Tokoh Edisi 787 | Tokoh

Page 1

10 - 16 Maret 2014

24

Menghidupkan Kembali Out Batavia Kalau berbicara Kota Tua tiga atau empat tahun lalu, mungkin banyak yang men­ desah prihatin lantaran kota yang men­ jadi cikal bakal Jakarta itu, penampilan­ nya begitu tidak menarik, kumuh dan usang. Kondisi lalu lintas yang kerap macet, membuat wisatawan kurang ter­ tarik datang ke sana.

J

ika ada wisatawan datang ber­ kunjung, biasanya hanya sampai di Museum Sejarah Jakarta atau Mu­ seum Fatahillah dan bangunan lain di sekitar­n ya. Padahal kawasan Kota Tua bukan hanya Taman Fatahillah dan sekitarnya, Kota Tua memiliki luas 1,3 km2 yang melintasi Jakarta Utara dan Ja­ karta Barat. Kota yang pada abad ke-16 mendapat julukan ‘Mutiara dari Timur’ ini, sarat dengan bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan panjang Jakarta seperti Pelabuhan Sunda Kelapa yang dibangun 1527, Jembatan Tarik Kota Intan yang dibangun tahun 1628, Nieuws van de Dag, dll. Sayangnya kawasan yang dulunya sempat menjadi salah satu pusat per­ dagangan di Benua Asia ini, dibiarkan terlantar, kumuh dan semrawut. Begitu juga bangunan-bangunan yang sejak pu­ luhan tahun masuk dalam cagar budaya, kondisinya makin memprihatinkan. Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sendiri pun sempat terheran-heran melihat kondisi kumuh dan kotor di kawasan tersebut. “Sudah banyak masterplan untuk pembenahan kawasan Kota Tua, rencananya pun banyak, tapi tidak per­ nah terlaksana,” ujar Jokowi. Kondisi ini tentu saja tak bisa dibiar­ kan. Penataan pun dimulai, meski belum menyeluruh. Kini, tampilan Kota Tua yang dulunya bernama Out Batavia ini, mulai berubah. Meski perubahan itu masih jauh dari apa yang diimpikan masyarakat Jakarta yang mengidamkan Out Batavia ‘hidup’ kembali. Perubahan yang paling terasa adalah pada kawasan Museum Fatahillah yang terlihat lebih tertata. Museum Fatahillah yang dibangun tahun 1707 ini, dulunya adalah Balai Kota atau Stadhuis. Bangunan itu me­ nyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Kawasan Fatahillah semakin semarak karena bekangan kerap diselenggarakan berbagai event. Aura yang berbeda dari kawasan Museum Jakarta ini, membuat banyak warga maupun wisatawan ramai datang ke sana. Di sana juga tersedia

sepeda onthel yang siap membawa Anda keliling kota. Sayangnya baru wajah kawasan Fata­ hillah yang terlihat bersolek, sementara kawasan Kota Tua lainnya terkesan be­ lum tersentuh. Pemda DKI Jakarta pun menyadari hal ini. Niatan merevitalisasi Out Batavia yang sejak lama hanya seba­ tas wacana, bakal segera teralisir. Hal ini dipastikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman, “Selama puluhan tahun bangunan-bangunan yang berada di kawasan Kota Tua telah ditetapkan se­ bagai warisan budaya. Namun, sampai sekarang banyak cerita menyedihkan mengenai keberadaannya,” ujar Arie.

Museum Fatahillah

bertambah. Sebagai tahap awal, PT Pos yang terletak berhadapan dengan Taman Fa­ tahillah akan dijadikan sebagai museum kontemporer dan pusat informasi. “Yang pasti revitalisasi ini akan dimulai

Revitalisasi Kota Tua ini, bukan hanya menyangkut fisik bangunan dan ling­ kungan sekitar, tapi juga meng­hadirkan banyak kegiatan seni dan budaya, seka­ ligus membangkitkan ekonomi kreatif di lingkungan tersebut.

canegara. Tak menutup kemungkinan, ke depannya juga akan dibuat program trail landmark,” jelas Arie. Sebagai kawasan heritage harus dibuatkan landmark supaya ada story telling, historical background sekaligus menggali kearifan lokal. Meski Kota Tua segera direvitalisasi, namun untuk benar-benar mencapai apa yang diimpikan yakni kota wisata budaya berwawasan lingkungan, tentu tidaklah sebentar. UNESCO konon juga akan membantu Pemda DKI Jakarta da­ lam bentuk konsep penataan. UNESCO telah memiliki pengalaman dalam merevitalisasi Kota Tua di Jepang yang kondisinya hampir sama dengan Jakarta, properti yang dimiliki banyak pihak. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sebenarnya organisasi dunia yang membidangi pendidikan, kebudayaan dan pariwisata, itu, telah lama mendesak agar Kota Tua direvitalisasi karena khawatir bangunanbangunan bernilai sejarah itu, hilang atau roboh atau berubah bentuk. Namun, baru sekarang dapat terlaksana. Menurut Arie, untuk menyambut pencanangan revitalisasi Kota Tua, akan digelar serangkaian acara seni

“Ke depannya, Kota Tua akan men­ jadi kawasan prospektif dan memiliki nilai luar biasa. Revitalisasi akan ber­ dampak pada nilai ekonomi, mengingat Kota Tua ini akan menjadi magnet bagi wisatawan dalam negeri maupun man­

dan budaya bertajuk ‘Fiesta Fatahillah’ di Taman Fatahillah pada 13-16 Maret mendatang. Acara ini diselenggarakan PT Pembangunan Kota Tua Jakarta dan Kelompok Pelestarian Budaya Kota Tua Jakarta. –Diana Runtu

Pelabuhan Sunda Kelapa

Pencanangan revitalisasi Kota Tua ini, akan dilakukan pada Kamis 13 Maret mendatang di Taman Fatahilah. Revitalisasi ini akan meliputi 85 banguan bersejarah yang berada di areal seluas 150 hektare, dalam perjalanannya jumlah bangunan ini masih mungkin

secara bertahap, tanggal 13 Maret akan diluncurkan oleh Gubernur di Taman Fatahillah,” ucap Arie. Revitalisasi Kota Tua menggunakan pendekatan konservasi, yakni dengan cara merestorasi bangunan tua yang sudah lama tidak berpenghuni. Hanya saja ada beberapa kendala Pemda DKI Jakarta dalam melakukan revitali­sasi tersebut, di antaranya, fakta bahwa banyak dari bangunan-bangunan itu adalah milik swasta dan perorangan, selain BUMN. Untuk itu Pemda harus melakukan pendekatan pada mereka (pengelola bangunan) terkait hal tersebut. Untuk mempermudah pembangunannya, Pem­ da membentuk konsorsium. “Nantinya pihak konsorsium juga Pemda DKI akan menawarkan skema kerjasama bisnis­ nya kepada para pihak,” ucapnya. Meski agak lambat, gerakan Pemda DKI Jakarta dalam upaya memcegah ‘hilangnya’ sejarah Jakarta, patutlah diapresiasi. Kurang perhatiannya Pemda DKI Jakarta di masa lalu, menyebabkan, banyak bangunan bernilai sejarah yang dibiarkan telantar akhirnya hancur.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tokoh Edisi 787 | Tokoh by e-Paper KMB - Issuu