Edisi Kamis, 4 Januari 2018 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

E-mail: suarantbnews@gmail.com

16 HALAMAN NOMOR 245 TAHUN KE 13

SUARA NTB

KAMIS, 4 JANUARI 2018

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pengemban Pengamal Pancasila

Periode Maret – September Turun 1,02 Persen

NTB Paling Progresif Kedua Nasional Turunkan Kemiskinan Mataram (Suara NTB) – NTB menjadi provinsi paling progresif kedua secara nasional dalam penurunan angka kemiskinan tahun 2017. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang terbaru, angka kemiskinan di NTB periode Maret – September 2017, turun sebesar 1,02 persen.

Dengan penurunan sebesar 1,02 persen, angka kemiskinan sebesar 16,07 persen pada Maret menjadi 15,05 persen pada September 2017. Sementara itu, jika dilihat dari posisi September 2016 – September 2017, kemiskinan di NTB turun sebesar 0,97 persen. Dari posisi 16,02 persen pada September 2016, turun menjadi 15,05 persen pada September 2017. Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengatakan, penurunan angka kemiskinan pada 2017 cukup progresif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia berharap penurunan angka kemiskinan yang cukup progresif, menembus angka di atas satu persen pada periode Maret – September 2017 tersebut dapat terus ditingkatkan pada 2018 ini. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

RAPIM - Rapim yang dipimpin Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi. Gubernur didampingi Wagub NTB, H. Muh. Amin dan Sekda NTB, H. Rosiady H. Sayuti, Rabu (3/1), dihadiri oleh seluruh Pimpinan OPD.

Polda NTB Usut Dana Bimtek DPRD KLU Rp 1,7 Miliar Mataram (Suara NTB) Sedikitnya lima pejabat dan mantan pejabat Kabupaten Lombok Utara (KLU) diperiksa penyidik Ditreskrimsus Polda NTB, Rabu (3/1). Mereka dimintai keterangan soal dana bimbingan teknis (Bimtek) tahun 2016 senilai Rp 1,7 miliar. Para saksi yang hadir memenuhi panggilan itu, mantan Kabag Umum Setwan DPRD KLU, Jumenep. mantan Kabag Keuangan Muhammad Najib, yang saat ini menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) KLU, mantan Kasubag Per-

encanaan Ridwan yang sudah pensiun, staf Bagian Umum, Datu Aki Winadi Putra dan Rosidik. Mereka diklarifikasi atas laporan masyarakat terkait beberapa item untuk perjalanan dinas hingga ke lokasi Bimtek. Dalam kegiatan Bimtek, para pejabat dan mantan pejabat hingga staf kapasitasnya sebagai pendamping Dewan. Mengutip keterangannya di hadapan penyidik, Jumenep mengaku item yang diklarifikasi diantaranya dana kontribusi lembaga Rp 4,5 juta untuk empat kali pel-

TO K O H Jangan Berleha-leha

Giri Menang (Suara NTB) Warga terisolir yang tinggal di sejumlah dusun di perbukitan Sekotong Tengah terpaksa menggotong warga yang melahirkan, lantaran akses menuju daerah setempat tak bisa ditembus mobil. Warga menggunakan peralatan seadanya untuk menggotong warga tersebut agar dapat ditangani di Puskesmas Sekotong. Akses jalan yang dilalui pun rusak parah hingga 2 kilometer. Hal ini diakui oleh Kadus Lebah Suren Nurdin saat ditemui koran ini, Rabu (3/ 1). Diakuinya, kondisi masyarakatnya masih terisolir, sehingga kehidupannya pun jauh dari pelayanan publik yang layak. Yang paling parah, katanya, ketika ada warganya yang sakit. “Kita gotong warga yang mau melahirkan ke puskesmas, karena tak bisa tembus kendaraan roda empat, mohon ini jadi perhatian pemerintah,”jelas Nurdin. Dikatakan hampir setiap kali ada warganya yang melahirkan jika terlambat dibawa ke puskesmas harus digotong. Alat yang dipakaipun sekedar kain dan bambu. Akses jalan yang dilalui hingga puskesmas pun mencapai 2-3 kilometer, hampir sebagian masih rusak parah. Jika dihitung, jelasnya,

KO M E N TTAA R

Proyek Tahap I Molor

(Suara NTB/ist)

terdapat 2-3,5 kilometer jalan rusak parah hingga Dusun Loang Batu. Kondisi akses jalan ini menjadi persoalan utama dari warganya yang berjumlah 500 lebih jiwa di dusun setempat. Ditambah lagi dusun lain seperti Loang Batu, Serero dan Harapa Baru yang juga mengalami kondisi jalan rusak. Di samping akses jalan rusak, fasilitas kesehatan juga menjadi kendala. Karena di daerah setempat tidak ada fasilitas kesehatan berupa pustu. Pihaknya juga berharap agar pemda menganggarkan pembangunan fasilitas pelayanan dasar tersebut. sebab menjadi kendala utama di daerahnya. Menanggapi hal ini, Kades Sekotong Tengah L. Sarapudin mengaku kondisi jalan di daerah itu memang rusak. Namun desa sudah membangun rabat melalui anggaran DD tahun lalu. “Mudahan bisa terealisasi pembangunan akses jalan tahun ini,” ujarnya. Sementara itu, Kades Pekerjaan Umum-Tata Ruang Lombok Barat, Made Artadana menyatakan terkait keluhan akses jalan rusak di sejumlah dusun di wilayah perbukitan Sekotong Tengah ditargetkan dibangun tahun ini. “Tahun in dianggarkan untu lanjutan jalan Loang Batu-Kedaro,” janjinya. (her)

GOTONG - Warga terisolir Lebah Suren Sekotong, Lobar menggotong warga yang mau melahirkan ke puskesmas terdekat yang berjarak sekitar 2 Km.

