28 April - 4 Mei 2014
24
In ac raf t 2 0 1 4
Jendela Perkembangan Kerajinan Indonesia Suasana nyaman langsung terasa begitu memasuki arena pameran Inacraft 2014 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, 23-27 April. Stres dan penat karena kemacetan lalu lintas yang kian parah ditambah cuaca terik tak terhingga, seolah hilang begitu melihat aneka produk kerajinan ditata apik di tiap stand.
hanya yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, tapi juga dari daerahdaerah. Seperti saya, yang jauhjauh datang dari Bandung. Orang asing juga banyak yang datang, selain pengunjung biasa, kebanyakan mereka adalah pelaku bisnis kerajinan,” ungkap Ny Herlina sambil mengamati kerajinan anyaman Lombok. Respons luar biasa dari masyarakat juga pelaku bisnis handi craft, mendorong gairah pengrajin untuk menciptakan karya-karya kreatif dan inovatif. “Umumnya, para pengrajin mempersiapkan
A
da 1290 stand dengan ribuan item produk yang disajikan 1.600 UKM dalam pameran itu, mulai dari perhiasan, pakaian, aksesoris, souvenir, kerajinan tangan, peralatan rumah tangga, dll. Selain UKM dalam negeri, peserta pameran dari luar negeri pun tak ketinggalan, ikut ambil bagian dalam pameran kerajinan terakbar itu, di antaranya; Vietnam, Hong Kong dan UEA. Sebenarnya jumlah UKM yang ingin ikut berpameran lebih dari yang ada sekarang. Setidaknya ada 150 pelaku industri kerajinan ingin ikut berpartisipasi dalam pameran yang banyak diminati oleh pembeli asing ini. Namun, karena lahan yang tersedia terbatas, hanya 25.070 M2, sudah full terpaksa mereka batal ikut serta. “Iya, banyak yang tidak bisa kami tampung karena tempatnya terbatas, sudah full,” ujar pelaksana pameran, Bramantyo. Pameran yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memang bagai magnet bagi para penyuka produk-produk kerajinan maupun pelaku bisnis kerajinan. Tak heran kalau pengunjungnya yang kebanyakan kaum wanita, melimpah meski untuk masuk setiap pengunjung dikenakan tiket Rp 20.000. Standstand yang paling
ramai pengunjung biasanya, selain kerajinan, juga produk-produk fashion seperti pakaian, stand-stand batik baik itu hanya menjual kain maupun pakaian jadi. “Barang baru, model baru, krea tif dan inovatif selalu tampil setiap kali Inacraft digelar. Mungkin ini karena banyaknya pengunjung yang datang, bukan
sebaik-baiknya untuk tampil di Inacraft, termasuk membuat produk khusus untuk dipamerkan di sini. Istilahnya, launching produk pas momen Inacraft. Itu sebabnya, saya selalu datang ke Jakarta (Inacraft) setiap kali pameran ini digelar. Selain untuk melihat-lihat produkproduk yang sedang tren juga belanja,” ungkap wanita ber usia 50 tahun ini sambil
Kerajinan pelepah pisang
menambahkan dirinya optimis prospek bisnis di bidang handicraft Indonesia semakin cerah di masa datang. “Saya sudah empat tahun di bidang ini, prospeknya bagus. Kerajinan-kerajinan Indonesia tak kalah dengan negara lain, malah menurut beberapa klien saya yang dari luar negeri, kerajinan kita lebih bagus, baik dalam kreativitas maupun kualitas,” ucapnya. Seperti Ny Herlina, ada banyak lagi pembeli-pembeli dalam negeri yang datang ke Inacraft untuk berburu kerajinan. Bahkan pembali asing pun tak kurang banyak n y a . Ta r g e t omzet transaksi penjualan tahun ini Rp 117,6 miliar dan kontrak dagang sebesar 9 juta US dolar. Sedang target pengunjung selama lima hari pameran digelar sekitar 200.000 orang, dan 1.000 orang pembeli dari dalam dan luar negeri. Bagi pasar kerajinan