HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
RABU, 15 NOVEMBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 204 TAHUN KE 13
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Pemuda ’’The Power of Nation’’ GUBERNUR NTB, Dr.TGH.M. Zainul Majdi menegaskan, pemuda merupakan kekuatan bagi suatu bangsa (Power of Nation). Mereka memiliki peran yang sangat strategis dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. ‘’Para pemudalah yang mepelopori kemerdekaan Indonesia, juga penggerak Sumpah Pemuda. Inilah bukti nyata peran penting pemuda secara konstruktif sebagai sendi dari kekuatan Republik Indonesia,’’ ungkap gubernur saat memberi kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Universitas HKBP Nommensen
(UHN) Medan, Sumatera Utara, Selasa (14/11). Tema kuliah umum, “Peranan Pemuda dan Institusi Pendidikan dan Mengilhami Perjuangan Pahlawan”. Nama universitas terkemuka di Sumut tersebut diambil dari nama tokoh pendidikan “Nommensen” kelahiran Jerman. Karenanya gubernur berpesan kepada para pemuda dan seluruh mahasiswa agar selalu menjadikan diri sebagai pengawal konsesus kebangsaan yaitu Pancasila dan NKRI. Para anak muda juga diminta untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi masyarakat
dunia. Dengan mengedepankan idealisme dan karakter bangsa yang penuh legacy, tradisi dan sejarah panjang sebagai suatu bangsa. Sebab kepahlawanan secara universal, menurut gubernur yang lebih akrab dengan sapaan Tuan Guru Bajang (TGB) tersebut, adalah kemampuan untuk berkontribusi secara konsisten kepada masyarakat. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan hakekat dan tujuan penciptaan manusia yang menempatkan kita dalam ruang dan waktu. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/ist)
DISAMBUT - Gubernur NTB, TGH.M.Zainul Majdi, disambut secara istimewa ketika tiba di Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan, Selasa (14/11) kemarin.
Jelang Tutup Buku
Satker Belum Belanjakan Dana Dekon, TP dan UB Sebesar Rp 441 Miliar Mataram (Suara NTB) – Tahun anggaran 2017 akan segera tutup buku kurang dari dua bulan lagi. Namun, masih ada anggaran yang berasal dari APBN dalam bentuk dana dekon, tugas pembantuan (TP) dan urusan bersama (UB) yang belum dibelanjakan Satuan Kerja (Satker) di NTB sebesar Rp 441 miliar. Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, Taukhid, SE, M.Sc,IB, MBA menyebutkan jumlah dana dekon, TP dan UB yang digelontorkan pemerintah pusat kepada Satker di NTB sebesar Rp 993 miliar lebih. Sampai 8 November 2017, realisasinya baru Rp 551 miliar lebih. Artinya, dalam waktu kurang dari dua bulan ke depan jelang berakhirnya tahun anggaran, masih ada dana dekon, TP dan UB yang belum dibelanjakan sebesar Rp 441 miliar lebih. “Itu realisasinya berarti baru sekitar 60 persen. Dalam
waktu satu sampai dua bulan ini harus direalisasikan sisanya. Satker harus mempercepat realisasinya,” kata Taukhid. Taukhid merincikan, jumlah dana dekon yang belum dibelanjakan sebesar Rp 65 miliar lebih, TP sebesar Rp 375 miliar lebih dan UB sebesar Rp 1,2 miliar lebih. Secara total, jumlah dana dekon yang digelontorkan ke NTB sebesar Rp 179,6 miliar lebih, TP sebesar Rp 798,4 miliar lebih dan UB sebesar Rp 14,9 miliar lebih. Keterlambatan penyerapan dana dekon, TP dan UB ini kata Taukhid, kemungkinan disebab-
Realisasi dana dekon, TP dan UB sampai 8 November 2018
kan perubahan nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Seperti diketahui, perubahan dan pengisian OPD itu dilakukan pada awal Januari lalu. ‘’Jadi, itu menyebabkan telat belanja di awal-awal itu. Namun harapannya itu (sisa anggaran Rp 441 miliar lebih) bisa
TO K O H
KO M E N TTAA R DANAdesa(DD)yangdiperoleh NTB tahun 2018 mendatang mengalami peningkatan sebesar Rp 118,1 miliar dibandingkan tahun 2017. Pemprov melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD Dukcapil) menargetkan tak ada (zero) kasus hukum penyimpangan DD tahun depan. “Dalam 2018 kita harapkan zero kasus hukum terkait dana desa. Sekarang lebih kurang ada kasus hukum 10 terkait dana desa di NTB. Ini kita harapkan mudah-udahan selesai,” kata Kepala DPMPD Dukcapil NTB, Dr. H. Azhari, SH, MH dikonfirmasi Suara NTB di Mataram, Selasa (14/11). Bersambung ke hal 15
Mataram (Suara NTB) Kerja keras tim advokasi #saverabitah dimentahkan langsung oleh korban. Korban dugaan trafficking ini beberapa waktu lalu mencabut surat kuasa pendampingan hukum dan meminta kasus tidak dilanjutkan. Perubahan sikap Sri Rabitah ini diduga akibat intimidasi. Koordinator Litigasi kasus Sri Rabitah, Dwi Sudarsono mengakui pencabutan kuasa itu. Namun surat tidak diterimanya langsung. “Tapi dia (Rabitah) menyampaikan melalui penyidik. Ini kan agak aneh, kenapa dia tidak sampaikan langsung,’’ kata Dwi Sudarsono kepada Suara NTB, Selasa (14/11). Hal ini mengundang kekecewaan Dwi bersama tim. Termasuk yang bergabung dalam tim non litigasi dan sejak awal membela Rabitah. Bersambung ke hal 15
H. Ridwan Syah (Suara NTB/dok)
Targetkan ’’Zero’’ Kasus Hukum
(Sumber : kanwil DJPB NTB)
dekon, TP dan UB bulan sebelumnya yang mencapai Rp 143 miliar lebih dalam sebulan. Jika dalam dua bulan ke depan ini Satker dapat merealisasikan belanja masing-masing sebesar Rp 200 miliar, maka sisa dana dekon, TP dan UB tersebut akan terserap. (nas)
Diduga Diintimidasi, Sri Rabitah Cabut Surat Kuasa
Minta Tambahan Anggaran PEMPROV NTB masih kekurangan anggaran lebih dari seratusan miliar rupiah untuk membiayai sejumlah kewenangan yang dialihkan dari kabupaten/kota ke provinsi tahun 2018 mendatang. Meskipun ada penambahan Dana Alokasi Umum (DAU) yang diperoleh NTB pada 2018 sebesar Rp 121 miliar. Namun, Pemprov masih kekurangan anggaran. “Kita sudah usulkan. Dan kita tunggu saja mudahan ada tambahan (anggaran),” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) NTB, Bersambung ke hal 15
dicapai dalam waktu kurang lebih dua bulan ini,” harapnya. Ketika ditanya apakah anggaran sebesar Rp 441 miliar tersebut dapat direalisasikan oleh Satker dalam waktu kurang dari dua bulan ke depan? Taukhid mengaku masih optimis. Karean dia melihat tren belanja dana
DIPERIKSA - Sri Rabitah saat menjalani pemeriksaan beberapa waktu lalu. (Suara NTB/ars)
1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 man-teman Kejaksaan seMataram (Suara NTB) 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Audit dugaan tindak pi- dang melakukan pemerik1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 dana korupsi merger PT. saan di BPR Selong,” kata 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Bank Perkreditan Rakyat Koordinator Pengawasan 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 (BPR) masuk tahapan pent- (Korwas) Investigasi BPKP 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 ing di Badan Pengawasan NTB, Ngatno, SE kepada 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Keuangan dan Pembangunan Suara NTB. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Pihaknya melakukan (BPKP). Tim intens turun 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 melakukan pemeriksaan klarifikasi kepada pihak 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 lapangan. Bergilir, pengurus yang masuk dalam tim kon1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 BPR di daerah diperiksa ber- sulidasi merger BPR. Dima1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 na keberadaan Mutawalli sama penyidik Kejaksaan. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Selasa (14/11) kemarin, dalam tim itu sebagai wak1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 tim bergerak ke Selong, il ketua tim. “Mereka yang 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Lombok Timur (Lotim). jadi tim konsolidasi itu ke1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Tim mulai melakukan pe- betulan karyawan atau 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 meriksaan ke Perusahaan pengurus BPR Lotim. Itu 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Daerah (PD) BPR setem- yang kita klarifikasi,” kata 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 pat, yang merupakan bagi- Ngatno. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 Pemeriksaan yang sama an dari kelengkapan mer1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 ger PT. BPR NTB. Di bank sebelumnya sudah dilaku1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 yang dipimpin Mutawalli kan bertahap. Diakui Ngat1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 itu, auditor meminta kete- no, PD BPR lainnya pun 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 rangan sejumlah pihak. sudah diperiksa bergilir, 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 “Saya dan tim beserta te- Bersambung ke hal 15 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123456789
Kerak Kemiskinan Tebal, BPKP Turun Perkuat Program Kewirausahaan Periksa Pengurus BPR Lotim
H. Azhari (Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Anggaran yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp 1,7 triliun untuk menurunkan angka kemiskinan sebesar 2 persen setahun nampaknya belum menunjukkan hasil signifikan. Bahkan kerak kemiskinan di NTB masih cukup tebal. Demikian disampaikan, Kepala BPS Provinsi NTB, Endang Tri Wahyuningsih, kemarin. Diakuinya bahwa kerak kemiskinan di NTB masih cukup tebal. Antara 12 sampai 13 persen dari total angka kemiskinan 16,07 persen pada Maret 2017. Karena itu, diharapkan intervensinya betul-betul fokus. Sebenarnya menurut Endang, anggaran sebesar itu bukan tidak produktif. Mungkin katanya, dalam jangka menengah 2 atau 3 tahun ke depan hasilnya akan terlihat. Tetapi pemerintah daerah harus memprioritaskan program pengembangan usaha,
(Suara NTB/dok)
Endang Tri Wahyuningsih agar penurunan angka kemiskinan bisa permanen. Tahun 2018, pemerintah juga melakukan pemangkasan anggaran belanja pemerintah secara besar-
besaran. Apakah itu akan mempertebal kerak kemiskinan di NTB? Endang mengatakan, tergantung sebagaimana komitmen bersama menekan angka kemiskinan. Tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi semua stakeholders harus terlibat, atau dilibatkan. ‘’Butuh kekuatan bersama,’’ ujarnya. Kabid Neraca di BPS Provinsi NTB, Isa Ansori melengkapi yang disampaikan kepala BPS NTB. Bahwa 16,07 persen angka kemiskinan ini adalah keraknya kemiskinan yang komposisinya diisi oleh masyarakat NTB yang betul-betul miskin. Karena itu, pengentasakan kemiskinan tidak bisa mengandalkan bantuan-bantuan langsung. Misalnya dengan memberikan uang tunai. Bahkan program bedah rumahpun menurut Isa tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan. Bersambung ke hal 15