SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila
Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah
H. Agus Talino
16 HALAMAN NOMOR 45 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com
SENIN, 29 APRIL 2019
Hj. Sitti Rohmi Djalilah
Hj. Hartina
Revitalisasi Posyandu dan Pemecahan Masalah dari Hulu
(Suara NTB/ars)
Pemprov NTB di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc – Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd sedang melakukan revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Melalui revitalisasi Posyandu, banyak persoalan besar dalam pembangunan di NTB, dapat terselesaikan dari hulu. HAL tersebut mengemuka dalam Diskusi Terbatas Suara NTB dengan tema “Menyatukan Langkah untuk Revitalisasi Posyandu” yang digelar di Ruang Redaksi Harian Suara NTB, Kamis, 25 April 2019. Diskusi dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd, Ketua Tim Penggerak PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE, M. Sc, Asisten III Administrasi Umum dan Kesra Setda NTB, Ir. Hj. Hartina, MM, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH dan Kepala Dikes Kabupaten/Kota se – NTB. Mereka yang mewakili kabupaten/ kota adalah, Kepala Dinas Kesehatan
(Kadikes) Dompu, Hj. Iris Juita, S.KM, MM.Kes, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan (Dikes) Sumbawa, dr. Nieta Ariyani, Kadikes Sumbawa Barat, H. Tuwuh, S.Ap, Kabid Yankes Dikes Lotim, Ulil Amri, Kadikes Loteng, H. Omdah, Kadikes Kota Mataram, dr. H. Usman Hadi, Kadikes Lobar, H. Rachman S. Putra dan Kadikes Lombok Utara, Khaerul Anwar, S.KM. Wagub, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd menjelaskan, inti dari revitalisasi Posyandu adalah menyelesaikan permasalahan di NTB dari hulu. Posyandu menjadi garda terdepan dalam memproteksi dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait sejumlah persoalan dalam bidang kesehatan dan sosial yang masih
menjadi pekerjaan rumah (PR) besar pemerintah daerah. ‘’Karena dengan menyelesaikan dari hulu, akar permasalahan itu kena,” kata Wagub. Untuk menyelesaikan segala permasalahan dari hulu, berarti harus berpikir dalam lingkup dusun. Kegiatan yang sudah berjalan lama setiap bulan di dusun seluruh NTB adalah Posyandu. Dengan betul-betul merevitalisasi Posyandu. Aktivitas di Posyandu betul-betul riil diefektifkan, dan diintensifkan. ‘’Yang ada dalam bayangan kita, bagaimana Posyandu ini bisa menjadi gawang atau garda terdepan untuk memproteksi dan mengedukasi masyarakat. Bersambung ke hal 2
Suasana Diskusi Terbatas Suara NTB dengan tema “Menyatukan Langkah untuk Revitalisasi Posyandu” yang digelar di Ruang Redaksi Harian Suara NTB, Kamis, 25 April 2019.
