HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000 Online :http://www.suarantb.com
E-mail: suarantbnews@gmail.com
SUARA NTB
SELASA, 7 NOVEMBER 2017
Pengemban Pengamal Pancasila
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Presiden Teken Keppres Maulana Syeikh Jadi Pahlawan Nasional
Bukti Keterlibatan Ulama Memperjuangkan dan Mempertahankan NKRI PEMBERIAN gelar pahlawan nasional kepada TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tentunya menegaskan keterlibatan para ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekaligus juga memperlihatkan keterlibatan tokoh-tokoh NTB. Namun, tak banyak orang tahu bagaimana perjuangan masyarakat, terutama para keluarga besar Maulana Syeikh yang saling bahu membahu melengkapi berbagai dokumen dan
16 HALAMAN NOMOR 197 TAHUN KE 13
data yang dibutuhkan. Dalam upaya pengusulan gelar kepahlawanan bagi Tuan Guru Pancor yang telah banyak berbuat untuk bangsa ini. Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos, MH dalam sebuah kesempatan menjelaskan bahwa setelah pengusulan pertama yang oleh Kementerian Sosial melalui TP2GP. Pihaknya diminta untuk melengkapi berbagai kekurangan yang ada dalam pengusulan. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ist)
Mataram (Suara NTB) – Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) telah meneken atau menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) tentang penganugerahan pahlawan nasional kepada Almagfurulahu Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid. Presiden Jokowi menerbitkan Keppres No. 115/TK/Tahun 2017 Tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional, juga kepada tiga tokoh nasional lainnya.
TO K O H Hentikan Pelayanan Berbelit-belit MASYARAKAT NTB masih sering mengeluhkan pelayanan birokrasi yang berbelit-belit. Pelayanan birokrasi tidak saja sulit dan membutuhkan waktu lama serta boros biaya. Tetapi juga masih ada ditemukan praktikpraktik pungutan liar (pungli) serta korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Keluhan dan pengaduan masyarakat itu disampaikan melalui berbagai saluran. Baik secara langsung kepada atasan unit kerja pemberi layanan maupun media massa, SMS Center, media sosial. Serta lembaga negara seperti Ombudsman, kepolisian dan kejaksaan. Padahal salah satu misi pembangunan yang diusung Pemprov NTB adalah terwujudnya aparatur birokrasi yang bersih dan melayani. Bersambung H. Muh. Amin ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/dok)
Investor Asing Kelola LIA PENGELOLAAN Lombok International Airport (LIA) dan Bandara Kualanamu ditawarkan kepada asing yakni Selandia Baru. Pemprov NTB tampaknya kurang setuju dengan rencana pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan yang akan memberikan investor asing mengelola LIA. Bahkan, Pemprov meminta supaya PT. Angkasa Pura I (AP I) untuk mengkaji ulang rencana tersebut. ‘’PT. AP perlu mengkaji lebih dalam sebelum diserahkan ke luar negeri. Seperti apa untung ruginya bagi kita,’’ kata Sekda NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M.Sc, Ph.D ketika dikonfirmasi Suara NTB, Senin (6/11) siang kemarin. Bersambung H. Rosiady H. Sayuti ke hal 15 (Suara NTB/dok)
Almagfurulahu Maulana Syeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid
Izin Pengangkutan Limbah B3 PLTU Jeranjang Bisa Dicabut
