HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 29 JULI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 113 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
’’Suara NTB’’ Raih Penghargaan dari Kementerian LHK HARIAN Suara NTB meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan diterima Penanggung Jawab Suara NTB, H.Agus Talino, diserahkan langsung Menteri LHK, Dr.Ir.Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Kamis (25/7). Suara NTB adalah satu-satunya media cetak yang meraih penghargaan untuk kategori media massa cetak daerah terproduktif memberitakan penegakan hukum dan lingkungan. Penghargaan serupa untuk katagori media cetak nasional dan media online, diberikan kepada Harian Kompas dan mediaindonesia.com. Penanggung Jawab Suara NTB, H.Agus Talino mengucap syukur dan berterima kasih telah mendapatkan penghargaan ini. ‘’Penghargaan ini memotivasi dan menyemangati kami untuk terus bekerja dan berkarya guna menjaga lingkungan hidup dan hutan,’’ ujarnya. Menurut Agus Talino, tanggung jawab menjaga lingkungan hidup dan hutan adalah tugas
kita semua. Termasuk media. ‘’Karenanya, kami menempatkan pemberitaan tentang lingkungan hidup dan hutan sebagai salah satu prioritas,’’ tegasnya. Ditambahkan Agus Talino bahwa persoalan lingkungan hidup dan kehutanan adalah persoalan masa depan kita semua. ‘’Kalau lingkungan hidup dan hutan kita rusak. Maka yang akan merasakan dampaknya adalah kita semua.’’Sekarang ini, pilihan kita hanya satu, kita bersama-sama menjaga dan menyelamatkan lingkungan hidup dan hutan yang kita miliki. Menteri LHK, Dr.Ir.Siti Nurbaya Bakar, pada kesempatan itu mengatakan, penghargaan yang diberikan, sebagai bentuk apresiasi kepada media dan jurnalis yang dinilai terproduktif dalam memberitakan prestasi maupun mengontrol kinerja penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan yang dilakukan oleh KLHK. Penghargaan ini juga sekaligus untuk mengapresiasi kinerja jurnalistik, Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/humasklhk)
PENGHARGAAN - Penanggung Jawab Suara NTB, H.Agus Talino saat menerima penghargaan dari Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar
Dampak Buruk Disorot Internasional
DPR RI Desak Aparat Tindak Tegas Aktivitas Penambangan Liar
1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Mataram (Suara NTB) ini, progres pembangunan 1234567890123456789012345678901212 Kementerian Energi dan smelter baru 13,7 persen. 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Sumber Daya Mineral Direktur Pembinaan Pe1234567890123456789012345678901212 (ESDM) mengawal ketat ngusahaan Mineral Ditjen 1234567890123456789012345678901212 pembangunan smelter PT. Minerba, Ir. Yunus Saefulhak, 1234567890123456789012345678901212 Amman Mineral Nusa Teng- MM mengatakan PT. AMNT 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 gara (AMNT) di Kabupaten punya waktu dua tahun 1234567890123456789012345678901212 Sumbawa Barat (KSB). Saat Bersambung ke hal 11 1234567890123456789012345678901212
Smelter di KSB Harus Tuntas Januari 2022
Mataram (Suara NTB) Dampak buruk akibat penambangan emas ilegal di Sekotong menjadi sorotan internasional. Anggota Komisi VII DPR RI, Dr. H. Kurtubi mengatakan, saat kunjungan ke Jenewa Swiss, salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) membeberkan data-data hasil penelitian soal dampak buruk penggunaan merkuri di tambang emas ilegal Sekotong terhadap ibu hamil dan balita yang lahir cacat. Melihat bahaya penggunaan merkuri bagi kesehatan dan lingkungan ini, Komisi VII DPR RI telah mendesak aparat menindak tegas aktivitas penambangan liar yang ada di NTB. Bukan hanya Sekotong, Lombok Barat. Tetapi juga tambang emas ilegal di Gunung Prabu, Lombok Tengah. ‘’Bukan hanya mendengar (dampak buruknya). Waktu saya kunjungan ke Jenewa, itu ada LSM dunia memberi-
TO K O H
Kisah Sedih Purnama Hadi
Pernah Mati Suri dan 18 Tahun Hanya di Tempat Tidur
Jaga Keutuhan NKRI
SETIAP mata yang melihatnya, terasa ingin menangis. Sedih karena melihat badannya, kakinya, tangannya makin kurus. Tulang punggungnya pun sudah terlihat tak lagi lurus. Meski
KETUA Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), Dr. TGH. M. Zainul Majdi, mengajak jemaah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bersambung TGH. M. Zaniul Majdi ke hal 11
(Suara NTB/yon)
Atasi Kekeringan Butuh Rp2,6 Triliun
Purnama Hadi terlihat kurus dan berharap bisa berobat.
