Tokoh Edisi 788 | Tokoh

Page 1

17 - 23 Maret 2014

24

Miss Big Indonesia 2014

Luwes di Panggung, Berat di Badak

Wajah Jelita Ramlan yang tadinya tampak cemas tampak tersentak kaget ketika namanya disebut sebagai Miss Big Indonesia 2014. Ia sekaligus menjadi Duta Konservasi Badak Ke­ menterian Kehutanan. Acara penobatan dilaku­ kan pada malam Grand Final Pemilihan Miss Big Indonesia yang berlang­ sung di Underwater Theater Ocean Dream Samudra, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. De­ rai air mata mem­basahi wajah manis gadis asal Kaliman­tan Selatan ini. Ia pun lantas menutup wajahnya dan ber­usaha menahan tangis sebisa­ nya. Sementara temantemannya sesama finalis langsung mengerubuti dan memeluk Jelita.

J

elita Ramlan menangis tersedu, karena dalam pandangannya, semua finalis bukan hanya manis dan cantik tapi juga berprestasi. Namun, juri justru memberinya penilaian ter­ tinggi sehingga ia berhak atas gelar Miss Big Indonesia 2014 serta menyandang Duta Konservasi Badak Indonesia. “Aku sungguh tak menyangka bakal terpilih sebagai Miss Big Indonesia 2014 karena semuanya bagus-bagus. Sungguh saya berterima kasih pada semuanya atas kepercayaan yang diberi,” ungkap adik artis Olla Ramlan yang memi­ liki berat 125 kg ini, sesaat setelah kemenangan­nya. Hal yang sama juga diungkapkan, Angela Megawati Hartono, Runner Up 1 Miss Big 2014. “Meski hanya menda­ pat tempat kedua, saya tetap merasa bersyukur mendapat kesempatan meraih prestasi ini. Apa yang Tuhan beri adalah yang terbaik, dan saya siap menjalankan tugas-tugas yang diberikan nantinya,” ungkap Angela yang berasal dari Provinsi Jawa Timur. Runner Up 2 ditempati oleh Delia dari Papua. Selain tiga penghargaan utama, per­ helatan Miss Big 2014 ini juga memberi penghargaan khusus pada tiga finalis, yakni; Miss Favorit yang diraih oleh In­

tan dari Provinsi Lampung, Miss Persa­ habatan diraih oleh Elvi dari Yogyakarta karena dia dinilai sebagai finalis paling ramah dan penuh perhatian pada se­ mua, serta, Miss Fotogenik yang diraih oleh Dewanti dari Yogyakarta. Berbeda dengan pemilihan Miss atau Putri yang ada di Indonesia, poin yang dinilai bukan sekadar brain, behavior and beautiful seperti umumnya konteskontes kecantikan tapi juga ada dua poin lainnya yakni big and believed. Hal yang khusus lainnya adalah penilaian terhadap pengetahuan mereka seputar badak Indonesia. Seperti umumnya kontes-kontes kecantikan, maka dalam salah satu sesi pemilihan Miss Big ini pun menggelar peragaan busana. Ke-22 finalis yang berasal dari berbagai provinsi di Tanah Air ini, diberi kesempatan tampil di panggung memperagakan keluwesan­ nya berlenggak-lenggok bak peragawati sungguhan. Tubuh besar seolah tidak mengu­ rangi keluwesan mereka bergaya di panggung. Sepintas terasa sulit menilai siapa yang paling unggul di antara ke22 finalis ini jika hanya melihat dari penampilan fisiknya saja. Karena ratarata meski bertubuh subur, semuanya berparas manis dan cantik. Semuanya menampilkan rasa percaya diri yang kuat saat bergaya di panggung. Hasil baru bisa terlihat ketika masuk dalam sesi tanya jawab antara juri dan peserta. Materi pertanyaan beragam, mulai dari visi dan misi, membangun motivasi diri hingga pengetahuan mer­

Jelita Ramlan Miss Big Indonesia 2014, Angela Megawati Hartono runner up I (kiri), dan Delia (kanan) runner up II

eka seputar badak Indonesia. Materi pertanyaan seputar badak ini memang memiliki bobot yang lebih, pasalnya, kelak salah satu dari mereka akan men­ jadi Duta Konservasi Badak Indonesia. Karenanya sebagai Duta mereka diharapkan cukup mumpuni untuk bisa menjelaskan kepada masyarakat terkait program-program yang berhubungan dengan konservasi badak Indonesia yang hampir punah itu. Bagi para undangan sendiri, tentu pertanyaan-pertanyaan dan jawaban peserta terkait masalah badak Indonesia ini, terasa menarik dan juga menambah wawasan kar­ ena tidak semua orang ‘melek’ informasi itu. “Dulu badak Jawa dan Su­ matera hidup berdampingan di Sumatera, namun kemudian terjadi penembakan besar-besar sehingga badak Jawa di Sumatera, punah. Kapan peristiwa itu terja­ di?”, “Mengapa pemerintah harus menunjuk kawasan konservasi hidup badak?” Itulah pertanyaanpertanyaan terkait badak In­ donesia di babak 10 besar dan pertanyaan makin bertambah berat di babak-babak selanjutnya, khususnya pada babak 10 besar dan lima besar. Dengan berbagai pertanyaan itu, bisa dilihat bahwa untuk bisa menjawab pertanyaan terkait itu, para peserta memang harus benar-benar belajar terkait berbagai informasi tentang badak Indonesia.

