SUARA NTB
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
KAMIS, 26 SEPTEMBER 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 164 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Oknum Pejabat Kementerian PUPR di NTB Terjaring OTT Mataram (Suara NTB) – Oknum Kepala Satker Satuan Kerja Non-Vertikal tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan, Ditjen Penyediaan Perumahan (PP), Kementerian PUPR Wilayah NTB, BR ditangkap dalam sebuah Operasi Tangkap Tangan (OTT), Rabu (25/9) sekitar pukul 16.30 Wita. Dari OTT yang dilakukan Satreskrim Polres Mataram itu, polisi berhasil mengamankan uang tunai sebesar Rp 100 juta.
1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Mataram (Suara NTB) 1234567890123456789012345678901212 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT. Jamkrida 1234567890123456789012345678901212 NTB Bersaing hingga saat ini masih belum memenuhi 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 persyaratan pemenuhan modal dasar. Hal ini menjadi 1234567890123456789012345678901212 temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan meminta 1234567890123456789012345678901212 harus segera dipenuhi. 1234567890123456789012345678901212 Bersambung ke hal 15 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212
Izin Usaha PT. Jamkrida NTB Bersaing Terancam
TO K O H KPK Tunjuk ’’Justice Collaborator’’
Dzakiyul Fikri (Suara NTB/dok)
KO M E N TTAA R Tak Tepat Sasaran PENYALURAN elpiji subsidi 3 kg di NTB disinyalir banyak yang tidak tepat sasaran. Elpiji subsidi banyak digunakan kalangan PNS, perhotelan, rumah makan, restoran dan orang kaya. Pemprov NTB akan membuat regulasi yang akan melarang PNS, perhotelan dan restoran menggunakan elpiji subsidi 3 Kg. Pasalnya, elpiji subsidi dihajatkan untuk masyarakat kurang mampu. ‘’ Kita akan buatkan regulasi. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/why)
SEGEL - Penyidik Satreskrim Polres Mataram menyegel ruangan Satuan Kerja Non Vertikal tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wilayah NTB di Jalan Majapahit, Mataram, Rabu (25/9).
Proyek Pembangunan Rusun NTB 2 BERDASARKAN penelusuran Suara NTB pada laman LPSE Kementerian PUPR RI, Satker SNVT PP Provinsi NTB memiliki proyek Pembangunan Rumah Susun NTB 2 tahun 2019 di Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa. Proyek dengan harga perkiraan sendiri (HPS) senilai Rp3,52 miliar itu diikuti 37 peserta tender. CV JU memenangi
lelang proyek tersebut dengan harga penawaran Rp3,49 miliar. Oknum Kepala Satker Satuan Kerja Non-Vertikal tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan, Ditjen Penyediaan Perumahan (PP), Kementerian PUPR Wilayah NTB, BR diduga menerima fee sebesar Rp100 juta dari proyek ini. Kapolres Mataram AKBP H
Syaiful Alam dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa uang tunai yang disita dalam OTT sebesar Rp100 juta. ‘’Barang bukti Rp100 juta kita sita dari proyek Rumah Susun di Kabupaten Sumbawa senilai Rp3 miliar lebih,’’ sebut Kapolres didampingi Kasatreskrim AKP Joko Tamtomo Rabu (25/9) petang. Bersambung ke hal 15
