HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
KAMIS, 27 SEPTEMBER 2018
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 166 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Dibanjiri Ribuan Jemaah, Doa Badruttamam untuk Lombok Sumbawa EMURUH lantunan salawat dari ribuan jemaah dengan diiringi dentuman gendang hadroh menjadikan suasana meriah penuh khidmad sebagai pembuka acara peringatan 3 tahun Majlis Badruttamam asuhan TGH Muammar Arafat, SH. MH, Selasa (25/9) malam di Islamic Center. TGH. Muammar Arafat merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Falah, Pagutan, Kota Mataram. Di usia yang ke-tiga tahun, majlis
yang dilaksanakan setiap malam bulan purnama. Dan selalu dibanjiri ribuan jemaah mengusung tema Lombok Sumbawa bangkit dari keterpurukan setelah diguncang musibah gempa bulan Agustus lalu. Sebagai pengasuh Majlis Badruttamam, Kak Tuan Muammar (KTM) panggilan akrab cucu dari almarhum TGH Abhar Pagutan menyerukan dan mengajak ribuan jemaahnya untuk bangkit. Bersambung ke hal 15
CERAMAH - Ketua Majlis Badruttamam, TGH Muammar Arafat saat memberikan ceramah pada peringatan tiga tahun majlis yang dihadiri ribuan jemaah tersebut di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram, Selasa (25/9) malam. (Suara NTB/ist)
Lantik Bupati Lotim dan Walikota Bima
Bukan Saatnya Lagi Pimpinan Daerah Feodal Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc mengatakan, bukan saatnya lagi pimpinan daerah, baik gubernur/ wakil gubernur, bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota bersikap feodal. Gubernur, bupati/walikota itu bukan penguasa dan bukan raja. Tapi siapa yang berani menjadi gubernur, siapa yang berani menjadi bupati adalah mereka yang punya kesadaran untuk berkorban lebih banyak dibandingkan masyarakat.
(Suara NTB/nas)
LANTIK - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur, H. M. Sukiman Azmy - H. Rumaksi serta Walikota dan Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi dan Feri Sofiyan di Mataram, Rabu (26/9) siang.
(Suara NTB/humasntb)
Dana Sudah Ditransfer
H. Zulkieflimansyah
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta dana bantuan perbaikan rumah yang sudah ditransfer agar segera dieksekusi. BNPB telah menstransfer dana bantuan perbaikan rumah tahap I kepada lebih dari 5.000 orang penerima. Sementara, untuk transfer dana bantuan perbaikan tahap II, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc mengaku akan kembali menemui Kepala BNPB. Kebetulan, Kepala BNPB saat ini sedang berada di Mataram, setelah pertemuan sebelumnya digelar di Kantor BNPB Jakarta, Selasa (25/9). Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R Cari Akar Persoalannya
H. Ridwan Syah (Suara NTB/dok)
PEMPROV NTB akan mencari akar persoalan yang menyebabkan masih rendahnya minat investor menanamkan investasi di sektor pertanian. Produksi komoditas pertanian seperti padi dan jagung sudah mencapai jutaan ton setahun. Namun, masih belum ada industri olahan skala besar di NTB. Sementara, visi dan misi gubernur yang baru menciptakan nilai tambah sektor pertanian dengan menghadirkan industralisasi. Bersambung ke hal 15
Gedung Baru Setwan NTB Tak Dapat Difungsikan Mataram (Suara NTB) Akibat gempa beruntun yang mengguncang NTBk beberapa waktu lalu, sejumlah gedung pemerintahan mengalami kerusakan parah. Salah satunya gedung Sekretariat Dewan (Setwan) NTB. Gedung DPRD NTB yang baru digunakan 2017 lalu itu, kini sudah tak dapat difungsikan. Para pegawai memanfaatkan garasi mobil Pimpinan Dewan yang berada di sebelah barat Gedung Setwan DPRD yang baru untuk kegiatan perkantoran. Sekretaris DPRD NTB, H. Mahdi Muhammad, SH, MH yang dikonfirmasi di sela-sela sidang paripurna DPRD NTB, Rabu (26/ 9) siang mengatakan gedung baru Setwan tak dapat digunakan. Pasalnya, sesuai hasil asesmen yang dilakukan Dinas PUPR NTB bersama Tim Ahli dari Australia beberapa waktu lalu, gedung Setwan diberi tanda merah. Artinya, tidak boleh digunakan karena membahayakan. ‘’Kalau saya jelas kecewa sebagai orang yang mengelola. Dampaknya, kinerja kita menjadi tak optimal. Karena harus pindah ke garasi,’’ kata Mahdi. Bersambung ke hal 15
MEGAH - Gedung Setwan NTB yang baru berdiri megah. Namun gedung ini sudah tak bisa digunakan karena rusak berat akibat gempa beberapa waktu lalu.