12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 KADER Posyandu menjadi ujung 12345678901234567890123456789012123456789 tombak dalam memberikan pelayanan 12345678901234567890123456789012123456789 serta sosialisasi kepada masyarakat. 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 Kesejahteraan kader masih jadi soal. 12345678901234567890123456789012123456789 Perlu upaya pemerintah untuk men12345678901234567890123456789012123456789 ingkatkan kesejahteraan melalui duku12345678901234567890123456789012123456789 ngan anggaran yang memadai. 12345678901234567890123456789012123456789 Kepala Dinas Kesehatan Kota Mat12345678901234567890123456789012123456789 H. Usman Hadi 12345678901234567890123456789012123456789 aram, dr. H. Usman Hadi menyampaikan, 12345678901234567890123456789012123456789 pihaknya sangat minder dengan kabupaten/ 12345678901234567890123456789012123456789 kota lain di NTB. Sebab, sampai hari ini 12345678901234567890123456789012123456789 insentif kader Posyandu di Kota Mataram hanya 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 Rp50.000 per bulan. Sedangkan, daerah lain seperti 12345678901234567890123456789012123456789 Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Sumbawa 12345678901234567890123456789012123456789 Barat memberikan insentif Rp250.000 per bulan. 12345678901234567890123456789012123456789 Insentif diberikan ke kader ini sudah lima 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 tahun tidak mengalami kenaikan. Penyebabnya 12345678901234567890123456789012123456789 keterbatasan anggaran Pemkot Mataram. 12345678901234567890123456789012123456789 Berbeda halnya dengan kabupaten lain yang 12345678901234567890123456789012123456789 memberikan insentif melalui Dana Desa. 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 “Kita di Kota Mataram tidak ada Dana 12345678901234567890123456789012123456789 Desa. Adapun dana kelurahan cair bulan 12345678901234567890123456789012123456789 April,’’ kata Usman. 12345678901234567890123456789012123456789 Permasalahan lain adalah, kader 12345678901234567890123456789012123456789 Posyandu di Mataram sering berganti12345678901234567890123456789012123456789 H. Rachman S. Putra 12345678901234567890123456789012123456789 ganti. Bersambung ke hal 2 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 NTB tampaknya harus melalui jalan panjang dalam 12345678901234567890123456789012123456789 agenda revitalisasi Posyandu. Sebab, saat ini jumlah 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 Posyandu aktif baru mencapai separuh dari jumlah 12345678901234567890123456789012123456789 Posyandu yang ada. 12345678901234567890123456789012123456789 Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. 12345678901234567890123456789012123456789 Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH menyebutkan, 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 saat ini Provinsi NTB memiliki 7.207 Posyandu 12345678901234567890123456789012123456789 yang digerakkan oleh 35.321 kader. Nurhandini Eka Dewi 12345678901234567890123456789012123456789 Ada empat strata Posyandu, yaitu pratama, 12345678901234567890123456789012123456789 madya, purnama, dan mandiri. Posyandu purna12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 ma dan mandiri disebut sebagai Posyandu aktif. 12345678901234567890123456789012123456789 Dari total 7.207 Posyandu di NTB, sebanyak 12345678901234567890123456789012123456789 3.811 atau 52,9 persen Posyandu termasuk 12345678901234567890123456789012123456789 Posyandu purnama dan mandiri atau 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 Posyandu aktif. Sisanya masih dalam strata 12345678901234567890123456789012123456789 pratama dan madya. 12345678901234567890123456789012123456789 Ia juga menyampaikan, Posyandu di NTB 12345678901234567890123456789012123456789 digerakkan oleh 35.231 kader. Dari jumlah itu, sebanyak 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 26.288 orang sudah mendapatkan pelatihan Posyandu. 