Inspektorat Lanjutkan Audit Dana Bank Sampah Mataram (Suara NTB) Inspektorat Provinsi NTB masih melanjutkan audit dana bank sampah. Proses pemeriksaan ini untuk memastikan penyaluran dana sesuai peruntukannya. Sejumlah kelompok penerima dimintai keterangan terkait bantuan dari total anggaranRp 1,5 miliar tahun 2018. Inspektur Inspektorat NTB, Ibnu Salim, SH.,M.Si memastikan timnya masih bekerja di lapangan. Sehingga ia mengaku belum bisa memberikam gambaran soal hasil. ‘’Saat ini audit masih dalam proses. Laporannya belum saya terima,’’ ujar Ibnu Salim Rabu (25/9). Selebihnya ia belum bisa memberi komentar sampai hasil audit sudah diterima dari tim. ‘’Saya masih menunggu laporan,’’ jawabnya singkat. Kelompok penerima bantuan dari PT. Bank Sampah Bintang Sejahtera diklarifikasi Inspektorat Provinsi NTB. Klarifikasi dan pemeriksaan terkait item bantuan hibah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB senilai Rp1,5 miliar. Salah satu kelompok itu Bank Sampah Jago, di Lombok Tengah. Jaki, ketua kelompok mengakui sudah diklarifikasi, namun tidak berkomentar soal materi pemeriksaanya. Ia pun menyerahkan sepenuhnya soal hasil pemeriksaan di Inspektorat dan menyarankan Suara NTB mengkonfirmasi tima udit. Uswatun Hasanah, kelompok lainnya yang dihubungi Suara NTB sebelumnya, mengaku diberikan modal untuk pembelian sampah Rp 10 juta. Bersambung Ibnu Salim ke hal 15
(Suara NTB/rus)
TOMAT - Petani di wilayah Gunung Malang Desa Tirtanadi memperlihatkan tanaman tomatnya, Rabu (25/9). Harga jual per kilogram hanya Rp200.
Petani Merugi, Harga Tomat Hanya Rp200 Per Kg ETANI tomat di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) menangis. Hasil panen tomatnya, sejak sebulan terakhir tak kunjung beranjak naik. Petani tomat menjual hasil panennya Rp 200 per kilogram. Nilai jual komoditi hortikultura tersebut membuat petani mengalami kerugian besar. Ramli, salah seorang petani tomat di Dusun Tereng, Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur menuturkan, ia menjual hasil panennya menggunakan keranjang. Satu keranjang ukuran rata-rata 45-50 kilogram. “Satu keranjang ini yang dibeli Rp 10 ribu,” katanya pilu. Cara penjualan dengan ukuran keranjang sebutnya menjadi tanda nyata harga
tomat ini sudah tidak berpihak kepada petani. Padahal, biaya produksi sangat besar. Penjualan seharga Rp200 per kilogram ini jelas membuat petani merugi. ‘’Jadi hasil penjualan habis untuk membayar upah yang memetik,’’ katanya. Hal senada diutarakan Ali Syahbana. Menanam tomat musim ini memang hanya merugikan petani. Biaya produksi cukup mahal. Di mana yang dibutuhkan dalam 1000 bibit dibeli seharga Rp 280 ribu. ‘’Itu varietas servo,’’ katanya. Jika dihitung harga per biji bibit Rp 28. Bibit tidak akan bisa tumbuh dengan baik jika tidak dilakukan perlakuan yang baik terhadap media tanam. Dibutuhkan mulsa yang dibeli untuk ukuran 1000 bib-
it itu seharga Rp 600 ribu. Mulsa katanya sangat dibutuhkan. Karena saat ini lahan-lahan petanian tidak akan bisa menghasilkan tanaman horti yang baik kalau menggunakan cara-cara lama. Diketahui dulu cukup dengan jerami, tomat bisa tumbuh dengan baik. Keharusan mulsa ini membuat biaya produksi menjadi bertambah. Belum lagi tonggak bambu yang ditancapkan di setiap batang tomat. Satu tongkat kayu ini pun harus dibeli petani seharga Rp 350 ribu per 1000 biji. Setelah tumbuh, harus ada biaya pemeliharaan dari ancaman hama yang terus mengganas. Sementara di satu sisi, harga obat-obatan saat ini justru makin mahal. Bersambung ke hal 15
