HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
JUMAT, 22 DESEMBER 2017
16 HALAMAN NOMOR 235 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pengemban Pengamal Pancasila
Hj. Erica Bantu Korban Banjir dari Hasil Penjualan Puding KETUA TP PKK Provinsi NTB, Hj. Erica Zainul Majdi menyerahkan bantuan berupa kompor gas, lengkap dengan tabung gas dan regulatornya untuk disalurkan kepada masyarakat yang menjadi korban banjir bandang beberapa waktu yang lalu, di Desa Sepit dan Desa Senyiur, Kabupaten Lombok Timur. Bantuan sejumlah peralatan memasak tersebut, seluruhnya dibeli dari hasil penjualan “Puding Khodijah” dan “Puding Johara” buatan sendiri dari Istri Gubernur Tuan Guru Bajang (TGB) tersebut. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist) (Suara NTB/ist)
BUAT PUDING - Hj.Erica saat membuat puding
BANTUAN - Hj. Erica ketika menyerahkan bantuan disaksikan oleh perwakilan masyarakat pembeli puding, yakni Yusra Pintaningrum, Septia Erianty dan Leoni Afiqa.
Gubernur Ingatkan Pejabat Jangan Bertindak Aneh-aneh PUSAT Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melacak transaksi mencurigakan dari 19 orang yang diduga terlibat dalam sejumlah tindak pidana senilai total Rp 747 triliun lewat 228 rekening bank dan lembaga keuangan se-
tahun terakhir. Transaksi mencurigakan dugaan pencucian uang tersebut terjadi di beberapa daerah salah satunya NTB, yakni di Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Bersambung ke hal 15
Pertumbuhan Ekonomi NTB Harus Bebas dari Pencucian Uang Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi meminta aparat seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Intelijen Daerah (Binda), Kepolisian dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan pengawasan supaya pertumbuhan ekonomi di daerah ini benar-benar sehat. Dalam artian, pertumbuhan ekonomi yang ada bebas dari praktik-praktik pencucian uang (money laundring). Hal tersebut ditekankan gubernur saat menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia di Mataram, Kamis (21/ 12) siang. Hadir para pimpi-
nan industri keuangan seNTB, bupati/walikota se-NTB, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB dan lainnya.
Dihadapan Kepala BNN Provinsi NTB, Brigjen Pol Imam Margono, gubernur berharap jangan sampai transaksi jual beli narkoba memi-
liki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi NTB. ‘’Kita berkepentingan di NTB ini, ekonominya itu, ekonomi yang sehat. Jangan NTB itu terjadi pertumbuhan, underground ekonominya,’’ kata gubernur. Underground ekonomi yang dimaksud gubernur, pertumbuhan ekonomi yang didongkrak oleh aktivitas ilegal. Seperti jual beli narkoba, minuman keras ilegal, togel mau-
pun non togel. Atau investasi bodong dan sejenisnya. ‘’Kita tidak ingin pertumbuhan ekonomi NTB ini di dalamnya itu ternyata ada ekonomi underground, money laundring segala macam itu tumbuh di sini,’’ harapnya. Untuk itu, perlu upaya dari BNN, Binda, Kepolisian dan OJK untuk menghilangkan praktik-praktik underground ekonomi tersebut. Bersambung ke hal 15
TO K O H NTB Kalahkan Nasional KANTOR Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2017 ini akan ditutup 5,7 sampai 6,1 persen. Angka ini, mengalahkan pertumbuhan ekonomi nasional yang diproyeksikan hanya sebesar 5,1 persen. Bank Indonesia menghitung pertumbuhan ekonomi ini tanpa memasukkan kategori sektor pertambangan. Sementara, dengan memasukkan sektor tambang, justru pertumbuhan ekonomi NTB bergerak mundur, minus 0,1 persen sampai 0,5 persen. Hal tersebut diungkapkan, Kepala Kantor Perwakilan BI NTB, Prijono pada forum pertemuan tahunan Bank Indonesia yang berlangsung di Ruang Serba Guna Kantor Bank Indonesia di Mataram, Kamis (21/12) kemarin. Hadir Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, pimpinan industri keuangan seNTB, bupati/walikota seNTB, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTB dan lainnya. Bersambung ke hal 15 Prijono (Suara NTB/bul)
KO M E N TTAA R
Belum Berkontribusi Maksimal KEBERADAAN pabrik gula di Dompu diakui masih belum maksimal kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi NTB. Pasalnya, pabrik gula yang mulai beroperasi tahun 2016 itu produksinya masih terbatas akibat belum terpenuhinya luas areal tanam tebu sesuai dengan perencanaan awal. Namun, keberadaan pabrik gula itu telah mampu menggerakkan perekonomian di NTB. Dalam seminggu, pabrik gula itu telah mampu memproduksi 2.000 ton gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTB. Kepala Dinas Pertanian (Suara NTB/dok) dan Perkebunan (Distanbun) Husnul Fauzi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si menyatakan, kebutuhan gula masyarakat NTB sudah terpenuhi dengan adanya pabrik milik PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) yang berada di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu tersebut. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
CINDERAMATA - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi menerima cinderamata dari Kepala Perwakilan BI NTB, Prijono, pada acara pertemuan tahunan BI di Mataram, Kamis (21/12).