PAWAI - Para santri mengikuti pawai ta’aruf dengan membawa poster Keluarga Besar Nahdlatur Wathan (NW), Sabtu (27/7). Pawai digelar serangkaian Hultah NWDI ke-84 dan Haul ke-22 Almagfurullahu Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid yang berlangsung di Pancor, Lombok Timur (Lotim), Minggu (28/7). Pawai diikuti oleh seluruh santri NW dan Pengurus Cabang NW di berbagai daerah di Indonesia. Berita selengkapnya di halaman 10.
Tinggalkan PETI, Berharap Pekerjaan Pengganti Wedha Magma Ardhi
Namanya Zaenal. Ayah delapan orang anak ini lahir di Desa Tatar, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tahun 1975. ‘’Dulu, saya penambang emas. Sekarang pekerjaan itu sudah saya tinggalkan sejak empat bulan lalu,’’ ujarnya mengawali perbincangannya dengan Suara NTB, Selasa (23/7) lalu di Mataram. LAKI-LAKI yang hanya mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD) ini, sebelumnya adalah ‘’bos’’ Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah perbukitan
SP 2 Tatar, Teluk Punak, Tongo, KSB. Ia mulai menekuni pekerjaan ini sejak tahun 2013 yang lalu. Pekerjaan menambang emas secara ilegal, terpaksa ia lakoni karena tidak ada pilihan. ‘’Saya tidak punya pekerjaan tetap. Hanya sebagai kuli,’’ tuturnya. Tuntutan biaya hidup termasuk untuk biaya anak-anak sekolah, memaksa Zaenal putar otak untuk mencari pekerjaan alternatif. Berbekal pengalaman pernah mengikuti tim survei melakukan eksplorasi kandungan mineral (termasuk emas) PT.Newmont Nusa Tenggara di perbukitan SP2 Tatar, Teluk Punak, akhirnya Zaenal menjatuhkan pilihannya menambang emas. Dan pilihan Zaenal pun
menambang emas langsung di perbukitan SP2 Tatar. ‘’Tahun 2001, saya pernah melihat tim survei Newmont melakukan eksplorasi di sana (perbukitan SP2 Tatar). Saya ikut-ikut waktu itu. Dari survei di wilayah itu, disebutkan kandungan emasnya ada,’’ katanya. Nah, berbekal tekad dan modal nekad, mulailah Zaenal masuk ke wilayah perbukitan menelusuri hutan mencari jejak logam mulia di perbukitan SP2 Tatar, Teluk Punak. Mengawali pekerjaannya sebagai Penambang Emas Tanpa Izin (PETI), ternyata tidak mudah. Untuk mengais aurum dari perut bumi, ternyata tidak mudah. Selain dibutuhkan tenaga kuat juga kesabaran ekstra. Tenaga kuat dibutuhkan
untuk menggali perbukitan berbatu dengan alat seadanya. Kesabaran ekstra juga penting. Karena ternyata logam mulai tidak dengan mudah bisa ditemukan di antara bongkahan bebatuan. Waktu itu katanya, pertama kali kali ia baru menemukan logam mulia di kedalaman 12 meter. Penemuan pertama itu, memantik semangatnya untuk terus menggali dengan keyakinan bahwa di perut perbukitan SP2 Tatar itu, ada banyak emas yang akan menjamin hidup dan masa depan keluarganya. Bersambung ke hal 11
Zaenal
(Suara NTB/039)
PEMPROV NTB telah menyiapkan langkah jangka panjang untuk menangani persoalan krisis air bersih akibat kekeringan yang terjadi tiap tahun. Solusi jangka panjang mengatasi krisis air bersih yang dirancang adalah membangun Sistem Perpipaan Air Minum (SPAM) regional Pulau Lombok. Berdasarkan feasibility study (FS) yang dilakukan 2018 lalu, Bersambung ke hal 11
demikian, harapannya juga harapan keluarganya tetap semangat ingin melanjutkan hidup. Berharap ada pertolongan medis dan hadirnya sebuah keajaiban. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/yon)
(Suara NTB/rus)
KO M E N TTAA R
kan gambar anak-anak cacat, ibu-ibu cacat di Sekotong,’’ kata Kurtubi ketika dikonfirmasi di Mataram, Sabtu (27/7). Kurtubi menceritakan, LSM dunia tersebut menunjukkan dampak penggunaan merkuri di tambang emas ilegal Sekotong. Ia mengaku cukup prihatin melihat dampak buruk tambang emas ilegal tersebut bagi kesehatan warga setempat. Bersambung ke hal 11