19 - 25 Mei 2014
24
Berburu di Pasar Loak Mari belanja ke pasar loak!! Eitss…jangan mengerutkan kening dulu. Meski disebut pasar loak, bukan berarti barang-barang yang dijual di sana adalah barang-barang rongsokan alias tak terpakai. Justru sebaliknya, meski umumnya barang yang dijual adalah barang second hand, banyak di antaranya masih dalam kondisi 80-90%.
B
ahkan kalau beruntung, mau ‘mengaduk-aduk’ atau mau tekun me nyusuri, pasti akan dapat barang bermerek, khususnya produkproduk garmen. Karena untuk yang satu ini, umumnya adalah produk impor seperti dari Korea, Jepang dan Cina. Bukan hanya produk garmen, tapi barang-barang kebutuhan rumah tangga, aneka peralatan sanitari, alatalat kesehatan, peralatan olahraga, musik, barang antik dan lain-lain. Pasar loak memang super lengkap, tinggal bagaimana kepandaian Anda memilih agar mendapat barang bagus dengan harga bagus pula. Di Jakarta, ada banyak sekali pasar loak. Namun, yang terkenal dan usianya sudah cukup tua, tidak banyak. Salah satu yang terkenal adalah pasar barang antik di Jl Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat. Pasar loak ini tertata rapi dan tampak nyaman. Pembelinya pun kebanyakan kalangan berkelas juga wisatawan asing. Tak heran karena pasar barang antik Jl Surabaya ini termasuk dalam salah satu destinasi wisata belanja Jakarta dan itu tercantum dalam leaflet-leaflet wisata belanja yang umumnya dibagikan pada wisatawan asing. Banyak wisatawan asing mengaku mendengar tentang pasar loak Jl Surabaya dari teman-temannya yang telah lebih dulu berkunjung ke sana. Mereka tertarik karena harga barang-barang antik yang ditawarkan jauh lebih murah dibanding pasar loak yang ada di negara lain. Asal tahu saja, keberadaan pasar loak memang menjadi salah satu daya tarik turis asing. Tentunya bukan sembarang pasar loak, tapi pasar loak yang menawarkan barang-barang second bermutu, utamanya adalah barangbarang antik. Ada beberapa pasar loak yang terkenal di dunia, di antaranya Rose Bowl, Pasadena, California, Amerika yang mampu menyedot banyak peng unjung dari berbagai negara, bahkan selebriti-seleriti papan atas pun tanpa malu berburu barang antik di sini, seperti; Clint Eastwood, Madonna, Gwen Stefani, dll. Di London, Inggris, ada Petticoat Lane yang berdiri sejak tahun 1700, tempat berburu baju-baju second berkualitas. Sedang di Perancis, ada Marche aux Puces St-Ouen de Clignan-
court Paris. Dan, masih banyak lagi. Umumnya tiap negara memiliki pasar loak unggulan yang dapat menggaet turis asing berbelaja di sana. Demikian halnya dengan pasar barang antik di Jl Surabaya yang banyak dikunjungi wisatawan dari Belanda, Inggris, Austria, Jepang juga Amerika Serikat. Bahkan, pasar yang diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1974 ini, pernah dikunjungi oleh Presiden AS, Clinton pada tahun 1994. Dua tahun lalu, penyanyi kondang Ketty Perry juga berburu barang antik di sini. Pamor pasar barang antik Jl Surabaya memang sudah mendunia. Beragam barang antik ada di sini, seperti elektronik, kamera, lampu hias, barang pecah belah, peralatan rumah tangga dari kuningan dan perak, patung, dll. Kalau Anda penggemar peralatan musik tempo dulu atau ingin mendengar lagu-lagu ‘zaman baheula’, Anda juga bisa mencarinya di sini. Atau Anda ingin dengar lagu-lagu Indonesia yang ngak-ngik-ngok yang dulu dilarang masa Presiden Soekarno, maka carilah di Jl Surabaya, pasti ketemu. Melihat pasar barang antik Jl Surabaya sekarang, memang jauh dari kesan kumuh. Dulunya, para pedagang pasar di sini adalah para pedagang Pasar Rumput, Manggarai, yang ditertibkan. Di tahun 1960-an hingga 1970-an, Pasar Rumput merupakan salah satu pasar loak terbesar di Jakarta. Karena semrawut dan kumuh, akhirnya sebagian padagang dipindahkan ke Jl Surabaya. Awalnya mereka adalah pedagang loak biasa, tidak mengkhususkan pada barang antik. Karena barang loakan maka segala macam barang bekas berkumpul jadi satu, nah, di antaranya adalah barang-barang antik yang jika dijual di toko harganya selangit. Lama kelamaan pedagang barang antik makin banyak, dan, kebanyakan orang yang datang justru mencari barang antik. Walhasil, ketika dilakukan penataan, Jl Surabaya pun lebih mengkhususkan diri untuk berjualan barang-barang antik. PASAR RUMPUT SEJAK ZAMAN BELANDA Selain pasar barang antik di Jl Surabaya, pasar loak yang jauh lebih tua dan masih eksis hingga kini adalah Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.
