HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
JUMAT, 26 JANUARI 2018
16 HALAMAN NOMOR 264 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengemban Pengamal Pancasila
NTB Masih Status Siaga Darurat Bencana DESEMBER 2017 lalu, wilayah NTB yang dilanda cuaca ekstrem ditetapkan siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor. Status itu kini masih berlaku, bahkan hingga Maret 2018 mendatang. Sehingga masyarakat diimbau tetap waspada. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB tetap berkoodinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sehingga masih menetapkan status siaga darurat bencana. ‘’Status siaga darurat bencana itu masih berlaku, bahkan
sampai Maret (2018). Karena menurtut BMKG, musim hujan masih sampai Maret,’’ kata Kepala BPBD NTB, Ir. H. Mohammad Rum, MT kepada Suara NTB, Kamis (25/ 1) kemarin. Sebelumnya BPBD bahkan sudah memetakan daerahdaerah rawan longsor, seperti Lombok Tengah, Lombok Timur, Dompu dan Bima. Bahkan di antara daerah itu, sebagian sudah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor. Daerah itu, seperti Lombok Tengah, Lombok Timur dan
Bima. Alasannya, di tiga daerah itu sudah terjadi banjir dan tanah longsor. Dengan status tanggap bencana ini, artinya daerah sudah mulai bertindak untuk langkah kewaspadaan dan kehati-hatian. ‘’Jadi tiga daerah itu sudah menetapkan tanggap darurat, kalau semua daerah sih statusnya masih siaga bencana,’’ katanya. Setelah SK Gubernur NTB yang menetapkan status siaga darurat banjir dan tanah longsor diterbitkan, dipastikan masih berlaku karena cuaca ekstrem masih mengancam NTB diperkirakan hingga Maret mendatang. Bersambung ke hal 15 RUSAK Selain di Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, jalan rusak akibat banjir juga terjadi di Desa Wawonduru Kabupaten Dompu. Jalan rusak akibat luapan air Sungai Laju, Sungai Soa dan Sungai Silo. (Suara NTB/bpbd_ntb)
Jalan Putus Diterjang Banjir
Akses Transportasi di Labuhan Kuris Lumpuh
Sumbawa Besar (Suara NTB) Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa pada Rabu (24/1) lalu membuat jalan di Desa Labuhan Kuris terputus sekitar 5 meter. Akibatnya, akses transportasi warga dari Dusun Ngali dan Dusun Labuhan Tarata menuju pusat kecamatan lumpuh.
TO K O H
Periksa Ahli BPKP
(Suara NTB/ars)
PENYIDIKAN kasus merger PT. BPR semakin mengerucut kepada tersangka. Terlebih kerugian negara sudah dikantongi Rp 1,1 miliar dan pihak yang dianggap paling bertanggung jawab adalah tim Konsolidasi proses merger. Sebelum menetapkan tersangka, pekan depan penyidikan kasus ini akan dilanjutkan ke pemeriksaan ahli. Dijelaskan Aspidsus Kejati NTB, Ery Ariansyah Harahap, SH, dalam temuan kerugian negara sesuai hasil audit sebelumnya, timbulnya kerugian negara akibat penggunaan anggaran oleh tim konsolidasi merger. Uang itu, diduga secara tidak sah dikumpulkan dari seluruh PD. BPR se NTB, untuk dana operasional merger. ‘’Karena uang itu kan masuk ke rekening ketua tim. Nah, di tim (konsolidasi) inilah yang paling bertanggung jawab nantinya atas penggunaan uang itu,’’ jelasnya. Bersambung Ery Ariansyah ke hal 15
KO M E N TTAA R Hanya 3 Persen BIRO Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) Setda NTB mendata, jumlah kontraktor luar daerah yang mengerjakan proyek milik provinsi hanya sekitar 1 – 3 persen. Justru, jumlah kontraktor lokal diklaim lebih banyak mengerjakan paket-paket proyek yang ada. ‘’Yang dimaksudkan itu (banyak dikerjkaan kontraktor luar) proyek dari APBN. Karena tendernya di kementerian. Itu yang kontraktor luar (banyak). Kalau kita di sini hanya 1 – 3 persen saja kontraktor luar,’’ kata Kepala Biro APP dan LPBJP Setda NTB, Ir. Swahip, MT ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (25/1) siang. Pada 2017 lalu, jumlah proyek yang dilelang melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) NTB sebanyak 353 paket senilai Rp 865 miliar lebih. Sementara untuk proyek Penunjukan Langsung (PL) jumlahnya 6.595 paket senilai Rp 627 miliar lebih. Bersambung Swahip ke hal 15 (Suara NTB/nas)
(Suara NTB/ist)
PUTUS -Tampak jalan penghubung yang terputus di wilayah Desa Labuhan Kuris akibat banjir.
