Edisi Rabu 24 Oktober 2018 | Suara NTB

Page 1

SUARA NTB

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

RABU, 24 OKTOBER 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 186 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Terkait Posisi Ketua BPPD NTB

Gubernur Minta Diselesaikan dengan Silaturahmi Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB Dr.H. Zulkieflimansyah,SE.M.Sc meminta polemik kepemimpinan di Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB diselesaikan dengan cara yang elegan. Salah satu yang ditawarkan adalah dengan cara silaturahmi. ‘’Selesaikanlah dengan silaturahmi,’’ ujar gubernur seperti dikutip Ketua BPPD NTB, Fauzan Zakaria Amin di Pendopo Gubernur, Selasa (23/10) sore. Dijelaskan Fauzan bahwa Gubernur NTB meminta dalam kondisi recovery pascabencana seperti saat ini semua pihak diminta tidak melaku-

kan hal-hal yang kontraproduktif dengan semangat kerja yang dibangun pemerintah. Karena itu ia berharap apa yang disuarakan sejumlah pengurus terkait posisi Fauzan Zakaria sebagai Ketua BPPD NTB bisa diselesaikan secara cepat. Secara tegas kata Fauzan, gubernur menyatakan tidak pernah menyetujui pemberhentian Fauzan Zakaria sebagai Ketua BPPD. Saat menanggapi surat dari sejumlah pengurus, gubernur katanya, hanya meminta persoalan ini diselesaikan dengan cepat agar tak mengganggu tugas utama BPPD.

‘’Nggak ada itu (pemecatan). Jadi, persoalan dan dinamika dalam sebuah lembaga itu biasa, selesaikanlah dengan baik,’’ ujar Fauzan mengutip pernyataan gubernur. Sebelumnya, sejumlah pengurus BPPD mempersoalkan posisi Fauzan sebagai Ketua BPPD. Hal ini terkait status Fauzan sebagai Caleg DPRD NTB pada Pemilu 2019 mendatang. Mereka mempersoalkan posisi Fauzan secara etika, meski Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI telah menegaskan secara hukum Fauzan dapat menjadi caleg dan Ketua BPPD secara bersamaan.

Terkait polemik ini Fauzan sendiri menegaskan, siap menjalankan apa yang disampaikan gubernur selaku pemberi mandat kepemimpinannya di BPPD. Baginya, apa yang terjadi saat ini merupakan dinamika biasa yang terjadi dalam organisasi. ‘’Seperti arahan Pak Gubernur, kita akan konsolidasikan secara internal. Kita duduk bersama dan mencari titik temu yang baik,’’ ujarnya. Terkait posisinya sebagai Caleg, Fauzan menegaskan meski tetap maju di Pemilu kali ini dirinya tidak akan melakukan kampanye. Hal ini agar tidak mengganggu tu-

gas utama dalam memajukan pariwisata Bumi Gora. ‘’Terkait etika tentu saya paham, saya sudah berkomitmen dari awal saya tidak akan menggunakan fasilitas dan posisi saya di BPPD untuk berkampanye. Sejak awal saya sudah melakukan itu, publik bisa melihat apa yang saya lakukan sejauh ini,’’ tambahnya. Fauzan menambahkan, saat ini dalam empat bulan kepengurusannya BPPD fokus dalam melakukan konsolidasi untuk memulihkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi wisata NTB. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist)

FOTO BERSAMA- Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah foto bersama Ketua BPPD NTB Fauzan Zakaria Amin di Pendopo Gubernur Selasa (23/10) sore.

Bangun Rumah Korban Gempa

Gubernur Buat Terobosan Libatkan 1.000 Pengusaha Konstruksi

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc membuat terobosan agar dana bantuan tahap pertama bagi korban gempa yang sudah dicairkan dapat segera digunakan membangun rumah. Langkah terobosan yang dilakukan dengan melibatkan pengusaha jasa konstruksi yang berada di bawah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB. ‘’Pembangunan rumah segera dilakukan. Sehingga dalam sebulan ini ketika datang musim hujan masyarakat keluar dari tenda untuk kembali ke rumahnya,’’ kata gubernur saat memimpin rapat koordinasi percepatan pembangunan rumah korban gempa di Kantor Gubernur, Selasa (23/10) siang. Pada kesempatan tersebut turut diundang Kadin NTB, Gabungan Pengusaha Jasa Konstruksi (Gapensi), Pen-

gusaha Real Estate Indonesia (REI) NTB, Gapeksindo dan lainnya. Hadir juga BPKP, Polda, Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Dalam pertemuan tersebut ada komitmen dari Kadin untuk melibatkan 1.000 pengusaha untuk menyelesaikan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap). Gubernur mengatakan, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, huntara dan huntap bagi korban gempa harus seg-

era dituntaskan. Bahkan Presiden menargetkan pembangunan rumah korban gempa dapat tuntas dalam waktu enam bulan. Namun ada kendala yang ditemukan di lapangan. Karena Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mensyaratkan rumah tahan gempa, Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha). Dalam praktiknya kelihatan sederhana tapi menjadi rumit.

‘’Mudah-mudahan dengan kita bertemu ini, saya sudah ngomong dengan Menteri (PUPR) tadi malam.Temanteman menjamin tahan gempa. Supaya teman-teman (pengusaha) ini langsung bekerja karena uangnya ada. Kecuali kalau uangnya nggak ada. Yang mau bekerja ada tapi takut karena tak pernah ketemu,’’ kata gubernur. Ketua Kadin NTB, Ir. H. L. Heri Prihatin mengatakan, sejak awal pihaknya sudah mempersiapkan secara kolektif kaitan dengan penyiapan bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan masyarakat untuk membangun kembali rumahnya. Fungsi Kadin, katanya, untuk menjaga stabilisasi dan ketersediaan bahanbahan bangunan yang dibutuhkan pascagempa.

Saksi Kasus TPPU Terancam Dijemput Paksa

TO K O H Catat Semua Bantuan SEMUA bentuk bantuan yang masuk dari donatur, pemerintah, swasta maupun individu harus dicatat dengan baik. Detail pemasukan, pengeluaran dan saldo harus dihimpun rapi jika dalam bentuk uang. Sebab itu akan berkaitan dengan tanggung jawab moral kepada pemberi bantuan, penerima bantuan, umumnya publik. ‘’Setiap bantuan yang diterima dan yang digunakan atau dimanfaatkan, harus tercatat dan sesuai dengan prosedur serta peruntukan (Suara NTB/ars) dari setiap bantuan terseAyi Riyanto but,’’ pesan Kepala BPKP NTB, Dr. Ayi Riyanto kepada Suara NTB, Selasa (23/10). Saat ini kata Ayi, lembaganya sedang memantau penerimaan dan penyaluran bantuan bencana gempa Lombok dan Sumbawa. Caranya, dengan melakukan pendampingan atau asistensi dalam penatausahaan bantuan. Bersambung ke hal 15

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/nas)

HUNTARA- Seorang ibu warga Desa Gelangsar, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat bersama anaknya, melintas di reruntuhan bangunan rumah yang hancur akibat gempa. Ibu ini dan juga korban gempa lain yang rumahnya hancur, membutuhkan hunian sementara (huntara) segera, mengingat musiim hujan akan segera tiba.

Mataram (Suara NTB) Direktur perusahaan atau rekanan yang diduga terlibat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) mangkir panggilan jaksa Selasa (23/10) kemarin. Dengan demikian, akan dilayangkan panggilan ketiga kalinya. Jika tak juga hadir, rekanan tersebut akan dijemput paksa. Juru bicara Kejati NTB Dedi Irawan, SH Selasa (23/10) kemarin menyebutkan, ada dua pihak swasta yang dilayangkan panggilan. ‘’Dua orang dari pihak swasta itu kita panggil. Seharusnya hadir hari ini (kemarin). Tapi sampai sekarang belum ada kabar apapun,’’ kata Dedi Irawan sore kemarin. Karena tidak hadir, praktis dilayangkan panggilan ketiga, namun jadwal belum disampaikan oleh penyidik. Pada panggilan ke tiga nanti, akan diamati lagi sikap kooperatif direktur perusahaan swasta dan bawahannya tersebut. Jika tidak hadir, maka akan dilakukan tindakan. Bersambung ke hal 15

Lewat Buku dan Berbagi Cerita dengan Korban Gempa

Baru Satu Unit Terbangun DINAS Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB mencatat, jumlah rumah masyarakat yang rusak berat akibat gempa beberapa waktu lalu mencapai 83 ribu unit. Dua bulan lebih pascabencana gempa, baru satu unit rumah warga yang terbangun. Sedangkan lainnya masih dalam proses pembangunan. Kepala Dinas Perkim NTB, Ir. IGB. Sugihartha, MT mengatakan secara keseluruhan jumlah rumah warga yang rusak mencapai 210 ribu unit. Dari jumlah itu, sekitar 83 ribu unit rusak berat. Bersambung ke hal 15

Lambatnya pembangunan rumah korban gempa, kata Heri karena semua terjebak oleh juklak dan juknis yang mengikat pada satu konsep. Mestinya, sejak awal ada pilihan-pilihan sehingga para pengusaha yang berada di bawah Kadin dapat digerakkan atau mengeroyok pembangunan rumah korban gempa. ‘’Bukan didominasi sama satu sisi saja. Itu kelihatan mandeknya di situ,’’ katanya. Heri mengatakan, dalam upaya percepatan pembangunan rumah korban gempa, Kadin akan mengerahkan 1.000 pengusaha untuk melaksanakan pembangunan. Apakah itu aplikator Risha, kontraktor dan siapa saja boleh berpartisipasi sesuai syarat-syaratnya. Bersambung ke hal 15

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB Berikan ’’Trauma Healing’’ Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB mulai turun ke daerah-daerah terdampak bencana gempa bumi. Selain memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB juga memberikan trauma healing lewat buku dan berbagi cerita kepada anak-anak korban gempa.

IGB.Sugihartha (Suara NTB/dok)

DESA Gelanggsar, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat (Lobar) menjadi sasaran pertama. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan sampai Kabupaten Sumbawa. ‘’Ini perintah Pak Gubernur. Jadi, kita melakukan trauma healing kepada anakanak terdampak gempa melalui buku dan berbagi cerita,’’ kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, Dr. H. Manggaukang Raba, MM kepada Suara NTB di SDN 1 Gelangsar, Selasa (23/10). Jika selama ini trauma healing melalui psikolog atau relawan dalam bentuk menyanyi. Maka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menurunkan pustakawan untuk berbagi cerita dan membagikan buku kepada anak-anak korban gempa. Trauma healing kepada anak-anak korban gempa ini, kata Manggaukang akan dilakukan pada enam daerah terdampak bencana. Mulai dari Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok

Timur, Sumbawa Barat dan Sumbawa. Diharapkan program dan kegiatan seperti ini dapat juga dilakukan Dinas Perpustakaan kabupaten/kota. Sehingga anak-anak korban gempa tidak trauma. Dengan trauma healing seperti ini diharapkan anak-anak sekolah terdampak gempa memperoleh pengetahuan. ‘’Bagaimana supaya anak-anak senang tapi mendapatkan ilmu. Sambil kita mengajak mereka ke Perpustakaan Provinsi nanti,’’ ujarnya. Mantan Staf Ahli Gubernur ini mengatakan, akan mendatangi kabupaten/kota agar melakukan hal yang sama. Saat ini, Dinas Perpustakaan yang sudah melakukan hal serupa adalah Lombok Tengah dan Lombok Timur. ‘’Supaya anak-anak jangan trauma lagi. Kita juga membawa bantuan kepada korban bencana. Sekaligus daerah ini (Desa Gelangsar) adalah binaan OPD Dinas Perpustakaan dan Kearsipan,’’ jelasnya. (nas/*)

(Suara NTB/nas)

SEMBAKO - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, H. Manggaukang Raba menyerahkan bantuan sembako kepada warga Desa Gelangsar Gunungsari Lobar.

(Suara NTB/nas)

TRAUMA HEALING - Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, H. Manggaukang Raba bersama sejumlah Kepala Bidang dan Pustakawan memberikan trauma healing kepada siswa/siswi SDN 1 Gelangsar, Selasa (23/10) kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.