Edisi 08 Desember 2017 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

E-mail: suarantbnews@gmail.com

SUARA NTB

JUMAT, 8 DESEMBER 2017

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 223 TAHUN KE 13

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

(Suara NTB/ist)

SIRIP HIU - Sirip hiu yang dikeringkan dan akan dikirim ke luar NTB.

30 Ton Kulit Hiu Dikirim ke Luar NTB Mataram (Suara NTB) Hampir setahun ini, sebanyak 30 ton kulit hiu dikirim ke luar NTB oleh pengepul di Pulau Lombok. Badan Pengelolaan dan Sumber daya Laut (BSPL) Wilayah Denpasar tak lupa melakukan monitoring agar jenis hiu yang dikirim,

tidak termasuk hiu yang dilindungi undang-undang. Koordinator BPSPL untuk wilayah NTB, Barmawi menyebutkan, ada 15 pengepul organ hiu di NTB. sebagian besar ada di Rumbuk, dan Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur. Hiu-hiu ini mendarat

terbanyak di Tanjung Luar. Ditangkap oleh nelayan di Selat Madura, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, hingga laut Australia. Di perairan NTB, daerah penangkapannya di arah selatan Lombok, Utara Lombok, dan di perairan di Sumbawa.

Pada 2016 lalu, total yang terdata sebanyak 8.000 ekor hiu berhasil ditangkap oleh nelayan dan mendarat di Tanjung Luar. Sebelumnya, 2014 total hasil tangkapan nelayan sebanyak 6.000 ekor hiu, 2015 sebanyak 5.000 ekor dan tahun 2017 ini diprediksi hasil

tangkapan menurun. Karena kata Barmawi, gencarnya sosialisasi pelarangan menangkap jenis hiu tertentu berdasarkan Keputusan Menteri KKP Nomor 18 tahun 2013 tentang penetapan status perlindungan penuh ikan hiu paus. Bersambung ke hal 15

garan yang dibutuhkan sudah jelas besarannya. Dalam APBD 2018, anggaran untuk proyek percepatan jalan provinsi dipotong sekitar Rp 100 miliar. Dalam Perda percepatan jalan tahun jamak, Pemprov telah merencanakan alokasi

anggaran sebesar Rp 650 miliar selama dua tahun, yakni 2017 dan 2018. Tahun 2017, Bersambung ke hal 15

Tambahan DIPA Kecil, Ganggu Pencapaian Target RPJMD

Mataram (Suara NTB) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang diperoleh Pemprov NTB tahun 2018 mendatang bertambah sedikit dibandingkan tahun 2017. Tahun 2018, Pemprov NTB mendapatkan DIPA sebesar Rp 3,482 triliun.

TO K O H Percepat Revisi RTRW KEMENTERIAN Agraria dan Tata Ruang (ATR) meminta Pemprov NTB dan Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) segera melakukan revisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat keluarnya rekomendasi izin lokasi pembangunan di Global Hub Kayangan. “Untuk Global Hub Bandar Kayangan, intinya untuk membangun sesuatu itu kita harus lihat tata ruangnya,” kata Dirjen Tata Ruang Kementerian ATR, Abdul Kamarzuki dikonfirmasi usai pertemuan membahas percepatan pembangunan Global Hub Kayangan di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Kamis (7/12) siang. Ia menjelaskan, dalam PP No. 13 Tahun 2017 tentang RTRW Nasional, Bersambung Abdul Kamarzuki ke hal 15 (Suara NTB/ist)

KO M E N TTAA R

Lelang Dini Proyek 2018

Swahip (Suara NTB/dok)

PEMPROV NTB merencanakan lelang/tender dini proyek-proyek yang akan dilaksanakan pada 2018 mendatang. Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) telah mensosialisasikan penyusunan Rencana Umum Pengadaan (RUP) kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD). HaltersebutdiungkapkanKepalaBiro APP dan LPBJP Setda NTB, Ir. Swahip, MT ketika dikonfirmasiSuara NTB, Kamis (7/ 12) siang. Ia menyatakan, sosialisasi penyusunan RUP untuk di-upload di Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) sudah mulai jalan Desember ini. Bersambung ke hal 15

Pada tahun 2017, Pemprov memperoleh DIPA sebesar Rp 3,415 triliun. Artinya, tahun depan ada tambahan DIPA untuk Pemprov NTB sebesar Rp 67 miliar. Tambahan DIPA 2018 ini dinilai sedikit dan tidak sesuai dengan asumsi atau proyeksi. ‘’Sehingga, minimnya tambahan DIPA ini otomatis akan mengganggu pencapaian beberapa indikator RPJMD NTB yang belum tercapai,’’ kata Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, H. Chairul Mahsul, SH, MM ketika dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Kamis (7/ 12) siang. Setiap kapasitas fiskal turun naiknya itu mempengaru-

hi (program). Kalau naik itu mempengaruhi porgram dan percepatan. Kalau turun itu mempengaruhi juga terhadap pencapaian target-target. DIPA yang diperoleh Pemprov NTB tahun 2018 terdiri dari dana bagi hasil pajak sebesar Rp 363 miliar lebih, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp 100 miliar lebih, DAU Rp 1,537 triliun, DAK Fisik Rp 351 miliar lebih, DAK Non Fisik Rp 1,102 triliun lebih dan DID Rp 27 miliar lebih. Mantan Kepala Bappeda NTB ini menyatakan, perolehan DIPA atau dana transfer yang bertambah sedikit atau tak sesuai asusmsi sebelumnya otomatis akan mengganggu pencapaian target-target

pembangunan yang telah direncanakan. Pasalnya, dalam RPJMD, Pemda menyusun target berdasarkan asumsi total APBD tiap tahun anggaran. ‘’Kalau kita ingin mencapai target sekian, misalnya untuk tingkat kemantapan jalan. Maka APBD harus sekian, alokasi untuk infrastruktur harus sekian. Otomatis kalau tidak sekian dialokasikan, maka target tak akan tercapai,’’ katanya. Menurut Chairul, hitungan anggaran yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemantapan jalan tiap tahun sudah jelas. Untuk memantapkan kondisi jalan provinsi sebesar 83 persen maka jumlah ang-

’’

Sehingga, minimnya tambahan DIPA ini otomatis akan mengganggu pencapaian beberapa indikator RPJMD NTB yang belum tercapai.

