Tokoh edisi 794 | Tokoh

Page 11

J E L I TA

14

28 april - 4 mei 2014

dr. Kadek Trisnadewi

Jika kurang tidur dan keesokan paginya wajah terlihat lelah dengan mata sembab, itu adalah hal yang lumrah. Namun, bagaimana jika wajah selalu terlihat kuyu dengan kantung mata dan lingkaran hitam pada mata? Selama ini masih banyak orang beranggapan jika seseorang memi­ liki lingkaran hitam di arena mata karena faktor kurang tidur, kelelah­ an atau menatap layar komputer dalam waktu lama. Menurut dr. Kadek Trisnadewi, tidak selamanya lingkar hitam tersebut karena kelelahan ataupun menatap layar komputer. Lingkaran hitam di mata bisa jadi terkait karena penyakit hati, anemia, dan dehidrasi. Dikatakannya penyebab mun­ culnya lingkaran hitam di sekitar area mata diantaranya karena penuaan. Kulit halus dan tipis di bawah mata akan semakin menipis seiring bertambahnya usia. Pem­ buluh darah pun lebih menonjol dan menyebabkan lingkaran hitam di bawah mata. Fator genetika juga me­mainkan peran besar dalam urusan ling­ karan hitam sekitar mata. Jika pe­ nyebabnya faktor genetik, katanya agak sulit untuk menghilangkan. Namun, bukan tidak mungkin dilakukan tindakan klinis untuk menguranginya atau teknik riasan untuk menyamarkannya. Lingkaran gelap di sekitar mata pun bisa dapat disebabkan oleh gizi buruk. Diet sehat dan bergizi penuh dengan vitamin seperti A, C, K, E dapat membantu meng­ hilangkan lingkaran hitam. Begitu juga kelelahan yang berlebih mem­ buat kulit pucat. Pembuluh darah di bawah kulit menjadi tampak biru atau lebih gelap. Merokok dan minuman beral­ kohol pun bisa jadi penyebabnya. Lingkaran hitam pada mata bisa menjadi pertanda hilangnya air dari tubuh dan terlalu banyak asupan minuman berkafein.” Paparan sinar matahari berlebih juga akan memproduksi melanin berlebih. Ketika melanin sedang

dibuat pada lapisan epidermis, kulit tampak coklat dan lapisan dermis tampak abu-abu kebiruan. Begitupun perubahan hormon, menjadikan perubahan fase kulit selama kehamilan dan menstruasi , menjadikan warna gelap di bawah mata,”paparnya. Selanjutnya setiap kondisi yang menyebabkan mata terasa gatal dapat pula membuat lingkaran gelap karena menggosok atau mengaruk kulit di sekitar mata Pe­ nyebab lainnya adalah aler­g i, yang bisa di­ atasi dengan menghindari pencetus al­ ergi, misalkan debu, maka­ nan, atau bah­ kan produk ko­ smetik. Sementara kantung mata terjadi akibat terlalu banyak men­ gonsumsi makanan yang kandungan garamnya tinggi, sehingga tubuh menjadi sembap terutama di daerah bawah mata (garam bersifat retensi air). Disamping itu, menangis juga memicu terjadinya kantung mata karena daerah bawah mata men­ gandung garam yang berasal dari air mata sehingga cairan tertarik ke daerah sana. MENGHILANGKAN KANTUNG MATA Dengan memakai krim mata se­ tiap pagi dan malam hari akan mem­ bantu me­n yamarkan atau bahkan menghilang­ kan lingkaran hitam di sekitar mata. Krim mata biasanya mengandung kafein atau zat pencerah lainnya yang membantu mencerahkan kulit dan juga bisa membantu melancarkan peredaran darah di kulit sekitar mata. Langkah sederhana lainnya adalah dengan mengompres dengan es batu. Ini bisa mengu­ rangi kantung mata ringan. Supaya efektif lakukan hal ini sekitar 10 menit, sebelum tidur siang dan atau malam. Ketika bangun, mata akan terasa lebih sejuk. Teh celup kantong bekas, dari teh hitam dan teh hijau ternyata juga mempunyai khasiat yang cukup efektif untuk mengatasi lingkar hitam, karena mengandung zat tannin, yang dapat me­ nyempitkan pembuluh darah dan mengencang­

kan kulit. Dengan begitu, pembuluh darah akan lancar, sehingga dapat mengurangi pembengkakan di seki­ tar mata. Yang tak kalah sering juga di­ lakukan yakni menggunakan irisan mentimun. Mentimun sangat baik untuk menghilangkan lingkar gelap di area mata karena bisa berfungsi sebagai astrigen yang dapat melan­ carkan peredaran darah. Sedangkan, bagi yang ingin cara instan, kata dokter Kadek bisa memakai concealer yang me­ nyamarkan lingkaran hitam diseki­ tar mata. Dengan mengoleskan concealer yang senada dengan warna kulit setelah menggunakan pelembab dan sebelum mengguna­ kan make-up lainnya. Selain itu, facial dengan massage di sekitar mata, dapat mence­ gah bahkan mengurangi kantung mata kare­ na mem­ perlancar sirkulasi dan sistem pem­ buangan nya. Perlu juga men­ gubah kebiasaan buruk sebelum ti­ dur. Seperti membiar­ kan make up tanpa dihapus terlebih dahulu. “Memakai riasan selama tidur dapat mengiritasi kulit sekitar mata sehingga dapat membuat kulit menjadi lebih gelap, ”katanya. Hal yang tak kalah penting diperlukan adalah tidur yang cu­ kup. “Terlalu sering begadang juga menyebabkan mengapa lingkaran hitam muncul di sekitar mata. Usahakan agar tubuh beristirahat dengan maksimal ketika malam hari,.” lanjutnya. Sementara bicara penanganan kantung mata secara klinis, dikata­

kannya perlu dilakukan tindakan observasi. Ada empat tingka­ tan kantung mata. Pada tingkat pertama masih bisa dilakukan penanganan dengan krim mata dan merubah gaya hidup lebih sehat.Untuk kondisi kantung mata tingkat kedua, bisa dilakukan radio frequency atau pulsed light. Ini dapat membantu mengurangi pembengkakan pada mata yang bersifat lebih permanen. Untuk kantung mata yang lebih tinggi, pada level tiga dan empat, yakni ketika bentuk kantung mata sangat menonjol dan saat diraba terasa keras, perlu dilakukan tindakan surgical yang lebih serius

MITOS ATAU FAKTA

Vertigo Gejala Stroke?

Bersihkan Make Up sebelum Tidur Memiliki lingkaran hitam di bawah mata dapat merusak penampilan. Wajah jadi terlihat sayu, kusam dan tidak sehat. Jeleknya lagi kantung mata dan lingkaran hitam mata ini cenderung membuat seseorang tampak lebih tua.

28 april - 4 mei 2014

www.tentangwanita.com

dan hanya bisa ditangani oleh dokter bedah atau dokter bedah kecantikan. Pada level tersebut kantung mata sudah berisi lemak dan perlu dikeluarkan dengan teknik blepharoplasty. “Maka sangat baik jika kita semua mulai hidup sehat dengan mengonsumsi makanan ber­ gizi dan seimbang yang diiringi olahraga teratur. Hal penting lainnya untuk dilakukan adalah tidur berkualitas yang cukup, tidak berlebihan, tapi juga jangan kurang,”pungkas dokter Kadek yang tengah menyelesaikan tesis S2 Anti Aging-nya di Unud. – Sri Ardhini

Pagi-pagi, Wati (42) sudah bersiap menjalani aktivitasnya, namun tiba-tiba ia merasakan kepalanya berputar disertai mual-muntah. Oleh kerabatnya, ia langsung dibawa ke RS terdekat. Menurut dokter, Wati terserang v ­ ertigo. “Padahal, kemarinnya saya baik-baik saja, bahkan tidur lebih awal,” ujarnya. Serangan vertigo juga dialami Ayu (55). Bahkan, ia mengaku sudah beberapakali terserang vertigo. Apakah setiap sakit kepala berputar adalah vertigo? Apakah vertigo ini penyakit keturunan? Atau juga sebagai gejala stroke seperti mitos yang beredar? Apa itu vertigo? Berikut penjelasan ­dr. I Ketut Mudanayasa, Sp.S