Camat Lape, Abu Bakar yang dikonfirmasi via telepon membenarkan jalan putus di wilayahnya diterjang banjir. Hujan sebelumnya cukup deras. Sebagian rumah di Dusun Beru, Dusun Labuhan Kuris dan Dusun Ai Mual sempat tergenang. Namun genangan akibat banjir, tidak sampai merusak rumah warga, karena setelah beberapa jam air mulai surut. Meskipun tidak terdapat rumah warga yang rusak, namun jalan penghubung dari Dusun Labuhan Tarata dan Dusun Ngali, Desa Labuhan Kuris menuju pusat kecamatan terputus diterjang banjir. ‘’Memang semalam (Rabu malam) sekitar pukul 23.00 Wita jalan tak mampu menahan arus air. Akhirnya jalan jebol sekitar 5 meter,’’ ujarnya. Saat ini, aktivitas transportasi masyarakat dari kedua dusun yang hendak menuju pusat kecamatan lum-
puh. Baik masyarakat yang hendak menuju ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari maupun siswa yang hendak bersekolah, terhambat. ‘’Kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa lewat akibat putusnya jalan tersebut,’’ terang Abu Bakar. Sebagai langkah awal, pihaknya bersama pihak desa dan masyarakat sudah mencoba membuat jembatan kayu seadanya, supaya warga bisa lewat. Itupun hanya bisa dilewati dengan jalan kaki. Tentunya harus segera adanya penanganan lebih lanjut untuk memperbaiki putusnya jalan. Karena jika lama ditangani, dikhawatirkan panjang jalan yang akan tergerus akan semakin panjang jika dilalui air. Untuk itu pihaknya sudah bersurat ke Bupati Sumbawa dengan tembusan ke instansi terkait, Bersambung ke hal 15
Tak Ada Proyek Dipolitisasi
Tender Proyek Pemprov NTB Diawasi KPK dan TP4D Mataram (Suara NTB) – Tidak ada proyek yang rawan dipolitisasi pada tahun politik ini. Tender paket-paket pekerjaan tahun 2018 tetap mengacu peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahkan, pelaksanaan pengadaan barang dan jasa melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) NTB diawasi Komisi Pemberan-
tasan Korupsi (KPK) dan Tim Pengawalan, Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D). ‘’Tidak ada politisasi. Lelangnya sesuai dengan aturan yang ada kita pergunakan untuk acuan dalam pengadaan barang dan jasa. Tak ada yang dipolitisasi,’’ tegas Kepala Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pe-
merintah (APP dan LPBJP) Setda NTB, Ir. Swahip, MT ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (25/1) siang. Swahip menegaskan, dalam pengadaan barang dan jasa yang lewat ULP tetap mengacu pada aturan yang ada. Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan ULP NTB mendapatkan pengawalan dan pengawasan dari KPK dan TP4D. “TP4D kemudian KPK juga
mengawasi. Jadi tidak ada paket-paket pekerjaan yang dipolitisasi,” terangnya. Disinggung mengenai jumlah paket proyek yang dilelang lewat ULP pada 2018 ini, Swahip mengatakan belum mengetahui data pastinya. Pasalnya, belum semua paket proyek di-input ke Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah (LKPP). Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB, kata Swahip sedang meng-input data ke SiRUP LKPP. Terlambatnya peng-input-an data ini lantaran dua minggu terakhir terjadi penyempurnaan sistem SiRUP LKPP. Namun, pada minggu pertama Januari, Bersambung ke hal 15
TP4D Monev 47 Proyek Pemprov NTB
Mataram (Suara NTB) – Tim Pengawal, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Provinsi NTB melakukan monitoring untuk melihat langsung progres pelaksanaan proyek-proyek pembangunan infrastruktur tahun 2017 di bawah koordinasi Dinas PUPR NTB. Sebanyak 47 paket proyek dengan nilai kontrak ratusan miliar mendapatkan pendampingan dari TP4D. Ke-47 paket proyek terdiri dari proyek jalan, irigasi dan cipta karya serta pembangunan gedung dan fasilitas penunjangnya. Seperti fasilitas penunjang Islamic Center (IC), Gedung dan fasilitas penunjang di RSJ Mutiara Sukma dan pembangunan gedung di Dinas Koperasi dan UMKM NTB. Inspektur Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH, M.Si menjelaskan tujuan monev tersebut untuk melihat secara langsung di lokasi proyek, apakah pelaksanaannya sudah berjalan dengan
baik sesuai rencana. Apakah hasilnya sesuai spek dan kualitas atau mutu yang memberi kemanfaatan nyata bagi pembangunan. Karena proyek-proyek tersebut sejak awal sudah meminta pendampingan ke TP4D. Ia menjelaskan, keberadaan TP4D untuk mengawal pemerintah daerah agar dapat menjalankan kegiatan dengan baik tanpa adanya keraguan, mencegah korupsi dan munculnya permasalahan hukum di kemudian hari. Kegiatan Monev yang dilakukan diutamakan untuk melihat kualitas hasil fisik sekaligus juga menggali informasi dari Tim PHO, baik PPK, Pengawas, konsultan maupun penyedia, tentang kendala dan permasalahan yang masih menghambat pelaksanaan proyek tersebut di lapangan. “Kalau ada hambatan, maka TP4D akan memberikan saran dan menunjukkan alternatif solusi kepada PHO untuk penyelesaiannya. Begitupun terkait kualitas fisik yang kurang,
masih ada kesempatan bagi penyedia untuk memperbaiki atau menggantinya pada masa pemeliharaan ini,” kata Ibnu di Mataram, Kamis (25/1). Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) Inspektorat NTB, GP. Aryadi, S.Sos., MH., menambahkan, pihaknya bersama sejumlah anggota TP4D (dari Kejaksaan dan Kepolisian serta auditor) sedang turun melakukan monitoring dengan mengecek langsung progres dan hasil pelaksanaan proyek pembangunan infastruktur tahun 2017. Tim sudah mengunjungi sejumlah lokasi di Pulau Lombok. Di antaranya peningkatan jalan Udayana Mataram dengan nilai kontrak Rp 12,11 miliar lebih, pengadaan konstruksi Jalan Keruak-Pancor dengan nilai kontrak Rp 28,3 miliar lebih. Paket Lembar- Sekotong - Pelangan senilai Rp 52,72 miliar lebih dan sejumlah proyek pembangunan infastruktur lainnya. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
MONEV - TP4D saat melakukan monev pada salah satu proyek milik Pemprov NTB di Pulau Lombok