‘’Sudah ditandatangani. Yang pasti hari ini Keppres itu sudah ditandatangani dan Maulana Syeikh ada nama beliau di Keppres tentang penetapan gelar pahlawan itu,” kata Kepala Dinas Sosial NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos, MH ketika dikonfirmasi Suara NTB, Senin (6/11) sore kemarin. Dalam Keppres tersebut, empat tokoh yang ditetapkan mendapat anugerah sebagai pahlawan nasional adalah, almarhum TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid dari NTB. Kemudian almarhumah Laksamana Malahayati dari Aceh, almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepulauan Riau dan almarhum Prof. Drs. H. Lafran Pane dari Yogyakarta. Khalik menyatakan, ditetapkannya Maulana Syeikh sebagai pahlawan nasional merupakan kesyukuran bagi masyarakat NTB. Masyarakat NTB patut bersyukur dengan ditetapkannya Maulana Syeikh sebagai tokoh pertama asal NTB yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Mantan Kepala Disosnakertrans Kota Mataram ini menambahkan, penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Maulana Syeikh ini akan diterima oleh ahli waris. Yakni dua putri TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid yaitu Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dan Ummi Hj. Sitti Rauhun
Zainuddin Abdul Madjid. Ahli waris sudah ada di Jakarta pada Selasa (7/11) hari ini. Pasalnya, pada Rabu (8/11), ahli waris akan mendapatkan pembekalan dari Kementerian Sosial dan Sekretariat Militer. Penyerahan anugerah pahlawan nasional akan dilakukan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis (9/11). ‘’Ke dua anak Maulana Syeikh akan hadir di sana. Dan pemerintah provinsi sudah mengusulkan dua nama itu untuk menerima di Istana Negara. Sedangkan Pak Gubernur diundang kapasitas sebagai Gubernur NTB beserta istri,’’ ucapnya. Bagi Pemda, kata Khalik, anugerah gelar pahlawan nasional kepada Maulana Syeikh sebagai momentum untuk menggali lebih dalam tentang kiprah tokoh-tokoh NTB yang lainnya. Untuk selanjutnya dapat diusulkan menjadi pahlawan nasional. Sementara itu, dokumen-dokumen tentang Maulana Syeikh akan dikumpulkan kembali. Bisa saja dokumen mengenai Maulana Syeikh tersebut disimpan di museum. Pemprov, katanya akan mendorong pihak keluarga untuk membentuk TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid Center. Sebagai wadah untuk mengkaji perjuangan Maulana Syeikh. ‘’Bahkan tanggal 10 November akan dilakukan pameran di Museum Negeri NTB tentang perjuangan Maulana Syeikh sesuai dokumen-dokumen yang kita miliki,’’ tandas Khalik. (nas)
Bentuk Perda, Pemprov Tagih Piutang Pengelolaan Retribusi Jasa Usaha Rp 2,1 Miliar
Mataram (Suara NTB) Mataram (Suara NTB) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menPemprov NTB sedang gatensi soal proses pengangkutan limbah Bahan Berbahaya dan membentuk Peraturan DaerBeracun (B3) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jerah (Perda) tentang penyelesaanjang, Lombok Barat. Apalagi sebelumnya direktur perusahaan ian kerugian daerah/negara pemenang tender itu terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT). yang menjadi temuan atau reJika terjadi pelanggaran, izin pengangkutan akan dicabut. komendasi Badan Pemeriksa Menteri LHK Siti Nurbaya dikonfirmasi Suara NTB via Keuangan (BPK). Termasuk whatsapp akhir pekan kemarin mengaku, menyerahkan mempercepat penagihan piusepenuhnya teknis pengawasan itu pada Dirjen Pengendalian tang pengelolaan retribusi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kemen jasa usaha sebesar Rp 2,1 milLHK. ‘’Silakan hubungi Pak Karliansyah,’’ iar sesuai LHP BPK atas saran Menteri LHK. LKPD pemprov 2016. Rekomendasi pengangkutan sebelumnya ‘’Sekarang lagi proses pemdikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan bahasan Perdanya. Dengan adanHidup sejak tahun 2014 lalu. Rekomendasi ya Perda itu mekanisme penagisesuai surat nomor B-5992/Dep.IV/LH/ han dilakukan lebih efektif,” PDAL/05/2014. kata Sekda NTB, Ir. H. RoDalam surat itu, Kementerian Lingkunsiady H. Sayuti, gan Hidup memberi rekomendasi kepaM.Sc, Ph.D ketika da PT. Telaga Biru Semesta (TBS) yang dikonfirmasi Suara bermarkas di Kompleks Batam Palace NTB, Senin (6/11) Blok A. Nomor 2 Jalan RE. Marthadsiang kemarin inata Sekupang, Batam. Kantor mimengenai telik AM, Direkur PT. TBS yang semuan BPK belumnya terjaring OTT Polda terkait Kepri pada Senin (23/10) lalu. pengeloRekomendasi berlaku selaan retrilama lima tahun dan bisa busi jasa diperpanjang atas izin Keusaha yang menterian KLH. belum optiSiti Nurbaya Bersambung mal. ke hal 15
