Edisi 29 Desember 2017 |Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

E-mail: suarantbnews@gmail.com

SUARA NTB

JUMAT, 29 DESEMBER 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 241 TAHUN KE 13

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Masuk Zona Merah

Empat Kabupaten/Kota Terancam Tak Dapat Kuota CPNS 2018 pegawainya 50-60 persen dari total APBD. Selanjutnya, ada 58 Pemda yang memiliki rasio belanja pegawai di atas 60 persen. Sebanyak 58 daerah ini masuk dalam zona merah. Dari jumlah ini, sebanyak empat Pemda kabupaten/kota berada di NTB. Yakni Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurahman, M. Si yang dikonfirmasi mengatakan

dalam surat Menteri PANRB, Asman Abnur nomor B/750/ M.SM.01.00/2017 yang disampaikan kepada Gubernur, usulan formasi CPNS CPNS 2018 bahwa salah satu syaratnya adalah rasio belanja pegawai harus berada di bawah 50 persen dalam APBD. Namun mengenai Pemda kabupaten/kota yang terancam tak dapat kuota CPNS lantaran belanja pegawainya di atas 50 persen, Fathurahman belum dapat menyebutkannya. Menurutnya, hal tersebut datanya ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Namun, ia menegaskan, sesuai surat Menteri PANRB tersebut, secara tegas menyatakan bahwa untuk usulan for-

masi CPNS 2018, rasio belanja pegawai harus berada di bawah 50 persen dari total APBD. “Itu sudah tegas, ndak boleh di atas 50 persen. Karena itu akan mengganggu penyelenggaraan pemerintah dengan adanya tambahan PNS,” katanya. Fathurahman mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi jumlah kuota CPNS yang akan diberikan untuk NTB. Biasanya, pemerintah pusat akan bersurat secara resmi kepada Pemda. Untuk rekrutmen CPNS ini dipastikan akan dilakukan tahun 2018. Namun, pihaknya belum mengetahui tanggal pasti dan bulan pelaksanaannya. Bersambung ke hal 15

Taliwang (Suara NTB) Setidaknya tiga desa di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kini terisolir. Hal itu terjadi setelah jalan akses utama menuju ke tiga desa yakni Desa Talonang, Desa Lemar Lempo dan Desa Tatar terputus akibat longsor pada Selasa (26/12). Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, putusnya akses jalan setelah hujan mengguyur kecamatan tersebut selama tiga hari berturutturut mulai dari tanggal 24 hingga tanggal 26 Desember. Sebenarnya, jalan tersebut baru dibangun tahun ini (2017), dengan anggaran bersumber dari APBD Provinsi NTB. Kondisi jalan ini masih dalam tahap pemeliharaan pihak kontraktor yakni PT Bunga

Raya Lestari (BRL). Tetapi karena kondisi tanah yang labil menjadikan jalan yang diguyur hujan longsor. Akibat longsoran ini kendaraan jenis roda empat termasuk Bus Damri jurusan Mataram- Sekongkang, tidak bisa melintasi jalan ini. Masyarakat akhirnya terpaksa harus berjalan kaki melewati gunung yang ada di wilayah tersebut jika ingin ke ibukota KSB. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Penataan Ruang, Perumahan dan Pemukiman (PRPP) Sumbawa Barat melalui Kasi pemeliharaan jalan Burhanuddin H, Kamis (28/12) kepada Suara NTB mengatakan, secara keseluruhan ada tiga titik terjadi longsor di lokasi tersebut. Bersambung ke hal 15

LONGSOR - Jalan lintas di Desa Talonang, Kecamatan Sekongkang, KSB longsor. Akibatnya tiga desa di kecamatan ini terisolir.

Mataram (Suara NTB) Sebanyak empat Pemda kabupaten/kota di NTB terancam tak mendapatkan kuota CPNS 2018. Pasalnya, rasio belanja pegawai di empat kabupaten/kota itu, di dalam APBD berada di atas 50 persen. Berdasarkan data dari Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) tahun 2016, ada 300

Pemda yang memiliki rasio belanja pegawai di bawah 50 persen dalam APBD. Kemudian ada 177 Pemda belanja

TO K O H Tunggu Instruksi Mabes Polri POLDA NTB belum bergerak mengusut dugaan transaksi mencurigakan di daerah ini. Instruksi dari Mabes Polri akan jadi dasar memulai penyelidikan. Menurut Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Firli, M.Si, sejauh ini belum menerima surat atau berkas yang berisi data transaksi mencurigakan seperti disebutkan dalam temuan Pusat Pelaporan Transaksi dan Analisis Keuangan (PPATK) Jakarta. Bersambung ke hal 15