12345678901234567890123456789012123456789 “Sisanya 25 persen belum (mendapatkan pelatihan),” 12345678901234567890123456789012123456789 katanya dalam Diskusi Terbatas Suara NTB dengan 12345678901234567890123456789012123456789 tema “Menyatukan Langkah untuk Revitalisasi 12345678901234567890123456789012123456789 Posyandu” yang digelar di Ruang Redaksi Harian 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 Suara NTB, Kamis, 25 April 2019. 12345678901234567890123456789012123456789 Selain itu, di NTB juga terdapat 1.259 Pos 12345678901234567890123456789012123456789 Pembinaan Terpadu (Posbindu). Menurut 12345678901234567890123456789012123456789 Nurhandini, Posbindu merupakan pos yang 12345678901234567890123456789012123456789 12345678901234567890123456789012123456789 melayani orang dewasa untuk mendeteksi 12345678901234567890123456789012123456789 penyakit tidak menular. 12345678901234567890123456789012123456789 Ia juga menyampaikan, telah 12345678901234567890123456789012123456789 memetakan agenda revitalisasi 12345678901234567890123456789012123456789 Nurjanah 12345678901234567890123456789012123456789
Membangun Kontinuitas Lewat Penguatan Kader Dukungan KADER Posyandu adalah aktor penting yang harus diperhatikan jika ingin memiliki Posyandu yang aktif. Pemenuhan fasilitas fisik Posyandu, perlu diimbangi adanya reformasi pelayanan publik di bidang kesehatan. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Ulil Amri menjelaskan pent-
ingnya revitalisasi Posyandu ini. Menurutnya, Lombok Timur tidak punya masalah soal sumberdaya fisik. ‘’Dari sisi kekuatan kita, sarana dan semuanya tidak menjadi permasalahan. Yang jadi permasalahan adalah kontinuitas,’’ ujarnya. Dia memberi contoh kegiatan vaksinasi. Dimana para pesertanya, merasa sudah selesai tidak punya urusan lagi setelah mendapat vaksin. Untuk menghadapi problem ini, Ulil berpendapat
Khaerul Anwar
perlu ada kegiatan berkelanjutan di Posyandu. Caranya, dengan memperkuat peranan desa yang kini sudah bergelimang dana. ‘’Ada penekanan dari Pemda kepada desa untuk alokasinya DD itu sebanyak 20 persen di bidang kesehatan misalnya Posyandu dan stunting,’’ paparnya. Cara lain yang bisa digunakan menurut Ulil, dengan merampingkan birokrasi dan menambah pemberdayaan dari pihak swasta seperti klinik dan praktik dokter. Saat ini,
Ulil Amri
Pemkab Lotim sedang mengusulkan program pengerahan tenaga kesehatan berpendidikan tinggi. ‘’Kita usulkan sarjana kesehatan masuk desa supaya kader ini bisa berdampingan dengan sarjana kita drop. Sumber pendanaan dari ADD,’’ kata Ulil. Penguatan kader tersebut, imbuhnya, sangat penting sebab kader Posyandu yang selalu bersentuhan dengan warga peserta program. Bersambung ke hal 11
H. Omdah (Suara NTB/ars)
Memulai dari Penguatan Kelembagaan DI sejumlah daerah, problem yang dihadapi terkait agenda revitalisasi Posyandu hampir sama, yaitu penguatan kelembagaan. Agenda revitalisasi bisa saja dimulai dengan memperkuat aspek kelembagaan ini. Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, dr. Nieta Ariyani, mengatakan, dari 722 Posyandu di Kabupaten Sumbawa, Posyandu
H. Tuwuh
yang terkategorikan aktif sebanyak 71,61 persen. Sedangkan untuk Posyandu keluarga, baru 19 Posyandu yang bisa diintegrasikan menjadi Posyandu keluarga. ‘’Kenapa demikian? Karena memang balai Posyandu belum bisa kami memiliki dengan maksimal. Masih banyak Posyandu kita yang menumpang di rumah keluarga, atau pun di kantor desa. Salah satu membuat capaian itu sulit diraih, karena untuk mencapai strata pun dilihat dari
Hj. Iris Juita
segi kelengkapan bangunan,’’ jelas Nieta. Menurutnya, permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sumbawa cukup identik dengan kabupaten/kota lainnya. Yaitu dalam hal kelembagaan. Pihaknya menitikberatkan pada Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu. Di tahun 2019 ini, jumlah Posyandu akan ditambah menjadi 726. Hal ini dirasa perlu. Sebab, berdasarkan evaluasi, sasaran untuk tiap Posyandu bisa
lebih dari 70 orang. Menyasar jumlah yang terlalu banyak dirasa akan mengakibatkan kualitas pelayanan menjadi sulit diraih. ‘’Karena masih banyak kader kita terutama di langkah pengukuran, banyak sekali kita lihat hasil pemeriksaan oleh kader terkait penimbangan, plotting-nya agak keliru. Bersambung ke hal 2
Nieta Ariyani
(Suara NTB/ars)
(Suara NTB/ars)
Anggaran dan Konvergensi Lintas Sektor
(Suara NTB/ars)
Posyandu.
Bersambung ke hal 6
(Suara NTB/ars)