SUARA NTB
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
KAMIS, 20 JUNI 2019
Pengemban Pengamal Pancasila
16 HALAMAN NOMOR 82 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Silaturahmi ke Redaksi ’’Suara NTB’’
Kapolda Prioritaskan Pengamanan Objek Wisata NTB
(Suara NTB/ars)
FOTO BERSAMA - Kapolda NTB Irjen Pol. Nana Sudjana foto bersama Penanggung Jawab Suara NTB H. Agus Talino dan Redpel Raka Akriyani dan pejabat utama Polda NTB.
KAPOLDA NTB Irjen Pol. Drs. Nana Sudjana, AS ,MM memberi prioritas pada pengamanan objek wisata di Provinsi NTB. Jaminan keamanan itu mengingat pariwisata adalah sektor unggulan daerah selain pertanian. Hal itu disampaikan Kapolda saat bersilaturahmi ke Redaksi Harian Suara NTB, Rabu (19/6) didampingi sejumlah pejabat utama Polda NTB. Kapolda diterima Pe-
nanggung Jawab Suara NTB, H. Agus Talino dan Redaktur Pelaksana, Raka Akriyani. Kapolda yang baru menjabat di NTB ini mengaku sudah memantau sejumlah objek wisata di NTB. Kepentingannya, karena objek wisata adalah bagian dari tugas jajarannya di Direktorat Pengamanan Objek Vital (Pamobvit) Polda NTB. Diantara kawasan yang dikunjunginya mulai dari Gili Trawangan, Gili Air dan
Gili Meno di Lombok Utara, Senggigi Lombok Barat, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah. ‘’Saya sudah melihat ada kebangkitan pascagempa. Sudah ada mulai pemulihan (ditandai) dengan kedatangan wisatawan asing,’’ kata Kapolda. Khusus untuk orang asing, jenderal bintang dua ini sangat memperhatikan faktor
keamanan oran asing, tentu tanpa mengabaikan wisatawan domestik. Kehadiran wisatawan asing di sejumlah objek wisata itu, khususnya di tiga gili, sudah pulih mencapai 40 persen. ‘’Saya melihat berkaitan dengan orang asing yang datang ke sini sudah ada kebangkitan. Sudah 40 persen. Suatu hal yang positif bagi NTB,’’ kata Kapolda. Bersambung ke hal 15
Samota Resmi Dideklarasikan sebagai Cagar Biosfer
Wagub Tegaskan NTB Siap Kembangkan 30 Persen Kawasan Konservasi Paris (Suara NTB) Hari ke tiga The 31st session of the Man and the Biosphere (MAB) Programme International Coordinating Council di Perancis, Rabu, 19 Juni 2019 mengagendakan deklarasi Samota sebagai cagar biosfer dunia. Dalam deklarasi ini, Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah tampil mewakili Indonesia.
Hj. Hj. Sitti Sitti Rohmi Rohmi Djalilah Djalilah (Suara NTB/Huma Setda NTB)
Selain Samota, satu cagar biosfer lainnya di Indonesia juga dideklarasikan, yaitu Togean, di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulteng. Dideklarasikan pula cagar biosfer baru di Austria, Po Grande dan Julian Alps di Italia, Gangwon EcoPeace dan Yeoncheon di Korea Selatan, Lake Elton di Russia, Alto Turia dan La Siberia and Valle del Cabriel di Spanyol, Lubombo di Eswatini, Nordhordaland di Norwegia dan Roztocze di Polandia. Wagub menegaskan, pengakuan cagar biosfer memiliki makna penting sebagai cara pengelolaan kawasan untuk kepentingan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan konservasi. Sekaligus, didukung oleh kajian ilmiah. Bersambung ke hal 15 DEKLARASI SAMOTA - Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan sambutan atas deklarasi Samota sebagai cagar biosfer dunia di hari ketiga The 31st session of the Man and the Biosphere (MAB) Programme International Coordinating Council di Perancis, Rabu (19/6).
