Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com
Pengemban Pengamal Pancasila
Rabu, 1 Juni 2016
No. 103 tahun X
MA Berhentikan Pejabat Korup JAKARTA - Mahkamah Agung mengumumkan pemberhentian sementara waktu kepada sejumlah aparatur pengadilan, beberapa di antaranya terkait dengan kasus PN Kota Bengkulu. Juru bicara MA, Suhadi di Jakarta, kemarin menyebutkan lima nama penegak hukum, di mana empat nama diberhentikan sementara dan satu nama dibebastugaskan sekaligus dipindahtugaskan. Berdasarkan surat perintah KPK Nomor 44/01/05/2016 tentang penahanan atas nama JP (Janner Purba) sebagai hakim tindak pidana korupsi di Pengadilan Negeri Tipikor Bengkulu, Ketua MK telah mengeluarkan Surat Keputusan 97/KMA/SK/2016 tertanggal 26 Mei 2016 untuk memberhentikan
sementara JP sebagai hakim dan pegawai negeri sipil. Dengan surat perintah yang sama dari KPK, Ketua MA melalui Surat Keputusan 98/KMA/SK/V/2016 tanggal 26 Mei 2016 memberhentikan sementara hakim ad hoc PN Kota Bengkulu, Toton. MA juga memberhentikan panitera pengganti PN Kota Bengkulu Badaruddin Amsori Bachsin alias Billy berdasarkan surat perintah dari KPK Nomor 44/01/05/ 2016 tanggal 24 Mei 2016 dan keputusan Dirjen Badan Peradilan Umum Nomor 990/DJU/SK/KEP.02/5/2016. Ketiga aparatur pengadilan tersebut sedang menjalani proses hukum di KPK terkait dugaan suap penyelesaian kasus Rumah Sakit Muhammad Yunus. (har)
Suluh Indonesia/ant
TIBA DI KEJAKGUNG - Tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah Kadin untuk pembelian saham Initial Public Offering (IPO) Bank Jatim 2011-2014 yang menjadi buronan Kejakgung tiba di Kejakgung, Jakarta Selatan, kemarin.
PTUN Jakarta :
Izin Reklamasi Batal
Suluh Indonesia/ant
MENHUB TINJAU BANDARA - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan diperiksa saat kunjungan di Bandara Ngurah Rai, Bali, kemarin. Kunjungan kerja bersama perwakilan 32 negara tersebut untuk menunjukkan bahwa Bandara Ngurah Rai terbaik di Indonesia sekaligus menggalang dukungan agar Indonesia menjadi Anggota Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) 2016-2019.
JAKARTA - Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta menerima dan mengabulkan gugatan nelayan yang mengajukan permohonan pembatalan SK Gubernur DKI Nomor 2.238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta kepada PT Muara Wisesa Samudra selaku pengembang reklamasi. Putusan dibacakan Hakim Ketua Adhi Budhi Sulistyo dalam sidang putusan yang digelar di PTUN Jakarta, kemarin. Dalam gugatannya nelayan memohon agar PTUN Jakarta membatalkan
izin reklamasi Pulau G oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada PT Muara Wisesa Samudra, anak perusahaan pengembang Agung Podomoro Land. Para nelayan telah mendaftarkan gugatan sejak September 2015, dengan nomor perkara 193/ G. L H / 2 0 1 5 / P T U N - J K T . ‘’Mengabulkan gugatan penggugat menyatakan batal atau tidak sah keputusan gubernur tentang pemberian izin pada PT Muara Wisesa Samudera,” ujar Hakim Adhi saat membacakan putusan. Mendengar putusan tersebut, para nelayan yang memenuhi ruangan menyambut riuh gembira. Seorang nelayan langsung berlari ke
depan meja majelis hakim dan melakukan sujud sebagai ungkapan rasa syukur. Dalam putusan tersebut majelis hakim juga memerintahkan penangguhan pelaksanaan SK Gubernur DKI tentang Reklamasi Pulau G sampai putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. ‘’Pelaksanaan SK Gubernur ditangguhkan sampai putusan berkekuatan hukum tetap,” kata Hakim ketua Adhi Budhi Sulistyo saat membacakan putusan. Majelis hakim menyatakan surat keputusan Gubernur 2238/2014 kepada PT Muara Wisesa tidak sah. Dengan demikian, pengadilan memer-
intahkan Gubernur DKI Jakarta mencabut SKI izin Reklamasi itu. ‘’Memerintahkan tergugat untuk mencabut surat putusan itu,” kata Majelis ketua Adhi. Putusan juga mencantumkan sejumlah pertimbangan majelis hakim dalam memberikan putusan yaitu pihak tergugat tidak mencantumkan UU Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kcil dalam penerbitan izin reklamasi. Kedua, tidak adanya rencana zonasi sebagaimana dimandatkan dalam pasal 7 ayat 1 UU No.27 tahun 2007 yang menjadi penyebab tidak sahnya izin tersebut. (har)
Tax Amnesty
