Edisi Rabu 19 Desember 2018 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

RABU, 19 DESEMBER 2018

Pengemban Pengamal Pancasila

16 HALAMAN NOMOR 237 TAHUN KE 14 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Jatah APBN untuk NTB Rp24,73 Triliun Mataram (Suara NTB) Tahun 2019, jatah APBN untuk NTB menembus angka Rp24,73 triliun. Belanja negara sebesar itu diperuntukkan bagi 11 Pemda dan instansi vertikal yang ada di NTB. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan NTB, Syarwan mengatakan, belanja negara yang akan direalisasikan di wilayah Provinsi NTB mencapai Rp24,73 triliun meliputi belanja untuk satuan kerja kementerian negara/lembaga sebesar Rp8,274 triliun. Dan belanja yang disalurkan sebagai Dana Transfer ke daerah sebesar Rp16,456 triliun termasuk Dana Desa. ‘’Dana Desa Tahun 2019 untuk desa-desa di Provinsi NTB dialokasikan Rp1,181 triliun,’’ sebut Syarwan saat penyerahan DIPA 2019 kepada bupati/walikota dan pimpinan instansi vertikal di Halaman Kantor Gubernur, Senin (17/12) malam.

Syarwan mengatakan, Dana Desa tahun 2019 meningkat 20,14 persen dari alokasi APBN 2018 yang hanya Rp0,983 triliun. Alokasi yang meningkat tersebut telah sejalan dengan tren peningkatan secara nasional. Secara keseluruhan, katanya, dokumen DIPA 2019 yang diserahkan dan direalisasikan di wilayah Provinsi NTB sebanyak 386 DIPA. Yang mencakup nilai sebesar Rp8,274 triliun dan DAK Fisik Dana Desa sebesar Rp3,746 triliun, yang akan dibayarkan di empat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang ada di NTB. Bersambung ke hal 15

(Suara NTB/nas)

SERAHKAN - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah menyerahkan DIPA 2019 kepada bupati dan walikota se - NTB.

Rekening Korban Gempa Baru Terisi 463 Pokmas Mataram (Suara NTB) Satgas TNI Rehabilitasi Rekonstruksi gempa Lombok – Sumbawa bersama unsur lainnya terus kebut pembentukan kelompok masyarakat (pokmas) untuk pembangunan rumah tahan gempa. Sementara rekening yang baru terisi 463 Pokmas untuk menangani 6.671 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Sesuai update data per Selasa (18/12) kemarin, Pokmas yang terbentuk memang belum mencapai target. Sementara yang sudah terbentuk, dari 1.754 Pokmas untuk menangani 20.985 KK. Sedangkan yang sudah punya SK Bupati , 1.694 Pokmas iuntuk mengani 20.039 KK. ‘’Sedangkan jumlah rekening, dari 846 menjadi 1.000 Pokmas untuk penanganan 10.707 KK, jumlah rekening yang sudah terisi 464 Pokmas, ini untuk mengani 671 KK,’’ Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/ars)

CEK HUNTAP - Dansatgas Penanganan Gempa Lombok – Sumbawa, Farid Makruf saat mengecek Huntap di Dusun Karang Panasan KecamatanTanjung Lombok Utara.

TO K O H Perlu Deteksi Dini BENTROK antara pemuda Lingkungan Karang Genteng Pagutan, Kota Mataram dengan warga Desa Bajur Kecamatan Labuapi Lombok Barat diharapkan tidak terulang. Perlu ada langkah antisipasi dan deteksi dini potensi bentrokan yang dominan disebabkan hal hal sepele. Danrem 162/WB Kol. CZI. Ahmad Rizal Ramdhani mengaku sudah mengumpulkan semua Babinsa dan Danramil di bawah Kodim 1606/Lobar. Ia menekankan kepada Babinsa khususnya, untuk mendeteksi percikan kecil yang berpotensi menjadi bara konflik. Bersambung ke hal 15 (Suara NTB/ars)

KO M E N TTAA R Batal Periksa Tersangka KEJAKSAAN Tinggi NTB batal memeriksa dua tersangka dugaan korupsi pada PT. Bank NTB. Alasannya, saat agenda pemeriksaan, kedua tersangka tidak hadir, sehingga dilayangkan panggilan kedua. Dua tersangka adalah Direktur PT. PDM, Sur dan Direktur Cabang Bank NTB Dompu, SR. Sedianya penyidik meminta keterangan Rabu pekan lalu. ‘’Tapi pada Rabu pekan kemarin dua tersangka tidak hadir,’’ Bersambung ke hal 15

Dedi Irawan (Suara NTB/dok)