TO K O H
Datangi Bupati/Walikota
Rp348,89 Miliar Dana Desa Mengendap di Kas Daerah
Peroleh Hibah dari Australia PEMPROV NTB mendapatkan bantuan dana hibah pemeliharaan jalan provinsi dari Australia. Dana hibah pemeliharaan jalan lewat program Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) akan masuk dalam APBD Perubahan (APBD-P) 2019. Kepala Bappeda NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M. TP menyebutkan, dana hibah pemeliharaan jalan yang diperoleh dari Australia sebesar Rp4,6 miliar. Bersambung ke hal 15
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/Huma Setda NTB)
(Suara NTB/dok)
Deportasi Sebelum OTT KANTOR Imigrasi Kelas I Mataram mendeportasi dua oknum Warga Negara Asing (WNA) yang menyalahgunakan izin tinggal. Proses deportasi diklaim sehari sebelum Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). WNA atasnama Geoferry William Bower asal Australia dan Manikam Katherasan asal Singapura diduga menyalahgunakan izin tinggal Bersambung Armand Armada Yoga Surya ke hal 15 (Suara NTB/ars)
Mataram (Suara NTB) Data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB sampai 31 Mei 2019, sebesar Rp348,89 miliar dana desa (DD) tahap I dan II masih mengendap di kas daerah delapan kabupaten di NTB. DD tahap I yang masih mengendap di kas daerah sebesar Rp62,6 miliar, sedangkan DD tahap II sebesar Rp286,29 miliar. Kepala Kanwil DJPB NTB, Syarwan, SE, MM menyebutkan pagu DD untuk 995 desa di delapan kabupaten di NTB tahun 2019 sebesar Rp1,181 triliun. Untuk tahap I, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mentransfer DD dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) sebesar Rp236,27 miliar. Dengan rincian, Lombok Barat Rp31,12 miliar, Lombok Tengah Rp38,64 miliar, Lombok Timur Rp61,47 miliar, Bima Rp37,12 miliar, Sumbawa Rp28,81 miliar, Dompu Rp14,16 miliar, Sumbawa Barat Rp12,08 miliar dan Lombok Utara Rp12,87 miliar. Dari jumlah DD sebesar itu, baru
Syarwan Rp173,67 miliar yang sudah ditransfer ke Rekening Kas Desa (RKD). Disebutkan, untuk DD tahap I hanya Lombok Barat yang sudah ditransfer 100 persen ke desa, yakni Rp31,12 miliar. Kemudian Lombok Utara 99,95 persen atau Rp12,86 persen, Sumbawa 96,43 persen atau Rp27,78 miliar, Lombok Timur 95,48 persen atau Rp58,69 persen. Sedangkan kabupaten lainnya di bawah 60 persen, seperti Lombok Tengah 53,28 persen atau Rp20,59 miliar, Sumbawa Barat 38,52 persen atau Rp4,65 miliar, Bima 37,89 persen atau Rp14,07 persen dan Dompu 27,62 persen
3,91 miliar. Sedangkan untuk DD tahap II, baru lima kabupaten yang sudah mendapatkan transfer dari Kemenkeu sebesar Rp316,5 miliar. Dengan rincian, Lombok Barat Rp62,24 miliar, Lombok Tengah Rp77,27 miliar, Lombok Timur Rp122,93 miliar, Dompu Rp28,32 miliar dan Lombok Timur Rp25,74 miliar. Sedangkan Bima, Sumbawa dan Sumbawa Barat belum memperoleh transfer DD tahap II. Dari lima kabupaten yang sudah memperoleh DD tahap II, baru Lombok Barat yang sudah mencairkan ke desa sebesar Rp30,21 miliar atau 48,53 persen. Sedangkan empat kabupaten lainnya belum mencairkan DD tahap II ke masing-masing desa. Untuk mendorong percepatan realisasi DD dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang juga masih rendah, Syarwan mendatangi bupati/ walikota. Senin (17/6), Syarwan mendatangi Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh di Pendopo Walikota Jalan Pejanggik Mataram. Pertemuan tersebut juga dihadiri Kepala BKD Kota Mataram H. M. Syakirin Hukmi. Bersambung ke hal 15
Saksi Serahkan Bukti Tambahan ke KPK Mataram (Suara NTB) Giliran manajemen Hotel Sundancer diperiksa KPK Rabu (19/6) di gedung Ditreskrimsus Polda NTB. General Manager (GM) Whyndam Sundancer Lombok, Nanang Supriadi bersama pegawai hotel lainnya. Saksi juga membawa dokumen pendukung yang diminta penyidik KPK. Selain pihak hotel, penyidik juga meminta keterangan pejabat Imigrasi Kelas I Mataram yang juga diperiksa sebelumnya. Nanang Supriadi yang diketahui sudah mengundurkan diri beberapa waktu lalu itu mendatangi Polda NTB sesuai surat panggilan sekitar pukul 09.00 Wita. Bersambung ke hal 15
(Suara NTB/ars)
DIPERIKSA - Seorang pejabat Imigrasi Mataram melewati lorong menuju ruang pemeriksaan KPK di Gedung Ditreskrimsus Polda NTB.
