Edisi Sabtu 27 April 2019 | Suara NTB

Page 1

LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SABTU, 27 APRIL 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 44 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

DIBIDIK - Kejati NTB melakukan gelar perkara terkait kasus LCC. Kejaksaan membidik adanya indikasi perbuatan melawan hukum pada proses diagunkannya lahan seluas 8,4 hektar milik Pemkab Lobar itu.

Kejati Ajukan Audit Investigasi Kasus LCC Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB akhirnya melakukan gelar perkara kasus lahan Lombok City Center (LCC). Disimpulkan sudah ditemukan indikasi unsur tindak pidana. Namun untuk memastikan kerugian negara, penyidik akan

(Suara NTB/ars)

’’

Tinggal kepastian dari BPK atau BPKP bilang ada kerugian negara, langsung naikkan ke penyidikan Arif

Data Keliru, Pengumuman Hasil Rekrutmen P3K NTB Tak Jelas

Mataram (Suara NTB) Pengumuman hasil seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) NTB hingga saat ini belum jelas. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) bersama Pemda masih melakukan validasi verifikasi dan validasi data.

Pasalnya, banyak data eks tenaga honorer K2 yang ikut seleksi P3K, Februari lalu yang masih keliru. Kepala Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Raisah, SE, MM mengatakan sampai sekarang belum ada informasi dari Kemen PANRB, kapan hasil seleksi P3K tahap I akan diumumkan. ‘’Karena ada kesalahan, kekeliruan beberapa P3K kabupaten/kota masuknya ke provinsi,’’ ungkap Raisah dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (26/4) siang. Ia menyebutkan, ada puluhan eks honorer K2 yang ikut seleksi P3K masuk ke provinsi. Misalnya, ada guru SD dan SMP yang masuk datanya ke provinsi. Padahal, pendidikan jenjang

Serahkan LHKPN ke KPK

Paryono

Mataram (Suara NTB) Kapolda NTB Irjen Pol Achmat Juri bakal segera mengakhiri pengabdiannya. Mabes Polri mengutus perwira asal Demak, Jawa Tengah ini untuk memimpin regenerasi Polri sebagai Gubernur Akpol. Calon penggantinya yakni Brigjen Pol Nana Sujana, perwira tinggi Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri. Keputusan mutasi tersebut tertuang dalam surat Kapolri ST/ 1202/IV/KEP/2019 yang ditandatangani Asisten SDM Irjen Pol Dr Indra Heri tanggal 26 April 2019. Dalam surat tersebut tertera 40 nama perwira tinggi dan perwira

RATUSAN jaksa di lingkup Kejati NTB menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penyerahan laporan harta itu bentuk kesadaran dan upaya transparansi jaksa sebagai bagian dari penegak hukum. Total 157 jaksa itu terdiri dari Kajati NTB Arif SH.,MM, dan seluruh Kepala Kejaksaan Negeri, termasuk jaksa biasa hingga jabatan koordinator. ‘’Semua jaksa sudah serahkan LHKPN ke KPK. Bersambung ke hal 11

menengah yang juga dimutasi. Kabid Humas Polda NTB AKBP H Purnama mengonfirmasi surat tersebut. “Ya benar,” ujarnya menjawab pesan singkat Jumat (26/4) kemarin Achmat Juri akan digantikan Brigjen Pol Nana Sujana yang saat ini menjabat Direktur Politik Baintelkam Polri. Nana sebelumnya pernah berdinas sebagai Wakapolda Jawa Barat, Wakapolda Jambi, dan Kapoltabes Surakarta. Purnama menambahkan, upacara serah terima jabatan akan dilaksanakan Kamis (2/5) mendatang di Jakarta. “Pelantikannya oleh Kapolri,” jelasnya. Bersambung ke hal 11

Kalah di Banyak Lini, Partai Baru Butuh Waktu

KO M E N TTAA R

AJAH parlemen hasil Pemilu 2019 nampaknya masih didominasi politisi partai-partai besar. Partai kecil atau partai baru, tersisih dari peta persaingan. Mereka kalah di banyak lini. Dari logistik, identitas, infrastruktur dan kelembagaan, hingga jam terbang para Calegnya. Partai baru butuh waktu yang cukup untuk tumbuh dan menjaring konstituen. Fenomena nasional dari hasil quick count sejumlah lembaga survei memperlihatkan bahwa, tidak ada satupun perwakilan dari partai baru yang berhasil masuk lolos ambang batas parlemen. Mereka semua hampir dipastikan rontok. Situasi yang sama juga terjadi di daerah. Perolehan suara sementara dari hasil rekapitulasi internal masing-masing partai di Pemilu 2019, memperlihatkan nyaris semua kursi wakil rakyat dibagi habis oleh partai-partai besar. Bersambung ke hal 11

