Edisi Senin 25 Nopember 2019 | Suara NTB

Page 1

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 214 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

SENIN, 25 NOVEMBER 2019

Hutan Rusak, Masa Depan Kita dan Kampanye Tak Biasa

Kondisi hutan di NTB sangat memprihatinkan. Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, luas lahan kritis mencapai 680.620 hektare. Di mana, 230 ribu hektare lahan kritis tersebut berada di dalam kawasan hutan.

) NTB/ars (Suara

H.Agus Talino

TGH. Hasanain Juaini

DARI jumlah tersebut, seluas 96.238 hektare kawasan hutan yang benar-benar gundul seperti lapangan bola. Puluhan hektare kawasan hutan yang menjadi lahan terbuka itu akibat alih fungsi lahan atau perambahan yang dilakukan masyarakat untuk tanaman semusim, seperti jagung, padi, pisang dan lainnya. Alih fungsi lahan ini bukan hanya menjadi ancaman terjadinya bencana, seperti kekeringan dan banjir bandang ketika musim hujan tiba. Tetapi juga, bendungan yang sudah dibangun dengan biaya triliunan rupiah terancam tak berfungsi. Bersambung ke hal 8 H. Zulkieflimansyah

Hendra Ahyadi

KEPALA Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F, M.Si mengatakan bahwa kerusakan hutan dimulai sejak era reformasi 1998/1999. Pada tahun 2000/2001, digalakkan program penghijauan. Pada 2013, kembali lagi ada perambahan hutan di NTB karena ada pengembangan tanaman semusim. Madani mengungkapkan, kearifan lokal masyarakat di sekitar hutan sudah mulai hilang. Masyarakat mulai membabat pohon, melakukan perambahan untuk tanaman semusim. ‘’Sehingga mulai dari Plampang sampai Bima, di pinggir jalan yang dulunya hijau dengan pohon. Jangankan di hutan, di luar kawasan hutan dibabat juga, habis semua,’’ terang Madani. Bersambung ke hal 8 H. Ahsanul Khalik

TNI-Polri Kompak Jaga Hutan NTB

(Suara NTB/ars)

PENANGANAN untuk masalah kehutanan, khususnya illegal logging atau pembalakan liar, mendapat perhatian khusus dari aparat penegak hukum. Hal tersebut ditunjukkan dengan sinergi yang terus dibangun oleh TNI dan Polri. Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda NTB, Kompol Hery Indra Cahyono, menerangkan, pihaknya selama ini terus membangun sinergi baik dengan TNI maupun stakeholder terkait seperti BPBD dan lainlain untuk mengimbangi kerusakan hutan.

‘’Kami dan TNI tentunya akan mendukung mengawal hutan Indonesia, khususnya di NTB, mewujudkan hutan yang asri dan lestari (sesuai visi Gubernur-Wakil Gubernur saat ini),’’ ujar Hery Indra . Menurutnya, hal tersebut telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 13 terkait pemeliharaan Kamtibmas, penegakan hukum, dan pemberian pelayanan serta pengayoman dan perlindungan bagi masyarakat. Bersambung ke hal 8

Endarwan Yansori

Hery Indra Cahyono

Madani Madani Mukarom Mukarom

(Suara NTB/ars)

Kearifan Lokal Hilang dan Minimnya Petugas

Butuh Solusi yang Menyentuh Akar Masalah KONDISI hutan NTB saat ini diakui cukup memprihatikan. Berdasarkan data tahun 2014, dari 1,071 juta hektare luas hutan, sisa lahan tutupan hutan hanya tersisa 22 persen. Artinya, 78 persen hutan di NTB dalam kondisi kritis. ‘’Itu ada yang kritis sekali, ada yang setengah kritis,’’ ujar Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB, Murdani, SH. Menurutnya, dengan adanya praktik pembalakan liar dan perambahan hutan, rata-rata percepatan kerusakan hutan di NTB adalah 1,4 persen. Bersambung ke hal 8

Murdani (Suara NTB/ars)

Kampanye Libatkan Tokoh Agama

Hj. Hartina

Andi Pramaria

Anggaran Minim dan Personel Terbatas Jadi Kendala KEPALA BKSDA NTB, Ir. Ari Subiantoro, M.P mengutarakan, saat ini, luas hutan di NTB mencapai 1,1 juta hektar. Sedangkan kawasan konservasinya kurang lebih hanya ada 170 ribu hektar saja. “Keadaannya memang tinggal itu, kawasan yang terjaga,” ujarnya. Menurut Ari Subiantoro, kawasan konservasi yang dikelola pihaknya, antara lain 11 Taman Wisata Alam (TWA), 5 Kawasan Cagar Alam dan 1 Taman Burung. Sebanyak 17 kawasan itu, menurutnya betul-betul terjaga oleh balai konservasi SDA NTB. Di NTB, BKSDA memiliki tiga seksi. Pertama di Lombok, kedua di Sumbawa dan seksi ketiga di Bima. Dari luas kawasan yang dikelola BKSDA, yang sempat tergang-