M

enurut dokter yang praktik di RS Surya Husa­ da, Ubung dan di Poliklinik Saraf RS Jiwa Provinsi Bali ini, vertigo sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan gejala yang mengindikasikan adanya suatu penyakit tertentu. Kelainan yang menimbulkan gejala vertigo dapat berasal dari kelainan pada sistem vestibuler (sistem ke­seimbangan pada telinga dalam), sistem visual dan sistem somatosensorik (otot dan sendi), sehingga gejala vertigo yang umumnya terjadi di masyarakat tidak memiliki keterkaitan dangan genetik (faktor keturunan). Tetapi, pada jenis vertigo akibat penyakit meniere, suatu penyakit akibat gangguan kronis pada telinga dalam, yang terjadi penumpukan cairan endolimf (hidrop endolimf), de­ ngan gejala vertigo disertai telinga mendenging, telinga terasa penuh dan terjadi penurunan pendengaran. Maka, faktor genetik memiliki pe­ ra­nan, dimana terjadi gangguan gen pembawa pada kromosom 6. Vertigo merupakan suatu ben­ tuk gangguan orientasi dimana perasaan dirinya bergerak berputar

dr. Oka Negara, FIAS

atau bergelombang ter­hadap ruang­an sekitarnya (vertigo subyek­tif) atau ruangan sekitarnya bergerak ter­ hadap dirinya (vertigo obyektif). Vertigo dibagi menjadi beberapa jenis tergantung pada kelainan yang terjadi. Jika kelainan terjadi pada sistem vestibular yang terdapat pada labirin, vertigo yang dirasakan seperti berputar. Jika kelainan ada pada sistem visual dan somatosensori (otot, tendon dan sendi), vertigo yang dirasakan seperti melayang, goyang atau rasa tidak seimbang. Ve r t i g o k e b a n y a k a n m e ­ nyerang wanita usia 35 tahun-50 tahun. Sementara vertigo sentral lebih banyak dialami orangtua di atas usia 50 tahun. Antara lakilaki dan perempuan, persentasenya hampir sama. Vertigo lebih banyak dipengaruhi sirkulasi darah ke otak dan penyakit metabolisme lainnya seperti hipertensi, kencing manis, hiper-kolesterol. Vertigo disebabkan oleh ba­nyak hal, di antaranya, keadaan ling­kungan, seperti mabuk laut, darat dan udara (motion sickness); kelainan telinga, endapan debris (kotoran) pada labi­ rin, infeksi telinga, keradangan pada saraf keseimbangan (neuritis ves-

Kirim surat Anda ke ­Redaksi Tokoh dan cantumkan “Sex Edu”di amplop. Bisa juga dikirim ke redaksi@tokoh.co.id. Rubrik ini diasuh ­Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) Denpasar.

PEDOFILIA “Dok, saya bertanya ini karena merasa “parno” nih, sejak kasus pelecehan seksual terhadap anak di sebuah sekolah internasional itu terungkap di koran dan televisi. Soalnya anak saya juga bersekolah di sekolah serupa. Saya jadi ingin tanya dok, tentang pedofilia. Apa penyebabnya, kenapa anak-anak yang dijadikan sasaran, bagaimana mengenali pelakunya dan apa bisa disembuhkan, dok? Maaf, jadi banyak tanya nih, terima kasih.” (Jess, 34) Pertanyaan serupa juga di­ tanyakan oleh beberapa orang via email. Pedofilia berasal dari akar kata “pedo” yang artinya anak dan “filia” yang berarti cinta atau rasa sayang. Pedofil­ ia memiliki makna ketertarikan orang dewasa (atau yang diang­ gap sudah cukup umur) untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak (atau yang dianggap belum cukup umur). Yang dimaksud dengan anak adalah mereka yang berusia 12