Dukung KEK Mandalika dan MotoGP Hj. Selly Andayani
Perbaikan Jalan Lingkar Selatan Lombok Butuh Rp1,7 Triliun Mataram (Suara NTB) Pemerintah berencana akan memperbaiki jalan lingkar selatan Lombok sepanjang 127 Km dari Lembar Sekotong - Kuta - Pantai Pink. Perbaikan jalan lingkar selatan Lombok ini dihajatkan untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, termasuk MotoGP yang akan digelar 2021 mendatang di Sirkuit Mandalika. Kepala Bidang Bina Mar-
ga Dinas PUPR NTB, Ir. H. Sahdan, MT mengatakan, secara struktur, jalan lingkar selatan Lombok dari Lembar - Sekotong - KEK Mandalika sudah mantap 100 persen. Namun masih ada ruas jalan yang masih kurang lebar. ‘’Ada (ruas jalan) yang substandar lebarnya. Artinya belum memenuhi peryaratan lebar yang ideal untuk melayani lalu lintas ketika KEK Mandalika sudah beroperasi,’’
ujar Syahdan dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (25!9) siang. Dari 127 Km jalan lingkar selatan Lombok, sekitar 60 persen masih perlu peningkatan. Lebar jalan ideal untuk mendukung KEK Mandalika dan MotoGP adalah 7 meter dan bahu jalan kiri dan kanan masing-masing 2 meter. Namun sekarang, kondisinya sekitar 76,2 km atau 60 persen dari total panjang jalan lingkar selatan Lombok,
lebarnya masih 4,5 meter. Sehingga ruas jalan inilah yang akan ditingkatkan dalam lima tahun ke depan lewat program Indonesia Tourism Development Project (ITDP) yang dibiayai Bank Dunia. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mengembangkan kasus dugaan suap Kepala Imigrasi Kelas I Mataram, Kurniadie. Upaya menemukan titik terang ke tersangka lain, salah satunya dengan menetapkan terdakwa dalam kasus itu sebagai Justice Collaborator (JC). Terdakwa yang ditetapkan untuk kolaborasi dalam mengungkap kejahatan korupsi dalam kasus ini adalah Liliana Hidayat, Direktur PT Wisata Bahagia Indonesia (WBI). KPK menilai Liliana memenuhi syarat untuk diajak kerjasama dalam untuk mengungkap pelaku lain. Bersambung ke hal 15
Kapolres Mataram AKBP H Syaiful Alam dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa uang tunai yang disita dalam OTT sebesar Rp100 juta. ‘’Barang bukti Rp100 juta kita sita dari proyek Rumah Susun di Kabupaten Sumbawa senilai Rp3 miliar lebih,’’ sebut Kapolres didampingi Kasatreskrim AKP Joko Tamtomo Rabu (25/9) petang. Alam mengungkapkan, OTT berlangsung sore hari sekitar pukul 16.30 Wita. Polisi menemukan pihak rekanan dan Kepala Satker berinisial BR sedang berada di dalam ruangan. Mereka baru selesai serah terima uang. Uang yang diserahkan dimasukkan ke dalam tas kertas. Uang itu diduga terkait setoran proyek rumah susun di Kabupaten Sumbawa tahun 2019. Setiap proyek diduga ada setoran antara 5-10 persen. ‘’Dia meminta imbalan dari pekerjaan proyek sebesar lima sampai 10 persen,’’ beber Kapolres. Hingga berita ini ditulis semalam, BR masih dalam pemeriksaan di Polres Mataram. Satu saksi lainnya, PPK Rumah Susun dan Rumah Khusus, HS juga turut diamankan. HS diduga menjembatani komunikasi antara pimpinannya itu dengan pihak kontraktor. ‘’Kita masih dalami proyek ini seperti apa. Intinya yang bersangkutan diduga melakukan perbuatan korupsi terkait proyek rumah susun di Sumbawa,’’ terangnya. Menurut Kapolres, pihaknya masih akan mengembangkan kasus ini. ‘’Belum ada penetapan tersangka. Bersambung ke hal 15