SUARA NTB
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SENIN, 8 JANUARI 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 248 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Proyek Dikuasai Rekanan Luar Daerah
Triliunan Rupiah Uang Mengalir ke Luar NTB
’’
Raih kesempatan menjadi supplier pemerintah. Masa dari Rp 27 triliun kita tak dapat kontrak satupun
Triliunan uang yang mengalir keluar daerah itu baru dilihat dari jumlah kontrak belanja pemerintah pusat di NTB tahun 2017. Belum lagi jika digabungkan dengan kontrak belanja Pemprov NTB dan 10 Pemda kabupaten/
kota. Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, Taukhid, SE, M.Sc.IB, MBA menyebutkan, jumlah kontrak belanja pemerintah pusat di NTB tahun 2017 sebanyak 3.374 kontrak den-
gan nilai Rp 2,064 triliun. Tersebar di wilayah kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Mataram (Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Tengah) sebanyak 2.532 kontrak senilai Rp 1,584 triliun.
Kemudian, KPPN Selong dengan wilayah kerja Lombok Timur sebanyak 167 kontrak senilai Rp 135,8 miliar, KPPN Bima sebanyak 302 kontrak senilai Rp 219,7 miliar dan KPPN Sumbawa Besar sebanyak 373 kontrak senilai Rp 124 miliar. ‘’Kontrak yang jumlahnya 3.300-an senilai Rp 2 triliun. Saya sering menyampaikan supplier dari NTB tak banyak. Hanya sekitar 40 persen supplier lokal yang dapat kon-
trak,’’ kata Taukhid di Mataram pekan kemarin. Pihaknya berharap kontraktor/rekanan maupun supplier dalam daerah mendominasi pengerjaan proyekproyek yang ada di NTB. Baik yang anggarannya bersumber dari APBN maupun APBD. Sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di daerah yang lebih inklusif Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/uki)
Taukhid
Mataram (Suara NTB) Pengerjaan proyek di NTB masih dominan dikuasai rekanan maupun suplier dari luar daerah. Akibatnya, triliunan rupiah uang yang semestinya berputar di NTB mengalir keluar daerah.
Stok Langka, Warga Jarah Pupuk Subsidi TO K O H Sesuai Zonasi Tata Ruang PENGELOLA Geopark Rinjani tak mempermasalahkan pembangunan hotel berbintang di kawasan tersebut. Pembangunan akomodasi pariwisata berupa hotel mulai marak di kawasan Sembalun, Lombok Timur, yang merupakan kawasan Geopark Rinjani. General Manager Geopark Rinjani, H. Chairul Mahsul, SH, MM menyatakan, sepanjang pembangunan akomodasi pariwisata itu sesuai dengan zonasi tata ruang maka tak ada masalah. Bersambung ke hal 15
Bolo, Kabupaten Bima,Sabtu (6/1). Warga tidak saja menghadang truk itu, tetapi juga menjarah pupuk yang ada di dalamnya. Aksi penghadangan dan penjarahan tersebut terjadi, karena kelangkaan stok pupuk
subsidi tingkat pengecer di desa setempat. Para petani kesulitan mendapatkan pupuk untuk memupuk tanamannya. Mobil truk tersebut, diketahui mengangkut 200 sak pupuk dari sebuah gudang yang berada di Kecamatan Mada-
pangga, Kabupaten Bima. Pupuk itu rencananya akan dibawa ke Desa Ntonggu, Kecamatan Palibelo. Salah seorang warga Ismail mengaku, aksi yang dilakukan warga tersebut spontanitas. Lantaran terdesak
akibat stok pupuk subsidi yang langka dalam beberapa pekan terakhir ini. ‘’Petani merasa resah tanaman yang sudah memasuki usia harus dipupuk belum mendapatkan pupuk,’’ katanya. Bersambung ke hal 15
Satgas Saber Pungli TGB: ’’Halaqah’’ Ilmiah untuk Menajamkan akan Lebih ’’Garang’’ Pemahaman Utuh tentang Islam
H. Chairul Mahsul (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Dipotong Rp 150 Miliar
Wedha Magma Ardhi
Bima (Suara NTB) – Puluhan warga menghadang sebuah truk yang mengangkut pupuk bersubsidi saat kendaraan sarat muatan itu melintas di jalan lintas Bima-Sumbawa atau tepatnya, di Desa Leu, Kecamatan
DIJARAH - Aksi penjarahan pupuk dijalan lintas BimaSumbawa atau tepatnya di Desa Leu Kecamatan Bolo, Sabtu (6/1).
