HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 11 APRIL 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 35 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
CALON INDEPENDEN, NON PARTAI DAN NON BLOK
Amaq Asrul: Jangan Kerdilkan Pemuda PEMUDA adalah generasi penerus bangsa. Pemuda menjadi bagian dari elemen bangsa yang harus diberikan ruang untuk mengembangkan diri. Pemuda jangan dikerdilkan. Pemuda jangan dianggap rendah dan biasanya hanya mendatangkan masalah. Karena pemuda, memiliki kemandirian berpikir. Demikian pandangan Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan alias Amaq Asrul, alias Papuk Abada. Diwawancarai beberapa waktu lalu usai menghadiri acara yang digagas oleh pemuda di Lombok Barat, calon Gubernur NTB dari jalur Independen, Non Partai dan Non Blok ini menyatakan pemuda itu sedang belajar. Tidak bisa sepenuhnya kemudian disalahkan saat pemuda sedang melakukan sesuatu yang dalam pandangan orang tua salah. Pemuda sedang belajar. Belajar dari dunia pendidikan yang sedang ditempuhnya. Belajar juga dalam kehidupan dan lingkungannya. Usia pemuda itu adalah usia perkembangan. Masa perkembangan pemuda itu jangan diganggu dan dipaksakan mengikuti pola pikir para orang tua. Bersambung ke hal 15
Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan
Ali BD di Mata Ulama & Sahabat
TGH Athar Izzuddin: Ali BD Sosok yang Bertanggungjawab CALON Gubernur Independen Dr. H. Moch. Ali BD didukung oleh semua lapisan kalangan masyarakat. Tidak memandang latar belakang organisasi, golongan atau kelompok, masyarakat hanya menilai sosok pria yang disapa Amaq Asrul tersebut. Hal ini diungkapkan TGH Athar Izzuddin Pengurus Ponpes Jami’ Islamiyah Pancor Lombok Timur. TGH. Athar mengaku, ia kenal dengan Ali BD itu sudah dari dulu, sebelum ia bangun pondok pesantren, sekitar tahun 1990. Bersambung ke hal 15
Proyek Gagal Konstruksi Diusut APH
Sterilisasi Lokasi Debat Cagub DEBAT kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB berpotensi terjadi konflik. Mengantisipasi hal itu, Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. Firli memerintahkan jajarannya untuk mengatensi serius pelaksanaannya. “Di tempat debat dan sekitarnya, harus steril. Tidak ada barangbarang seperti pentungan, kayu, ban bekas, batu, bata, atau bahkan penjual bensin eceran,” ujarnya menanggapi hasil evaluasi pengamanan Pilkada Serentak 2018. Firli Bersambung ke hal 15
Bendungan Arahmano disetujui untuk dikerjakan dengan hajat bisa mengairi areal persawahan meliputi petani di tiga desa. Yakni Lenangguar, Tatebal dan Ledang. Tetapi kenyataannya jangankan untuk tiga desa, petani Desa Lenangguar saja sampai hari ini belum bisa memanfaatkannya. Sementara Camat Lenangguar, Surianto mengaku sudah pernah melakukan pengecekan ke bendungan setempat bersama masyarakat pada Januari 2018 lalu. Karena di akhir Desember 2017 lalu bendungan diterjang banjir, sehingga bendungan tidak bisa dimanfaatkan. Pihaknya pun juga sering mendatangi pihak BWS di Sumbawa, hanya saja tidak pernah bertemu. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) – Proyek pembangunan Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ropang yang gagal tahun 2017 lalu diduga akibat perubahan lokasi. Proyek milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) ini tidak dapat tuntas, realisasinya sekitar 5 persen hingga akhir tahun anggaran. Informasi yang diperoleh Suara NTB, proyek pembangunan Kantor KPH ini gagal akibat adanya perubahan lokasi. Semula lokasi pembangunan Kantor KPH Ropang ini berada di pinggir jalan lintas Sumbawa.Namun belakangan, lokasinya diubah ke kawasan hutan. Sumber Suara NTB yang enggan disebutkan namanya mengatakan kontraktor tentunya tidak akan mau melaksanakan proyek tersebut. Karena berimplikasi terhadap penambahan biaya. Terlebih, pada lokasi proyek yang baru, tanahnya agak miring. Sehingga perlu diratakan sebelum dilakukan pembangunan. Hal ini tentu akan menambah biaya disamping tambahan biaya-biaya lainnya seperti mendrop bahan-bahan bangunan. Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M. Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (10/4) siang membantah jika ada perubahan lokasi yang menyebabkan proyek tersebut gagal. Ia menegaskan, lokasi pembangunan proyek tersebut tetap seperti perencanaan awal. Bersambung ke hal 15
Pemangong, Desa Lenangguar, Abdullah, S.Pdi menjelaskan, manfaat bendungan belum dirasakan masyarakat petani. “Kantong lumpur dan pintu sayap sebelah kiri serta kantong lumpur sebelah kiri pernah dipasang. Tetapi tidak kuat dihantam banjir sehingga jebol. Sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan,” ungkapnya kepada Suara NTB akhir pekan kemarin. Jika tak kunjung membaik, pihaknya berharap aparat penegak hukum segera bertindak. Karena terkait proyek ini diakuinya juga sudah dilaporkan sebelumnya. “Kami mohon penegak hukum melakukan investigasi ke lapangan untuk melihat kondisinya,’’ pintanya. Kades Lenangguar, Asraruddin menyampaikan,
SDM Bank NTB Makin Mantap Jelang Konversi
(Suara NTB/dok)
40 Persen Warga Miskin
(Suara NTB/dok)
Proyek Gagal Dinas LHK, Kontraktor Di-’’blacklist’’
Bendungan Arahmano yang terletak di Desa Lenangguar, Kecamatan Lenangguar, diduga bermasalah. Proyek yang disebut menghabiskan anggaran miliaran rupiah hingga kini belum bisa dimanfaatkan alias terindikasi mangkrak meski sudah menghabiskan Rp 36 miliar. Padahal pembangunan memakan waktu bertahun-tahun, dimulai sejak 2010. Tahun 2017 ada tambahan anggaran yang pengerjaannya dimulai sejak Maret hingga Oktober lalu dan ada perpanjangan waktu hingga Desember. Tetapi sampai sekarang belum juga dirasakan manfaatnya. Padahal hajatnnya untuk mengairi lahan di desa Lenangguar, Tatebal dan Ledang. Tokoh pemuda di Dusun
TO K O H
KO M E N TTAA R
Mataram (Suara NTB) Infrastruktur strategis yang rusak akibat bencana mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Kualitas proyek perlu dicermati dalam kerangka penegakan hukum. Tanpa mengabaikan bencana sebagai pemicu, tapi Aparat Penegak Hukum (APH) bisa menelisik.
