka haruslah dibekali pengetahuan dari awal. Seperti apa visi dari perusahaan tersebut sehingga visi dari perusahaan dimana mereka bekerja dapat dijadikan dasar untuk berkreasi menciptakan sebuah design. Untuk mencetak seorang designer perhiasan berbahan baku perak yang andal tentu tidak mudah. Di Bali yang sudah terkenal dengan seni, dan banyak yang mempunyai talenta yang mumpuni di bidang design tidak cukup untuk menjadikan mereka designer perhiasan perak yang mendunia. Menurut Eriawan yang sudah puluhan tahun bergelut di bidang ini, tidak terintegrasinya sumber daya manusia menjadi penyebabnya. Mereka mau menggeluti bidang ini hanya karena senang, dan mempelajari secara otodidak tanpa didukung oleh pendidikan formal di bidang ini. Padahal ketika

yang terberat bagi perempuan adalah harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. “Terutama untuk perempuan yang memilih berkarier dan menjadi ibu, karena harus pintar-pintar memposisikan diri serta membagi waktu antara karier dan keluarga,” tegas ibu dua anak ini. Agar bisa bersaing di era digital ini, Sinta memberi kiat. “Perempuan sebaiknya memiliki pendidikan yang baik, keberanian, tekad bulat, kegigihan dan sikap pantang menyerah dalam meraih impian dan mengoptimalkan potensi diri. Kemudian perempuan juga harus fasih dalam teknologi yang sedang berkembang,” ujar lulusan Fakultas Hukum Universitas Surabaya tahun 1993 ini. Sinta yang sudah berkarier di XL Axiata selama 20 tahun berharap kaum perempuan di Indonesia menjadi perempuan yang cerdas, mandiri dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, dapat memanfaatkan kemajuan teknologi secara positif untuk kemajuan diri, keluarga, dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara. “Untuk XL Axiata sendiri sebenarnya sudah memiliki satu program untuk ikut memajukan perempuan Indonesia, yaitu program Sisternet. Jadi perempuan Indonesia bisa bergabung dengan program kita ini, agar bisa lebih baik lagi ke depannya,” tegas Sinta. (Ngurah Budi)

mencetak tenaga designer yang mumpuni mereka harus mempunyai teknik–teknik dasar, yang tentu akan didapatkan dari pendidikan yang khusus di bidang ini. UC Silver sebuah industri perhiasan berbahan baku perak yang sudah sangat terkenal, bahkan menjadi destinasi wisata yang sangat dikagumi saat ini , sangat memahami keadaan ini. UC Silver tetap merekrut orang–orang yang bertalenta di bidang design, namun tidak hanya sebatas itu. UC Silver menginginkan para designer ini memiliki standar internasional. Sehingga setelah mereka dilatih di workshop UC Silver yang tentu sudah memakai alat–alat modern, mereka juga diberangkatkan ke luar negeri untuk mendalami pengetahuan tentang desain. Khususnya desain perak yang berstandar internasional. Dukungan pemerintah sangat penting untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang andal di bidang ini, agar industri perak di Bali dapat berkembang sesuai dengan perkemban-

gan pariwisata yang sangat pesat. Eriawan berharap agar sekolah seni dapat menambahkan pengetahuan desain perak agar dapat menciptakan designer perhiasan perak dari sejak awal. Apa saja yang akan kami tulis untuk kolom selanjutnya? Nantikan tulisan kami setiap dua minggu sekali, kami akan hadir di kolom ‘I AM UNIQUE’. Yang akan membagi informasi secara detail tentang UC Silver. Bagaimana cara memilih kualitas perhiasan, bagaimana keunikan dari design yang tercipta, sampai ke filosofi dari masing-masing karya yang terbentuk. Kalau ingin melihat langsung workshop dan gallery UC Silver, silakan kunjungi kami di Jalan Raya Batu Bulan Gg Candrametu nomor 1 Batu Bulan Gianyar 80582. Telp (0361) 461511. Atau, kunjungi website kami di www. uc-silver.com. I am unique I am Happy… UC Silver Bali info@ucsilverbali.com

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

Metropolitan

27

Berhentilah Mengeluh Raihlah Prestasi Seiring dengan kemajuan zaman, makin banyak wanita Indonesia tampil baik sebagai pemimpin ataupun memasuki bidang-bidang kerja yang dulunya ‘dikuasai’ laki-laki. Namun di sisi lain, meski zaman makin maju, masih banyak wanita Indonesia yang membatasi dirinya dalam melakukan sesuatu karena keperempuannya. Pada akhirnya dirinya sendirilah yang menghalangi kemajuannya.

“P

ara perempuan berhentilah membatasi diri un-

tuk melakukan sesuatu. Berhentilah berpikir bahwa Anda berbeda. If you always think you are different then you can’t grab what man can grab,” ungkap Menteri Susi Pudjiastuti. Ia menambahkan,

Susi Pudjiastuti

6

jika terlalu berpikir tentang keperempuanannya maka perempuan tak akan maju. “Jadi mulailah berpikir apa yang bisa dilakukan, bukan berpikir apa yang bisa dilakukan sebagai perempuan,” tegasnya. Ia pun mencontohkan dirinya yang dalam bekerja tidak berpikir laki-laki atau perempuan. Sama saja. Ketika dirinya merasa bisa melakukan sesuatu maka dia pun akan melakukannya. Termasuk dalam memimpin. Dia mengaku meski memimpin organisasi yang mayoritas laki-laki dia tak pernah merasa sendirian. Itu karena dia tidak berpikir soal perbedaan gender dalam bekerja.

“Kalau orang lain bisa, saya pun bisa. Saya tidak pernah berpikir keperempuanan saya adalah sebuah rintangan ataupun hambatan,” tegas Susi yang telah berkali-kali meraih penghargaan ‘Tokoh Inspirasi’ dari berbagai lembaga. Gender, kata Susi, bukan halangan untuk perempuan meraih prestasi. Ada banyak kesempatan dan peluang yang bisa digunakan perempuan untuk bisa meraih prestasi sebaik mungkin. Kartini adalah seorang perempuan yang memiliki kecerdasan intelektual dan pemikiran-pemikirannya sangat jauh ke depan. Dia memiliki kebijaksanaan juga realistik. Itu tergambar dalam surat-suratnya. Di sisi lain, sebagai wanita Indonesia harus mensyukuri hidup di zaman yang penuh kemudahan dan apreasiasi masyarakat terhadap perempuan semakin baik. “Bandingkanlah dengan Kartini

Susi dan Putranya Alvy Xavier (kanan)

orang yang memiliki pemikiran maju tapi hidupnya terkungkung. Sementara kita para perempuan saat ini bisa me-

nikmati segala kemudahan dan apresiasi masyarakat terhadap perempuan sudah sangat jauh lebih baik. Jadi berhentilah mengeluh, stop mempermasalahakan gender. Tapi kerja, bergerak, berkarier, berprestasilah,” ungkapnya. Dalam pandangan Susi, peran perempuan dalam perekonomian Indonesia sangat signifikan. “Tipikal, karakter, budaya kerja orang-orang Indonesia dari suku manapun, saya lihat perempuan menggerakkan ekonomi. Kalau dia (perempuan) tidak di depan sebagai planner atau organizer, paling tidak dia sebagai ‘doing think’, itu yang saya lihat,” ujarnya. Terkait persamaan hak dan kesempatan, hal tersebut sebenarnya harus dimulai dari keluarga. Orangtua harus mendidik anak-anaknya dengan tanggungjawab yang sama tanpa membedakan. “There are no gender different baik dari segi tanggung jawab maupun kemampuan,” ujar wanita kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini. Ibu tiga anak yang telah mengoleksi puluhan penghargaan dari dalam

maupun luar negeri ini menyebut inspirasi hidupnya didapat dari sang ibu tercinta, Suwuh Lasmina. “Ibu saya adalah seorang pekerja keras. Dia adalah perempuan yang berani, lugas. Pada usia 12 tahun, Ibu saya berani kabur dari keluarga karena menolak dinikahkan. Bagi saya itu adalah keberanian seorang wanita untuk zaman tahun 1930-an,” ungkap Susi. CANTIK ITU BANYAK PENGETAHUAN Wanita Indonesia harus berani, optimis dan percaya diri dan mampu membebaskan dirinya dari keterbatasan pemikiran sebagai wanita. Itulah yang telah dilakukannya untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Untuk menjadi cantik, seorang wanita cukup merasa ceria, gembira dan memiliki jiwa positif. Dengan hal tersebut maka kecantikan dari dalam akan terpancar. Sebaliknya jika selalu berpikir negatif akan memiliki wajah yang berkerut. Dengan prinsip itu maka Susi mengaku tak perlu ber­ dandan lama-lama untuk pergi menghadiri acara. “Saya hanya butuh waktu 45 menit, itu sudah termasuk mandi, berpakaian dan berdandan,” ujar Susi yang mengaku merasa heran jika ada perempuan yang menghabiskan waktu berjam-jam berdandan untuk menghadiri sebuah acara. Baginya waktu sangat berharga dan sayang kalau harus dibuang begitu saja. “Mau cantik, boleh, tapi kalau menghabiskan waktu, then what?” ucapnya. Untuk merasa cantik, seorang perempuan harus memiliki rasa percaya diri dan percaya diri itu dibangun, salah satunya, dengan memiliki pengetahuan. “Untuk menjadi confident kita harus punya banyak pengetahuan. Orang ‘berisi’ dan ‘tidak berisi’ di kepalanya pasti akan tampil beda,” katanya. Menurutnya, kecantikan adalah penting. Namun kalau setiap hari hanya berpikir apa kelebihan bedak ini-itu, apa produk terbaik untuk kulit, itu buang-buang waktu. “That’s waste your time, dan Anda tidak akan pernah percaya diri,” ucap Susi yang pada akhir Maret lalu lenggak-lenggok di catwalk Indonesia Fashion Week 2018. (Diana Runtu)