Catatan Akhir Tahun (1)
Berebut Tiket Pilkada NTB 2018 Konstelasi politik di tahun 2017 berlangsung cukup dinamis. Perebutan tiket masuk menjadi peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 di Provinsi NTB, dan tiga kabupaten/kota lainnya, mewarnai iklim politik setahun belakangan ini. SETELAHmelalui serangkaian tarik ulur dukungan dan bongkar pasang bakal pasangan calon. Akhirnya diujung menjelang masa pendaftaran calon di KPU awal bulan Januari tahun 2018 mendatang, bakal calon yang muncul mulai mengerucut. Dari sekian kandidat yang muncul, mulai dari namanya sudah familiar sampai kandidat yang namanya belum pernah terdengar sama sekali, ikut meramaikan bursa pencalonan kepala daerah. Setidaknya, ada empat pasang kandidat yang diprediksi memegang tiket Pilkada NTB 2018. Empat pasang kandidat itu, tiga dari jalur parpol (Ahyar AbduhMori Hanafi, Suhaili FT-Muh. Amin dan Zulkieflimansyah-Sitti Rohmi) dan satu dari jalur independen (Ali BD-Gde Sakti), Proses memperebutkan tiket Pilkada ini berlangsung cukup sengit. Para kandidat harus bertarung keras dengan pesaingnya untuk
mendapatkan dukungan dari partai politik, sebagai tiket untuk mendaftar ke KPU. Rivalitas dalam perebutan kendaraan politik inilah, yang mengakibatkan ‘’tensi’’ politik makin memanas. Hingga mendekati ujung pendaftaran, hanya beberapa yang berhasil lolos, sementara yang lainnya tersingkir di tengah lintasan. Rivalitas antara H. M. Suhaili FT dan H. Ahyar Abduh, menjadi paling sengit dalam perebutan dukungan partai politik. Sesama politisi Partai Golkar, mereka tidak hanya ‘’perang’’ di internal partai. Namun keduanya juga bersaing sengit dalam memperebutkan dukungan dari partai lainnya. ‘’’’Duel’’ Ahyar dan Suhaili ini akan menjadi atraksi paling menarik di panggung politik Pilkada 2018 ini,’’ ungkap Pengamat Politik dari UIN Mataram, Agus, M. Si, kepada Suara NTB, pertengahan Oktober lalu. Bersambung ke hal 15
Somasi Desak APH Usut Tuntas Dugaan Pencucian Uang di NTB Mataram (Suara NTB) Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) menelusuri dan mengusut tuntas dugaan pencucian uang yang diduga terjadi di Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berdasarkan hasil temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). “Kita mendorong Aparat Penegak Hukum (APH) terutama di sini menelusuri dan mengusut tuntas dugaan yang disebut PPATK di Mataram dan KSB,” kata Peneliti Hukum Somasi NTB, Johan Rahmatullah ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (21/12) siang di kantornya. Johan mengaku cukup
kaget dengan hasil temuan PPATK yang menyebut NTB salah satu daerah tempat pencucian uang. Dugaan pencucian uang tersebut dapat bersumber dari hasil tindak pidana korupsi, illegal logging dan narkotika. Pihaknya mengaku cukup kaget lantaran kemajuan yang pesat di daerah ini di sektor pariwisata dan lainnya. Namun ternyata di belakang itu ada dugaan praktik pencucian uang yang terjadi di Kota Mataram dan KSB. Ia mengaku cukup prihatin dengan adanya dugaan praktik pencucian uang yang terjadi di daerah ini. “Karena di Mataram investasi yang masuk cukup pesat, memberikan kontribusi PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang besar juga bagi Kota Mataram. Bersambung ke hal 15