Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com
Rabu, 8 April 2015
No. 67 tahun IX
Pengemban Pengamal Pancasila
DPR Ajukan Hak Angket JAKARTA - Pimpinan DPR RI membacakan surat terkait dukungan legislator mengajukan hak angket terkait kebijakan Menteri Hukum dan HAM yang diduga mengintervensi terhadap konflik partai politik. ‘’Ada surat masuk yang ditanda tangani 116 orang tentang pelanggaran Undang-Undang dan intervensi pemerintah terhadap konflik partai politik,” kata Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan di Gedung Nusantara Jakarta, kemarin. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan hak angket pertama kali dibacakan dalam Rapat Pimpinan, kemudian dibawa ke Badan Musyawarah DPR RI. Menurut dia, Bamus memutuskan akan dibawa ke Rapat Paripurna kembali untuk pengusul hak angket membacakan alasannya. ‘’Apabila diterima maka akan
dibentuk Panitia Khusus, dan kalau menurut ketentuan usulan dilakukan di masa sidang ini maka dilakukan di masa sidang mendatang,” ujarnya. Hal itu, menurut dia, waktunya saat ini tidak cukup untuk Pansus menyelidiki dan apa yang akan diselidiki akan dipanggil di masa sidang mendatang. Untuk diketahui, pengakuan Kemenkum HAM atas kepengurusan Partai Golkar hasil Kongres Ancol yang menjadikan Agung Laksono sebagai ketua umum menimbulkan pertanyaan anggota dewan dari Koali Merah Putih. Sikap Menkum HAM yang dinilai kontroversi itu juga menimbulkan konflik di tubuh Partai Golkar. Bahkan sebelumnya, PPP juga terbelenggu dalam konflik internal yang belum juga berakhir. (ant)
BPK Temukan
Kerugian Negara Rp 1,42 Triliun BG Ditangani Polri
Skenario Muluskan Untuk Jadi Wakapolri JAKARTA - ICW mempertanyakan langkah hukum yang dilakukan pihak Kejaksaan.ICW mencurigai, hal tersebut merupakan bagian skenario untuk memuluskan Budi Gunawan menjadi Wakapolri,setelah sebelumnya gagal menjadi Kapolri. ‘’Diduga bagian dari skenario untuk meloloskan BG (Budi Gunawan) dari proses hukum dan memuluskan BG (Budi Gunawan) menjabat sebagai Wakapolri,” kata Anggota Badan Pekerja ICW Emerson F Yuntho di Jakarta, kemarin. Selain itu, ICW juga menuding pelimpahan berkas ini akibat kesalahan Plt. Pimpinan KPK Taufikurahman Ruki. ‘’Jika ditarik lebih jauh, ini akibat kesalahan Plt Pimpinan KPK Ruki yang limpahkan kasus tersebut,” katanya. Selain mencurigai adanya skenario poltik, dengan dilimpahkanya berkas tersebut, ICW mensinyalir, potensi akan dihentikanya perkara Budi Gunawan
tersebut semakin mengemuka. ‘’Proyeksi(kasus dihentikan) 99 persen.Karena alasan kasus ini pernah ditangani tahun 2010 lalu dan dihentikan oleh Bareskrim. Sebaiknya KPK ambil alih kasus tersebut dari Bareskrim agar tidak dihentikan,” cetusnya. Untuk diketahui, lama tak terdengar kabar perkembangan pelimpahan berkas perkara kasus dugaan korupsi Komjen.Pol. Budi Gunawan dari KPK ke Kejagung, diam-diam ternyata Kejagung melimpahkan berkas perkara tersebut ke pihak kepolisian. Jaksa Agung HM Prasetyo membenarkan bahwa perkara tersebut telah dilimpahkan pekan lalu. ‘’Sudah dilimpahkan,saya dapat laporan dari Jampidsus Kamis(2/4) pekan lalu sebelum libur,” katanya. Hal senada juga dikatakan Kabareskrim Polri KomjenPol.Budi Waseso. ‘’Iya, iya, sudah terima,’’ ucapnya. (wnd)
JAKARTA - BPK menemukan adanya kerugian negara mencapai Rp 1,42 triliun. Selain itu, auditor negara tersebut juga menemukan adanya potensi kerugian negara sebesar Rp3,77 triliun dan kekurangan penerimaan negara sebesar Rp 9,55 triliun. Demikian hasil Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester
(IHPS) semester II 2014 yang disampaikan BPK dalam rapat paripurna DPR, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Ketua BPK Harry Azhar Azis menjelaskan angka tersebut diperoleh dari pemeriksaan atas 651 objek pemeriksaan. Dari jumlah objek pemeriksaan sebanyak itu diperoleh sekitar 7.950 temuan. Pemeriksaan