Viral Rekaman Klarifikasi
Tersangka Fee Proyek Rehabilitasi Gempa Dipindah ke Sel Tikus Video klarifikasi kasus fee proyek rehabilitasi sekolah pascabencana anggota DPRD Kota Mataram, HM viral di media sosial dan pesan instan. Polemiknya, video tersebut direkam di Lapas Mataram, tempat politisi Golkar itu kini ditahan. Ada indikasi kelalaian petugas Lapas. RAMAINYA video dimaksud membuat jajaran Kanwil Kemenkumham NTB membuat tim khusus untuk menyelidikinya. Hasilnya, oknum perawat kawan HM mengelabui petugas kesehatan Lapas Mataram. Sanksi menanti oknum petugas Lapas. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/nas)
TO K O H
Hal tersebut ditegaskan Gubernur NTB didampingi Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, saat melantik Bupati/Wakil Bupati Lombok Timur terpilih, Drs. H. Sukiman Azmi, MM dan H. Rumaksi SJ, S.H dan Walikota / Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE dan Feri Sofiyan, SH,Rabu, (26/9). ‘’Zaman sekarang menjadi gubernur, menjadi bupati, dalam ekonomi yang terbuka harus disikapi dengan cara yang berbeda,’’ ujarnya. Saat ini, ekonomi kita adalah ekonomi yang terbuka. ‘’Tugas utama yang mendinamisir ekonomi itu adalah dunia usaha,’’ kata Dr. Zul—sapaan akrab— Gubernur NTB. Tugas kepala daerah sebagai pelayan masyarakat adalah membuat iklim, memastikan daerah kondusif untuk bisnis. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/why)
KLARIFIKASI - Kepala Kanwil Kemenkumham NTB, Faisol Ali didampingi Kadiv Pemasyarakatan, Dwinastiti, Rabu (26/9) memberi klarifikasi video HM tersangka dugaan menerima fee proyek yang direkam di lingkungan Lapas Mataram.
12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 Mataram (Suara NTB) 12345678901234567890123456 Tersangka MH diduga membuat video tes12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 timoni dalam kasus dugaan menerima fee 12345678901234567890123456 proyek bencana gempa. Namun video yang be12345678901234567890123456 redar luas itu justru menjadi blunder. Kejari 12345678901234567890123456 Mataram akan melayangkan surat ke Kanwil 12345678901234567890123456 Kemenkum HAM NTB, mengklarifikasi soal 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 penggunaan alat komunikasi di dalam Lapas. 12345678901234567890123456 Dalam video berdurasi 1,06 detik itu ter12345678901234567890123456 sangka HM mengenakan kaos kuning, di 12345678901234567890123456 depan kamera ponsel membuat video klari12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 fikasi soal kasusnya. Ia membantah melaku12345678901234567890123456 kan pemerasan terhadap Kadisdik Kota 12345678901234567890123456 Mataram, Sud dan Kontraktor CTH terkait 12345678901234567890123456 dana proyek bencana. Namun aksinya itu 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 memicu masalah baru, khususnya bagi pi12345678901234567890123456 hak Lapas Mataram. 12345678901234567890123456 Kajari Mataram Dr. I Ketut Sumedana, 12345678901234567890123456 SH.,MH mempertanyakan aktivitas pereka12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 man video oleh tersangka dalam posisi sebagai 12345678901234567890123456 tahanan titipan pihaknya. ‘’Kalau itu dibuat 12345678901234567890123456 di Lapas Mataram saya sangat sayangkan,’’ 12345678901234567890123456 kata Kajari Rabu (26/9) kemarin. 12345678901234567890123456 12345678901234567890123456 Seharusnya, kata Kajari, tidak boleh ada 12345678901234567890123456 alat komunikasi apapun yang dipakai di 12345678901234567890123456 dalam Lapas. Larangan berlaku untuk pe12345678901234567890123456 ngunjung, terlebih tahanan atau pun narapi12345678901234567890123456 dana. 12345678901234567890123456
Kejari Mataram Protes Lapas
Bersambung ke hal 15