28 Hari Kartini diper­ingati sebagai hari lahirnya ­seorang perempuan hebat Indonesia yang mendedikasikan hidupnya untuk ­memperjuangkan hakhak se­samanya. Ia adalah Raden Ajeng Kartini, sosok perempuan yang sangat gigih, cerdas, serta bertanggungjawab.

“K

eunggulan yang dimiliki RA Kartini adalah sebuah “rasa” yang datang dari hati nurani untuk menolong sesama. Tanpa adanya rasa tersebut, saya yakin belum tentu semua orang cerdas mampu melakukan banyak pengorbanan untuk mau memikirkan bahkan mampu berjuang demi kepentingan orang lain,” ujar Pipin Carolina BR Barus. Zaman sekarang, menurut mahasiswi Fakultas Hukum Undiknas University ini, perempuan bisa mendapatkan haknya untuk berpendidikan, berkarier, serta melakukan hal lainnya yang lekat kaitannya dengan kepemimpinan layaknya seorang pria. Walau belum diterapkan secara merata, tetapi perempuan yang hidup di zaman milenial ini sangat beruntung bisa melakukan banyak hal.

Sudut Pandang

Perempuan “Sayangnya masih banyak perempuan di era milenial ini terlena dengan nikmatnya dunia modern yang serba instan. Masih banyak perempuan muda lebih memilih pekerjaan yang bertentangan dengan norma yang berlaku ketimbang bekerja keras demi mendapatkan materi. Misalnya, belum lama ini seorang perempuan muda mempertontonkan dirinya di tengah acara sebuah club motor dengan tarian dan aksi tidak senonoh bahkan hanya berbalut bikini. Sayangnya lagi, terjadinya di Jepara, di tanah kelahiran RA Kartini. Dapat kita bayangkan bagaimana perasaan beliau jika masih ada saat ini,” papar mahasiswa berprestasi Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah VIII 2018 ini. Menurut Pipin, era milenial sangat erat kaitannya dengan kecanggihan teknologi. Karena tujuannya memudahkan pekerjaan manusia, maka kita harus cermat menggunakannya. Sosok Kartini di era milenial adalah perempuan yang memiliki karakter Good, Trust, and Smart (GTS), khususnya dalam pemanfaatan teknologi sebagai pe-

nunjang karier dan kehidupan yang positif. Perempuan GTS adalah mereka yang penuh inovasi dan kreatif, juga terpercaya dan bertanggung jawab. Satu hal lagi, kata Pipin, karakter smart ,merupakan komponen terpenting yang harus dipahami oleh Kartini milenial saat ini. Perempuan harus cerdas dalam kehidupan. “Tidak hanya cerdas dari ilmu pengetahuan saja, tetapi perempuan harus cerdas dalam menempatkan diri. Apakah itu di keluarga, pergaulan, pekerjaan, maupun di kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan tidak boleh memandang dirinya lemah, melainkan berani bertanggungjawab dan melakukan hal-hal besar. Perempuan pun harus bisa menyelesaikan berbagai permasalahan secara bijak serta mampu unjuk diri melalui karyanya,” ucap putri pasangan Pengadilan Barus dan Dame Flora Hutauruk ini. GELAP BERGANTI TERANG Di zaman now, ia sangat sulit menemukan sosok perempuan yang

Dimeriahkan Gong Kebyar Wanita, Tari Rejang, dan Makan Ikan

Tjok Adnyani

Eka Wiryastuti

harus dihilangkan. Itulah yang membuat perempuan itu tidak bisa terlihat. Kalau satu perempuan saja keren, tidak akan terlihat,” imbuhnya. Ia sendiri mencontohkan, di Tabanan ia selalu melirik kader perempuan. “Perempuan harus diberi kesempatan, minimal dia bisa jadi kepala dinas,” kata Eka.

perempuan, adalah ilmu pengetahuan. Tujuannya, agar perempuan bisa setara dengan laki-laki. Ke­ setaraan mencakup banyak hal, baik pendidikan, ataupun politik. Menurut finalis Ibu Teladan Bali tahun 2008 ini, perempuan juga mempunyai tugas dan tanggungjawab sejajar dengan laki-laki dalam hal bela negara dan menjaga keutuhan NKRI. Perempuan juga harus meningkatkan cara berpikir bagaimana menggali potensi agar bisa menambah penghasilan sehingga mencapai keluarga sejahtera dan mandiri. “Perempuan

JADILAH PEREMPUAN PERKASA Sementara, menurut Tjok Istri Agung Adnyani, di zaman milineal ini yang perlu ditingkatkan bagi kaum

Peringatan HUT ke- 247 Kota Gianyar, disambut antusiasme masyarakat dari berbagai kalangan. Nampak masyarakat memadati Lapangan Astina Gianyar. Begitu pula pagelaran Gong Kebyar Wanita di Open Stage Balai Budaya pada Sabtu (14/4) yang dikemas bebarungan selalu menjadi daya tarik bagi masyarakat Gianyar.

Pipin

meneladani “rasa” akan hati nurani yang dimiliki Raden Ajeng Kartini. Salah satunya,akibat teknologi dan media sosial yang berimbas pada

juga perlu meningkatkan kewas­ padaan pengaruh lingkungan ter­ hadap generasi muda. “Di sini perlu peran para ibu dalam pengawasan anak-anak mereka mulai dari ke­ giatan yang ada di luar sekolah dan di lingkungan sekitarnya. Intinya, perempuan harus ikut peduli dan aktif,” ujar perempuan yang berulang tahun tanggal 21 April ini. Ia menambahkan, perempuan dalam konteks sebagai seorang ibu, harus tetap menjaga Panca Dharma Wanita, lima tugas pokok perempuan, yakni pendamping suami, pengasuh anak, ikut bermasyarakat, pencari nafkah, dan pengayom keluarga. Menurutnya, ada beberapa sifat perempuan yang harus dihilang­ kan, seperti rasa ketidakberdayaan melakukan suatu hal. Misalnya ada satu pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki, tapi perempuan tidak mau belajar. Harusnya, tidak ada kata penyerah. “Perempuan tidak boleh menyerah dalam satu masalah, sebelum mencoba mencari solusi­ nya. Jadilah perempuan perkasa,” kata istri Tjok Adnyana ini. Ia juga berharap, perempuan perlu menghilangkan rasa minder. “Dari segi pengetahuan dan pendidikan perempuan juga bisa jika ada kesempatan perempuan malah bisa meraih jenjang karier lebih tinggi,” ujar Tjok Adnyani. (Wirati Astiti)

5

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

HUT ke-247 Gianyar

harus Cerdas

Tingkatkan Kepedulian Sesama Perempuan

Di zaman now ini, perempuan harus bisa mengandeng kaumnya. Jangan lupa, untuk bisa muncul di permukaan, perempuan harus bersatu bersama-sama. Namun, ironisnya, yang terjadi, di tengah persingan yang ketat perempuan malah lebih banyak menjadi individual. Sifat dueg pedidi, harus dihilangkan. Demikian diungkapkan Bupati Tabanan Eka Wiryastuti. Menurutnya, banyak perempuan sukses, tapi mereka tidak mau berbagi dengan perempuan lainnya. Padahal, dengan mengangkat derajat perempuan, dan memberi kesempatan itu adalah investasi. “Kesadaran untuk membangun sama-sama itu masih kurang. Rasa gotong royong dan peduli dengan perempuan itu yang perlu di­ tingkatkan,” kata Eka Wiryastuti. Ia menilai, saat ini, perempuan lebih banyak bergaya sosialita “happyhappy” agar eksis, asas manfaat ke depannya tidak ada. “Tidak ada kepedulian perempuan untuk membuka akses untuk kaumnya. Terutama perempuan yang sukses. Karena dari yang suskes dulu akan terbuka jalan,” ujarnya. Ia berharap, bagi perempuan yang sukses, punya perusahaan, minimal kader perempuan di perusahaan itu diperhatikan. “Lebihkan sedikit agar perempuan bisa menambah wawasan dan keterampilan. Biar dia juga pintar. Inti dari dueg pedidi itu

