tokoh-edisi-1011-tahun-xx-16-juli-2018

Page 1

Komunitas

24

Edisi 1011/ 16 juli - 5 Agustus 2018

Tiap Anak Punya Keistimewaan Ni Made Sinarsari, awalnya tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk membuat sanggar belajar. Ia hanya memberi kesempatan anak-anak tetangga datang ke rumahnya sekaligus tempat praktiknya sebagai bidan untuk belajar.

Bahasa Inggris, Minggu III Bahasa Jepang, Minggu IV kreativitas. Untuk keterampilan ada beberapa kegiatan seperti, yoga, menari Bali, membuat puisi, pantun, menggambar, membuat kerajinan, melipat kertas, mem-

Sejak ada kegiatan belajar bersama anak-anak, ia bisa melihat bahwa perlu pendekatan khusus untuk menghadapi anakanak yang bermasalah. Misalnya, anak yang hiperaktif diberi tugas membantu ibu guru. Anak yang

“A

da beberapa anak yang datang belajar mengerjakan PR di sela-sela saya praktik sore di rumah. Saat tak ada pasien saya mengajari mereka,” ujar Sinarsari yang juga bertugas di Puskesmas I Denpasar Utara. Lama-kelamaan anak yang datang makin banyak sehingga ruang tunggu untuk pasien tidak mencukupi. Akhirnya, dia menyulap kebun herbalnya menjadi tempat anakanak belajar agar lebih representatif. “Waktu itu tahun 2008. Saya belum memberi nama komunitas kegiatan belajar anak-anak tersebut. Apa sih arti sebuah nama. Yang penting anak-anak bisa belajar dengan baik. Itu awalnya,” kata Sinar. Ia juga sempat bertemu kelian, lurah, dan polisi yang bertugas di wilayah tempat tinggalnya, untuk menyampaikan kondisi anakanak yang makin banyak datang belajar. “Dari pertemuan itu, mereka semua mendukung saya, dan memberikan saya motivasi untuk terus melanjutkan kegiatan sosial tersebut. Akhirnya berlanjut sampai sekarang,” ungkapnya. Dari beberapa teman yang juga guru, ia mendapatkan banyak sekali saran. Akhirnya, ia putuskan untuk memberikan nama Sanggar Gembira Belajar. “Sanggar ini murni sebagai bentuk kepedulian sosial saya dan keluarga. Ada 5 guru termasuk saya dan beberapa

Sinar sedang mengajar anak-anak

relawan ikut bergabung. Ini gratis tidak dipungut bayaran,” kata Sinar. Awalnya, hanya anak-anak tetangga sekitar rumahnya di Betengsari, Jalan Padma, Tonja yang datang. Makin lama malah ada beberapa anak pasien yang juga turut belajar. Ia tetapkan hari belajar tiap Hari Sabtu dan Minggu pukul 17.00 sampai 18.30. Untuk pelajaran, ia memakai sistem tema dan fokus ke bahasa. Minggu I Bahasa Bali, Minggu II

buat kartu, menulis halus, dll. Biasanya, kegiatan keterampilan, ia padupadankan dengan hari besar agar nyambung, seperti Hari Ibu membuat kartu ucapan untuk Ibu atau membuat puisi, Hari Nyepi membuat ogoh-ogoh, dll. Jumlah anak-anak yang belajar sekitar 25 sampai 30 orang. Untuk memudahkan, kelas dia bagi dua, untuk PAUD dan SD. Menurut Sinar, saat liburan banyak anak pulang kampung, sehingga anakanak yang belajar lebih sedikit.

Kegiatan Sanggar Gembira Belajar

yang pendiam dan tidak percaya diri diberi tugas memimpin doa ke depan. Anak yang susah makan, mendapat tugas memberi persembahan kepada guru. Anak yang punya gangguan konsentrasi, namanya selalu dipanggil oleh teman-temannya bergantian. SELIPKAN PARENTING “Bukan saja anak-anak yang belajar, saya juga belajar banyak dari anak-anak. Saya belajar memahami dari sisi anak. Mengapa

mereka punya masalah. Apapun kekurangan anak, ternyata mereka punya kelebihan lain. Itulah yang harus ditonjolkan,” ujar Sinar. Setelah beberapa tahun sanggar yang ia didirikan berjalan, sudah banyak hasil yang terlihat. Banyak anak sukses keluar dari masalah mereka. Anak yang tidak percaya diri mulai menjadi pemberani. Anak yang tidak suka membuat PR mulai menjadi rajin belajar. Malah ada anak yang sudah tamat SMP mulai ikut berbagi dengan adik-adiknya di sanggar. Intinya, kita harus menunjukkan belajar adalah sesuatu yang mengembirakan bagi anak-anak. Disamping itu, dalam setiap materi, ia selalu selipkan parenting. “Saat bertemu para orangtua, saya tanamkan kepada mereka bahwasanya penting melihat dari sisi anak. Ada anak pintar di bahasa, tapi dipaksa orangtua suka matematika. Apapun kondisinya, anak memiliki satu keistimewaan. Itulah yang harus diarahkan orangtua,” imbuh Sinar. Ia menegaskan, walaupun sanggar belajarnya gratis bukan berarti tidak profesional. Ia tetap memakai SOP dalam mengajar sehingga memberikan hasil yang maksimal kepada anak. Selain belajar pelajaran, anakanak juga mendapatkan edukasi kesehatan seperti prilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan, ada juga pemberian vitamin A, obat cacing, dan imunisasi JE. Saat HUT, digelar berbagai lomba kreativitas. Sinar berharap, dari kegiatan sosial yang ia lakoni, bisa membantu banyak anak. Ia bersyukur jika sanggar belajarnya, dapat memberi manfaat kepada orang lain. (Wirati Astiti)

redaksi@cybertokoh.com, iklan@cybertokoh.com

cybertokoh

@cybertokoh

@cybertokoh

www.cybertokoh.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.