H. Chairul Mahsul (Suara NTB/dok)

Reklamasi Ilegal Ditemukan Calo Perekrut TKW 21 Titik di Lobar Rabitah Ditahan Polda NTB

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB akan menyerahkan kasus reklamasi ilegal di wilayah Kecamatan Lembar, Lombok Barat (Lobar) ke Polda NTB. Hasil penelusuran yang dilakukan, ditemukan ada 21 titik reklamasi ilegal di wilayah Lembar hingga Sekotong. Hal tersbeut diungkapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, M.Si ketika dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (7/12) siang. Madani menyatakan, pihaknya menemukan satu titik yang tetap melakukan aktivitas reklamasi pada Rabu (6/12) lalu. Tim Dinas LHK bersama Satpol PP yang turun langsung menghentikan aktivitas tersebut. ‘’Hanya satu yang tetap berkativitas kemarin, langsung

dihentikan, langsung disetop. Lusa kita keluarkan peringatan kedua. Kami mau koordinasi dengan Polda NTB setelah peringatan terakhir.

Sekarang masih peringatan kedua. Setelah itu baru kita proses, serahkan ke penyelidikan Polda,’’ kata Madani. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

ILEGAL - Salah satu dari 21 titik reklamasi illegal di wilayah Lobar yang ditertibkan.

Mataram (Suara NTB) Penyidik Polda NTB akhirnya menahan UI, calo yang merekrut TKW asal Lombok Utara, Sri Rabitah. Ul ditahan awal pekan kemarin untuk dipersiapkan pelimpahan tahap dua ke Kejaksaan. Kasubdit IV Ditreskrimum Polda NTB AKBP. Ni Made Pujawati, Kamis (7/12) membenarkan, penahanan tersangka asal Dusun Batu Keruk, Desa Akar-akar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara ini. Dengan pertimbangan untuk memudahkan proses pem-

berkasan. ‘’Kami mulai tahan beberapa waktu lalu, supaya mudah proses hukumnya. Supaya mudah proses pelimpahan berkasnya,’’ kata Pujawati. Selama Ul menjalani penahanan, penyidik mempersiapkan kelengkapan berkas, pemeriksaan tambahan untuk segera dilimpahkan ke Kejaksaan. ‘’Segera setelah semua selesai, kita limpahkan ke jaksa,’’ tandasnya. Dalam kasus ini, sebenarnya penyidik menetapkan dua orang tersangka. Bersambung ke hal 15

12 OPD Masuk Zona Kuning

Pemprov Tetap Optimis Realisasi Fisik Capai 100 Persen Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mengaku optimis realisasi fisik akan mencapai 100 persen hingga akhir Desember ini. Selain itu, realisasi keuangan ditargetkan tercapai sebesar 94 – 95 persen. Berdasarkan data e-monev Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) Setda NTB hingga 5 Desember 2017, realisasi keuangan dan fisik APBD NTB 2017 sudah

mencapai 77,19 persen dan 87,09 persen. ‘’Kalau kita lihat progres fisiknya ini sudah rata-rata di atas 75 persen seluruhnya di OPD. Jadi kita optimis target kita sesuai. Kalau fisik ditargetkan 100 persen. Target realisasi keuangannya mungkin sekitar 94-95 persen. Kalau realisasi fisik tetap 100 persen. Insya Allah sampai akhir Desember bisa mencapai 100 persen,’’ kata Kepala Biro APP dan LPBJP Setda NTB, Ir.

Swahip, MT kepada Suara NTB, Kamis (7/12) siang. Swahip mengoreksi data monev online Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) yang menyebutkan, realisasi keuangan dan fisik APBD NTB sampai 30 November yang baru mencapai 64,79 persen dan 80,04 persen. Ia mengatakan, data LKPP tersebut lambat diupdate. Ia menyebutkan, realisasi keuangan APBD NTB yang mencapai Rp 5,488 triliun sudah

mencapai 74,86 persen sampai tanggal 30 November 2017. Ia menjelaskan, realisasi keuangan lebih rendah dibandingkan realisasi fisik lantaran proses administrasi keuangan. Sesuai pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa memang persoalan administrasi keuangan ini masih ribet. Sehingga menyebabkan proses realisasi keuangan masih rendah dibandingkan realisasi fisik. ‘’Jadi, misalnya kita bangun Puskesmas. Fisiknya

sudah 100 persen tetapi pembayarannya masih hanya 60 persen. Itu permasalahannya. Ini adalah proses administrasi, berita acara penyelesaian pekerjaannya, berita acara pembayarannya. Proses itu yang dilewati,’’ terangnya. Terkait dengan realisasi anggaran masing-masing Organisasi Perangkat daerah (OPD), Swahip meminta ditanyakan langsung ke OPD bersangkutan. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 08 Desember 2017 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu