Edisi Sabtu 21 Maret 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SABTU, 21 MARET 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 18 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Terapkan ’’Social Distancing’’

Jam Besuk Rumah Sakit Ditiadakan (Suara NTB/nas)

LANTIK - Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah melantik dan mengambil sumpah jabatan pejabat eselon II, III dan IV lingkup Pemprov NTB, Jumat (20/3) sore kemarin.

Mutasi Pejabat Eselon II Pemprov NTB

Jabatan Kadis PUPR Dikosongkan Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc kembali menggelar mutasi pejabat eselon II, III dan IV lingkup Pemprov NTB, di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, Jumat (20/3) sore kemarin. Selain untuk mengisi lima jabatan eselon II yang sudah lama kosong, gubernur juga memutasi delapan pejabat eselon II. Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dilakukan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M. Pd. Ia didampingi Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si dan Asisten I Setda NTB, Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, M. Si. Dalam mutasi kali ini, dua Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang akan maju dalam Pilkada 2020 dimutasi menjadi staf ahli dan staf khusus. Kepala Dinas Perdagangan NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si dimutasi menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Infrastruktur dan Pembangunan. Kemudian Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) NTB, Drs. H. Lalu Saswadi, M. Si dijadikan Staf Khusus Gubernur. Bersambung ke hal 11

Mataram (Suara NTB) – Pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19) di NTB terus diupayakan. Salah satunya dengan menerapkan social distancing atau pembatasan sosial di berbagai fasilitas umum, termasuk di rumah sakit. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri MM, MARS., menerangkan pembatasan sosial yang dilakukan terutama untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan rumah sakit. “Kami tetap evaluasi dan supervisi setiap hari terhadap edaran yang telah kami keluarkan,” ujarnya. Edaran yang dimaksud adalah tindak lanjut dari Surat Edaran Gubernur NTB Nomor 180/112/KUM Tahun 2020 tentang Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja. Sekaligus untuk mematangkan mitigasi risiko di RSUD NTB atas pandemi dengan status bencana nasional non-alam. Diterangkan Fikri, pembatasan sosial yang dilakukan di RSUD NTB dilakukan dengan meniadakan jam kunjungan atau jam besuk pasien rawat inap. Pembatasan tersebut berlaku sejak 16 Maret lalu sampai dengan 29 Maret mendatang. Selain itu, untuk layanan di Poliklinik dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) setiap pengunjung diharuskan melakukan skrining oleh petugas kesehatan. Skrining dilakuan di dua pintu masuk, yaitu pintu utama dan pintu fasilitas umum. ‘’Setiap pengunjung yang sudah diskrining dan sudah diedukasi diharuskan juga melakukan hand hygiene (mencuci tangan),’’ ujar Fikri. Selain itu, pelayanan medical check-up (MCU) juga ditiadakan sampai dengan 29 Maret mendatang. Bersambung ke hal 11 (Suara NTB/rsudntb)

IMBAUAN - Imbauan petugas rumah sakit untuk melakukan social distancing sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19.

TO K O H Kompak Atasi Penyebaran Covid-19 WAKIL Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah melantik 98 pejabat, Jumat (20/3) kemarin. Pelantikan pejabat lingkup Pemprov NTB ini masing-masing 13 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, 41 Pejabat Administrator dan 44 Pejabat Pengawas. Hadir juga Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si. Dalam sambutannya, Wagub mengingatkan seluruh pejabat yang dilantik untuk kompak dan bergotong royong mengatasi penyebaran virus Corona atau Covid-19. Bersambung ke hal 11 Hj. Sitti Rohmi Djalilah (Suara NTB/humasntb)

KO M E N TTAA R

Antisipasi Merosotnya Nilai Tukar Rupiah JUMAT (20/3) kemarin, nilai tukar rupiah merosot ke titik Rp16.273 per dolar Amerika. Kondisi ini juga akan turut berimbas ke daerah. ‘’Dampak yang muncul akibat melemahnya nilai tukar rupiah diantaranya makin lemahnya daya beli masyarakat akibat nilai rupiah turun. Harga-harga kebutuhan akan mengalami kenaikan, terutama untuk komoditas yang ditolong oleh impor,’’ ujar Ekonom dari Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Dr. M. Firmansyah. Dukungan kebutuhan dari luar cukup besar. ‘’Contoh sederhana saja, Bersambung M. Firmansyah ke hal 11 (Suara NTB/dok)