Sekda menjelaskan, pembentukan Perda ini merupakan bagian dari upaya percepatan pengembalian kerugian negara/daerah sesuai dengan reomendasi BPK. ‘’Dengan adanya Perda kita punya dasar hukum dan lebih efektif. Terkait dengan mekanisme penarikan dan ganti rugi pembayaran itu,” terangnya. Pengelolaan retribusi jasa usaha terhadap pemanfaatan aset milik Pemprov NTB menjadi temuan BPK sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2016. Pemprov NTB menyajikan realisasi pendapatan retribusi sebesar Rp 29.792.038.549,00. Dari nilai tersebut sebesar Rp 2.249.703.487,00 merupakan pendapatan retribusi jasa usaha yang dikelola oleh BPKAD. Selain itu dalam neraca tahun 2016, terdapat piutang atas retribusi jasa usaha sebesar Rp 2.100.976.375,00 per 31 Desember 2016. Dalam LHP BPK yang diperoleh Suara
NTB, piutang retribusi pengelolaan jasa usaha itu terdiri dari empat komponen. Yakni piutang sewa tanah sebesar Rp 910 juta, sewa tanah dan bangunan Rp 560 juta lebih, kerjasama pemanfaatan aset Rp 210 juta lebih dan sewa rumah dinas Rp 419 juta lebih. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK diketahui permasalahan-permasalahan terkait dengan pengelolaan retribusi jasa usaha ini. Misalnya, penetapan retribusi berdasarkan dokumen perjanjian yang sudah tidak berlaku. Selama tahun 2016, Bidang Pemanfaatan dan Pengamanan Aset Daerah melakukan 67 penetapan sewa tanah senilai Rp 1.646.160.200,00, dengan nilai terbayar sebesar Rp1.032.385.700,00. Penelusuran terhadap dokumen perjanjian sewa, menunjukan terdapat 11 penetapan yang dilakukan bersumber dari perjanjian sewa yang telah habis jangka waktunya, dengan nilai penetapan sebesar Rp 50.405.600. Bersambung ke hal 15
(bali post/ant)
Korban Banjir Dompu Terima Bantuan Mi Instan Kedaluwarsa Dompu (Suara NTB) – Puluhan korban banjir di Lingkungan Kota Baru Kelurahan Bada, Dompu mengaku menerima bantuan mi instan kedaluwarsa dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Bantuan yang tersalur satu jam setelah surutnya luapan air Sungai Silo itu lantas dibuang. Beberapa warga dan anak-anak yang terlanjur mengkonsumsinya menderita gata-gatal. Salah seorang warga Kota Baru, Halijah mengaku menerima 10 bungkus mi instan yang masa kedaluwarsanya tahun 2016. ‘’Bulan 8 (2017) dan ada masa berlakunya tahun 2016 bulan sembilan,’’ kata dia kepada Suara NTB disela membersihkan bekas luapan banjir, Senin (6/11). Saat dimakan isinya tak ada aroma yang menunjukan mi tersebut kedaluwarsa. Namun setelah dikonsumsi bersama kuahnya baru diketahui mi itu sudah tak layak konsumsi. Terlebih baunya cukup menyengat. Sementara beberapa warga terutama anak-anak yang sudah terlanjur mengkonsumsi mengaku menderita gatal-gatal, bahkan sebagian diantaranya muntah-muntah.
Mengetahui hal tersebut warga terdampak banjir lantas membuang dan menginformasikan persoalan ini ke pihak BPBD. Akhirnya pada malam itu juga bantuan mi instan ditarik dan diganti dengan mi yang layak konsumsi. Warga lainya, Yana juga mengatakan hal yang sama. Terlebih setelah menerima bantuan pengganti mi kedaluwarsa itu, ia sampai saat ini belum menerima bantuan lainnya. Sedangkan perabotan rumah tangga dan tempat tidurnya, semuanya hanyut dibawa banjir. Untuk itu ia berharap pemerintah segera turun dan membantu masyarakat terdampak banjir tersebut. ‘’Terutama tempat tidur, ya mana-mana kerelaan dari pemerintah saja,’’ katanya. Kabid Perdagangan Disperindag Dompu, H. Iskandar yang dikonfirmasi mengaku mengetahui adanya pemberian bantuan kedaluwarsa tersebut. Hanya saja bantuan ini cepat ditarik kembali sebelum sempat dikonsumsi masyarakat. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/jun)
KEDALUWARSA - Salah seorang warga Lingkungan Kota Baru saat menunjukkan mi instan kedaluwarsa yang diterimanya, Senin (6/11).