Dedy Asriady

gu oleh penguasaan kawasan tanpa izin sekitar 4000 hektar. ‘’Itu di Pulau Moyo, Bangko-bangko, dan satu lagi di Tanjung Tampa. Tapi sekarang sudah terjaga dengan baik,’’ imbuhnya. Selain mengelola kawasan konservasi, BKSDA NTB juga mengelola tanaman dan satwa liar. Untuk keperluan ini, pihaknya bekerjasama dengan TNI, kepolisian dan para pemangku kepentingan terkait. ‘’Tahun ini ada (sekitar) 2000 satwa liar yang kami lepas kembali di alam bebas,” imbuh Ari. Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan Taman Nasional Gunung Tambora memiliki potensi yang besar. Namun, kerusakan alam di dua kawasan ini membuat potensi tersebut sulit

Lalu Saladin Jufri

dikembangkan. Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady, S.Si, M.P, menjelaskan persoalan yang dihadapi TNGR. Salah satunya ialah kebakaran hutan. Dikatakan Dedy yang mulai bertugas sejak 14 Oktober 2019 itu, tahun 2019 ini luas kawasan TNGR yang terbakar merupakan yang terbesar sejak 2015 lalu. ‘’Kebakaran di Gunung Rinjani menurut data setiap tahun terjadi. Khusus tahun ini luasan terdampak 5.600 hektar. Kejadian yang lumayan besar setelah tahun 2015 yang lalu,’’ sebut Dedy. Lebih jauh dikatakan, potensi Gunung Rinjani sebagai jantung Lombok sangat luar biasa besar. Terdapat sekitar 1.700

Muhammad Saad

masyarakat sekitar kawasan yang bergantung hidup dari kawasan ini. Misalnya dengan menjadi porter dan pemandu wisatawan. Dengan adanya kebakaran hutan, tentu saja aktivitas pendakian akan terhenti. Hal itu berarti menghentikan sementara mata pencarian mereka. ‘’Akibat dari kebakaran tersebut kami harus terpaksa menutup pintu pendakian, namun setelah seminggu kemudian kami buka. 1.700 masyarakat yang terlibat dan mendapatkan akses kesejahteraan dalam bentuk pemberian jasa porter dan guide,’’ ungkapnya. Selain itu, pekerjaan rumah yang harus dipikirkan bersama juga ialah terkait dengan air dan sampah di sekitar kawasan. Bersambung ke hal 6

Ari Subiantoro

(Suara NTB/ars)

123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 PERAMBAHAN hutan menjadi permasalahan kompleks. 123456789012345678901234567890121234 Di satu sisi, masyarakat menebang pohon untuk meningkat123456789012345678901234567890121234 kan produktivitas pertanian mereka. Di sisi lain, bencana alam 123456789012345678901234567890121234 seperti longsor dan banjir bandang sewaktu-waktu mengintai 123456789012345678901234567890121234 jika hal ini dibiarkan. Menyikapi itu, diperlukan kampanye 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 bersama para pimpinan daerah, dengan melibatkan tuan guru. 123456789012345678901234567890121234 Upaya penyelematan hutan dengan melibatkan tokoh aga123456789012345678901234567890121234 ma, disampaikan Asisten III Setda NTB, Ir. Hj. Hartina, MM. 123456789012345678901234567890121234 Menurutnya, hal ini pernah dilakukan oleh Pemprov NTB di 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 Hutan Sekaroh, Kabupaten Lombok Timur. 123456789012345678901234567890121234 Kala itu, TGH. Sibawaih dilibatkan mengingatkan masyarakat 123456789012345678901234567890121234 di lingkar hutan agar tidak menebang hutan. Rupanya langkah itu 123456789012345678901234567890121234 dinilai cukup efektif mengingatkan masyarakat. “Kampanye itu 123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 perlu melibatkan tuan guru,’’ kata Hartina. 123456789012345678901234567890121234 Kampanye penyelamatan hutan perlu diinisiasi oleh Pem123456789012345678901234567890121234 prov NTB bersama para kepala daerah di kabupaten/kota. Bila 123456789012345678901234567890121234 perlu, bupati mengeluarkan surat edaran seperti yang dilaku123456789012345678901234567890121234 123456789012345678901234567890121234 kan oleh Bupati Bima. Bersambung ke hal 8 123456789012345678901234567890121234


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.