Bertentangan Dengan Prinsip Keadilan dan Kemanfaatan PENGAMAT Hukum Pidana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Sidik Sunaryo menyatakan kebijakan “tax amnesty” yang saat ini sedang dibahas dan dituangkan dalam RUU bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemanfaatan. Ketika menjadi pembicara dalam Konferensi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seJatim di Theater UMM Dome, kemarin, Sidik mengatakan, kebijakan tax amnesty bertentangan dengan prinsip keadilan dan kemanfaatan. Seseorang yang tidak membayar pajak tidak sepatutnya mendapatkan ampunan dari negara. Kalau di Jepang, pejabat negara
yang tidak membayar pajak itu akan memiskinkan dirinya sendiri. Malu dia kalau tidak bayar pajak, karena itu sama dengan korupsi. Wakil Rektor III UMM itu mengatakan APBN Indonesia saat ini mencapai Rp 2.200 triliun, sedangkan utang negara mencapai Rp3.200 triliun, sehingga terjadi defisit anggaran sekitar Rp1.000 triliun. ‘’Jika
saja para pengemplang pajak itu membayar pajaknya secara jujur, kemungkinan defisit anggaran bisa diminimalisasi, bahkan bisa tertutup dan negeri ini tidak akan defisit,” ucapnya. RUU Tax Amnesty tersebut akan diparipurnakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dalam waktu dekat ini. Kondisi itu menimbulkan kegelisahan bagi mahasiswa, sehingga munculah agenda Konnferensi BEM se-Jawa Timur. Sementara itu, Ketua Pelaksana konferensi, Riyanda Barmawi mengatakan banyak sekali pejabat negara yang dalam melaporkan kekayaannya tidak jujur. Misalnya dalam LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) mereka mencantumkan kekayaan yang mereka simpan hanya Rp300 juta, padahal ada miliaran rupiah yang mereka simpan di bankbank luar negeri yang tidak terdeteksi di dalam negeri. DPR RI, lanjutnya, dalam menyusun RUU ini berdasarkan logika materiil semata, bukan logika hukum yang benar. “Ini yang ingin kami luruskan, RUU ini masih butuh banyak pertimbangan sebelum benarbenar disahkan dalam paripurna nanti,” katanya. Hasil konferensi dan diskusi yang diadakan di UMM Dome tersebut akan dibawa ke Komisi XI DPR-RI dan selanjutnya BEM akan melakukan dengar pendapat dengan anggota Komisi XI DPR-RI. “Kami berharap pemerintah mau mempertimbangkan kembali RUU Tax Amnesty ini untuk menyelamatkan bangsa ini dari para pengemplang pajak,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri BEM UMM ini. (ant)
Suluh Indonesia/ant
AKSI TEATRIKAL - Sejumlah perempuan melakukan aksi teatrikal saat pencanangan Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal (GP3M) di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor kemarin. Gerakan tersebut merupakan upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah yang diwujudkan secara terpadu dengan penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dll.
La Nyalla Mattalitti Ditangkap JAKARTA - Tersangka dalam perkara dugaan korupsi dana hibah Kamar Dagang Industri Jawa Timur La Nyalla Mattalitti dibawa ke Jakarta dari Singapura. Benar saudara LN (La Nyalla) dalam posisi ‘over stay’ di Singapura dan diserahkan kepada pejabat Imigrasi di KBRI Singapura untuk proses pemulangan ke Indonesia,” kata Kepala Humas Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Heru Santoso di Jakarta, kemarin.
Kejati Jatim sejak 29 Maret 2016 menetapkan La Nyalla Matalitti dalam daftar pencarian orang setelah tidak ada di rumahnya ketika akan dipanggil paksa. ‘’Kepada yang bersangkutan telah diberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk sekali jalan ke Indonesia,” katanya. Menurut Heru, La Nyala akan tiba sekitar pukul 18.30 WIB di Bandara Soekarno Hatta. ‘’Yang bersangkutan dibawa dengan pengawalan petugas imigrasi kita dari KBRI Singapura yang akan
kembali ke Indonesia dengan pesawat GA 835 dengan rute penerbangan Singapura Jakarta,” ungkap Heru. Menurut Heru, rencananya La Nyala akan langsung diserahkan kepada pihak penyidik kejaksaaan di Kejakgung. Sebelumnya, PN Surabaya mengabulkan permohonan praperadilan Muhammad Ali Affandi yang menjerat ayahnya yakni La Nyalla Matalitti. Hakim tunggal Mangapul Girsang selaku hakim tunggal mengatakan Sprindik bernomor Print-397/O.5/Fd.1/
04/2016 bertanggal 12 April 2016 tentang dugaan korupsi hibah Kadin Jatim tahun 2012 dan sprindik bernomor Print.447/0.5/Fd.1/04/2016 tertanggal 22 April 2016 tentang TPPU hibah Kadin Jatim tahun 2011, tidak sah dan cacat hukum. ‘’Tidak diperiksanya La Nyalla sebagai calon tersangka dalam kedua kasus sebagai salah satu pertimbangan penetapan tersangka La Nyalla Mahmud Mattalitti tidak sah dan cacat hukum,” katanya. (ant)