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

gaya hidup dan mindset. Beberapa perempuan yang memiliki karier atau menjadi trendsetter melalui media sosial, belum tentu memikirkan dan mau menolong sesamanya, bahkan menjadi sosok yang extremist. “Sering kali media sosial dijadikan tolak ukur kesuksesan atau bahkan urusan kecantikan. Sehingga banyak perempuan lupa kalau cantik tidak hanya tampilan fisik tetapi dari sikap, hati, dan karya luar biasa diciptakannya,” cetus Pipin. Pipin pun berharap agar perempuan muda di era milennial ini dapat meneladani RA Kartini. Perempuan, mau membuka mindset-nya demi masa depan dan kemungkinan pencapaiannya jika terus berkarya dan gigih. Kartini milenial memiliki tiga permasalahan utama yang harus diperjuangkan saat ini. Pertama , mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kedua, mengakhiri perdagangan orang. Ketiga , mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan. Juara debat lokal maupun nasional ini berharap perempuan harus berani bersuara dan menunjukkan prestasinya, dan bukan sesuatu yang yang instan. “Kita tidak boleh menjadi beban keluarga hanya karena perempuan. Apalagi menjadi sorotan masyarakat karena hal negatif. Saya yakin, jika setiap perempuan memiliki pola pikir dengan karakter GTS, serta ‘rasa’ untuk peduli terhadap sesama, maka RA Kartini akan tersenyum sembari mengingat gelap akan segera berganti terang, sebab Kartini Milenial tengah mampu meneruskan perjuangannya,” pungkas Pipin. (Sri Ardhini)

S

eka Gong Wanita Smara Murti, Celuk, Sukawati yang dipersiapkan sebagai duta Gianyar pada ajang PKB XXXX Tahun 2018 berbarung dengan Seka Gong Kebyar Wanita Pandawa, Tarukan, Mas, Ubud, duta Gianyar tahun sebelumnya. Penampilan kedua Seka Gong Wanita ini mampu memukau penonton. Bahwa, perempuan tak hanya hebat dalam urusan rumah tangga tetapi unggul juga di bidang seni. Mengawali penampilan, Seka Gong Wanita Smara Murti, me-

nyuguhkan tabuh pisan lelambatan berjudul Sraya Pasti, karya I Nyoman Suryadi. Dilanjutkan Tari Tanik karya I Wayan Berata dengan pembina tari I Nyoman Cerita. Kemudian tabuh kreasi “Krepetan”, dan diakhiri tari kreasi baru berjudul “Tedung Jagat” oleh penata tari dan tabuh I Nyoman Cerita. Tak kalah apik, penampilan Seka Gong Kebyar Wanita Pandawa, diawali Pepanggulan Tabuh

Tari Rejang Renteng biasa ditarikan pada piodalan di pura. Tari Rejang Renteng saat ini tengah disosialisasikan eksistensinya oleh pemerintah maupun desa adat sebagai tari sakral. Tari ini bersifat sederhana namun sarat dengan makna. Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Gianyar dalam rangka menyambut Hari Kartini dan HUT ke -247 Kota Gianyar mengadakan lomba Tari Rejang Renteng yang diikuti 15 peserta dari PKK desa se-Kabupaten Gianyar. Hadir sebagai dewan juri adalah Ida Ayu Diastini, S.ST., Ni Ketut Alit Arini S.ST., dan Ni Komang Sasih, S.ST., M.Sn. Pada acara yang berlangsung di Wantilan Jaba Pura Samuantiga, Blahbatuh, Gianyar Selasa

(10/4) tersebut dibuka Asisten Administrasi dan Pembangunan Pemkab. Gianyar I Wayan Suardana. Ketua Iwapi Gianyar, Rai Sukma mengatakan Iwapi sebagai organisasi yang mewadahi wanita pengusaha di Gianyar mengajak kaum perempuan lebih memahami makna Tarian Rejang Renteng melalui lomba sekaligus turut melestarikannya. Sementara itu I Wayan Suardana, mengatakan salut kepada Iwapi Gianyar, atas upaya mereka melestarikan seni budaya melalui lomba tari rejang renteng. Sangat tepat lomba ini dijadikan momentum untuk lebih memasyarakatkan tari rejang renteng, disamping juga sebagai upaya untuk melestarikan seni dan budaya di Bali. (hms/ard)

Telu “Campuhan” dengan penata tabuh I Wayan Jebeg dan I Wayan Darya. Dilanjutkan Tari Kelinci, Tabuh Kreasi “Swandewi” serta diakhiri Tari Kreasi Janger “Kesuma Sari”. Sekda Kab. Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya usai pementasan mengatakan, sangat mengapresiasi penampilan dua seka gong

tersebut. Dari tahun ke tahun parade Gong Kebyar baik Seka Gong Wanita, Seka Gong Dewasa maupun Seka Gong Anak-anak selalu mendapat perhatian serius dari masyarakat terlebih bagi pelaku dan penikmat seni itu sendiri. Melihat penampilan duta Gianyar dan antusiasme masyarakat, ia yakin akan mampu menunjukkan yang

terbaik di ajang PKB nanti. Sebelum, Gong Kebyar Wanita tampil, ada penampilan kesenian partisipatif dari Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Pementasan ini sebagai salah satu bentuk partisipasi Bangka Selatan dalam memeriahkan peringatan Hari Jadi ke-247 Kota Gianyar tahun 2018. (hms/ard)

Lomba Tari Rejang Renteng

Gelorakan Gerakan Makan Ikan Masih dalam momen HUT ke -247 Kota Gianyar, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gianyar menggelorakan semangat gerakan makan ikan (GMI) dengan berbagai kegiatan. Dan, Pj. Bupati Gianyar Dr. I Ketut Rochineng, S.H., M.H., pun hadir membuka aneka lomba seperti mewarnai ikan, menangkap lele, dan lomba cipta menu digelar di Lapangan Astina Gianyar, Kamis (12/4). Menurut Kadis DKPKP Gianyar, Ir. Dewi Hariani, diadakannya sosialisasi gemar ikan bagi murid SMP dan sosialisasi keamanan pangan di tingkat SMA, tujuannya untuk mengedukasi mereka tentang manfaat makan ikan sejak dini. Ditambahkannya, untuk lomba cipta menu berbasis pangan lokal ini juga sangat penting dalam mengupayakan ketahanan pangan. Bagaimana kita tidak tergantung pada bahan pangan impor. Masih banyak pangan lokal yang mengandung nilai gizi yang tinggi, asalkan kita

bisa mengolahnya. Ia menghadirkan juri dari ICA yaitu Chef Hendra, dari Poltekes dan unsur PKK Gianyar. Menariknya di acara tersebut juga tersedia stan pameran, di samping juga digelar demo mengolah nugget berbahan dasar lele. Masyarakat pun bisa langsung belajar membuat nugget lele yang sehat dan enak. Sementara itu Pj. Bupati Gianyar I Ketut Rochineng didampingi Sekda Gianyar I Made Wisnu Wijaya berkeliling mengunjungi arena lomba. Mulai dari menangkap lele, mewarnai hingga ke tempat lomba cipta menu. “Mengingat konsumsi masya­ rakat kita akan ikan tidak terlalu tinggi, maka momen ini sangat bagus untuk menggelorakan kembali ‘Gerakan Makan Ikan di Gianyar’. Begitu pun dengan lomba cipta

menu yang diikuti PKK di 7 kecamatan, ini sangat tepat, sebab para ibu yang menyediakan makanan di rumah penting tahu manfaat makan ikan yang dapat meningkatkan kualitas SDM ini,” ucap Ketut Rochineng. (hms/ard)


Inspirasi

4

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

ARZETI BILBINA

Wanita Zaman Now Dituntut Jadi Leader

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Serap Energi “Kartini” Semangat Kartini terus menginspirasi wanita Indonesia. Pemikiran-pemikiran Kartini yang melampaui zamannya sampai kini masih tetap relevan untuk diikuti oleh kaum wanita. Tak heran kalau sekarang ini makin banyak bermunculan tokoh-tokoh perempuan yang mewakili semangat Kartini. Mereka bisa disebut sebagai ‘Kartini Kartini Masa Kini’.

Sibuk bekerja di luar rumah bukan berarti perempuan menjadi lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang bertangungjawab mengurus ­keluarga. “Sesibuk apapun perempuan yang bekerja di luar rumah, tetaplah urusan ­keluarga, anak-anak dan suami adalah nomor satu,” ungkap Arzeti Bilbina Huzaimi, artis yang kini berkiprah sebagai Anggota DPR RI.

