Edisi Sabtu, 3 Maret 2018 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com

E-mail: suarantbnews@gmail.com

SUARA NTB

SABTU, 3 MARET 2018

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pengemban Pengamal Pancasila

Ali BD: Tetap Berpikir Positif MENJADI pemimpin, kepala desa, bupati atau gubernur sudah pasti ada yang suka dan tidak suka. Tidak semua orang di dunia ini baik. Sudah menjadi hukum dunia, ada yang baik dan ada yang buruk. Sebagai manusia, tidak bisa diharapkan hanya yang baik-baik. ‘’Jangan membenci orang yang tidak senang dengan Anda ya,’’ demikian pandangan Amaq Asrul, alias Amaq Kake Ali alias Papuk Abada. Calon Gubernur dari jalur independen, non partai dan non blok ini menyatakan sudah pasti, ada saja orang yang senang dan berterima kasih. Namun satu sisi, tidak sedikit pula yang tidak suka. Soal kepemimpinan ini sudah pasti ada yang puas dan tidak puas. Adanya orang yang tidak puas, tidak perlu kemudian cemas. Begitupun nantinya ada yang tidak memilih nanti. Semua orang yang tidak memilih itu kata Ali BD tetap menjadi saudara. Tetaplah katanya, untuk berpikir positif. Adanya orang yang membenci tidak juga ditanggapi dengan rasa jengkel. Sifat kepemimpinan yang dipupuk, semua perbuatan baik tidak dengan mengharapkan puji. Ada atau tidak ada pujian tidaklah perlu dihiraukan. Sosok Ali BD mempersilakan ada ruang bagi orang-orang yang tidak senang. Jika ruang yang tersedia hanya pujian, nantinya pemimpin tersebut akan menjadi lemah. Bupati Lotim yang se-

16 HALAMAN NOMOR 03 TAHUN KE 14

Ali BD di Mata Ulama

TGH. Fathul Aziz: Sangat Dekat dengan Masyarakat Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan, Calon Gubernur Independen, Non Partai dan Non Blok dang cuti ini mengatakan dirinya tidak suka dipuja dan dipuji. Menurutnya, di balik pujian itu justru menjerumuskan. Keberadan orang yang tidak senang ini malah perlu dipelihara. Dengan demikian, kritikan yang muncul tidak disikapi dengan kebencian. Bupati yang berjuluk Sang Pendobrak ini bukanlah sosok yang anti kritik. Dalam pandangan ilmu tarekat, dia katakan lebih baik disakiti dan difitnah daripada menyakiti atau memfitnah orang. Aksi demonstrasi di tengah jalan dengan mencaci dan memaki tidak pula membuat Ali BD marah. ‘’Saya tidak marah dan tidak akan sakit hati dengan caci maki orangorang yang demo,’’ katanya. Makanya, dalam perhelatan politik Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada), Amaq Asrul ini memandang seluruh calon bukan dijadikan lawan. Semua calon merupakan kawan. Karenanya, acap kali dalam setiap pertemuan Ali Dachlan menyapa semua calon lebih dahulu. Ia sengaja keliling ke calon-calon lain. Menyapa dengan senyum persahabatan. Menjadi gubernur nantinya, Ali BD tetap akan jadi Amaq Asrul. Jadi gubernur tidak kemudian berubahnya karena menyandang jabatan . Menjadi gubernur atau bupati bukan untuk mencari kekuasaan. Bukan pula untuk mendapatkan mobil dinas yang mewah. ‘’Saya kan sudah punya mobil banyak. Saya bangun rumah sudah lama sebelum saya menjadi bupati,’’ demikian Ali BD. (rus)