Pasar loak ini punya spesifikasi berbeda. Jika Anda ingin mencari berbagai peralatan kamar mandi, alat-alat kesehatan seperti kursi roda, dll, atau alat-alat olahraga, musik, datang ke sini. Soal harga, pasti super murah. Meski disebut barang second, namun jangan lantas mengira tampilannya buruk. Justru sebaliknya, selain kondisinya memang masih bagus tampilannya pun dibuat seperti baru. Misalnya saja peralatan kamar mandi dengan merk-merk terkenal, sudah direparasi dan dibuat kinclong seperti baru. Bahkan modelnya pun tak ketinggalan zaman. “Kebanyakan barang-barang ini saya dapat dari bongkaran rumah mewah, atau hotel-hotel yang biasanya setiap beberapa tahun sekali mengganti model perlengkapan toilet-nya. Karena itu model-modelnya pun tak ketinggalan,” kata Amir, pedagang perlengkapan kamar mandi. Amir memiliki dua kios di Pasar Rumput, semuanya menjual produkproduk perlengkapan kamar mandi, mulai dari closet, wastafel, bathtub hingga shower box kaca dengan berbagai model. Closet bermerk terkenal misalnya, Amir berani melepas dengan harga minimal Rp 500 ribu. “Tergantung model, kalau makin baru modelnya, ya lebih mahal. Tapi kalau modelnya agak lama, Rp 500 ribu saya lepas. Begitu juga shower box, selain tergantung model juga tergantung ukurannya. Yang ukuran minimalis dan tidak banyak aksesorisnya, sekitar Rp 2 juta. Pokoknya, meski di sini semua barang bekas, tapi kelihatan baru karena sebelumnya telah diperbaiki. Closet, wastafel maupun bathtub juga dibuat kinclong, orang tidak tahu kalau itu barang bekas kalau kita tidak bilang,” ungkap Amir yang mendapat warisan kiosnya itu dari ayah-
nya yang telah puluhan tahun berjualan di Pasar Rumput. Alkisah, Pasar Rumput ini telah ada sejak zaman Belanda. Dulunya, memang dikenal sebagai sentra penjualan rumput untuk makanan kuda. Era terus berganti, kuda yang pada masa itu menjadi transportasi andalan, berganti dengan sepeda dan kendaraan bermotor. Perlahan Pasar Rumput berubah menjadi pasar barang-barang loakan yang menjual aneka barang, termasuk barang-
barang antik, peralatan kantor, dll. Jumlah penjual yang semakin banyak dan tak beraturan, membuat Pemda DKI Jakarta berkali-kali melakukan penertiban. Kini Pasar Rumput sudah terlihat lebih rapi. Namun, lalu lintas di kawasan ini kerap macet karena para penjual berada di pinggir jalan, sementara pengunjung yang datang kebanyakan bermobil, sehingga menyita sebagian jalan. ANEKA BARANG MURAH DI PONCOL Pasar loak lain yang namanya melegenda adalah Pasar Poncol yang eksis sejak tahun 1969. Letaknya, tak jauh dari Stasiun Senen atau persisnya di samping rel kereta api Stasiun Senen. Pasar loak ini tidak mengkhususkan diri untuk barang tertentu, tapi hampir semua jenis barang ada di sini. Alat-alat
musik, olahraga, onderdil, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan kamar mandi, barang antik seperti jam kuno, dll. Bahkan baju-baju impor dari luar negeri pun, banyak. Konon, sejumlah artis gemar berburu barang second di Pasar Poncol, khususnya baju-baju bermerek. Mereka tidak membeli satuan, namun karungan. Namun sejak cerita artis heboh berburu baju impor second meledak di media, tidak pernah lagi terdengar ada artis
yang terjun langsung ke pasar. Hanya Aming, artis yang melejit namanya dalam tayangan Extravaganza, yang cuek. Dia tetap berburu barangbarang second, dari baju, sepatu, jaket, dan lain-lain. Hanya kaca mata yang tak pernah dibelinya di pasar loak. “Kalau sudah dirapikan, semuanya terlihat sama saja. Setelah dipakai, kan, tidak ada yang tahu, ini barang loak atau bukan, ini barang bermerek atau bukan,” ucapnya ketika ditanya wartawan soal kegemarannya berburu barang loakan. Belanja di pasar loak memang membutuhkan ketekunan dan kejelian. Tekun dalam mencari alias mengaduk-aduk barang atau keluar masuk toko, dan jeli melihat barang yang ditawarkan, apakah barang itu cacat, robek, dll. Yang namanya pasar loak, harganya pun murah meriah. Dua pasar tertua di Jakarta, yakni
Pasar Senen yang dibangun tahun 1730 dan Pasar Baru tahun 1820, juga dikenal menjual loakan, meski tidak semua. Di Pasar Senen, loakan berada di Blok 3 yang kebanyakan menjual pakaian dan aneka jaket. Blok 3 ini boleh dibilang sebagai ‘surganya garment second’. Harganya super murah, mengingat kondisi barang-barang itu masih bagus dan ‘bermerk’ pula. Sayangnya, April lalu, Blok 3 Pasar Senen ludes terbakar. Walhasil, para pedagang yang umumnya sudah puluhan tahun berjualan di sana, melimpah ke jalan seputar Senen. Lain lagi dengan loakan di Pasar Baru, persisnya di Atom Plaza lantai 3. Di sana, konsumen dimanjakan dengan kenyamanan karena adanya air conditioner, sehingga tak perlu bermandikan keringat ketika sibuk mengaduk-aduk baju atau berjalan menyusuri toko demi toko. Penataan barang-barang nya pun lebih apik layaknya di mal, termasuk adanya manekin-manekin sebagai model. Barang yang dijual umumnya adalah pakaian, jaket. Hanya saja harganya sedikit lebih mahal dibanding di Pasar Senen dan Poncol. Mungkin karena meski barang second, namun baju atau jaket-jaket yang dijual rata-rata dalam kondisi yang sangat baik, dan tentunya, bermerk pula. –Diana Runtu