BPK meliputi pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMD, BUMN, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Beberapa hal yang disampaikan dalam laporan BPK antara lain dalam pengelolaan penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (migas) yang dinilai masih terdapat banyak masalah. Misalnya
penetapan target lifting migas dalam APBN/APBN-P tidak didasarkan pada target lifting yang telah disepakati dalam work program and budget antara kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Juga disektor pajak, BPK me-
nemukan adanya potensi kerugian dari penerimaan pajak dan migas senilai Rp 1,12 triliun. Persoalan lain adalah belanja infrastruktur di Kementerian ESDM. BPK menemukan adanya 137 kontrak proyek pembangunan transmisi dan gardu induk yang terhenti. Penyebabnya, pembebasan lahan yang berlarut-larut. (har)
Suluh Indonesia/ant
ARAHAN PRESIDEN - Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko Kemaritiman Indroyono (kanan) serta Direktur Utama PLN Sofyan Basyir (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai memberikan arahan kepada jajaran manajemen PLN Jakarta, kemarin. Presiden mentargetkan pengadaan 35 ribu MegaWatt dalam jangka waktu lima tahun.
Menunggu Realisasi Komitmen Nawa Cita PENGAMAT politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi berpendapat Presiden Joko Widodo harus kembali ke jalan Nawa Citanya atau sembilan agenda prioritas pemerintahan guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.
Suluh Indonesia/ant
PERBUDAKAN - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko berdiskusi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat rapat terbatas membahas perbudakan ABK Benjina di Kantor Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Kementerian KKP menggandeng TNI-Polri untuk menangani kasus perbudakan ini.
Menurut Haryadi, Nawa Cita sebagai agenda pokok dan janji politik Presiden Jokowi saat kampanye Pilpres dulu, cenderung tak lagi terdengar. Presiden dan sebagian besar jajaran kabinetnya pun nyaris tak pernah lagi menyitir Nawa Cita. Mengingat keadaan seperti ini, kata Dosen Politik FISIP Unair ini, maka PDI-Perjuangan sebagai pengusung Presiden Jokowi patut mengingatkan Presiden dan pemerintahannya agar kembali ke jalan Nawa Cita.
Mengingat Nawa Cita merupakan jawaban atas problema bangsa yang dijabarkan dari ajaran Trisakti Bung Karno, maka pantas jika PDI-Perjuangan memiliki pusat kepedulian terhadap Nawa Cita. ‘’Forum yang tepat untuk mengajak Presiden kembali ke jalan Nawa Cita adalah Kongres PDIP di Bali,” ujar Haryadi. Ia menyebutkan bahwa saat ini terkesan publik bahkan tak peduli dengan Nawa Cita. Terkesan kuat seolah Nawa Cita hanya slogan kampanye Presiden, yang keberadaannya
Haryadi
dimaknai tak lebih dari sekadar “mantra pemikat” yang tidak operasional. Haryadi berpendapat, seharusnya pemerintah berjalan sesuai agenda yang dijanjikan dan bisa ditagihkan. Kiranya perlu diingat bahwa dalam tatanan sistem presidensial, maka agenda dan janji politik saat kampanye akan menjadi
GBHN bagi Presiden terpilih. ‘’Seharusnya Nawa Cita menjadi GBHN bagi pemerintahan Jokowi. Nawa Cita menjadi sumber inspirasi bagi tiap kebijakan pemerintahan sekarang. Adapun warga negara berhak menuntut janji kepada pemerintahnya mengacu substansi Nawa Cita,” tandasnya. Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Trisakti Fahmi Habsyi mengapresiasi langkah Bappenas yang serius dalam mengamankan agenda Nawacita Jokowi dan Trisakti dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). ‘’Saat ini banyak yang berusaha mempertahankan RPJMN era pemerintah sebelumnya dan melanjutkan proyek-proyek infrastruktur mercusuar yang jauh dari semangat Nawacita dan tidak memperhatikan eksesnya pada kepentingan publik. (ant)