AKIBAT fiskal yang terbatas, anggaran proyek percepatan jalan tahun jamak dipotong sebesar Rp 150 miliar dalam APBD Murni 2018. Namun, Dinas PUPR NTB optimis, kekurangan ini akan dialokasikan dalam APBD Perubahan 2018 mendatang. ‘’Yang dipotong Rp 150 miliar bisa dianggarkan dalam APBD Perubahan. Pak Sekda sudah bilang ada. Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Evaluasi awal Satgas Saber Pungli Provinsi NTB, ada beberapa perbaikan dari segi kinerja. Sejumlah kekurangan tahun 2017 akan diperbaiki. Bahkan Satgas berjanji akan lebih ‘’garang’’ jika pencegahan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) tidak efektif. ‘’Pencegahan itu tetap dikembalikan kepada instansi terkait. Kita hanya mendorong. Tapi kalau ada penindakan, itu langkah terakhir,’’ ujar Ketua Satgas Saber Pungli Provinsi NTB Kombes Pol. Drs. Ismail Bafadal, akhir pekan kemarin. Hal itu dipertegas lagi oleh Wakil Ketua Satgas Saber Pungli Ibnu Salim, terkait program 2018 fokus pada penanganan laporan. Menurut Ibnu Salim, evaluasi Satgas akan disampaikan saat rapat koordinasi (Rakor) Kamis (11/1) mendatang. ‘’Tema evaluasi, penguatan kinerja Satgas Saber Pungli 2018,’’ ujarnya kepada Suara NTB, Minggu (7/1). Soal program prioritas, apakah akan mengarah ke OTT karena dianggap memberi efek jera? Bersambung ke hal 15
ORGANISASI Internasional Alumni AL-Azhar (OIAA) Indonesia yang dipimpin Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, mengadakan Halaqah Ilmiah, tentang kajian kitab-kitab hukum Islam, khususnya Kitab Arba’in Annawawiyah, di Pendopo Gubernur NTB, Minggu (7/1). Halaqah juga dihadiri Syaikh Dr. Yusri Rusydi Assayyid Jabr AlHasani, seorang Guru Besar Universitas Al-Azhar. Selain mengkaji Kitab Arba’in Annawawiyah, Bersambung ke hal 15 CINDERAMATA - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi memberikan cinderamata kepada Yusri Rusydi Assayyid Jabr Al-Hasani, Guru Besar Universitas Al-Azhar. (Suara NTB/ist)
Pemda Tak Mampu Penuhi Syarat
Kemenkeu Tak Salurkan DAK Fisik Rp 110 Miliar Mataram (Suara NTB) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tak menyalurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 110 miliar di NTB pada 2017 lalu. Pasalnya, Pemda tak mampu memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 112/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer Daerah dan Dana Desa. Data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB hingga 31 Syamsudar Desember 2017, Kemenkeu telah mentranser DAK
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/dok)
Fisik ke 11 Pemda, baik provinsi dan kabupaten/kota sebesar Rp 1,904 triliun dari pagu Rp 2,014 triliun alokasi yang diperuntukkan bagi NTB. Artinya, sebesar Rp 110 miliar DAK Fisik yang tak disalurkan Kemenkeu lantaran Pemda tak mampu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan PMK tersebut. Dengan rincian, Pemprov NTB sebesar Rp 33,4 miliar, Lombok Barat Rp 13,5 miliar, Lombok Tengah Rp 15,6 miliar, Lombok Timur Rp 12,7 miliar. Kemudian, Kabupaten Bima Rp
6,2 miliar, Kabupaten Sumbawa Rp 2,3 miliar, Dompu Rp 3,8 miliar, Sumbawa Barat Rp 5,8 miliar. Selanjutnya, Lombok Utara Rp 6,2 miliar, Kota Mataram dan Kota Bima masing-masing Rp 9,6 miliar dan Rp 1 miliar. Kepala Bidang Perbendaharaan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB, Syamsudar menjelaskan, penyerapan DAK Fisik yang diperoleh Pemprov sebesar Rp 90,76 persen atau Rp 329 miliar dari pagu Rp 362,4 miliar lebih tahun 2017. Tidak diperolehnya DAK
Fisik sebesar 100 persen lantaran tak dipenuhinya persyaratan sesuai PMK No. 112 Tahun 2017 yang merupakan perubahan dari PMK No. 50 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Transfer Daerah dan Dana Desa. ‘’Karena memang sesuai amanat PMK No. 50 yang dilakukan perubahan PMK No. 112 bahwa DAK Fisik triwulan terakhir diberikan atau ditransfer berdasarkan berapa jumlah kontrak yang telah diinput ke dalam sistem aplikasi OMSPAN,’’ terang Syamsudar. Bersambung ke hal 15