Tak Ada Warga NTB SETELAH bebasnya dua warga negara Indonesia (WNI) asal Sumbawa dan Karawang dari ancaman hukuman mati. Masih ada 11 WNI lagi yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan tidak ada warga NTB dari 11 WNI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi tersebut. Hal tersebut ditegaskan Pejabat Fungsional Diplomat Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Upi Dewi Marciana. ‘’Dari 11 WNI itu tidak ada dari NTB,’’ ujarnya di Mataram, kemarin. Dewi mengatakan 11 WNI yang terancam hukuman mati tersebut sekarang Bersambung ke hal 11

P3K tahap I sudah bisa diumumkan. Raisah menyebutkan, sekitar enam kabupaten/kota yang datanya masih rancu. Dan sekarang sedang dilakukan verifikasi dan validasi oleh Pemda. ‘’Seperti Lotim, Loteng, Lobar, ada kita kembalikan. Cuma ndak banyak. Ada yang tiga orang, lima orang,’’ sebutnya. Pada rekrutmen P3K tahap I sebanyak 234 eks honorer K2 memenuhi passing grade atau nilai ambang batas dalam seleksi P3K lingkup Pemprov NTB. Jumlah eks honorer K2 yang dapat ikut tes tulis yang dilaksanakan 23-24 Februari lalu sebanyak 379 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 145 orang tidak lolos passing grade. Mereka yang memenuhi passing

grade terdiri dari guru 217 orang, penyuluh pertanian 15 orang, medik veteriner 1 orang dan pengendali organisme pengganggu tanaman 1 orang. Sementara yang tidak memenuhi passing grade sebanyak 141 orang, semuanya merupakan guru. Ribuan eks honorer K2 mengadu nasib menjadi P3K di NTB beberapa waktu lalu. Untuk Pemprov NTB, eks honorer K2 yang dapat ikut tes tulis seleksi P3K sebanyak 379 orang, terdiri dari guru dan penyuluh pertanian. Dari 379 peserta yang berhak ikut tes tulis, sebanyak empat orang yang tidak hadir. Atau sebanyak 374 orang yang hadir mengikuti tes tulis. Bersambung ke hal 11

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB berhasil menempati peringkat tiga nasional dalam Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) 2018. NTB berhasil menyalip provinsiprovinsi besar lainnya seperti DKI Jakarta dan Jawa Tengah (Jateng). Kepala Biro Pemerintahan Setda NTB, H. Irnadi Kusuma, S. STP, ME mengatakan pada 2017, NTB menempati peringkat 6 nasional. Kemudian turun ke peringkat 10 nasional pada 2018. ‘’Sekarang masuk peringkat tiga nasional, dari posisi 10,’’ kata Irnadi dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (26/ 4) siang. Irnadi menjelaskan, kinerja pemerintah daerah tahun 2019 ini merupakan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) tahun 2017 yang dilaporkan pada 2018 dan di-

H. Irnadi Kusuma

nilai pada 2019. Ia mengatakan target NTB masuk

peringkat tiga nasional merupakan target sejak dulu. ‘’Target sudah bisa tercapai. Sekarang tinggal kita pertahankan. Kita sempat peringkat enam, turun lagi di 2016 ke peringkat 10. Melonjak tajam, dari 10 masuk tiga besar sekarang,’’ katanya. Irnadi menjelaskan, setiap daerah punya kesempatan yang sama untuk memperoleh peringkat terbaik. Selama ini, NTB masuk enam besar dan 10 besar. Tetapi sekarang, mampu mencapai peringkat tiga besar. ‘’Artinya, kerjasama antar semua OPD terkait dengan pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah sudah meningkat dengan baik. LPPD masuk tiga besar karena OPD mampu berkolaborasi, bekerjasama dengan baik untuk mencapai peringkat tiga nasional,’’ katanya. Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB ini mengatakan, dibutuhkan komitmen semua OPD untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi yang telah dicapai. Ia mengatakan mempertahankan prestasi yang telah dicapai jauh lebih sulit. Sehingga dibutuhkan komitmen dari semua OPD untuk bisa berkolaborasi dalam rangka menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan baik sesuai indikator yang sudah ditetapkan. ‘’Ada indikator kinerja kunci (IKK) dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh OPD. Penilaian indikator kinerja kuncinya. Itulah yang menjadi penilaian utama,’’ ujarnya. Penyerahan piagam penghargaan kepada daerah dengan kinerja penyelenggaraan pemerintahan terbaik Bersambung ke hal 11