Skenario Terburuk, NTB Siapkan RS Khusus Corona

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB sedang mempersiapkan skenario terburuk untuk mengantisipasi merebaknya virus Corona (Covid-19). Pemprov sedang menyiapkan Rumah Sakit (RS) Khusus untuk penanganan Corona. ‘’Kita sudah ada skenario seperti itu (membangun rumah sakit khusus Corona). Kita sedang berproses ini dengan pemilik rumah sakit,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH dikonfirmasi Jumat (20/3) sore kemarin. Eka mengatakan, apabila ruang isolasi rumah sakit rujukan pasien yang diduga suspect Corona sudah penuh. Termasuk juga rumah sakit milik Pemda kabupaten/kota sudah penuh, maka RS Khusus penanganan Corona dibutuhkan. Rencana penyiapan RS Khusus Corona juga telah masuk dalam rencana anggaran sebesar Rp20-25 miliar yang diajukan untuk penanganan virus Corona. Eka mengatakan, RS Khusus Corona tersebut rencananya akan menggunakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah. Namun ia belum menyebutkan rumah sakit

tersebut. Terpisah, Kepala Bappeda NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M.TP menjelaskan, penyiapan RS Khusus Corona merupakan bagian dari skenario terburuk yang disiapkan Pemprov NTB untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Ia mengatakan, Pemprov menyiapkan dua skenario yakni skenario antisipasi dan skenario penanganan dampak Covid-19. ‘’Antisipasi terburuk kemungkinan penyiapan rumah sakit khusus untuk covid-19,’’ ujarnya dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Jumat (20/3) siang. RS Khusus Corona tersebut nantinya tidak akan melayani penyakit lain, selain pasien yang diduga suspect virus Corona. Ia mengatakan salah satu rumah sakit di NTB akan dijadikan RS Khusus Corona. “Itu nanti bisa rumah sakit provinsi atau rumah sakit kabupaten/kota. Itu skenario

terburuknya,” kata Ardhi. Alternatif lainnya, kata Ardhi, gedung Asrama Haji Lingkar Selatan bisa juga dijadikan sebagai RS Khusus Corona. Yakni sebagai tempat isolasi masyarakat yang diduga suspect Corona. Data Pemprov NTB soal kewaspadaan Covid-19 hingga Kamis (19/3), jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di NTB sebanyak 17 orang. Dari jumlah itu, 11 orang sudah selesai dalam pengawasan dan 6 orang masih dalam pengawasan. Dari jumlah PDP sebanyak 17 orang, 10 orang dinyatakan negatif Corona sesuai hasil laboratorium. Sementara 7 orang masih menunggu hasil uji laboratorium. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 136 orang. Dengan rincian 90 orang selesai dalam pemantauan dan 46 orang masih dalam pemantauan. (nas)

NTB Diizinkan Periksa Sendiri Sampel Covid-19 Mataram (Suara NTB) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyetujui permintaan pemerintah daerah terkait pengadaan laboratorium khusus untuk pemeriksaan virus corona (Covid-19) di NTB. Hal tersebut mengikuti surat permohonan yang dikirimkan Pemprov NTB kepada Kemenkes pasca penetapan status siaga bencana non-alam. Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, menerangkan laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) yang mendapat izin dari Kemenkes untuk pemeriksaan Covid-19 adalah Laboratorium Biomedik Litbangkes

di RSUD NTB. “Litbangkes RSUD NTB diterima sebagai laboratorium yang boleh memeriksa sampel (pasien suspect Covid-19). Jadi kita tidak perlu mengirim lagi ke Surabaya atau Jakarta,” ujar Eka saat dikonfirmasi, Jumat (20/3) di Mataram. Diterangkan Eka, walaupun telah menerima izin pengujian sampel di Labkesda, NTB masih harus menunggu beberapa pekan lagi untuk memulai pemeriksaan mandiri. “Kita masih persiapan. Mungkin 1-2 minggu lagi baru kita bisa periksa (mandiri),” ujarnya. Bersambung ke hal 11

Waspadai Dampak Bencana pada Peralihan Musim di NTB Mataram (Suara NTB) Curah hujan di NTB semakin berkurang. Catatan BMKG pada dasarian II Maret, umumnya dalam kategori rendah hingga menengah. Kondisi ini disebut peralihan musim menuju Hari Tanpa Hujan (HTH) yang lebih panjang. Masyarakat diminta waspada bencana seperti angin puting beliung dan kekeringan. Sejauh ini curah hujan kategori tinggi hanya terjadi di sebagian wilayah Lombok Barat bagian Selatan dan Lombok Barat bagian Utara. Terpantau curah hujan kategori tinggi juga terjadi di sebagian kecil wilayah Kabupaten Sumbawa Barat bagian Barat. Curah Hujan tertinggi tercatat di Pos Hujan Narmada sebesar 227 mm/dasarian. ‘’Sifat hujan pada dasarian II Maret 2020 ini, umumnya atas normal hampir di seluruh wilayah NTB,” kata Forecaster on Duty BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Ni

Made Adi Purwaningsih. Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut – turut memang belum nampak signifikan. Sejauh ini HTH terpanjang terpantau di Pos Hujan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur sepanjang 7 hari. Alasan semakin berkurangnya hujan, dijelaskan Ni Made Adi Purwaningsih, akibat aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya masih didominasi angin baratan. Namun situasi ini sudah mulai melemah dan beralih menjadi angin timuran. Pergerakan Madden Julian Oscalliation (MJO) atau gelombang atmosfer di wilayah tropis yang tumbuh dan berkembang di Samudera Hindia, saat ini sedang tidak aktif di Benua Maritim. ‘’Hal ini mengurangi potensi pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan di wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB,’’ jelasnya. Bersambung ke hal 11

(sumber : BMKG)

Peta Analisis yang menunjukkan curah hujan mulai rendah di NTB.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.