LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 18 NOVEMBER 2019
8.000 Ton Lebih Tembakau Belum Terserap Mataram (Suara NTB) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB mendorong penyerapan hasil tembakau di NTB dapat selesai pada 25 November mendatang. Dengan begitu, sisa 5.500 ton hasil produksi yang masih berada di mitra dan 3.100 di petani swadaya (seluruhnya 8.600 ton) dapat terakomodir. “Normalnya itu sampai 25 November sudah diserap. Kalau menurut hemat saya pasti (terserap), cuma (butuh) waktu,” ujar Kepala Distanbun NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si. dikonfirmasi, Sabtu (17/11) di Mataram. Bersambung ke hal 11
Pengemban Pengamal Pancasila
(Suara NTB/ars)
Waspadai Narkoba Baru Jenis Kratom MENKES RI menetapkan perubahan penggolongan narkotika. Dimana, salah satunya terdapat narkoba jenis baru yakni Mitragyna speciose alias kratom alias ketum. Kratom sering digunakan pada suplemen makanan dan obat tradisional. “Publikasi data peredaran kratom sangat minim namun jual beli kratom sangat intens secara online di internet,” ungkap Kepala BNN Provinsi NTB, Brigjen. Pol.Drs. Gede Sugianyar Dwi Putra dikonfirmasi akhir pekan lalu. Gede Sugianyar Dwi Putra Bersambung ke hal 11
KO M E N TTAA R Kaji Skenario Setelah Transisi
H.Ahsanul Khalik
PEMPROV NTB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB sedang mengkaji skenario aturan setelah masa transisi rehabilitasi dan rekonstruksi selesai. Pemerintah pusat akan terlibat dalam pembahasan tersebut. Sebab bagaimana pun juga, rumah korban gempa yang belum jadi, harus dituntaskan. Bersambung ke hal 11
Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
RAMPUNGKAN - Sejumlah pekerja sedang merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Lombok Peaker di Tanjung Karang, Ampenan Kota Mataram. Jika PLTMG Lombok Peaker ini sudah selesai diharapkan mampu mengatasi masalah kelistrikan di Pulau Lombok.
KLU dan Kota Bima Sepi Peminat
Pelamar CPNS NTB Tembus 5.320 Orang Mataram (Suara NTB) Seminggu pascapembukaan pendaftaran seleksi CPNS 2019 di NTB, jumlah pelamar yang mendaftar secara online sudah menembus angka 5.320 orang. Dari 11 Pemda di NTB, Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan Kota Bima masih sepi peminat.
TO K O H
16 HALAMAN NOMOR 208 TAHUN KE 15
(Suara NTB/bul)
HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Drs. H. Fathurrahman, M. Si yang dikonfirmasi Minggu (17/11) sore menyebutkan, Lombok Tengah (Loteng) dan Kabupaten Sumbawa merupakan instansi Pemda yang paling banyak diburu calon pelamar CPNS 2019. Jumlah pelamar di dua Pemda tersebut sudah di atas 1000 orang. Sedangkan KLU dan Kota Bima, jumlah pelamarnya masih di
bawah 100 orang. Ia menyebutkan, jumlah pelamar CPNS di Pemda Loteng sudah mencapai 1.437 orang, sedangkan di Kabupaten Sumbawa jumlah pelamar sudah mencapai 1.335 orang. Sementara di KLU, jumlah pelamar baru 74 orang dan Kota Bima baru 83 orang. Sedangkan di Pemprov NTB, jumlah pelamar baru 405 orang. Kemudian Kota Mataram 190 orang, Lombok Barat 309 orang, Lom-
bok Timur 799 orang. Selanjutnya, kata Fathurrahman, Sumbawa Barat 191 orang, Dompu 290 orang dan Kabupaten Bima 207 orang. Total formasi yang dibuka dalam rekrutmen CPNS di NTB tahun 2019 sebanyak 3.204 formasi. Dengan rincian, Pemprov NTB 414 formasi, Lombok Timur 482 formasi, Lombok Tengah sebanyak 479 formasi dan Lombok Utara 237 formasi. Bersambung ke hal 11
Kementerian LHK Atensi Khusus Hutan dan Lahan Kritis Kawasan Mandalika Mataram (Suara NTB) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memberikan atensi khusus rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) yang kritis di Kawasan Mandalika. Rehabilitasi diarahkan pada daerah-daerah destinasi wisata super prioritas Danau Toba, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo dan Likupang serta lokasi ibukota negara di Kalimantan Timur (Kaltim). Kepala Dinas LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si mengatakan pada 2019 ini, akan dipersiapkan kebun bibit di sekitar Kawasan Mandalika. ‘’Tahun ini sekitar Mandalika akan dipersiapkan berupa kebun bibit, nanti penanamannya dilakukan swadaya bersama masyarakat setempat,’’ terang Madani dikonformasi Suara NTB, Minggu (17/11) siang. Untuk reboisasi hutan dan lahan kritis di NTB, pada tahun 2019 ini,