Foto: kapanlagi.com

H

al itu katanya merupakan prinsipnya dan tentunya menjadi prinsip bagi kebanyakan wanita yang juga berkiprah di luar rumah. “Seperti saat ini misalnya. Ketika saya sedang bekerja di luar rumah maka komunikasi yang berkaitan dengan keluarga, terutama anak-anak tetap berjalan. Mereka kapanpun bisa menghubungi saya. Dan, saya pun kerap menghubungi rumah untuk bertanya ini dan itu,” ujar Anggota Komisi X DPR yang dihubungi di sela-sela kesibukannya melakukan kunjungan kerja ke Parlemen Turki. Sebagaimana diketahui, Arzeti sebelum berkarier sebagai wakil rakyat adalah seorang model juga pragawati terkenal. Setelah itu dia melebarkan sayapnya ke dunia hiburan dan akting yakni bermain sinetron juga film. Ia juga menjadi presenter sejumlah acara televisi di antaranya ‘Mamamia Show’ dan ‘Percaya Nggak Percaya’. Pada pemilihan legislatif lalu, Arzeti maju sebagai caleg namun kalah suara dari Imam Nahrawi. Namun ketika Imam Nahrawi terpilih menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla, Arzeti pun menggantikan tempat Iman Nahrawi di DPR. Perempuan, lanjut Arzeti, memiliki kemampuan multitasking yang

dapat mengerjakan beberapa pekerjaan dalam bidang yang berbeda dalam satu kesempatan. Kini, tambahnya, sudah semakin banyak wanita tidak lagi hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga tapi juga berkiprah atau berkarier di luar rumah. “Wanita jaman ‘now’ dituntut bukan hanya cerdas tapi juga

harus mampu dan bisa menjadi leader bagi hidupnya juga dalam setiap aktivitas dan lingkungannya,” katanya. Untuk itu, tambahnya, perempuan harus mampu ‘meng-upgrade’ dirinya secara terus-menerus, memperkaya ilmu yang dimilikinya. Dengan begitu, perempuan bisa mengikuti perkembangan zaman, termasuk dalam memandang sesuatu persoalan serta bagaimana menyikapinya. Hal ini penting bukan hanya bagi para wanita yang

Arzeti Bilbina Huzaimi bersama keluarga

Sudut Pandang

Arzeti Bilbina Huzaimi berkarier di luar rumah tapi juga para ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar rumah. “Dengan terus meng-upgrade diri, memperkaya pengetahuan dan wawasan, akan sangat berguna dalam mendidik anak-anak jaman ‘now’,” tambahnya. Bersyukur tak Hidup di Zaman Kartini Jika membandingkan kehidupan perempuan era Kartini, kata Arzetti, maka para wanita masa kini harusnya sangat bersyukur karena memiliki banyak kesempatan untuk maju dan melakukan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Di bidang pendidikan atapun dunia kerja membuka kesempatan kepada wanita seluas-luasnya, termasuk berkiprah di parlemen. Kalau dulu di parlemen jumlah perempuan hanya sedikit, sekarang perlahan jumlahnya semakin banyak. Kemampuan perempuan untuk menjadi legislator pun semakin diakui. “Kami para perempuan di parlemen bukan hanya menjadi ‘penghias’ tapi juga memberi kontribusi besar dalam kerja kami untuk negara dan bangsa,” ungkap ibu dari tiga orang anak yang tak jarang membawa ketiga anaknya yang masih remaja, Bagas, Dimas dan Gendis, saat melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah. Meskipun, diakuinya, masih ada saja pandangan-pandangan miring

tentang kiprah perempuan di parlemen. “Pandangan berbeda sah-sah saja. Tapi sesungguhnya perempuan di parlemen sudah sangat berperan. Mereka juga bekerja dan memiliki beban yang sama seperti halnya legislator laki-laki, tidak ada perbedaan,” ungkap wanita kelahiran 1973 ini. Meskipun kebanyakan legislator di Senayan (DPR) adalah laki-laki, ungkap Arzetti yang ikut bermain dalam film ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wicjk’ (2013), dirinya tak kesulitan menyesuaikan diri. Meskipun dia berasal dari dunia hiburan, dia merasa tak ada yang memandang sebelah mata pada dirinya. Jadi sebenarnya, lanjut Arzetti, itu semua tergantung pada perempuan itu sendiri bagaimana menempatkan diri, bagaimana bekerja. Justru, katanya, bekerja di lingkungan dimana mayoritas adalah laki-laki menjadi tantangan tersendiri bagi wanita untuk bisa menunjukkan kemampuannya dan bekerja secara maksimal. “Alhamdulilah saya sangat menikmati pekerjaan sebagai pelayan masyarakat. Kita bukan pejabat tapi pelayan masyarakat, khususnya pelayanan bagi Dapil (daerah pemilihan) masing-masing. Kita memperjuangkan agar Dapil masing-masing bisa lebih maju,” ucap Arzetti yang juga tengah bersiap-siap untuk ikut dalam pemilihan legislatif tahun 2019 mentang. (Diana Runtu)

“K

Happy Salma

artini, kan, sebuah simbol. Ketika seseorang (perempuan) sudah mampu mengutarakan pemikirannya, perasaannya dan mampu memperjuangkannya apapun itu, berarti ia telah menyerap energi Kartini,” ungkap Happy Salma.

Menurut Happy yang setelah menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthayasa mendapat nama Jero Happy Salma Wanasari, Kartini adalah perempuan yang memiliki pikiranpikiran yang melesat jauh melampaui zamannya. “Nah kita sebagai perempuan Indonesia, jika bisa meneruskan spirit itu berarti kita sudah meneruskan spirit Kartini, meneruskan semangatnya,” kata Happy yang sedang mengandung anak kedua. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, ungkap Happy, dia akan menggelar pertunjukkan teater yang menceritakan perjuangan hidup tiga perempuan inspiratif. Salah satu pemainnya adalah Dinda Kanya Dewi. “Jadi nanti ada cerita bagaimana seorang perempuan terkungkung dari tekanan pekerjaan, ada juga kisah perempuan

yang terkungkung dalam lingkungan sosialnya. Tapi saya tidak ikut main, hanya memproduseri,” kata wanita cantik ini. Melalui pertunjukkan nanti, kata Happy, dirinya ingin menyampaikan perempuan bisa maju dan kuat tanpa harus bertindak seperti laki-laki. Perempuan bisa melawan hanya dengan memberikan senyuman, pendekatan dan melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki. “Artinya, perempuan bisa berjuang dengan caranya. Perempuan bisa maju tanpa harus galak ataupun berantem,” kata Happy semangat. INSPIRASI DARI KARTINI Sejalan dengan pemikiran Happy Salma, Gita Gutawa, penyanyi yang juga melebarkan sayap ke dunia akting, menyebut peran wanita sekarang ini

Bergunalah bagi Keluarga Di sebuah pusat perbelanjaan, Anik terlihat santai memilih-milih kebutuhan rumah tangganya. Ia sibuk membandingkan harga dari satu produk ke produk lainnya untuk barang kebutuhan yang sama. Setelah membaca komposisi dan menilai harganya, barulah ia memutuskan. “Pastilah saya pilih harga yang lebih murah dengan komposisi yang hampir setara atau setidaknya mirip dengan yang harganya lebih mahal,” ujar Anik yang hari itu ditemani oleh dua anaknya yang masih balita. Hampir semua barang yang dibelinya ia teliti. Sebagai ibu rumah tangga ia merasa wajib mengelola dengan baik keuangan keluarga yang berasal dari penghasilan suaminya sebagai kepala keluarga. Menghargai jerih payah suaminya membuat ia pintarpintar mengelola keuangan dalam keluarga mereka. Bagi Anik, meski ia bekerja di rumah tidak

ada alasan baginya menganggap pekerjaan sebagai ibu rumah tangga itu adalah pekerjaan biasa. Ia menganggap apa yang dilakukan bagi anak-anak dan suamianya serta keluarga kecilnya itu adalah pekerjaan yang sama pentingnya dengan pekerjaan kantor. Karena itulah ia harus bersungguhsungguh dalam melakukan tugas tersebut. Ia dan suaminya sejak awal menikah sudah berkomitmen membagi tugas dalam berumah tangga dengan suaminya. “Saya bekerja di rumah mengurus rumah tangga dan anak-anak, suami saya yang mencari nafkah,” ujar ibu muda ini. Apa yang dilakukan Anik yang tinggal di lingkungan Kekalik Mataram ini tidak bisa lepas dari kesadaran menjadi perempuan di masa kini haruslah pintar dalam segala hal jika ingin menyukseskan keluarga. Bagi sebagian orang