PENJURIAN TERBERAT Selain itu yang juga menarik ada­ lah mendengar jawaban beragam atas pertanyaan juri tentang cantik menurut para peserta, apa yang Anda lakukan jika Anda di-bully, dan berbagai pertanyaan lainnya. “Cantik itu tidak harus berbadan kurus, rambut panjang, tapi cantik itu muncul dari dalam diri sendiri apalagi kalau pintar. Cantik bisa muncul dari rasa percaya diri yang kuat,” ujar sejumlah peserta. Ada lagi peserta yang dengan penuh percaya diri menyebut,”Panutan saya adalah diri saya sendiri. Berbadan besar bukan berarti tidak bisa cantik. Tapi kita juga bisa cantik, bisa gaya dan pintar”. Ati Ganda, salah satu juri yang ditemui seusai acara menyebut, sepan­ jang pengalamannya sebagai juri diber­ bagai kontes kecantikan, ajang Miss Big 2014 adalah yang terberat. Kriteria pe­ nilaian yang berbeda dibanding kontes lain dimana ia pernah menjadi jurinya. “Mungkin selama saya menjadi juri kontes-kontes kecantikan, baik itu pemilihan miss-miss atau putri-putri, inilah kontes yang saya rasa paling be­ rat. Karena selain kriterianya berbeda de­ngan pemilihan putri atau miss pada umumnya, juga karena keberadaan mereka itu nantinya juga menjalankan tugas sebagai Duta Konservasi Badak. Jadi mereka harus menguasai penge­ tahuan tentang badak Indonesia,” ujarnya. Selain itu, dengan tubuh yang di atas rata-rata ini, bagaimana mereka bisa meyakinkan masyarakat bahwa mereka hidup sehat. Mereka harus

mampu tampil percaya diri dan dapat menyampaikan sesuatu dengan baik kepada publik. Ini tentu tidak mudah. Perkembangan mereka selama sepekan di karantina itu juga menjadi penilaian kami. Jadi, bukan hanya pada grand final saja,” tutur Ati Ganda, salah satu dari lima juri dalam ajang ini kepada Tokoh. ”Penilaiannya pun bukan hanya fisik cantik saja. Kalau ngomong cantik, banyak, tapi tidak semua, misalnya, memiliki kemampuan untuk menjelas­ kan suatu persoalan kepada orang lain secara rinci, runtut, terukur, dan bisa dipahami orang lain. Kemampuan seperti ini sangat dituntut dimiliki oleh seorang Miss Big Indonesia yang juga Duta Konservasi Badak. Buat apa hanya cantik tapi tidak bisa mengungkapkan suatu persoalan. Karena kadang orang meski sudah tahu persoalan tapi tidak mampu mengungkapkan hal itu dengan jelas kepada orang lain,” tambah Ati. Terkait dengan pengetahuan soal badak Indonesia, dalam pengamatan­ nya, umumnya peserta telah memiliki pengetahuan tentang itu. Mereka te­ lah mempersiapkannya sejak masih di daerah masing-masing. Para peserta tahu bahwa salah satu materi yang akan diujikan adalah pengetahuan mer­ eka tentang satwa langka itu. Ketika di Jakarta pengetahuan mereka makin diperdalam dengan kehadiran pihak Kementerian Kehutanan. Selain soal badak, materi yang juga tak kalah pentingnya adalah pembekalan yang terkait dengan memupuk rasa per­ caya diri . Bagaimana membuat mereka tampil penuh percaya diri, dan mampu berbicara di hadapan public, ini menjadi tantangan tersendiri. Di awal mereka masuk (karantina), tuturnya, sebagian dari mereka masih terlihat takut-takut dan belum berani mengungkapkan pendapat. “Tapi mereka adalah gadis-gadis cerdas dan memiliki beragam prestasi sehingga tidak sulit menyerap apa yang diajarkan. Pembekalan hanya sepekan, meski terasa singkat, namun berhasil mencapai hal-hal yang luar biasa. Kalau dulu mereka terkesan malu, tapi kini sudah bisa berbicara lancar di hada­ pan publik, bahkan pers. Dari hasil karantina itu juga kami para juri tahu bahwa sesungguh­nya semua peserta itu memiliki kemampuan yang luar biasa, hanya saja kesempatan untuk tampil jarang sekali. Karena itu saya sangat mendukung adanya event Miss Big ini, karena lewat event-event semacam ini­ lah mereka dapat kesempatan tampil,” tegasnya. –Diana Runtu


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tokoh Edisi 788 | Tokoh by e-Paper KMB - Issuu