HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
KAMIS, 16 NOVEMBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 205 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
TGB : Konversi Bank NTB, Langkah Strategis Penguatan Ekonomi Berkeadilan Konversi kegiatan usaha PT. Bank NTB ke syariah adalah sejalan dengan kebijakan nasional yang menegaskan bahwa pembangunan nasional diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial. Dengan memperhatikan, menyerap dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. ‘’KALAU kita bicara tentang nilai-nilai dasar di NTB, kita bisa melihat bahwa religiusitas adalah salah satu nilai dasar kita dan itulah merupakan nilai dasar kita sebagai masyarakat nusantara,’’ ujar Gubernur NTB, Dr.TGH.
M. Zainul Majdi yang lebih akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB ) ketika menjadi keynote speaker pada Gathering Sosialisasi Perubahan Kegiatan Usaha Bank NTB menjadi PT.Bank NTB Syariah, di Ball Room Islamic Cen-
oleh para pemegang saham PT. Bank ter, Rabu (15/11). NTB, anggota DPRD NTB dan nasaNamun khusus di NTB katanya, bah Bank NTB di Pulau Lombok. dengan nilai nilai dasar ke-Islam-an Lebih lanjut TGB menyampaikan yang dimiliki masyarakatnya, maka bahwa konversi bank syariah ini dismenjadi dasar kesepahaman dari epakati oleh para pemegang saham unpara pemegang saham. Termasuk Gutuk memenuhi asas keadilan, keberbernur dan Bupati/Walikota se-NTB samaan dan kesejahteraan bagi setelah bersepakat melakukan konversi luruh masyarakat. Sebagaimana Bank NTB dari konvensional ke dirumuskan di dalam syariah. Kesepakatan terseasas dan tujuan yang but diambil, karena termakdidalamnya kita melihat ada kemaslahatan yang tidak hanya jangka pendek dan menengah. ‘’Tetapi juga jangka panjang untuk NTB dan insyaAllah untuk Indonesia yang kita cintai,’’ ujar TGB. Dr. TGH. M. Zainul Majdi Gathering diikuti
tub dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. ‘’ Para pemegang saham sepakat hahwa tantangan kita di Indonesia dan NTB sebagai bagian integral dari Indonesia adalah menciptakan pemerataan. Untuk menciptakan pemerataan maka instrumen-instrumen ekonomi harus diciptakan. Untuk itulah perbankan syariah diletakkan menjadi dasar,’’ujar gubernur. TGB juga menekankan bahwa konversi Bank NTB ke sistem syariah diletakkan sebagai upaya untuk membangun diferensiasi bagi NTB.
Diferensiasi yang dimaksudkan adalah NTB harus mempunyai satu pendekatan yang khas yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat. Khususnya dalam sektor pembangunan ekonomi. ‘’NTB akan diingat karena kebijakannya yang khas. Salah satunya seperti bidang pariwisata yang khas dengan halal tourismnya atau muslim traveler. Walaupun memang dengan berbagai upaya perbaikan di segala bidang termasuk di bidang infrastruktur bagi penunjang halal tourism,’’ ujarnya. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/bul)
Rendah, Realisasi Belanja Delapan Satker KPPN Mataram Mataram (Suara NTB) – Realisasi belanja APBN berupa dana Dekon, tugas pembantuan (TP) dan urusan bersama (UB) di NTB masih rendah. Dari anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat sebesar Rp 993 miliar lebih, sampai 8 November 2017, realisasinya baru Rp 551 miliar lebih. Artinya, masih ada dana yang belum dibelanjakan Satuan Kerja (Satker) penerima dana dekon, TP dan UB sebesar Rp 441 miliar lebih. Berdasarkan data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, untuk yang berada di bawah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Mataram, sebanyak delapan Satker realisasi belanja APBN-nya rendah atau berada di bawah 60 persen. KPPN Mataram memiliki wilayah kerja Pemprov NTB, Kota Mataram, Lombok Barat dan Lombok Utara. Kepala Kanwil DJPB NTB, Taukhid, SE, M.Sc.IB, MBA