malah secara umum menjadi ibu rumah tangga itu dianggap tidak bekerja. Namun tidak begitu bagi Anik yang memandang posisinya sebagai ibu rumah tangga adalah bagian dari emansipasi wanita yang dimulai dari hal-hal kecil. Ia sesungguhnya mengaku tidak paham dengan era Kartini milenial. Yang ia tahu bahwa menjadi perempuan itu harus berguna mulai dari hal yang kecil. “Berguna itu jangan hanya berguna bagi bangsa dan negara tapi tidak berguna bagi keluarga, harusnya sebaliknya dulu, berguna dari hal-hal yang kecil bagi keluarga barulah berguna bagi bangsa dan negara,” ujar ibu rumah tangga yang meski hanya lulusan SMA ia banyak membaca. Karena itulah ia memaksimalkan aktivitasnya dalam mengurus rumah tangga. Dari sanalah ia merasa berarti jadi perempuan. Menjadi ibu bagi anak-anaknya

semakin menonjol dan itu hal yang patut disyukuri. “Sekarang ini kita banyak melihat makin banyak tokoh-tokoh perempuan, sosok-sosok perempuan tangguh, baik itu ibu rumah tangga maupun wanita karier yang memiliki jabatan tinggi. Di sisi lain, kita juga melihat kiprah wanita yang memasuki bidang kerja yang dulu kebanyakan adalah laki-laki. Sebut saja, ojek online misalnya. Jadi kini di sekitar kita sudah banyak wanitawanita tangguh yang berkiprah di berbagai bidang,” ujar Gita yang dalam dunia menyanyi telah banyak

Gita Gutawa

juga menjadi istri bagi suaminya. Ia sedikit heran jika ada yang bilang di masa emansipasi wanita itu harus ada kesetaraan antara lakilaki dan wanita. Bahwa dalam rumah tangga misalnya wanita tidak boleh sendiri mengurus rumah tangga melainkan suami juga harus ikut bersama-sama membantu istri dalam mengurusnya. Membagi tugas memasak, membagi tugas mencuci, mengurus anak dan lain-lain. “Kalau itu sih tidak perlu bicara soal kesetaraan, tetapi wajib dilakukan oleh siapa di antara suami atau istri yang memiliki waktu luang. Lagian jika istri merasa bahagia mengerjakannya sendiri tanpa harus suami ikut campur kenapa tidak? Jika istri merasa bahagia melayani suami, kenapa tidak?” ujarnya. Anik menambahkan dengan catatan dia adalah suami yang baik yang juga mau menghargai jerih payah istri. Selain Anik, ada Hartina yang juga ibu rumah tangga yang mengaku tidak tahu istilah-istilah seperti Kartini milenial dan lainlain. Ia hanya tahu Kartini saja

29 meraih penghargaan, di antaranya adalah Penghargaan Anugerah Musik Indonesia. Jadi, kata Gita, sesungguhnya wanita Indonesia harus berterima kasih kepada Kartini. Karena kalau bukan karena Kartini, pemikiran dan spiritnya, mungkin wanita Indonesia belum semaju sekarang. Menurut Gita yang sempat tampil dalam film ‘Meraih Mimpi’ dan ‘Love in Perth’, dirinya termasuk salah satu pengagum Kartini. Kekaguman itu katanya sudah ada sejak ia kecil dan tidak berubah sampai dirinya dewasa. Dari Kartinilah ia mendapat banyak inspirasi menjadi wanita yang maju. Apa yang disampaikan Gita Gutawa memang terbukti. Dia bukan hanya berhasil dalam berkiprah di dunia musik yang juga menjadi passion-nya tapi juga di bidang pendidikan. Anak dari musisi Erwin Gutawa ini nekad memvakumkan kariernya di dunia hiburan demi mengejar pendidikan tinggi. Hasilnya pun tak sia-sia, Gita Gutawa lulus sarjana ekonomi Birmingham of University, Inggris. Selanjutnya dia pun menempuh pendidikan di London School of Economics and Political Science, LSE, Inggris dan berhasil menggondol S2 pada 2015 lalu. Meski sudah meraih Master, namun gadis kelahiran 1993 ini mengaku perjalanannya masih panjang. Masih banyak yang ingin dicapainya. (Diana Runtu)

yang harinya selalu dirayakan tanggal 21 April. Perempuan berusia 50 tahun asal Lombok Tengah ini juga mengaku fokus saja mengurus 4 anaknya. Sejak menikah ia meninggalkan pekerjaannya sebagai penjaga toko di Mataram karena ingin membesarkan sendiri anak-anaknya. Di mata Hartina perempuan yang ada manfaatnya meski itu hanya pada keluarga kecilnya, itulah yang disebut Kartini masa kini. Maksudnya perempuan hadir untuk keseimbangan kehidupan. Ia tidak mengerti untuk menjelaskan lebih jauh lagi karena menurutnya ilmunya tak cukup untuk memahami istilah-istilah yang rumit. “Saya tidak mengerti apa itu milenial, kecuali saya kerjakan saja pekerjaan rumah tangga saya dengan baik. Itu saja,” katanya. Anik dan Hartina adalah cermin perempuan yang berpikir sederhana dalam menyikapi hidupnya. Cukup menjadi berguna, itulah artinya perempuan bagi kehidupan ini. (Naniek I. Taufan)


Rileks

30 TTS No. 007

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

TTS tokoh

MENDATAR: 4. PELIT 5.CULA 7.GARING 9. PARANORMAL 12.KIRAB 14. LANJUT USIA 16.UANG MUKA 17.PARAGRAF 20.MAJIKAN 22. JAM TANGAN 23.LIMA TAHUN 24.TEPUNG JAGUNG 26. SAPTA 27. KEOK 28.LOTUS MENURUN: 1. SAUH 2.SAKU 3. SAMPAI 6.KEPITING 8.SIMPULAN SEMENTARA 9. HADANG 10.FENOMENA 11.KENOP 13. RANGKAP 15. ISTANA 18. JURU MASAK 19. KOMPENSASI 21.UKIR 25.TERHINDAR

MENDATAR: 2. BERANDA 3.DAPUR 5.SUSHI 7. SARAPAN 8.RUBRIK 9. RIBUT 11.TROTOAR 13.LADAM 15. SEPUR 16. WAJAN 18. JARING 19.UKIR 23. SENSUS 24.OPSI 27. KUNO 28. CAP 30.LADANG MENURUN: 1. HANGUS 3. DIAM 4. UMUR 5. SPATULA 6. TIKET 10. KEDAI 11. TRANSISI 12. RINDU 13. LAMPION 14. MERCON 17. EBI 20. KEONG 21. RUMIT 22. RUANG 25. PULP 26. SURPLUS 29. ARAH

KETENTUAN MENJAWAB

Pemenang TTS No. 005 Kupon TTS tokoh

Jawaban ditulis di kertas dan masukkan dalam amplop atau ditulis di kartu pos. Tempelkan gun­tingan kupon TTS No 007 serta identitas lengkap (nama, alamat, no HP). Kirim ke Redaksi Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha lantai III, Jln. Kebo Iwa no 63 A Denpasar, paling lambat Kamis 3 Mei 2018. Pemenang diumumkan Minggu 6 Mei 2018. Tersedia dua hadiah voucer belanja senilai @Rp 100.000 dari Cellular World untuk dua orang pemenang. Pemenang agar ­mengambil No. 007 hadiah ke Kantor Redaksi Tokoh setiap hari kerja dengan membawa identitas diri (KTP/SIM)

Takut Suami Suka Daun Muda “Dok, saya belum lama menikah dan sudah mempunyai satu orang anak. Kehidupan rumah tangga saya rukun-rukun saja. Tetapi belakangan ini suami sering meminta hal yang aneh saat ingin berhubungan seksual, misalnya meminta saya untuk memakai rok sekolahan terlebih dulu sebelum bercinta. Saya bertanya-tanya kenapa dia terobsesi supaya saat berpenampilan seperti itu, ketika saya tanya, dia hanya jawab “cuma iseng saja”. Apakah ini bisa berarti dia sudah mulai bosan atau ada kecenderungan terobsesi dengan cewek yang ‘fresh’ atau “daun muda” dok? Saya takut dok, karena bagaimanapun fisik saya telah mulai berubah setelah hamil dan melahirkan. Lalu bagaimana cara saya untuk mengatasi hal ini? (Ratih, Denpasar) Pertanyaan yang bisa jadi dirasakan sama oleh banyak perempuan lain juga. Tentang sebuah kebosanan. Bagian yang mengejutkan adalah karena ada keinginan untuk mengubah pasangan dengan gaya pakaian tertentu yang dianggap tidak biasa. Jika aktivitas seksual yang dilakukan selama ini sudah mulai terasa hambar dan tanpa rasa, atau kebosanan sudah mulai melanda, bolehboleh saja berpikir untuk “mengganti pasangan Anda”. Tapi, sebaiknya jangan terjebak. Tentu saja seharusnya bukannya pasangan kita diganti dengan pasangan yang baru. Sama sekali bukan. Yang dimaksud adalah mengubah