Empat Proyek Molor, Pemprov Tahan Uang Jaminan Kontraktor Mataram (Suara NTB) – Pengerjaan empat proyek yang tersebar di Dinas PUPR dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma molor dari batas kontrak, Desember lalu. Pemprov NTB melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah menahan uang jaminan dari kontraktor yang telah dimasukkan ke bank. “Misalnya sisa pekerjaan sebesar Rp 700 juta, maka sebesar itu yang dibuat garansi bank, itu yang kita tahan,” kata Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, H. Chairul Mahsul, SH, MM ketika dikonfirmasi Suara NTB usai Rapat Pimpinan di Kantor Gubernur, Rabu (3/1) siang.

Ia mengatakan, uang jaminan yang telah dimasukkan kontraktor ke bank sesuai dengan sisa pekerjaan itu dapat ditarik oleh OPD. Jika mereka tak mampu menuntaskan proyek setelah mendapat perpanjangan waktu. Chairul menambahkan, dalam masa perpanjangan waktu tersebut, kontraktor juga dikenai denda satu permil per hari. Ia mencontohkan, jika suatu proyek realisasinya sudah 93 persen sampai batas kontrak. Maka diberikan perpanjangan waktu untuk menuntaskan sisanya sebesar 7 persen. Sesuai ketentuan, kontraktor dapat diberikan kesempatan menuntaskan pekerjaan selama 50 hari den-

gan denda satu permil. Di samping itu, kontraktor juga harus memberikan uang jaminan sebesar proyek yang belum tuntas ke bank. Salah satu proyek di Dinas PUPR yang molor adalah pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial dengan pagu Rp 10 miliar. Untuk mengejar target realisasi fisik, kontraktor seharusnya menambah jumlah pekerja. Sehingga inilah yang diatensi Dinas PUPR supaya rekanan menambah pekerja supaya dapat tuntas dalam masa perpanjangan ini. Meskipun ada beberapa proyek yang molor dikerjakan, Chairul mengatakan belum ada rekanan yang di-blacklist.

Dari sisi jumlah proyek yang molor, mantan Inspektur Inspektorat NTB ini mengatakan persentasenya sangat kecil dibandingkan total nilai proyek 2017. Selain itu, ada beberapa proyek yang molor di RSJ Mutiara Sukma. Tahun 2017, ada empat paket pekerjaan yang dikerjakan di rumah sakit beralamat di Jalan Ahmad Yani Selagalas Mataram itu. Paket di dekat gedung utama, berupa renovasi dan perluasan pembangunan gedung anggrek. Dikerjakan CV. AK, nilai kontrak Rp 1,7 miliar lebih dengan waktu pekerjaan 120 hari. Pekerjaan kedua untuk paket gedung VCT dan H.Chairul Mahsul Nafza, dikerjakan PT. PKJ, Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

(Suara NTB/dok)

(Suara NTB/ars)

Warga Melahirkan di Lebah Suren Sekotong Digotong ke Puskesmas

(Suara NTB/dok)

H. L. Moh. Faozal

DIPERIKSA Jumenep saat masuk ke ruang pemeriksaan Subdit III Tipikor Polda NTB.

Tak Bisa Ditembus Mobil

TAHUN 2018 ini menjadi tahun politik di NTB. Pasalnya, ada empat Pemda yang akan melaksanakan Pilkada serentak, yakni Pemprov NTB, Lombok Barat (Lobar), Lombok Timur (Lotim) dan Kota Bima. Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengingatkan, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) jangan sampai berleha-leha atau kurang setelan gasnya untuk melaksanakan program/kegiatan 2018. Hal tersebut dikatakan gubernur saat Rapat Pimpinan (Rapim) lengkap di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Rabu (3/1) siang. Pada kesempatan tersebut, gubernur meminta Pimpinan OPD atau Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov NTB tetap menaati aturan dan mengedepankan akal sehat. ‘’Karena ini penting untuk menjaga integritas kolektif dan pribadi masing-masing. Bisa saja, karena pemerintahan ini akan selesai. Bersambung ke hal 15 TGH. M. Zainul Majdi

PEMBANGUNAN Kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok tahap I di Desa Puyung Kecamatan Jonggat Lombok Tengah (Loteng) molor. Hasil evaluasi yang dilakukan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Dinas Pariwisata NTB, hingga 31 Desember lalu, progres pengerjaan proyek tersebut 84,12 persen. Meskipun pengerjaan proyek tersbeut molor, namun Kemenpar telah mengalokasikan anggaran untuk proyek tahap II sebesar Rp 153 miliar pada 2018 ini. Untuk proyek tahap II ini akan segera dilakukan proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata NTB, H. L. Moh. Faozal, S. Sos, M. Si dikonfirmasi usai Rapat Pimpinan (Rapim) di Kantor Gubernur, Rabu (3/1) siang. Ia menjelaskan, Bersambung ke hal 15

aksanaan, pembelian tiket pesawat, uang harian anggota DPRD selama Bimtek Rp 1 juta per hari. “Dana untuk anggota DPRD maupun uang harian. Jadi pelaksanaan Bimtek itu tiga hari, diberikan dua kali Rp 1 juta,’’ sebutnya. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.