BERDASARKAN Basis Data Terpadu (BDT), 40 persen warga miskin di NTB berada di lingkar hutan. Dari 748.120 jiwa masyarakat miskin di NTB, sebanyak 307.510 orang atau 40 persen berada di lingkar hutan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si mengatakan, salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di daerah lingkar hutan melalui program perhutanan sosial. Bersambung ke hal 15 Madani Mukarom
Denpasar (Suara NTB) Konversi Bank NTB dari konvensional ke Bank Umum Syariah (BUS) penuh adalah pertaruhan nama baik. Otoritaspun tak ingin, pergantian “baju” Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik masyarakat NTB ini hanya sekadarnya. Beberapa waktu lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB memastikan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Bank NTB yang dimagangkan di Bank Syariah Mandiri (BSM) Mataram. Selasa (10/4) kemarin, giliran OJK Wilayah Bali Nusra yang memantau langsung kesiapan SDI Bank NTB yang dimagangkan di BSM Wilayah Bali Nusra. Pimpinan OJK Wilayan Bali Nusra, Hizbullah, didampingi Kepala OJK NTB, Farid Faletehan, Direktur Utama Bank NTB, H. Komari Subakir dan salah satu Komisaris Bank NTB, H.M. Nur mendatangi BSM Kantor Cabang Denpasar. Rombongan ini datang untuk menguji kemampuan teoritis lima orang analis yang telah beberapa hari dimagangkan. Kepala OJK NTB, Farid Faletehan melakukan dialog, layaknya sebagai nasabah dengan salah satu analis Bank NTB. Bersambung ke hal 15
CEK LAPANGAN - Pimpinan OJK Wilayah Bali Nusra, Hisbullah (paling tengah) didampingi Kepala OJK NTB, Farid Faletehan (ke empat dari kiri) dan Dirut Bank NTB, H. Komari Subakir (ke empat dari kanan) beserta jajaran BSM Denpasar saat dilakukan cek lapangan analis Bank NTB.
(Suara NTB/bul)
Dua Bendungan Besar, Solusi Ahyar-Mori untuk Lotim Selatan Selong (Suara NTB) Selama ini, pembangunan di di wilayah Lombok Timur (Lotim) tampaknya belum menyentuh semua lapisan. Buktinya, masih banyak problem mendasar masyarakat di daerah dengan jumlah penduduk terbesar ini, yang belum dibenahi oleh pemimpinnya.
Misalnya saja, problem kekeringan dan kesulitan air bersih yang kerap melanda kawasan selatan Lotim. Akibat problem ini, masyarakat pun akhirnya harus berjuang keras untuk bebas dari ketertinggalan. Tak heran kemudian jika kondisi ini akhirnya menimbulkan dampak berantai kepada sektor lainnya. Seperti pen(Suara NTB/ist) DUA JARI - Calon Gubernur didikan dan kesehatan yang kemudian menjadi penyumNTB, TGH. Ahyar Abduh menyapa para pendukung- bang buruknya Indeks Pemnya di Sakra, Lotim dengan bangunan Manusia alias salam dua jari, di Lapangan (IPM) di Lotim. Problem inilah yang Sakra Kabupaten Lombok menjadi salah satu perTimur, Senin (9/4).
hatian utama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2, TGH. Ahyar Abduh dan H. Mori Hanafi, SE, M.Comm, saat menghadiri pertemuan terbatas tingkat kabupaten di Lapangan Sakra Kabupaten Lombok Timur, Senin (9/4). Pertemuan terbatas ini dihadiri ribuan pendukung, relawan, dan simpatisan paslon yang didukung oleh 9 partai politik ini. Kegiatan kampanye ini juga dihadiri sejumlah tokoh-tokoh masyarakat berpengaruh, serta tokoh pemuda Lombok Timur lainnya. Bersambung ke hal 15