Keberhasilan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryas­tuti dalam memajukan kaum perempuan mendapatkan apresiasi dengan penghargaan International Women’s day, Maret lalu. Bupati Eka dianggap berhasil dalam meningkatkan ke­sadaran publik mengenai isu peran perempuan dalam ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

3

Tak Pernah Surut Berkreativitas

“L

TTS No. 005

1. IB Wisnawa (Br. Pande, Kediri Tabanan) 2. Bhasma wyakesa (Jln. Nusa Indah, Denpasar)

Sosialita Eka Wiryastuti

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

pasangan kita untuk kembali lebih bergairah, menjadi lebih menarik, menjadi lebih terlihat muda, menjadi lebih bersemangat, atau dengan variasi lainnya sebagai sebuah fantasi yang menyegarkan, sehingga romantisme seksual yang selama ini meredup, akan dapat menyala kembali dengan penuh luapan gairah, seperti di awal pertemuan, atau malah bisa lebih dari itu. Asal memang sebelumnya disepakati dulu bersama. Sesungguhnya masih banyak cara yang bisa dilakukan pasangan untuk tetap membuat suasana tetap hangat. Dengan mengubah semua yang membuat bosan pada pasangan, termasuk juga pada diri Anda. Sebelum melakukan perubahan, perlu dicari tahu dulu, apa yang menyebabkan terjadi penurunan romantisme dan gairah bersama. Beberapa masalah berikut sering kali menjadi penyebabnya: 1) Kurang Romantis. Jika Anda berdua selama ini bersikap biasa-biasa saja, tidak mengherankan kalau hubungan berubah menjadi dingin. Kejenuhan pekerjaan yang seakan tak ada habisnya serta segala kesibukan dari hari ke hari memang membuat kita kerap lupa memberikan perhatian pada pasangan kita. Bahkan sering melupakan betapa berartinya pasangan kita, dan melupakan melewatkan waktu bersamanya. 2) Foreplay Tidak Pernah Maksimal. Seks merupakan hal yang sangat menyenangkan dan bisa dilakukan berulang-ulang kali. Bisa jadi itu dulu, dan tidak lagi dirasakan saat ini. Saat ini malah bisa

dirasakan seks yang membosankan dan hanya berlangsung beberapa menit saja. Penyebab paling sering adalah kurangnya foreplay. Banyak pasangan yang tidak tahu atau malah melewatkan sesi ini dengan menganggapnya tidak penting. Tentu saja itu keliru. 3) Tidak Pernah Mencoba Hal-hal Baru. Setiap sesi hubungan seksual juga memiliki arti memberi kesempatan untuk saling berbagi kesenangan pada pasangan. Berhubungan seksual dengan gaya yang sama dari waktu ke waktu tentunya akan menjadi sesuatu yang membosankan. Luapkan fantasi Anda, mainkan peran-peran yang berbeda, kenakan busana yang menggoda. Bisa juga bermain-main dengan pencahayaan, bermain peran tertentu yang bisa membangkitkan gairah semisal menjadi perawat seksi, dokter seksi dan apa pun yang ingin Anda lakukan di ranjang. Pasti akan menjadi seru. Lalu, bagaimana solusinya? Tidak masalah kalau memang pasangan Anda ingin melakukan variasi agar menjadikan Anda serasa orang baru kembali. Kembali segar dan menggairahkan, karena ini baik buat Anda dan baik juga buat dia. Tapi, tentu saja harus ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai langkahlangkah membuatnya jadi berhasil. Pertama, bicarakan berdua. Tentu saja jangan meminta pasangan dengan tiba-tiba dan memaksa. Semua perlu dibicarakan dulu berdua. Sampai benar-benar disetujui bersama. Tentu saja pilih waktu yang luang dan lebih menyenangkan buat membicarakannya. Sampaikan semua keinginan dengan lepas, sampai mendapat kesepakatan bersama.

Kedua, diskusikan cara mengatasi kebosanan. Tidak ada kan yang ingin kehidupan seksnya membosankan terus? Karenanya pastikan Anda sudah memberanikan membahas semua penyebab kebosanan dengan pasangan. Beranikan diri untuk meminta pasangan untuk lebih romantis. Beranikan diri untuk meminta pasangan untuk lebih berani dan lebih lama untuk melakukan eksplorasi foreplay. Dan beranikan diri untuk meminta pasangan buat melakukan hal-hal yang baru di ranjang. Ketiga, lakukan perubahan yang disetujui bersama. Mencoba memunculkan suasana baru, pakaian yang lebih menggoda, tampilan yang lebih seksi, bisa saja juga dengan merubah tampilan rambut misalnya, atau mencukur rambut kelamin dengan bentuk yang lebih seksi. Buat semuanya menjadi berubah lebih menarik lagi. Lakukan klimaks perubahan pada hari-hari spesial, misalnya saat ulang tahun, saat mendapatkan kenaikan pangkat, posisi jabatan baru, dan saat itu sudah dilakukan, Anda sudah berhasil melakukan “mengganti pasangan Anda” menjadi lebih segar, tentu saja dengan disepakati bersama dan disesuaikan dengan kondisi. Keempat, buat kejutan lagi. Jangan berhenti sampai di sana. Lakukan kejutan-kejutan lagi. Bisa dengan memberikan hadiah pasca berhubungan seksual seperti makanan kesukaan, coklat lezat yang memikat, tontonan video romantis di kamar tidur, atau malah ajak lagi untuk melakukan hubungan seksual yang masih menggairahkan di babak selanjutnya. Semoga bisa membantu.

ima tahun lalu perempuan di Tabanan sa­ ngat rentan dengan kanker serviks. Kami membuat program cek kesehatan reproduksi perempuan untuk mencegah kanker serviks. Saat ini kasus kanker serviks sudah menurun di Tabanan,” kata Eka Wiryastuti. Selain itu, kata dia, ia juga mendukung pemberdayaan perempuan untuk menjadi entrepreneur dengan BumDes yang dimiliki. Selain memajukan kaum perempuan, ia juga dinilai berprestasi dalam memimpin Tabanan. Banyak sekali penghargaaan yang ia terima. Yang ­paling teranyar, Penghargaan Penyusunan Rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2018 diberikan kepada Pemkab Tabanan. Piagam penghargaan diserahkan langsung Gubernur Bali Mangku Pastika. Menurut Bupati Eka, dengan dana yang sedikit, ia membuat apa yang direncanakan sangat berstruktur dan rapi agar semua berjalan. “Dengan PAD yang kecil. Kami bisa. Itu artinya kita berjuang sungguh-sungguh memanfaatkan apa yang ada, potensi yang ada dengan asas manfaat yang tepat, jadi hasilnya juga tepat,” ujarnya. Ia sangat bersyukur, tahun lalu, Tabanan juga mendapatkan juara I tingkat Bali, dan berprestasi tingkat nasional dengan meraih Penghargaan Pangritpa Nusantara. Ia berharap, semoga tahun ini, Tabanan juga mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Anggaran dana desa yang tidak besar tidak membuat Bupati Eka patah semangat untuk membangun desa di Tabanan. Hal itu dibuktikan lewat pencapaian penganugerahan Dana Rakca Award dari Kementerian Keuangan. Berbagai program yang terealisasikan di Tabanan dari nol sampai sukses saat ini, seperti pengurangan pengangguran di Tabanan dengan adanya berbagai pelatihan untuk melatih kreativitas

Penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM

ibu-ibu mengolah pangan, termasuk pelatihan kerajinan tangan, bantuan dana desa untuk para petani dan subsidi atau bantuan bagi masyarakat kurang mampu. Penghargaan lain juga diterima Eka Wiryastuti dari Kementerian Koperasi dan UKM. “Penghargaan ini merupakan wujud perhatian kepada usaha perkoperasian di Tabanan. Dari enam koperasi berprestasi tingkat nasional, salah satunya Tabanan. Karena kami memang komit untuk berubah ke arah yang lebih baik,” kata Eka. Ke depan

ia berharap, koperasi dan UKM tidak hanya menyalurkan kredit tapi lebih berbuat utuk memajukan usaha kecil menengah agar mandiri. “Koperasi itu tidak boleh konsumtif dan memanjakan rakyat. Justru koperasi harus membina, agar anggotanya sejahtera dan lingkungan­nya merasakan manfaat keberadaan koperasi,” imbuhnya. MANFAATKAN KELEBIHAN TANAH LOT Inovasi terus dilakukan Eka ­ iryastuti. Selain program pem­ W