tahun ke bawah. Pedofilia sering kali di­ hubungkan dengan masalah krisis identitas, yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan, peristiwa psikologis masa lalu yang dialami dan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Belum bisa dijelaskan apakah ada faktor biologis atau genetika yang kuat berperan membentuk seseorang menjadi pelaku pedofilia. Jika pem­ bentukan identitas diri dilalui

tibularis); tumor; stroke; alkohol dan obat obat-obatan tertentu; gangguan metabolik, seperti anemia, rendah­ nya gula darah (hipoglikemia), dll. Mitos: Tiap sakit kepala berputar adalah vertigo Fakta: Tidak selalu. Yang umum disebut vertigo oleh kebanyakan orang adalah pusing berputar. Ke­ cuali, pada migrainus vertigo/basiler vertigo. Pada migrainus vertigo, memang ada nyeri kepala dan pus­ ing berputar, yang disebut dengan migran vertigo. Mitos: Vertigo selalu didahului oleh nyeri kepala Fakta: Sebelum menentukan apakah seseorang mengalami ver­ tigo atau nyeri kepala harus jelas dulu kalau vertigo yang dimaksud adalah pusing berputar, muyeng ato kepala terasa ringan dan nyeri kepala tersebut adalah rasa nyeri, pening atau berat pada kepala. Namun, tidak semua jenis vertigo didahului nyeri kepala, terutama pada vertigo perifer, seseorang hanya akan me­ ngeluh pusing berputar (vertigo) tanpa ada keluhan nyeri kepala. Tetapi, pada vertigo sentral, yang kelainannya terjadi pada otak, nyeri kepala tersebut bisa mendahului,

bersamaan atau timbul setelah se­ rangan vertigo. Misalnya, pada tumor otak (tumor sudut serebellopontin), stroke sistem vertebrobasiler dan migren basiler. Mitos: Vertigo adalah gejala stroke Fakta: Stroke yang terjadi pada sistem arteri vertebrobasiler yaitu pembuluh darah yang mensuplai darah untuk otak bagian belakang seperti otak kecil (serebelum), batang otak dan kortek occipital dapat menimbulkan gejala vertigo namun biasanya disertai oleh gejala lain seperti gangguan pengelihat­ an, rasa tebal atau kesemutan di sekitar mulut, nyeri kepala, mual muntah, men­denging pada telinga dan kelumpuhan pada saraf-saraf wajah. Namun, gejala vertigo yang timbul akibat kelainan pada sistem keseimba­n gan (sistem vestibular perifer pada telinga tengah, visual dan somatosensori pada otot, ten­ don dan sendi) bukan merupakan gejala dari stroke. Mitos: Vertigo adalah penyakit keturunan? Fakta: Tidak, tapi vertigo ber­

dengan masa lalu yang traumatik dan lingkungan yang mem­ bentuknya juga ada yang men­ dorong seseorang untuk me­ mandang dirinya menjadi lebih memilih melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak, maka itulah menjadi penyebabnya. Jika ditelaah kembali pembentukan identitas diri yang gagal ini bisa disebabkan karena beberapa hal; 1) Trauma psikis masa kecil, misalnya pengalaman saat di masa kanak-kanak pernah sebagai korban pedofilia juga, atau melihat kejadian pedofilia di depan matanya, yang akh­ irnya menempatkan kejadian ini sebagai sebuah standar perilaku seksual buatnya, 2) Inferioritas atau rendah diri, karena selama ini merasa tidak punya kelebih­ an, merasa gagal dalam relasi sosial antar sebayanya,sehingga dengan menguasai anak kecil secara seksual dia akan merasa memiliki “power” sebagai orang yang punya harga diri, 3) Anti­ sosial atau kurangnya sosialisasi, terutama saat berada di kalang­ an sebayanya yang dewasa, yang akhirnya memilih lebih nyaman dengan anak-anak. Mengapa sasarannya ada­ lah anak-anak, karena den­ gan sebaya yang dewasa dia