PENGASUH Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek, Gunung Sari, Lombok Barat, TGH. Fathul Aziz Mustafa Umar bin Abdul Aziz mengaku mengenal Ali BD pada periode pertama menjadi Bupati Lombok Timur. Banyak teman sejawat katanya yang menceritakan tentang kedermawanan Ali BD. Sering membantu masjid-masjid yang sedang dibangun. Dalam tulisan TGH. Abdul Latief dalam buku berTGH. Fathul Aziz judul Ali BD di Mata UlaMustafa Umar ma dan Sahabat, TGH. Fathul Aziz mengatakan, Ali BD ini sangat dekat dengan masyarakat. Terutama masyarakat bawah. Suka sekali memperhatikan kepentingan masyarakat. ‘’Ali BD itu adalah pemimpin yang bagus,’’ kata TGH Fathul Aziz. Seperti diketahui, kata tuan guru dalam sebuah hadits tentang masalah kepemimpinan. ‘’Sebaik-baik pemimpin kalian itu adalah orang yang kalian cintai dan dia mencintai kalian. Masyarakat mendoakan mereka dan pemimpin itu juga mendoakan masyarakat.’’ Berbicara zakat yang sudah diimplementasikan lama oleh Bupati Ali BD di Lotim. Sejarah mencatat, Bersambung ke hal 15

Inspektorat Investigasi Pengadaan Alat Peraga SMK Mataram (Suara NTB) Inspektorat Provinsi NTB mulai turun ke lapangan melakukan investigasi pengadaan alat peraga seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se NTB senilai Rp 10 miliar lebih. Setelah investigasi, butuh waktu sepekan untuk menuntaskan laporan dan rekomendasi.

TO K O H

Dukung Proses Hukum KETUA DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda, SH, membantah ada aliran dana yang masuk ke Pansus merger PD.BPR NTB menjadi PT.Bank BPR NTB. Meski demikian, pihaknya tetap mendukung penuh proses hukum terhadap kasus tersebut. Dengan harapan, kasusnya bisa segera jelas dan terang. Hal itu disampaikan Isvie Rupaeda saat dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (2/3) kemarin usai mendampingi Pansus II DPRD dalam rangka kunjungan kerja ke Pemkab Lombok Tengah (Loteng). Isvie dengan tegas membantah informasi adanya aliran dana ke Pansus DPRD NTB yang membahas soal merger BPR NTB. Hj. Baiq Isvie Rupaeda Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/dok)

KO M E N TTAA R Baru Lima Paket Tuntas Lelang HINGGA awal Maret, jumlah proyek yang tuntas lelang melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) NTB baru lima paket senilai Rp 8,522 miliar. Berdasarkan data e-monev Biro Administrasi Pengendalian Pembangunan dan Layanan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (APP dan LPBJP) Setda NTB, Jumat (2/3) hingga pukul 16.00 Wita, jumlah proyek yang dilelang melalui ULP sebanyak 153 paket senilai 442,995 miliar. Sebanyak 129 paket proyek senilai Rp 416,444 miliar belum diajukan ke ULP oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Bersambung ke hal 15 Swahip (Suara NTB/nas)

‘’Sudah. Tim kami sudah turun melakukan pemeriksaan atas pengaduan itu. Ini sudah seminggu,’’ kata Inspektur pada Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH.,M.Si kepada Suara NTB, Jumat (2/3). Pemeriksaan dilakukan oleh tim Irbansus untuk mengecek pengaduan yang disampaikan Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) NTB terkait lelang pengadaan 21 paket kegiatan pengadaan alat- alat dan kelengkapan praktik siswa SMK se NTB.

“Sekitar seminggu lagi sudah disusun laporannya. Tapi belum bisa kita sampaikan apa isi temuan itu, karena masih disusun laporannya,’’ jelas Ibnu Salim. Nilai proyek untuk satu perusahaan pemenang lelang, paling rendah Rp 199 juta untuk pengadaan alat praktik kecantikan. Tertinggi dengan nilai Rp 3,7 miliar untuk pengadaan alat praktik kapal penangkap ikan. Sumber anggaran diketahui dari Dirjen Pendidikan Nasional yang membidangi sekolah menengah masuk melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan tahun 2017.

‘’

Sudah. Tim kami sudah turun melakukan pemeriksaan atas pengaduan itu. Ini sudah seminggu. Ibnu Salim Irbansus Gde Putu Aryadi, SH.M.Si menambahkan, pemeriksaan sudah dilakukan di seluruh SMK di wilayah Lombok selama sepekan terakhir. Hanya saja, proses investigasi ini belum menyeluruh ke Pulau Sumbawa. ‘’Untuk

yang Lombok sudah, tapi yang di Pulau Sumbawa baru sebagian. Kita baru datangi SMK di Kabupaten Sumbawa saja, untuk Dompu, Bima, akan berlanjut,’’ kata Gde Aryadi. Sejalan dengan penjelasan Inspektur, dia memastikan pemeriksaan masih akan berlanjut ke SMK yang belum tersentuh. Bersambung ke hal 15

Kejaksaan Buka Peluang Usut Tersangka Lain Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi NTB masih mendalami peran para tersangka dalam kasus merger PT. Bank BPR NTB. Tidak hanya selesai sampai dua tersangka, Ihw dan Mtw, penyidik membuka peluang mengusut kemungkinan tersangka lain. Kemungkinan mengembangkan penyidikan itu disampaikan Juru Bicara Kejati NTB Dedi Irawan, SH,MH sesuai informasi dari Kasi Penyidikan Pidsus Kejati NTB. Pengakuan ke dua tersangka soal aliran dana ke sejumlah pihak, baik eksekutif maupun legislatif bisa saja dikembangkan. ‘’Memungkinkan kita usut pelaku lain, tergantung nanti alat bukti. Pengakuan-pengakuan tersangka itu kita pertimbangkan nanti,’’ kata Dedi Irawan. Pihaknya tidak bisa begitu saja mengusut ketika ada pernyataan tersangka menyebut pihak lain menerima aliran dana BPR Rp 1,1 miliar yang sudah tercatat sebagai kerugian negara. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

JALAN RUSAK - NTB memiliki banyak objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Namun, pengembangan objek wisata ini masih belum didukung infrastruktur memadai. Seperti infrastruktur jalan menuju kawasan wisata di Lombok Timur yang menuju Pantai Pink, Tanjung Ringgit dan kawasan lainnya butuh perhatian serius dari pemerintah.

Pencairan DD Terhambat

Molor, Pelaksanaan Program Padat Karya di NTB Mataram (Suara NTB) – Pencairan dana desa (DD) tahap I dari rekening kas umum daerah (RKUD) Pemda kabupaten ke rekening kas umum desa (RKUDes) di NTB terhambat akibat belum rampungnya regulasi di daerah. Akibatnya, pelaksanaan program padat karya yang seharusnya dapat dilaksanakan sejak Januari lalu menjadi molor. Padahal, pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mentransfer DD tahap I kepada tujuh kabupaten di NTB sampai akhir Februari lalu mencapai

Rp 183,8 miliar. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD dan Dukcapil) NTB, Dr. H. Ashari, SH, MH menjelaskan, pelaksanaan program padat karya dana desa di NTB yang seharusnya sudah dapat dimulai pada Januari lalu. Namun belum dapat dilaksanakan lantaran ada beberapa kendala. Mengapa terlambat? Karena mungkin belum ada Peraturan Bupati. Ini salah satu persyaratan. Kemudian untuk rekening kas umum daerah ke

rekening kas umum desa, apakah sudah ada Perdes atau tidak. Nah ini salah satu menjadi kendala. Tapi sekarang ini semua jadi,” kata Ashari ketika dikonfirmasi di Mataram, Jumat (2/3) siang. Dikatakan, semua persyaratan-persyaratan terkait dengan pencairan DD tersebut sekarang sudah rampung. Baik itu berupa Peraturan Bupati maupun Peraturan Desa (Perdes). Sehingga, DD sudah dapat dicairkan ke masing-masing desa. Ia mengaku sudah meninjau beberapa desa di Pulau lombok

seperti Desa Mekar Sari, Sesaot dan Mambalan. Dari aspek regulasi pencairan DD sudah dirampungkan, baik oleh Pemda maupun pemerintah desa. “Tinggal dicairkan sekarang. Mungkin sudah sekarang sudah transfer. Sekarang, saya pikir sudah menyebar merata,” ucapnya. Jika ada desa yang belum menerima pencairan DD, kata Ashari, kemungkinan Perdes belum rampung. Ia mencontohkan seperti Dompu yang belum memperoleh DD tahap I, lantaran Perbup belum kelar. Bersambung ke hal 15

H. Ashari (Suara NTB/dok)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.