dapat dukungan dari Kementerian LHK. Madani menyebutkan dalam APBN 2019, NTB mendapatkan dukungan rehabilitasi hutan dan lahan kritis seluas 3.100 hektare. Berdasarkan data Dinas LHK dalam NTB Satu Data, luas hutan dan lahan kritis pada 2018 mencapai puluhan ribu hektare tersebar di delapan kabupaten di NTB. Untuk kawasan hutan yang kritis di Lombok Barat mencapai ribuan hektar pada 2018. Hutan produksi yang kritis seluas 2.111 hektare, hutan lindung 2.209 hektare dan hutan konservasi 434 hektare. Bersambung Madani Mukarom ke hal 11
Dua Investor Seriusi Rencana Pembangunan Kereta Gantung Mataram (Suara NTB) – Penjajakan yang dilakukan investor untuk pembangunan kereta gantung di NTB terus berlanjut. Dua daerah yang saat ini tengah diseriusi adalah kawasan pesisir yang masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan satu lagi kawasan kaki Rinjani. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB , Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si, menerangkan saat ini telah ada dua investor untuk kereta gantung yang getol berkomunikasi dengan pihaknya. ’’Kamis kemarin dia datang lagi mau komunikasi. Salah satu di antara dua itu ada yang tertarik di pesisir, satunya lagi tertarik di kaki Gunung Rinjani,” ujarnya dikonfirmasi, Minggu (17/11) di Mataram. Diterangkan Gita, ke dua investor tersebut berasal dari dalam negeri dan masih tergolong dalam aktivitas penanaman modal dalam negeri (PMDN). Pertemuan terakhir yang dilakukan pihak DPMPTSP NTB dengan kedua investor itu sendiri menindaklanjuti beberapa catatat sebelumnya terkait aktivitas investasi seperti perizinan dan lain-lain. Sebelumnya diterangkan setidaknya ada lima investor yang tertarik untuk investasi serupa. Walaupun begitu, melalui proses elaborasi untuk konsep, sasaran, dan prospek yang dilakukan tersisa dua investor yang menunjukkan keseriusan memproses persyaratan yang dibutuhkan. Persyaratan itu, melingkupi lima uji kelayakan. Diantaranya kelayakan administrasi, sosial, ekonomi, teknis, dan lingkungan. “Cable car (kereta gantung, Red) ini tidak bisa main-main, menyangkut nyawa orang nanti. Bagaimana jaminan itu, sertifikasi dari mana. ini harus kita kaji,’’ ujar Gita. Pihaknya mengharapkan agar investasi tersebut dapat segera terwujud. “Kalau kita inginnya lebih cepat lebih baik,” ujarnya. Realisasi kereta gantung ditargetkan beroperasi pada 2020 mendatang. Namun mempertimbangkan beberapa hal teknis yang disebut membutuhkan pendalaman lebih lanjut, tidak menutup kemungkinan target tersebut membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu, menanggapi beberapa isu penolakan yang mungkin menghambat proses investasi kereta gantung, Bersambung ke hal 11
Forum Investasi Sunda Kecil Ke-4 di Kupang (1)
Memadukan Sinergi ’’Jalur Sutra Maritim Abad 21’’ dan Konsep ’’Poros Maritim Dunia’’ HUBUNGAN bilateral Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan Pemerintah Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hubungan petinggi dan masyarakat ke dua negara terus semakin membaik. Kerjasama yang saling menguntungkan terus mendalam. Kedua negara juga terus menperdalam sinergi inisiatif ‘’Jalur Sutra Maritim Abad 21’’ yang digagas Tiongkok dengan konsep ‘’Poros Maritim Dunia’’ nya Indonesia. Hal itu diungkapkan Konjen RRT di Denpasar, Gou Haodong saat membuka
Forum Investasi Tiga Provinsi Wilayah Konjen RRT (Sunda Kecil) ke-4 di Kupang, NTT, Sabtu (16/11). Hadir pada forum investasi itu, Ny.Julie Laiskodat, mewakili Gubernur NTT. Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), NTB, Drs.H.L.Gita Ariadi M.Si, mewakili Gubernur NTB. I Ketut Sudibya, SH.MAP, Kabid Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Bali, mewakili Gubernur Bali serta 19 investor Tiongkok. Bersambung ke hal 11
(Bali Post/Bernadus Tokan/ant)
FOTO BERSAMA - Konjen RRT di Denpasar, Gou Haodong foto bersama dengan Istri Gubernur NTT, Julie Laiskodat serta utusan dari Bali, NTB dan NTT.