menyebutkan, beberapa Satker yang realisasi belanja dekon, TP dan UB masih rendah. Bahkan menjelang berakhirnya tahun anggaran sekitar dua bulan lagi, ada Satker yang realisasinya belanjanya baru 10 persen. Delapan Satker yang realisasi belanjanya masih rendah tersebut adalah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lombok Barat. Dana dekon, TP dan UB yang diperoleh tahun ini sebesar Rp 6,8 miliar lebih baru dibelanjakan sebesar Rp 662 juta lebih atau 10 persen. Artinya, masih ada anggaran sebesar 90 persen yang belum dibelanjakan. Kemudian Dinas Pertanian
dan Perkebunan (Distanbun) NTB. Distanbun memperoleh beberapa anggaran dekon, TP dan UB. Dians ini memperoleh anggaran sebesar Rp 8,6 miliar lebih, baru dibelanjakan 1,2 miliar lebih atau 25 persen. Artinya masih ada anggaran yang belum dibelanjakan sebesar 85 persen. Distanbun juga memperoleh anggaran APBN sebesar Rp 20,6 miliar lebih. Baru terealisasi sebesar Rp 8,1 miliar lebih atau 39 persen. Artinya, masih ada anggaran sebesar 61 persen yang belum dibelanjakan. Selanjutnya, Dinas Perdagangan Kota Mataram, menerima dana dekon, TP dan UB
sebesar Rp 6 miliar. Realisasi belanjanya baru Rp 1,04 miliar lebih atau 27 persen. Artinya, masih ada anggaran sebesar Rp 4,9 miliar lebih atau 83 persen yang belum dibelanjakan. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dsinakertrans) NTB dengan perolehan dana dekon, TP dan UB sebesar Rp 433 juta. Disnakertrans NTB baru membelanjakan sebesar Rp 189 juta lebih atau 44 persen. Masih ada dana yang belum dibelanjakan sebesar Rp 244 juta lebih atau 56 persen. Dinas Perdagangan NTB juga realisasi dana dekon, TP dan UB masih rendah. Dari Rp 2,2 miliar dana APBN yang diperoleh baru dibelanjakan sebesar Rp 1 miliar lebih atau 47 persen. Masih ada dana yang belum dibelanjakan sebesar Rp 1,06 miliar lebih atau 53 persen. Dinas
Perdagangan NTB juga memperoleh dana Rp 898 juta lebih baru dibelanjakan Rp 525 juta lebih. Sebesar Rp 372 juta lebih belum dibelanjakan atau sekitar 42 persen. Selanjutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB yang memperoleh anggaran APBN sebesar Rp 2,3 miliar lebih baru dibelanjakan Rp 1,1 miliar lebih atau 51 persen. Masih ada anggaran sebesar Rp 1,1 miliar lebih atau 49 persen yang belum dibelanjakan. Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD Dukcapil), dari anggaran sebesar Rp 43 miliar lebih baru dibelanjakan sebesar Rp 22 miliar lebih atau 52 persen. Artinya masih ada anggaran sebesar Rp 20 miliar lebih atau 48 persen yang belum dibelanjakan. Bersambung ke hal 15
TO K O H
Kesadaran Masih Minim PEMOTOR mendominasi pelanggaran lalu lintas selama Operasi Zebra 2017. Mulai dari tidak menggunakan helm, berboncengan lebih dari dua, melawan arus, memakai telepon genggam sambil berkendara serta tak punya SIM. Selama 14 hari pelaksanaan Operasi Zebra 2017 di seluruh wilayah NTB, pelanggar tak memakai helm mencapai 4.278 orang. Lebih banyak lagi pelanggar tak bisa menunjukkan SIM saat razia yakni mencapai 5.421 orang. Dirlantas Polda NTB, Kombes Pol Arman Achdiat Rabu (15/11) menegaskan, dalam operasi tersebut pihaknya mengedepankan penindakan dengan memberi teguran. Bersambung ke hal 15
OPTIMIS TUNTAS Proyek lanjutan pembangunan Terminal Haji Lombok International Airport (LIA) dikebut, setelah cukup lama mangkrak dan telantar. Pelaksana proyek optimis bisa menuntaskan pengerjaan proyek tersebut sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Berita selengkapnya di halaman 5.