Bangun Sirkuit MotoGP, ITDC Siapkan Rp500 Miliar

(Suara NTB/kir)

Upi Dewi Marciana

SD dan SMP berada di kabupaten/kota. ‘’Banyak yang begitu, ada puluhan orang. Itu harus dikembalikan itu ke Pemda kabupaten/kota,’’ ujarnya. Raisah mengatakan, eks hononer K2 yang ikut seleksi P3K tahap I yang datanya keliru tersebut ada yang lolos dan tidak. Meskipun mereka tidak lolos seleksi P3K, namun semuanya dikembalikan ke kabupaten/kota. ‘’Persoalan datanya yang rancu. Data dari Kemen PANRB yang salah. Yang lolos passing grade di provinsi ada yang masuk P3K kabupaten/kota,’’ katanya. Saat ini, lanjut Raisah, data tersebut sedang disinkronkan di pusat. Diharapkan, bulan depan, hasil seleksi

Kapolda NTB Diganti NTB Peringkat Tiga Nasional

TO K O H

(Suara NTB/dok)

meminta dilakukan audit investigasi. Gelar perkara kasus LCC berlangsung Jumat (26/4), dipimpin langsung Kajati NTB, Arif, SH.,MM dihadiri Aspidsus Ary Ariansyah Harahap, Bersambung ke hal 11

Praya (Suara NTB) Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 miliar, untuk membiayai pembangunan sirkuit MotoGP di kawasan The Mandalika. Anggaran tersebut nantinya akan disalurkan secara bertahap sesuai dengan tahapan pembangunan sirkuit. Demikian diungkapkan Direktur Operasi dan Kontruksi ITDC, I Gusti Ngurah Wirawan, Jumat (26/4) kemarin. ‘’Anggaran pembangunan sirkuit MotoGP sudah disiapkan. Totalnya mencapai sekitar Rp 500 miliar,’’ sebutnya. Anggaran tersebut Gusti Ngurah Wirawan

bersumber dari dana pinjaman ITDC dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Yang memang diperuntukan membiayai pembangunan infrastruktur dasar kawasan The Mandalika. Ia mengatakan, ITDC total mengajukan pinjaman sekitar Rp 3,6 triliun dari AIIB. Untuk membiayai pembangunan seluruh fasilitas pendukung kawasan. Termasuk sirkuit MotoGP tersebut. Karena memang sirkuit MotoGP yang dibangun itu nantinya mengusung konsep balapan jalan raya. Jadi jalur balapan tersebut bisa dua fungsi. Saat tidak ada event balapan, sirkuit akan dibuka dan jalur balapan bisa diakses oleh masyarakat. Tapi

(Suara NTB/dok)

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004

kalau sedang ada event balapan, jalur akan ditutup selama event berlangsung. Dalam proses pembangunan sirkuit MotoGP tersebut, untuk lintasan balasan ITDC akan membangun sampai lapisan atas saja. Sedangkan untuk lapisan akhir lintasan, itu akan menjadi tanggung jawab pihak Vinci. Karena untuk lapisan atas khusus untuk lintasan balapan, jenis aspal yang digunakan berbeda. Untuk proses pembangunan sirkuit sendiri saat ini tengah dalam proses penyelesaian akhir desain sirkuit. Bersamaan dengan itu, pihak ITDC juga tengah mengupayakan pembebasan lahan yang akan terkena pembangunan

sirkuit MotoGP. ‘’Untuk pembebasan lahan sejuah ini masih berjalan. Dari 5 hektar lahan yang harus dibebaskan, sudah sekitar 40 are yang proses pembayaran. Sisanya masih proses negosiasi harga lahan,’’ imbuhnya. Wirawan mengatakan, untuk harga lahan sesuai hasil appraisal itu antara Rp 70 sampai 80 juta per are. Harga tersebut sudah di atas ratarata harga pasaran. Jadi pemilik lahan tidak bakalan rugi. Sehingga pihaknyaberharap pengertian masyarakat pemilik lahan, bahwa harga lahan sudah dipatok dan tidak bisa lebih dari hasil penilaian appraisal. Bersambung ke hal 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.