Proyek Jembatan Dasan Agung

Firli

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/ars)

Siapkan Puluhan Ribu Vaksin

Marjito (Suara NTB/ist)

HASIL uji laboratorium terhadap empat warga Bima yang sebelumnya diduga suspect difteri dinyatakan negatif. Sementara, hasil uji laboratorium satu warga lainnya yang diduga suspect difteri masih belum keluar. Hal tersebut dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, Marjito, S. Si, SKM, M. Kes ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (28/12) siang. Marjito juga meluruskan bahwa Kota Bima bukan ditetapkan Kasus Luar Biasa (KLB) difteri. Bersambung ke hal 15

Kejari Belum Tindaklanjuti ke Penyelidikan Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Negeri (Kejari) Mataram, belum menyentuh ke arah penyelidikan untuk mengungkap dugaan penyimpangan proyek jembatan Dasan Agung, Kota Mataram. Fokus sementara penanganan oleh Tim Pengawal dan

Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D). ‘’Belum belum. Sampai sekarang masih belum ke penyelidikan,’’ kata Kajari Mataram, Joko Purwanto, SH ditanya perkembangan pendampingan proyek tersebut. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ils)

Mutasi Puluhan Pejabat Pemprov Tertunda Mataram (Suara NTB) Mutasi puluhan pejabat struktural eselon II, III dan IV lingkup Pemprov NTB yang dijadwalkan Desember ini tertunda. Pasalnya, rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo belum keluar sampai Kamis (28/12). Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurahman, M.Si yang dikonfirmasi menjelaskan dalam melakukan mutasi harus

memenuhi seluruh tahapan. Salah satunya harus keluar rekomendasi dari Mendagri. ‘’Artinya, kita tidak akan meninggalkan tahapan itu. Kita harus lalui semua prosedur dulu baru kita laksanakan (mutasi),” kata Fathurahman ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (28/12) siang. Menurutnya, mutasi dapat dilakukan kapan saja dan disesuaikan dengan kebutuhan. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

H. Fathurahman

Catatan Akhir Tahun (6)

Pengalihan Pengelolaan Pendidikan dan ’’Kegaduhan’’ Aturan Pada tahun 2017, dunia pendidikan di NTB diwarnai dengan sejumlah perubahan. Terutama dengan beralihnya pengelolaan pendidikan menengah dari pemerintah kabupaten/kota ke Pemerintah Provinsi (Pemprov). Sejumlah aturan yang dirasa baru, membuat pro dan kontra di tengah masyarakat. PENGELOLAAN pendidikan menengah, yaitu SMA/ SMK oleh Pemprov NTB melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Dikbud) NTB dimulai sejak 1 Januari 2017. Pengalihan pengelolaan ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Pemer-

intah Daerah. Maka sejak awal tahun itu, pengelolaan SMA/ SMK dan Pendidikan KhususPendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) dikelola oleh Pemprov NTB. Seiring dengan pengalihan pengelolaan itu, maka turut pula aturan baru yang dikelu-

arkan oleh Pemprov NTB. Salah satu yang cukup menyedot perhatian masyarakat yaitu PPDB Sistem Zonasi di SMA, di mana masyarakat hanya bisa mendaftar di sekolah yang berada di zona tempat tinggalnya. Kepala Dinas Dikbud NTB, Drs. H. Muh. Suruji mengatakan, PPDB Zonasi sebagai langkah awal dari pemerataan mutu. PPDB sendiri diatur juga oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Permendikbud) Nomor 17 tahun 2017 tentang PPDB. Pada PPDB Sistem Zonasi

yang dibuat oleh Pemprov NTB, penerimaan siswa di sekolah negeri dibatasi sesuai dengan kapasitas sekolah. Dengan adanya aturan itu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain memberikan kesempatan sekolah swasta untuk memperoleh siswa. Namun, ketika penerapannya dilakukan di awal tahun ajaran 2017/2018, banyak orang tua yang cukup kaget dengan aturan baru itu. Apalagi sebelumnya masyarakat cukup dimudahkan oleh aturan Bina Lingkungan (BL), serta

kuota yang tidak begitu ketat di setiap sekolah. Di saat PPDB Sistem Zonasi berlangsung, sering terjadi demonstrasi yang dilakukan orang tua/wali calon siswa SMA Negeri. Akhirnya, Dinas Dikbud NTB menambah kuota penerimaan siswa di SMA. langkah ini mengikuti aturan pemerintah pusat yang memberikan penambahan kuota siswa dalam satu rombongan belajar. Awalnya setiap kelas atau rombel terdiri dari 32 siswa, dengan adanya penambahan kuota, naik menjadi 36 siswa. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.