HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SABTU, 26 MEI 2018
SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
Selain Cadangan Emas
Dompu Simpan Potensi Panas Bumi 70 MW
Mataram (Suara NTB) – Selain menyimpan cadangan emas dan tembaga yang cukup besar. Dompu juga menyimpan potensi panas bumi sekitar 70 Mega Watt (MW). Hingga saat ini, potensi panas bumi yang berlokasi di Hu’u yang merupakan areal eksplorasi PT. Sumbawa Timur Mining (STM) ini belum dimanfaatkan. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, Ir. Muhammad Husni, M. Si mengatakan, dulunya ekplorasi panas bumi Hu’u dilakukan oleh PT. Pacifik Geo Energi (PGE). PGE menjadi pemenag lelang untuk mengelola panas bumi di Hu’u. Belakangan, PT. PGE mengembalikan izin eksplorasi yang telah diperoleh ke pemerintah. Lantaran izinnya tumpang tindih dengan izin eksplorasi emas milik PT. STM. Saat ini, areal yang memiliki potensi panas bumi di Hu’u izinnya dipegang oleh PT. STM. Sehingga, untuk pengembangan panas bumi ini tidak mungkin akan diberikan izin lagi kepada investor lain. Menurutnya, PT. STM dapat mengembangkan pans bumi tersebut. “Bisa saja diajak perusahaan lain. Karena mereka duluan masuk wilayah sana,” kata Husni ketika dikonfirmasi Suara NTB. Menurut Husni, potensi energi
baru terbarukan (EBT) di daerah ini akan terus dikembangkan. Bahkan, gubernur katanya sudah bersurat ke pemerintah pusat untuk mengembangkan potensi panas bumi yang ada di NTB. Dua potensi panas bumi yang sudah masuk Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN adalah panas bumi Hu’u dan Sembalun. “Tinggal sekarang kapan mau diawali eksplorasinya. Kalau Sembalun belum dilelang wilayah eksplorasinya,” ujar Husni. Ia menyebut, potensi panas bumi Hu’u dan Sembalun cukup besar. Pemprov, katanya mengharapkan dua wilayah pengembangan panas bumi ini segera jelas kapan akan dilelang oleh pemerintah pusat. ‘’Memang pemerintah mempertimbangkan berbagai aspek. Dengan kondisi saat ini, pasokan energi listrik di NTB masih cukup.
Tapi dua potensi panas bumi itu sudah masuk RUPTL,’’ katanya. Diketahui, potensi energi panas bumi di wilayah NTB itu terdapat di tiga lokasi yakni di Sembalun, Lombok Timur, Maronge Sumbawa dan Hu’u Dompu. Penyelidikan terinci terhadap potensi panas bumi Sembalun dan Hu’u juga sudah pernah dilakukan Direktorat Jenderal Mineral Panas Bumi dan Badan Geologi serta Direktorat ESDM bekerja sama dengan PT PLN. Potensi panas bumi di NTB yang memiliki kapasitas 185 MW hingga saat ini belum digarap maksimal sebagai sumber energi listrik. Tiga sumber panas bumi di NTB yang belum digarap hingga saat ini adalah Panas Bumi Sembalun dengan potensi 100 MW, Panas Bumi Maronge Sumbawa dengan potensi 15 MW dan panas Bumi Hu’u Dompu dengan potensi 70 MW. (nas)
(Suara NTB/Tim Media Ahyar-Mori)
Calon Wakil Gubernur NTB, H. Mori Hanafi, SE, M.Comm, bersama masyarakat dari berbagai lapisan, dalam sebuah kesempatan, baru-baru ini.
