HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 28 OKTOBER 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 191 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Ikon Wisata Dunia
Gili Trawangan Tak Punya Toilet Representatif
Tanjung (Suara NTB) Dukungan sarana dan prasarana kebersihan khususnya toilet untuk destinasi wisata tiga gili (Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air) masih sangat minim. Untuk Gili Trawangan saja, fasilitas toilet umum hanya tersedia di dua titik. Yakni di harbour (samping loket Karya Bahari) dan ke dua, toilet umum di Masjid Gili Trawangan.
Audit Kasus Masjid Terapung Kota Bima
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan status Gili Trawangan sebagai ikon objek wisata internasional. Sebelum gempa, angka kunjungan tembus sampai 2.500 ribu orang per hari. Bisa dibayangkan, betapa ketiadaan fasum toilet membingungkan para pengunjung di pulau itu. “Sempat saya mohon bantuan kepada Ibu Wakil Gubernur ketika kami audiensi ke beliau, terutama menyangkut fasilitas umum toilet yang masih kurang. Toilet tidak
hanya di harbour saja, tetapi harapan kami di tengah ada, di barat juga ada,’’ ungkap pelaku usaha perhotelan, Lalu Kusnawan, Sabtu (26/10). GM Wilson’s Retreat ini menyatakan, kebutuhan toilet Gili Trawangan minimal 8 unit dengan pola pembagian menyasar wilayah keliling pulau. Begitu pula di dua gili lain - Meno dan Air, fasilitas serupa agar segera mendapat perhatian. Menurut Kusnawan, toilet yang dibangun pemerintah nantinya agar diserahkan un-
tuk dikelola masyarakat melalui wadah organisasi koperasi. Pasalnya, menyangkut toilet untuk wisatawan tidak sekadar menyediakan tempat dan dibiarkan begitu saja. Tetapi harus dikelola dan dijaga kebersihannya. Pada fasilitas dimaksud, ketersediaan air bersih harus terjamin. Begitu pula, tenaga cleaning service yang bertanggung jawab mengontrol kebersihan dan perlengkapan prasarana toilet. Bersambung ke hal 11
Bendahara Pokmas Ditangkap
Mataram (Suara NTB) Inspektorat Provinsi NTB diminta untuk mengaudit proyek Amahami Kota Bima yang terdiri dari taman dan masjid terapung. Permintaan audit dari penyidik Kejaksaan Tinggi NTB dan hingga kini sedang berlangsung. Inspektur Inspektorat Provinsi NTB Ibnu Salim, SH.,M.Si membenarkan soal permintaan audit dari Kejaksaan tersebut. ‘’Saat ini audit sedang berlangsung, itu atas permintaan Kejaksaan Tinggi NTB,’’ kata Ibnu Salim akhir pekan kemarin. Bersambung ke hal 15
Diduga Gelapkan Dana Gempa
(Suara NTB/ars)
TANGKAP - IN, oknum Bendahara Pokmas yang ditangkap Jumat lalu oleh tim penyidik Sat Reskrim Polres Mataram.
TO K O H SETELAH api perlahan lahan berhasil dipadamkan, Polda NTB mulai masuk melakukan penyelidikan penyebab kebakaran di Gunung Rinjani dan Tambora. Ditreskrimsus bersama Polres wilayah hukum kejadian sedang mengumpulkan bukti dan keterangan saksi. Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda NTB Kombes Pol. Syamsudin Baharudin mengaku sudah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di dua gunung terbesar di NTB itu. Bersambung Syamsudin Baharudin ke hal 11
kan Jumat (25/10) lalu sekitar pukul 18.00 Wita di Sigerongan. Penangkapan ditindaklanjuti dengan penggeledahan Sabtu (26/10). Barang bukti yang diamankan satu buah buku tabungan Bank BCA atas nama tersangka IN. Isinya bukti penarikan uang dan transaksi keuangan dan dua lembar rekening tahapan BCA. Kapolres Mataram, AKBP Saiful Alam dalam keterangan persnya menjelaskan, Bersambung ke hal 11
TERSANGKA kasus dugaan penggelapan dana bantuan korban gempa senilai Rp410 juta punya sepak terjang kurang baik. Kecanduan dengan permainan dalam jaringan (daring), tersangka inisial IN menggunakan dana itu untuk game yang populer disebut judi online tersebut. Hasil pendalaman sementara penyidik unit Tipikor Satuan Reskrim Polres Mataram, tersangka IN warga Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat menggunakan dana gempa untuk keperluan pribadi. Sebagian uang bantuan korban terdampak gempa di Sigerongan dihabiskan tersangka untuk main judi online jenis poker. Pengakuan tersangka itu dibenarkan Kapolres Mataram AKBP H. Saiful Alam sesuai pemeriksaan awal Sabtu (26/10), beberapa jam setelah dilakukan penangkapan. ‘’Pengakuan tersangka IN, uang itu dipakai untuk judi online,” kata Kapolres. Lebih miris, selain untuk judi permainan daring, tersangka IN juga menggunakan dana untuk foya-foya. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/dok)
Polisi juga mengamankan sejumlah bukti dari tersangka. (Suara NTB/ars)
Diberi Waktu Empat Bulan PEMPROV NTB telah menetapkan investor PT. Heritage Resort and Spas menjadi mitra Pemda dalam kerja sama pemanfaatan aset daerah di Gili Tangkong, Sekotong Lombok Barat (Lobar). Investor asal Kepulauan Riau ini diberikan waktu empat bulan untuk memulai aktivitasnya mengembangkan Gili Tangkong. Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB, Drs. H. Zainul Islam, MM yang dikonfirmasi Suara NTB di Mataram, akhir pekan kemarin menga(Suara NTB/dok) takan, penetapan PT. HeriH. Zainul Islam tage Resort and Spas menjadi mitra Pemda dalam pemanfaatan aset daerah seluas 72.723 meter persegi di Gili Tangkong pada 3 September lalu. Bersambung ke hal 11
Mataram (Suara NTB) Polres Mataram kembali mengungkap kasus korupsi dana bantuan gempa Lombok. Oknum Bendahara Kelompok Masyarakat (Pokmas) inisial IN ditangkap karena diduga menggelapkan dana untuk pembangunan rumah rusak korban gempa di Desa Sigerongan, Lingsar, Lombok Barat. Nilai dugaan korupsinya mencapai Rp 410 juta. Penangkapan IN yang menjabat sebagai bendahara Pokmas Repok Jati Kuning dilaku-
Diduga untuk Main Judi Daring
Usut Kebakaran Rinjani dan Tambora
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/ari)
JADI TOILET UMUM - Toilet di Masjid Gili Trawangan sementara ini menjadi toilet umum di kawasan wisata Gili Trawangan.
Gubernur Keluarkan Surat Edaran
BPKAD Tak akan Bayar Pengerjaan Proyek Lewati 31 Desember Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengeluarkan surat edaran terkait percepatan pengerjaan proyek menjelang akhir tahun anggaran 2019. Berdasarkan surat edaran tersebut, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) NTB tidak akan membayar proyek yang pengerjaannya molor, melewati 31 Desember. BPKAD akan membayar pengerjaan proyek sesuai progresnya sampai 31 Desember 2019. Apabila ada proyek yang tidak tuntas sampai 31 Desember dan dilakukan perpanjangan. Maka hal itu menjadi urusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), konsekuensinya akan menjadi utang yang akan dibayarkan pada APBD Perubahan 2020. ‘’Kalau 31 Desember, proyek belum selesai, itu urusan dengan PPK. Tapi tidak kita bayar. Kita hanya bayar (progres pengerjaan) sampai 31 Desember. Kalaupun dia
beri perpanjangan, nanti ada konsekuensi menjadi utang. Utang itu ndak bisa kita langsung bayar tahun berikutnya, tetapi setelah APBD Perubahan,’’ kata Pelaksana Tugas Kepala BPKAD NTB, Drs. H. Zainul Islam, MM dikonfirmasi di Mataram, pekan kemarin. Untuk pembayaran pengerjaan proyek yang melewati 31 Desember, harus jelas dulu. Biasanya, Pemprov akan menunggu hasil audit BPK bahwa sisa pekerjaan tersebut menjadi utang. Kemudian akan dianggarkan dalam APBD Perubahan 2020. Zainul mengatakan, pengajuan SPM tidak seperti tahun lalu. Tidak ada lagi rekomendasi gubernur kepada OPD yang terlambat mengajukan SPM. ‘’Sekarang tidak ada lagi di dalam surat edaran itu. Pokoknya 31 Desember, selesai. Secara pengelolaan, kas kita tutup 31 Desember. Kalau ada pekerjaan dilanjutkan (diperpanjang) itu komitmen
PPK,’’ katanya. Berdasarkan data e-monev Pemprov NTB, realisasi APBD NTB 2019 yang besarnya Rp5,449 triliun. Sampai 24 Oktober 2019, realisasi keuangan sudah mencapai 62,47 persen sedangkan realisasi fisik 70,46 persen. Pemprov NTB menargetkan realisasi keuangan dan fisik sebesar 66,84 persen dan 77,87 persen sampai 31 Oktober 2019. Untuk proyek yang dilelang lewat Unit Layanan Pengadaan (ULP), sebanyak 139 paket senilai Rp299,195 miliar atau 91,45 persen sudah selesai lelang. Artinya, proyek yang sudah selesai lelang ini ada yang masih dalam pengerjaan dan ada juga yang sudah selesai proses pengerjaan. Sedangkan 13 paket proyek senilai Rp15,119 miliar masih sedang tender. Total paket proyek yang dilelang lewat ULP tahun ini sebanyak 152 paket senilai Rp314,314 miliar. Bersambung ke hal 11
Posyandu Keluarga Terintegrasi Bank Sampah Jadi Solusi Masalah Desa SETELAH Desa Dorokobo, Kempo, Kabupaten Dompu sukses mengintegrasikan Posyandu dan bank sampahnya, kini di sejumlah desa mulai mengikuti sukses itu. Salah satunya Pasyandu Keluarga Dusun Menak Utara, Kalijaga Selatan, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur (Lotim). Posyandu itu merupakan satu diantara sejumlah Posyandu di Desa Kalijaga Selatan yang berhasil direvitalisasi menjadi layanan Posyandu Keluarga, yang diresmikan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, Sabtu (26/10). Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/ist)
RESMIKAN - Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Sabtu (26/10) meresmikan Pasyandu Keluarga Dusun Menak Utara, Kalijaga Selatan, Kecamatan Aikmel, Lotim.