Tak Lolos CPNS
Ribuan Honorer SMA/SMK Diupayakan Jadi P3K dan Guru Non PNS Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) akan mengupayakan ribuan guru honorer SMA/SMK yang ada di NTB yang tidak lolos menjadi CPNS dapat diakomodir menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) dan guru non PNS bagi yang telah lulus Uji Kompetensi Guru (UKG). Tahun ini, Pemerintah membuka rekrutmen P3K dan CPNS 2019. Kepala Dinas Dikbud NTB, H. Rusman, SH, MH menjelaskan, pihaknya sedang berkoor-
dinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) terkait dengan formasi CPNS dan P3K yang akan didapat Pemprov NTB. Dikatakan, untuk kebutuhan formasi ini khususnya tenaga pendidik atau guru SMA/SMK sedang dilakukan pemetaan. ‘’Tapi kami berharap kalau tidak dapat di CPNS, paling tidak di P3K. Setiap tahun ada pengangkatan P3K. Kalau tidak bisa jadi PNS maka P3K,’’ kata Rusman dikonfirmasi Suara NTB di Mataram, kemarin. Ia menyebutkan, jumlah guru honorer SMA/SMK di
NTB cukup banyak, mencapai ribuan orang. Untuk itulah, kata Rusman, Pemprov melalui Dinas Dikbud juga melakukan UKG. Sejak 2018 lalu sudah dilakukan UKG. Guru yang lolos UKG akan diangkat menjadi guru non PNS. Rusman mengatakan, pihaknya akan mendiskusikan SK pengangkatan guru non PNS hasil UKG tersebut dengan gubernur. Nantinya guru non PNS yang diangkat tersebut penggajiannya dihitung berdasarkan jam mengajar. ‘’Karena tergantung juga kemampuan daerah. Pola P3K dan
UKG kita upayakan untuk mengakomodir honorer ini,’’ ujarnya. Dikatakan, pihaknya terus mencari solusi agar guru honorer SMA/SMK tersebut dapat menjadi CPNS, P3K dan guru non PNS. ‘’Mudah-mudahan tidak ada yang terbuang. Itu yang kita manfaatkan. Tetapi selalu ada acara tapi perlu ikhtiar,’’ katanya. Terkait jumlah formasi guru SMA/SMK yang akan diajukan dalam rekrutmen CPNS dan P3K, Rusman mengatakan pihaknya masih menunggu BKD. Kekurangan guru PNS yang mencapai lebih dari 2.000 orang
saat ini ditutupi dengan memanfaatkan honorer yang ada. Sebelumnya, Dinas Dikbud NTB telah mengajukan draf SK penugasan sekitar 1.000 lebih guru SMA/SMK/SLB non PNS atau guru honorer untuk ditandatangani gubernur. Pada 2018, sudah dilakukan UKG bagi guru honorer SMA/ SMK/SLB sebanyak dua kali. Pada UKG Non PNS normatif-adaptif, pesertanya sebanyak 5.837 orang. Peserta yang memperolah nilai di atas 60,00 sampai dengan 100 hanya sebanyak 593 orang. Bersambung ke hal 15