24 Februari - 2 Maret 2014
24
Mengusung Fashion dengan Konten Lokal dan Konsep Hijau Eksistensi produk fashion Indonesia makin diperhitung kan di pasar internasional. Hal ini terlihat dari per tumbuhan ekspor produk fashion yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Jika melihat tren pertumbuhan dalam lima tahun terakhir (2008-2012), terlihat per tumbuhan yang cukup signifikan, 10,95% per tahun. Bahkan tahun lalu pertumbuhannya 6,4% atau lebih tinggi dari pertumbuhan nasional, 5,7%.
T
ren menggembira kan ini makin menye mangati para pelaku industri fashion Indo nesia dalam berkarya dan berkreasi demi mendapat tempat lebih luas lagi di panggung fashion internasional. Di sisi lain, kampanye mencintai produk fashion Indonesia atau ‘Local Movement’ terus dikumandangkan. Gerakan ini dibuat agar dapat me ningkatkan jumlah pengguna produk lokal sehinga akan memacu percepa tan produksi produk Indonesia, serta promosi ke luar negeri. Indonesia Fashion Week (IFW) 2014 yang digelar 20-23 Februari di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, adalah salah satu yang ikut mengusung gerakan ini dalam pagelarannya. Pelaku industri fashion Indonesia tidak sendirian, karena empat kementerian terjun langsung mem beri dukungan. Kementerian Pa r i w i s a t a d a n Ekonomi Kreatif serta Kementerian Perdagangan yang selain mendukung Local Movement juga mengusung Green Movement, disamping menjalankan pro gram pengembangan branding. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tampil de ngan pro gram kelompok kerja kreatif untuk mengembangkan kualitas produk na sional yang mampu bersaing di tingkat internasional. Semua langkah ini dijalankan dalam rangka membawa Indonesia menjadi salah satu pusat mode dunia di masa depan. Impian ini bukan sekadar ‘bunga tidur’, juga bukan suatu yang mus tahil karena sejatinya Indonesia memiliki segala sumber daya un tuk mencapai itu. Seperti yang di sampaikan Dody Edward, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemen terian Perdagangan, yang menyebut, Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk terus berkembang dan menjadi pusat mode di kawasan regional, serta memainkan peranan penting di tingkat global. Fashion Indonesia didukung oleh kekayaan budaya yang menjadi sumber inspirasi tanpa batas bagi para pelaku fashion Indonesia untuk terus mengem bangkan kreativitas dan inovasinya. Hal senada juga disampaikan Ketua Umum APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia), Taruna K Kusmayadi, yang menyebut, IFW
sebagai the biggest fashion movement. Karena ajang ini bukan sekadar page laran fashion biasa, melainkan sebuah gerakan untuk memperbaiki industri fashion Indonesia dalam segala sisi de ngan mengandeng berbagai pihak. “IFW tahun ini mengusung konsep ‘Local Movement ‘ dan ‘Green Movement’. Gerakan ini mer upakan ajakan un tuk bangsa untuk mencintai produk Indonesia, juga ajakan bagi pelaku dan pencinta fashion untuk sadar dengan konsep ‘sustain-
able fashion’ atau ecofashion,” ucapnya pada pembu kaan IFW 2014, Kamis (20/2). Mari Elka Pangestu, Men teri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat pembuka event akbar ini mengatakan IFW bukan sekadar pameran biasa melainkan upaya berbagai pihak yang punya mimpi agar Indonesia men jadi salah satu pusat mode dunia tahun 2025. “Fashion merupakan salah satu industri yang penting da lam pengembangan industri kreatif. Bahkan tahun lalu pertumbuhannya 6,4% atau lebih tinggi dari per tumbuhan nasional sebe sar 5,7%,” ucap Mari Elka. Ia menambahkan,
untuk mewujudkan mimpi itu keempat kementerian telah berbagi tugas. Kemen parekraf menangani tren mode, Kemen perin bahan baku, Kementerian Koperasi dan UKM pembinaan UKM, Kementerian Perdagangan pasar dan bisnis. Blueprint tersebut telah menyepaka ti ready to wear craft fashion sebagai tools yang ampuh untuk menembus pasar dunia. “Ready to wear Indonesia adalah ready to wear yang memiliki konten lokal berkualitas global dan mengusung konsep hijau,” kata Mari Elka. MEWAH DAN GLAMOUR Indonesia Fashion Week 2014 ini memang tampil berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini IFW berusaha mem buat arus baru di dunia fashion yaitu arus kecintaan masyarakat Indonesia akan produk lokal. Produsen fashion dibimb ing untuk membuat produk lokal yang inovatif dan modern agar mampu bersa ing dengan produk asing. Dari konsep tersebut, Indonesia Fashion Week 2014 memunculkan ide untuk menyatukan potensi desainer dan brand. Sebanyak 160 desain lokal dan 512 brand ikut ambil bagian dalam event akbar ini, jumlah ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Selain desainer dalam negeri, juga hadir de sainer internasional di antaranya dari Argentina, Maroko, dan Jepang. Para desainer dan merek ini dikelompok kan dalam berbagai zona yaitu; Men’s Wear, Women’s Wear, Muslim’s Wear, Kid’s Wear, Aksesoris, Tekstil, dan Green Point. Acara pembukaan yang digelar di Plenary Hall JCC makin meriah dan me narik ketika Deden Siswanto dan Sofie menampilkan karya-karyanya yang kental nuansa etnik tampil. Peng gunaan bahan-bahan dengan warna mengkilat membuat karya-karya terkesan mewah dan glamour. Desainer lain yang juga me nampilkan karyanya pada pembukaan IFW adalah Ali Charisma, Votum dan Mardiana Ika serta desainer interna sional seperti Steven Tach (Jepang) dan Said Mahrouf (Maroko). Selain para desainer papan itu, acara pembukaan juga dimeriahkan dengan karya-karya para desainer pemula yang berasal dari 12 sekolah mode. Sekolah-sekolah tersebut menampil kan tren yang bertema Recovery. Tema tersebut merupakan hasil pemikiran tim Indonesia Trend-setter yang dibentuk APPMI dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tren yang ditampilkan adalah gaya busana berbasis Indonesia yang mengedepankan karakter berbagai daerah seperti Solo, Banjarmasin, Jakarta, serta Raja Ampat. Yang juga menarik dalam IFW kali ini adalah hadirnya Zalora sebagao official e-commerce partner. Ini adalah yang kedua kalinya Zalora tampil se bagai salah satu spon sor sejak tahun 2012. Zalora membangun booth khusus di lobi utama. Di sana tersedia seperang
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu meninjau pameran
kat komputer dan internet guna me mungkinkan pengunjung memenuhi hasrat belanjanya di situs zalora.co.id. Di booth berlatar belakang warna hitamputih, warna khas Zalora, pengunjung diajak untuk merasakan pengalaman berbelanja online yang nyaman, mudah dan aman. Zalora juga menggelar workshop di mini stage yang membahas tentang marketplace yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Platform baru ini berperan sebagai wadah untuk mengembang kan bisnis para desainer dan pelaku
ritel fashion independen dengan cara memperkenalkan produk dan merek mereka pada pelangan situs e-commerce tersebut. –Diana Runtu