Edisi Rabu 20 Februari 2019 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

RABU, 20 FEBRUARI 2019

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 286 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Penyidik Kejaksaan Cek Fisik Proyek Dam di Kota Bima Mataram (Suara NTB) Tim penyidik Pidsus Kejati NTB menindaklanjuti laporan masyarakat terkait ambruknya dua dam di Kota Bima. Tim turun Selasa (19/2) kemarin untuk cek fisik. Kedatangan tim ke lokasi proyek untuk menindaklanjuti laporan Gerakan Mataroa (Gem) yang dipimpin Amrin. ‘’Benar, hari ini (kemarin) ada tim dari Kejati. Tapi cuma pinjam tempat saja,’’ kata Kasi Intel Kejari Bima, M. Ihkwanul Fiaturahman SH, kepada Suara NTB, Selasa (19/2). Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/ist_gem)

CEK - Dam yang dibangun untuk penahan banjir tahun 2017 lalu yang rusak dicek tim Kejaksaan.

Program ’’NTB Zero Waste’’

Masih Minim Gerakan di Kabupaten/Kota

TO K O H

Mataram (Suara NTB) Pemprov mencanangkan NTB Zero Waste atau bebas sampah sejak pertengahan Desember 2018 lalu. Namun, gerakan masyarakat ini di kabupaten/kota untuk mewujudkan NTB bebas sampah masih minim.

Serius Perangi Kemiskinan PEMERINTAH sangat serius dalam memerangi kemiskinan dan ketimpangan dengan meningkatkan anggaran bantuan sosial maupun perluasan target sasaran. Salah satu program bantuan sosial dari pemerintah yang berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan adalah Program Keluarga Harapan (PKH) yang terintegrasi dengan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). ‘’Ada empat faktor yang membuat PKH efektif dalam menurunkan angka kemiskinan. Murah, mudah, berkah dan cerah ,’’ sebut Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, saat menyalurkan bantuan sosial non tunai PKH dan BPNT di GOR 17 Desember Mataram, Selasa (19/2). Dikatakan, pertama, PKH memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin pada aspek pendapatan dan konsumsi atau kebutuhan dasar. Bersambung ke hal 15 Airlangga Hartarto

Pemprov NTB menepis anggapan bahwa program Zero Waste hebat di atas kertas saja. Karena masih minimnya keterlibatan dan gerakan Pemda maupun masyarakat di kabupaten/kota. Namun, Pemprov mengakui bahwa pada tahap awal ini, pihaknya masih

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengingatkan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) supaya jangan bermain proyek. Orang yang diberikan pekerjaan melaksanakan suatu proyek harus benarbenar bekerja. Gubernur mendapatkan informasi bahwa ada yang

KO M E N TTAA R

Kurang 1.000 Fasilitator

H. Mohammad Rum (Suara NTB/dok)

bank sampah. Dalam upaya mewujudkan NTB bebas sampah, peran bank sampah sangat penting. Mereka inilah yang intens ke masyarakat. Karena bank sampah memiliki orang-orang yang akan mendatangi setiap rumah dan membeli sampah yang telah dipilah masing-masing rumah tangga. ‘’Sekarang bank sampah belum terbentuk di semua desa dan kelurahan. Sehingga kelihatannya belum terlihat gerakannya. Bersambung ke hal 15

Gubernur Ingatkan Kepala OPD Jangan Bermain Proyek

(Suara NTB/humasntb)

’’

(Suara NTB/humasntb)

PERBAIKAN rumah rusak berat akibat gempa belum bisa maksimal. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) kekurangan 1.036 fasilitator. Dalam catatan PUPR NTB, saat ini baru siap 1.364 fasilitator. Sementara kebutuhan fasilitator sekitar 2.400 orang, karena harus menangani 78.000 lebih rumah rusak berat. ‘’Sehingga kita kekurangan 1.036 fasilitator,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ir. H. Mohammad Rum, MT, Selasa (19/2). Bersambung ke hal 15

terkesan jalan sendiri. ‘’Memang seperti itu. Kita awalnya harus provinsi duluan bergerak. Secara bertahap komitmen kabupaten/ kota akan tumbuh,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom,