BNPB Gelontorkan Rp1,54 Triliun HINGGA pertengahan Desember 2018, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menggelontorkan dana bantuan stimulan perbaikan rumah korban gempa sebesar Rp1,54 triliun. Pemerintah pusat dan daerah telah memetakan kebutuhan pemulihan pascagempa di NTB. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan total kebutuhan pembiayaan pemulihan di sektor perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi produktif dan lintas sektor mencapai Rp12 triliun. ‘’Hingga saat ini BNPB telah memberikan stimulan perbaikan rumah sebesar Rp1,54 triliun kepada masyarakat yang rumahnya rusak,’’ sebut Sutopo dalam keterangan resmi yang diterima Suara NTB, Selasa (18/12). Ia mengatakan, BNPB akan memberikan bantuan stimulan perbaikan rumah sesuai kebutuhan yang

ditetapkan Pemda. Pemulihan rumah ditargetkan selesai pada Maret 2019 di semua sektor sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018. Sutopo menyebutkan, hingga 15 Desember 2018, 198 unit rumah telah terbangun pascagempa di NTB beberapa waktu lalu. Rumah-rumah tersebut dibangun dengan beberapa pendekatan yang diminati oleh para korban gempa. Sejauh ini, rumah yang dibangun menggunakan metode Risha, Riko, Rika dan RCI. Berdasarkan data Pos Komando (Posko) Satuan Tugas Tahap Rekonstruksi dan Rehabilitasi (15/12), 2.910 unit rumah sedang dibangun dengan beberapa metode tadi. Jumlah terbanyak yang sedang dibangun yaitu dengan metode Risha sejumlah 1.582 unit, dengan rincian Risha 1.582 unit, Riko 890, Rika 430, dan RCI 8. Proses pembangunan tersebut tersebar di seluruh wilayah NTB.

BANGUN - Salah satu bangunan Huntap yang siap ditempati. (Suara NTB/bnpb)

Berdasarkan data Posko kata Sutopo, peminat tertinggi untuk metode rumah instan sederhana sehat (Risha) dengan jumlah 6.917 keluarga (KK), disusul dengan rumah konvensional (Riko) 4.438 KK, rumah kayu (Rika) 2.596 KK. Sementara untuk rumah Cetak Raswari Indonesia (RCI) hanya 43

KK. ‘’Pemerintah membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa,’’ katanya. Meskipun telah terbentuk Pokmas, beberapa tantangan terjadi di lapangan sehingga menghambat proses rekonstruksi fisik pembangunan rumah. Bersambung ke hal 15

Dampak Gempa, Kunjungan Wisman KLU Anjlok Tanjung (Suara NTB) Angka kunjungan wisatawan sepanjang 2018 Lombok Utara menurun cukup drastis. Penurunan tersebut lebih disebabkan daerah wisata di Lombok Utara terdampak oleh gempa yang terjadi beberapa kali mulai dari 29 Juli, 5 Agustus dan gempa-gempa susulan. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Lombok Utara, Bratayasa, Selasa (18/12), menyampaikan angka kunjungan wisatawan tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2017 lalu. Tahun lalu, total kunjungan mencapai 995.966 orang. Sedangkan

tahun, jumlah pengunjung sebanyak 550.060 orang (sampai November 2018). Bratayasa menyebut, target kunjungan wisatawan tahun ini sejatinya lebih tinggi dari 2017, atau sebanyak 1,5 juta orang. Tetapi akibat kejadian bencana alam, Lombok Utara tidak lagi menjadi destinasi dimana pengunjung memilih daerah lain yang lebih aman. “Capaian jumlah kunjungan sampai November sebanyak 550.060 orang, terdiri dari wisatawan asing 471.253 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 78.807 orang,” ujarnya. Jika dilihat dari kurun waktu sejak Januari lalu, capaian

kunjungan ke KLU relatif fluktuatif. Januari Februari, kunjungan mendekati 50 ribu orang. Sedangkan pada 5 bulan berikutnya (Maret - Juli) kunjungan bulanan relatif tinggi dari 63 ribu sampai 81 ribu orang. Kejadian erupsi Gunung Agung dan gempa pada 29 Juli serta 5 Agustus, menyebabkan kunjungan anjlok drastis. Bulan Agustus saja, wisatawan yang datang hanya 7.818 orang atau rata-rata sehari 260 orang. Pada Bulan September, rata-rata sehari kunjungan bertambah 661 orang atau 19.844 orang sebulan, Oktober sebanyak 997 orang sehari

atau 29.931 orang sebulan, dan November bertambah signifikan 1.245 orang sehari atau 37.362 orang sebulan. “Kunjungan masih di-

dominasi oleh wisman mencapai 86 persen. Animo mereka terhadap 3 gili masih cukup tinggi,” sebutnya. Bersambung ke hal 15


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Rabu 19 Desember 2018 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu