Edisi Sabtu 23 Februari 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SABTU, 23 FEBRUARI 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 289 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Lama Telantar, Pemprov Ubah Terminal Haji Jadi BLK Luar Negeri Mataram (Suara NTB) Setelah lama telantar, Pemprov NTB akhirnya mengubah fungsi Terminal Haji di areal Lombok International Airport (LIA) menjadi Balai Latihan Kerja (BLK) Luar Negeri. Gedung yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah itu, akan digunakan sebagai tempat pelatihan calon TKI/TKW yang akan bekerja ke luar negeri. Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, Abdul Hadi menyebutkan, Pemprov mendirikan dua BLK Luar Negeri. Pertama, lokasinya di eks Balai Transmigrasi. Dan kedua, lokasinya di eks Terminal Haji LIA. ‘’BLK Luar Negeri ditempatkan di bekas Terminal Haji,’’ kata Hadi ketika dikonfirmasi di Kantor Gubernur,

Jumat (22/2) siang. Ia menjelaskan, pemanfaatan eks Terminal Haji menjadi BLK Luar Negeri merupakan kerjasama Pemprov dengan Pos Tenaga Kerja (Posnaker) Indonesia. Keberadaan BLK Luar Negeri tersebut kata Hadi sangat penting. Pasalnya, selama ini banyak calon TKI/TKW asal NTB yang ditampung di luar daerah sebelum diberangkatkan ke negara tujuan. Dengan adanya BLK Luar Negeri ini, maka TKI/TKW asal NTB yang dikirim ke luar negeri sudah dijamin mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan negara tujuan. ‘’Ada salah satu PPTKIS yang melakukan seperti itu. Melatih kerja layaknya anak sekolah. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/dok)

DIUBAH - Pemprov NTB akhirnya mengubah fungsi Terminal Haji di areal LIA menjadi BLK Luar Negeri.

3.984 Eks Honorer K2 Lulus Seleksi Administrasi P3K di NTB

TO K O H Surati Pemerintah Pusat UNTUK mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pemprov NTB meminta agar Pemerintah Pusat mempercepat pembangunan by pass Lombok International Airport (LIA) – Kuta, Lombok Tengah. Gubernur akan menyurati Menteri PUPR dan pihak bank dunia agar biaya pembebasan lahan ditanggung oleh pemerintah pusat. ‘’Jalan itu penting ketika ingin mengembangkan Mandalika. Kami sedang menyiapkan surat Pak Gubernur kepada Menteri PUPR dan pihak bank dunia. Agar pembebasan lahan bisa dibiayai bersama-sama dengan bank dunia,’’ kata Kepala Bappeda NTB, Ir. H. Ridwan Syah, MM, M. Sc, M.TP dikonfirmasi di Kantor Gubernur, kemarin. Bank dunia bersama dengan Pemerintah Pusat memberikan dukungan untuk pengembangan tiga kawasan pariwisata. Bersambung H. Ridwan Syah ke hal 11

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/dok)

NTB Dirugikan NTB merasa dirugikan dengan ekspor cabai melalui daerah lain seperti Batam. Pasalnya, Surat Keterangan Asal (SKA) barang dikeluarkan dari daerah lain. Untuk itu, Pemprov akan mencarikan para pembeli cabai dari Malaysia dan Singapura agar ekspor cabai langsung dari NTB. Kepala Dinas Perdagangan NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si mengatakan selama ini cabai asal NTB dikirim ke Malaysia dan Singapura lewat Batam. ‘’Jadi SKA-nya dari Batam, bukan dari NTB. Padahal gratis buat SKA ini. Kalau begitu saya carikan buyer (pembeli) dari Malaysia dan Singapura,’’ kata Selly di Kantor Gubernur, Jumat (22/2) siang. Pemprov katanya, akan menghubungkan para pengusaha cabai yang ada di NTB dengan General Manager (GM) Garuda Indonesia. Bersambung ke hal 11 Hj. Selly Andayani (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Sebanyak 3.984 pendaftar yang merupakan eks honorer K2 di NTB dinyatakan lulus seleksi administrasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Jumlah eks honorer K2 yang lulus seleksi administrasi ini hampir setengah dari kuota sebanyak 7.162 orang yang dapat mendaftar seleksi P3K di NTB. ‘’3.984 pendaftar yang lulus seleksi administrasi di NTB,’’ sebut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurrahman, M. Si kepada Suara NTB, Jumat (22/2) siang. Ia merincikan, jumlah pendaftar yang lulus seleksi administrasi di kabupaten/ kota dan provinsi. Untuk Pemprov sebanyak 379 orang, Kota Mataram 62 orang, Lombok Barat 208 orang, Lombok Tengah 752 orang, Lombok

Timur 508 orang dan Lombok Utara 56 orang. Selanjutnya, Sumbawa Barat 164 orang, Sumbawa 620 orang, Dompu 35 orang, Bima 1.183 orang dan Kota Bima 17 orang. Fathurrahman mengatakan, bagi pendaftar yang lulus seleksi administrasi, selanjutnya akan mengikuti tes tulis menggunakan CAT pada SMK yang telah ditentukan di NTB pada 23-24 Februari 2019. Untuk Pemprov NTB tes akan dilaksanakan di

SMKN 3 Mataram, SMKN 1 Sumbawa dan SMKN 1 Kota Bima. Lombok Barat akan dilaksanakan di SMKN 2 Kuripan. Lombok Tengah berada di SMK W Praya. Lombok Timur di SMKN 2 Selong, Bima di SMKN 1 Kota Bima, SMKN 2 Kota Bima dan SMKN 3 Kota Bima. Kemudian Sumbawa di SMKN 1 Sumbawa Besar, Dompu di SMKN 1 Dompu, Sumbawa Barat di SMK 1 Taliwang, Lombok Utara di

