24
17 - 23 Februari 2014
Konser Amal “Dari Gitaris untuk Indonesia”
47 Gitaris dalam 13 Formasi
Komunitas “Dari Gitaris untuk Indonesia” kembali beraksi dalam menggalang dana bagi para korban bencana alam di ber bagai wilayah di Indonesia. Ini adalah aksi kedua kalinya yang dilakukan para gitaris kenamaan Tanah Air setelah empat tahun lalu juga bersatu-padu terlibat dalam acara pengumpulan dana untuk korban bencana. Luar biasanya, tidak sampai empat jam penampilan mereka di panggung terbuka Bentara Budaya Jakarta, berhasil ter kumpul dana Rp 1,7 m iliar dan 10 dollar Singapura. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding charity show empat tahun lalu yang hanya mengumpulkan dana sekitar R p 600 juta.
“D
ana ini akan disalurkan pada para korban bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Nantinya akan diatur oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas. Mereka yang lebih tahu kemana akan disalurkan,” ucap Dewa Budjana, pemrakarsa acara tersebut. Secara keseluruhan acara ini berlangsung meriah dan hidup karena para penonton yang memadati halaman Bentara Budaya Jakarta hingga ke jalan, pun ikut berdendang bersama. Tidak hanya itu, musik yang disuguhkan juga beragam, dari rock, blues, jazz hingga pop hingga campur sari. Iwan Hasan yang tampil memukau dengan gitar harpanya, malam itu menembang ‘Indonesia Pusaka’ karya komponis Ismail Marzuki. Sesaat suasana hening, tapi tiba-tiba meledak-ledak. “Aransemen ini mempresen tasikan alam Indonesia yang tidak bersahabat, terkadang tenang namun bisa mengamuk seketika,” ujar Iwan yang tampil didampingi kedua anaknya, Jessica (vokal)
Piyu, Ian Antono, dan Dewa Budjana
dan Daryl (gitar). Acara ini sendiri boleh dibilang langka karena 47 gitaris tampil bersama-sama dalam satu panggung acara seperti saat ini. Uniknya lagi, mereka tidak tampil sendirisendiri melainkan berkolaborasi dengan gitaris lain, tidak bersama kelompok bandnya. Totalnya ada 13 formasi yang disesuaikan dengan genre musik masing-masing. “Itulah kekhasan konser amal komunitas ‘Dari Gitaris untuk Indonesia’,” tambah Dewa Budjana yang ditemui di Bentara Budaya.
Ke-47 gitaris tersebut antara lain Ian Antono, Eet Sjahranie, Ireng Maulana, Jopi Item, Mus Mujiono, Dewa Budjana, Baron, Tohpati, Pay, Piyu ‘Padi’, Ovy ‘Rif’, Riry Silalahi dan Oppie Andariesta yang keduanya selain main gitar juga tampil sebagai vokalis, Eross Chandra ‘Sheila On 7’, Endah n Rhesa, Jubing Kristianto, Gugun ‘Gugun Blues Shelter’, DD Crow, Denny Chasmala, Ivan Borneo, Ginda Bestari, Rama D’Masiv, Arif ‘Kerispatih’, Diat ‘Yovie n’Nuno, Marshal ‘ADA Band’, Arden ‘Tiket’, Qoqo ‘She’, dll. Memang tidak seperti konser pada umumnya, di mana para gitaris bisa tampil berlama-lama memuaskan hati para penggemar nya. Karena jumlahnya tergolong sangat banyak, sementara total waktu show yang disediakan terbatas, maka masing-ma sing formasi hanya diberi kesempatan sekitar 10 menit. Pengaturan ini dilakukan cukup ketat, se hingga target waktu yang
dit entukan terpenuhi. Meski demikian, tetap saja para gitaris mendapat kesempatan berimprovisasi. BERAWAL DARI OBROLAN Budjana yang tampil bersama Agam Hamzah, Donny Suhendra, dan Tohpati, mengatakan, acara penggalangan dana yang berlangsung sukses ini, dipersiapkan dalam tempo singkat, hanya 2 pekan. Awalnya, obrolan ringan komunitas gitaris tentang berbagai kejadian yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Salah satu topik bahasan adalah bencana alam yang terjadi di Indonesia. “Intinya, kami semua prihatin dengan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Lalu saya bilang, kenapa kita tidak bikin lagi acara seperti empat tahun lalu (penggalangan dana untuk korban bencana)? Waktu itu, kan, kita juga menggelar event seperti ini bersama Kompas untuk korban bencana banjir bandang Wasior di Papua, tsunami Mentawai di Sumatera Barat, dan korban letusan Gunung Merapi di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Acaranya juga berlangsung di sini (Bentara Budaya Jakarta),” ujar gitaris Gigi ini.
Dasar pemikiran yang dilontar kan Budjana ini disambut antusias oleh para member grup yang semuan ya adalah para gitaris. Para seniman, khususnya komunitas gitaris, papar Budjana, selalu antusias jika diminta tampil dalam acara amal atau acara kemanusian semacam penggalangan dana. “Tidak sulit mengumpulkan mereka untuk acara-acara semacam ini. Padahal mereka semua orang-orang sibuk dengan jadwal aktivitas yang padat. Kita saja susah kalau mau ketemuan, karena kesibukan masing-masing. Tapi kalau untuk acara seperti ini, mereka semangat, dan mau menyisihkan waktunya karena mereka juga merasakan keprihatinan adanya kejadian-kejadian itu. Malah mungkin, kalau acara berbau bisnis, belum tentu me reka mau,” ucap Budjana. “Konser amal ini, bentuk kepedulian kami, para gitaris, terhadap apa yang menimpa saudara-saudara kita di berbagai daerah,” ucap Baron yang menjadi koordinator. Ian Antono yang tampil bersama Eet Sjahranie dan Toto Tewel menambahkan Indonesia tak kekurangan orang kaya. Mereka berharap, orang-orang kaya Indonesia, mau lebih peduli dan berbuat lebih untuk mereka yang tengah dilanda kesusahan. Musisi Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi pada bangsa dan negara. Hal itu bisa dilihat dari lirik lagu yang dihasilkan, banyak yang menggambarkan kecintaan mereka terhadap negeri ini. Kegiatan ini pun salah satu bentuk kepedulian musisi pada sesama anak bangsa. “Hanya bilik bambu tempat tinggal kita, tanpa hiasan, tanpa lukisan…Beratap jerami, beralaskan tanah… Namun semua ini punya kita…Memang semua ini punya kita, sendiri…,” dendang Ian Antono. Lagu ‘Rumah Kita’ menjadi penutup acara Konser Amal 47 gitaris ini. Satu-persatu para gitaris pun bermunculan di panggung dan menyanyikan lagu ini. –Diana Runtu/Ngurah Budi