Ikut berpartisipasi menari rejang dalam kegiatan upacara

Selalu dekat dengan rakyat dan menjadi inspirasi kaum perempuan

Tabanan sebagai Kabupaten terbaik dalam Perencanaan Pemerintah Daerah yang akan mewakili Bali dalam meraih Penghargaan Pangritpa Nusantara 2018

bangunan, ia juga rutin menggelar festival memperkenalkan kesenian dan budaya Tabanan, seperti Tanah Lot Art and Culture Weekend Event 2018. Dengan tema “Harmonisasi Seni dan Budaya dalam Visualisasi Modern” festival berlangsung tiga hari, 20 s.d. 22 April. Selain “menyulap” areal kawasan wisata Tanah Lot menjadi spektakuler de­n gan permainan lighting yang keren, ia juga menggagas festival kopi. “Kebetulan Tabanan ini penghasil kopi, dan sudah ekspor ke Korea dan Cina. Festival ini menarik anak muda untuk kreatif dan inovatif dalam pengelolaan kopi. Akan ada beberapa barista, putra Tabanan, yang unjuk kebolehan menyajikan kopi dengan seni,” kata Eka. Rencana ke depan, ia juga menggagas Rumah Desa di Tanah Lot, yakni beberapa pedagang kaki lima menempati satu areal food court, menjual makanan khas Ta b a n a n t e r m a s u k kopi. Tujuannya, mencari e­ ntrepreneur anak

Rutin melaksanakan kegiatan spiritual

muda Tabanan, yang bisa direkrut bekerja sama dengan BUMD untuk mengenalkan kopi Tabanan. Rumah Desa ini juga akan dibangun di Jatiluwih dan areal Ulun Danu. Menurutnya, Rumah Desa ini merupakan sentral kuliner yang dimiliki perusahaan daerah atau rakyat sendiri, dengan tujuan membuka lapangan pekerjaan, membeli hasil pertanian petani Tabanan, dan diolah menjadi produk olahan kuliner yang enak yang tidak kalah dengan daerah lain. Selain itu, Rumah Desa juga meng­ angkat derajat UMKM Tabanan yang tadinya mereka tidak punya tempat berjualan. Ia mengakui, banyak akan menggelar festival di Tanah Lot. Menurutnya, dalam satu lokasi tidak perlu hanya membuat satu festival. Festival ini selain menghibur rakyat juga mengangkat potensi. Menurut Eka, kalau dijadikan satu festival tidak cukup 3 hari sehingga pengelolaannya nanti tidak fokus dan pengunjung juga akan bosan karena itu-itu saja. Karena itu, ia menggagas aneka festival dengan ciri khas masing-masing walaupun lokasi­ nya sama di Tanah Lot. Selain itu, Tanah Lot memiliki kelebihan sebagai tempat terbaik untuk melihat sunset. (ast) Baca juga halaman 7 dan 28


Espresso

2

GORO-GORO “Baru terasa dia tak terganPutu Wijaya tikan, ketika mendadak pergi untuk selamanya, malam 10 April itu. Almarhum yang telah membangun dalam sastra Indonesia, wilayah yang sangat unik, membuat kita tertegun. Seperti lukisan dindingnya di Center for South East Asian Studies di Universitas Kyoto, yang ditinggalkannya sebelum selesai. Tak ada siapapun kecuali kenangan kita kepadanya yang akan menyelesaikan itu,” kata Ami sedih. Amat bingung. “Siapa yang meninggal Ami?” Ami terus nyerocos: “Apa yang menyebabkan ketakhadirannya mengundang rasa lengang? Karena karya-karya almarhum yang khas, otentik dan begitu inspiratif. Bau lokal Jawanya tajam, tetapi langkah besarnya sebagai pembaharu penulisan prosa, juga dahsyat. Ia dikagumi, pengaruhnya melebar luas pada generasi

bacaan wanita dan keluarga

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

DAN

muda, tapi sulit ditiru. Karena karyanya satu dengan kepribadiannya. Karya sastranya menolak dijadikan gaya. Hanya almarhum yang pas melakukannya. Itu salah satu kehebatannya. Warna, bobot karyanya, sosok pribadinya membuat dia jadi mahluk langka. Ia sudah menjadi legenda sejak masih malang-melintang di Sanggar Bambu 59, Yogya. Pernah ada rumor, almarhum menulis cerpen-cerpennya yang fantastik itu dalam keadaan trans. Tapi itu mungkin hanya bentuk lain dari pujian kekaguman. Federasi Teater indonesia sempat memberinya anugerah. Ia juga telah menerima penghargaan sastra Achmad Bakri, Freedom Institute. Pada suatu malam kesenian di pulau Bintan, almarhum berdiri tegak di panggung, untuk membawakan sesuatu. Penonton siap menikmati. Tapi Danarto masih terus diam. Tiba-tiba kemudian ia membungkuk kasih hormat, pertunjukan selesai. Tepuk tangan riuh. Hanya almarhum yang

bisa melakukan itu. Begitulah dia, lembut sopan tetapi kalau perlu bisa garang tetapi juga ajaib. Sering kalau rapat ketika menjadi salah satu redaktur di majalah, ia tertidur. Tapi saat voting untuk mengambil keputusan almarhum selalu tegas dan tepat. Tak heran almarhum juga terkenal sebagai seniman sufi. Waktu berangkat naik haji ia punya hasrat: ingin mati di tanah suci. Tapi kenapa 32 tahun kemudian, ketika keluar dari bank usai mengambil uang, ia ditabrak motor anak tetangganya sendiri?” Ami baru berhenti sambil menjatuhkan badannya di kursi. Lalu menangis. Amat terpaksa membujuk. “Ami, apa pun kemudian kehendakNya, kalau almarhum orang yang taat beribadah pasti ia menerimanya dengan ikhlas!” Tangis Ami tambah lebat. Amat merasa itu sudah terlalu didramatisir. Ia yakin Ami punya masalah lain yang mermbuatnya menangis bombay. Lalu ia mendesak kesal: “Cukup Ami! Siapa sih yang meninggal?” “Mas Danarto!” Amat terkejut. Air matanya kontan bercucuran.

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

1000

Perjalanan panjang telah Tokoh lalui dari terbit perdana 9 November 1998 hingga saat ini. Edisi minggu ini merupakan edisi Tokoh yang ke-1000. Dalam kurun waktu hampir 20 tahun, banyak hal telah kami lalui. Sebagai tabloid de­ngan segmen wanita dan keluarga, kami merasa momen edisi ke-1000 ini sangat spesial. Kami terbit dalam suasana perayaan Hari Kartini. Karena itu tulisan-tulisan yang kami sajikan mengusung tema “Kartini Milenial.” Cover Tokoh edisi perdana Tokoh edisi pertama tampil dengan cover “Guntur Satrio Piningit”. Kala itu, Tokoh menjadi tabloid dengan segmen politik. Ulasan yang khas dan tajam serta mengungkap langsung dari sumbernya menjadi kekuatan Tokoh. Edisi ke-100 juga tak jauh dari keluarga Presiden RI. Tokoh menggunakan judul “Giliran Tutut”. Seiring perjalanan waktu dan persaingan yang makin ketat, Tokoh mengubah segmen menjadi lebih soft. Wanita dan keluarga menjadi segmen yang tepat yang belum banyak penggarapnya. Selain itu, Tokoh yang semula berkantor di Jakarta, berpindah ke Denpasar. Pemilihan segmen wanita dan keluarga ini ternyata menjadikan Tokoh makin mendapat tempat di hati masyarakat. Sebagai media yang bernaung di dalam Kelompok Media Bali Post membuat Tokoh selalu diperhitungkan. Artikel Tokoh tentang aktivitas kaum wanita di Bali khususnya sering menjadi menjadi referensi. Rubrik-rubrik yang kami tampilkan menjadikan wanita sebagai subjek. Sudut Pandang pun kami prioritaskan untuk narasumber wanita. Kami ingin apa yang mereka sampaikan bisa terbaca oleh masyarakat. Namun, kami juga memberi porsi untuk para pria karena pria dan wanita merupakan bagian dari keluarga. Terima kasih kepada masyarakat, pembaca, klien yang sudah setia bersama kami. Semoga perjalanan yang sudah kita lalui selalu memberi manfaat bagi kita semua. Kami terbuka dengan segala kritik dan saran demi kemajuan kita bersama dan menuju masa depan yang lebih baik. Cover Tokoh edisi 1000 Salam

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Gde Palgunadi. Redaktur Pelaksana: Ngurah Budi. Staf Redaksi/Iklan Denpasar: IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Sagung ­Inten. Buleleng: Wiwin Meliana. Jakarta: Diana Runtu. NTB: Naniek Dwi Surahmi. Desain Grafis: IDN Alit ­Budi­artha, ­I Made Ary ­Supratman. Manajer Sirkulasi dan Iklan: I Ketut Budiarta, Sirkulasi: Kadek Sepi Purnama, Ayu Wika Yuliani. Se­kretariat: Ayu ­Agustini, Putu Agus Mariantara, Hariyono. Ombudsman: Jimmy Silalahi. Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A ­D enpasar 80117–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373. Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan ­Pal­merah ­Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605. NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–­Telepon (0370) 639543– ­Faksimile (0370) 628257. Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–­­­Faksi­mile (031) 5675240. Surat Elektronik: info@cybertokoh.com, redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com. Bank: BRI ­Cabang ­Gajah Mada Denpasar. Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 0017-01-001010-30-6. Percetakan: BP Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.