merasa tidak nyaman atau tidak mendapatkan pengakuan serta kekuasa­an secara seksual, maka dia akan memilih anak-anak untuk dikuasai atau didominasi. Power-nya didapat di sini. Men­ jadi dominan. Kepuasaan seksual yang didapatkan juga menjadi saat yang dinanti buat menda­ patkan relaksasi untuk bisa meningkatkan kualitas hidup hariannya. Untuk mengenali seorang pelaku pedofilia kalau selama ini yang bersangkutan dalam lingkungan pergaulan so­ sialnya masih bisa larut dengan orang kebanyakan tentu saja akan sulit dibedakan, hanya pendekatan tentang kehidupan pribadi dan lingkungan sosial­ nya yang bisa dijadikan cara menduga dan mengenal secara awal. Sementara untuk yang lebih lanjut, biasanya yang ber­ sangkutan akan susah bergaul dengan lepas termasuk dalam konteks candaan seksual secara verbal dengan teman sebaya, cenderung menghindari pem­ bicaraan seksual dengan sebaya, atau malah menarik diri dari lingkung­an pergaulan sebaya. Juga bisa terlihat lebih apatis, dan lebih senang mengikuti acara atau sesi dengan anakanak. Kalau ditelusuri lagi dalam

dr. I Ketut Mudanayasa, Sp.S.

11

sifat familial. Artinya, 15%-20% gejala tersebut bisa muncul pada keluarga lain. Mitos: Vertigo dapat terjadi berulang Fakta: Seseorang yang sudah pernah mengalami serangan vertigo dapat kembali mengalami vertigo atau bahkan vertigonya berkalikali kumat walaupun sudah minum obat. Hal tersebut terjadi akibat meningkatnya pelepasan CRF/ CRH (corticotropin releasing fak­ tor/hormon) dari hipotalamus ke­ tika ada rangsangan fisik (gerakan), kelainan organik dan atau psikis (stres), sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan saraf otonom. Jika rangsangan tersebut terjadi berulang, gejala vertigo dan gejala penyerta lainnya seperti mual muntah dan muka pucat, akan berulang juga. PENANGANAN VERTIGO 1. Istirahat yang cukup, mengu­ rangi stres, mencukupi keburuh­ an tubuh terhadap zat gizi, mineral, kalsium dan vitamin. 2. Menghindari faktor pence­ tus, seperti lingkungan yg bu­ ruk, kebisingan dan perubahan udara yang mencolok, memper­ baiki posisi tidur, dan saat bekerja 3. Menghindari makanan berlemak tinggi, tinggi karbohidrat, seafood, alkohol, kopi berlebihan, minuman bersoda, membatasi konsumsi garam 4. Hindari obat-obatan terten­ tu yang menimbulkan vertigo, seperti gentamisin, streptomi­ sin, pengencer darah (salisilat) 5. Minum obat yang meringank­ an gejala vertigo, seperti golon­ gan antihistamin dan anti-mual 6. Melatih sistem keseimbangan dangan melatih gerakan kepala dan leher. –Inten Indrawati

konteks arsip personalnya, kadang bisa dijumpai dokumen­ tasi berupa file foto atau tulisan tentang anak-anak, terutama pornografi anak. Be­ berapa realitas itu bisa dijadikan dugaan adanya kemungkinan pedofilia. Karena termasuk ke dalam golongan parafilia, atau pe­ rilaku seksual yang dianggap tidak normal, kesembuhan yang diharapkan orang banyak untuknya mau kembali ke ak­ tivitas seksual dengan pasangan seksual orang dewasa, se­ ring kali memang tidak mu­ dah. Perlu pendekatan khusus untuk menelusuri masa lalu dan trauma psikisnya, disini profesi psikolog atau psikiater me­ megang peranan lebih banyak buat membantunya, walau kemungkinan cukup berat untuk di”normal”kan berdasar­ kan persepsi umum. Paling tidak target terapi adalah yang bersangkutan tidak melaku­ kan “aksi” pedofilia atau agresi seksual ke anak-anak. Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah, perilaku pedofilia yang dibiarkan dan dilakukan dengan bergantiganti sasaran seksual, akan berisiko juga dalam penular­an infeksi menular seksual.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tokoh edisi 794 | Tokoh by e-Paper KMB - Issuu