internasional, Inacraft boleh dibilang telah menjadi ‘jendela’ perkembangan kerajinan Indonesia. Tak heran kalau pameran ini telah menjadi salah satu destinasi bagi bagi pembeli dalam memburu kerajinan-kerajinan berkualitas. Ini memang menjadi tantangan tersendiri bagaimana agar kerajinan Indonesia makin kreatif, bermutu serta makin dikenal pasar dunia. Setiap tahunnya di bulan April, selain Indonesia sejumlah negara di Asia Selatan seperti India, Thailand dan Cina, juga menggelar pameran kerajinan. Pembeli dari Eropa pasti akan berkunjung ke negara-negara tersebut, termasuk Indonesia. Hal ini tentunya tantangan tersendiri bagi Inacraft, khususnya para pelaku industri kerajinan Tanah Air untuk terus menerus memperbaiki diri. Produk-produk yang dipamerkan di event ini, bukan hanya sekadar beragam, tapi lebih dari itu, harus kreatif dan inovatif. TAHUN 2015 GILIRAN BALI Berbeda dengan tahun lalu, kali ini Inacraft mengetengahkan produk unggulan dari Jawa Tengah, bukan hanya produk-produk kerajinannya tapi juga seni dan budaya Jawa Tengah. Ini adalah
salah satu upaya dari Inacraft mengangkat kebudayaan dan produk yang dihasilkan daerah-daerah di Indonesia agar lebih dikenal bukan hanya di dalam negeri tapi juga ke pasar internasional. “Tahun lalu kami mengetengah kan kebudayaan dan produkproduk unggulan dari Yogyakarta, tahun ini giliran Jawa Tengah. Tahun depan (2015) rencananya Inacraft akan menampilkan kebudayaan, kesenian juga produk-produk unggulan dari Bali,” ungkap Ketua Panitia Pelaksana Inacraft 2014, Hadi Sunarno, sembari menambahkan, tema Inacraft 2014 adalah ‘From Smart Village to Global Market’. Presiden SBY dalam sambutan nya pada pembukaan pameran mengaku menyukai produkproduk kerajinan dalam negeri. “Saya pribadi, Ibu Ani dan keluarga, suka handicraft. Kami cinta produk Indonesia dan sering membeli,” ujar Presiden seraya berharap masyarakat Indonesia juga bukan sekadar cinta produk Indonesia tapi juga membeli dan memakainya. Dari tahun ke tahun, kerajinan dalam negeri berkembang pesat. Prospek kerajinan di masa depan, baik. Para pelaku bisnis kerajinan menjaga dan meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing dengan industri kerajinan negara lain. “Agar efisien dan harus produktif, dengan kualitas sama harga bisa bersaing. Di luar negeri ekonomi kreatif ini gabungan seni budaya dan teknologi. Dalam negeri , seni budaya dan kerajinan tangan,” tuturnya. Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyinggung soal produk kerajinan ramah lingkungan. Ia berharap kerajinan menjadi produk yang ramah lingkungan sehingga tidak terganjal sistem perdagangan internasional non t ariff barriers yang diterapkan banyak negara maju. “Konon, barang yang tidak ramah lingkungan tidak lolos dalam dunia perdagangan internasional. Jadi saya minta lingkungan juga diperhatikan,” ujarnya. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, industri kerajinan Indonesia mempunyai prospek dan peluang besar untuk berkembang. Dalam lima tahun terakhir, industri kerajinan tumbuh 5% dengan nilai ekspor mencapai 700 juta dolar AS, dengan tujuan Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang dan Hong Kong. Disebutkan juga, kontribusi kerajinan terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional pada tahun 2013 mencapai Rp 92,6 triliun dan industri kreatif mencapai Rp 641,815 triliun. Dengan capaian sebesar ini, industri kreatif menjadi salah satu pilar dalam perekonomian Indonesia. –Diana Runtu