SMA 1 Tanjung, Kota Mataram di SMAN 2 Mataram dan Kota Bima di SMAN 1 Kota Bima. ‘’Seleksi Kompetensi P3K 2019 Tahap I dengan CAT akan berlangsung selama 100 menit. Sebanyak 90 soal pilihan ganda dan tes wawancara pilihan ganda dengan CAT selama 20 menit,’’ terangnya. Dalam tes tulis ini, untuk kompetensi teknis sebanyak 40 soal pilihan ganda. Jika benar bernilai 3 dan salah bernilai nol. Total nilai jika benar semuanya sebesar 120. Bersambung ke hal 11

’’

3.984 pendaftar yang lulus seleksi administrasi di NTB

H. Fathurrahman (Suara NTB/dok)

Kejati NTB Periksa PPK dan Rekanan Pengembangan Industri Olahan Tumpang Tindih Proyek Dam di Kota Bima Antar OPD

Mataram (Suara NTB) Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB sementara tuntas melakukan penyelidikan atas pengerjaan dua dam di Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) hingga rekaman sudah diklarifikasi. Hasil pemeriksaan selama dua hari sudah dibawa ke Mataram. Informasinya, tim penyidik Pidsus mengecek fisik dan meminta keterangan terkait proyek Dam Dadi Mboda yang dibangun dengan anggaran Rp 2.247.517.000. proyek ke dua, rekonstruksi Dam Kapao di Kelurahan Lampe tahun 2017 senilai Rp 5.653.043.000. Dua proyek tahun anggaran 2017 sumber anggarannya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima sebagai proyek in-

frastruktur pascabencana. Tim yang dipimpin langsung Aspidsus Ery Ariansyah Harahap, SH.,MH berada di Kota Bima selama dua hari. Informasinya, pemeriksaan saksi dan cek fisik sejak Selasa hingga Rabu dan bertolak ke Mataram Kamis pagi. Tim Kejati menggunakan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima dalam proses penyelidikan. Sejumlah pihak terkait diperiksa, mulai dari pejabat BPBD, PPK, pengawas dan konsultan perencana, serta pihak perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut. Namun juru bicara Kejati NTB Dedi Irawan, SH.,MH enggan menjelaskan soal rangkaian pemeriksaan itu. Bersambung ke hal 11

Mataram (Suara NTB) Pengembangan industri olahan skala kecil di NTB dinilai tumpang tindih antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Akibatnya, industri olahan tidak pernah berkembang dan maju. Padahal NTB kaya dengan potensi sumber daya alam juga komoditas pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan. ‘’Makanya Dinas Perindustrian tak bisa berkembang karena kewenangannya tumpang tindih,’’ kata Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) NTB, Ir.

Andi Pramaria, M. Si dikonfirmasi Suara NTB, kemarin. Ia mencontohkan, selama ini sudah ada pengolahan hasil hutan seperti minyak kayu putih, wood pelet, kopi dan lainnya. Begitu juga di bidang kelautan dan perikanan, sudah ada pengolahan rumput laut menjadi sabun dan produk lainnya. OPD hulu semestinya memastikan produksi bahan baku tetap kontinu. Sementra bagian pengolahan dilakukan OPD hilir. Termasuk juga mengenai pemasaran. Bersambung ke hal 11

Tunggu Pencairan Tahap Dua

Pembangunan Huntap Tersendat Mataram (Suara NTB) Kelanjutan pengerjaan sebagian hunian tetap (Huntap) rumah rusak berat tersendat. Pasalnya, transfer Rp1,9 triliun tahap kedua belum cair dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pencairan tahap pertama sebelumnya Rp25 juta. Dengan dana itu, masyarakat hanya mampu membangun sampai penembokan. Sebagaimana pantauan Suara NTB di Desa Mekar Sari Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat sebelumnya. Di Dusun Bengkuang, ada 16 Kepala Keluarga (KK) memilih jenis Rumah Instan Konvensional

(Riko). Rumah rumah itu baru sebatas pondasi dan penembokan. Sebagian bisa membeli sampai kusen pintu dan jendela. Diakui Danrem 162/WB Kol. CZI. Ahmad Rizal Ramdhani, pencairan tahap kedua yang belum terealisasi menjadi hambatan. ‘’Kita sudah laporkan ke Jakarta, salah satu problem adalah dana tahap dua untuk atap maupun dinding belum cair,’’ katanya menjawab Suara NTB di kantornya, Jumat (22/2). Pantauannya di lapangan juga sama. Kondisi fisik bangunan Huntap sudah jadi sampai struktur, pondasi sampai tembok dengan anggaran tahap

pertama Rp 25 juta. Data pihaknya, ada 600 Huntap berbagai jenis sudah jadi sampai struktur dengan dana Rp25 juta. Namun macet, karena anggaran untuk finishing belum bisa dicairkan. Danrem mengaku sudah melaporkan itu ke Panglima TNI dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). ‘’Dalam waktu dekat mudah mudahan bisa segera dicairkan. Sehingga cepat rehab rekon. Kami lapor ke BNPB maupun kepada Mabes TNI. Mereka yang sampaikan ke pimpinan (Kementerian Keuangan),’’ jelasnya. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/ars)

RIKO - Salah satu rumah jenis Riko untuk huntap korban gempa di Desa Mekar Sari Kecamatan Gunungsari Lombok Barat. Progres pembangunan sudah signifikan, korban gempa tinggal menunggu pencairan tahap berikutnya.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.