B.Sc.F, M.Si dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (19/2) sore kemarin. Madani mengatakan, untuk gerakan NTB bebas sampah ini, gubernur dan wakil gubernur terus berkoordinasi dengan para bupati dan walikota. Selain itu, Dinas LHK NTB juga memperkuat koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten/kota yang ada di NTB. Menurut Madani, belum terlihatnya gerakan NTB bebas sampah di kabupaten/kota diduga karena belum semua desa dan kelurahan memiliki

mengaku tim sukses mengerjakan suatu proyek di OPD. Setelah dapat proyek, tak dikerjakan tapi dijual atau diberikan kepada orang lain. ‘’Teman-teman kepala dinas harus punya keberanian memberikan pekerjaan pada orang yang betul-betul mengerjakan. Ndak boleh lagi diberikan kepada orang yang jual proyek. Apalagi ternyata orang yang jual proyek bekerjasama dengan pimpinan OPD,’’ kata gubernur saat rapat pimpinan (Rapim) di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur, Selasa (19/2) sore. Bersambung ke hal 15

Teman-teman kepala dinas harus punya keberanian memberikan pekerjaan pada orang yang betul-betul mengerjakan. Ndak boleh lagi diberikan kepada orang yang jual proyek. Apalagi ternyata orang yang jual proyek bekerjasama dengan pimpinan OPD

H. Zulkieflimansyah

Surplus 100 Ribu Ton

Cabai Diekspor ke Asia Tenggara dan Eropa Mataram (Suara NTB) Data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, produksi cabai di daerah ini mencapai 125 ribu ton setahun. Sementara jumlah konsumsi di dalam daerah hanya 25 ribu ton. Kepala Distanbun NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si yang dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (19/2) siang mengatakan, dari sisi produksi sudah tidak ada masalah. Sekarang tinggal masalah industrialisasi komoditas cabai. ‘’Kalau saya menawarkan investasi dalam bidang industrialisasinya. Akan ada yang mengambil (produksi cabai petani). Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/dok)

MELIMPAH - Produksi cabai di NTB melimpah. Setiap tahun, produksi komoditas ini surplus 100 ribu ton. Tampak petani cabai di wilayah Sekotong, Lombok Barat, sedang merapikan hasil panennya.

(Suara NTB/humasntb)

RAPIM - Suasana Rapim yang dipimpin Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah didampingi Wagub, Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Sekda NTB, H. Rosiady H. Sayuti, dihadiri seluruh Kepala OPD lingkup Pemprov NTB, Selasa (19/2).

Soal Program Industrialisasi, Banyak yang Skeptis Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengatakan program industrialisasi tak harus identik dengan pabrik-pabrik besar dan teknologi canggih. Namun, inti dari industrialisasi adalah pendalaman struktur industri. Hal tersebut dikatakan gubernur saat memimpin rapat pimpinan (Rapim) yang dihadiri Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Sekda NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, M. Sc, Ph.D dan seluruh Kepala OPD lingkup Pemprov NTB, Selasa (19/2) sore kemarin. Gubernur mengatakan industrialisasi merupakan salah satu yang diidamkan dalam lima tahun ke depan. ‘’Banyak orang yang skeptis. Industrialisasi ini jangan sampai omongan saja yang besar, tapi kenyataannya tidak ada,’’ katanya. Gubernur mengatakan, industrialisasi tidak harus identik dengan pabrik-pabrik besar atau teknologi yang canggihcanggih. Namun sebenarnya inti dari industrialisasi itu adalah pendalaman struktur industri. ‘’Kalau tadi yang kita cuma bisa mengirim jagung, dengan adanya industrialisasi yang kita maksudkan, sebisanya pengolahan dilakukan di NTB,’’ katanya. Jika sebelumnya NTB cuma mengirim sapi hidup ke luar daerah. Maka dengan adanya industrialisasi, sebisa mungkin dilakukan pemotongan di dalam daerah. Sehingga yang dikirim bukan sapi hidup tetapi dalam bentuk daging. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.