Mozaik

Edisi 1000/ 23 - 29 April 2018

Dalam buku “Ensiklopedi Pahlawan Indonesia” (Johayati,dkk, 2007) disebutkan Kartini yang lahir 21 April 1879 merupakan putri dari Raden Mas Sosroningrat, seorang bupati Jepara. Hingga usianya menginjak 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di Europese Lagere School (ELS), yaitu sekolah yang setara dengan SD sekarang. Di sekolah ELS itu Kartini belajar bahasa Belanda, di samping mata pelajaran yang lain. Namun setelah melewati usia 12 tahun yang bersangkutan harus tinggal di rumah karena dipingit. Disebabkan oleh kemampuannya berbahasa Belanda, maka di rumahnya ia mulai banyak belajar secara otodidak (belajar mandiri) sambil menulis surat atau berkorespondensi dengan teman-temannya yang berasal dari Belanda. Dari buku-buku, koran, dan majalah terbitan Eropa, akhirnya ia tertarik dengan kemajuan berpikir para kaum perempuan Eropa. Dari sanalah timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi (Indonesia), di mana ketika itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Pada surat-surat Kartini tertulis tentang pemikiran-pemikirannya bagaimana cara memajukan perempuan pribumi agar bisa sejajar dengan

31

Masih Relevan, Perjuangan Kartini

kemampuan kaum pria. Selain itu sebagian besar dari surat-surat yang ditulisnya berisikan tentang keluhan dan gugatan, terutama menyangkut budaya di Jawa yang dipandangnya sangat menghambat kaum perempuan. Kendati status dirinya “dipingit” namun berkat bantuan teman dan kenalannya yang bernama Ovink Soer, akhirnya pingitan terhadap Kartini menjadi agak longgar. Ia kemudian berhasrat menjadi guru untuk anak-anak perempuan para bupati sebagaimana yang disarankan oleh Abendanon. Apakah usahanya berjalan mulus ? Ternyata, gagal total karena ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda berdasarkan rekomendasi para bupati. Bahkan beasiswa belajar ke negeri Belanda yang pernah diajukan oleh Van Khol untuk Kartini dan Rukmini (adiknya), juga tidak terlaksana. Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang yakni Raden Adipati Joyodiningrat, yang notabene sudah beristri tiga orang. Akhirnya, Kartini dinikahkan pada 12 November 1903. Patut disyukuri oleh Kartini karena sang suami waktu itu masih mengerti keinginan istrinya untuk mendirikan sekolah wanita. Maka sang suami pula lalu mengizinkan Kartini mendirikan sekolah wanita dengan

mengambil lokasi di seputaran kantor Bupati Rembang. Konon, sekolah yang didirikannya itu merupakan sekolah wanita pertama di Indonesia. Anak pertama sekaligus yang terakhir yang lahir dari rahim Kartini diberi nama R.M. Soesalit, lahir 13 September 1904. Empat hari setelah melahirkan (17 September 1904), Kartini dipanggil Yang Kuasa. Ia meninggal di usia 25 tahun. Sesudah ia wafat, lalu Mr. J.H. Abendanon (temannya yang berasal dari Belanda) mengumpulkan surat-surat Kartini yang dulunya dikirim ke teman-temannya di Belanda sembari membukukannya. Nah, buku tersebut diberi judul Door Duisternis tot Licht yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Sepeninggal Kartini, lalu bermunculanlah sekolah-sekolah wanita (baca; Sekolah Kartini) yang umumnya didirikan oleh Yayasan Kartini. Di Semarang, sesudah Kartini wafat, berdiri “Sekolah Kartini,” kemudian disusul di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerahdaerah lainnya. Dalam penelusuran penulis, di Bali tidak pernah ada sekolah yang bernama Sekolah Kartini, namun sekolah yang setara dengan itu tentu saja pernah ada. Di tingkat

SLTP bernama Sekolah Kepandaian Putri (SKP) dan di jenjang SLTA bernama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA). Kini, SKP sudah tidak ada sedangkan SKKA sudah berubah nama menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang sebelumnya sempat bernama Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga disingkat SMKK. Disebabkan oleh perjuangannya yang gigih di bidang kemajuan pendidikan perempuan, maka ia mendapat julukan sebagai “emansipator” yaitu orang yang memperjuangkan persamaan hak dengan kaum laki-laki. Sebagai seorang tokoh perempuan sejati, dan tokoh pejuang di bidang pendidikan, maka pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan (SK) Presiden RI No. 104/1964 menetapkannya sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Pandangan dan pemikiran Kartini di bidang pendidikan masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi pada masa kini, bahkan untuk masa-masa

yang akan datang. Diskriminasi di bidang pendidikan dilihat dari subyekdidik semestinya tak perlu terjadi pada masa sekarang ini. Apa yang diperjuangkan Kartini yaitu mengenai emansipasi wanita (menuntut kesejajaran dan kesetaraan dengan kaum pria) benar-benar sangat positif guna mencegah terjadinya anggapan yang menyebut bahwa kaum wanita hanya cocok mengurusi dapur dan hanya mendapat label warga negara kelas dua. Kita sebagai penerus perjuangan Kartini, terutama para wanita (remaja putri dan ibu-ibu) seyogyanya memiliki rasa “jengah” dan merasa wajib untuk menindaklanjuti pemikiranpemikiran Kartini sampai kapanpun juga. Naskah tulisan ini disarikan selain dari pemikiran Johayati,dkk juga dari sumber, seperti; Sutari Imam Barnadib (1983) dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pendidikan.” Romi Sudhita Pemerhati Pendidikan

Kata Hati Rubrik ini khusus untuk menuangkan ide/pemikiran/gagasan dalam bentuk tulisan. Tema terkait wanita dan keluarga serta tidak mengandung unsur SARA. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter. Lampirkan juga foto close up (bukan pasfoto). Cantumkan nama lengkap, profesi, nomor hp, dan alamat email. Naskah dikirim ke redaksi@cybertokoh.com, redaksitokoh@yahoo.com.

Yoga bersama Dian Kania (Markandeya Yoga)

Bunda Dian

Seimbangkan Hormon Menopause dengan Nadha Prana 1. Sikap duduk seperti gambar.

Lakukan getaran ini sebanyak 14kali putaran.

2. Kedua tangan letakkan di atas lutut dengan jari telunjuk ditekuk dan ibu jari menekan telunjuk. Di dalam yoga disebut ‘Chin Mudra’. Dalam ‘Chin Mudra’ ini kita akan mengakses energi surya.

4.Tahap berikutnya, konsentrasi pada daerah tenggorakan, kening dan ubun-ubun. Rasakan cahaya surya menyinari ketiga pusat energi ini dengan menggetarkan suara Uuuuuuuuuu ….yang panjang. Dengan teknik menarik napas dan getarkan lagi dengang suara Uuuuuu ….

3. Pusatkan pikiran Anda dengan mengakses energi surya. Masuk melalui ubunubun serta bayangkan ubun- ubun Anda terbuka kemudian arahkan cahaya surya ke tulang ekor, organ reproduksi, organ perut dan rasakan cahaya ini menyinari seluruh sel yang ada di ketiga organ tersebut (dalam bahasa yoga di­s ebut cakra). Dan, lakukan meditasi ketiga cakra ini selama 5 menit. Jika sudah dirasakan bercahaya, kemudian untuk membangkitkan energi tersebut kita akan menggetarkan nada prana yaitu dengan suara Aaaaaaa….. yang lantang. Berikutnya dengan cara menarik napas lalu suarakan lagi Aaaaaaaa ….. Model: Chandra Diah (Guru Markandeya Yoga Indonesia)

5. Selanjutnya bawa kesadaran Anda ke daerah dada rasakan paru–paru dan jantung serta sistem pernapasan disinari oleh energi surya. Biarkan energi ini dengan fokus pada cahaya surya makin membesar di daerah dada serta getarkan prana surya dengan nada Mmmmmmm…. yang panjang. Lakukan getaran ini 14 kali putaran. 6. Langkah berikutnya, jika sudah di lakukan langkah yang diatas, Sekarang konsentrasikan pikiran Anda rasakan seluruh tubuh bercahaya. Seluruh sel-sel dari tubuh Anda bercahaya. Dan, untuk memperkuat energi cahaya surya ini Anda lakukan dengan menggetarkan suara kosmik alam semesta yaitu dengan getaran A.....U.....M... Getarkan 14 kali putaran. Note: Jika dilakukan dengan rutin setiap hari, pada pagi dan sore akan diperoleh hasil yang diinginkan. Selamat berlatih dengan senyum. Salam Markandeya Yoga Indonesia


32

Edisi 1000/ 23 - 29 april 2018

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.