Empat Prinsip Perencanaan dan Penganggaran Ahyar-Mori Mataram (Suara NTB) – Sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, pasangan TGH. Ahyar Abduh dan H. Mori Hanafi, SE, M.Comm (Ahyar-Mori), tentu memiliki prinsip yang akan dijunjung tinggi dalam perencanaan, penganggaran hingga evaluasi kebijakan. Ada empat prinsip yang akan dijadikan acuan oleh pasangan Ahyar-Mori ini. Empat prinsip itu adalah pro poor, pro job, pro growth dan pro environment. Keempatnya merupakan perpaduan prinsip-prinsip yang akan menjadikan program pembangunan di NTB menjadi komprehensif, dengan keberpihakan pada kelompok masyarakat yang lemah tanpa mengabaikan mereka yang berkecukupan. Lewat prinsip pro poor atau berpihak ke kaum miskin, alokasi anggaran akan didorong lebih besar untuk menuntaskan kemiskinan di NTB. Terkait hal ini, Calon Wakil Gubernur NTB, H. Mori Hanafi, SE, M.Comm dalam berbagai kesempatan mengutarakan skema anggaran yang akan diproyeksikan bisa menuntaskan kemiskinan. Prinsip berikutnya adalah pro poor. Dimana kebijakan atau program harus berpihak pada perluasan lapangan kerja dan kemandirian masyarakat. Kemudian, prinsip pro growth diwujudkan dalam program yang mendukung dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di sektor riil. Lalu, ada prinsip pro environment, dimana seluruh program harus mengacu pada sistem yang
berkelanjutan dan peduli pada kelestarian lingkungan. Prinsip-prinsip ini antara lain terwujud dalam berbagai program yang telah disusun pasangan Ahyar Mori. Misalnya saja, program melahirkan 10.000 wirausahawan desa (villagepreneur) dan menggagas 1.000 Koperasi Syari’ah Masjid. Lalu, ada pula program membangun Daerah Khusus Bisnis UMKM dan Menggalakkan Gerakan Pakai dan Cinta Produk Lokal NTB. Program lain adalah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Daerah (Samota, Sakosa, Kawasan Ama Hami Teluk Bima), Program 1 Desa, 1 BUMDes. Kemudian, menciptakan 100 Desa Wisata yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi NTB guna mendukung Program Wisata Halal dan program NTB WoouW. Program NTB WoouW ini diarahkan pada pengembangan pariwisata massal berkelanjutan yang berkesimbangan dengan pariwisata halal, tematik, dan minat khusus pada semua potensi wisata unggulan. Demi menjunjung tinggi prinsip pro environment, pasangan AhyarMori juga menyiapkan program pemanfaatan SDA dan Lingkungan Hidup secara produktif, efisien, optimal, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian dan berkelanjutan. Kemudian, rehabilitasi hutan dan lahan, pelestarian keanekaragaman hayati, rehabilitasi dan konservasi daerah-daerah rawan bencana, dan
upaya-upaya mitigasi dan adaptasi bencana juga menjadi catatan penting bagi pasangan ini. Selain itu, pasangan Ahyar-Mori juga bertekad melanjutkan pembangunan jaringan irigasi, embungembung rakyat, dan bendungan untuk menunjang keberadaan Provinsi NTB sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Semua program ini dikemas dalam rumpun program NTB Lestari. Selain itu, ada pula rumpun program NTB Lancar, dengan sejumlah program. Antara lain, penyediaan infrastruktur jalan Tol Mataram – Lombok Timur yang memadai dan aksesibel antar keseluruhan wilayah. Kemudian, pembangunan jaringan jalan baru untuk kawasan pusat Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa sebagai antisipasi atas konektivitas yang makin baik antar pulau-pulau di Indonesia. Berikutnya, mendukung pembangunan tol laut Pelabuhan Kayangan – Poto Tano dan mengintegrasikannya dengan Pembangunan Global Hub Bandar Kayangan di Kabupaten Lombok Utara sebagai perwujudan Poros Maritim. Lalu, ada pula program peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas semua Bandar Udara. Selain itu, pasangan Ahyar-Mori juga mendorong perbaikan jalanjalan provinsi dan pembangunan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas dan membuka akses daerah terisolir, kawasan wisata, dan wilayah kaya Sumber Daya Perkebunan. (tim)
16 HALAMAN NOMOR 68 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257