(Suara NTB/kir)
Arman Achdiat (Suara NTB/why)
KO M E N TTAA R Siapkan Status Siaga Darurat MUSIM hujan yang mulai turun saat ini, baru awal. Namun banjir dan tanah longsor mulai terjadi di beberapa titik. Meski pun intensitas dua peristiwa itu masih ringan, namun Gubernur NTB sudah meminta pemerintah kabupaten dan kota siaga, bahkan mempersiapkan status siaga darurat. Imbauan gubernur itu sesuai surat nomor 360/546/BPBD tanggal 10 November prihal Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan tahun 2017 dan 2018, menindaklanjuti surat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana 31 Oktober lalu. Surat gubernur ini ditujukan kepada bupati dan walikota se-NTB. H. Mohammad Rum Bersambung ke hal 15
Harga Sonokeling Menggiurkan
’’Illegal Logging’’ Kembali Marak di NTB Mataram (Suara NTB) – Aksi penebangan kayu hutan secara ilegal (illegal logging) kembali marak di NTB. Dalam beberapa bulan terakhir, aparat gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) bersama dengan TNI dan Polri berhasil menangkap pengiriman kayu jenis sonokeling yang diduga hasil illegal logging ke luar wilayah NTB. Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, M.Si membenarkan illegal logging semakin marak. Sementara perambahan hutan yang di-
lakukan oleh masyarakat untuk perladangan liar sudah mulai berkurang. “Sekarang perladangan liar itu sudah tidak begitu banyak. Karena kita terus melakukan penindakan di lapangan. Perambahan hutan sudah mulai berkurang. Illegal logging yang masih marak terutama kayu sonokeling,” kata Madani ketika dikonfirmasi Suara NTB di kantornya, Rabu (15/11) kemarin. Ia menyebutkan, belum lama ini, Satgas Pemberantasan Illegal Logging yang terdiri dari Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH) bersama TNI dan Polri berhasil menangkap truk fuso pengangkut kayu sonokeling yang diduga hasil illegal logging. Seperti di wilayah Tambora, tepatnya di Kempo sebanyak tiga truk kayu. Kemudian di Pelabuhan Lembar satu truk kayu sonokeling. Sebelumnya, kata Madani, aparat gabungan juga menangkap tiga truk fuso kayu jenis yang sama. Ia menjelaskan Pemprov sudah mengusulkan kuota nol untuk penebangan kayu sonokeling ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/dok)
(Suara NTB/ist)
MODUS BERUBAH - Modus yang digunakan para pelaku illegal logging ini juga berubah. Ada yang mengangkut menggunakan sepeda motor dari dalam hutan, seperti yang berhasil digagalkan beberapa waktu lalu.
2018, Kemen PANRB Buka Rekrutmen CPNS Daerah Mataram (Suara NTB) – Kepala Badan Kepagawaian Daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurahman, M.Si menyatakan, berdasarkan informasi dan hasil konsultasi di Jakarta, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) akan membuka rekrutmen CPNS daerah pada 2018 mendatang. Rekrutmen CPNS tahun depan itu diperuntukkan bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. ‘’Beberapa informasi yang kita terima juga konsultasi ke Jakarta memang Men PANRB sudah mempersiapkan kebutuhan sesuai dengan usulan masing-masing provinsi maupun kabupaten/kota kaitan dengan formasi,’’ kata Fathurahman ketika dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (15/11) di Mataram. Namun, tentunya rekrutmen CPNS daerah ini tidak serta merta atas kehendak Kemen PANRB. Fathurahman mengatakan, rekrutmen CPNS daerah ini ada kaitan juga dengan lembaga lain seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan DPR RI terkait dengan penyiapan anggaran. Mengenai data jumlah kebutuhan CPNS untuk Pemprov NTB, kata Fathurahman sudah diajukan ke Kemen PANRB beberapa bulan lalu. Di mana, Pemprov sudah mengusulkan permintaan 4.603 formasi. Terdiri dari tenaga kesehatan 757 orang, tenaga teknis 945 orang, guru SMA 1.495 orang, guru SMK 1.322 orang dan guru SLB 84 orang. Bersambung H. Fathurahman ke hal 15 (Suara NTB/dok)