Edisi Jumat 19 Juli 2019 | Suara NTB

Page 1

SUARA NTB

16 HALAMAN NOMOR 107 TAHUN KE 15 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

Pengemban Pengamal Pancasila

JUMAT, 19 JULI 2019

Kohesikan Seluruh Energi,

Wujudkan IC sebagai Pusat Peradaban NTB memiliki banyak potensi atau energi untuk mewujudkan IC sebagai pusat peradaban. Hanya saja, energi yang masih tercecer perlu dikohesikan sehingga menjadi kekuatan bersama mewujudkan IC sebagai pusat peradaban. Hal tersebut mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) Islamic Center Sebagai Pusat Peradaban yang dilaksanakan Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB di Ruang Redaksi Harian Suara NTB, Selasa (16/ 7). FGD tersebut menghadirkan tiga narasumber. Masing-masing, Penanggung Jawab Harian Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H. Agus Talino, Dr. Adi Fadhli dari Nahdlatul Ulama (NU) NTB dan Akademisi UIN Mataram, Dr. Dedi Wahyudin, Lc, MH, dengan Mod-

erator M.Azhar, SIP (Redaktur Pelaksana suarantb.com) H. Agus Talino mengatakan, NTB memiliki banyak potensi dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM). Banyak putra-putra daerah yang merupakan alumni Timur Tengah. ‘’Hanya saja potensi atau energi itu mungkin masih tercecer. Belum terkohesi menjadi kekuatan besar. Mudah-mudahan ini dipikirkan. Sehingga seluruh energi ini menjadi kekuatan bersama untuk kita membangun. Tidak saja IC (sebagai pusat peradaban) tetapi juga NTB, juga membangun bangsa,’’ katanya. Bersambung ke hal 11

H. Agus Talino

Satukan Pandangan tentang Islamic Center ISLAMIC Center (IC) sudah menjadi ikon di NTB. Belakangan ini pengelolaan IC sedang diwacanakan akan berada di bawah instansi atau dinas tertentu. Namun, perlu dipahami bahwa IC memiliki banyak kegiatan yang tidak bisa hanya berada di bawah satu instansi. Dibutuhkan juga kesatuan pandangan tentang pengelolaan IC ke depan. Hal itu disampaikan Kepala UPT Islamic Center BPKAD NTB, Sulaiman Jamsuri. Menurutnya, harus dipahami bersama bahwa IC memiliki banyak sekali kegiatan yang tidak mungkin bisa dibawa ke salah satu dinas tertentu. “Di sana ada masjid, ada aktivitas keagamaan, ada di sana aktivitas tourism, dan di sana juga ada pendidikan,” katanya. Oleh karena itu, dibutuhkan program atau platform yang betul-betul matang disiapkan sejak awal. Sulaiman mencontohkan terkait anggaran, dengan adanya UPT IC saat ini merupakan salah satu jalan terbaik agar IC bisa beroperasi, karena biaya yang dibutuhkan cukup besar. Namun ke depan, IC butuh mandiri karena tidak terus bergantung ke pemerintah. ‘’IC harus mampu menghidupi dirinya sendiri,’’ katanya. Sulaiman juga mengatakan, dibutuhkan kesepahaman bersama bagaimana mengelola IC ke depan. Salah satu yang membedakan IC di NTB yaitu adanya UPT. Ia menyampaikan, banyak tipe masjid di luar daerah yang beragam. Bersambung ke hal 11 Sulaiman Jamsuri

Sahnan

(Suara NTB/ars)

Adi Fadhli

I Gede Putu Aryadi

(Suara NTB/ars)

Pemprov NTB di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc - Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd bertekad menjadikan Islamic Center (IC) sebagai pusat peradaban. Target menjadikan IC NTB sebagai pusat peradaban merupakan salah satu program unggulan NTB Gemilang yang tertuang dalam RPJMD 2019-2023 yang terdapat pada misi NTB Aman dan Berkah.

Perlu Cetak Biru Kembangkan IC NTB AKADEMISI Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Dr. Dedi Wahyudin, Lc, MH mengharapkan Islamic Center (IC) NTB dapat menjadi ‘’jangkar’’ kekuatan umat beragama di NTB. Untuk itu, harus ada cetak biru untuk menjadikan IC sebagai pusat peradaban. ‘’Saya membayangkan tantangan saat ini. Di samping dia menjadi pusat peradaban. Dia mesti menjadi ‘’jangkar’’ kekuatan umat,’’ kata Dedi dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema IC Sebagai Pusat Peradaban yang dilaksanakan di Ruang Redaksi Harian Suara NTB, Selasa (16/7). Keberadaan IC bukan hanya memberikan warna bagi umat Islam di NTB. Tetapi juga umatumat beragama lainnya yang ikut menjadi pelangi, menambah keberagaman masyarakat NTB. ‘’Karena di situ ada (IC) kekuatan iman sebagai pusatnya. Lalu ada kekuatan intelektual, ada kekuatan ekonomi dengan zakat, infaq dan sedekah,’’ katanya. Di zaman Nabi Muhammad SAW, kata Dedi, fungsi masjid bukan hanya sebagai tempat

melaksanakan ibadah mahdhah. Tetapi masjid juga sebagai tempat mengatur negara, menyusun kebijakan pemerintahan, perang dan lainnya. Jika IC mampu digerakkan, dijadikan jangkar kekuatan umat, maka ia bisa menjadi pemantik perubahan masyarakat NTB. Bukan saja untuk satu kelompok, tetapi semua kelompok masyarakat yang ada di daerah ini. Untuk itu, perlu upaya yang serius menjadikan IC sebagai pusat peradaban dan jangkar kekuatan umat. Menurutnya, perlu dilibatkan banyak pemangku kebijakan unggul untuk mewujudkan hal tersebut. Ia menekankan pentingnya dibuat cetak biru tentang pengembangan IC sebagai pusat peradaban. Dari cetak biru tersebut, akan terlihat rencana yang akan dilakukan untuk mewujudkan IC sebagai pusat peradaban. Dedi menambahkan, jika ingin menjadikan IC sebagai pusat peradaban. Maka kita harus berpikir tentang sesuatu yang besar. Sejarah peradaban Islam yang dulu berkembang harus mampu dihidupkan kembali dengan upaya

mewujudkan IC sebagai pusat peradaban di NTB. IC sebagai ikon NTB harus menarik sejak awal. Bukan saja menarik dari sisi fisik jika dilihat dari luar. Tetapi juga menarik dan membuat nyaman dari dalam. Ia menuturkan, empat kali ke Arab Saudi menjadi petugas haji. Masjid-masjid yang ada di sana lebih nyaman daripada hotel. Bukan saja di Masjidil Haram, tetapi juga masjid-masjid yang ada di kampung. Dedi menyebutkan, sekitar 7 tahun berada di Timur Tengah menyelesaikan studi S2 dan S3 di Maroko. Universitas Al-Qarawiyyin yang dibangun yang dulunya merupakan sebuah masjid, dibangun pada 241 Masehi, sampai sekarang berdiri megah dan produktif melahirkan pemikir, ilmuan, sejarawan dan lainnya. Begitu juga Universitas Al Azhar Mesir, dulunya merupakan sebuah masjid. Bahkan, kata Dedi, universitas terkenal di dunia yang bernama Harvard University, dulunya merupakan sebuah gereja tempat ibadah umat Katolik. Bersambung ke hal 11

Jadi Aktualisasi Gerakan Umat

M.Azhar

suntikan tersendiri yang diperlukan di tengah keterbatasan kemampuan pemerintah dan pemerintah daerah dalam mengembangkan IC sebagai pusat peradaban, sesuai nilainilai kearifan lokal di NTB. Demikian disampaikan Plt. Kepala Diskominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos,MH

M. Syamsul Rijal

dalam FGD tersebut. Gede menegaskan, pengembangan IC memang harus menjadi gerakan umat. Ke depannya, pengelola IC harus memiliki inovasi yang lebih berfokus pada partisipasi semua pihak. ‘’Aktivitas di situ difasilitasi pembangunannya oleh pemerintah,’’ katanya.

Menurutnya, sejarah pembangunan Islamic Center yang dibangun sejak kepemimpinan Dr. TGH. M. Zainul Majdi memang mencerminkan adanya semangat keterlibatan umat. Misalnya saja, dari aspek dana pembangunan fisiknya. Dana ini dulunya berasal dari dua sumber. Sumber pertama

Tunjung Kusuma

adalah dari alokasi anggaran pemerintah daerah. Sumber lainnya adalah dana zakat. Di tahap pertama pembangunannya, Pemprov NTB mengalokasikan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk pembangunan Islamic Center. Dana itu dialokasikan secara bertahap. Sementara, dari

Mahmud AKS

zakat, berhasil terkumpul dana sekitar Rp8 miliar. “Setahun sekitar Rp2 sampai Rp3 miliar (dana zakat). Kita laporkan secara berkala berapa zakat dari pegawai dan dari masyarakat,’’ kenang Gede. Gede menilai, upaya melibatkan umat dalam pembangunan dan tata kelola memang

Lukman

dibutuhkan. Sebab, pemerintah memiliki keterbatasan sumber daya dan keterbatasan kewenangan. ‘’Memang dari sisi pemerintah ada keterbatasan. Pemerintah (hanya) menyiapkan regulasi, mendorong dan selanjutnya memfasilitasi,’’ katanya. Bersambung ke hal 11

H. Abdul Aziz

(Suara NTB/ars)

JIKA dilihat dari prosesnya, Islamic Center (IC) sudah berhasil menjadi aktualisasi keterlibatan umat dalam proses pembangunannya. Sekarang, keterlibatan umat adalah salah satu energi yang dibutuhkan untuk melanjutkan pengembangannya. Gerakan umat akan memberikan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.