HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 31 JULI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 115 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kembali Marak, Pembalakan Liar di Kawasan Geopark Tambora Mataram (Suara NTB) Belum selesai persoalan illegal mining (tambang liar), aksi illegal logging atau pembalakan liar kembali marak di Kawasan Geopark Tambora. Kali ini, tim gabungan yang terdiri dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tambora, Danramil dan Kapolsek Pekat serta Camat Pekat menemukan kayu hasil illegal logging di kawasan Hutan Tambora.
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 Mataram (Suara NTB) 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 Dua orang Jemaah Calon Haji (JCH) NTB meninggal 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 di Madinah Arab Saudi. Selain itu, 84 JCH asal NTB juga 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 (RSAS) dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 Mekah dan Madinah. 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 Bersambung ke hal 15 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901 123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212345678901
Dua Meninggal, 84 JCH NTB Dirawat di Arab Saudi
(Suara NTB/dinaslhkntb)
PEMBALAKAN - Kayu hasil pembalakan liar yang diamankan petugas di kawasan hutan Tambora.
TO K O H Industrialisasi dan Sistem Distribusi
Hj. Sitti Rohmi Djalilah
USAI menghadiri Rakernas Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) di Jakarta beberapa hari lalu, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyempatkan diri mengunjungi PT. Food Station Tjipinang Jaya, Senin (29/ 7) lalu. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, penjualan, jasa pergudangan, pergudangan dalam resi gudang, jasa pertokoan, dan pengangkutan bahan pangan tersebut merupakan salah satu BUMD milik Pemprov DKI Jakarta. Bersambung ke hal 15
Gubernur Sapa Nelayan di Telong Elong Selong (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc menyapa nelayan di Telong Elong, Lombok Timur (Lotim), Selasa (30/7). Bertemu dengan nelayan membuat gubernur yang akrab disapa Dr. Zul ini lebih mudah menyerap aspirasi nelayan, sekaligus solusi kebijakan yang bisa diberikan. Dalam kunjungan tersebut, gubernur berdialog dengan para nelayan. Gubernur juga menyaksikan budidaya lobster dengan keramba-keramba yang berada di tengah laut. Dari pertemuan dengan nelayan dan melihat langsung potensi laut NTB ini, gubernur mendapatkan gambaran yang lebih jernih mengenai sejumlah persoalan yang dihadapi nelayan. Ternyata, ujar
Dr.Zul, hal-hal yang diinginkan nelayan sebenarnya tidaklah serumit yang dibayangkan. ‘’Nelayan kita punya harapan yang sederhana dan tidak muluk-muluk,’’ ujar Dr.Zul. Menurutnya, nelayan hanya ingin agar pimpinan dan para pemangku kepentingan datang dan mendengar keluhan mereka. Lalu, menghadirkan solusi-solusi sederhana untuk mereka. Dengan melihat langsung aktivitas nelayan di lapangan katanya, ada banyak hal berbeda yang ia temukan. ‘’Memang banyak bedanya dengan cerita-cerita yang sering disampaikan di kantor-kantor kami,’’ katanya. Tahun ini, Pemprov menyiapkan anggaran sekitar Rp236,76 miliar untuk 13 program pengentasan kemiskinan. Dari anggaran tersebut, nelayan juga mendapatkan alokasi anggaran yang cukup signifikan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
KO M E N TTAA R
Dijamin Tak Terhambat
H. Iswandi (Suara NTB/dok)
PEMBANGUNAN sirkuit MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dijamin tak akan terhambat persoalan pembebasan lahan. Penjabat Sekda NTB, Ir. H. Iswandi, M. Si memastikan, pembangunan Sirkuit Mandalika akan berjalan sesuai schedule yang telah direncanakan, mulai Oktober mendatang. ‘’Insya Allah, tahun 2021 MotoGP Mandalika. Itu (lahan) sedang proses. Insya Allah semua akan selesai. Dan saya yakin dengan time schedule yang sudah dipersiapkan,’’ kata Iswandi dikonfirmasi usai rapat koordinasi dukungan MotoGP Mandalika 2021 di Kantor Gubernur, Selasa (30/7). Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/humasntb)
BERSAMA NELAYAN - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah, bersama nelayan di Telong Elong, Lotim, Selasa (30/7).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si mengatakan, ia sudah mendapatkan laporan dari Kepala KPH Tambora terkait temuan hasil illegal logging tersebut. Ia menjelaskan, aksi illegal logging tersebut diperoleh dari informasi masyarakat yang diposting lewat media sosial. Bahwa ada penebangan kayu secara ilegal yang dilakukan oknum masyarakat di kawasan hutan Tambora kilometer 20. ‘’Menindaklanjuti informasi tersebut pada hari Senin tanggal 29 Juli 2019 sekitar pukul 11.00 Wita, telah dilaksanakan kegiatan patroli gabungan Danramil Pekat beserta anggota, Kapolsek Pekat beserta anggota, KPH Tambora, dan Camat Pekat guna mencari lokasi penebangan kayu tersebut yang berada di kilomter 20 , kawasan hutan produksi Desa Tambora, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu,’’ ujar Madani kepada Suara NTB, Selasa (30/7) siang. Dikatakan, sekitar pukul 02.00 Wita, tim patroli gabungan menemukan adanya tumpukan kayu yang telah diolah menjadi balok. Lokasinya di sungai dengan kedalaman 100 meter dari tebing. Dengan adanya temuan tersebut tim patroli gabungan melakukan tindakan penyitaan terhadap barang bukti. Dengan memberikan tanda dengan menggunakan piloks warna merah. Madani menjelaskan, kayu yang ditebang oleh masyarakat
merupakan kayu yang berada di kawasan hutan produksi yang di kelola oleh PT. AWB. Kayu yang diolah oleh masyarakat merupkan tebangan pohon sekitar dua tahun yang lalu, dan baru sekarang diolah menjadi kayu balok. Berdasarkan keterangan dari masyarakat yang menemukan kayu, bahwa tumpukan kayu tersebut ditemukan dua hari yang lalu. Sehingga banyak tumpukan kayu yang sudah sebagian diambil oleh masyarakat. Menurutnya, perlu dilakukan koordinasi dengan PT. AWB dan instansi terkait untuk melakukan upaya proses hukum maupun pencegahan terhadap tindakan penebangan kayu di kawasan Hutan Tambora. Disebutkan kayu yang diamankan sekitar 5 meter kubik. Dalam kegiatan tersebut, kata Madani tak ada tersangka yang diamankan. Karena lokasi sudah kosong. ‘’Sengaja kayunya dibiarkan nanti diintai biar pelakunya ditangkap,’’ katanya. Diketahui, kawasan Gunung Tambora sudah ditetapkan menjadi geopark nasional. Pemerintah sedang mengusulkan Tambora menjadi geopark dunia ke Unesco. Selain menyandang status geopark nasional, kawasan Gunung Tambora, Moyo dan Teluk Saleh (Samota) telah ditetapkan menjadi cagar biosfer dunia, beberapa bulan lalu di Perancis. Persoalan illegal logging dan perambahan hutan menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar di kawasan Tambora. (nas)
Ratusan Hektare Padi Gagal Panen, BIN Ingatkan Peningkatan Potensi Kriminalitas Mataram (Suara NTB) Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) NTB mengingatkan, peningkatan potensi kriminalitas akibat kemarau panjang yang melanda daerah ini. Kemarau panjang yang melanda NTB menyebabkan 674.017 jiwa masyarakat terdampak dan 357 hektare tanaman padi mengalami puso atau gagal panen. Kepala BIN Daerah NTB, H. Tarwo Kusnarno, SE, M. Si menyampaikan hal tersebut kepada Gubernur NTB, Dr. H. Zukieflimansyah, SE, M. Sc dan bupati/walikota saat rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Kantor Gubernur, Senin (29/7) sore. Selain ratusan ribu jiwa terdampak kekeringan dan ratusan hektare tanaman padi gagal panen. Kabinda juga mengatakan, berdasarkan informasi bahwa puncak kekeringan di NTB diprediksi sampai September mendatang. Dijelaskan, 357 hektare tanaman padi yang puso berada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dan Lombok Tengah. ‘’Meningkatnya aksi kriminalitas sebagai akibat dari musim kemarau panjang. Di mana sektor pertanian mengalami penurunan. Penghasilan petani menurun. Sehingga potensi kriminalitas perlu kita perhatikan,’’ katanya. Ia mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah ada 55 Pemda yang menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Untuk wilayah NTB, ada tiga daerah yang telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Di antaranya, Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa. Berdasarkan data Balai Proteksi Tanaman Pangan (BPTP) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB sampai 12 Juli lalu, seluas 2.486,7 hektare tanaman terdampak kekeringan di NTB. Bersambung ke hal 15
RTG Tidak Sesuai Spesifikasi Berpeluang Diusut APH Mataram (Suara NTB) Aparat Penegak Hukum (APH) berpeluang mengusut indikasi penyimpangan di balik pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG). Bangunan yang seharusnya tahan gempa justru rapuh karena diduga tidak sesuai spesifikasi. Masyarakat yang dirugikan disarankan melapor. ‘’Kalau sudah tidak sesuai spek (spesifikasi, red), itu sudah pidana. Masyarakat yang jadi korban bisa melapor,’’ saran juru bicara Kejati NTB, Dedi Irawan, SH.,MH menjawab Suara NTB Selasa (30/7). Terkait sejumlah RTG yang dirobohkan di Kabupaten Lombok Utara (KLU) menurutnya, menunjukkan ada indikasi masalah pada peker-
jaan aplikator. Bangunan yang seharusnya tahan gempa, justru retak-retak dan sebagian terpaksa dirobohkan. “Itu sudah jadi indikasi awal pidana. Itu bisa dilaporkan,” tegasnya. Tetapi aplikator sebagai pelaksana, bisa menghindar dari proses pidana jika punya sikap kooperatif. Misal, katanya, membangun kembali yang dirobohkan atau melakukan perkuatan bangunan. Sebab selama masih masa kontrak, masih ada kesempatan perbaikan. “Jadi silakan diselesaikan dulu bangunan yang tidak sesuai spek, supaya sesuai dengan RAB. Ini juga salah satu cara menghindar dari proses pidana,’’ katanya mengingatkan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
DIBONGKAR - Salah satu bangunan RTG yang siap dibongkar bagian bantalan akibat tidak sesuai spesifikasi.